Tuesday, May 27, 2025

Sketsa Wajah Pertahanan Indonesia Tahun 2030

Pembangunan kekuatan pertahanan berbasis teknologi adalah bagian dari upaya yang terus menerus dilakukan setiap negara. Dinamika kawasan di berbagai belahan bumi bulat bundar ini sangat berpotensi menjadi hot spot yang saling melumat. Perang Rusia-Ukraina dengan durasi menahun terbukti menjadi palagan paling mematikan dan menghancurkan. Pengeboman Gaza oleh Israel menjadi tragedi kemanusiaan paling kejam sepanjang sejarah sejak perang dunia kedua berakhir. Perang kilat 2 hari antara dua negara musuh bebuyutan satu rumpun beda agama mampu mencengangkan dunia. India dan Pakistan baru saja menampilkan model pertempuran berbasis teknologi network centric warfare (NCW). Kemudian soal de facto Taiwan, klaim nine dash line Laut China Selatan (LCS),  klaim Greenland dan konflik Iran-Israel adalah "wajah bisul gunung berapi dunia". Setiap saat bisa meletus dahsyat dan menghanguskan peradaban dunia.

Pemikir strategis pertahanan dan pengambil keputusan di setiap negara pasti sudah mengamati dan menganalisis semua dinamika konflik antar bangsa ini. Termasuk benchmark pertempuran terkini antara India dan Pakistan. Tidak terkecuali Indonesia. Pemerintah sudah dan sedang bergegas untuk menyiapkan kekuatan payung pertahanan berbasis teknologi. Gambaran untuk melihat sketsa wajah pertahanan kita tahun 2030 bisa terlihat dari berbagai program percepatan dan extra ordinary pengadaan alutsista oleh pemerintah bersama DPR. Kementerian pertahanan bergerak cepat dan cerdas untuk melakukan pengadaan berbagai jenis alutsista seluruh matra TNI. Salah satu alutsista strategis yang cepat saji adalah pengadaan kapal perang setara heavy frigate PPA Fincantieri Italia. 2 kapal perang yang baru selesai dibangun untuk AL Italia ini, kita beli.

Untuk matra laut yang sudah pasti ada tambahan 4 kapal perang heavy frigate (Merah Putih dan Brawijaya Class). Prediksi kita masih ada tambahan 4 KRI heavy frigate lagi untuk menguatkan armada tempur tahun 2030. Bisa jadi memakai pola "beli jadi" seperti PPA Fincantieri untuk percepatannya. Termasuk potensi pembelian kapal induk bekas untuk pangkalan drone dari Italia atau pembuatan LHD di PT PAL yang difungsikan sebagai pangkalan drone. Sementara saat ini pesanan 2 Kapal cepat rudal 70 meter sedang dibuat di Turkiye untuk TNI AL. Di Jerman sedang ada pengisian jeroan teknologi untuk kapal perang intelijen bawah air. Kapalnya dibuat di Indonesia, Instalasi infrastruktur teknologinya di Jerman. Di galangan swasta nasional juga ada beberapa penyelesaian pembangunan kapal perang, mulai dari jenis KPC, KCR, Korvet. Masing-masing berjalan on progress. Sementara penambahan kapal selam prediksinya bisa dari lanjutan Nagapasa Batch 2 membangun 3 kapal selam kerjasama dengan Korsel. Paralel dengan pembangunan 2 kapal selam serbu yang digadang-gadang Scorpene Perancis.

Matra udara bersiap menyambut kedatangan 42 jet tempur Rafale ketika nama ini sedang tidak baik-baik saja akibat pertempuran India - Pakistan. Dalam pandangan kita manajemen pertempuran udara modern tidak melulu mengunggulkan teknologi jet tempur tok. Tapi harus dilihat dalam berbagai aspek seperti pilot skill, interoperability dan ketersediaan NCW. Salah satu penentu air superiority adalah kemampuan pesawat AEW&C (Airborne Early Warning and Control) dalam sistem NCW. Pesawat peringatan dini seperti Boeing Wedgetail punya daya cium dan endus lebih 500 km. Jadi berlaku hukum sebab akibat, "first kiss first kill". Dengan benchmark pertempuran udara India-Pakistan ini selayaknya pengadaan minimal 3 unit pesawat AEW&C untuk TNI AU perlu langkah percepatan, extra ordinary. 

Sembari menunggu Rafale, kementerian pertahanan kembali menghidupkan kontrak untuk pengadaan 6 jet tempur Sukhoi SU35 dan 12 jet tempur Mirage dari Qatar. Keduanya sempat tertunda dengan segala dinamikanya. Juga akan datang pesanan 2 pesawat tanker Airbus A400M dan 2 pesawat angkut berat A330 MRTT. Akan datang juga 6 jet latih tempur T50 buatan Korsel untuk melengkapi 13 unit T50 yang sudah ada. Proses negosiasi pengadaan 24 jet tempur F15 Id masih terus berlanjut. Jika semuanya berjalan mulus, maka sketsa wajah tentara langit kita terlihat semakin mekar menuju gahar di tahun 2030. Termasuk kemungkinan perolehan 36 jet tempur KFX/IFX dan adanya penambahan kekuatan 25 unit radar GCI. Sementara matra darat bersiap menunggu kedatangan 22 helikopter Black Hawk dari AS dan sistem peluru kendali balistik Khan dari Turkiye. Yang menarik, ratusan drone bersenjata berbagai jenis yang dipesan untuk 3 matra TNI, pemasoknya adalah Turkiye. Luar biasa.

Perlu dicatat bahwa untuk pencapaian pertumbuhan ekonomi dan pertahanan, kita harus memiliki kekuatan manajemen pemerintahan dan leadership yang tegas. Strong government adalah sebuah keniscayaan manakala kita ingin fokus untuk menguatkan pertumbuhan ekonomi dan pertahanan. Ada banyak contoh tentang pemerintahan yang kuat, baik secara sistem maupun figur leadership. Contohnya Amerika Serikat, Rusia, China, India, Vietnam, Turkiye. Ada banyak bukti tentang keunggulan negara-negara ini. Vietnam maju pesat dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2024 sebesar 7,04 % jauh diatas Indonesia yang tumbuh 5,03%. Rusia tetap segar dan menjadi pengendali pertempuran dengan Ukraina. Industri pertahanan Turkiye maju pesat. China tidak perlu dijelaskan lagi, apalagi si Paman Sam.

