Pergelaran Indo Defence 2018 di Kemayoran Jakarta baru saja usai. Pameran
teknologi pertahanan terbesar di Asia Tenggara ini diikuti 867 peserta dari 60
negara berlangsung selama 3 hari mulai anggal 7-10 Nopember 2018. Berbagai produk
dari industri pertahanan strategis negeri ini diperlihatkan. Sangat membanggakan dan luar biasa.
Kabar-kabar yang membungakan hati yang harus diceritakan dari forum Indo
Defence 2018 adalah lanjutan serial Changbogo Class alias Nagapasa Class akan
tetap digelar. Dengan kembali membangun produksi bersama tiga kapal selam
canggih. Sebelumnya lewat proses transfer teknologi dari Korea Selatan telah
dibangun tiga kapal selam yaitu KRI Nagapasa 403, KRI Ardadedali 404 dan KRI
Alugoro 405. KRI Alugoro 405 dirakit di
PT PAL Surabaya dan saat ini dalam proses seremoni untuk sea trial.
Indo Defence 7-10 Nopember 2018 |
Berlanjutnya pembangunan kapal selam ke 4,5 dan 6 kita sambut hangat karena
ini berarti proses alih teknologi akan berlanjut terus. Teknologi pembuatan kapal
selam adalah teknologi yang paling sulit diperoleh, maka kerjasama dengan
Korsel adalah pilihan terbaik. Karena
kita tidak sekedar membeli tetapi juga ingin mendapatkan teknologinya.
Galangan kapal selam PT PAL di Surabaya adalah investasi bagus yang pada
saatnya nanti memberikan nilai prestise untuk negeri ini karena sudah mampu
menguasai teknologi kapal selam. Saat ini disamping mempersiapkan peluncuran
KRI Alugoro 405 galangan kapal selam ini sedang meng upgrade KRI Cakra 401
dengan biaya US$ 40 juta.
Kerjasama dengan Korea Selatan yang lain adalah kontrak pengadaan lanjutan pesawat
latih KT1 Wong Bee dan instalasi radar dan rudal pesawat golden eagle yang kita
kenal dengan T50 buatan Korsel. Pesawat yang dikenal dengan julukan baby falcon
ini akan bermanfaat sebagai jet tempur patroli udara jika sudah diinstalasi
radar dan rudal.
Tank Harimau produksi PT Pindad hasil kerjasama dengan Turki akan mulai
diproduksi massal akhir tahun ini. Kebutuhan
potensial TNI AD mencapai 400 unit tank. Lebih dari itu PT Pindad juga melirik
pasar ekspor, sebuah langkah yang cerdas. Demikian juga dengan panser amfibi
Pandur II kerjasama dengan Ceko prospeknya sangat cerah dengan potensi membuat
sebanyak 275 unit.
PT PAL yang sudah mengekspor 2 kapal perang jenis LPD (Landing Platform
Dock) ke Filipina kembali mendapat pesanan dari jiran yang baik hati ini.
Filipina akan memesan 2 kapal sejenis untuk memperkuat angkatan lautnya. Dua Kapal
LPD yang sudah diserahkan setahun yang lalu ternyata sangat membantu dalam
operasi logistik militer menumpas pemberontak di Marawi Filipina.
Martadinata Class |
PT PAL juga akan kembali mendapatkan proyek pembangunan kapal perang jenis
PKR (Perusak Kawal Rudal) kerjasama dengan Belanda, lanjutan dari Martadinata
Class yang sudah dibangun dua unit. Sementara 2 PKR yang sudah jadi yaitu KRI
Raden Edy Martadinata 331 dan KRI I Gusti Ngurah Ray 332 akan dilengkapi dengan
persenjataan anti serangan udara VL Mica tahun depan.
Paskhas TNI AU kembali akan memperoleh alutsista canggih Oerlykon Skyshield
untuk melindungi pangkalan militer utama di negeri ini, termasuk Natuna.
Paskhas juga sudah memperoleh belasan Ranpur Turangga untuk mobilitas pasukan.
Sementara alutsista jenis NASAMS yaitu satuan peluru kendali darat ke udara
jarak sedang, akan melindungi ibukota Jakarta.
Banyak sekali yang mau diceritakan kabar-kabar yang membungakan hati. Tetapi
kalau diceritain semua jadi kepanjangan dong nulisnya. Belum lagi soal mau
diakuisisnya 2 Fregat rasa Destoyer Iver, 5 Hercules seri J dari AS, 8 Heli
Chinook dari AS, tambahan 8 Heli serbu Apache juga dari AS. Dan bahkan yang
sedang ditunggu dengan harap-harap cemas, pembelian minimal 1 skadron jet
tempur primadona F16 Viper.
Kita masih membutuhkan kuantitas berbagai jenis alutsista. Pembentukan
Kostrad Divisi III, pembentukan Pasmar III, Pengembangan Armada III dan Koopsau
III semua untuk kawasan timur Indonesia. Tentu ini memerlukan isian berbagai
jenis alutsista. Nah tahun depan dikucurkan dana di kisaran US $ 5,2 Milyar atau
70 trilyun khusus untuk beli berbagai jenis alutsista. Klop kan, ada uang ada
barang dan mutu tentu tidak mengkhianati harga kecuali di mark up.
Kita selalu bersuara lantang agar modernisasi militer kita harus terus dilanjutkembangkan
dengan sebuah pesan kuat. Bahwa
membangun militer negeri kepulauan ini bukanlah beban atau biaya yang
memberatkan tetapi dia adalah investasi besar untuk eksistensi negara kepulauan
terbesar. Militer adalah adrenalin eksitensi berbangsa dan bernegara.
Negeri yang luas dan kaya sumber daya alamnya ini harus dilindungi dan
dipayungi dengan kekuatan militer yang andal.
Kita tidak mencari musuh, kawan kita juga banyak tetapi soal masa depan
adalah potensi konflik memperebutkan sumber daya energi dan sumber daya alam. Maka
selayaknya kita punya kekuatan militer yang dapat diandalkan secara teknologi
dan kuantitas. Iya kan.
Jagarin Pane
Semarang 11 Nopember 2018