Lima tahun
itu tidak lama dan lima tahun dari tahun ini sama dengan tahun 2017 saat dimana
pertumbuhan dan pertambahan alutsista TNI telah menjadi fakta jelas. Adalah Presiden Yudhoyono yang memberikan
spirit ber alutsista ketika memberikan pengarahan dalam Rapat Koordinasi di
Mabes TNI Jakarta tanggal 9 Agustus 2012 di hadapan petinggi Kemhan dan TNI
sekalian berbuka puasa bersama, lima tahun lagi kita akan menjadi macan Asia. Spirit militer yang lain adalah pernyataan
orang nomor satu di negeri ini yang menyatakan jangan menggurui Indonesia dalam
soal HAM ketika bertransaksi bisnis alutsista karena penjajah adalah pelanggar
HAM terbesar. Negeri yang disindir jelas
Belanda karena ketika kita ingin mendapatkan Leopard dengan transaksi jual beli
tetapi disangkutkan dengan kondisi HAM di tanah air.
Kalau
melihat luasnya teritori negara ini yang harus dijaga maka memperkuat pengawal
republik yang bernama TNI itu merupakan sebuah keniscayaan dan rukunnya wajib
banget. Berpuluh tahun kita hanya bisa menyaksikan secuil jet tempur yang bernama F16 dan F5E
berupaya terbang ala kadarnya sekedar membuktikan nafas angkatan udara masih
ada. Selama itu pula berbagai pelecehan
teritori dilakukan oleh mereka yang mengaku bersahabat dengan negeri ini. Insiden Bawean tahun 2003 ketika konvoy kapal
induk AS melintas di laut Jawa, klaim Ambalat dengan provokasi angkatan laut
Malaysia tahun 2005, juga pelanggaran udara oleh jet tempur Hornet Australia
ketika krisis Timor Timur tahun 1999. Sebagai anak bangsa rasanya kok sesak
amat ya menyaksikan burung pengawal kedirgantaraan kita terseok-seok
mengibaskan sayapnya dan armada laut kekurangan kapal berkualifikasi striking
force.
Heli Bell 412EP sebagian sudah mengisi alutsista TNI |
Lima tahun
ke depan ekonomi Indonesia akan melaju secara meyakinkan dengan asumsi ceteris
paribus, tidak terjadi pergolakan di Timur Tengah. Prediksi pertumbuhan ekonomi
berkisar antara 6,8% sampai dengan 7%.
Kekuatan belanja tahunan (Purchace Power Years) atau yang disebut APBN
akan menembus 2.000 trilyun dan menjadi kekuatan ekonomi terbesar ke 14 di
dunia, terbesar di ASEAN. Sejalan dengan itu belanja militer diprediksi akan
menembus 100 trilyun per tahun. Pada saat yang sama kita sudah memiliki
sedikitnya 3 skuadron F16, 2 skuadron Sukhoi, 2 skuadron F5E, 1 skuadron T-50,
1 skuadron Super Tucano, 2 skuadron Hawk.
Sementara kehadiran 50 jet tempur IFX sudah diambang pintu.
Demikian
juga dengan angkatan laut yang sudah memliki 3 armada tempur dengan kekuatan
minimal 190 KRI termasuk 5 kapal selam. Tak ketinggalan pula penguasaan
teknologi rudal anti kapal dan rudal serang darat yang digelar di wilayah
perbatasan sudah menjadi kenyataan.
Angkatan darat sudah dilengkapi dengan ratusan MBT, Heli serang dan
rudal arhanud jarak sedang. Dengan
belanja militer sesuai renstra MEF (Minimum Essential Force) pertumbuhan dan
pertambahan alutsista akan terus berlanjut menuju kekuatan getar dan gentar.
Howitzer 155 mm Caesar sedang ditunggu kedatangannya |
Sejujurnya
kita berada dalam perjalanan itu dan kemajuan ekonomi kita sejauh ini
memberikan nilai tambah pada sentuhan pertumbuhan ekonomi dan cadangan devisa serta
nilai bursa saham yang menjadi indikator penting. Tetapi pertumbuhan dan
pertambahan ini tak menjadi perhatian media, utamanya jendela rumah yang
bernama layar kaca. Televisi swasta yang
menyandang predikat TV News hanya menampilkan sisi oposisi dan kritik yang
melewati batas-batas kepatutan. Yang
disiarkan dan di live kan hanya pendapat mereka yang “dia pikir dia
pintar”. Meminjam sebuah anekdot
tentang orang yang kalau botak di depan kepala selalu dianggap pemikir, lalu
kalau botaknya di belakang kepala dianggap orang pintar. Maka kalau botaknya di depan dan di belakang
kepala, dia pikir dia pintar.