Saat ini banyak negara dengan strong government baik berkarakter demokrasi maupun kerajaan mampu menguatkan pertumbuhan ekonomi dan pertahanannya. Seperti di jazirah Arab. Hampir semua negara di jazirah Arab saat ini menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan pertahanan yang kuat. Kita lihat Arab Saudi, Qatar, UEA, Kuwait, Bahrain sudah menjelma menjadi negara maju sejahtera dan memilki manajemen pertahanan yang canggih. Arab Saudi bahkan berinvestasi ke AS sebesar US$ 600 milyar. Dan belanja alutsista buatan AS sebesar US$ 142 milyar. Fantastis banget. Qatar menghadiahkan pesawat boeing mewah untuk kepresidensn AS. Donald Trump sumringah sukses berkunjung ke kawasan jazirah Arab belum lama ini.

Indonesia saat ini dalam perspektif kita memiliki strong government dan leadership yang tegas. Karya pemerintahan saat ini salah satu yang sudah memberikan hasil gemilang adalah kemampuan kita untuk berswasembada beras. Bahkan produksi beras kita adalah yang terbesar melebihi kebutuhan nasional. Ini sebuah prestasi cum laude. Rencana besar lainnya yaitu swasembada pangan dan swasembada energi. Juga program efisiensi anggaran dan pemberantasan korupsi adalah bagian dari upaya manajemen pemerintahan Prabowo untuk mengelola keuangan negara sesuai harapan rakyat. Sebagai negara besar Indonesia terus bergerak menuju negara maju. Saat ini kekuatan ekonomi kita ada di urutan 16 besar dunia dan kekuatan pertahanan ada di ranking 13 besar dunia. Dengan berbagai ragam kebhinekaan yang dimiliki baik suku, agama, dan budaya, ketahanan nasional Indonesia tidak lepas dari ujian kohesivitas dan sinergitas.

Ujian yang kita jalani saat ini adalah adanya sinyalemen campur tangan proxy war untuk menguji daya tahan, kekuatan kohesivitas dan sinergitas anak bangsa. Ada dua tema besar yang bergulir deras menjadi palagan framing adu domba. Yaitu  soal Nasab Habib dan Ijazah Presiden ke 7. Daya gempur "alutsista" framing membombardir dahsyat di kedua medan pertempuran narasi ini. Dampaknya adalah menguatnya polarisasi dan friksi di kawasan grass root. Dari sudut pandang kita, permusuhan proxy war sesama anak negeri perlu diwaspadai dan harus menjadi perhatian serius bersama karena bisa menjadi embrio perpecahan horizontal.

Indonesia akan terus bergerak maju membangun kekuatan ekonomi krsejahteraan dan pertahanan yang seiring sejalan. Kita meyakini dengan strong government dan leadership yang tegas, republik ini akan mampu menjadi negara maju sejahtera. Dan memiliki kekuatan pertahanan proporsional yang sebanding dengan luas wilayah. Investasi pertahanan sejatinya adalah untuk memberikan jaminan eksistensi, marwah dan kelangsungan perjalanan bangsa besar ini. Sketsa wajah pertahanan kita tahun 2030 akan memberikan persepsi dan perspektif yang mencerahkan. Mari bergegas menyongsong horizon 2030 dengan menguatkan kohesivitas dan sinergitas sesama anak bangsa. Inilah Republik Indonesia.

****

Jagarin Pane / 26 Mei 2025


92 comments:

Bolodewo said...
This comment has been removed by the author.
Anonymous said...

Bung jagarin itu bener ngga berita Sputnik TNI AU setuju ambil 42 J10 C cina?

Jagarin Pane said...

Jangan mudah percaya🙏🙏

Pusing pusing said...

Setuju dgn komen jangan mudah percaya dari BPK H Jagarin Pane, termasuk apa yg diungkap ke publik internasional soal kekuatan militer suatu negara yg dipublikasikan oleh sebuah kajian dari pengamat ahli dunia militer di media internasional.
Jangan mudah percaya juga dilontarkan oleh BPK KASAL kalo tidak salah ya.. karena hanya menghitung kuantitas alutsista militer yg dimiliki oleh sebuah negara bukan kualitas alutsista militer yg ready use 24 jam sebuah negara.

intifada said...

Investasi tiongkok sangat banyak di RI.. baru2 ini PM Tiongkok dan rombongan calon investor anjangsana ke Jekardah ketemu RI 1...wajar klo mereka juga nuntut imbal dagang... klo mau pilih ambil alutsista tiongkok, ambil yg gahar and bertekhnologi canggih sekalian.... minimal pespur siluman..destroyer.. hypersonic missile....

Pusing pusing said...

Setuju dgn pendapat anda tapi..... ada tapinya yaitu alutsista militer Made in China itu ada 3 versi yaitu versi termahal karena kwalitas original lalu ada versi eksport, versi eksport ini ada 2 versi juga yaitu versi export harga premium dan versi export harga paling murah.
Harus hati hati bila RI bila mau membelinya karena tanpa pengawasan ketat proyek ini bisa jadi bahan gorengan yg sedap, di sinilah bisa dijadikan celah utk bermain bagi yg suka mata duitan dan lebih parahnya pihak produsen alutsista militer Made in China bisa diajak cing cailah alias tutup mata tutup mulut bila pihak pembeli ingin bermain uang proyek.
Itulah masalahnya , harap waspada dan butuh pengawasan dari KPK.

Pusing pusing said...

Kalo beli alutsista militer buatan barat alias kiblatnya teknologinya dari negara Eropa dan USA hanya ada 2 versi yaitu versi original dan versi eksport saja alias udah di downgrade dari versi original. Biasanya versi original kaga diperjualbelikan dan itu khusus buat angkatan bersenjatanya atau sekutunya. Bila bukan sekutu ya yang ditawarkan itu versi eksport saja. Contoh kapal selam TNI-AL changbogo class TNI-AL, kenapa bisa bermasalah padahal AL Korsel juga punya 9 unit changbogo ini tapi tidak bermasalah. Jawabannya adalah bila changbogo class TNI AL kualitasnya di samakan dgn AL Korsel berarti kerahasiaan changbogo class milik AL Korsel bisa ketahuan dan bocor. Makanya kasel scoorpen Perancis tidak dipake oleh AL Perancis demikian pula AL Jerman tidak mau pake U 214 hanya mau pake U212 saja
Kasus fregat PPA Italy sebetulnya TNI-AL beruntung sekali karena bisa dapat versi original persis sama yg dipake oleh AL Italy.

