Tentara Nasional Indonesia, bukanlah tentara biasa
seandainya kecukupan alutsista terpenuhi baik secara kualitas maupun
kuantitas. Maksud kulo begini, jika
pemenuhan alutsista yang berteknologi terkini dapat dimiliki baik secara mutu
dan jumlah lalu ditambah dengan kemampuan spartan yang dimiliki prajurit TNI
maka layaklah disebut pengawal republik kita bukan tentara biasa.
Untuk urusan spartan, tentara bumi nusantara yang tropis ini
dikenal sebagai tentara dengan kemampuan gelut dan survival yang disegani. Karena
menu latihan yang dimakan sehari-hari adalah menu yang hampir melewati batas
ambang ketahanan fisik dan psikologi. Dalam serial latihan survival antar
marinir Indonesia dan Amerika Serikat yang diadakan setiap tahun di hutan Jawa
Timur, marinir AS mengaku kalah dengan marinir RI dalam uji ketahanan hidup di
hutan raya.
F16 di Tarakan, agar tidak dilecehkan |
Serial latihan ketangkasan menembak baik tingkat ASEAN maupun
ajang internasional lainnya tradisi juara selalu dipegang TNI. Terakhir di
ajang lomba AASAM di Victoria Australia kontingen TNI menyapu lebih separuh
medali emas yang disediakan untuk 14 kontingen lain termasuk AS, Inggris dan
tuan rumah. Kemudian di arena pasukan perdamaian dunia baik di Libanon, Sudan
nama baik tentara republik diukir jelas dengan berbagai prestasi personal dan
kesatuan.
TNI telah memenuhi kesempurnaannya sebagai tentara
spartan, militan, patriotik, dan penuh semangat karena kurikulum latihannya
seperti itu. Jadi dampak dari semua jenis latihan yang dilakukan itu pada
dasarnya ingin menjelaskan bahwa tentara kita selalu bersemangat dalam setiap
penugasan baik untuk operasi militer perang dan operasi militer selain perang. Kita bisa saksikan pada operasi militer
selain perang evakuasi korban Air Asia beberapa waktu lalu, spartan banget. Lalu
operasi militer selain perang berupa operasi serbu teritorial membantu petani
tanam padi, merupakan gambaran semangat yang tiada henti.
Kesempurnaan spartan itu akan semakin kelihatan nilai
gaharnya manakala tentara dilengkapi dengan kekuatan alutsista yang modern,
berkualitas dan mencukupi. Nah dalam
kurun enam tahun terakhir ini mata hati pemerintah mulai sadar diri untuk
segera melakukan modernisasi persenjataan TNI segala matra. Maka dengan rencana strategis bernama MEF
dimulailah gebrakan untuk memperbaharui alutsista TNI. Proyek alutsista bernilai ratusan trilyun
selama lima tahun pertama, kemudian dilanjut dengan pemerintahan yang baru
menunjukkan sikap istiqomah yang kuat dari pemerintah untuk terus memperkuat kegagahan
hulubalangnya.
Oleh-oleh Wayang IndoBatt di Unifil |
Kita sangat bergembira dengan keyakinan pemerintahan
Jokowi yang akan terus melanjutkan perkuatan tentara. Kondisi yang tak pasti di lingkungan regional
kita mengharuskan persiapan penguatan persenjataan. Kita berharap jangan ada statemen yang
meremehkan kondisi di Laut Cina Selatan.
Itu bukan konflik kelas teri. Jangan pula kita terlambat mengantisipasi
ketika semua negara sudah membentengi dirinya baik secara mandiri maupun
aliansi. Kita harus bersiap diri meski kita
tidak ikut konflik karena pemain utama di laut kaya sumber daya alam itu adalah
gajah dunia.
Perang modern tidak mengandalkan semangat semata tetapi
lebih pada dukungan kekuatan alutsista berteknologi. Jadi sangat lucu kalau ada
pernyataan “yang penting semangat” lalu mengabaikan pemenuhan kebutuhan
alutsista. Perang abad 21 dan seterusnya tidak lagi mengajarkan gelut antar
tentara atau adu jotos antar tentara atau adu pedang antar pasukan. Cukup pencet tombol lalu meledaklah berbagai
amunisi mulai dari peluru kendali, bom dan artileri dari jarak jauh.
Untuk mengantisipasi situasi regional yang tak pasti dan
agar kita tidak dilecehkan oleh bangsa lain kita sangat membutuhkan tambahan kekuatan
4-5 skuadron fighter, 3-4 destroyer, 8-10 fregat, 12-15 korvet berteknologi
bersama 10-12 kapal selam dalam 8 tahun mendatang. Ini bukan mimpi tapi kewajiban kita sebagai
bangsa yang diwarisi negara kepulauan paling elok di muka bumi ini. Kita mampu
untuk memenuhi kebutuhan gizi alutsista buat pengawal republik, kalau kita
mau. Kita bisa menjadikan tentara kita
sebagai tentara modern yang memiliki unjuk kerja spartan. Kita harus
bersemangat membangun tentara kita dan menjadikannya sebagai tentara luar
biasa.
Kita akan terus melangkah. Sembari mengharap ada
perbaikan pertumbuhan ekonomi, rencana pengadaan alutsista akan terus
digaungkan seirama pula dengan pernyataan-pernyataan yang mengedepankan optimis
dan keyakinan.
Sebagai anak bangsa tentu kita menginginkan kemampuan dan
kemajuan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan. Tingkat kesejahteraan yang
diperoleh tentu memerlukan keyakinan pada rasa aman, damai dan tidak merasa
terancam. Perkuatan tentara dalam rangka
itu untuk memastikan rasa aman dari gangguan teritori dan eksitensi bangsa
sekaligus penggahar kekuatan diplomasi. Tidak hanya semangat Jenderal tapi kita
butuh banyak alutsista terkini untuk hulubalang kita.
****
Kudus, 23 Juni 2015
Jagarin Pane