Wednesday, January 29, 2025

Rasio Anggaran Pertahanan Dan Diplomasi Militer

Rasio anggaran pertahanan Indonesia "selama hayat dikandung badan", sejak era Orde Baru sampai "dino iki" selalu berada di kisaran 0,7-0,8% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Seperti kita ketahui PDB Indonesia sampai akhir tahun 2024 sebesar 1,4 trilyun dolar dan ini menempatkan kekuatan ekonomi kita di ranking 16 besar dunia. Sehingga masuk grup ekonomi elite dua puluh besar G20. Sementara anggaran pertahanan tahun 2025 telah ditetapkan sebesar 165 trilyun rupiah. Setara dengan 10,12 milyar dolar. Angka ini berada di rasio 0,7-0,8% dari PDB kita tahun ini.

Jika kita membandingkan dengan negara ASEAN lainnya maka rasio anggaran pertahanan 0,7-0,8% ini adalah yang terkecil. Padahal luas teritori negeri kepulauan ini adalah yang terbesar di rantau ASEAN. Bandingkan dengan Singapura dan Myanmar yang mencapai 3%, Filipina 1,8%, Malaysia 1,1%, Thailand 1,2%. Sementara rasio anggaran pertahanan  China 1,7% dan Australia 2,04% dari PDB masing-masing. Artinya pengupayaan Kementerian Pertahanan Indonesia untuk meningkatkan rasio anggaran pertahanan menjadi 1,5% dalam perspektif kita sangat wajar. Meski harus dilakukan secara bertahap. 

Misalnya menuju rasio 1 persen dulu sudah sangat proporsional. Pada awalnya memang terlihat ada lonjakan drastis. Anggaran tahun ini yang sudah ditetapkan sebesar  US$ 10,12 milyar (0,7% dari PDB). Jika ingin menyesuaikan ke 1% dari PDB maka anggaran pertahanan tahun depan bisa menyentuh 14-15 milyar dolar. Catatannya adalah pertumbuhan PDB berkorelasi dengan pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi 5% maka PDB juga tumbuh 5 %. Anggaran sebesar ini diperlukan untuk pengadaan dan perawatan alutsista. Berbagai jenis alutsista baru yang menjadi aset pertahanan negeri ini perlu perawatan untuk kesiapan penggunaan. Termasuk adanya frekuensi latihan TNI yang lebih sering tentu memerlukan ongkos perawatan alutsista yang lebih tinggi. Tahun yang lalu berbagai latihan militer TNI skala besar dengan negara lain bisa kita saksikan. Seperti Garuda Shield, Orruda, Keris Woomera dan lain-lain. Termasuk latihan skala besar internal TNI.

Sementara itu dalam lalulintas diplomasi aktif, beberapa negara Indo Pasific melakukan langkah pendekatan serius dengan Indonesia. PM Jepang Shigeru Ishiba baru saja melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia tanggal 10-11 Januari 2025. Jepang kembali menawarkan kerjasama pertahanan. Utamanya untuk membangun kapal perang heavy fregate "Mogami Class" untuk Indonesia melalui pola kerjasama alih teknologi. Sebelumnya, sebagai bentuk keseriusan dan insentif kerjasama, negeri matahari terbit itu sudah menghibahkan 1 kapal besar untuk Coast Guard (Bakamla) Indonesia. Bukan kapal bekas. Ini kapal baru dan saat ini sedang dibangun di Jepang. 

Korsel saat ini sedang mempersiapkan hibah 1 kapal perang "Pohang Class" untuk TNI AL. Nah kalau ini kapal bekas. Bersamaan dengan upaya Seoul mengambil hati Jakarta "menghidupkan kembali" batch 2 pembangunan 3 kapal selam Nagapasa Class. Nagapasa batch 1 telah menghasilkan 3 kapal selam. Sayangnya hanya KRI Alugoro 405 yang pembangunannya di PT PAL Surabaya yang menghasilkan unjuk kinerja lebih baik. Dua "kakaknya" KRI Nagapasa 403 dan KRI Ardadedali 404 yang pembuatannya di Korsel menghasilkan performa kurang memuaskan. Namanya juga usaha, marketing komunikasi dan lobby-lobby intensif Korsel terus dilakukan, untuk to be continued pembangunan kapal selam batch 2 yang bergelar "anjing kampung" ini.