Namun rakyat
sudah mampu memilah mana yang sampah mana yang buah, sehingga kelayakan
pendapat dan argumen yang didasarkan sentimen negatif dan politisasi sudah
mampu dipilah. Biar anjing menggonggong,
perjalanan pertumbuhan ekonomi jalan terus.
Yang jelas pendapat dan analisis dari lembaga ekonomi dan keuangan
internasional misalnya Bank Dunia, IMF dan ADB memberikan nilai plus untuk
kemajuan ekonomi RI. Itu pendapat yang
obyektif dan jauh dari bias politisasi untuk keuntungan opini pembenaran. Bahkan dengan IMF kita mampu menegakkan kepala
setelah melunasi utang kepda IMF berkaitan dengan krisis ekonomi 1998, kita
mampu memberikan pinjaman US$ 1 milar kepadanya.
Kebutuhan
alutsista perlu disesuaikan dengan perkembangan situasi kawasan yang
dinamis. Oleh sebab itu tidak tertutup
kemungkinan akan ada kejutan dalam hal pengadaan alutsista strategis kita. Misalnya kapal selam dan jet tempur. Sangat terbuka kemungkinan pertambahan
paralel dari yang sudah kita pesan seperti yang tersirat dalam pernyataan Menhan
Purnomo pertengahan Agustus 2012. Boleh jadi kita akan kembali menambah kapal
selam dari jenis lain selain Changbogo atau Sukhoi dari jenis yang terkini
teknologinya seperti Su35BM. Semua
tergantung kondisi di lapangan dan yang terpenting adalah ada kemauan dan
kemampuan untuk memperolehnya.
UAV pesawat intai yang mengisi skuadron di Pontianak |
Spirit
beralutsista dalam bingkai semangat kebangsaan perlu selalu didengungkan untuk
memberikan kebanggaan dalam berbangsa dan bernegara. Dalam kondisi kita yang sedang membangun
kekuatan militer sesuai renstra MEF, negara tetangga sudah banyak yang berbaik
hati dan menyapa dengan tata krama. Australia
berupaya mengambil hati dengan menunjukkan
cara pandang yang berbeda seperti yang ditunjukkan dalam Pitch Black
2012. Malaysia sudah mulai tahu diri dan
bersopan sikap. Singapura meskipun tak
menampakkan mimik kekhawatiran tapi sesungguhya mereka mulai berhitung ulang
dalam strategi pertahanan sarang lebahnya.
Belum lagi puluhan negara yang punya industri alutsista berkunjung ke
Jakarta untuk menjual senyum mengambil hati dan mengharap dapat order pengadaan
alutsista.
Sehubungan
dengan itu kita tidak bisa lagi bermain di wilayah inkonsistensi dalam urusan
pertahanan negara terutama ketika terjadi pergantian kepemimpinan
kenegaraan. Oleh sebab itu perjalanan
pertumbuhan alutsista harus tetap berada dalam barisan yang rapat dan seia
sekata untuk terus menambah dan mengembangkan alutsista produk dalam negeri dan
joint product disamping beli jadi. Negeri
ini harus punya militer dengan kemampuan berkelahi yang berteknologi tinggi,
tidak lagi sekedar masuk dulu baru gebuk, sebelum masuk ya digebuk sekalian,
itu yang paling tepat. Dan kita meyakini
satu saat kelak, tak lama lagi milter kita akan memiliki kemampuan pukul dan
membanting.
Sebagai
bangsa besar dengan teritori luas, kepemilikan milter yang kuat dengan beragam
alutsista berteknologi tinggi merupakan salah satu cara untuk mewibawakan
kedaulatan NKRI dari gangguan berbagai bentuk. Lebih dari itu dengan kekuatan
militer yang andal dan diperhitungkan, menjalankan diplomasi untuk kepentingan
nasional dan regional akan menjadi lebih mudah karena kehormatan dan kewibawaan
harga diri ada di dalam bingkainya. Sejauh
ini yang sangat membanggakan adalah dukungan mayoritas rakyat Indonesia dan DPR
untuk perkuatan milter kita. Ini
mencerminkan nilai kedewasaan dan kebersamaan sikap manakala menyangkut harkat
dan martabat bangsa. Bahwa semangat
nasionalis itu masih tetap terjaga ketika berhadapan dengan dinamika kawasan
dan pelecehan teritori NKRI.
********
Jagvane/23
Agustus 2012