Monday, May 3, 2021

Memandang Horizon Jernih

Dukacita dan simpati seluruh dunia atas musibah tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 bersama 53 orang awaknya merupakan capital gain saham yang bernama nilai-nilai kemanusiaan. Meski yang tenggelam adalah alutsista strategis penghancur perdamaian namun eksistensi nilai-nilai kemanusiaan seluruh dunia mampu mempersatukan musibah dalam kebersamaan sikap kemanusiaan yang bermarwah dan beradab. Itulah sejatinya fungsi dan nilai jabatan amanah manusia sebagai khalifah di muka bumi yang belakangan ini jarang muncul menjunjung humanisme.

Kita tentu tidak ingin berlarut dalam kesedihan mendalam ketika melihat keluarga menangis dan terisak. Pimpinan keluarga sekaligus kebanggaan istri dan anaknya harus berpisah dengan orang yang dikasihi. Demikian juga korps Hiu Kencana yang kehilangan banyak prajurit petarung yang berkualitas akan kembali bangkit dan memandang horizon jernih dengan semangat "tabah sampai akhir". Hiu Kencana harus bangkit, mengepalkan tangan dan langkah tegap karena kalian adalah prajurit pasukan khusus, pasukan terlatih, pilihan, berkualitas dan kebanggaan negeri.

Indonesia adalah negara kepulauan yang strategis. Penguatan pengawal utama teritori ada di matra laut dan udara. Kita saat ini sedang berada dalam program modernisasi militer, sudah berjalan 11 tahun sejak 2010. Selama satu dekade ini sudah banyak pertambahan berbagai jenis alutsista. Jumlah kapal selam bertambah dari 2 unit menjadi 5 unit, jumlah kapal perang bertambah lebih 40 KRI berbagai jenis. Namun sesungguhnya target pencapaian minimum kekuatan alutsista kita belum tercapai.

Jumlah kapal selam kita baru saja mencapai 5 unit bulan lalu ketika KRI Alugoro 405 yang dibangun di PT PAL Surabaya resmi masuk inventori TNI AL. Kemudian KRI Alugoro 405 dan kakaknya KRI Ardadedali 404 bersama pakdenya KRI Nanggala 402 berjalan bersama menuju perairan Natuna. JJB alias jalan-jalan bareng ini untuk menunjukkan kepada pihak yang ngubek-ngubek Laut China Selatan bahwa Indonesia punya harga diri teritori. Dan setelah pulang dari Natuna itu Nanggala sandar sebentar di pangkalannya di Armada Dua Surabaya untuk penugasan selanjutnya, penembakan torpedo di laut Bali dalam serial latihan tempur Armada Dua bersama 20 KRI lainnya.

Dengan musibah Nanggala maka jumlah kapal selam Indonesia tinggal 4 unit. Sebuah jumlah yang jauh dari standar kekuatan minimum untuk negeri kepulauan. Namun sebenarnya tidak terkait dengan musibah Nanggala kita saat ini sedang mempersiapkan pengadaan 3 kapal selam baru sampai tahun 2024.  Semua sedang berproses termasuk penyediaan dan ketersediaan awak kapal selam yang harus dipersiapkan lebih dini. Karena mempersiapkan dan mencetak awak kapal selam membutuhkan waktu bertahun-tahun dengan seleksi ketat.

Kabar yang menggembirakan, Indonesia sedang merancang pembuatan kapal selam mini tanpa awak berkemampuan artificial intelligent. Ini program yang sangat ditunggu dan menjadi harapan besar. Bahwa kepemilikan kapal selam konvensional berkisar antara 12-14 unit saat ini sedang kita kejar. Kemudian membangun kapal selam mini tanpa awak merupakan sebuah langkah cerdas Kementerian Pertahanan. Dirut PT PAL yang baru dilantik adalah ahli perkapalan kaliber internasional dan pakar rancangbangun kapal selam tanpa awak. Titik awal sudah dipatri, artinya konsistensi lah yang akan menjawabnya kelak, mampukah kita dalam lima tahun ke depan membuat kapal selam tanpa awak.

