Friday, November 11, 2022

Memaknai Investasi Pertahanan

Ada beberapa netizen forum militer bertanya mengapa Indonesia harus belanja persenjataan banyak dan beruntun akhir-akhir ini. Mengapa tidak lebih mengutamakan belanja untuk ekonomi kesejahteraan negeri ini. Terminologi jawaban cerdas dari pertanyaan ini adalah memaknai belanja alutsista sebagai investasi pertahanan. Alokasi APBN untuk ekonomi kesejahteraan sudah terbagi di PUPR, kesehatan, pendidikan, subsidi, dana desa, UMKM dan lain-lain. Anggaran pertahanan kita sejauh ini masih di kisaran 0,8-0,9% dari produk domestik bruto. Bandingkan dengan Singapura yang mencapai 3%, India 2,7%, Inggris 2,2%, AS 3,5%.

Jujur saja selama ini kita sedikit lengah dalam membangun kekuatan militer based on navy and air force. Apalagi menganggap bahwa tidak akan ada musuh yang mengancam dan menyerang teritori NKRI selama duapuluh tahun ke depan. Ini yang kemudian menjadi tema statemen Menhan Prabowo ketika menjadi keynote speaker di acara Seminar Nasional TNI AU di Halim AFB Selasa tanggal 08 Nopember 2022.  Prabowo berharap para elite dan jendral dapat mengedepankan pola pikir strategis, mengantisipasi ancaman yang sudah di depan mata. Kita bangun kekuatan militer negeri ini secara signifikan untuk 20 tahun ke depan. Inilah investasi pertahanan untuk eksistensi dan marwah negara.

Dan sekarang ancaman itu jelas dan terang benderang. Suasana geopolitik dan geostrategis di kawasan Indo Pasifik saat ini sudah menyimpan bara api untuk konflik besar-besaran dan skala penuh. Ada tiga hotspot seperti bisul yang menunggu pecah bernanah di kawasan "timur jauh" ini, yaitu konflik Dua Korea di Semenanjung Korea, konflik China-Taiwan dan konflik di Laut China Selatan (LCS). China sudah membangun beberapa pangkalan militer canggih di kepulauan Spratly dan Paracel di LCS. Pertaruhan eksistensi dunia di masa depan ada di kawasan Indo Pasifik yang "satu kelurahan" dengan kita.

Semuanya merupakan potensi pertempuran dahsyat di kemudian hari. Sudah ada pakta militer baru berbau nuklir AUKUS antara Australia, Inggris dan AS. Latihan militer antar negara sudah sangat intens di berbagai tempat. Di Filipina, Australia, Korsel, Hawaii, Jepang silih berganti melakukan simulasi pertempuran multi nasional. Garuda Shield di Indonesia salah satu yang berskala besar diikuti 14 negara. Terakhir AS bersiap menempatkan 6 pesawat bomber strategis B52 bersenjata nuklir di Darwin Australia. Sementara Korut sudah mulai "bermain mercon balistik" menggertak Korsel dan Jepang.

Bagaimana dengan kesiapan kita. Filosofi si vis pacem parabellum ( jika ingin damai bersiaplah untuk perang) menjadi standar untuk memperkuat militer kita yang memang tertinggal jauh dari negara di kawasan.  Ya karena itu tadi menganggap tidak ada musuh yang mengancam dalam dua tiga dekade ke depan. Nyatanya dinamika kawasan LCS yang penuh gejolak ini membuat kita berkalkulasi dan berhitung. Hasilnya kita belum mencapai kekuatan militer minimal untuk menjaga negeri kepulauan terbesar di dunia ini. Maka digelarlah program MEF (Minimum Essential Force) sejak 13 tahun lalu yang kemudian diperhebat dalam tiga tahun terakhir ini.

Maka ketika ajang Indo Defence di Jakarta barusan, terdapat banyak persetujuan kontrak pengadaan alutsista untuk TNI. Nilainya milyaran dollar. Adalah sangat wajar dalam perspektif "baru bangun tidur" karena saat ini kita dituntut berlari untuk mengejar ketertinggalan kekuatan militer kita. Apalagi ternyata ada yang gagal datang seperti jet tempur Sukhoi SU35. Artinya ada rentang waktu yang terbuang. Kemudian yang lebih penting dalam kaitan ini, bahwa belanja alutsista sesungguhnya adalah untuk investasi pertahanan dengan durasi 20-30 tahun ke depan. Contoh kita membeli 42 jet tempur Rafale adalah untuk masa investasi 20-25 tahun kedepan. 

Yang namanya membangun investasi pertahanan apalagi untuk mengejar ketertinggalan terlihat dalam shopping list kementerian pertahanan. Ada kontrak pembelian rudal balistik Khan  dan Hisar. Pengadaan 5 Hercules, 12 jet tempur Mirage, 2 kapal perang penyapu ranjau, 6 pesawat amfibi.  Juga pengadaan 3 kapal cepat rudal, 2 OPV, 1 korvet, 1 LPD, 2 LST dari galangan kapal dalam negeri. Masih banyak shopping list yang lain.

Untuk semua itu mestinya harus kita sikapi dengan semangat membangun "dua sisi mata uang", ekonomi kesejahteraan dan pertahanan yang seiring sejalan. Negeri ini potensi pertumbuhan perekonomiannya ke depan diprediksi meningkat signifikan.

Release yang dikeluarkan IMF Oktober 2022 ini menempatkan PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia  di urutan ke 7 berdasarkan paritas daya beli (GDP based on Purchase Power Parity). Ranking PDB nomor satu adalah China dan AS sudah tergeser ke posisi runner up. Sebuah pencapaian bagus Indonesia bisa menyalip Perancis dan Inggris. Namun sayangnya prestasi ini tidak mendapat porsi pemberitaan yang proporsional. Ironinya kalau ada berita bertema ghibah senang banget membahasnya.

Sinergi cerdas Bappenas, Kementerian Keuangan dan Kementerian Pertahanan patut kita apresiasi. Usulan investasi pertahanan Kemhan disambut dan disaring Bappenas dengan green light kemudian disaring lagi oleh Kemenkeu dengan penetapan sumber pembiayaan (PSP). Semua mekanisme ini dijalankan dengan semangat percepatan karena kebutuhan alutsista kita extra ordinary. Dengan sebuah sebab yang jelas, militer belum mencapai kekuatan minimal sampai saat ini. Ini fakta.

Seremoni pembuatan kapal perang terbesar heavy fregate Merah Putih akan dilaksanakan bulan ini di PT PAL. Kontrak efektif pengadaan 2 pesawat angkut berat Air Bus A400M diprediksi akhir tahun ini. Juga pelaksanaan repowering 41 kapal perang striking force TNI AL di galangan kapal dalam negeri. Tiga contoh ini adalah bagian dari shopping list yang berbilang puluhan item untuk bisa diselesaikan dalam MEF jilid tiga yang berakhir tahun 2024. Termasuk pengadaan jet tempur F15, kapal selam dan kapal perang heavy fregate selain Arrowhead 140.

Pencapaian pertumbuhan ekonomi kesejahteraan kita harus diimbangi dengan investasi pertahanan. Tidak bisa tidak. Lihat China sekarang, juga Jepang, Korsel, Singapura, Australia, Taiwan. Semua upaya ini dimaksudkan untuk keberlangsungan bernegara, melindungi pencapaian kesejahteraan, rasa aman dan percaya diri. Sekaligus memberikan efek segan bagi negara lain, ini yang disebut dengan diplomasi militer. Kekuatan ekonomi kesejahteraan yang dikawal dengan kekuatan militer yang sepadan sejatinya adalah marwah, prestasi dan gengsi sebuah negara. Kita sedang menuju pencapaian itu.

****

Jagarin Pane / 11 Nopember 2022

102 comments:

Jagarin Pane said...

Setuju banget๐Ÿ‘๐Ÿพ๐Ÿ‘๐Ÿพ๐Ÿ™‚

Bo said...

Thousand friend zero enemy, si vis pacem parabellum.
Tidak ada yg menjadi musuh, namun jika ada potensi musuh, pertimbangan perhitungan intelejen geopolitik dan geo strategis, ibarat lebih sulit dari pada main catur.

Bo said...

Investasi pertahanan ibarat asuransi dalam menjamin kedaulatan dan kemerdekaan.
Adapun jika tidak ada ancaman, maka akan meningkatkan hegemoni marwah dan eksistensi bangsa dan negara.

Anonymous said...