Pusing pusing said...

Supaya semua alutsista baru TNI siap tempur alias ready use 24jam, maka sudah waktunya kebiasaan membeli kosongan dulu mulai dihilangkan aja sehingga setiap alutsista militer yg baru saja dibeli utk TNI sudah harus full loaded alias sudah lengkap dan siap tempur. Kebiasaan membeli kosongan itu sebetulnya bisa merugikan karena belum lengkap persenjataannya + belum lengkap stok gudang peluru senjatanya.

Kang bandung said...

Kelihatanya yg harus diprioritaskan salah satunya adalah AEW&C (Airborne Early Warning and Control ) ada banyak alternatif bisa dari USA, Swedia,Tiongkok dll minimal 3 pesawat

Anonymous said...

Bagaimana dgn Frigate MILGEM siap saji Ada selentingan dibungkus ?

Anonymous said...

Pembangunan Infrastruktur militer harus lebih d tingkat kan. Dan Untuk alutsista kita harus bisa membeli yang terbaik dan persenjataan lengkap, dikarenakan waktu tunggu nya pasti lama bisa sampai 7 tahunan. Radar di percanggih dan di perbanyak, Kapal Perang besar dan Kapal selam di tingkatkan, Pesawat tempur ditingkatkan lagi agar dapat di sebar ke titik hotspot dengan jumlah yag cukup. Yang terutama dari ini semua Pejabat nya harus tulus dengan rasa cinta yang besar untuk negeri tanpa berniat melakukan KKN

Anonymous said...

Ya karena Malon peringkat 44 pusing pusing 🤣🤣🤣

Anonymous said...

Ulasan anda sangat d nanti" bung jagarin bagaimana dgn MOGAMI class japan apa jadi d bungkus ? Dan bagiamana kabar selanjutnya kontrak fregat FREEM italia apa jg masih terus on process ?

Jagarin Pane said...

Dua2nya sedang bersaing lho🙂

Jagarin Pane said...

Setuju

Jagarin Pane said...

Semoga cepat prosesnya.

Pusing pusing said...

Jepang sudah berkali kali menawarkan fregat Mogami kepada RI tapi bagaimana jawaban dari RI ? Karena tiba tiba aja ada kabar di media digital bahwa fregat Istambul class Turkey jadi dibeli RI sebanyak 4 unit. Apakah karena harga fregat dari Turkey lebih murah dari fregat Jepang itu ?

Pusing pusing said...

Apakah dgn membeli fregat dari Turkey sebanyak 4 unit itu sebagai pengganti dari fregat FREMM Italy ?

Anonymous said...

Bagaimana kabar Rhan 450??

Anonymous said...

Hiruk pikuk akuisisi bermacam" alutsista saya lihat berseliweran d medsos hanya kepastian pengadaannya masih bikin tanda tanya termasuk kabar dari media asing yg menyatakan bahwa tni au menyetujui utk pengadaan 43 J10CE produk china bagaimana bung jagarin apa ada info yg sebenarnya ?

Ayoeng said...

Kabarnya ada banyak ttd LOI saat kunjungan Macron ke Indonesia diantaranya tambahan 12 Rafale F4, Kasel Scorpene & tambahan Meriam Caesar

Endho said...

Ulasan yg begitu lugas n konkret yg membawa angin positif bagi keberlangsungan Militer Indonesia...smg dengan Gaharnya alutsista kita tdk stagnan di th 2030 saja ..tetapi sustainable sampai kapanpun karna Ekonomi yg maju hrs di barengi militer yg kuat dan gahar agr mempunyai bargaining power yg handal di masa depan...yuks Indonesia Emas terwujud setidaknya lbh awal dr target 2045...bravo TNI 🇲🇨

Pusing pusing said...

Wah yg komentar begini pasti orang dari Malaysia, ngapain kamu ada di forum ini? Ini forum buat orang dewasa bukan buat anak kecil, memang benar Malaysia adalah surga bagi orang yg tidak bisa terima perbedaan pendapat, kamu pulang ke Malaysia aja karena Indonesia adalah negara Bhinneka Tunggal Ika, anda tau artinya ?

Anonymous said...

Semoga ada kabar baik dari kedatangan Presiden Francis ke Indonesia.
Kira kira apa aja yaaa kesepkatan dalam hal alutsista dan pertahanann. Indonesia

Anonymous said...

Pak Haji, yg ini terbalik ?"2 pesawat tanker Airbus A400M dan 2 pesawat angkut berat A330 MRTT"

Anonymous said...

analisis yg sangat..sangat..sngat menarik bung Jagarin...
Saya sangat setuju...
Analisis dari bung Jagarin selalu saya tunggu..
Trima ksih bung Jagarin..
sehat Selalu Bung😊
Jaya Terus Indonesia..!!

Kang bandung said...

Dari 3 bulan kebelakang banyak rayuan yg menarik dari berbagai negara dengan berbagai macam jurus pemikat bisa dilihat dari Italy, jepang ,Prancis, USA, turkey, Russia, Tiongkok , Korea sampai India mereka menawarkan berbagai macam alutista dengan mengeluarkan berbagai macam jurus pemikat dengan gayanya masing2x dengan mengirimkan delegasi bahkan pimpinan negaranya sampai turun mendagangkan produk unggulannya masing masing menarik utk dilihat siapakah yg terpilih ?

Anonymous said...

Kasel scorpene udah kontrak efektif?

intifada said...