Pesan yang ingin disampaikan tetaplah memandang horizon jernih dengan fokus terhadap yang sudah direncanakan termasuk percepatannya. Kita masih harus berlari mengejar ketertinggalan perolehan alutsista menguatkan benteng teritori. Jumlah kapal perang striking force, kapal selam, jet tempur, peluru kendali dan lain-lain masih sangat kurang.  Sementara dinamika konflik kawasan tidak bisa dipandang remeh, jelas-jelas nyata dan di depan halaman. Publik sedang menunggu publikasi lanjutan tentang realisasi pengadaan kapal perang Iver Class, jet tempur F15, Rafale dan lain-lain. Juru bicara Kementerian Pertahanan adalah pintu keterbukaan informasi agar kita tidak "terpukau" oleh informasi dan opini dari juru bicara produsen alutsista.

Pengumpulan dana dari komunitas sebuah Masjid di Yogya adalah bentuk keinginan dan harapan yang besar serta dukungan kuat untuk percepatan modernisasi alutsista TNI.  Ini juga bagian dari memandang horizon jernih agar Kementerian Pertahanan mampu dan segera menyelesaikan program pengadaan alutsista. Sebagian besar rakyat negeri ini mendukung bahkan antusias untuk percepatan perkuatan alutsista tentaranya. Kita harus terus berlari mengejar horizon kebanggaan punya tentara dan alutsista yang gahar. Termasuk tetap memandang jernih, optimis, dan fokus dalam proses pengadaannya.

****
Jagarin Pane / 3 Mei 2021

34 comments:

Redsnaper said...

Sebenarnya tidak ada yg mau dicomment kali ini.......
Karena berulang² kali sudah dibicarakan tetapi masih tetap jalan ditempat pengadaan alutsista. Sepertinya target sampai tahun 2024 tidak akan tercapai, dikarenakan berbagai² macam faktor. Tetapi menurut aku salahsatunya ialah faktor " Banyak Keinginan/ mau ", yang akhir²nya malah tidak dapat apa - apa.
Kita sudah memiliki banyak ilmu tetapi hanya kurang dipraktekkan : kita bisa bikin kapal SIGMA, tank, panser dll. Hanya tinggal dikreasi sedikit oleh insinyur kita dan Kenapa harus lagi membeli dari luar?

Anonymous said...

Ngomong iya gampang bos.kamu pikir segampang itu? Merasa sudah banyak ilmu tinggal dikreasi oleh insinyur?sigma hanya baru sebatas merakit begitu juga tank kaplan dll. Teknologi kunci dan vital masih jauh mesin apalagi.kamu pikir memproduksi alutsista itu seperti bikin kerupuk?

kampoeng biology said...

Apa harus sby+purnomo kembali lagi, menuntaskan Mef macet. Xmpek bosen

Carlos said...

Alutsista tidak di Publikasi kan ke Publik, hanya pakai kata Sandi, serta TNI yang tahu.

Tukang Ngitung said...

Sudah bisa bikin KCR khan?

Sudah bisa instal meriam, rudal, radar, sewaco khan?

Jadi mau apalagi ?

Buat kapal yang ukuran lebih besar dari KCR, menginstall radar, sewaco, meriam dan rudalnya caranya sama. Hanya kaliber meriam lebih gede, rudal lebih banyak, sensor lebih beragam.

Tukang Ngitung said...

Kalo mau belajar bikin mesin, ya belilah mesinnya langsung ke produsennya diamati cara kerjanya, dibongkar mesinnya agar bisa dilihat komponennya.

Mau tahu teknologi mesin kapal kok beli kapal ke produsen kapal yang tidak tahu cara bikin mesinnya, hanya tahu cara memasang mesinnya.

Kalo mau belajar bikin radar, kunjungi produsennya, beli radarnya dalam jumlah signifikan, bujuk dia untuk membuatnya di sini.

Ranjau Laut said...

12 KS konvensional
6 Midget
12 drone kapal selam

Aw said...

Makin ke sini kabar pengadaan alutsista untuk memenuhi mef makin suram , cuma berita2 viral doang , akhirnya tenggelam masalahnya ada di keuangan yg makin sulit apalagi jargon y masalah pertumbuhan ekonomi yg menunjukan trend negatif

Pengamat militet said...

