Salah satu kawasan teritori yang demam terus menerus adalah perairan Laut
Cina Selatan. Penyebabnya semua sudah
tahu, ambisi teritori Cina yang haus akan sumber daya alam tak terbarukan. Laut
Cina Selatan kaya akan “nutrisi” untuk menghidupi masa depan milyaran warganya.
Kepulauan Natuna persis dihadapan klaim Cina terhadap pulau-pulau atol dan
perairan Laut Cina Selatan (LCS). Cina membangun pangkalan militer besar dan
menantang siapa saja yang coba-coba memasuki perairan LCS tanpa izin. Nah Cuma AS yang bisa mengimbangi si Naga
yang sedang menggeliat.
Namanya saja Naga yang menggeliat, bisa saja lalu ekornya atau semburan
apinya masuk ke wilayah Natuna dan bilang : Ini punya owe juga, haiyya. Maka kita pun bersiap menghadapi kondisi
terburuk itu dengan membangun pangkalan militer terintegrasi segala matra. Dan
infrastruktur pangkalan di Natuna baru saja diresmikan penggunaannya oleh
Panglima TNI.
Kekuatan terintegrasi |
Natuna sebagai teritori paling beresiko dan berada di garis depan teritori
disiapkan untuk mampu bertahan dari serangan negara manapun yang coba mengusik
teritori kita. Maka disana ada pangkalan AU, pangkalan AL termasuk pangkalan
kapal selam. Ada berbagai jenis kesatuan tempur seperti Raider TNI AD, Paskhas
TNI AU dan Marinir TNI AL. Berbagai
alutsista juga disiapkan termasuk satuan radar berlapis mulai dari Vera NG,
Master T dan Weibel.
Dua elemen alutsista strategis yaitu KRI dan jet tempur hadir setiap saat
selama 24 jam dan sepanjang tahun, bergiliran dan estafet. Namanya juga
pangkalan pasti harus ada isinya dong. TNI AD menempatkan satuan artileri medan,
kavaleri dan infanteri akan berkolaborasi dan berintegrasi dengan matra lain dalam sebuah skema network centric
warfare.
Selain Natuna kita juga sedang menyiapkan pangkalan-pangkalan militer di
NTT dan Papua. Di NTT disiapkan pembangunan batalyon armed dan kavaleri. Pangkalan
TNI AL di Kupang ditempatkan beberapa KRI dan di El Tari disiapkan 1 flight jet
tempur. Sementara di Sorong akan menjadi pangkalan induk Armada Tiga TNI AL, di
Biak akan ada 1 skadron jet tempur dan 1 skadron pesawat angkut sedang. Di Jayapura disiapkan 1 skadron helikopter
dan Timika ditempatkan 1 skadron pesawat intai tanpa awak (UAV).
Kekuatan dan keberanian |
Yang menarik tentu pangkalan militer strategis Natuna. Meski disiapkan untuk menghadapi ancaman
lidah Naga yang suka sembur sana sembur sini, juga memberikan manfaat ganda
karena berada di titik strategis yang memisahkan Malaysia Semenanjung dan Malaysia
Borneo. Juga dekat dengan Singapura.
Pangkalan militer Natuna jelas memberikan dampak perhitungan strategi
militer untuk Malaysia. Karena secara militer, Natuna bersama kekuatan Armada
Satu TNI AL dan 3 skadron jet tempur TNI AU dianggap bisa menjadi penghadang
atau mampu melakukan blokade militer untuk aliran kapal perang dan jet tempur
Malaysia yang akan ke Malaysia Borneo atau sebaliknya.
Jadi manfaat ganda dari adanya pangkalan militer segala matra di Natuna
tentu memberikan kebanggaan tersendiri. Sekali mendayung dua tiga pulau
terlampaui. Pemikir strategis pertahanan kita ketika merencanakan pangkalan
militer itu tentu tidak lepas dari “bau-bau” klaim teritori Ambalat oleh
Malaysia. Maka kehadiran pangkalan Natuna memberikan efek gentar bagi Malaysia.
Mau coba-coba klaim lagi sudah ada Natuna di depan hidung.
Maka pekerjaan selanjutnya adalah memberikan isian menu paket lengkap untuk
mencukupi kebutuhan gizi alutsista di Natuna dengan gelar permanen alutsista
strategis. Termasuk kesiapan pangkalan militer pendukung utama di Batam,
Tanjung Pinang, Pekanbaru dan Pontianak.
Natuna tidak sendirian, dia di back up penuh oleh pangkalan militer di
dekatnya.
Kita meyakini dalam beberapa bulan mendatang akan ada kontrak pengadaan
alutsista skala besar seperti pengadaan lanjutan 3 kapal selam, 2 kapal perang destroyer,
2 fregat, 1 skadron jet tempur, UAV, Helikopter dan lain lain. Perkuatan
militer kita akan terus berlanjut untuk memastikan seluruh teritori negeri ini
terlindungi, terawasi dan berwibawa.
Natuna sudah menunjukkan kewibawaannya, bahwa kita tidak main-main soal
kewibawaan teritori, kita mampu membangun kekuatan militer kita, kita juga
mampu membangun industri pertahanan strategis kita baik yang dimiliki BUMN
maupun swasta. Inilah salah satu kebanggaan kita memperkuat militer, industri
pertahanannya pun ikut berkibar mekar.
****
Semarang, 25 Desember 2018
Jagarin Pane