China juga aktif  melakukan diplomasi militer "penuh senyum" dengan Indonesia sebagai lanjutan diplomasi detente Xi Jinping dan Prabowo. Beijing secara implisit menawarkan 1 kapal perang destroyer dan 1 kapal selam ketika Menhan Sjafri Sjamsudin berkunjung ke China tanggal 21-22 Januari 2025. Sebelumnya Komandan Bakamla Laksdya TNI Irvansyah berkunjung ke markas CCG di Guangzhou China tanggal 10 Januari barusan. Semuanya untuk menindaklanjuti diplomasi detente tadi. Nah kita berpandangan, kunjungan PM Jepang ke Indonesia barusan. Dari kacamata percaturan geopolitik bisa dimaknai sebagai upaya Tokyo mengajak Jakarta agar tetap menjaga  harmoni persahabatan, dan tidak terlalu condong ke Paman Panda.

Dengan India, Prabowo menjadi tamu terhormat dalam perayaan hari jadi Republik India ke 76. Kunjungan Presiden Indonesia tanggal 23-26 Januari 2025 ini menjadi kunjungan paling bermarwah dalam sejarah persahabatan Indonesia-India. Parade militer India yang megah itu menempatkan 350 taruna Akmil dan prajurit TNI berada paling depan. Dengan langkah tegap mengumandangkan mars Maju Tak Gentar, kontingen satu-satunya dari luar India ini mendapat applaus dari hadirin. Begitu bersahabatnya India menyambut kedatangan delegasi tamu dari Indonesia selama 3 hari. Berlanjut kemudian dengan finalisasi pengadaan alutsista canggih peluru kendali Brahmos senilai US$ 450 juta. Alutsista ini sangat dinantikan untuk memperkuat pertahanan pantai Natuna dan IKN. Bahkan untuk pertahanan selat-selat strategis Indonesia seperti selat Sunda, selat Lombok.

Upaya saling berkunjung untuk menguatkan kerjasama dan persahabatan di kawasan Indo Pasific adalah bagian dari strategi diplomatik cerdas Indonesia yang bersahabat dengan semua. Termasuk diplomasi militer, penawaran kerjasama pertahanan, pengadaan alutsisa untuk memperkuat teritori negeri ini. Diplomasi internasional Indonesia dengan baju diplomasi militer tentu memerlukan postur kegagahan dong. Untuk memberikan value added yang bernama marwah dan martabat. Oleh sebab itu perkuatan militer kita yang sampai saat ini masih berkategori minimum essential force menjadi sebuah keniscayaan. Pengadaan alutsista strategis seperti kapal perang heavy fregate, kapal selam, jet tempur, drone bersenjata, radar, berbagai jenis peluru kendali memerlukan anggaran besar. Peningkatan rasio anggaran pertahanan menjadi 1-1,5 persen dari PDB adalah keniscayaan yang pantas dan wajar untuk percepatan penguatan postur pertahanan negeri. 

****

Jagarin Pane / 28 Januari 2025


47 comments:

Anonymous said...

Semoga ekonomi indonesia akan semakin baik dan berimbas ke anggaran pertahanan........

Anonymous said...

Harapannya untuk kasel interim langsung kasel dari germany sekalian upgrade ketiga kasel chang bogo class. Semoga.

Waipios said...

Pencerahan yg bagus bung jagarin thanksπŸ™

Anymous07 said...

