Diplomasi militer Indonesia beberapa pekan ini memperlihatkan kapabilitas non bloknya. Angkatan Laut Indonesia baru saja menggelar latihan gabungan dengan Angkatan Laut Rusia di Laut Jawa. Namanya Orruda Exercise. Masing-masing mengerahkan 3 kapal perang dengan pengawalan 1 kapal selam Kilo Class dari Armada Pasifik Rusia. Ini yang menarik, kapal selam "herder" ini tidak ikut latihan, hanya mengawal. Bagaimanapun kehadiran kapal selam Kilo Rusia di Orruda Exercise memberikan nilai kejut sekaligus nilai gahar.
Usai Orruda berlanjut dengan Latgab yang lain. Yaitu Latgab TNI bersama Australia bertajuk Keris Woomera. Kalau ini 3 matra TNI dan Australia melakukan berbagai serial latihan dengan ribuan pasukan dan alutsista. Mulai dari Darwin Australia kemudian berkonvoi menuju Banyuwangi untuk debarkasi alutsista milik Australia. Puncaknya tanggal 16 November 2024, dengan melakukan operasi tempur serbuan pantai untuk pendaratan pasukan marinir di Situbondo. Marinir Indonesia akan unjuk kemampuan dengan pengerahan tank-tank amfibi dan sejumlah alutsista lainnya. Termasuk dukungan pesawat intai, drone, radar dan jet tempur TNI AU.
Keris Woomera adalah implementasi dari Defence Cooperation Agreement (DCA) antara Indonesia dan jiran selatan yang berwajah Eropa. Inilah Latgab terbesar yang dilakukan Indonesia dan Australia sepanjang sejarah. Maklumlah jiran kita ini sedang berupaya "mengambil hati" tetangga besarnya yang kerap diusili soal OPM dan HAM. Sekarang sudah gak ngeributin OPM lagi karena fokus dengan AUKUS. Nah pakta AUKUS kan perlu berbaik hati kepada Jakarta untuk kulonuwun akses militer jika terjadi konfrontasi dengan China di Laut China Selatan.
Diplomasi militer Indonesia mah bebas-bebas aja. Kita bersahabat dengan semua pihak yang berseteru. Bulan depan TNI kembali akan melakukan Latgab. Kali ini dengan militer PLA China. Bahkan kabar terbaru dari Beijing setelah kunjungan Presiden Prabowo, China menawarkan 2 kapal perang jumbo heavy fregate kepada Indonesia. Ini bukan hal yang baru. Beberapa tahun lalu Indonesia juga pernah membeli 8 unit drone bersenjata CH4 Wing Loong dari China.
Intinya kita tidak ingin terjebak dalam pusaran konflik di era Unipolar saat ini dengan AS, NATO dan AUKUS sebagai penguasa hegemoni. Dalam visi over the horizon prediksi ke depan dunia sudah menuju Multipolar. China sedang menuju kejayaan sebagai kekuatan ekonomi number one in the world. Demikian juga dengan kekuatan militernya. Rusia-China-Korut-Iran sudah membentuk aliansi militer. Pasukan Korut sudah bertempur di Rusia melawan Ukraina. BRICS sudah semakin menguat dan berpengaruh, Indonesia mulai mendaftar ikut bergabung. Dari semuanya kita harus bersiap mengantisipasi prediksi untuk masa depan. Dengan tetap istiqomah di marwah non blok. Diplomasi militer kita sudah menyiratkan prediksi itu.
****
Jagarin Pane / 13 November 2024
20 comments:
salam kenal
Wah nampaknya Destroyer type 052 bakal dibeli nih. Tapi prediksi saya segala pembelian yg bernilai besar termasuk beli F15Id, Blackhawk, Frigate,Type052, Kapal Induk, dll akan diteken saat pameran Indo Defence bulan januari 2025
Bagaimana kabarnya blackhawk, apakah jadi dibeli 24 biji ?
kan sdh di beli 23 unit tinggal tunggu datangnya lagi
Mudah mudahan skema pembelian frigate type 052 mirip PPA dari Fincantieri Italia Plus tot jadi tidak terlalu lama dalam proses pembuatannya cukup 1 - 2 tahun kelar
Ralat destroyer type 052
@bung jagarin
Kenapa di setiap latgab seperti garuda shield,rimpac,carat, keris woomera,kakadu
TNI selalu menggunakan seragam (loreng malvinas) yg kontras dengan medan tempur apalagi dengan tambahan helm n rompi hitam,. Dengan kasat mata pun sangat terlihat kontras dengan medan tempur
Beda halnya dengan tentara AS dan Australia yg selalu menggunakan seragam camo/loreng sesuai dengan medan,
Gak juga. Tentara Aussi daa AS gunakan seragam gurun (coklat) pada lokasi hutan tropis (hijau) seperti garuda shield, woomera. TNI punya seragam gurun utk tugas peace keeping PBB.
Kilonya di tingling tidak m min di palu
Nampaknya k depan Indo btul2 akan d perhitungkan apalagi bila 7 kesepakatan pembelian alutsista dr rusia segera terealisasi.. Kita betul2 akan kembali ke era 60 an dan menjadi salah satu kekuatan terbesar di bumi belahan selatan amin..
Aamin semoga tercapai🤲👍
Menurut saya sepanjang ada peraturan sepihak dari USA yg bernama CAATSA banyak negara yg berpikir ulang utk membeli alutsista militer dari Rusia maupun RRC. Bagi negara negara yg pendapatan negaranya tidak tergantung dari export maupun import dari USA mungkin berani melawan CAATSA tapi bagi RI akan berhitung ulang karena banyak pendapatan negara dari pemasukan barang ke USA baik itu barang mentah barang baju maupun barang jadi yg semua barang barang tersebut yg Made in RI mendapat kemudahan biaya biaya beserta kemudahan pajak pajak bea masuk dari pemerintah USA. Inilah kenapa RI tidak berani melawan CAATSA buatan USA takut semua kemudahan kemudahan dari pemerintah USA THD semua barang barang dari RI dihapus dan ini tentu menurunkan pendapatan negara.