Mau tidak mau suka tidak suka musuh itu pasti ada tidak bisa tidak. Karena itu sudah jadi takdir kehidupan. Sadar atau tidak sebenarnya kehidupan didunia selalu berada dalam posisi yg berlawanan atau diperhalus diperindah istilahnya menjadi berpasangan. Ada siang ada malam, ada jantan betina, ada perang ada damai, ada baik ada buruk,ada kutub utara dan selatan DAN JUGA HARUS DIINGAT ADA KAWAN ADA LAWAN. kehidupan didunia ini berlangsung dalam keseimbangan ,keselarasan, secara harmoni dan dinamis diantara ke 2 hal yang berlawanan atau berpasangan itu. Dalam falsafah cina kuno dikenal dgn istilah Yin dan Yang.bahkan jika keseimbangan ini terganggu terjadilah kerusakan.indonesia kurang memperhatikan ini dgn menganggap tidak ada lawan semuanya kawan sehingga kekuatan militer yg jadi tulang punggung keamanan tidak diperhatikan jauh tertinggal dari negara lain.keseimbangan juga di berlakukan secara alami oleh sang pencipta penguasa alam semesta sesungguhnya indonesia selain dianugrahi alam yg indah,posisi geografis yang strategis, kekayaan alam yg beraneka ragam baik aneka jenis barang tambang, tanah yg subur, hutan, lautan dan satwa numun di sisi lain indonesiang juga dianugrahi sebagai wilayah yg sangat rawan bencana Alam karena berada dalam lingkaran Ring of fire menurut para ilmuwan. Gempa bumi, tsunami, letusan gunung, badai, banjir, tanah longsor selalu menghantui

Jagarin Pane said...

Luar biasa literasinya. Thx๐Ÿ‘๐Ÿพ

Anonymous said...

Selama ini saya hanya tau PT Di, PT PAL, DAHANA, PT LEN, PT LUNDIN DLL sebagai produsen alutsista dalam negri. Sekarang muncul sebagai pendatang baru yg bermarkas di surabaya (mohon di koreksi jika salah) yg namanya infoglobal. Kiprahnya tidak main2 karena berhasil mengupgrade beberapa pespur indonesia. Rencananya juga akan upgrade pesawat Hawk indonesia bekerjasama dgn BAE. dan yg lebih hebatnya lagi sudah ancang2 memproduksi pespur next generation indonesia I22 dan itu tampaknys bukan omong kosong karena sudah diperkenalkan dan ditampilkan mockupnya di indodefence. Jika terealisasi ini benar2 lompatan besar indonesis dalam penguasaan teknologi militer. Ini harus didukung penuh. Siapa sih sebenarnya infoglobal ini? Apakah anak bangsa semua atau ada orang asing seperti halnya PT lundin dari swedia? Hmmm Menarik menyimak kiprah mereka

sanjaya said...

Yg di selatan lbh bahaya om
Diem2 kalem tp nusuk

Anonymous said...

Ohya hampir lupa satu lagi produsen alutsista dalam negri yaitu PT Pindad

sanjaya said...

5 tahun kita sudah berproses membangun alutsista dlm negeri dgn dukungan kerjasma dri pihak dalam dan luar negeri.
10 tahun nanti kita sudah bisa produksi sendiri alutsista dgn target 50% sesuai rencana pak menhan.

yohana said...

LIMA TAHUN YANG LALU DI JAMAN MENHAN NYA PAK RR SAMA SEKALI TIDAK ADA KONTRAK JADI AKIBATNYA SEKARANG TIDAK ADA ALUTSISTA YG DATANG...PAK PRABOWO MEMANG LUAR BIASA LANJUTKAN JADI RI1 KEMUNGKINAN ANGGARAN PERTAHANAN JADI 3%

Anonymous said...

๐Ÿ‘๐Ÿ‘

Koteka said...

Infoglobal terlalu ambisius merancang pesawat tempur dgn menampilkan mockup saat Indodefence.

Lebih rasional klau merancang UAV yg lebih baik dari EH dibanding merancang pesawat tempur yg tentu lebih rumit.

Anonymous said...

Thousand friend zero enemy untung segera di ubah dlm kpemimpinan jokowi klu tdk hancur lburlah kita ktka tiba2 terjadi prang dan sadar kekuatan kita sebenarnya trutma alutssta..

Koteka said...

Saya setuju dgn opini bung Jagarin ๐Ÿค๐Ÿ™
Sy hanya menyampaikan pendapat sy tentang investasi pertahanan Indonesia dari sudut ekonomi , politik yg sangat berpengaruh untuk tercapainya investasi pertahanan yg kita inginkan.

1. Paling penting dalam investasi pertahanan adalah semua pihak yg terlibat dalam negosiasi alutsista yg mau dijadikan investasi industri pertahanan Indonesia.
Harus mengutamakan kualitas alutsista yg bisa diandalkan menghadapi musuh minimal 5 tahun kedepan bukan pertimbangan keuntungan " komisi " yg didapat dari pihak produsen luar negeri.

2. Harus pintar memilih negara produsen sebagai patner investasi industri pertahanan . Tidak ada negara yg ikhlas membagi tehnologi militernya kenegara lain klau tdk sepadan imbal baliknya.

3. Libatkan tenaga" ahli INHAN Indonesia sebelum menentukan kerjasama .
Contoh KFX, CHANGBOGO tidak berjalan mulus. Salah satu sebab krn infrastruktur INHAN kita blom siap ( hanggar produksi , dok kapal selam ). Blom lagi tehnologi baru yg blom dikuasai ahli" kita . Dgn aladan ini akibatnya tdk ada TOT krn mengejar batas waktu penyerahan.
Kejadian yg sama terjadi juga dgn INHAN yg lain.
Akibatnya kerja sama ditanda tangani tapi selalu telat produksi krn alasannya kita blom siap infrastruktur produksinya / penunjang dan sumber daya manysianya.

4. Politik yg tegas dari pemimpin utk tetap meneruskan investasi pertahanan yg sdh benar dan tanpa indikasi korupsi .
Jgn karena sakit hati dan ingin balas dendam proyek" strategis " DIMANGKRAKKAN "

Indonesia tetap kuat dan berjaya ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ

Anonymous said...

Sy sangat tdk setuju dgn pendapat di atas swasta slalu berpikir modal balik tdk sekedar euphoria sprti bumn/bumns danakhirnya gak jadi di produksi,tdk mungkin infoglobal mlakukan itu tanpa penguasaan teknologi yg ckp mapan..

Anonymous said...

Seharusnya kita sebagai orang indonesia bangga punya perusahaan dlm negri seprti ini yg bahkan sdh mengexsportbproduk avioniknya ke manca ngra bukan malah meremehkan..

Anonymous said...

sy berharap pesanan 42 unit rafa ditambah 8 unit varian kapal induk, anggap sebagai cikal bakal wing tempur laut, walau blm tahu kapan punya kapal induk setidaknya pilot kita bisa berlatih selayaknya pilot tempur diatas kapal induk, pelatihan bisa nebeng di kapal Perancis.

pembelian MRTT jg sdh sangat mendesak agar pespur kita memiliki jangkauan lebih jauh dg kemampuan pre emptive strike minimal jarak 3000 km dari batas ZEE, kita juga musti memberdayakan SU30 sbg tanker udara mini dan setidaknya memiliki fighter bomber sekelas SU 34.

inhan dalam negeri perlu didorong agar mampu membuat rudal udara, laut, jelajah, torpedo. dll, utk membuat persediaan logistik sistem senjata, pada saat ada perang ... kebutuhan suplai akan terjamin, tdk akan tergantung impor.

Anonymous said...

Karena membeli jet F15 EX dengan harga mahal, yang juga tidak bisa dilakukan dengan mencicil, analisa saya, strategi pemimpin kita hebat, joint produksi dan pengembangan dengan pihak Rusia untuk Yak 130 merupakan langkah cerdas, mengapa, daripada membeli terus juga tidak ada discount juga tidak bisa ToT, maka alternatif lainnya ya bekerjasama dng negara lain, dng bekerja sama dng negara lain untuk produksi bersama tdk memperlihatkan secara langsung Indonesia membeli alutista dari negara yang dikenakan sanksi/emborgi ekonomi dan teknologi serta alutsista militer termasuk diantaranya suku cadang dan semua komponen dng harapan Indonesia tdk terkena sanksi, jika didalam kebijakan USA, yang dikenakan untuk perbuatan membeli, tapi untuk pengembangan dan produksi bersama tdk masuk dalam kategori membeli, ini merupakan langkah gertak, anda mau batalkan persetujuan penjualan , oke tidak apa-apa, saya masih punya langkah lain yang tdk terkena sanksi, karena saya mempelajari celah dari kebijakan yang dibuat, demikian analisa saya orang kampung.