Saya heran, dalam publikasi alutsista terkadang disebutkan jumlah pesawat tempur indonesia sampai ratusan, sedangkan jika kita lihat hawk 209 dan 109 aja bakal dipensiunkan, dan pesawat yang lama bahkan ada yang masuk museum dan juga ada dipasang di tempat strategis untuk tempat wisata. Kalau dalam keadaan perang, saya berharap para jenderal dan yang memberikan data serta pejabat kemenhan, diterjunkan di garis paling depan, agar mereka tahu yang dihadapi pasukan di garis depan itu apa, dan pentingnya dukungan dari pesawat tempur terutama jet tempur, selain pesawat peringatan dini, pesawat angkut, pesawat penyuplai BBM, pesawat patroli maritim yg dipersenjatai, drone kamikaze, drkne gg dipersenjatai, helikopter serang, helikopter serbu, helikopter angkut, helikopter pengangkut alutsista, helikopter ambulance, dsbnya. Tolong berikan data yang benar, sehingga pengadaan alutsista bisa memberikan keamanan bagi pasukan indonesia yang berada di garis depan dan juga untuk melindungi seluruh rakyat Indonesia juga wilayah NKRI.

Anonymous said...

Imposible..gak mungkin di umbar semua semua negara pasti begitu..lagian km kok pengen tau banget..who're you?

Jagarin Pane said...

Thx a lot

Anymous07 said...

Maaf yang warga negara Indonesia tidak hanya saudara. Saya juga warga negara Indonesia, saya ingin negara saya Indonesia menjadi kekuatan utama di Asia Tenggara, cukup sudah kita diremehkan oleh negara lain di Asia Tenggara dan negara lain di belahan bumi lain, sehingga jika ada negara lain yang tidak bisa respon kepada Indonesia, kita punya power untuk bargaining posisi jika ditantang, apalagi kejadian beberapa waktu lalu tenaga kerja Indonesia di Malaysia ditembak, mereka itu bukan hewan apapun alasannya, saya tidak tahu dengan saudara dan nasionalisme saudara, mungkin saudara masih bisa sabar, kalau saya udah tidak sabar, kalau saya, jika ada warga indonesia yang tewas akibat perlakuan yang seberang dari aparat negara lain, indonesia bisa gerak, jika negara anda tidak bisa tegas kepada oknum aparat yang menyalahgunakan kewenangan dengan melakukan tindakan yang menewaskan negara Indonesia, secara tidak langsung anda telah mendukung oknum aparat saudara untuk menyerang arga negara Indonesia, sehingga tindakan tersebut tidak bisa ditolerir dan dianggap menyatakan perang.

Anonymous said...

Yg menarik apabila kita ada pengadaan alatista dengan skema seperti pembelian Paolo Thaon di Revel class instan 2 thn kurang sudah sedia barangnya ....bisa dibayangkan apabila kita ada pengadaan kasel / frigate...ambil contoh kita pengadaan mogami class langsung tersedia kurang dari 2 thn atau skemanya 1 sudah jadi selebihnya membangun dari awal ....

Jagarin Pane said...

Sepemikiran dengan saya, marwah negeri adalah spirit kita berindonesia. Jiran sebelah mindsetnya memang menganggap kita sebagai tetangga kelas bawah.

Anonymous said...

Kalau rudal saja kita belum bisa mandiri untuk membuatnya jangan harap kita akan bersaing dengan singapura.ayo pemerintah segera perkuat TNI kita dengan TOT Rudal segala Jenis

Pusing pusing said...

Membayangkan USD 25,5milyar
Menkeu RI menargetkan dana tersebut utk memodernisasi alutsista 3matra TNI dan dana tersebut pastinya buat beli alutsista militer kondisi baru Gress.
Dana sebesar itu kalo di Agi rata utk masing masing matra, maka masing masing matra TNI akan mendapat dana sebesar USD 8,5milyar.
Utk TNIAU setelah membeli 42unit jet tempur baru Rafale Perancis + 5unit C130j Hercules baru+ 2 unit angkut berat dari AIRBUS Perancis sisanya jadi berapa uangnya?.
Lalu TNI-AL beli 2unit Fregat baru PPA Italia + 2unit kapal selam baru scoorpen class Perancis + 2unit heavy fregat FREMM class baru Italia sisa uang tinggal berapa?.
Demikian pula utk TNIAD yg konon beli 24unit helikopter baru BlackHawk class USA dll sisa uangnya tinggal berapa?
Di sini dapat dilihat bila dana anggaran dari Menkeu RI dibagi rata antar matra pasti yg diuntungkan adalah TNIAD karena harga peralatan perang di darat tidak semahal seperti kapal perang atau pesawat terbang tempur.
Nah kali sudah begini kejadiannya, bagaimana caranya bila TNIAU atau TNI-AL mau beli baru produk alutsista yg dipilihnya tapi sisa uangnya kaga mencukupi? Apakah pihak Menkeu RI mau bersedia menambah anggaran khusus buat TNI-AL dan TNIAU buat beli peralatan perang yg dipilihnya tapi kekurangan uang dari dana USD 8,5milyar?