Ini sudah masuk bulan mei yakni bulan ke 5 di tahun 2021 tetapi sampai sekarang kontrak / pembuatan alutsista belum ada yang terealisasi padahal beritanya dari tahun 2020. Rakyat sampai bosan di PHP in / di frank terus.
Petinggi Petinggi negeri ini tampaknya tidak pernah mau belajar dari kasus yang ada ( lepasnya sepadan ligitan, perairan ambalat, klaim China atas natuna utara, penerobosan penerobosan/ pelanggaran wilayah secara diam diam oleh Aussie, malon, Amerika, china dan banyak negara lain.
Katanya cinta NKRI tetapi alutsista kok masih banyak yang jadul dan juga jumlahnya terbatas bagaimana TNI bisa mempertahankan wilayah kalau di suruh berperang tapi tidak di kasih senjata ya salam.............

Ranjau Laut said...

Biasa terbentur kebijakan kesejahteraan rakyat smaa Ribet nya Bappenas dan bu Sri

Ranjau Laut said...

https://www.airspace-review.com/2021/05/04/sudah-tanda-tangan-kontrak-mesir-borong-lagi-30-rafale-seharga-45-miliar-usd/

Jangan2 disamarkan πŸ˜…πŸ˜ƒ

Rahmad said...

Bung jagarin mohon pencerahannya knpakita sulit sekali menaikkan anggaran pertahanan lebih dari 0,8 PDB kita yaa???
Padahal tetangga banyak yang sudah diatas 1% dari PDB nya kondisi sekarang juga cukup genting terimakasihπŸ™

kampoeng biology said...

Nunggu desmber ceria 2021

Ranjau Laut said...

Ayoooo..bu Srii! Cepet sudah cairkan

Ranjau Laut said...

Sejauh ini Kementerian Keuangan tengah melaksanakan seleksi terhadap calon lenders PLN untuk Kementerian Pertahanan," kata Beni yang juga Peneliti Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia (Lesperssi).

Demi mewujudkan modernisasi alutsista, Prabowo melakukan dua pendekatan sekaligus yaitu pengadaan interim dan pengadaan alutsista baru. Pengadaan Interim adalah pengadaan used weapon systems untuk memenuhi kebutuhan operasional TNI dalam jangka pendek. Pola ini dipilih karena serah terima alutsista yang tidak lama yaitu berkisar antara 12-24 bulan.

Insaflah manusia���������� said...

Yg penting beras murah,cabe dan listrik murah,lpg murah,BBM murah,bansos terus jalan,jalan aspal bagus,kis,KIP,pokoknya yg nyentuh rakyat menengah kebawah yg lain belakangan aja dulu rakyat dan ekonomi yg duluan jadi kalau alutsista nya lambat cek siput ya mohon maklum.
Beli alutsista mahal2 mau perang sama siapa? Kita dalam 20 THN kedepan gak akan perang kata pakde,semua teman gak ada musuh sayang duitnya beli alutsista mahal ujung2 nya expired atau Uda mahal begitu digunakan malah jadi rumpon ikan.jadi gue yes bansos dll.........
Alutsista ngantri ya karna mahal dan gak ada perang jadi mubajir kalau dibeli,πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„

Ranjau Laut said...

Wumgmos apalgi bisa bikin bangkrut.ya gak

Anonymous said...

nafsu besar tenaga kurang ... pepatah orang tua
pengen beli ini itu tapi dompet gak mendukung
akhirnya cuman lihat isi elatase di mall "high class"
itulah kondisi dompet ku yg sebenarnya

Salam sehat ...

Unknown said...

Pengadaan alutsista cuma jargon.sekarang gw jadi males baca website militer abis ngga ada realisasi.kelamaan.mesir yg ekonominya susah aja tiba tiba udah deal beli lagi 30 rafale.ngga pake wara Wiri kunjungan sana sini kalo niat ya beli aja ngga usah ribet menhannya Mesir bolak balik ke Perancis .ntar lagi 2024 isu mulai berganti untuk pilpres udah deh tenggelam lagi deh berita pengadaan alutsista.ntar kalo ada kecelakaan pagi baru deh rame lagi terus kayak gitu berulang ulang ngga ada ujungnya.bosan di PHP terus.udah kalo ngga ada duit ngaku aja drpd sibuk buat program pengadaan alutsista tapi realisasi ngga ada.klo sampe 2024 ngga ada satu skuadron tambahan berarti fix Indonesia baru kali ini ada presiden jabat 2 periode tapi ngga ada satu pun pesawat tempur baru berhasil didatangkan.ah sudah lah nasib

Defent studies said...

