Wednesday, November 13, 2024

Habis Orruda Terbitlah Woomera

Diplomasi militer Indonesia beberapa pekan ini memperlihatkan kapabilitas non bloknya. Angkatan Laut Indonesia baru saja menggelar latihan gabungan dengan Angkatan Laut Rusia di Laut Jawa. Namanya Orruda Exercise. Masing-masing mengerahkan 3 kapal perang dengan pengawalan 1 kapal selam Kilo Class dari Armada Pasifik Rusia. Ini yang menarik, kapal selam "herder" ini tidak ikut latihan, hanya mengawal. Bagaimanapun kehadiran kapal selam Kilo Rusia di Orruda Exercise memberikan nilai kejut sekaligus nilai gahar.

Usai Orruda berlanjut dengan Latgab yang lain. Yaitu Latgab TNI bersama Australia bertajuk Keris Woomera. Kalau ini 3 matra TNI dan Australia melakukan berbagai serial latihan dengan ribuan pasukan dan alutsista. Mulai dari Darwin Australia kemudian berkonvoi menuju Banyuwangi untuk debarkasi alutsista milik Australia. Puncaknya tanggal 16 November 2024, dengan melakukan operasi tempur serbuan pantai untuk pendaratan pasukan marinir di Situbondo. Marinir Indonesia akan unjuk kemampuan dengan pengerahan tank-tank amfibi dan sejumlah alutsista lainnya. Termasuk dukungan pesawat intai, drone, radar dan jet tempur TNI AU.

Keris Woomera adalah implementasi dari Defence Cooperation Agreement (DCA) antara Indonesia dan jiran selatan yang berwajah Eropa. Inilah Latgab terbesar yang dilakukan Indonesia dan Australia sepanjang sejarah. Maklumlah jiran kita ini sedang berupaya "mengambil hati" tetangga besarnya yang kerap diusili soal OPM dan HAM. Sekarang sudah gak ngeributin OPM lagi karena fokus dengan AUKUS. Nah pakta AUKUS kan perlu berbaik hati kepada Jakarta untuk kulonuwun akses militer jika terjadi konfrontasi dengan China di Laut China Selatan.

Diplomasi militer Indonesia mah bebas-bebas aja. Kita bersahabat dengan semua pihak yang berseteru. Bulan depan TNI  kembali akan melakukan Latgab. Kali ini dengan militer PLA China. Bahkan kabar terbaru dari Beijing setelah kunjungan Presiden Prabowo, China menawarkan 2 kapal perang jumbo heavy fregate kepada Indonesia. Ini bukan hal yang baru. Beberapa tahun lalu Indonesia juga pernah membeli 8 unit drone bersenjata CH4 Wing Loong dari China. 

Intinya kita tidak ingin terjebak dalam pusaran konflik di era Unipolar saat ini dengan AS, NATO dan AUKUS sebagai penguasa hegemoni. Dalam visi over the horizon prediksi ke depan dunia sudah menuju Multipolar. China sedang menuju kejayaan sebagai kekuatan ekonomi number one in the world. Demikian juga dengan kekuatan militernya. Rusia-China-Korut-Iran sudah membentuk aliansi militer. Pasukan Korut sudah bertempur di Rusia melawan Ukraina. BRICS sudah semakin menguat dan berpengaruh, Indonesia mulai mendaftar ikut bergabung. Dari semuanya kita harus bersiap mengantisipasi prediksi untuk masa depan. Dengan tetap istiqomah di marwah non blok. Diplomasi militer kita sudah menyiratkan prediksi itu.

****

Jagarin Pane / 13 November 2024