Anonymous said...

Ada kabar Indonesia mo beli fregat fremm ?

Anonymous said...

Sama halnya ketika melihat orang luar negri yg lagi di landa kesusahan, kelaparan biasanya rasa simpati orang kita selalu besar bahkan bisa di sebut berlebihan sampai ada yg rela jual2 barang berharganya hanya demi bisa membantu orang luar tersebut tapi ketika ada tetangganya yg lagi kesusahan kelaparan gak bakalan tuh sampai jual kendaraan demi untuk membantu tetangganya tersebut.. Walaupun alasan nya demi harga diri bangsa dan rasa solidaritas tapi kenapa kalau yg menginjak2nya warga negara kita sendiri reaksinya selalu berbeda.

Anonymous said...

Emang singapur dah BS bikin rudal

Anonymous said...

Mudah2an nanti kita banjir real frigate dan Destro..ada buatan luar dan dalam..cina setahun bs meluncurkan 6 Destro PT PAL 2 tahun BS meluncurkan 2 real frigate..ini perkembangan yg luar biasa..TDK lama LG kekuatan 3 matra akan luar biasa yg lebih membanggakan akan banyak di topang binaan Tempatan utk 3 matraπŸ’ͺπŸ’ͺπŸ’ͺ

Anonymous said...

Negara konsumen( ukraina) vs negara produsen (rusia), ketika si negara konsumen kehabisan barang maka apa yg terjadi? Yah jadi pengemis 😁😁😁

Anonymous said...

Sedangkan koko panda hampir 100% produsen, dari mulai tusuk gigi sampai kapal induk mereka buat sendiri sedangkan di negara sebelah punya rudal beberapa biji dari luar pun masih di sayang2 😁😁😁

Anonymous said...

Jadi kalau mau melawan koko panda minimal alutsista negara sebelah 50 % nya harus buatan sendiri, karena kalau 70/80% alutsistanya masih impor bakalan kelabakan tuh. Kalau koko panda kehilangan satu alutsista strategis semisal pespur maka dengan mudah mereka akan membuat gantinya tapi kalau tetangga sebelah kehilangan satu pespur maka gantinya harus nunggu 5 tahunan, karena harus lihat2 dulu tuh barang terus penjajakan dan akhirnya kontrak efektif...jadi kebayang kalau misalnya negara kita perang habis2an seperti uraina vs rusia, mungkin tentara kita cuma pegang senapan doang karena cuma itulah senjata yg masih tersisa😁😁😁

Pusing pusing said...

Boleh boleh aja kita semua bermimpi yang indah indah tapi ujung dari sebuah mimpi adalah kenyataan hidup yg terjadi. Andaikata kenyataan hidup berbeda dengan yang diimpikan lalu harus bagaimana? Tapi itu semua wajar apa adanya karena hanya bermimpi.
Kenyataan yg terjadi saat ini soal alutsista TNI adalah hanya meremajakan/mengganti alutsista yg berumur tua dgn alutsista yg baru Gress atau bekas tapi masih ok punya.
Di RI kendalanya hanya di uang buat dana anggaran pembelian dan belum menyentuh uang utk dana anggaran perawatan pemeliharaan atau overhoul atau beli spare part baru buat stok gudang
Nah yang tidak kalah pentingnya adalah menyediakan uang buat dana anggaran operasional alutsista yg baru baru dimiliki TNI. Itu kira kira gambaran soal kenyataan hidup.

Anonymous said...

