Belum sepekan ada berita di CNN Indonesia, rencana pengadaan 4 kapal selam dengan total anggaran 2,1 milyar atau 31 trilyun. Kapal selam yang digadang-gadang adalah kombinasi made in Jerman dan Perancis, 2 kapal selam U214 dan 2 Scorpene. Saat ini Indonesia baru memiliki 4 kapal selam U209 yang kelasnya masih dibawah U214 Jerman atau Scorpene Perancis. Armada monster bawah air mutlak diperlukan sebagai salah satu kekuatan penggentar angkatan laut Indonesia. Kita tidak boleh abai dengan unsur kekuatan sistem senjata armada terpadu TNI AL ini. Potensi konflik di Indo Pasific termasuk Laut China Selatan adalah penguasaan wilayah laut dan udara. Mirip seperti perang Pasifik 80 tahun yang lalu.
Empat kapal selam yang dimiliki Indonesia saat ini belum menjadi kekuatan keunggulan. KRI Cakra 401 jenis U209 buatan Jerman misalnya sudah terlalu tua menjelajah jeroan laut kita. Sementara ketiga adik seperguruannya sama-sama U209 namun lain "dosen pembimbingnya", belum sampai pada penampilan memuaskan apalagi cum laude. Masih ada "mata kuliah" yang harus disempurnakan. Meski demikan ilmu transfer teknologi untuk membangun KRI Nagapasa 403, KRI Ardadedali 404 dan KRI Alugoro 405 sangat bermanfaat bagi PT PAL. Contohnya overhaul KRI Cakra 401 di galangan kapal selam PT PAL Surabaya sukses dikerjakan oleh insinyur dan teknisi PT PAL dengan supervisi Daewoo Korsel.
Sekedar info, ilmu transfer teknologi yang paling efektif dan cepat daya serapnya adalah upgrade atau enhanced mid life update (eMLU) jet tempur F16 blok 15 TNI AU. Saat ini dari 10 F16 generasi tahun 1990 yang dibongkar total untuk diisi dengan infrastruktur dan software tempur modern sudah selesai 7 unit. Semuanya dilakukan oleh tenaga ahli dan teknisi TNI AU dengan supervisi Lockheed Martin AS. Pengerjaannya dilakukan di markas skadron teknik 042 Iswahyudi AFB. Hasilnya 7 unit F16 ini sudah menyandang teknologi tempur terkini beyond visual range dengan rudal AIM-120 AMRAAM.
Soal pilihan untuk membeli aset kapal selam, dalam pandangan kita, memilih U214 bisa memberi manfaat ganda untuk TNI AL dan PT PAL. Bagaimanapun PT PAL sudah punya pengetahuan dan pengalaman. Termasuk penyerapan transfer teknologi ketika membangun 3 kapal selam Nagapasa Class U209 improved dengan guru pembimbing Daewoo Korsel. Meski performansi kapal selam tersebut belum optimal. TKMS Jerman yang nota bene mahaguru atau suhu nya pembuatan kapal selam di dunia tentu bisa mengurai aspek teknis untuk menggaharkan 3 kapal selam Nagapasa Class. Artinya PT PAL mendapat tambahan ilmu lagi untuk maintenancenya dan TNI AL bisa optimal mengoperasikannya.
Poin penting dari tulisan ini adalah menyegerakan percepatan pengadaan 4 kapal selam gahar ini. Momentumnya hanya ada di tahun sekarang. Proses pengadaan herder bawah air ini diharapkan bisa kontrak efektif tahun ini. Dalam prosesnya jelas ada tarik menarik unjuk performansi produk pabrikan. Namanya juga promosi untuk merebut simpati, wajar di dunia persaingan produsen bisnis alutsista. Selama proses pengadaan ini berlangsung publikasi marketing komunikasi Scorpene terlihat lebih mengemuka dibanding U214. Banyak media yang menyiarluaskan keunggulan dan nilai tambah Scorpene. Naval Group mengadakan acara presentasi performansi Scorpene di kapal perang LHD Perancis yang sedang berkunjung ke Jakarta baru-baru ini. Sementara TKMS produsen U214 Jerman hampir tidak pernah terdengar marketing komunikasi publikasinya.
