Adalah sebuah dagelan ketika seorang petinggi Kemhan
melempar pernyataan ketidaktahuannya soal pengadaan Helikopter Agusta Westland AW101
yang dibeli dari Inggris. Di forum Komisi I DPR belum lama berselang Menhan dan Panglima TNI menyatakan soal
ketidaktahuan masing-masing mengenai pengadaan Helikopter bagus itu. Dalam
harmoni komunikasi relasi publik ini mestinya tidak boleh terjadi sehingga
masyarakat jadi bertanya ada apa gerangan.
Dalam proses pengadaan alutsista banyak hal yang publik
merasa tak terduga. Contohnya APC Bushmaster dari Australia, APC M113 dari
Belgia tiba-tiba berdatangan begitu saja. Kita pun baru mengetahui jika
ternyata kita mau beli 4 pesawat angkut berat A400M dari media asing sementara
media nasional kita tidak diberi informasi apapun, bahkan Panglima TNI saja
tidak tahu. Proses pengadaan yang terukur informasinya adalah pengadaan tank
Leopard, Astross Mk6, artileri Caesar Nexter, artileri KH178, KH179, kapal
selam Changbogo, jet tempur F16, jet latih T50, sejumlah radar. Itu semua adalah program yang dirancang oleh
Kemhan periode lalu.
Helikopter AW101, datang juga akhirnya |
Anggaran yang dikucurkan untuk Kementerian Pertahanan
adalah yang terbesar bahkan pada tahun-tahun mendatang akan semakin besar
lagi. Kita membutuhkan kekuatan
pertahanan yang berteknologi untuk menjaga negeri kepulauan yang luas ini. Masih banyak yang harus dipenuhi, masih
banyak alutsista yang harus didatangkan dan itu berarti masih banyak yang harus
dianggarkan untuk memenuhi kebutuhan pertahanan. Alhamdulillah pemerintah kita
sudah sadar diri bahwa membangun pertahanan tidak berkorelasi dengan kemajuan
ekonomi. Jadi sama-sama lah diperkuat.
Sejalan dengan itu sangat pantas jika Kemhan mampu
membahasakan program-program pembangunan kekuatan pertahanan negeri kepada
media dalam negeri yang kemudian menyampaikan kepada rakyat pemilik republik. Lebih
penting dari itu menjaga harmoni komunikasi relasi publik dengan pemangku
kepentingan seperti Kementerian Keuangan, Bapenas, TNI, Industri pertahanan dan
masyarakat luas pecinta republik.
Kita ingin menggaris bawahi bahwa salah satu
ketidakharmonian komunikasi di Kemhan adalah membahasakan program dengan pernyataan
yang jelas dan tegas. Kita merasa tidak mendapat
informasi maksimal dari Kemhan. Tiba-tiba ada release dari SIPRI tentang
shopping list alutsista kita. Tiba-tiba ada berita dari Janes kita mau beli
A400M sementara Sukhoi SU35 yang sudah
dibahasakan berulang kali mau dibeli tak jua sampai pada kalimat kontrak.
Dampaknya ada skadron tempur yang non aktif karena tidak ada aktivitas apapun
karena pesawat lamanya sudah grounded.
Pesawat angkut A400M, mau beli 4 biji katanya |
Kalau soal pengadaan alutsista kita tidak perlu berdalih
rahasia negara. Informasi pengadaan alutsista itu justru akan memberikan rasa bangga bagi anak negeri dan sekaligus
penambah semangat bagi prajurit TNI. Negara tetangga yang mendapat informasi
ini tentu akan berhitung ulang sehingga tidak mudah melecehkan teritori NKRI
seperti yang pernah terjadi. Misal
Singapura mau beli sejumlah F35 tidak ada tuh rahasia-rahasiaan. Semua dibuka
ke publik. Warga Singapura bangga, negara tetangga pun menghormati
kedaulatannya. Yang menjadi bingkai kerahasiaan itu adalah gelaran operasi
militer, deploy alutsista dan pasukan, metode tempur interoperability.
Kita menyambut gembira ketika KSAU Marsekal Hadi
Tjahjanto baru-baru ini memberikan pernyataan bahwa TNI AU akan membeli sejumlah
jet tempur sergap, akan mendatangkan sejumlah peluru kendali jarak sedang,
radar, helikopter dan meningkatkan kemampuan 15 jet T50 dengan radar dan rudal.
Kita juga senang dengan pernyataan beliau soal Helikopter AW101, yang kalau
diurut-urut jelas Kemhan tahu jalan cerita pengadaannya. Dengan cerita ini kita pun tahu anatomi
operasional PT DI kita yang sampai saat ini memang belum bisa buat Helikopter. Bandingkan
dengan saudaranya yang lain Pindad dan PT PAL yang sudah membuktikan hasil
karyanya secara elegan dan bermanfaat.
Kita juga bergembira ketika ada berita bahwa 5 jet tempur
F16 Blok52 Id akan datang bulan ini, kemudian 1 kapal selam baru dan modern
akan tiba bulan April nanti. Kita ikut
bangga manakala PT PAL selesai membangun infrastruktur kapal selam dan siap
untuk memulai pembangunan kapal selam ketiga dan seterusnya dari produk
kerjasama transfer teknologi dengan Korsel. Kita bangga dengan PT PAL yang
sudah bisa buat kapal perang jenis LPD, Korvet, KCR dan sebentar lagi kapal
selam.
Tapi kita juga tersentak begitu mendengar berita seorang
Brigjen TNI divonis hukuman seumur hidup dan dipecat dari TNI karena korupsi US$
12 Juta dalam proses pengadaan alutsista Helikopter Apache dan F16 meski kita
meyakini bahwa perbuatan itu tidak dilakukan sendiri. Ini adalah contoh bagaimana
kuatnya godaan di sebuah kementerian yang punya anggaran terbesar tapi belum
pernah disentuh KPK karena undang-undangnya belum memungkinkan.
F16, datang lagi 5 unit bulan ini |
Negeri ini sedang berbenah banget. Infrastruktur
diperhebat dimana-mana agar konektivitas sudut republik bisa terjalin dengan
mulus. Ada Tol darat ada Tol laut. Bandara, Pelabuhan Laut ditambah dan ditingkatkan
kapasitasnya. Demikian juga dengan pembangunan militer kita. Semua sedang diperkuat, Armada TNI AL
ditambah, Pasmar ditambah, Kostrad ditambah semuanya menjadi 3 divisi. Pangkalan Natuna dibangun besar-besaran, Kesatrian
dipercantik, alutsista baru datang terus menerus. Kita pesan lagi, barang pesanan lama datang,
begitu terus silih berganti.
Itu semua memerlukan manajemen komunikasi yang apik,
harmoni diantara semua pihak yang berkepentingan. Kemhan adalah pintu
utamanya. Oleh karena itu harmoni dalam
komunikasi dengan relasi publik media dalam negeri dan masyarakat perlu
dipercantik dan diutamakan. Jangan sampai media luar negeri yang mendapatkan
infonya lalu kita saling bertanya satu sama lain. Semoga dengan itu Kemhan akan semakin
bersinar cahayanya di mata masyarakat. Kita ingin militer kita kuat, setara
dengan negara sekitar sehingga marwah dan kewibawaan teritori bisa mengalir di
kawasan sekitar. Amanah itu ada di Kemhan, maka model harmoni komunikasi dan
koordinasinya semoga bisa fathonah, itu saja harapan kita.
****
Jagarin Pane / 05 Maret 2017