0,7% dari PDB bisa dibilang masih sangat kecil dibandingkan dengan negara negara tetangga baru thn depan di angka 1% tapi mudah mudahan dgn pertumbuhan ekonomi yg baik di kisaran 5% pertahun akan ada lonjakan yg signifikan apalagi dibarengi dgn kebijakan mengurangi belanja perjalanan dinas , hal gak yg tidak terlalu urgen dsb bisa lebih fokus pada pembelian alatista beserta pemeliharaannya karna kedepannya ada beberapa pembelian latista yg belum terealisasi seperti f 15, black hawk, mogami,fremm ,kasel interim dll πŸ™πŸ™

Pusing pusing said...

Dana PLN USD 25,5milyar
Kalo dibagi 3 sama rata berarti TNI-AL dapat dana USD 8,5milyar lalu TNIAU juga dapat dana USD 8,5milyar dan TNIAD juga dapat dana USD 8,5milyar.
Khusus utk TNIAD jelas dgn dana anggaran itu dapat mewujudkan peremajaan alutsista yg sudah berusia tua. Dana tersebut bisa segera akuisisi tank harimau 100unit lalu panser badak 50unit lalu panser cobra APC sebanyak100unit lalu panser cobra Canon otomatis 30mm digenapkan 100unit lalu panser cobra pengusung meriam otomatis anti serangan udara Sky.....sebanyak 50unit lalu meriam Medan 155mm Korsel sebanyak 50unit lagi lalu meriam Medan 105mm Korsel sebanyak 50unit lagi lalu meriam Canon otomatis 30mm atau 40mm anti serangan udara sebanyak 50 unit lagi entah itu buatan bofors Swedia atau buatan Jerman atau buatan RRC atau buatan Korsel lalu pengadaan helikopter baru BlackHawk USA sebanyak 24unit lalu pengadaan rantis maung sebanyak 59000unit lalu pengadaan truk militer ringan 4x4 dan truk militer medium 6x6 masing masing sebanyak 500unit lalu pengadaan anti tank roket roket pertahanan lalu pengadaan rudal jarak pendek jarak menengah dan jarak jauh .
Bila dana anggaran TNIAD ini dari USD 8,5milyar masih ada sisa , maka sisa dananya ini bisa dibagi dua utk diberikan masing masing kepada TNI-AL dan TNIAU.
Nah di sinilah bila masih kurang juga dana anggaran utk TNI-AL dan TNIAU barulah minta tambahan dana anggaran PLN yg baru ke Menkeu RI.

Anonymous said...

Kalo menhan terima tawaran dari jepang untuk membeli heavy fregate mogami class sama saja kita jalan di t4 , Harusy kita berani mengajukan inginy destroyer dari Jepang tapi dengan teknologi dan design yang di pake angkatan laut Jepang, untuk heavy fregate kita sudah ada merah putih sebagai dasar membuat heavy fregate selanjutnya

Anonymous said...

F15 ex batalin aja ,TNI AU sudah ada 33 f16 yang rencananya akan di upgrade setara viper dengan menggandeng Turki, cukup f16 buatan Amerika, selanjutnya kita harus berani masuk ke generasi 5 Dengan bernyali akuisisi su 57 felon , Rusia sekarang lagi butuh sekutu ekonomi, di sini lah Indonesia harus cerdik memanfaatkan y

Anonymous said...

Karena eskalasi konflik berada di natuna utara maka F15 ex adalah suatu keniscayaan yang harus dipenuhi dengan daya jangkau yg luas dan daya angkut yb besar ( yg konon dapat mengangkut sampai 22 rudal ). untuk angkatan laut sebaiknya konsentrasi pada kapal kapal buatan eropa bekas seperti Fremm untuk akuisisi cepat dan tetap berfokus pada pembangunan fregate merah putih. Ada baiknya jika kapal kapal LHD dapat dipersenjatai seperti pemasangan kanon oto melara 76 mm, rudal anti serangan udara macam mistral dan rudal rudal anti kapal seperti spike.

Anonymous said...

Tuch Alhamdulillah kontrak KS scorfeen evolved sudah aktif/ efektif

Anonymous said...

Serius ? .....wah akhirnya setelah nunggu lama tinggal nunggu interim..heheh

Anonymous said...

Mending nambah f 16 viper lebih murah, irit , lebih banyak ma totnya pasti lebih byk klo utk heavy fighter nya da ada Rafale sambil nunggu ifx

Anonymous said...

