Friday, July 29, 2022

Momentum Super Garuda Shield

Sudah mulai ada pergerakan militer di sejumlah titik di Indonesia seperti di pangkalan AL Jakarta, Pelabuhan Panjang, Bakauheni, jalan tol di Lampung, Balikpapan, Laut Jawa dan Dabo Singkep Kepulauan Riau. Termasuk sejumlah air force base, batalyon marinir dan batalyon kostrad. Ini adalah bagian dari deploy ribuan pasukan dan alutsista untuk latihan gabungan skala besar Indonesia dan AS bertajuk Super Garuda Shield yang akan digelar mulai 1 Agustus 2022 selama dua minggu. Soal teknis ini perlu disampaikan agar masyarakat luas tahu ada hajatan apa nih, kok banyak alutsista dan pasukan melintas. Dan ada bulenya lagi. Termasuk agar tidak terulang salah pengertian diantara kementerian soal kedatangan persenjataan AS yang dikira senjata ilegal. Kan jadi tak elok didengar publik.

Indonesia dan AS kembali menggelar latihan militer gabungan. Garuda Shield sudah rutin dilaksanakan setiap tahun antara TNI AD dan US Army. Namun tahun ini kurikulumnya diperluas dengan mengikutsertakan angkatan laut dan angkatan udara kedua negara. Istimewanya lagi ada 12 negara Indo Pasifik yang ikut bergabung di medan Super Garuda Shield. Pesan militernya jelas untuk menjaga nafas kebersamaan dalam iklim pertahanan keamanan Indo Pasifik yang kondusif. Filosofi si vis pacem parabellum terang benderang diperlihatkan sebagai show of force. Jika ingin damai bersiaplah untuk perang.

Maka Indonesia pun bersiap untuk unjuk kinerja militer. Pasukan marinir dan alutsistanya sudah ready for use, mulai embarkasi di Koarmada Satu Jakarta. Pasukan kostrad juga sudah bergerak melintas selat Sunda menuju Baturaja. Sejumlah KRI striking force sudah mempersiapkan diri termasuk untuk penembakan alutsista strategis. Semua aspek teknis manajemen pertempuran dan logistik militer sudah dipersiapkan. Karena ini latihan gabungan bersama banyak negara lain kecuali China, sudah tentu kita harus mempersiapkan pasukan dan alutsista dengan kemampuan penuh. Termasuk menyediakan infrastruktur militer di Puslatpur TNI AD di Baturaja, Dabo Singkep dan Amborawang Balikpapan.

Latihan gabungan Super Garuda Shield antara Indonesia dan AS dengan dukungan 12 negara lain dalam pandangan kita mempunyai momentum militer yang tepat ditengah berkecamuknya perang Rusia-Ukraina dan ancaman China terhadap Taiwan terkait dengan rencana kunjungan Nancy Pelosi ketua DPR AS. Meski ada dua konsentrasi AS yang sedang dipikul yaitu perang Eropa dan persoalan Taiwan yang semakin berat, latihan militer Super Garuda Shield adalah sebuah komitmen bentuk mengukur kesiapsiagaan komprehensif. Karena baru kali ini latgab bilateral Indonesia-AS khusus matra darat diperluas menjadi Latgab multilateral tiga matra network centric warfare. Pasti seru nih.

Bagi Indonesia Latgab ini adalah langkah diplomasi militer yang cerdas untuk mengingatkan siapapun pihak yang ingin mengganggu teritori kita untuk tidak bermain api. Sementara dalam gerak lincah diplomasi kita yang lain Presiden Jokowi baru saja berkunjung ke China, Korsel dan Jepang. Ini yang disebut politik bebas aktif, proaktif dan bersahabat dengan semua negara untuk membangun ekonomi kesejahteraan. Kita ingin kerjasama dengan semua negara atas nama simbiosis mutualistik, kepentingan bersama. Namun kita juga harus bersiap secara militer untuk mengawal kedaulatan teritori. Dan mengingatkan pihak yang suka bilang "ini punyaku" lalu mengerahkan kekuatan maritimnya, untuk tidak berlaku curang dan main gertak.

Maka sesaat lagi kita akan menyaksikan serial latihan gabungan ini dengan mempertontonkan ketangguhan dan kecanggihan alutsista TNI bersinergi dengan alutsista negara lain. Ada Leopard, Apache, Astross, UAV, F16, Boeing intai strategis, KRI dan lain-lain. Untuk pendaratan pasukan marinir di Dabo Singkep misalnya, marinir kita akan bahu membahu dengan marinir AS, Australia, Jepang dan Singapura menyerbu pantai Todak yang kontur geografinya mirip dengan Natuna. Yang menarik karena ini untuk yang pertama kali marinir Indonesia melakukan serbuan pantai bersama negara lain. Dan yang lebih menarik lagi diyakini akan ada nota protes dari pihak sono yang juga sudah mempersiapkan infrastruktur intelijennya untuk mengintip jalannya Latgab bergengsi ini. Biarkan saja.

****

Jagarin Pane / 29 Juli 2022

13 comments:

Jogos said...

Semoga menjadi ajang meningkatkan kemampuan kerjasama multinasional militer. Diplomasi militer memang perlu, sebagai penguat diplomasi tradisional.

Jagarin Pane said...

Iya, dua2nya harus sejalan👍🏾

GEMPURWIRA said...

Pelan2 kita bagian dari blok barat

Anonymous said...

Mantap pak haji...

Anonymous said...

Mudah2an latihan seperti ini akan lbih menyadarkan cina dgn grakan ceplak ceploknya..tp bung jag sy sangat menunggu berita potong tumpeng dan bajanya real frigate kita..

Jagarin Pane said...

Agustus ini🙂

sanjaya said...

SGS
Indonesia,amerika,australia,singapore,ditambah pasukan Shinobi konohagakure jepang.
Sisanya mantau aja duduk ngopi.

Ayoeng said...

Semoga Marinir segera mendapat tambahan amfibi LVTP 7 atau Zaha

black eagle said...

Dan marinir diperkuat dg alutsista yg lainnya krn skrg sdh 3 divisi...btw blm ada kelanjutan rencana belanja 1T utk 10 kendaraan ampibi rusia ?kan di berira blog dulu pernah dimuat

Jagarin Pane said...

Sedang proses kan, moga2 cepat🙏

Anonymous said...

Amin..

Anonymous said...

Semoga penguatan modernisasi Alutsista TNI sustainable, walau nantinya berganti rezim Penguasa karna dg Militer yg kuat bargaining power kita akn kuat di mata International 🇲🇨

Koteka said...

Momentum latihan Super Garuda Shield serta latihan multi nasional lainnya sudah seharusnya dimanfaatkan oleh Indonesia untuk menguji ALUTSISTA REKAYASA INHAN INDONESIA.

Seperti menguji kemampuan Radar Pertahanan kerjasama LEN dgn INHAN LN serta pesawat CN 235 MPA dan KCR hasil instalasi rudal didalam negeri.

Semoga lewat proses ini ALUTSISTA hasil INHAN kita seperti radar yg nanti dibuat serta KRI kita punya kemampuan yg mumpuni dan disegani dunia, amin.