_Sketsa Wajah Pertahanan Indonesia 2030 _
Sangat Berharap ada terlihat siluet Teknologi militer masa depan di sketsa tersebut Bung Jagarin..
Teknologi Militer Masa Depan akan dipenuhi dengan kecerdasan buatan (AI), sistem tanpa awak (drone dan robot tempur), dan teknologi yang dapat meningkatkan kemampuan strategis dan efisiensi operasional. Beberapa senjata teoretis seperti antimateri dan senjata berbasis energi juga menjadi perlombaan penelitian bagi negara negara Adidaya utk. Menciptakan dan menerapkan pada peperangan yg sesungguhnya.. sungguh mengerikan.. Semua diciptakan justru utk. membantai umat manusia....
Berawal pada peperangan Azerbaijan vs Armenia, dimana dominasi drone Bayraktar TB2 turkiye yg digunakan Azerbaijan meluluhlantakkan Armenia yg diperkuat rudal iskandr russia, menghentak dunia.. Era drone belum selesai, Iran mengejutkan Netanyahu-Joe bidden dg kombinasi serangan drone-Rudal jelajah-rudal hypersonic dan mempecundangi System Iron Dome yg di Agung2kan zionist israel.. tak selesai disitu,
Rusia menunjukkan kedigdayaanya lewat pertunjukan Orkestra Őreshnik yaitu Rudal hypersonic yg 'Show off' di palagan ukraina... Gila memang..
Terbaru.. Electronic Warfare disuguhkan dlm perang india vs pakistan dlm operasi Sindoor india.. Electronic Warfare dlm pertempuran udara J10 pakistan vs Raffale india yg melibatkan pesawat AWACS dan peran kecanggihan satelit militer... tercium sangat kuat.,Aroma peran militer tiongkok yg ikut serta membantu tentara pakistan... disinyalir pakistan sbagai negara proxy tiongkok utk sama2 melawan India..
Intinya jgn hanya berkutat pada pengadaan persenjataan konvensional, jaman telah berubah.. pengadaan persenjataan berteknologi canggih juga harus diwujudkan dan dihadirkan. system pendidikan dan pelatihan kemiliteran kita harus lebih maju sesuai perkembangan tekhnologi masa kini dan masa depan agar tdk ketinggalan jaman.

Masa depan teknologi militer akan terus berkembang dan membawa perubahan signifikan dalam cara kita berperang. Pemahaman tentang tren teknologi dan kemampuan adaptasi akan menjadi kunci untuk kesiapan dan keunggulan strategis di masa depan.

Jagarin Pane said...

Semoga pemikir strategis kita memiliki pandangan yang sebangun dengan pemikiran bro intifada. Teknologi adalah "fardu ain" yang menjadi syarat dan rukun manajemen pertempuran modern.

Jagarin Pane said...

Karena kita telah berubah menjadi gadis manis rambut sebahu yang punya "madu" alutsista . Banyak yang melirik dan ingin mendapatkan proyek alutsista dari madu anggaran yang tersedia.

Jagarin Pane said...

Alhamdulillah, barakallah

Jagarin Pane said...

Masih belum terkonfirmasi. Bisa aja itu bahasa sales marketing.

Anonymous said...

Ada berita dimulainya first cutting opv 90 ke 3 oleh batamec ( opv 90 ke 1 dan 2 oleh DRU ) benarkah ? Atau hoax?

Pusing pusing said...

Ada info kalo RI akan menambah akuisisi 12 unit lagi jet tempur Rafale Perancis dan bila sudah deal dibeli maka ada total 54 unit jet tempur Rafale. Ini langkah yg bagus daripada harus beli 12 unit Mirage 2000-5 ex AU Qatar. Bila TNIAU masih butuh jet tempur lagi sebaiknya jangan beli J10 China tapi langsung masuk ke jet tempur generasi 5, kandidatnya yg sudah siap produksi massal adalah SU 57 Rusia dan j 30 China, tinggal di analisa mana yg terbaik dari kedua jet tempur generasi 5 itu. Jadi jangan membeli jet tempur generasi 4,5 tapi langsung masuk ke jet tempur generasi 5.

intifada said...

Sah-sah saja klo Kemenhan mengajukan penambahan unit Raffale sepanjang yg akan didatangkan nantinya adalh Raffale varian generasi terbaru & tercanggih / diatas varian F4..
Yg paling urgent sekarang adlh mendatangkan pesawat AEW&C/AWACS sebagai tandem Raffale....

Anonymous said...

Rakyat kita akan bersatu padu di kala memiliki musuh bersama tetapi akan ribut sendiri ketika tidak punya musuh bersama... Kalau kita melihat negara2 yg kekuatan alutsista sudah sangat kuat mereka adalah negara2 yg mempunyai musuh tradisional atau sedang berkonflik dengan negara lain, mereka yg merasa terancam di setiap waktu.

Anonymous said...

Reputasi india sebagai salah satu kekuatan besar di asia bahkan dunia di karenakan suka borong2 alutsista kelas wahid hancur lebur hanya dalam 4 hari saja dan salah satu alutsiista yg membuat india ciut adalah fath 2 nya pakistan. Jadi apa artinya???

Anonymous said...

Artinya kemandirian alutsista gahar adalah sebuah keniscayaan.

Anonymous said...

Radar dan Electronic Warfare adalah Elemen Kunci peperangan modern.. dan Pakistan menerapkan, menguasai & memenangkan hal tsb. pada Operasi Sindoor yg dilaksanakan Militer India.. konsekuensinya India harus kehilangan 4 unit Rafale & 2 pesawat lainya...
Seharusnya ini menjadi pelajaran penting bagi militer Indonesia utk. segera mendatangkan pesawat AEW&C/AWACS karena peran pesawat tsb. begitu penting, untuk menguatkan sistem peperangan elektronika..
Salah satu negara yg mempunyai sistem peperangan elektronika terbaik adalah rusia.. Sistem Krashuka, Moskva-1, R-330Zh Zhitel mungkin bisa jadi opsi satu paket pembelian dg SU-35/SU-57.

Anonymous said...

Bung jagarin gak menulis lagi,padahal d tunggu tulisan2nya krn sgt berbobot dan bermanfaat bagi publik.

Anonymous said...

Klo sekarang kayaknya om jagarin kita wajib percaya bahwa J 10 bakal datang itu di IG kemenhan sendiri dari menhan usah bikin statement kita kirim pilot ke cina buat pelatihan J 10 wwkk

Anonymous said...

🔥🔥menyala J - 10 ..Tiongkok numbangin F 15, SU 35, KAAN Turkey, Ifx boramae, Mirage 2000 gile ni salesnya jago

Anonymous said...