Anonymous said...

Harapan saya Indonesia punya langkah strategis cadangan jika USA batalkan penjualan F 15 EX, dng membeli dan memperbaharui F15 bekas Jepang, Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan membeli eurofighter thypoon milik Inggris yang pernah ditawarkan dan diberitakan dijaman SBY, dan Mirage 2000 bekas milik Perancis, untuk mengantisipasi gejolak potensi konflik laut Cina Selatan, dan Myanmar serta semua sekutu tersembunyi dan alutsista juga personil yang ditempatkan di dekat laut Natuna Utara, karena jika ada negara lain yg membantu Indonesia terkendala jarak,dan biaya yang sangat besar, serta tidak mungkin kita mencari alutsista yg ready dlm sehari ketika kita diserang dlm sehari itu juga, karena perlu mobilisasi, dan pencatatan administrasi, untuk mencegah terjadin potensi korupsi.

Anonymous said...

Nah, dng adanya pembersihan dari korupsi, kolusi dan nepotisme di semua instansi termasuk di lingkungan TNI, dan di lingkungan aparat penegak hukum, saya berharap pemerintah berkenan menaikkan gaji mereka, karena godaan itu banyak, bahkan dikalangan pemimpinan agama aja ada, hanya belum terekspos, agar pembersihan dari korupsi, kolusi dan nepotisme bisa secara komprehensif, dan tidak ada kemunafikan, seperti adanya pandangan maling teriak maling, agar Indonesia cepat maju, dan tidak ada satupun rakyatnya yang miskin, agar kita semua bisa menikmati tujuan pendiri dan pejuang bangsa Indonesia, menjadi bebas, termasuk bebas menikmati kemakmuran, tidak terkotak-kotak, hanya sekelompok orang tertentu, karena pendiri dan pejuang kita berjuang sampai titik darah penghabisan bukan untuk dinikmati segelintir orang kaya, melainkan semua lapisan termasuk generasi penerus bangsa

Bo said...

Thousand friend zero enemy, perwujudan dr politik bebas aktif.
Itu yg ngomong menhan pak prabowo ketika debat capres mengenai pertahanan.

M.taga said...

Komen yg pas...dan lawan kita bukan calang cakang lawan. Harus di mengerti sendiri...lihat dari sejarah pasti menykutkan..

M.taga said...

๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘

Anonymous said...

semua akan mulus dan bisa melebihi target bila 2024 nanti p prabowo jadi presiden RI, bila tidak kita sudah tshu capres yg akan maju tampaknya tidak sebaik dan setajam p prabowo, tni sekarang terasa akan kuat dan besar karena peran besar p prabowo bukan p jokowi, terbukti 5 tahun periode pertama p jokiwi berkuasa dgn menhan lama tak ada perencanaan yg terarah terukur besar dan strategis sepeti yg sejarang kita ikuti irama kemhan dengan bos besar p prabowo, semga p prabowo jadi presiden 24 dan beliau sehat

Pusing pusing said...

Investasi pertahanan
Apapun yang namanya investasi pasti ujung ujungnya adalah benefit alias keuntungan. Keuntungan apa yg diharapka dari sebuah investasi? Biasnya adalah uang, kalo tidak menghasilkan uang jangan harap ada investasi. Investasi di bidang pertahanan itu utk orang bisnis punya resiko gede alias iya kalo laku produknya, kalo tidak laku produknya bagaimana? Ya rugi bahkan bisa bangkrut usaha pertahanannya. Makanya tidak gampang membuka usaha dibidang pertahanan,bcara cara menyiasati adalah lisensi produksi dan lisensi ini bisa terjadi bila membeli suatu produk alat pertahanan yg jumlah unitnya banyak. Yang jadi masalah utama sebuah invest pertahanan adalah bukan membangun dan membuat wahana tapi isi yg ada di dalam sebuah wahana,bini yg sulit dilakukan karena isi di dalam wahana ini adalah produk produk high tech yg hanya segelintir negara yg bisa menciptakan dan membuatnya. contoh: kapal perang jet tempur tank panser dsb, ini adalah sebuah wahana dan sebuah wahana ini setiap negara pasti bisa menciptakan dan membuatnya. Lalu masuk ke isi dari sebuah wahana inilah yg tersulit utk diciptakan dan dibuat seperti isi di dalam kapal perang isi di dalam jet tempur isi di dalam tank isi di dalam panser dsb. Apa itu isinya yg high tech? Tank umpamanya pasti di dalamnya ada mesin pendirong lalu ada girbox penyalur tenaga lalu ada moncong Canon berikut perangkat penembaknya baik itu manual maupun otomatis yg digerakkan komputer kendali tembakan, belum lagi kabel kabel dan sambungan sambungannya supaya semua sistem elektroniknya berfungsi baik. High tech inilah yg belum bisa dikuasai oleh para ahli ahli teknisi pertahanan, makanya diadakan kerjasama dalam bentuk lisensi seperti tank harimau lalu panser anoa lalu rantis komodo dll.
Jadi investasi di bidang pertahanan itu tidak mudah karena kalo tidak jeli menghitung untung ruginya dipastikan nantinya produk pertahanan yg dibuat tidak laku sehingga akhirnya jadi rugi karena tidak bisa menghasilkan uang dan ujung ujungnya yaa bangkrut usahanya Invest yg paling aman ya seperti yg dilakukan PT DI dan PT Pindad. Karena PT ini menggandeng perusahaan terkenal di luar negeri utk ikut kerjasama memproduksi produknya di Indonesia. Nah kali begini terus kerjasama produksi kapan Indonesia bisa maju bisa bersikari dan mandiri menciptakan sendiri produk alutsista militer. Inilah yg dinamakan buah simalakama alias serba salah karena yg namanya usaha di bidang pertahanan pastilah yg dicari adalah keuntungan uang dari hasil jual produk yg diproduksi.
Kira kira demikian gambarannya ya.

Pusing pusing said...

Prabowo memang oke sebagai menhan RI dibanding ex menhan RI yg lain, kenapa? Karena Prabowo berhasil keluar dari kebiasaan kebiasaan yg sering di jaman ex menhan yg lain. Apa itu kebiasaanya? Yaitu beli alutsista yg dilihat bukan gahar canggih mumpuni tapi yg harganya paling murah yg terjangkau kantung pemerintah, disaat Prabowo jadi menhan RI barulah RI berani beli produk sebuah Alutsista militer yg harganya lumayan mahal yg biasanya harga segitu langsung dicoret oleh ex menhan yg dulu karena kemahalan harganya.
Cuma keberhasilan Prabowo sebagai menhan ini bukan jaminan ia akan suksek dan berhasil bila jadi presiden RI, kenapa? Ruang lingkup tugas dan wewenang presiden itu amat luas bila dibanding ruang lingkup tugas dan wewenang menhan. Jangan langsung di vonis bila presiden nanti yg dipilih bukan Prabowo bagaimana soal pertahanan negara yg sedang dibangun sekarang ini. Siapapun yg jadi pressiden RI berikutnya itu adalah orang orang yg unggul ilmu dan wawasan berpikirnya artinya ia harus berhasil merangkul semua pendapat dari berbagai suku bangsa dan dari semua masukan masukan pendapat soal negara maupun soal roda ekonomi maupun soal pertahanan negara, si presiden RI berikutnya harus pandai pandai perpikir menganalisa menyaring serta jangan lupa tanya sana tanya sini sehingga nantinya kasih outputnya oke tidak mengecewakan. Mau dia orang sipil atau mau di orang mantan militer yg penting kali udah jadi presiden RI itu harus bijaksana toleran hormat menghormati dan sama sama bergandengan tangan ddalam menjaga perdamaian di tanah nusantara ini serta sama sama berjabatan tangan menjalankan roda ekonomi supaya berputar lancar. Disamping itu si luar negeri si presiden RI berikutnya juga harus berwibawa dihormati oleh pemimpin pemimpin dunia internasional karena apa? Ya karena ilmunya wwawasannya analisanya serta terobosan terobosan yg dilakukannya demi perdamaian dunia.
Kira kira begitulah gambarannya ya bagi calon presiden RI berikutnya.

Waipios said...

Di asia tenggara baru Indonesia yg punya fasilitas pembuatan kapal selam,bgitupun hangar utk pespur ifx nanti jg sdh siap di pt di,bnyk2 baca bro sblm komen..