Sekarang pemerintah harus membuat alutsista anti korupsi 😁😁😁 karena para koruptor jauh lebih menyengsarakan rakyat kita di banding cina, karena kalau koruptor yg di ambilnya adalah darat laut dan udara.

Anonymous said...

Dulu sejahat jahatnya penjajah belanda mereka masih banyak meninggalkan bangunan2 dan infrastruktur yg masih bisa di pakai sampai sekarang tapi para koruptor cuma meninggalkan hutang buat anak cucu kita.

Pusing pusing said...

Kilas balik sejarah penjajah
Dulu penjajah Belanda memang membangun daerah koloninya di tanah Nusantara ini buat kepentingannya termasuk pembangunan pelabuhan dan kota Batavia yg sekarang terkenal sbg kota tua.
Tapi biaya pembangunan penjajah Belanda di tanah Nusantara ini ditagih Belanda kepada pemerintah RI yg baru terbentuk saat perundingan gencatan senjata setelah agresi militer Belanda ke2.
Dalam perundingan tersebut Belanda akan menyerahkan kedaulatan kepada RI dgn beberapa syarat yg salah satu syaratnya adalah bahwa pemerintah Hindia Belanda meminta ganti rugi kepada pemerintah RI yg terbentuk pasca Proklamasi Kemerdekaan RI 1945 yaitu dana dana pembangunan yg telah dikeluarkan pemerintah Hindia Belanda saat tanah tanah Nusantara menjadi koloni penjajah Belanda.
Jadi saat penyerahan kedaulatan dari penjajah Belanda ke pemerintah RI maka, pemerintah RI harus membayar lunas dana dana tersebut dgn cara dicicil yg lunas saat pemerintah Orde Baru kalo kaga salah tahun 1994..
Harap diingat yg namanya penjajah itu kurang bagus.

Anonymous said...

Penjajah dan koruptor sama2 jahatnya, ironisnya koruptor itu adalah anak bangsa sendiri yg tega menyengsarakan bangsanya hanya demi kepentingan dirinya, keluarganya dan kelompoknya, bangunan2 yg di bangun para koruptor biasanya tak bertahan lama bahkan masih barupun sudah hancur, boro2 bisa bertahan ratusan tahun seperti peninggalan belanda.

Anonymous said...

Kalau buat beli alutsista senilai triliyunan harus pinjam dulu dari luar negri tapi kalau buat dikorupsi nilai puluhan T bahkan ratusan T seperti gampang saja 😁😁😁

Pusing pusing said...

Nasib KF21 Boromae
Kerjasama proyek KFX-IFX antar Korsel-RI semakin gelap dan menggantung apalagi sudah ada beberapa insiyur RI yg ditangkap dalam kasus pencurian beberapa teknologi dalam proyek jet tempur baru tersebut. Sialnya RI sudah transfer uang sebanyak USD 200juta kalo kaga salah sebagai iuran pertama proyek tersebut yg kabarnya menghabiskan dana sekitar USD6milyar dan RI kebagian iuran sekitar 20%dari nilai proyek tersebut.
Semua gara gara tidak teliti membaca dokumen proyek kerjasama itu dari pihak RI karena ternyata proyek kerjasama KFX-IFX itu sebenarnya adalah proyek antara Korsel - USA - RI. Kenapa ada USA? Karena ternyata ada beberapa tak ologi kunci di proyek KFX-IFX yg memang Made in USA dan teknologi inilah yang membuat para teknisi RI dilarang mengakses teknologi tersebut sehingga akhirnya RI menunda cicilan iuran proyek.
Sekarang karena semakin hari tambah tidak jelas nasib proyek itu, maka alangkah baiknya RI cabut dari proyek KFX-IFX dan mengalihkan perhatian utk lebih fokus ke jet tempur generasi5 yg ada di depan mata yaitu jet tempur generasi 5 Made in Turkey atau Made in Rusia.
Tentu jet tempur generasi 5 itu harus di produksi lokal di PT DI
Atau kalo RI mau tanpa melihat generasi sebetulnya ada jet tempur baru yg murah meriah yaitu jet tempur ringan bermesin 2 yg bernama jet tempur scorpion buatan Textron USA. Nah kali mau sebaiknya RI ambil jet tempur buatan Textron USA ini karena biaya produksinya murah dan biaya BBMnya juga murah setiap jam terbang dan lebih murah dari F16.
Bagaimana?