Udah jelas om f15 ex akan di buang , Mirage 2000 -5 dari Qatar juga kan di buang , ganti y jelas j10 CE dari Tiongkok, Kemenhan jelas akan mengirim pilot untuk mengoperasikan j10 CE Tiongkok, isuy Kemenhan akan membeli j10ce sebanyak 42 unit harap maklum kita sudah anggota brics tetap kecuali pengadaan su 35 masih jalan dan di seriusin

Anonymous said...

Su 35 kontrak y malah sudah mau jalan mau efektif, Kemenhan beli j10 ce itu bekas bukan baru

Anonymous said...

Kebayang ga si pas di hut TNI / 17 Agustusan F-16 ,Su 27/30/35 , Rafale, J10 berjejer bikin formasi di udara🔥🔥

Anonymous said...

Lumayan cepet pling 1 THN barang dan Dateng akhirnya ada interim juga 😄

Anonymous said...

Pemaparan anda bagus & mencerahkan seiring dgn kemajuan teknologi pertempuran masa depan

Anonymous said...

Sepakat bro intifada plus senjata laser anti drone

Anonymous said...

Gen 4.5 bisa SU 35 atau J10C
Gen 5 SU 57 atau J35 dgn rudal PL 21

Anonymous said...

Berita rencana mengakuisisi Rafale dan J 10 C kejar kejaran

Jagarin Pane said...

Lagi cari tema yg pas. Perkembangan geopolitik juga sangat dinamis seperti bentrok thailand dan kamboja, pengebom china di lcs.

Anonymous said...

Perkembangan geopolitik kawasan begitu sangat Dinamis,.Bagai virus..Tak butuh waktu lama, konflik india-pakistan menular merembet ke kawasan Asia Tenggara.. perang perbatasan Thailand - Kamboja tak terhindarkan, tiba2 terjadi..eskalasi konflik semakin meningkat. Thailand siagakan pesawat2 tempurnya.. sdgkan Kamboja ini juga memiliki Pasukan Khusus yg juga dilatih oleh Kopassus TNI kita. Tiap tahun kamboja kirim kadet personel tentaranya utk ikut pendidikan bersama di Batujajar..
Menarik untuk dibahas..

Pusing pusing said...

Jet tempur baru China
Apakah jet tempur baru China bisa tandingi jet tempur baru barat ?
Jawaban singkatnya ya karena terbukti di konflik India vs Pakistan.
Bagaimana jam terbang maksimum jet baru China bisa dipake karena jet tempur barat rata rata jam terbang maksimumnya panjang lalu harus di rekondisi utk memperpanjang jam terbangnya dengan tetap pake mesin lama tapi spare part ya diganti yg sudah habis umur pakenya sedang jet tempur Rusia rata rata pendek sehingga saat rekondisi harus diganti baru mesinnya ?
Nah jet tempur baru China ini umur pake mesinnya bagaimana ? Apakah seperti mesin barat atau mesin Rusia ?

Pusing pusing said...

Beli alat perang dari USA tentu yg didapat versi eksport alias sudah didowngrade tapi tetap diwanti wanti tidak boleh dipake melawan sekutu USA. Beli dari Rusia juga yg didapat versi eksport dan harga lebih murah dari buatan USA + sekutunya. USA dan Rusia sama sama bisa embargo bila ada konflik politik. Perancis dan Italy lebih fleksibel yg intinya ada duit atau nggak dan kelihatannya Perancis dan Italy ini berani kasih versi original karena yg penting ada duit atau nggak karena harganya tidak murah. Kalo beli dari China bagaimana ? Apakah seperti Perancis dan Italy serta bisa dipake utk melawan China ?

Pusing pusing said...

Pakistan tidak punya konflik perbatasan dgn China sehingga Pakistan berani beli berbagai macam alat perang dari China dalam jumlah banyak. Nah RI punya masalah dgn China soal laut Natuna , bagaimana jadinya bila gara gara J10 China naik daun lalu latah ikut ikutan beli dibarengi dgn pembelian alat perang yg lain Made in China. Apakah bisa alat perang buatan China ini bisa dipake melawan China di laut Natuna ? Kalo dipake melawan Singapura dan Australi bebas aja dipake tapi melawan China di laut Natuna bagaimana ?

Pusing pusing said...

Posisi lokasi wilayah RI memang membingungkan buat para pemikir analis militer di TNI maupun di Kemhan RI karena di selatan ada musuh dalam selimut yaitu Australia dan New Zealand sedang di Utara juga ada musuh dalam selimut yaitu China dan Singapura. Mau beli alat perang dari negara mana ya yg benar benar hebat bisa dipake sekaligus menghantam kedua musuh dalam selimut itu ?

Anonymous said...

Masak iya ga gitu kali...TNI sdh punya antidote nya... 😊

Anonymous said...

42 Jet Bomber Russia dihancurkan di pangkalan dlm satu serangan ratusan drone ukraina..termasuk Bomber Tu-95 dan Tu-33..
Vladimir Putin al Moskowi siapkan Operation GOD's Whip sebagai serangan balasan.. tidak ada tempat aman di seluruh kota ukraina.. ngeriii Boss

Anonymous said...

Gara-gara istilah MEF sebagai pijakan pengembangan alutista TNI sdh dihapus, makin ke sini makin "ngawur" pengadaan sista TNI. Datang ke pameran sista negara luar dirayu sama marketingnya kepincut langsung ajukan pembelian, tanpa mikir konektifitas sista lainnya. Sdh pokoknya rasa makin acak kadul pengadaan sista TNI.

Anonymous said...

Satu LG musuh dlm selimut yg pusing pusing enggan bilang..Malassia..suku melayu yg rusak gara gara menghamba kepada british

Anonymous said...

KatAnya pinter pusing pusing impor ini gitu aja gobloknya minta ampun.. kyk yg rAta2 kuliah di RI😅dgn Adanya alutssta utama blok barat dan timur yg di miliki bersamaan dgn binaan tempatan akan di sesuaikan dgn musuh yg di hadapi..Indonesia Smart👍👍👍🇮🇩🇮🇩🇮🇩💪💪💪 Melayu👎👎👎

Anonymous said...

