Monday, March 30, 2020

Terbelah Dua Terpisah Jauh


Apa perbedaan geo strategis pertahanan Indonesia dan Malaysia. Indonesia jelas negara kepulauan dan semua kepulauan itu berada dalam kendali penuh teritori internal laut dan udara.

Malaysia terbagi dua wilayah yang dipisahkan Laut China Selatan (LCS). Malaysia Semenanjung dan Malaysia Borneo.  Bedanya pemisah dua wilayah itu teritori lautnya tidak berada dalam kontrol internal Kuala Lumpur. Terutama sejak China mengklaim LCS dan Indonesia membangun pangkalan militer di Natuna.

Maka ke depan ini persoalan pertahanan negeri jiran itu yang terbelah dua menarik untuk dikaji terutama jika terjadi konflik teritori dengan China, Indonesia dan Filipina. Malaysia menghadapi persoalan serius untuk masalah ini.

Saat ini belanja militer Malaysia mengalami tekanan keuangan. Hampir tidak ada pembaharuan yang signifikan terutama penambahan aneka jenis alutsista. Sementara negara-negara se kawasan Asia Tenggara utamanya Indonesia, Vietnam, Thailand, Singapura dan Filipina sedang giat memperkuat militernya.

Teritori laut yang terpisah jauh dan ditengahnya ada Natuna dan klaim LCS oleh China secara strategi militer sejatinya telah membuat kontrol militer Semenanjung atas Sarawak dan Sabah menjadi lemah.

China semakin memperkuat taring militernya di LCS. Perairan strategis padat lalulintas ini secara de facto sudah dikuasai militer China. Bahkan ditarik secara ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) pun dengan asumsi tidak ada klaim teritori LCS, Malaysia Barat dan Timur gak nyambung.

Sejak Natuna dijadikan pangkalan militer tri matra oleh Indonesia, maka ruang pertahanan dan militer negeri itu menjadi tidak nyaman. Kondisi yang sama pernah ada ketika Pakistan Barat dan Pakistan Timur dipisahkan oleh India. Tidak harmonisnya hubungan bertetangga ini dan lewat 3 kali peperangan maka Pakistan Timur dengan bantuan India menjadi negara baru bernama Bangladesh tahun 1971.

Indonesia tidak punya kepentingan apapun soal Sarawak dan Sabah. Sementara Filipina punya sejarah kepemilikan atas Sabah. Klaim Malaysia soal Ambalat bisa jadi di kemudian hari membuat Indonesia marah. Maka dalam strategi militer Natuna bisa dijadikan kartu truft  mengerahkan kekuatan Armada Satu dengan kekuatan 35 KRI dan 2 skadron F16. Tujuannya adalah memblokade jalur militer Semenanjung.

Sementara Armada Dua TNI AL dengan kekuatan 40 KRI didukung 1 skadron Sukhoi mampu menguasai Ambalat secara penuh. Tetapi tentu penguasaan secara militer tidak membuat masalah lalu selesai. Maka pilihan penyelesaiannya secara sepihak adalah geo politik dan geo strategis.

Ringkasnya bisa pakai cara geo strategis dan geo politik India yang menjadikan Pakistan Timur menjadi negara baru, Bangladesh. Dinamika kawasan saat ini sangat cepat berubah. Pilihan-pilihan yang bisa terjadi di kemudian hari bermula dari persoalan klaim teritori.

Maka salah satu poin pentingnya adalah memperkuat sistem teknologi persenjataan yang terpadu dan terintegrasi. Dengan itu kekuatan militer sebuah negara menjadi adrenalin dari kekuatan diplomasi internasional. Indonesia sedang menuju jalan itu sementara Malaysia tersendat program penguatan militernya.

****
Semarang, 30 Maret 2020
Penulis adalah pemerhati pertahanan dan alutsista TNI

21 comments:

MOCH. ARUNG SAMUDRA said...

Bang Jagarin Pane, mau tanya bisa apa tidak kaalu jumlah kapal selam kita misalnya di tahun 2040 jumlahnya ada 120 unit bukan 12 ?

Anonymous said...

Jangan lupa bung jagarin,Malaysia adalah anggota FPDA,jika terjadi konflik antara Indonesia dengan Malaysia negara2 FPDA juga akan membantu..alih alih malah kita yg babak belur...

Boboy said...

Ulasan yang menarik, saya tunggu artiker.selanjutnya bung Jagarin

Jagarin Pane said...

Kapal selam cukup di kisaran 24 unit saja sdh cukup menggentarkan. Biaya pemeliharaan kapal selam mahal lho

Jagarin Pane said...

Kan yg dimaksud adalah bgmana metode menghilangkan klaim. Pilihannya banyak, salah satunya yg paling ekstrim adalah memberikan "support" utk referendum sabah.

Jagarin Pane said...

Thx

MOCH. ARUNG SAMUDRA said...
This comment has been removed by the author.
isan said...