Ralat: bukan barang baju tapi barang baku atau barang dasar.
Betul. Fasiltas GSP impor dari RI bisa dicabut AS.
Tdk ada peraturan yg abadi termasuk caatsa.. Kita liat ke depannya bagaimana trump sekarang
Justru yg mengumandangkan peraturan CAATSA buatan USA ini adalah trump sendiri saat pertama kali menjadi presiden USA dan diteruskan oleh Joe Biden sebagai presiden USA berikutnya menggantikan ex presiden Trump.
Sekarang Trump menjadi presiden USA lagi utk mengganti ex presiden Jor Biden. Nah bisa anda tebak sendiri kira kira apa yg akan dilakukan presiden USA yg baru yaitu presiden Trump.
Sebetulnya peraturan CAATSA buatan USA ini adalah utk menghancurkan pangsa pasar produk alutsista militer Made in Rusia dan Made in RRC, tujuannya supaya tidak laku dan tidak ada satupun pembeli yg mau beli Made in Rusia atau Made in RRC. Ujung ujungnya adalah tidak ada uang yg masuk ke Rusia atau RRC dari penjualan produk alutsista nya. Antara Rusia dan RRC ini ternyata hanya RRC saja yg bisa mandiri 100% tanpa tergantung dari penjualan produk alutsista militer Made in RRC. Di luar produk alutsista militer ternyata RRC bisa mendapat pemasukan uang ke kas negara melalui produk produk sipil yg merajai hampir seluruh dunia mengalahkan produk negara negara barat . Dari sinilah akhirnya membawa RRC menjadi salah satu negara donor uang pinjaman dgn bunga rendah bagi negara negara di dunia ini yg membutuhkan uang buat membangun negaranya masing masing. Uang pinjaman dari RRC ini selain bunga rendah juga jangkauan waktu tenornya lama tinggal dipilih saja apa mau di samakan dgn tenor bank dunia atau mau pilih 50th atau mau pilih 100th atau mau pilih 150th dan yg dimaksud dgn tenor adalah waktu yg di utuhkan buat bayar utang. Ini yg tidak ada di Rusia sehingga untungnya kandungan alam Rusia sangat kaya seperti RI sehingga menjadi salah satu pemasok tunggal kebutuhan gas + minyak mentah yg dibutuhkan oleh negara negara di benua eropa.
Kelihatannya hanya Rusia yg terganggu akibat CAATSA sedang RRC tidak terganggu. Hanya RRC yg ekonominya bisa setara dgn negara negara Barat sedangkan Rusia ekonominya kalah sama RRC.
Entah alasan apa yg membuat USA ingin sekali membangkrutkan Rusia. Mungkin skenario USA adalah kalo Rusia bangkrut pastilah Rusia akan terpecah pecah lagi menjadi beberapa negara merdeka persis seperti runtuhnya adidaya UNI SOVIET dan kalo udah terpecah pecah begitu berarti blok timur bubar. Makanya ada skenario CAATSA dan perang Ukraina vs Rusia.
Kalo skenario ini berhasil maka Rusia tinggal sejarah dan kenangan masa lalu. Skenario berikutnya barulah menggoyang kedigdayaan ekonomi + alutsista militer Made in RRC. Kesimpulannya selama masih ada Rusia sulit bagi USA berikut sekutunya utk berhadapan dgn RRC yg menjadi sekutu Rusia ini.
Itulah kuncinya mengapa ada CAATSA dan perang Ukraina vs Rusia menurut saya ya.
Gw tau itu kerjaan trump tp segala sesuatu bs terjadi di dunia ini.. Apalagi Indonesia akan menjadi anggota Bric
Untuk memecah konsentrasi dukungan negara negara barat pimpinan USA bagi Ukraina dalam perang Ukraina vs Rusia adalah dengan dibuka Medan perang baru di tanah arab yaitu Israel vs Houthy dan Hamas, dimana Israel didukung negara negara barat sedang Houthy dan Hamas di dukung Iran Korea Utara RRC Rusia.
Masalah yg timbul bila di 2 tempat Medan perang yg berbeda ini kalo terus berlangsung tahunan apa jadinya perekonomian dunia ini karena otomatis misalnya banyak kapal dagang dan tanker kaga berani lewat laut merah dan harus memutar jauh lewat Afrika Selatan dan ini akan mempengaruhi ongkos delivery.
Perang Ukraina vs Rusia aja sudah lebih dari 3 tahun berlangsung dan belum menunjukkan tanda tanda perdamaian.
Di 2 perang ini bila dilihat lebih dalam sebetulnya ini menunjukkan kemampuan / kekuatan keuangan yahudi di perang Israel vs Hamas Houthy sedang di perang Ukraina vs Rusia menunjukkan kemampuan / kekuatan keuangan RRC.
Jadi sebetulnya ada 2 kekuatan uang yg bermain yaitu Kuang Yahudi dan uang RRC. Siapakah yg lebih unggul soal kekuatan uang ? Apakah uang Yahudi ataukah uang RRC ? Dari salah satu kekuatan uang inilah yg nantinya akan mendominasi simpan pinjam alias utang antar negara buat membiayai pembangunan proyek proyek di negara yg pinjam uang via negara donor.
Kira kira begitulah analisanya menurut saya
Post a Comment