Menakar Alutsista Indonesia
Indonesia merupakan
negara kepulauan yang besar dengan jumlah penduduk yang banyak serta kondisi
geopolitik berada di dua persimpangan samudra yaitu Samudra Hindia dan Samudra
Pasifik serta dua benua, yakni benua Asia dan Australia. Negara lain akan menghargai kedaulatan
Indonesia jika pertahanan kita kuat.
Nah, sekarang
bagaimanakah kondisi pertahanan serta alat utama sistem senjata (alutsista)
kita ? apakah sudah cukup kuat “menakuti” bangsa lain ? Mari kita simak
masing-masing kekuatan, khususnya kekuatan alutsista trimatra Tentara Nasional
Indonesia (TNI) yakni Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL) dan Angkatan
Udara (AU).
Pemerhati isu
pertahanan dan alutsista TNI, Jagarin
Pane mengatakan perkembangan pengadaan alutsista TNI mulai tahun 2012 ini
bisa disebut masuk musim panen raya sampai tahun 2014. Tahun ini saja kita sudah menerima empat
pesawat coin (counter insurgency) Super Tucano buatan Brazil dari yang kita
pesan satu skuadron (16 unit).
Kita juga sudah
menerima 2 KCR (Kapal Cepat Rudal) dari enam yang dipesan buatan galangan kapal
dalam negeri di Batam. Tank berat
Leopard juga sudah diambang pintu dengan pesanan 100 unit bersama dengan 50 uni
tank medium Marder buatan Jerman.
“Kita juga sedang
menunggu kedatangan MLRS (Multi Launcer Rocket System) Astross II dari Brazil
untuk kebutuhan dua batalyon, satu unit kendaraan peluncurnya dipamerkan di
ajang Indo Defence di Jakarta. Demikian
juga dengan howitzer Caesar buatan
Perancis untuk kebutuhan dua batalyon artileri sedang dinantikan kedatangannya
bersama rudal Mistral untuk satu batalyon. Pokoknya banyak sekali pengadaan alutsista
hingga tahun 2014 untuk ketiga matra TNI ini”, ungkap Jagarin kepada “PR”
ketika dihubungi beberapa waktu lalu.
Astross II, Caesar dan FH2000 di HUT TNI 5 Oktober 2012 |
Jika ditanya mana yang
terkuat diantara ketiga matra saat ini, ia mengatakan yang paling kuat adalah
Angkatan Darat baik dari sisi jumlah pasukan maupun alutsista. TNI AD punya lebih dari 1000 tank dan panser
belum termasuk artileri dan rudal anti serangan udara. “Akan tetapi tank yang dimiliki hanya
berkategori tank ringan dari jenis Scorpion buatan Inggris dan AMX13 buatan
Perancis. Itu sebabnya sesuai
perkembangan situasi kawasan yang dinamis kita butuh Main Battle Tank (MBT) dan
Medium Tank”, ungkap Jagarin menjelaskan.
Sementara itu, lanjut
dia, untuk TNI AL punya kekuatan armada dengan lebih dari 140 KRI terbagi dalam
dua armada, yaitu armada Barat dan Timur. Yang membanggakan tentu kekuatan
pemukul KRI sudah dilengkapi dengan rudal anti kapal Yakhont buatan Rusia
berjarak tembak 300 km, rudal C802 dan C705 buatan Cina. Uji coba rudal Yakhont
yang dilakukan di mulut perairan Ambalat Oktober 2012 lalu pada seri latihan
Armada Jaya mampu menenggelamkan KRI LST yang sudah pensiun dengan sekali
tembak.
“Satuan pemukul TNI AL
yang lain adalah Korps Marinir yang punya kemampuan serang pantai. Ini yang tidak dimiliki oleh Malaysia dan
Singapura. Korps Marinir memiliki
persenjataan yang berbeda generasi mulai dari tank amfibi PT 76, BTR50, AMX10P,
BTR80A, RM Grad sampai yang terbaru BMP3F”, ungkap Jagarin lagi.
Untuk TNI AU Jagarin
menilai kondisi alutsista yang paling lemah diantara dua matra TNI lainnya. Saat ini TNI AU hanya memiliki kekuatan 10
F16, 10 Sukhoi, 12 F5E, 32Hawk 100/200, 4 Super Tucano. Menurut dia kekuatan itu jelas sangat tidak memadai
untuk mengawal dirgantara RI yang seluas Eropa ini.
