Militer Indonesia saat ini sedang membangunkemembangkan sistem manajemen pertempuran modern terintegrasi. Konektivitas antar matra, intra matra dan unit-unit didalamnya diselaraskan sehingga diharapkan dapat memberikan kemampuan integrasi operasional dengan teknologi digital dalam doktrin perang modern. Software infrastruktur militer ini diprediksi rampung pada tahun 2023.
Nama program network digitalnya dikenal dengan C4ISR singkatan dari Command, Control, Communication, Computer, Intelligence, Surveilance and Reconnaissance. Perusahaan software dari Yunani SCYTALYS yang dipercaya Kemenhan RI membangun C4ISR, sudah berhasil membangun software interoperability network di Jepang dan Korea Selatan. Jadi kita yang ketiga neh.
C4ISR dibangun untukmemperkuat interoperabilitas antar satuan tempur TNI_AD, TNI_AL dan TNI_AU dalam satu komando dengan saling menghubungkan berbagai jenis alutsista yang memiliki berbagai macam data link. Aneka ragam alutsista kita seperti Sukhoi, F16, Fa50, Hawk, Super Tucano, Nassam, Oerlikon Skyshield, Astross, Nexter, kapal perang, kapal selam, radar, UAV harus bersinergi. Dalam sistem operasi militer di medan perang, semua platform terintegrasi ke markas komando. Sekaligus mengeliminasi friendly fire. Kan gak lucu dalam perang modern kok nembak konco dewe.
C4ISR memberikan kualitas sistem manajemen pertempuran modern, kombinasi jet tempur, UAV, radar, kapal perang, kapal selam, peluru kendali, dengan kinerja pertempuran yang lebih luas, jika dibandingkan Battle Management System (BMS) yang ruang lingkupnya lebih kecil. TNI AD sudah punya BMS lho, bisa kita lihat ketika beberapa kali melakukan latihan militer skala brigade. Satuan infantri, artileri, kavaleri, roket, peluru kendali, penerbad sukses melakukan uji interoperability antar batalyon.
****
Jagarin Pane