Rencana penempatan 1 skadron jet tempur F16 Viper di Pontianak AFB,
sebenarnya tidak terkait dengan rencana pemindahan ibukota negara ke Kalimantan
Timur. Karena awalnya difokuskan untuk mengawal Natuna, lebih dekat ke Natuna.
Maka rencana penempatan itu menjadi sangat strategis karena sekaligus menjadi
payung utama untuk menjaga bumi Borneo yang sedang bergembira dengan rencana kehadiran
ibukota baru.
Sementara itu rencana memindahkan 1 skadron jet tempur Hawk di Pontianak untuk
“dikumpulkan” dengan skadron Hawk di Pekanbaru perlu dievaluasi kembali. Akan lebih baik distribusi 16 jet tempur Hawk
itu diurai ke Tarakan AFB, Natuna AFB dan Berau AFB. Jet tempur Hawk kita
ketahui juga sebagai pesawat pengebom dan ibukota baru itu berbatasan darat
langsung dengan negara jiran. Jadi Hawk diperlukan banget di Kalimantan. Kita
ketahui saat ini Pontianak AFB menjadi markas skadron Elang Khatulistiswa
dengan alutsista 16 jet tempur Hawk dan skadron 51 UAF dengan pesawat nirawak Aerostar
buatan Israel.
Apache dan Mi35, pantas untuk Kalimantan |
Sebagai ibukota yang berbatasan darat dengan negara lain, sangat layak
kekuatan TNI AD dilipatgandakan di Kalimantan. Setidaknya harus ada 1 Divisi
Kostrad disamping dua Kodam yang sudah eksis. Kodam Tanjungpura dengan wilayah
Kalbar dan Kalteng bermarkas di Pontianak saat ini memiliki kekuatan 10 batalyon
infantri, artileri, arhanud dan kavaleri. Sementara Kodam Mulawarman yang
bermarkas di Balikpapan dengan wilayah Kaltim, Kalsel dan Kaltara juga memiliki
kekuatan 10 batalyon infantri, artileri, arhanud, kavaleri plus 1 skadron
helikopter tempur di Berau milik Penerbad.
Sebagai pulau yang berbatasan darat dengan Malaysia dan menjadi pusat
pemerintahan negeri ini, perkuatan militer di Kalimantan harus setara dengan
Jawa. Ibukota baru harus dilindungi
dengan kekuatan minimal 1 brigade infantri mekanis, satuan peluru kendali jarak
pendek dan jarak menengah serta pangkalan militer seperti Halim AFB Jakarta. Pulau
Kalimantan yang berhutan lebat jelas memerlukan tambahan kekuatan batalyon
infantri dan armed yang disebar di dekat perbatasan Indonesia Malaysia.
Kekuatan Angkatan Laut jelas merupakan tugas utama Armada Dua yang
bermarkas di Surabaya. Pangkalan AL di Balikpapan harus ditingkatkan menjadi
pangkalan utama TNI AL yang bersifat khusus. Sudah ada pangkalan utama TNI AL
di Tarakan yang membawahi Balikpapan. Pangkalan bersifat khusus maksudnya harus
ada KRI yang stand by atau beroperasi di perairan Balikpapan setiap saat.
F16 Viper, sebentar lagi |
Ingat laut Sulawesi dan selat Makassar adalah laut dalam. Perairan ini
sangat ideal bagi perjalanan kapal selam ukuran besar. Itu sebabnya memilih
pangkalan kapal selam di Teluk Palu adalah karena idealnya perairan ini juga
karena mengawal Ambalat. Sayangnya
bencana gempa bumi da Tsunami merusak fasilitas pangkalan yang baru saja selesai
dibangun.
Natuna sangat membantu dari sisi pertahanan utamanya jika terjadi konflik
teritori dengan Malaysia, soal Ambalat misalnya. Pangkalan AU dan AL Natuna
dipersiapkan untuk pertahanan garis depan menangkal lidah naga China. Namun jika
terjadi konflik dengan Malaysia, pangkalan ini memegang posisi kunci untuk
memblokade aliran militer dari Semenanjung Malaysia ke Sarawak dan Sabah di
Kalimantan. Maka rencana perkuatan militer kita di Kalimantan sehubungan dengan
lokasi ibukota baru dari sisi strategi militer menguntungkan Indonesia terutama
soal Ambalat. Meski tujuan itu bukan karena Ambalat. Sama halnya dengan
memperkuat Natuna.
Sangat dimungkinkan kehadiran 1 divisi Kostrad di Kalimantan, apakah dengan
cara membangun divisi baru atau merelokasi satuan-satuan tempur yang tergabung
di Divisi Kostrad yang ada di Jawa. Artinya akan hadir sejumlah alutsista baru
misalnya tambahan Tank Leopard, MLRS Astross, Artileri Nexter, Roket Rhan,
termasuk satuan peluru kendali jarak menengah.
Dan semua model perkuatan itu diniscayakan ada di program MEF jilid 3
(2020-2024). Maka kita bisa saksikan
nanti frekuensi belanja alutsista semakin berkibar. Menjelang akhir MEF jilid 2 yang berakhir
tahun ini saja diprediksi akan ada sign kontrak jet tempur F16 Viper, Hercules
seri J, kapal perang Fregat, Radar, UAV, helikopter Apache, Chinook dan
lain-lain. Semuanya patut kita sambut dengan kebanggaan. Begitulah seharusnya berindonesia, memperkuat
benteng pertahanan, mewibawakan marwah ber NKRI dan memberdayakan posisi
geostrategis Indonesia.
Bandung, 03 September 2019
Jagarin Pane