“Namun dengan
kedatangan 24 F16 blok 52, 6 Sukhoi, 16 Super Tucano dan 16 T50 setidaknya
sesak nafas yang menjadi kendala mengawal kedaulatan udara RI bisa agak lega. Tentu saja tidak berhenti sampai disitu. Mestinya dalam MEF (Minimum Essential Force)
tahap II tahun 2015-2019 kita harus memiliki minimal 32 jet tempur kelas berat
Sukhoi, 48 jet tempur ringan F16 dan paling tidak punya juga minimal 24 unit
dari jenis Typhoon atau Rafale” ucap Jagarin lagi.
Melihat kondisi
alutsista trimatra TNI upaya untuk menambah persenjataan tentu menjadi sebuah
keniscayaan bagi negara besar seperti Indonesia. Negara kita baru saja memproduksi UU Industri
Pertahanan sebagai payung hukum untuk mengembangkan industri pertahanan dan
keamanan (hankam) dalam negeri.
Rudal Anti Tank Javelin segera memperkuat alutsista TNI |
“Sebenarnya sebelum UU
itu jadi, Kementerian Pertahanan sudah melakukan langkah maju yang berani
dengan kerjasama ToT (Transfer of Technology) dengan Korea Selatan dalam
pengadaan tiga kapal selam jenis Chang Bogo. Saat ini PT PAL dan Daewoo sedang menyeleksi
tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu untuk mendapatkan 200 tenaga ahli yang
akan dikirim ke Korsel. Dua kapal selam
dibangun di Korsel dan satu unit di PT PAL Surabaya. Dengan Cina kita juga sedang melakukan
kerjasama alih teknologi rudal C705. Jika
sekolah rudal ini berhasil, dikombinasi dengan kemampuan LAPAN (Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional) yang sudah mampu menguji roket berjarak
tembak 300 km, bisa dipastikan akan terjadi kemajuan yang luar biasa dalam
teknologi rudal kita dua hingga tiga tahun ke depan” ungkap Jagarin lagi.
Lebih lanjut ia
menambahkan dalam pembuatan kapal perusak kawal rudal yang dikenal sebagai
proyek PKR10514 dengan Damen Schelde Belanda saat ini pun dilakukan dengan
transfer teknologi. “PT PAL yang saat
ini sudah mendapat order membuat enam kapal cepat rudal ukuran 60 meter untuk
TNI AL, jika berhasil mendapatkan teknologi PKR 10514 akan menjadi perusahaan
pembuat kapal perang yang disegani di Asia Tenggara “, tutur Jagarin.
Posisi di Asia Tenggara
Jika demikian bagaimana
sebenarnya posisi Indonesia di Asia Tenggara saat ini ? dulu kita dikenal
sebagai “Macan Asia”, apakah gelar itu masih pantas diberikan kepada Indonesia
?
Jagarin mengatakan
modernisasi alutsista TNI sebenarnya untuk mengejar ketertinggalannya yang
cukup jauh dibanding dengan tetangganya.
Malaysia sudah jauh hari punya MBT PT91 buatan Polandia, Singapura sudah
punya MBT Leopard. Sampai hari ini TNI
AD hanya punya tank ringan Scorpion. “Lha,
Scorpion jika diadu dengan PT91 di Kalimantan, kan sama saja dengan menandingkan
kambing dengan sapi, beda kelas. Jadi penambahan kekuatan persenjataan kita
adalah sebuah keniscayaan dan fardu kifayah. Dulu di zaman Dwikora kekuatan militer RI
adalah yang terkuat di Asia Tenggara sehingga dianggap sebagai kekuatan Macan
Asia. Dengan modernisasi alutsista ini
diharapkan Indonesia akan menjadi salah satu kekuatan yang diperhitungkan di
Asia sesuai arahan Presiden SBY di hadapan petinggi Kemenhan dan Mabes TNI blan
puasa yang lalu”, ujarnya menjelaskan.
Khusus dengan Malaysia
dimana Indonesia sering mengalami konflik, Jagarin berani menyatakan bahwa
kekuatan militer Indonesia saat ini secra umum tetap lebih kuat dari Malaysia. “Hanya di AU kekuatan mereka lebih ‘bergigi’
dengan memiliki 18 Sukhoi, 12 Mig29, 8 Hornet, 12 F5E. Untuk AL kita yang terkuat dengan lebih dari
140 KRI bandingkan dengan Malaysia hanya memiliki 58 KD. Mereka tidak punya pasukan Marinir
berkualifikasi serbu, kita punya dua divisi pasukan Marinir berkemampuan serang
pantai”, katanya lagi.