Saya malah ada firasat setelah perang dunia ketiga, indonesia dan malaysia akan menjadi satu negara. Btw ulasan yg menarik dimana kita memakai strategi india dlm konflik dgn pakistan utk memerdekakan wilayah pakistan lainnya. Bila ada klaim malaysia atas ambalat strategi ini memang bisa dilakukan baik dgn cara memerdekakan wilayah sabah dan sabah atau mendukung philipina atas sabah. Untunglah indonesia kini memiliki kekuatan militer yg bisa menghadapi 3 ancaman yg berbeda sekaligus yaitu kogabwil barat, timur, dan tengah. Dalam strategi melawan malaysia, kogabwil barat bisa berfungsi utk menghalau segala bantuan militer dari semenanjung sedangkan kogabwil tengah berfungsi utk membantu memerdekakan sabah dan serawak sedangkan kogabwil timur berfungsi utk menghalau segala bantuan militer dari negara2 fpda spt aussie dan selandia. Kekuatan ketiga kogabwil itu haruslah minimal setara dgn ancaman yg berbeda tsb.

MOCH. ARUNG SAMUDRA said...

Tetapi bang Jagarin, walaupun biaya pemeliharaan kapal selam sangat mahal, idealnya jumlah kapal selam TNI AL itu adalah 120 unit.

Bagong said...

Upin ipin nampak tdk ada perubahan alutsistanya, justru ini harus diwaspadai, pasti ada yg dihandalkannya, khususnya sikap licin dan penuh strategi. ini dibktikan hasil akhir sipadan dan ligitan. Mubadzir kita koar2 membahana jk hasil akhirnya seperti kasus tsb.
Sama halnya dg Su-35 tong kosong nyaring bunyinya, malah kita tergiur alutsista "receh2" yg justru memberatkan anggaran dan tdk ngaruh kpd pertahanan. Ane kuatir ada aktor dg target menghancurkan pertahanan kita dari dalam melalui diantaranya anggaran pertahanan.

Insaflah manusia���������� said...

Makanya kalau beli atau tot alutsista jangan untuk jadi sampah,beli pesawat gak ada rudalnya kalau ada dikit dan diatur pemakaiannya oleh pembuatnya,
Bagusan beli yg bebas dan gak diatur2.
Dan satu lagi yg jauh dari kata embargo,dan saksi.tinggalkan alutsista sampah beli atau tot yg berguna.

Air force said...

Gambaran MEF skuadron TNI AU

*** KOGABWILHAN 1 :

* Pontianak =
1 skuadron F35 atau SU35 (pengganti hawk 100/200)
1 skuadron UCAV ch4b

* Pakanbaru =
1 skuadron F16 block52id
1 skuadron F16 viper atau SU35 (pengganti Hawk 100/200)

*** KOGABWILHAN 2 :

* Madiun. =
1 skuad SU35 / F35 (pengganti F5)
1 skuad F16 setara block52id
1 skuad TA50 KAI golden eagle

* Makasar. =
1 skuad SU27/SU30

*** KOGABWILHAN 3 :

* Kupang. =
1 skuad F16 viper atau SU35 (squad baru)

* Biak. =
1 skuad SU35 / F35 (squad baru)
1 skuad UCAV ch4b

Semoga tercapai..jaya lah indonesia ku

Air force said...

Beli 60 unit SU35 bentuk 5 skuadron agar bisa minta TOT full produksi di PT DI,skalian mesin jet nya pakai mesin SU35 utk SU27/SU30 kita serta persiapan mesin IFX

Air force said...

Gambaran MEF skuadron TNI AU

*** KOGABWILHAN 1 :

* Pontianak =
1 skuadron F35 atau SU35 (pengganti hawk 100/200)
1 skuadron UCAV ch4b

* Pakanbaru =
1 skuadron F16 block52id
1 skuadron F16 viper atau SU35 (pengganti Hawk 100/200)

*** KOGABWILHAN 2 :

* Madiun. =
1 skuad SU35 / F35 (pengganti F5)
1 skuad F16 setara block52id
1 skuad TA50 KAI golden eagle

* Makasar. =
1 skuad SU27/SU30

*** KOGABWILHAN 3 :

* Kupang. =
1 skuad F16 viper atau SU35 (squad baru)

* Biak. =
1 skuad SU35 / F35 (squad baru)
1 skuad UCAV ch4b

Semoga tercapai..jaya lah indonesia ku

Beli 60 unit SU35 utk bentuk 5 skuadron (masing2 squadron 12 unit SU35),agar bisa minta TOT full produksi di PT DI,skalian mesin jet nya pakai mesin SU35 utk ganti mesin nya SU27/SU30 kita, serta persiapan juga utk mesin IFX kita.

ESSEN said...

Contohnya apa itu, alutsista sampah?

Insaflah manusia���������� said...

Contoh alutsista sampah:
Pesawat gak ada rudalnya.
Uda dibeli tapi masih diatur2 makenya,dan kalau melanggar kena saksi.
Dwongrade akut.
Itu contoh alutsista sampah

sanjaya said...

Emang kita takut sama fpda..
Rusia siap bantu indonesia

sanjaya said...

Setelah perang dunia 3 indonesia n malon bergahung tapi hanya sabah serawak saja.

Unknown said...

Duite sopo

tuan Agung wan Sugiono bin wedan said...

Wakeh yoo(

UlumRahmat said...

Sebenarnya bisa kalau ad kemauan, tetapi anggaran untuk kementrian lain d potong untuk anggaran pertahanan