Alutsista cina itu bukan buat ditarok di LCS atau Sumatra tapi buat Indonesia Timur mungkin akan ditarok di pangkalan kupang NTT ingat jgn gara gara cina di barat kita lupa bahwa di Indonesia bagian timur ada kanguru yg dari dulu jadi provokator dari sejak lepasnya TIm TIM sampai kasus OPM. Jgn lupa OPM ITU PUNYA KANTOR PERWAKILAN DI AUSTRALIA. KITA TIDAK BOLEH LENGAH ITU KANGURU PASTI SENANG KLO PAPUA YG KAYA RAYA MERDEKA. MEREKA BISA PESTA PORA KAYAK PAD TIM TIM LEPAS MEREKA KERUK ITU CELAH TIMUR. MAKANYA BUAT JAGA PAPUA KITA PERLU ALUTSISTA DARI CINA. MAU NAMBAH SUKHOI KAYAKNYA BERAT DAPAT JUMLAH BANYAK KRN RUSIA LAGI SIBUK PERANG TINGGAL CINA YG READY. KAN NGGA MUNGKIN BUAT NGADAIN F 18 DAN F 35 AUSTRALIA KITA PAKE RAFALE DAN F 16 WKWK. MAU BIKIN EFEK DETERGEN KE KANGURU YA PAKE J 10 DAN JA 35

Pusing pusing said...

Yang ada di forum ini termasuk saya hanya meraba raba atas info yg beredar di dunia Maya alias internet, jadi komennya termasuk saya juga sebatas meraba raba aja dan itupun belum pasti terjadi, tapi semua info yg diberikan di forum ini memperluas info soal dunia militer bagi pemerhati dunia militer dari masyarakat sipil, syukur syukur di forum ini ada yg dari kalangan militer aktif atau pensiunan TNI bisa memberi pencerahan soal dunia militer. Ingat RI itu Bhinneka Tunggal Ika ada yg tau artinya m

Pusing pusing said...

Ingat, USA dan Rusia pernah embargo senjata kepada RI dan dampaknya ....... ? Tolong jawab sendiri, RRC bisa juga embargo senjata kepada RI kalo investasi China di RI diganggu. Kita bicara pahit saja ya, kalo itu terjadi bagaimana ? Makin banyak alat perang China dibeli RI itu bisa jadi senjata China utk menyetir haluan politik RI karena terbukti sebagian besar investasi di RI itu terbanyak dari RRC. Apalagi di RI ada 9 naga alias oligarki yg menguasai ekonomi RI dari pinjaman utang RI kepada China, itu pahitnya kalo terjadi.

Pusing pusing said...

Sudah ekonominya dijajah China tapi disadari, eh tau taunya militer ya pake juga alat perang buatan China, dampak kedepannya itu bagaimana ? Karena namanya alat perang pasti butuh suku cadang dan spare part, kalo ini dihalangi China lalu kesiapan tempur alat perang China itu jadi bagaimana kalo pemerintah RI tidak bisa disetir oleh 9 naga atau dari utusan langsung China ?

Pusing pusing said...

Malaysia tidak sy sebut karena dia ada di belakang ketiak Singapura , dua negara ini berlindung dlm negara persemakmuran, Malaysia parah bukan tandingan RI, kenapa ? Karena Malaysia tidak bisa menerima perbedaan pendapat tapi RI bisa menerima perbedaan pendapat. Karena itulah di RI ada semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Pusing pusing said...

Di dunia Maya sudah kencang sekali info soal akuisisi SU 35 dan J 10 entah siapa yg memulai memberitakannya padahal Kemhan RI tidak ada pengumuman resmi pembeliannya, diam diam belinya ? Tidak mungkin karena ada pengawasan anggaran dari Kemkeu RI soal dana utang PLN. Ada info juga di dunia Maya tunggu aja akan ada kabar menggembirakan di Indo Defence bulan Juni ini di Kemayoran.

Pusing pusing said...

Gambaran pertahanan RI di th 2030
Ada 2 jawaban yaitu bisa lebih maju dari sekarang atau tetap diam di tempat seperti sebelumnya. Kenapa ? Ternyata doktrin tempur TNI AD TNI-AL dan TNIAU belum dirubah masih berpatokan seperti era Orde Baru. Contoh saat latihan tempur gabungan TNI dari dulu tidak berubah, itulah kenapa tidak ada rancangan disain tempur yg mengikuti kemajuan teknologi militer. Makanya doktrin tempur harus dirubah dulu sehingga saat latihan tempur gabungan sudah harus pake drone tempur dan perang rudal lawan rudal. Contoh tank panser awak KRI pilot jet tempur dan pasukan TNI harus sudah diajarkan cara menjatuhkan drone tempur atau rudal yg datang memburu mereka demikian pula rudal ditembakkan ke udara via kapal perang atau via jet tempur atau via darat harus bisa dijatuhkan dgn tembakan rudal pertahanan udara, dll. Memang doktrin tempur yg modern butuh biaya yg tidak murah dibanding doktrin era PD 2 tapi itulah caranya agar TNI siap tempur di era pertempuran modern. Nah kalo tetap mengandalkan doktrin tempur era PD 2 bakalan tidak siap bila berhadapan dengan drone tempur dan rudal musuh yg datang. Ini terbukti banyak KRI yg kosong rudalnya hanya rumahnya saja yg tersedia tapi rudalnya kaga ada karena stok rudal utk KRI amat terbatas, nah siapa yg mau memulai rubah doktrin tempur era PD 2 ? Hanya pemerintah via Kemhan yg tau.

Anonymous said...

Jangan sok tau mas brow..TNI lebih tau .sangat jauh dari prediikaimu..😁😁😁

Anonymous said...

Maaf salah tulis.....prediikaimu😁😁😁😁

Anonymous said...

Prediksi mu

Pusing pusing said...

Jangan sok tau ?
Di forum ini membagi pengetahuan soal dunia militer yang sumber sumber beritanya banyak, bisa dari majalah militer international bisa dari dunia Maya atau internet dan bisa dari google news. Semua yg di forum ini bebas kasih berbagi pengetahuan mau diterima atau tidak itu tidak masalah karena yang penting sudah berbagi pengetahuan soal dunia militer dari yg didapat para komentator di forum ini. Syukur syukur komen komen yg ada di forum ini terdengar oleh para pemangku kebijakan militer tanah air utk sumber pengetahuan sbg salah satu inspirasi solusi. Kalo ada yg tidak sependapat tolong dibalas dgn berbagi pengetahuan yg sampeyan punya soal dunia militer, jangan dibalas dgn kalimat kasar " sok tau, dasar orang Malaysia dll " karena itu tidak mencerminkan kedewasaan berpikir anda..