Latihan PPRC Natuna Sept 2012 |
Yang lebih
membanggakan, lanjut Jagarin, tentu skill individu prajurit kita lebih tahan
uji dan mahir. Terbukti dalam setiap
uji tanding di kejuaraan menembak regional berbagai senjata perseorangan,
Indonesia selalu tampil menjadi nomor satu.
Negara-negara ASEAN dan Australia angkat topi dengan kemampuan individu
prajurit TNI. “Dengan Marinir AS pun
terbukti dalam uji ketahanan fisik dan mental di hutan Jawa Timur beberapa
waktu lalu bersama Marinir AS, personel Marinir AS kalah uji nyali dan uji
fisik dengan Marinir Indonesia”, ungkapnya.
Apalagi, lanjut
Jagarin, kehadiran 45 negara dan 500 produsen alutsista dunia di ajang Indo
Defence membuktikan bahwa dunia sedang melirik Indonesia dengan anggaran
alutsista yang luar biasa yakni Rp 100 trilyun dan diharapkan menjadi Rp 150
trilyun pada tahun 2014 nanti. “Prinsip
yang dibangun Kemenhan, kan sudah jelas kalau belum mampu bisa beli dari luar
tapi syaratnya berbagi teknologi. Kita
meyakini kebijakan Kemenhan yang melakukan transaksi pengadaan alutsista sudah
berada di jalan yang benar. Pengadaan
MBT Leopard dilakukan G to G ( government to government) sehingga mampu
menghapus beban jasa broker”, katanya menjelaskan.
Semua industri hankam
dalam negeri saat ini bergerak dan mekar dengan berbagai order alutsista dari
Kemenhan. Lihat saja PT Pindad dan PT
Dirgantara Indonesia (PT DI). Industri
dirgantara PT DI yang sempat dinyatakan bangkrut, saat ini sedang berupaya
merekrut tenaga ahli untuk menyinari kembali industri kebanggaan RI itu. “Demikian juga dengan PT PAL, semuanya sedang
menggeliat dan menampilkan kesibukannya tak terkecuali industri swasta nasional
kita”, tutur Jagarin.
*******
(PR Tanggal 22 Nopember 2012 halaman 27)
8 comments:
Saya yakin dan percaya pada tahun 2024 nanti Indonesia akan memiliki kekuatan pukul dan banting yang gahar, meski saat ini kita hanya memiliki kekuatan pukul saja, namun dengan tenaga yang maksimal.
semoga harapan agan jagarin pane menjadi kenyataan.. indonesia kita bersama TNI maju jaya,disegani kawan ataupun lawan.. jayalah negeriku idnonesia... amien2 yarobal almien
aminnnn, caplok asia tenggara, baru indonesia bisa damai sentosa
kira2 di tahun 2024 sudah sekuat aliansi fpda atau belum bang ?
semoga alutsista tni semakin gahar. Untuk informasi bagi pecinta dunia militer,sejak datangnya pesawat tempur super tucano di lanud abdurahman saleh malang,udara kota malang setiap pagi hingga siang hari di suguhi manuver pesawat tempur ringan ini,bahkan kemarin malam tgl 27 november pesawat COIN ini meraung-raung semalaman di ikuti manuver "hercules".ups,..ternyata sampai siang ini saat komentar ini saya tulis masih terdengar suara raungan pesawat super tucano dan hercules...trims...
aminn semoga jaya...
Betta Fighter Community
Kalau hanya berkaca negara kutu asean di jamin bakal jalan di tempat and duwit rakyat hilang tidak tepat ”berkaca ke cina india pasti beda hasilnya ! Rongrongan asing bakal berkurang yata fakta nkri di giring berkaca negara kutu patut di pertayakan ? Bahanya lagi antek asing sudah yusup ke pundi 2 negara meliter ,dpr paling bahaya media di control asing lewat pemilik owner media ahirnya gak indenpenden lagi yata apa2 sudah bisa di liat di teliti !!!!!
Perbanyak alutsista,
seperti digelar dahulu indonesia macan asia di bagian selatan
Post a Comment