Anonymous said...

Analisis saya lebih baik dicancel saja pembelian f15ex dan diperbanyak pembelian untuk Rafale sebanyak 100 unit serta drone kamikaze buatan Pindad 500 unit serta kcr 60 minimal 250 unit dengan CMS buatan haselsan dan rudal anti kapal atmaca maka China dan Aussie tidak akan bisa tidur nyenyak

Anonymous said...

Bener sih p prabowo, para elite dan jenderal berpikir strategis, tidak lagi mikir sembako, mangkal di blkng meja dan mudah kagetan.

Jagarin Pane said...

Ini terkait dgn fasilitas GSP ekspor kita ke AS. Salah satunya penyeimbangnya beli alutsista dari sono.

Gugus depan said...

Iya batalkan aja F15ex,bisa dialihkan ke heli chinuk aja 20 dan Apache 10 unit unit untuk kebutuhan heli angkut berat untuk misi perang atau misi kemanusiaan dan bencana sama tambahan rudal2 F16.

Gugus depan said...

Batalkan f15
- alihkan ke heli angkut berat cinuk 20 unit( bgus buat misi tanggap bencana)
- nambah heli Apache 10 lgi
- tambahan rudal air to air F16,klo bisa minta AGM84
- fokus ke Rafale dan IFX




Ayoeng said...

Dalam situasi global yg semakin carut marut dgn perang rusia vs ukraina serta potensi memanasnya kawasan asia akibat seteru china vs taiwan, korut vs korsel maka prabowo dgn kemampuan militernya cocok jd next presiden 2024 sementara urusan dalam negeri akan dikelola oleh wakilnya

Ayoeng said...

Pembelian F15id sptnya strategi pa Prabowo krn mau menhan beli scr cicilan bertahap tp pihak AS tdk mau. Jd spt kasus pembelian eurofighter dr Austria yg berbelit2 akhirnya beli rafale. Diplomasi F15id hny pijakan untuk mendapatkan "sesuatu yg lebih besar"

Koteka said...

Waipios # Betul fasilitas hanggar dan fasilitas kapal selam itu dibuat setelah pihak luar meninjau langsung fasilitas yg ada di Indonesia dan ternyata fasilitas blom memenuhi syarat makanya dibangun baru.

Anonymous said...

Bung jagarin knp Indonesia sy perhatikan hampir membeli semua alutssta buatan turki kalau speri rudal sar dan khan wajar katanya klu sdh bs di buat di dlm negri tdk usah membli dr luar lg tp seperti rifle dan rantis misalnya knp harus di bli jg padahal indstri swasta yg bikin itu sprti rifle komodo itu sangt susah mendapatkan pesanan walaupun senjatanya sngt canggih tp ktka mrreka pngen pindah kluar tetangga sblah misalnya utk klanjutan bisnis malah mencak2 gak nrima..piye iki..

Anonymous said...

Inilah yg sering di kluhkan industri swasta kurangnya pesanan klu pun ada dlm jumlah yg sngt sdikit..

Pusing pusing said...

Membangun industri pertahanan yg benar

Industri pertahanan intinya itu ada di teknologi radar + teknologi perangkat elektronika + teknologi senjata + teknologi roket dan rudal + teknologi mesin pendorong..
Ke5 teknologi ini pertama Tama yg harus dikuasai ilmunya dulu lalu setelah itu meluncurkan produk produk masing masing teknologi tersebut utk pertahanan. Ini yg seharusnya jaman orde baru harus dilakukan oleh RI. Setelah muncul bertahap produk produk masing masing teknologi itu barulah dipraktekkan ke peralatan militer yg dipunyai TNI alias modernisasi atau retrofit sembari try and error' lalu diadakan perbaikan perbaikan sehingga akhirnya muncul produk yg oke siap pake karena hasil retrofit/ modernisasi dari peralatan TNI dgn dicangkokkan produk produk masing masing teknologi itu berhasil memuaskan kinerja di lapangan.
Setelah itu barulah dibuat produk produk masing masing teknologi yg handal bermutu kinerjanya oke hasil dari data data yg didapat saat melakukan retrofit/modernisasi terhadap peralatan peralatan milik TNI yg rusak atau tidak ada suku cadang atau kemakan usia tua. Inilah yg sebetulnya disebut masa masa transisi buat produk produk masing masing teknologi itu utk dilihat oke atau tidak atau oke tapi butuh perbaikan sana sini.. Setelah melewati masa masa transisi ini barulah diciptakan sebuah wahana baru gres yg mengusung alias memakai produk produk dari masing masing teknologi itu. Artinya di dalam wahana itu dipakailah produk produk masing masing teknologi itu. Jadi sebetulnya itu yg harus dilakukan saat dii jaman orde baru dan bila itu dilakukan maka indonesiia tidak terseok Seok memilih alutsista militer buat TNI. Dan kenapa terseok Seok? Ya karena harga dari sebuah produk peralatan militer semakin tahun harganya semakin mahal bahkan ada suatu produk peralatan militer yg sudah mulai tidak terjangkau harganya bagi negara negara yg berkantong tipis.. Sayang dan amat disayangkan itu tidak dilakukan Indonesia saat jaman orde baru buat memulai bangun dari nol industri pertahanan.

Pusing pusing said...

Tambahan
Setelah sukses melewati masa masa transisi bagi produk produk masing masing teknologi itu barulah muncul industri pertahanan yg kokoh karena disaat itu dimulai membuat wahana wahana yg didalamnya memakai produk produk masing masing teknologi. Dan apa itu wahana? Itu adalah panser tank rantis meriam kapal perang pesawat angkut jet tempur dsb. Dan disaat itulah pasti muncul industri industri pendukung industri pertahanan seperti industri kabel dan sambungan sambungan lalu industri baja dan besi yg tidak tembus ditembak senjata 12,7mm atau baja yg tahan ledakan ranjau lalu industri kaca yg tidak tembus peluru lalu ban Karen yg tidak tembus peluru lalu industri peredam kejut dll. Cuma yg tersulit itu ada di industri permesinan karena ada teknologi ygvamat sulit didapat seperti rumus detail pengecoran blok mesin serta takaran takaran campuran buat proses pengocokan blok mesin. Kenapa bisa begini? Karena setiap pabrik pembuat mesin mesin selalu menjaga rahasia ramuan tersebut proses pengecoran blok mesin.v Cina Iran dan Korea utarapun amat sulit membuat proses pengecoran blok mesin yg ramuan alias takaran takaran yg pas seperti mesin mesin buatan pabrik terkenal di dunia.

Pusing pusing said...

Semoga berguna ya ulasan ulasan saya di atas tadi utk menambah wawasan berpikir soal industri pertahanan.

Pusing pusing said...

Ulasan saya barusan di atas tadi sebetulnya ada contoh nyata di lapangan buat industri pertahanan yg benar yaitu munculnya PT INFOGLOBAL. Infoglobal ini entah dari mana datangnya tiba tiba membuktikan kepiawaiannya soal membetulkan avionik dan perangkat elektronik di pesawat pesawat tniau yg langka suku cadang gara gara terkena embargo militer era 90an. Saat terkena embargo militer itulah satu persatu pesawat tempur tniau tidak bisa terbang karena tidak ada suku cadang di gudang sedang uang punya tapi tidak bisa beli suku cadang baru. Entah dari mana tniau dapat info soal Infoglobal ini, tapi yg jelas ditangan para teknisi teknisi Infoglobal ini satu persatu jet tempur tniau bisa mulai terbang kembali terutama jet tempur F5 Tiger dan Hawk . Disaat itu Infoglobal dipercaya tniau utk memperbaiki avionik dan perangkat elektronik di kedua jet tempur tniau yg rusak dan tidak ada suku cadang bahkan waktu itu Infoglobal berhasil membuat baru tiruan dari avionik dan perangkat elektronik asli yg rusak itu.ini benar benar hebat dan salut buat Infoglobal. Jadi Infoglobal dari awal mula memang merintis dari nol utk membangun sebuah industri pertahanan di bidang teknologi perangkat elektronik. Dan dgn berjalannya waktu PT Infoglobal ini sekarang sudah menjadi industri pertahanan sukses skala internasional. Di pameran indot defence kemarin PT Infoglobal memamerkan karya karyanya bagi industri pertahanan. Dan bahkan sakit takutnya USA terhadap Infoglobal ini para teknisi dari PT DI dilarang kerang mengakses teknologi kunci di jet tempur baru KFX/iFX korsel-RI. Mungkin pihak USA ketakutan di dalam teknis PT DI yg dikirim ada orang orang dari Infoglobal karena USA dari awal ternyata mengikuti sepak terjang kesuksesan Infoglobal dalam membetulkan jet tempur tniau yg rusak karena tidak ada suku cadang saat RI diembargo USA.
Indonesia wajib bangga terhadap PT INFOGLOBAL.