Pusing pusing said...

Semua pemerhati dunia militer di forum ini termasuk saya sama sama ingin agar TNI kuat dan dilengkapi dgn alat perang yg gahar canggih mumpuni. Ibarat besar pasak daripada tiangnya, kita semua yg ada di forum ini adalah besar pasak, tiangnya adalah Kemkeu RI yg menyediakan anggaran buat TNI. Nah kalo tiangnya hanya kasih anggaran terbatas apa yg terjadi selanjutnya ? Tentu yg didahulukan utk eksekusi adalah tiangnya bukan besar pasaknya. Coba bayangkan anggaran peremajaan alat perang TNI cuma disediakan USD 25,5 milyar dan itupun dari utang luar negeri terus apa bisa menjamin kita bisa punya alat perang yg canggih gahar mumpuni ? Apalagi sekarang ini harga harga produk alat perang yg serba modern sudah mulai mahal mahal harganya, tetangga kita bisa menyediakan anggaran besar buat belanja militernya sedang kita anggaran belanja militernya terbatas, terus kita harus bagaimana ? Siapa yg harus disalahkan ? Solusi yg diambil pemerintah RI adalah diplomasi internasional yg cemerlang utk menghindari konflik karena utk menantangnya bukan tandingan kita karena kita terbatas alat perang dan anggaran militernya.
Masih juga tidak terima kenyataan lalu siapa yg harus disalahkan ?

Pusing pusing said...

Pertahanan RI th 2030
Bercermin dulu era Hindia Belanda karena masa itu Hindia Belanda sudah dilengkapi alat perang canggih gahar mumpuni di jamannya + jadi sekutu USA dan Australia. Jumlah armadanya banyak lengkap berbagai jenis dan type Papua jadi basis militer sekutu USA di Biak Morotai dan sorong. Tapi saat diserang Jepang dari dua sisi via Laut China Selatan dan perairan Utara Papua tidak mampu menahan serangan Jepang dan dalam hitungan beberapa Minggu langsung jatuh kalah menyerah. Inilah gambaran nyata bagaimana sulitnya mempertahankan wilayah nusantara yg luas banyak perairan dan banyak pulau pulau. Dengan alat perang yg banyak dan lengkap di jamannya ternyata tidak mampu menahan serangan Jepang padahal sudah dibantu sekutu USA. Kalo dilihat dan dibandingkan alat perang TNI sekarang ini TNI kalah jauh kalah lengkap dari alat perang jaman Hindia Belanda. Kenapa bisa begitu?
Ada penulis strategi militer kaliber dunia yg bilang tidak gampang mempertahankan wilayah yg banyak pulau pulau banyak selat banyak teluk dan banyak perairannya seperti wilayah Nusantara. Butuh Idana militer yg gede utk bisa mempertahankan wilayah Nusantara karena setiap pulau di Nusantara terbuka bagi serangan dari udara dan laut. Berapa banyak pulau besar dan pulau kecil di Nusantara ini? Akibatnya makin terbuka buat serangan musuh dari laut dan dari udara . Itu kalo berkaca di jaman Hindia Belanda. Sekarang kita berkaca di era sekarang ini, coba diteliti berkali kali masih samakah terbuka bagi serangan udara dan serangan laut sebelum sampai mendarat di pulau besar ? Jawabannya masih sama. Kendala sekarang adalah dana militer yg terbatas sehingga tidak mungkin TNI bisa dilengkapi alat perang sebanyak seperti jaman Hindia Belanda. Ibaratnya besar pasak daripada tiangnya. Tiangnya adalah anggaran militer terbatas sedang besar pasak adalah keinginan beli banyak banyak alat perang yg canggih gahar mumpuni. Kira kira begitulah gambarannya.

Pusing pusing said...

Sebetulnya yang bagus itu buat RI adalah sistem pertahanan mandiri setiap pulau. Contoh Sumatera harus dibangun pertahanan mandiri baik TNI AL TNIAU TNIAD hanya utk mempertahankan Sumatera saja, begitulah pulau pulau besar lainnya juga NTB NTT dan Maluku juga harus punya pertahanan mandiri utk melindungi pulau pulaunya.. Jangan mengandalkan dari Jawa saja. Tapi ini semua butuh dana besar buat membangun pertahanan mandiri setiap pulau. Pertahanan mandiri setiap pulau ini diintegrasikan dgn satelit militer sehingga setiap pulau bisa memonitor 24 jam keamanan wilayahnya. Apa bisa RI mewujudkannya ? Karena butuh dana amat besar, misal USD 25, 5 milyar itu hanya utk 1 pulau saja . Utk semua pulau butuh 8 x USD 25,5 =USD 204 milyar, itulah dana yg harus disediakan RI utk pertahanan mandiri setiap pulau karena ada 8 pertahanan mandiri setiap pulau.
Apa bisa diwujudkan ?

Pusing pusing said...

Kenapa harus 8 x USD 25,5 milyar ? Karena ada 8 pulau utk pertahanan mandiri setiap pulau yaitu Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Maluku Papua NTB dan NTT sehingga ada 8 pertahanan mandiri.

Pusing pusing said...

Kalo Sistem Pertahanan mandiri 8 pulau yg telah saya jelaskan di atas dgn dana total USD 204 milyar, maka TNI akan jauh kedepan melampaui Sistem pertahanan yg dibuat di jaman Hindia Belanda. Sistem pertahanan mandiri 8 pulau ini pasti membuat calon calon musuh berpikir 7 kali kalo mau mengganggu wilayah RI,

Anonymous said...

Ah masa...kayaknya ga gitu deh pus pus...doktrin TNI sdh berubah

Anonymous said...

Indonesia dihambat untuk menjadi negara besar dan kuat, seandainya pecah perang dengan singapore maka pakta pertahanan yg dimiliki singapore secara otomatis membuat kita berperang dengan 5 negara, fakta logis yg meskipun akan banyak pro dan kontra adalah hanya dengan memiliki senjata nuklir sendiri eperti halnya India dan Pakistan. Perang masa depan adalah tentang sumber pangan, perebutan SDA, perang biologi dan senjata pemusnah masal

Pusing pusing said...