Anonymous said...

Sy rasa pemerintah Indonesia tidak akan menyia-nyiakan pengorbanan dan dedikasinya serta dana yg SDH keluar PD proyek ini..korsel mmg mengecewakan SM dgn kasel cangbegonya tp Indonesia tidak bodoh PD produk strategis ini

Anonymous said...

Pemerintah coba memperbanyak lembaga penelitian dan mendukung dari sisi dana untuk dibuat lebih besar dan dibuat dalam jumlah banyak serta membuat industri pengolahan tanah jarang seperti pada link di samping: https://www.instagram.com/reel/DB2freQSaQy/?igsh=YWlhNjNlMTYzZ2R3

Anonymous said...

Insya Allah kemungkinan besar f15ex di cancel / di gantung status y , Kemenhan akan fokus pada upgrade 33 f16 di mana akan melibatkan teknologi dan rudal besutan turki, avioniky juga dari Turki,33 f16 TNI AU kemampuan y nanti setara viper versi turki, dari AS cukup upgrade 33 f16, setelah itu tinggal tunggu penambahan dari negara lain

Anonymous said...

Akhir y Indonesia dan turki joint Venture dan baykar buka pabrikan di Indonesia dengan menggandeng perusahaan holding swasta republikorp , membangun drone tb3 sebanyak 69 set untuk TNI AL dan juga ada joint Venture produksi rudal bersama berbagai jenis dengan aselsan

Anonymous said...

Maaf 60 set tb3 dan 9 set drone akinci

Pusing pusing said...

Pertahanan RI
Indonesia sudah merancang sistem pertahanan diri dari serangan musuh yg kemudian hari diberi nama Perisai Nusantara Trisula. Bagi sy sistem pertahanan RI ini menitik beratkan pertahanan pada satelit militer + radar radar berbasis permukaan + sonar sonar pasif dan aktif yg dipasang di setiap selat teluk atau celah celah perairan + rudal rudal permukaan ke permukaan alias rudal pertahanan pantai + rudal permukaan ke udara alias rudal rudal pertahanan anti serangan udara + ranjau ranjau laut + terpedo jarak jauh dan menengah + roket roket pertahanan diri baik ukuran 70mm 90mmm dan 122mm + meriam artilery jarak jauh ukuran 105mm dan 155mm + meriam meriam Canon otomatis anti serangan udara baik ukuran 30mm atau 40mm + drone drone patroli udara buat CCTV + drone drone kamikaze + drone drone penyerang yg bisa bawa bom granat bisa menembak senapan mesin via udara bahkan drone yg bisa menembakkan rudal rudal kecil kelas mortir dan roket roket kecil.
Inilah inti dari sistem pertahanan diri Perisai Nusantara. Inti inilah yg harus dipenuhi dulu setelah ok barulah melangkah ke jet tempur kapal perang kapal permukaan kapal selam helikopter tank panser dll.

Anonymous said...

Om jagarin pane ayo buat ulasan kerja sama Indonesia Turki dalam pengadaan drone wkwk

Pusing pusing said...

Upgrade KRI Golok
Penampilan KRI Golok sekarang ini masih kosong belum di install rudal permukaan ke permukaan.
Ada baiknya sebelum di install rudal terlebih dahulu pertahanan diri KRI Golok ditingkatkan baik di bagian haluan maupun buritan.
Hal ini bisa dilakukan oleh PT Ludin selaku si pembuat KRI Golok dgn cara yaitu apa yg ada di tank boat sena diaplikasikan ke KRI Golok.
Bagian atas anjungan KRI Golok yg menghadap haluan bisa dipasang meriam Canon otomatis 30mm milik tank boat Antasena, begitu juga bagian anjungan belakang yg menghadap buritan juga di pasang meriam otomatis 30mm milik tank boat Antasena. Hal ini tentu merubah dikit design dan konstruksi dari anjungan bagian atas yg menghadap haluan dan buritan.
Kalo ini sudah dilakukan, maka KRI Golok akan menjadi perkasa walau belum di install perangkat rudal permukaan ke permukaan. Kalo dipake patroli rutin, maka KRI Golok akan ditakuti musuh karena sudah dibekali pertahanan diri di bagian haluan dan di bagian buritan.
Kalo bisa PT Ludin bisa mengembangkan KRI Golok versi terpedo mengingat hanya KRI Golok yg punya kecepatan maksimum tercepat di TNI-AL. KRI tercepat inilah yg seharusnya dibekali terpedo serang sebagai solusi belum di install perangkat rudal pertahanan diri.

