Angkatan Laut
Indonesia sedang memperkuat taji tempurnya. Meski sebenarnya terlambat dalam
mempersiapkan kapal perang ukuran besar, setidaknya kehadiran Iver yang
digadang-gadang sudah mampu melegakan hasrat dan harapan kita.
Peremajaan dan
modernisasi angkatan laut kita sudah berjalan 10 tahun dalam bingkai program
MEF (Minimum Essential Force) TNI. Tetapi ternyata selama 10 tahun ini
kapal-kapal perang striking force yang dihadirkan lebih didominasi Kapal Cepat
Rudal (KCR) dan Kapal Patroli Cepat (KPC) ukuran 40m dan 60m.
Kapal perang ukuran
layak tanding baru Martadinata Class sebanyak 2 unit dan Bung Tomo Class
sebanyak 3 unit. Yang sudah hadir duluan sebelum MEF adalah korvet Diponegoro
Class sebanyak 4 unit. Ada juga Fatahillah Class yang baru di upgrade sebanyak
3 unit. Sementara Ahmad Yani Class masih tetap setia menjaga teritori laut kita
meski sudah sepuh.
Oleh sebab itu
menghadirkan kapal perang Real Fregate Iver Huitfeldt berbobot 6645 ton dari
Denmark adalah langkah strategis yang cemerlang dari decision maker. Kehadiran
Iver adalah kembalinya lambang kedigdayaan TNI AL sekaligus Flag Ship.
Kehadirannya nanti akan menjadi kapal perang terbaik di rantau ASEAN
mengalahkan Formidable Class Singapura yang berbobot 3200 ton.
Kabar terbaru yang
menggembirakan kita di tengah Pandemi Covid 19 ini adalah progress teknis
kontrak pengadaan Iver Huitfeldt sudah final. Bahkan ternyata pengadaan kapal
perang canggih ini tidak terbatas hanya 2 unit tetapi ditambah sampai 4 unit.
Kabar lain yang
ikut membungakan hati adalah dilanjutkannya kembali pengadaan kapal perang
Perusak Kawal Rudal Martadinata Class untuk kapal ketiga dan keempat.
Alhamdulillah karena itu artinya program transfer teknologi dari Belanda
kembali berlanjut. Moga-moga istiqomah, tidak goyah lagi alias pindah ke lain
hati.
Untuk negara
kepulauan sebesar ini sudah sepantasnya kita memiliki kekuatan angkatan laut
dan udara yang bisa diandalkan. Sebagai instrumen pertahanan garis depan
perkuatan penggebuk AL dan AU harus mendapat prioritas. Dan tidak perlu
diperdebatkan berdasarkan ego sektoral.
Lihat saja hot spot
terkini, situasi demam terus menerus di Laut China Selatan. Bersinggungan
langsung dengan Natuna, harus kita kawal dengan pengerahan armada kapal perang
dan jet tempur. Bulan Januari 2020 kita mengerahkan sejumlah jet tempur F16 dan
armada KRI ke Natuna.
Armada TNI AL sudah
dimekarkan menjadi tiga armada tempur. Demikian juga kekuatan pasukan Marinir
sudah dikembangkan menjadi tiga divisi. Yang belum adalah tingkat keterisian
berbagai alutsista yang dibutuhkan. Salah satunya adalah kebutuhan kapal perang
kelas berat.
Maka kita sambut
dengan suka cita kehadiran kapal perang Iver yang kelak akan diberi nomor awal
dua (2XX) meski belum diberi nama dari pahlawan negeri. Karena memakai nomor
seri awal dua, pasti akan lebih hebat dari Bung Tomo atau RE Martadinata atau Diponegoro.
Bisa jadi memakai nama Ahmad Yani Class kembali manakala Ahmad Yani Van Speijk
sudah pensiun.
****
Semarang, 03 Juni
2020
Jagarin Pane