Pusing pusing said...

Rudal darat ke darat dan rudal pertahanan udara per unit peluncur rudal di dunia internasional yg berharga murah adalah buatan cina lalu Iran lalu Korea Utara lalu Turkey lalu Ukraina lalu Belarusia lalu Ceko. Sebetulnya RI mau beli rudalv rudal produksi Ukraina yaitu rudal neptune tapi dibatalkan karena ada perang Ukraina vs Rusia. Setelah banyak pertimbangan termasuk TOT atau lisensi akhirnya Turkey yg berhasil dipinang RI, dan ternyata selain rudal rudal itu Turkey juga menawarkan radar dan CIMS utk kapal perang baru RI berikut Canon anti serangan udara dan kebetulan juga harga buatan Turkey itu sesuai kantong RI. Masalah kenapa rantis masih beli dari luar padahal dalam negeri sudah ada pihak pihak yg memproduksi rantis buat militer? Mungkin karena rata rata rantis militer buatan luar negeri digembor gemborkan sudah anti ledakan ranjau sekian kg TNT + model disainnya gahar gahar khas militer.

Bo said...

Yang gak mau dr pihak boeing, bukan uwak sam

Bo said...

Selentingan kuping terdengar, bahwa ada pinjaman dr qatar sebesar 3.6m usd, tp harus dipake 0.7 utk nebus mir2000, sisa 2.9 ditambah 1.1 yg sudah ditransfer, berarti sudah separuh lunas 4m usd utk 42 rafale.
Ditambah 36 f15idn itu pinjaman dr kas uak sam dan tambahan dr kas nya bu sri th 2023,infonya kalo pesawat lengkap cma 9m usd, sisanya 3.9m itu part2 utama tambahan, bisa dibikin pesw lagi. Kalo gitu masuk akal.

Bo said...

Kemenhan bener memutar otak dan lari sprint utk mengejar ketertinggalan mef, juga utk memenuhi dan menyempurnakan doktrin pertahanan baru yg mutakhir.

Gempur Bukan Waria said...

Masak infoglobal dibilang datangnya tiba-tiba dari mana mampu....., wedeeew. Majalah angkasa lupa tahun berapa (yg pasti edisi 8 - 10 tahun lalu atau malah lebih) sdh membahas perusahaan anak bangsa ini. Kebetulan saya pelanggan majalah angkasa- komando sejak tahun 2000

Pusing pusing said...

Saya juga tau PT Infoglobal yg diserahi tugas membetulkan salah satu jet tempur tniau F5 Tiger dan hawk itu dari majalah TSM dan Majalah Angkasa kalo kaga salah th 1994 saat RI terkena embargo militer dari USA.

Gempur Bukan Waria said...

Klo tau tinggal belajar membuat redaksi yg lebih baik lagi seperti abang jagarin

Pusing pusing said...

Dulu era th 80-90an kalo mau tau lebih banyak soal dunia kemiliteran ya beli majalah TSM singkatan dari target dan strategi militer, di majalah tersebut diulas lebih dalam soal soal dunia militer, di majalah TSM inilah pernah menulis tentang Infoglobal karena berhasil membetulkan salah satu perangkat elektronik yg rusak di jet tempur F5 Tiger dan hawk tniau dan disaatviru ada embargo militer, banyak alutsista TNI yg tidak bisa ready use24jam. Kalo kaga salah ya karena udah puluhan tahun yg lalu, Infoglobal dulu bukan PT tapi workshop anak anak lulusan ITB mayoritas adalah salah lulusan teknik elektro lalu teknik mesin. Ex mahasiswa ITB ini mendirikan workshop alias bengkel elektronika ( deteilnya silahkan tanya langsung ke mereka ya) dan kebetulan juga saat itu para petinggi TNIAU berusaha keras agar satu persatu jet tempur harus ready use 24 jam walau ada embargo militer dari USA, kalo kaga salah ya di majalah TSM itu ada tulisan bahwa TNIAU yang meminta mereka bisa nggak betulkan salah satu kerusakan perangkat elektronik salah satu jet tempur TNIAU dan kebetulan ada embargo militer sehingga membuat kacau kesiapan tempur kebanyakan alutsista TNI. Banyak yg sudah lupa dan saya tidak ingat lagi di majalah TSM itu, mahlum udh puluhan tahun yg lalu.

Pusing pusing said...

Walau majalah TSM mulai terbit di tahun1985 tapi isi dan ulasannya sangat dalam , pokoknya top banget sampe smpe menurut saya majalah angkasa dan majalah commando lewat tapi saya juga sangat kecewa sekali sama majalah TSM karena tiba tiba saja majalah TSM berhenti terbit utk selamanya kalo kaga salah th 1998, disitulah saya kehilangan salah satu narasumber tulisan dan ulasan yg top banget.

Pusing pusing said...

Di majalah TSM juga disebut saat embargo militer USA ini banyak kapal perang TNIAL terganggu kesiapan tempurnya dan utk menyiasati kalo kaga salah ya tnial minta tolong PT LEN utk memperbaiki kerusakan yang ada di perangkat elektronik lalu juga minta tolong PT LAPAN memperbaiki rudal evcoxet MM38 yg juga terganggu akibat embargo militer, itulah sedikit info ya soal kehebatan majalah TSM.

Siluman buaya said...

Gemah ripah lohjinawi dan politik bebas aktif zero enemy telah meninabobokan pejabat dan pemimpin negara bertahun2,
Merasa aman damai tentram dan tak sadar sekeliling nusantara getol menggenjot otot militer ibarat harimau siap menerkam, tapi ibu pertiwi justru tertidur pulas, dan dikawal pejabat2 culas dan rakus.
Mau tak mau nusantara harus bangun, sadar dan berpikir keras menjaga teritori dari gonggongan anjing sebelah ataupun jilatan api naga yg membakar.

Anonymous said...

๐Ÿ‘

Jagarin Pane said...

Luar biasa literasinya๐Ÿ‘๐Ÿพ๐Ÿ‘๐Ÿพ

Jagarin Pane said...

Alhamdulillah

Jagarin Pane said...

Thx banget ulasannya sangat mencerahkan๐Ÿ‘๐Ÿพ๐Ÿ‘๐Ÿพ

Pusing pusing said...

Industri pertahanan
Dirgantara
Indoneesia wajib berbangga dgn adanya PT DI dan PT Infoglobal technology. Untuk masa depan sebaiknya pemerintah terus mendorong kedua perusahaan tersebut utk lebih maju lagi berkarya di dirgantara. Berdasar dari pameran indo defence kemarin PT Infoglobal membuat takjub dunia internasional atas karya karya yg diperlihatkan seperti mockup avionik jet tempur lalu mockup skala penuh wujud jet tempur baru dll. Maka dari itu utk kedepannya sebaiknya PT DI tetap berkarya di dirgantara sipil sedang PT Infoglobal ini diserahi tugas berkarya di dirgantara militer supaya lebih sederhana dan efisie n sehingga akhirnya RI punya 2industri dirgantara yaitu sipil dan militer. kenapa?:karena dari catatan perjalanan kedua perusahaan tadi dua duanya sukses berkarya dimana PT DI aslinya sukses berkarya membuat pesawat sipil sedang PT Infoglobal sukses membetulkan kerusakan kerusakan perangkat elektronik di jet tempur tniau sehingga sangat wajar ke depan industri dirgantara harus dipisah yaitu utk sipil dan utk militer dan dua duanya juga penghasil uang dari jualan pesawat atau repair pesawat atau refrofit pesawat. Dengan dipisah begini diharapkan ke depannya PT Infoglobal ini sukses berkarya di dirgantara militer baik produksi baru mupun repairt overhoul EMLU dirgantara militer. Dan sebagai pengalaman kerja mer at kit dan membangun jet tempur baru sebaiknya PT DdI menggandeng PT Infoglobal saat membuat dan merakit jet tempur baru KFX-IFX di hanggar PT DI supaya PT Infoglobal ini lebih ahli lagi karena terjun langsung merakit sehingga punya pengalaman baru, setelah itu barulah dipisah antara PT DI dgn PT Infoglobal ini dan produksi jet tempur IFX ini bisa diserahkan sepenuhnya KPD PT Infoglobal sedang PT DI tetap fokus ke dirgantara sipil, hal ini karena PT Infoglobal sudah punya dasar dasar keahlian soal avionik jet tempur.