Anonymous said...

60 set tb3 dan 9 set akinci , 1 set itu sama dengan 4-6 drone , bila 60 set berarti 60 × 4 : 240 drone TB 3 khusus maritim dan 9 × 4 :36 drone ,jadi Kemenhan pesan drone itu 240+36 : 276 drone

Anonymous said...

Ayo bung jagarin kita tunggu ulasan yg LG sngt hangat ini..ruaaarr biasa bg penambahan kekuatan Indonesia ini..πŸ‘πŸ’ͺπŸ’ͺπŸ’ͺ

Anonymous said...

Berapa sebetulnya KRI yg dibutuhkan ?
Wilayah tugas TNI-AL dibagi 3 yaitu Komando Armada Barat lalu Komando Armada Tengah lalu Komando Armada Timur.
Dan TNI-AL total punya 14 Lantamal dari Sabang sampe Merauke. Sebetulnya inti tugas sehari hari TNI-AL dalam menjaga kedaulatan wilayah laut dan perairan RI terletak di 14 wilayah tugas yg dinamakan 14 buah Lantamal. Lalu 1 wilayah tugas Lantamal punya beberapa pangkalan atau pos TNI-AL yg disebut Lanal.
Dari sinilah bisa dihitung keperluan kapalnya yaitu.
A. Utk masing masing Lantamal harus diisi 1unit KCR 40 + 1unit KC terpedo 40 + 2unit KP 40m + 1unit KCR 60m + 2unit KP 60m + 2unit korvet bung Karno class + 1unit OPV 90m atau 1unit korvet Parchim class.+ 1unit kapal penyapu ranjau+ 2unit LST Frosch class atau 1unit LST Bituni class + 1unit kapal selam diesel elektrik changbogo class.
B. Wilayah Lanal TNI-AL harus diisi : 1unit tank boat Antasena + 3unit LCU + 3unit KP 28m dan kapal kapal yg masuk katagori KAL TNI-AL.
Lalu 1 Lantamal harus diisi dgn kekuatan 1batalyon infantri marinir + 1batalyon tank amphibi diisi dgn 10unit tank ampibi + 1batalyon panser amphibi diisi dgn 10unit panser ampibhi + 1batalyon KAPPA diisi dgn 10unit KAPPA ampibhi + 1 batalyon roket diisi dgn 5unit truk roket vampire + 1batalyon meriam artileri 105mm dan 155mm masing masing diisi sebanyak 5unit sampe 10unit.+ 1batalyon KIPAM marinir.
Jadi di sini bisa dilihat kebutuhan kapal selam TNI-AL yg sebenarnya dan kapal selamnya adalah changbogo class karena wilayah tugas patrolinya sebatas wilayah tugas dari masing masing Lantamal TNI-AL.

Jagarin Pane said...

Menuju kesanaπŸ™‚

Anonymous said...

Indonesia harus mengantisipasi hal yg tidak diinginkan, meskipun untuk saat ini hubungan diplomasi, militer, perdagangan dng cina baik2. Indonesia akan kesulitan utk memantau stasiun dasar laut yg dibangun cina apakah berada di dalam wilayah perairan Indonesia termasuk di ZEEE ? Liht link ini : https://www.indomiliter.com/mantapkan-klaim-di-laut-cina-selatan-beijing-izinkan-pembangunan-stasiun-ruang-angkasa-laut-dalam/

Anonymous said...

Banyak kontrak tpi blom PD efektif alias blom diduitin / panjar /dp