Jika keduanya, Scorpene dan U214 menjadi pilihan bersama, ini merupakan keputusan win-win solution. Kapal selam U214 dapat menjadi "induk maintenance" bagi 4 kapal selam yang kita miliki yang sama-sama berbasis Jerman. Sementara pilihan kepada teknologi Scorpene adalah strategi untuk kerahasiaan teknologi. Dan tidak terpengaruh dari bayang-bayang teknologi U218 SG milik Singapura. Yang menggembirakan berita bawah air mulai terang benderang karena sudah ada penetapan sumber pembiayaannya (PSP) dari Kementerian Keuangan.
Kita menyambut riang gembira suasana terang benderang ini apabila terlaksana acara puncak yang bernama kontrak efektif. Sama benderangnya dengan puncak acara HUT TNI ke 77 tanggal 9 April 2023 di Halim AFB yang spektakuler dan digdaya. Menhan Prabowo, Presiden ke 5 Megawati, Ketua DPR Puan Maharani, Panglima TNI, Kapolri dan undangan lainnya berjoget bersama mengikuti lantunan lagu "Ojo dibandingke" dan saling bersalaman sumringah diakhir acara. Suasana terang benderang dengan udara cerah ini sejatinya adalah suasana kita bersama hari-hari ini dengan berita terang benderang soal pengadaan kapal selam gahar dan berbagai jenis alutsista lainnya. Semoga dimudahkan.
****
Jagarin Pane / 09 April 2023
208 comments:
«Oldest ‹Older 201 – 208 of 208Kasel ini kan alutsista senyap, apakah dalam pembeliannya pun tak bisa senyap yah ? Atau memang ini bagian dari strategi buat nakut2in pihak luar yg mau mengganggu kedaulatan kita, atau yg di publish cuma beli 4 sisanya ghoib, atau jangan2 beli 4 di kasih bonus 2.
Kasel ini kan alutsisita senyap, apakah dalam pembeliannya pun tak bisa senyap yah? Atau mungkin ini bagian dari strategi buat nakut2in pihak lawan? Atau mungkin yg di publish cuma beli 4 sisanya ghoib? Atau jangan2 beli 4 di kasih bonus 2?
Bukan menyesatkan intel tp menyesatkan kita semua
Bukan menyesatkan Intel asing tapi menyesatkan pemerhati alutsista kita semua
setidak nya bukan harus mengimbangi AUKUS ..Alutsista Kita bnyak yg Sudah Uzur ..TNI sbgai User Alutsista nya wajib Di perbaharui yg lebih mumpuni
PUSING PUSING
Kalo menurutku cukup riskan ga sih bang, khususnya untuk orang yang memiliki kebijakan dalam hal menentukan merk/produk yang akan di pilih, terlebih secara budget pun, seperti THR anak SD.
Karena kalo kita pilih u214 sebanyak 4 unit, mungkin seperti yang di jabarkan om jagarin, kita bakal mendapatkan bayang-bayang teknologi oleh tetangga kecil yang memiliki u218, tapi selebihnya seperti yang Abang jabarkan kita punya nilai lebih di pihak galangan, sehingga kemungkinan harga atau serapan teknologi yang kita dapat mungkin bisa lebih banyak, terlebih jika pihak tkms menawarkan bantuan untuk memoles kapal selam buatan Korsel kita yang menurut saya, sangat kita butuhkan untuk memaksimalkan kasel terbaru kita.
Kalo kita pilih 4 unit scorpene pun mungkin kita akan terlepas dari bayang-bayang tersebut, tetapi ya ya. TNI AL mungkin belum terbiasa dengan teknologi kapal selam Prancis dan butuh waktu untuk membuat TNI terbiasa dengan teknologi Kalsel tersebut khususnya dalam operasional dan Harwati.
Dan menurut saya dengan memilih 2 merk tersebut saya rasa kita akan mendapatkan kekurangan dan kelebihan yang tengah-tengah begitu juga dampak diplomatik yang menurut saya bersifat seperti ga enakan terhadap 2 negara yang yang cukup menolak claim 9 Dash line
kalau bisa minta TOT untuk 214,klu sudah bisa langsung diperbanyak,menurut saya untuk type 214 paling tidak perlu 8 unit,itu cuma untuk jaga ALKI saja..
Post a Comment