Setuju, memang RI dikelilingi oleh sekutu USA + Inggris baik di Utara maupun di Selatan RI, itu sudah ada sejak era Hindia Belanda ditambah ada PT Freeport di Papua milik sebuah perusahaan swasta USA. Utk sektor ekonomi dewasa ini RI lebih condong ke China dgn investasi besar dari China ke RI, inilah yg menjadi ketegangan baru antara RI vs USA karena USA takut RI ikut blok China. Tapi untungnya alat perang TNI sebagian besar berasal dari eropa sehingga kecurigaan USA terhadap RI bisa diredam. Bagaimana akibatnya bila nantinya alat perang TNI mulai bergeser haluan dan condong ke China + Rusia? Tentu ini akan mulai timbul kecurigaan USA terhadap RI yg semakin besar, bisa bisa PT Freeport pindah tangan ke sebuah perusahaan China atas desakan China. Bila ini terjadi dikwatirkan akan menimbulkan konflik baru karena USA merasa tidak senang.
Makanya RI harus terus waspada jangan sampe condong ke kanan atau ke kiri, usahakan investasi ekonomi jangan sampe condong ke China, terapkan investasi ekonomi yg seimbang antara USA negara eropa Rusia dan China.

Anonymous said...

Preettt..!

Anonymous said...

Mohon ijin Pak Haji. Dari perang Ukraina Vs Rusia, Azerbaijan Vs Armenia, dan India Vs Pakistan, Indonesia harus hati2 karena dilihat misalnya dlm perang azerbaijan vs armenia yang memiliki rudal iskandar namun armenia yang alutsistanya dari rusia tetap kalah dengan azerbaijan yang asal alutsistanya dari turki, namun dalam perang Ukraina vs rusia, drone dari Turki awal2nya terlihat hebat bisa menghancurkan alutsista rusia, namun saat ini sebaliknya alutsista rusia bisa mengkounter drone dari Turki, kesannya spt ada perjanjian antara masing-masing negara pengguna alutsista dari negara lain, sellah2 pura2 nanti dalam periode tertentu agar alutsista negara lain supaya ditampilkan bisa mengalahkan alutsista asal negara lain, demikian pula sebaliknya, meskipun tidak menutup kemungkinan memang ada pengembangan, namun tidak asa salahnya Indonesia harus mewaspadai, karena dalam perang, masing-masing negara produsen alutsista akan diuji coba ketangguhannya menghadapi alutsista negara produsen lainnya.

Pusing pusing said...

Preeet ? Anda sadar nggak? Ini forum analis militer, lebih dari sekedar penyuka dunia militer, analis militer isinya membahas secara lebih dalam dan detail soal permasalahan seperti kegagalan suatu bentuk produk militer atau strategi militer, kenapa bisa gagal atau tidak berfungsi atau....., makanya bagi yg tau permasalahannya bisa bagi berbagi dgn para analis militer di forum ini, para analis militer ini harus bisa menerima perbedaan pendapat karena dari perbedaan pendapat ini bisa muncul solusi atau jalan keluar yg lebih baik. Kalo tidak suka beda pendapat tinggallah di Malaysia karena di sana tempat berkumpulnya orang orang yg tidak bisa menerima perbedaan pendapat.

Anonymous said...

Itu br betul you sngt paham di sana tempat lahirmu😅TDK bisa menerima perbezaan pendapat..judi di halalkan🤣🤣🤣

Pusing pusing said...

Anda kan tidak bisa Nerima beda pendapat di forum ini, kenapa anda kaga pindah saja ke Malaysia kok masih tinggal di RI ? Kan sudah di bilang RI itu Bhinneka Tunggal Ika, apa anda tidak tau artinya wahai anak kecil ? Ternyata anda ini orang Malaysia ya? Pantas maling teriak maling.

Pusing pusing said...

Rafale TNIAU
Selidik punya selidik ternyata 42 unit jet Rafale Perancis utk TNIAU sepertinya buat pengganti 12 unit F15 Tiger dan 34 unit Hawk 200+Hawk 209 TNIAU. Kedua jet TNIAU tersebut dari gen45 diganti dgn Rafale dari jet generasi 4,5.
Sekarang tinggal fokus ke pengganti 16 unit SU27+SU30 TNIAU dari jet gen45. Apakah mau diganti dgn jet generasi 4,5 atau langsung loncat ke jet generasi 5 ? Lalu F16 TNIAU sebanyak 34 unit yg notabene dari jet generasi 4 untuk ancang ancang saja ya mau diganti dgn jet dari gen ke berapa ya ?
Di sini terlihat ada 50 unit jet TNIAU yg memang harus segera diganti karena usia pakai . Apakah penggantinya mau diseragamkan saja dgn jet baru Rafale dari gen 4,5 supaya total TNIAU nantinya punya 100 unit? Ada berita bahwa TNIAU punya keinginan utk memiliki 150 jet tempur yg siap pake 24jam. Kandidatnya memang ada di KF21 tapi banyak drama dramanya mau ikut KAAN Turkey harus menunggu th 2030 karena jadwal produk massalnya ya di th 2030. Apa mau linsesi produk SU57 yg sudah siap produksi massal? Atau mau J35 China yg juga sudah siap produksi massal tapi di produksi di PT DI dgn lisensi produksi ? Atau mau ambil J10 China yg baru tapi dibuat di PT DI dgn lisensi juga ? Atau mau ambil F15 EX USA tapi di produksi di PT DI dgn lisensi produksi ? Keputusannya memang sulit tidak mudah, itulah kenapa PROSESNYA SANGAT LAMA BERTELE TELE yg ujung ujungnya bingung sendiri.

Anonymous said...

Yth Pak Jagarin, kbr kapal penyelamat kapal selam blm ada berita nya nih.

Andi rahmad said...

PintArnya orang mAlon satuni membolak balikkan fakta ye..

Pusing pusing said...

Anda yg memulai anda yg langsung vonis orang malon anda langsung marah beda pendapat aja, itu artinya anda sendiri orang Malaysia tapi malu ngaku, berarti anda itu maling teriak maling

Pusing pusing said...

Makanya jangan macam macam sama orang Indonesia, sudah sana pulang kamu ke Malaysia,

Anonymous said...

Pus pus ini model org yg ga tahu diri...