Satu dekade terakhir ini,
perubahan besar terjadi di industri pertahanan kita di segala matra. Sebuah
perjalanan yang memberikan nilai kebanggaan bagi bangsa besar ini. Sejalan
dengan tumbuh kuatnya benteng pertahanan negeri, TNI.
PT PAL Surabaya adalah gambaran jelas sebuah
industri pertahanan maritim yang saat ini disibukkan dengan berbagai pesanan
pembuatan kapal perang. BUMN strategis ini sudah mampu membuat kapal cepat
rudal. Sudah ada 4 kapal cepat rudal yang dibuat di galangan kapal ini. Masih
ada lagi pesanan 3 kapal sejenis yang sedang dibuat.
PT PAL bekerjasama dengan Damen Schelde Belanda
sudah menyelesaikan 2 kapal perang modular jenis perusak kawal rudal "
Martadinata Class". Demikian juga kerjasama produksi pola transfer
teknologi pembuatan kapal selam dengan Daewoo Korsel telah menyelesaikan 3
kapal selam "Nagapasa Class". Saat ini sedang dibangun 3 kapal selam
jenis yang sama tentu dengan mitra yang sama.
KRI Raden Eddy Martadinata 331, kerjasama transfer teknologi |
Diharapkan dengan memproduksi 6 kapal selam canggih
ini transfer teknologi yang kita tekuni selama ini bisa membuahkan hasil, yaitu
bisa membuat kapal selam berteknologi made in sendiri. Contoh keberhasilan
transfer teknologi adalah pembuatan kapal perang jenis LPD (Landing Platform
Dock) dengan guru yang baik hati, Korsel.
Kita memesan 4 kapal LPD "Makassar Class"
kepada Korsel dengan catatan 2 dibuat di Korsel dan 2 lagi dibuat di Surabaya.
Setelah PT PAL sukses membuat kapal ke tiga dan keempat, datang tawaran dari
Filipina yang pesan 2 kapal LPD. Dan dua-duanya sukses dibuat dan diserahkan ke
Filipina. Saat ini Manila sedang melakukan tender terbuka pemesanan 2 kapal
sejenis. Peluang menang terbuka lebar.
PT PAL baru saja menyelesaikan pembuatan kapal LPD
KRI Semarang 594 pesanan TNI AL dan saat ini sedang membangun 1 kapal LPD rumah
sakit. Jadi betapa sibuknya perusahaan plat merah ini, membangun 3 kapal cepat
rudal, membangun 3 kapal selam dan membangun 1 kapal LPD rumah sakit dengan
waktu bersamaan. Luar biasa.
Tank Harimau produksi bersama Pindad-FNSS Turki |
Bisa dibayangkan ke depan nanti dengan kemampuan PT
PAL membuat kapal perang jenis striking force termasuk kapal selam dan juga
kapal jenis LPD. Betapa Angkatan Laut kita akan semakin berjaya kekuatan
armadanya dengan dukungan industri pertahanan strategis PT PAL.
Galangan kapal swasta nasional juga ikut mekar dan
berbunga harum dengan berbagai pesanan kapal perang jenis kapal patroli cepat
(KPC), landing ship tank (LST) pesanan TNI AL. Belum lagi pesanan dari Bakamla,
KKP, Bea Cukai dan Kepolisian.
Galangan kapal swasta nasional yang ada di Batam,
Banten, Jatim dan Lampung sedang panen raya dan menikmati bulan madu perjalanan
bisnis mereka. PT Daya Radar Utama Lampung misalnya mendapat pesanan 5 kapal
perang LST dan semuanya sudah hampir diselesaikan. Belum lagi yang pesanan
Bakamla.
Sementara beberapa galangan kapal swasta nasional di
Batam telah berhasil membuat belasan kapal cepat rudal ukuran 40 m dan kapal
patroli cepat untuk TNI AL. Belum terhitung pesanan kapal Coast Guard untuk
Bakamla.
Bagaimana dengan PT Pindad, industri pertahanan
strategis matra darat. Lagi rame Om, saat ini sudah menyelesaikan pembuatan 300
panser Anoa. Bulan-bulan ini sedang disibukkan memproduksi tank Harimau pesanan
TNI AD. Medium tank ini akan diproduksi di kisaran 300 unit untuk batalyon
kavaleri TNI AD. Pasar yang menjanjikan termasuk peluang ekspor ke negara
sahabat.
PT Pindad juga sedang memproduksi puluhan ranpur
anti ranjau Sanca. Puluhan kendaraan Komodo Nexter sedang diselesaikan.
Sementara untuk panser canon Badak masih tertunda produksinya meski sudah lulus
uji ketahanan.
Industri pertahanan strategis lainnya PT DI sedang
disibukkan dengan berbagai pesanan TNI AU. Ada pesanan puluhan helikopter
berbagai jenis seperti Bell 412 Epi, Caracal, Panther. Juga pesanan pesawat CN
295, CN 235. Selain CN 235 yang murni produk sendiri, berbagai jenis pesanan
tadi merupakan produk perusahaan multi nasional bekerjasama dengan PT DI.
KRI Alugoro 405, kerjasama transfer teknologi |
Yang paling monumental adalah kerjasama teknologi
jet tempur KFX/IFX dengan Korsel. Jika semuanya berjalan lancar lima tahun ke
depan sdh ada gambaran produksi dimana kita bisa mendapatkan puluhan jet tempur
sesuai rasio investasi kedua negara.
Dengan pencapaian ini maka pembangunan kekuatan
pertahanan kita yang didukung kemampuan industri pertahanan dalam negeri
memberikan asupan energi yang luar biasa untuk terciptanya mata rantai otot
pertahanan yang kekar.
Ketersediaan industri pertahanan yang mampu
mensuplai kebutuhan alutsista berteknologi akan memberikan jaminan kebutuhan
alutsista setiap saat. Perjalanan mekarnya industri pertahanan baik yang plat
merah maupun swasta nasional kita apresiasi sebagai keberhasilan cum laude.
Bahwa kebutuhan alutsista kita sekarang dan yang
akan datang sebagian besar bisa dicukupi oleh industri pertahanan dalam negeri
akan menjadi kebanggaan dan gengsi nasional. Karena tumbuh mekarnya industri alutsista
kita sejatinya adalah memastikan ketersediaan beragam alutsista utk kebutuhan
TNI, Bakamla, KKP dan Kepolisian. Termasuk juga peluang ekspor.
Lebih dari itu mekar harumnya
industri pertahanan kita tentu akan memberikan persepsi positif di kawasan karena
Indonesia telah mampu menghasilkan kualitas produksi alutsista setara dengan
negara lain, setara pula dengan tumbuh kuatnya otot militer negeri ini.
Barakallah.
****
Jakarta 30 Juli 2019
Penulis adalah pemerhati pertahanan dan alutsista TNI
Jakarta 30 Juli 2019
Penulis adalah pemerhati pertahanan dan alutsista TNI