Pusing pusing said...

Saya pribadi berharap banget nantinya tahap demi tahap produksi jet tempur baru IFX ini diserahkan dari PT DI ke PT Infoglobal supaya tercipta IFX selera Indonesia yg artinya wujud luar sama dgn buatan Korsel tapi isi dalamnya beda jauh karena apa yg ada di avionik maupun perangkat elektronik berikut radarnya semua buatan PT infoglobal, badan semoga di tangan PT Infoglobal ini akan tercipta jet tempur baru generasi5 lalu generasi 6 dan seterusnya serta mudah mudahan pula di tangan PT Infoglobal ini bisa tercipta radar AESA asli buat jet tempur TNIAU. Semoga.

black eagle said...

Sy berharap inhan akan lbh baik kerjasama dg turky dan brazil ..krn tdk spt korsel, china belanda apalgi AS mereka msh pelit

Pusing pusing said...

50 kapal perang ready use

Beberapa bulan yg lalu menhan RI akan menyiapkan 50 kapal perang utk tnial ready24jam, cuma belum tau apakah semuanya kondisi baru atau retrofit rekondisi kapal lama atau gabungan dari keduanya. Dgn berjalannya waktu ada berita menhan RI akan meretrofit rekondisi 41 kapal perang TNIAL yg masih operasional utk ready 24jam. Sebenarnya ada cara lain yg lebih elegan utk mewujudkan 50 kapal perang ready 24jam yaitu gambarannya kira kira seperti ini. Patokan pemikiran ada di 14 bh jumlah Lantamal tnial karena Lantamal itu tangan kanan operasional dari komando armada 1 + 2:+:3. Lalu isi kapal perang nya yg mengikuti jumlah Lantamal tniial tadi. Setiap Lantamal harus dibenahi dahulu bersamaan dgn pembenahan komando armada. Kapal perang utk Lantamal ini hrs disediakan jenis KCR 40m sebanyak 14unit lalu KCR 60m PT PAL sebanyak 14unit lalu KCR60m PT Tesco sebanyak 14 unit lalu KCR60m pt caputra sebanyak 14unit. Akhirnya didapat 56unit kapal perang utk mengisi 14 bh Lantamal tnial. Kemampuan kapal perang tersebut adalah hit and run dan ini hanya bisa dilaksanakan oleh kapal kapal perang yg ada di Lantamal tnial karena luas tugas dan tanggung jawab keamanan wilayah tidak seluas komando armada. Dgn adanya 56 unit kapal perang di semua Lantamal tnial berarti keinginan menhan RI mewujudkan 50 kapal perang TNIAL bisa terwujud cepat karena pembangunan kapal kapal KCR Dan KCP ini tidak lama dan biayanya tidak semahal membangun beberapa heavy fregat.
Kalo 56 unit kapal perang kecil ini sudah terwujud berarti meringankan tugas dan rantai komando armada karena kemampuan hit and run kapal perang kecil itu. Dan kebetulan juga semua 56unit kapal itu semuanya dibangun di galangan kapal dalam negeri dan bis dibangun cepat seperti PT PAL menurut rilis resminya bisa membangu paralel 6 unit KCR 60m sekaligus berbarengan dgn masa pembangunan 1thn. Coba dibanyangkan masing masing galangan kapal yaitu PT PAL PT TESCO & PT CAPUTRA bersamaan membangun 6unit KCR/KtCP 60m dalam 1thn. Lalu dalam 3thn sudah didapat 56unit kapal perang kecil kelas KCR&KCP60m berikut KCR 40m ready use 24jam utk tnial. kCR40m yg ada 6unit bisa ditambahkan dgn membangun lagi sebanyak 8unit dan diserahkan pembangunannya ke galangan kapal swasta yg lain di dalam negeri sehingga akhirnya dalam 3thn sudah terwujud 56 unit kapal perang kecil ready use 24;jam dan penempatannya tentu di lantamal Lantamal tnial sebanyak 14 bh lantamal. Dan bila 56 unit kapal ini sudah terwujud berarti tugas komando armada 1 + 2 + 3 semakin ringan dalam memantau area demi area wilayah perairan kepulauan di Indonesia. Utk komando armada ini baru diisi dgn OPV90m korvet fregat ringan heavy fregat lalu kalo bisa destroyer.
Utk kapal perang jenis KCP 28m dan 40m ditaruh di lanal lanal tnial. Kalo sudah demikian berarti area demi area perairan bisa terpantau dgn baik oleh kapal kapal perang kecil ini di setiap lanal maupun Lantamal tnial.
Semoga ya.

Pusing pusing said...

Tambahan
Masing masing Lantamal tnial mendapatkan 1unit KCR40m 1unit KCP60m 1unit KCR60m PT PAL dan 1unitvKCR60m PT TESCO dan ini semua kapal baru produk dalam negeri, bila masing masing Lantamal tnial ditambah lagi 1unit KCP60m lalu 1unit tank boat Antasena lalu 1unit OPV patroli 90m, maka total semua Lantamal tnial ada 98 unit kapal perang baru yg ready use 24jam menjaga area area perairan di masing masing wilayah tugas Lantamal tnial dan ini sudah melampaui keinginan menhan RI menyiapkan 50kapal perang buat TNIAL yg ready use 24jam. Mewujudkan 98unit kapal itu lebih gampang dan waktunya lebih cepat delivery ke tnial karena dibangun paralel di galangan kapal dalam negeri serta anggaran pembangunannya tidak semahal heavy fregat. Itulah gambaran ringkasnya utk ide mewujudkan keinginan menhan RI. Semoga.

Bareta said...

Pak jaga rasanya saya pesimis dgn program kementrian pertahanan sekarang benar2 terealisasi. bukan karena faktor kesungguhan pak menhan yg sekarang dgn jajaranya. Melainkan karena 1.kondisi ekonomi yg tidak mendukung. 2 tidak sedikitnya begundal2 peng*mat yg menentang keras program kemenhan. 3 masa tugas menhan sekarang yg tinggal seumur jagung lagi. Biasanya nanti ganti pejabat maka ganti semua program robah total semua program pejabat sebelumnya dan buat program planning yg baru. Akibatnya kembali ke nol. Seperti yg dilakukan je*d*al jadul stroke dahulu yg merombak total dan mengacak2 MEF yg telah disusun pejabat sebelumnya yg diganti dgn program bela negara yg mengandalkan rakyat sebagai umpan peluru dgn target pengadaan komponen cadangan 100 jt personel tanpa didukung alutsista modern dan mumpuni. Nanti kl musuh datang kita kepung rame2 dan indonesia tidak perang dalam 20 Th kedepan katanya pongah. Lha ini program kemenhan yg sekarang jauh lebih ngebut dan dahsyat dari pada program MEFnya poernomo. Celakanya kalau yg ditunjuk nanti sebagai menhan setipe dgn si stroke waaaah.....
Ambyar kabeh

Anonymous said...

Jadi malas koment ,ada yg komentar seperti bikin novel , jadi puyeng pala ane ๐Ÿ’†๐Ÿ’†๐Ÿ’†

Anonymous said...

Sama๐Ÿคญ๐Ÿคญ๐Ÿคญ๐Ÿคญ๐Ÿคญ๐Ÿคญ๐Ÿคญ๐Ÿคญ

Pusing pusing said...

Mohon maaf kalo tulisan saya itu panjang lebar sehingga membuat puyeng kepala bagi yg membacanya. Jujur saya sangat bangga kepada tnial yg lebih memilih galangan kapal dalam negeri utk membuat kapal perang baru walau ukurannya dibawah 100m tapi itu langkah brilian sehingga galangan kapal swasta punya gairah berkarya menciptakan model model baru kapal perang ukuran dibawah 100m dan itu juga membuat perputaran uang di galangan kapal dalam negeri bisa berputar lancar. Industri galangan kapal dalam negeri walau itu statusnya swasta tapi itu tidak langsung juga termasuk salah satu industri pertahanan yg melangkah maju kedepan dgn kapal kapal perang baru buatannya utk menjaga wilayah perairan RI. Kita wajib bangga itu ya.

Anonymous said...

Malas komen kok malah jadinya komen. Opooo iki yooo???

Anonymous said...