Saya tdk setuju nila kaplan/harimau hitam di katakan cuma merakit,itu tank di kembangkan oleh turki dan indonesia dari nol,hentikan sikap orang indonesia yg slalu memandang remeh kmampuan bangsanya,liat hasilnya kalau slalu mwmandang lemah kita sering minder bila sdh berhadapan dgn orang luar trtma ngra maju termasuk dlm bdh olah raga..

Aw said...

Kalo tank Harimau itu bukan ngerakit itu murni hasil kerjasama bahkan TKDN y sudah tembus 60% ,kecuali kapal selam itu murni baru assembling

Anonymous said...

Tidak ada yg nganggap remeh intinya bahwa kita masih kekurangan ayo belajar lebih giat tingkatkan level. Ini motivasi supaya lebih maju. Itu kubah tank kaplan aja bukan dari turki melainkan dari belgia yg di beli dan dirakit di dalam negri.

Ranjau Laut said...

Kecil kemungkinan Indonesia akan menandatangani kontrak besar tahun ini untuk item yang sudah terdaftar di Buku Hijau dan menerima PSP dari Kemenkeu. Persoalan utamanya adalah tentang angka anggaran yang lebih rendah dari harga pasar barang tersebut. Ini harus menunggu Buku Hijau FY2022 atau membeli yang bekas

Bung jagarin.
Alitsista yg msuk green book apa aja

Aw said...

PT.pal akan membangun kapal selam tanpa awak dengan panjang' 20 meter sepertiga dari KRI Cakra class panjang y ,mampu membawa 4 buah torpedo ,bahkan jauh lebih canggih dari kapal konvensional yg ada Sekarang di dunia , Meski tergolong kapal selam tanpa awak untuk pengoperasian tetap mengikuti prosedur seperti kapal selam pada umumnya dari pendeteksian dan penembakan kapal musuh ,untuk design sudah di matangkan dan siap di produksi, untuk penjagaan teritori perairan laut kita ternyata kita sudah punya alat pendeteksi kapal selam asing namay pagar NUSANTARA buatan anak bangsa alumni di salah satu pekerja dari galangan kapal ternama di Jepang ,bahkan sekarang beliau di percaya / di tunjuk Prabowo sebagai dirut.pt.pal yg baru

Anonymous said...

Lama-lama Rakyat NKRI seperti anak kecil yang dijanjikan orang tuanya hadiah macem-macem tapi diharuskan bersabar dengan apa yang ada.

kampoeng biology said...

Mef 2014-2019,2019-2024 GATOT.

Anonymous said...


https://www.indomiliter.com/ini-jurus-korea-selatan-dan-india-dalam-memuluskan-tot-dan-produksi-helikopter-ah-64e-apache-guardian/#more-79450

Anonymous said...


http://garudamiliter.blogspot.com/2021/05/saatnya-penguatan-peralatan-militer-di.html

kampoeng biology said...

Masih "akan"

Ranjau Laut said...

https://www.indomiliter.com/bekas-berkualitas-australia-beli-empat-unit-ch-47f-chinook-second-dari-as/#more-79464

Lah ausie aja jg ambil bekas kok

Ranjau Laut said...


Indonesian use foreign loan to acquire 11 Sukhoi Su-35 for US$1.1 billion. Then the contract is going nowhere due to CAATSA. As for the foreign loan, will it use to finance another fighter acquisition? If yes, what type of fighter Indonesia may procure with US$1.1 billion?

Anonymous said...

Itu hanya hoax, yg betul memang ga akuisisi.

Anonymous said...

Bung Jagarin, kita benar2 tidak beli pespur bekas (f16 atau f18 atau rafale atau typhoon) untuk menutup gap menunggu pespur f15 dan rafale yg baru tiba?

Mengerikan jika hanya menunggu kedatangan pespur baru yg memakan waktu 4-8tahun sementara potensi perang sudah didepan mata ...

Bagong said...

Kuncinya di depkeu, selama dephan NKRI aseli tapi Depkeu banyak agen2 asing yo percuma wassalam....seng nyekel duit luwih kuoso, pepatah jowo