Salah satu faktor yg membuat indonesia susah maju dan tertinggal dari bangsa2 lain terutama dgn eropa,amerika,china dan jepang adalah bangsa indonesia pemalas membaca.mending main game,lihat atau main tiktok, nonton drakor, k pop dll ya kan? Wk wk wk. Perbanyaklah membaca baik apa2 yg tersurat maupun tersirat

Anonymous said...

DPR RI meminta pemerintah membatalkan pembelian 12 unit mirage bekas Qatar. Ini parah ini. Beli bekas di tentang karena alasan pembelian alutsista harus ada TOT, harus ada kandungan lokal dll katanya. Beli Su 35 kena sanksi meskipun imbal dagang dgn kerupuk, beli F35 tidak memenuhi syarat, beli F15ex tidak sanggup beli cash banyak kendala. Pengadaan alutsista combatan. Terbukti ada invisible hand yg selalu menggagalkan,tidak senang RI memperkuat pertahananya.

black eagle said...

Bro ...Brp lama target OPV90 dr PT. DRU dan FAC dr TAIS kelar diserahkan ke TNI?..

Anonymous said...

Skip saja yg komen panjang. Sya tdk pernah baca juga.

Anonymous said...

Sedikit saja komentnya tapi berbobot

Anonymous said...

Koq bisa ya komentnya puwanjang gak capex nulisnya

Anonymous said...

Puwanjang komentnya

Pusing pusing said...

Seperti yg sudah sudah contohnya 2buah KCP60m dibuat barengan oleh PT CAPUTRA selama 1th pembuatan. Utk 2buahbOPV90m ini juga dibuat barengan oleh PT DRU selama 1th masa pembuatan, cuma ada pemasangan CMS serta perangkat elektronik dari Turkey sehingga waktu yg dibutuhkan dari nol sampe ke tangan TNIal diprediksi antara 1,5-2th.

Pusing pusing said...

Dan sepertinya beberapa bulan yg lalu diadakan upacara pemotongan baja pertama kali utk 2unit OPV90m buat tnial tapi juga beberapa hari yg lalu juga diadakan upacara pemotongan baja pertama kali utk pembangunan 2unit OPV98m buat tnial. Jadi kesimpulannya mungkin ada 4buah OPV baru utk tnial. Cuma ada perbedaan panjang yaitu 90m dan 98m.

Anonymous said...

Betul

Pusing pusing said...

Industri pertahanan
Dalam negeri

Khusus utk produk industri galangan kapal swasta dalam negeri yaitu tank Antasena buatan PT Ludin vs combat boat D18 buatan Banten Lampung dan batam . Ternyata tank boat Antasena punya lawan berat yaitu combat boat D18 yg keduanya sama sama punya kecepatan maksimum 44knot + mampu bawa pasukan 22orang + sangat lincah bergerak hit and run, cuma perbedaannya di senjata pertahanan diri dimana tank boat Antasena menang telak dari combat boat D18 karena punya senjata Canon 30mm otomatis yg dikontrol radar penjejak. Tnial tinggal pilih mau yg mana utk memperkuat kapal perang kecil lincah berkecepatan tinggi. Sebelum dipilih harus diadu kedua produk itu di perairan laut dalam lalu yg paling penting oke silahkan dipilih oleh tnial.

Anonymous said...

ijin expor alat perang F15 akan exp bulan desember, kira2 jadi beli F15 nggak ya ? disatu sisi nggak punya duit tp di satu sisi butuh fasilitas GSP.

Pusing pusing said...

USA menawarkan F15ex baru ke RI sebanyak 36unit seharga USD........milyar, ternyata harga 36unit itu tidak beserta rudal rudal dan hanya spare part berikut gelondongan mesin baru sekian unit utk stok. Utk rudal rudal yg melengkapi F15ex baru utk tniau terpisah menunggu persetujuan kongres USA. Jadi F15ex baru yg ditawarkan USA ke RI itu kosongan alias non rudal rudal tapi ada stok spare part utk service berkala sekian jam. Itulah rumitnya nego beli jet tempur baru dari USA. Sedang di benua Eropa ada negara menawarkan jet tempur baru lengkap dgn rudal rudalnya jadi yg ditawarkan dgn harga sekian sudah termasuk rudal rudalnya beserta stok gudang walau jumlahnya terbatas, negara Eropa itu adalah Perancis dgn jet tempur barunya Rafael. Mungkin setelah ditimbang timbang oleh Kemhan RI beserta Menkeu RI lebih baik beli baru 42unit jet tempur Rafael utk tniau karena paket harganya sudah termasuk spare part utk service berkala + juga sudah termasuk rudal rudalnya walau stok rudalnya jumlahnya terbatas, dan sepertinya RI akan meninggalkan F15ex USA karena dana pinjaman utang PLN itu utk tetap fokus pada jet tempur Rafael + KFX-IFX korsel-RI. Paling utk menyenangkan pemerintah USA pembelian baru dialihkan utk beli tambahan super hercules baru + . beli sekian unit helikopter blackhawk

Anonymous said...

tankboat sebaiknya dibuat beberapa varian, selain meriam dan turret cockerill semoga bisa dipasang versi hanud pakai turret CV90 Swedia dg canon bofors MK4 plus missile shorad atau turret buatan rheinmetal terbaru dg senjata laser ... setidaknya serbuan amphibi punya pelindung anti pesawat dan anti rudal.

bisa jg di produksi tankboat versi MLRS dan tankboat varian anti kapal dg rudal NSM plus torpedo ringan.

Anonymous said...

Gak nyambung . Masa sih alutsista combatan seperti F15ex diganti dgn pembelian sarana transportasi Hercules dan blackhawk hebatnya lagi untuk menyenangkan hati pemerintah usa. Kalau begitu dmana harkat dan martabat bangsa indonesia??? Kalau dialihkan juga mendingan dananya buat HIMARS

Anonymous said...

Lha emang kita ( indonesia ) sudah dapat izin dari parlemen USA untuk dapat HIMARS ?

black eagle said...

Hatur Nuhun

Pusing pusing said...

Indonesia tidak akan dikasih alutsista militer yg setara dengan militer USA beserta sekutunya, yg selalu ditawarkan oleh USA adalah alutsista militer yg di downgrade dan bila alutsista itu tidak bisa di downgrade ya tidak akan dijual atau dihibahkan ke RI. Jadi jangan berharap banyak soal gahar canggih mumpuni bila beli dari USA.

Pusing pusing said...

Bila RI condong ke Eropa atau Turkey atau ke Rusia beserta sekutu Rusia untuk beli alutsista militer, pastinya USA akan iri dan mungkin akan berusaha halang halangi pembelian tersebut, makanya RI harus bisa menyenangkan hati USA dgn membeli super herkules baru + helikopter blackhawk + tambahan rudal rudal buat stok gudang F16 tniau. Itulah artinya berusaha menyenangkan hati USA supaya tidak iri dan tidak menghalangi pembelian di luar USA.

Pusing pusing said...

Kenapa harus bisa RI menyenangkan hati USA? Karena RI mendapat kemudahan dan keringanan bea masuk berikut ijin dagang berikut pajak dari pemerintah USA sehingga ada surplus dari sektor perdagangan RI-usa, bila karena akibat pembelian Alutsista militer RI condong ke luar dari USA, bisa bisa USA stop beri kemudahan dan keringanan atas semua produk barang dari RI, apalagi kalo pajak disamakan dgn negara maju, pastilah perdagangan RI-USA babak belur dan tidak akan ada surplus perdagangan lagi dan bisa bisa produk barang dari RI tidak laku dijual ke USA.

Anonymous said...

sudah. Sudah dapat berkat kepemimpinan jokowi

sanjaya said...

Para suhu silahkan diskusi

1. Rencana pengadaan F-15EX/F-15IDN menggunakan skema Foreign Military Sales (FMS) . Dimana skema tersebut merupakan Jalan satu - satunya apabila indonesia serius ingin menjadi operator F-15EX/F-15IDN. Walaupun skema tersebut tidak terlalu di sukai oleh Indonesia. Karena dalam Skema tersebut tidak memperbolehkan melibatkan pihak ke-3 ( Lembaga keuangan Komersial ) sehingga Indonesia tidak bisa menggunakan skema Pinjaman Luar Negeri (PLN). Terdapat 3 opsi sumber pembiayaan Untuk rencana Pengadaan F-15EX/F-15IDN. 1. Dana kredit FMS dari department pertahanan US, 2. Pinjaman Dari Federal Financial Bank yang dimiliki Department Keuangan Us dan 3. Dana Kas Pemerintah Indonesia. Apabila Memakai pinjaman dari Pemerintah Amerika Serikat, Nilai bunga yang ditawarkan jauh lebih kecil daripada nilai bunga kredit Komersial. Dari informasi terbaru yang saya dapat, Keputusan akhir dari rencana tersebut saat ini ada di tangan Kementrian Keuangan Indonesia.
2. Rencana pengadaan Pesawat (AEW&C). Pada tahun 2021, dokument program tersebut tidak di beri ijin oleh Kementrian Keuangan untuk mendapatkan penetapan sumber pembiayaan (PSP). Pada dokument revisi periode 2020/2024 yang di usulkan oleh Kementrian Pertahanan dan BAPPENAS ke Kementrian keuangan, yang salah satu isinya yaitu rencana pembelian pesawat Saab 2000 Erieye (AEW&C) dari Swedia. Tetapi usulan pembelian pesawat tersebut tidak di minati oleh TNI_AU sebagai calon pengguna. Disamping itu TNI_AU lebih mengusulkan pesawat Boeing E-7 Wedgetail sebagai calon pesawat (AEW&C) masa depan Indonesia. Pada 26 April 2022, BAPPENAS telah menerbitkan kembali dokument Daftar rencana Pinjaman Luar negeri(DRPLN) atau Green Boox. Yang salah satu isinya yaitu mengalokasikan dana sebesar $800 juta dollar US untuk pembelian pesawat (AEW&C). Yang kemudian di teruskan ke Kementrian Keuangan untuk di beri ijin sehingga mendapatkan (PSP).
3. Indonesia Berminat mengakuisisi (UCAV) Bayraktar TB2 dan Baykar Akinci. Dari informasi yang saya dapat. Kementrian Pertahanan, kembali mengusulkan beberapa dokument Program modernisasi ke BAPPENAS untuk di masukan ke dalam dokument DRPLN atau Green Boox lanjutan. Salah satu isi dalam Dokument tersebut adalah Rencana akuisisi (UCAV) berjenis medium altitude long endurance (MALE). Pertanyaannya, Apakah yang di maksud Bayraktar TB2 & Baykar Akinci?, dan apakah BAPPENAS akan kembali menerbitkan Dokument Green boox ke 3 pada tahun ini atau pada tahun 2023 ?

Anonymous said...

Gak apa2 yg penting bacalah tulisan pak jagarin.

Pusing pusing said...

Untuk drone UCAV
Drone yg disebut di atas tadi adalah drone buatan Turkey dan kebetulan sebelum drone naik daun karena reputasi tempur di Medan tempur sesungguhnya, Turkey sudah mulai dari nol merancang drone tanpa awak utk bertempur dan kebetulan juga uji erosinamis serta uji kestabilan di udara serta uji hambatan hambatan akibat terjangan angin di udara memanfaatkan fasilitas uji angin uji aerodinamika dll milik BPPT sehingga BPPT memiliki data data setiap rancangan drone drone buatan Turkey yg di uji difasilitas BPPT itu dan kebetulan juga RI-turkey lagi menjalin hubungan mesra sehingga memudahkan RI meminta TOT pembelian drone drone Turkey disamping harganya yg murah semurah drone China, makanya drone elang hitam asli rancangan RI dihentikan dan dikonversi utk sipil. Karena apa? bPPT punya data data drone drone rancangan Turkey yg menggunakan fasilitas fasilitas milik BPPT, kelihatannya data datanya hasilnya oke punya.

Pusing pusing said...

Untuk F15ex USA utk tniau
Kita melihat sejarah munculnya penawaran jet tempur USA utk tniau itu semua gara gara CAATSA sehingg RI gagal total beli SU35 Rusia walau cuma 12unit. Tapi sudah ada gantinya yaitu jet tempur Rafael Perancis sebanyak 42unit dan dibeli bertahap pake skema utang luar negeri PLN. Disamping itu RI meneruskan kerjasama KFX-IFX yg tertunda cicilannya sehingga RI mulai bertahap bayar cicilan yg tertunda itu. Di sini terlihat jelas bahwa RI utk jet tempur mas depan terfokus pada Rafael dan KFX-IFX disamping F16 tniau dipertahankan kesiapan tempurnya. Eh tiba tiba USA tawarkan F15ex baru sebanyak 36unit tapi tidak bisa dicicil bayarannya. Kesimpulannya walaupun bagaimana RI tetap condong ke Perancis utk alutsista baru serta Korsel utk beberapa alutsista baru. Dan sepertinya kedua alutsista dari Perancis maupun Korsel ini juga butuh biaya yg tidak sedikit utk perawatannya beserta stok gudang rudal rudalnya. Kalo ditambah dgn beli F15EX USA dikwatirkan RI akan kembang kempis soal keuangan negara utk alokasi militer, sebaiknya batalkan F15ex USA walau diiming imingi oleh USA karena RI sudah fokus ke Perancis serta Korsel serta harus menjaga keseimbangan keuangan negara utk alokasi militer.

Pusing pusing said...

Utk pesawat AEW&C
Awalnya RI memang menginginkan pesawat tersebut dipunyai TNIAU.
Setelah dihitung hitung ternyata pengoperasian pesawat AEW&C tidak murah dan rumit sehingga setelah ditimbang timbang mendingan bangun radar berbasis di daratan dan jumlah radar radar berbasis daratan harus 100%mengcover seluruh wilayah udara RI tanpa ada celah sekecil apapun dan jenis radarnya ada radar pasif maupun radar aktif. Dan sepertinya RI memilih radar berbasis daratan daripad pesawat AEW&C.

Pusing pusing said...

Sudah berjalan 5tahun ini USA tanpa angin tanpa hujan tiba tiba saja menawarkan pesawat angkut V22 oprey kalo kaga salah ......unit total jendral USD.....milyar lalu ditolak RI dan sekarang tiba tiba saja USA menawarkan 36unit F15ex baru ke RI total harga USD.....milyar tapi kondisi kosongan. Padahal RI minta dibuka pintu utk beli F35 sebanyak 11unit sebagai ganti dihalang halangi beli SU35 Rusia sebanyak 11unit tapi ditolak USA malah USA menyodorkan F16 Viper dan F18 hornet kepada RI

Liang Tai Seng said...

Kepemimpinan Jokowi...???
Hua, ha, ha, ha....
Ente Ngibulnya persis Jokowi....๐Ÿ˜‚๐Ÿคฃ๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜‚๐Ÿคฃ๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜‚๐Ÿคฃ๐Ÿ˜ญ

Liang Tai Seng said...

Thanks for your info....๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘

Anonymous said...

Yg jlas dia sudah berbuat terbaik utk negeri ini nggak tau kalau ente..

Pusing pusing said...

Satu hal mengenai pesawat AEW&C ini sebetulnya adalah pesawat yg dipasangi radar peringatan dini beserta lokasi lokasi posisi musuh baik di darat maupun di udara dari jarak ......km. Pesawat AEW&C ini utk menuntun serta memberi petunjuk jet tempur lawan utk menghindar dari terjangan meriambmeriam anti serangan udara + menghindar dari rudal rudal pertahanan udara musuh + memberi tahu posisi terbang paling aman bagi jet tempur lawan. Dan yg paling utama as salah pesawat AEW&C ini utk militer suatu negara yg bersifat ofensif alias sering terbang jauh di udara jauh dari halaman rumah sendiri karena pastinya radar radar berbasis darat miliknya hanya berfungsi utk menjaga halaman rumah sendiri sehingga tidak bisa membantu info info jet tempurnya bila terbang jauh dari halama rumah sendiri.

Pusing pusing said...

Ada salah ketik, bukan lawan tapi kawan ya

Anonymous said...

ya lah, masa kepemimpinan engkong lu...lucu lu dro

Anonymous said...

Ya baiklah. Tapi tolong jgn terlalu panjang nulisnya. Belajar lagi bijimana nulis,singkat padat,berkualitas namun sudah mencakup info semuanya

yohana said...

๐Ÿ‘๐Ÿ‘

yohana said...

Jaman menhan nya jendral RR yg mengatakan indonesia tidak akan berperang dalam 20 tahun le depan akibatnya sekarang indonesia jauh tertinggal dengan china dan india tidak ada alutsista yg datang jaman sekarang karena 5 tahun yg lalu tidak ada kontrak pengadaam alutsista beruntung lah sekarang menhan nya pak prabowo berani dan cepat berpikir mengambil keputusan dan selalu waspada perang seorang kopassus sejati memang selalu berbeda baik jendral maupun prajuritnya semoga ke depan pak prabowo jadi RI 1 sehingga anggaran pertahanan bisa di naikan menjadi 3 %