Sunday, March 31, 2024

Kado Ramadhan 20 Trilyun

Fincantieri Italia mengabarkan untuk dunia Kamis 28 Maret 2024. Isinya, Indonesia resmi mengakuisisi 2 kapal perang jenis PPA (Pattugliatore Polivante d'Altura) dari Italia. Sebuah langkah cepat dan cerdas dari sebuah negeri kepulauan yang sedang bergiat kuat meningkatkan postur pertahanannya. Kapal perang offshore patrol vessel (OPV) ini sesungguhnya memiliki kemampuan tempur setara heavy fregate. Berbagai jenis infrastruktur tempur canggih bisa diinstal  didalam tubuhnya yang gede, panjang dan menjulang. Harga beli untuk 2 unit PPA ini senilai 1.18 milyar Euro atau setara dengan 20 trilyun rupiah. Kado Ramadhan untuk Angkatan Laut Indonesia.

Pada saat yang bersamaan, Indonesia melalui PT (Persero) PAL saat ini sedang membangun 2 kapal perang heavy fregate merah putih. Sebuah lompatan teknologi untuk BUMN industri pertahanan strategis kita. Dengan adanya kontrak efektif 2 kapal perang PPA "Paolo Thaon di Revel Class" dari Italia ini maka paralelisasi untuk percepatan ketersediaan kapal perang TNI AL terlihat jelas. PPA akan hadir duluan akhir tahun 2025 menyusul fregat merah putih akhir tahun berikutnya. Mengapa PaoloThaon di Revel hadir duluan, karena kita membeli kapal perang baru yang baru saja keluar dari galangan kapal Fincantieri Italia.

Awalnya Indonesia bergegas untuk pengadaan 6 unit kapal perang heavy fregate Fremm Class dari Fincantieri Italia. Sementara proses sedang berjalan. Fincantieri ternyata sudah dan sedang membangun 7 unit kapal perang PPA untuk AL Italia. Kapal perang besar dengan panjang 143 meter dan berat 4900 ton ini meski berstatus OPV namun teknologi infrastruktur tempurnya komplit dan canggih. Setara dengan heavy fregate. Sementara AL Indonesia saat ini sedang membutuhkan segera kapal perang ukuran besar lengkap dengan combat management system 4 dimensi.

Italia membuka pintu untuk memberikan 2 unit kapal perang multi fungsi PPA pesanan angkatan lautnya. 2 kapal ini  baru selesai dibangun tapi belum diserahkan ke AL Italia. Menhan Italia Matteo Perego mengatakan, Indonesia saat ini butuh kapal perang besar dengan rapid acqusition atau pengadaan cepat saji karena ketegangan dengan China di Laut China Selatan (LCS) semakin menguat. Italia akan memesan kembali 2 unit PPA sebagai kapal perang pengganti yang dialihkan untuk Indonesia. Ini adalah sebuah model pengadaan kapal perang dengan improvisasi yang cerdas dan cepat.

Agresivitas China semakin menguat di LCS. Beberapa insiden dengan Filipina mempertegas arah konflik yang semakin liar. Meriam air yang ditembakkan dari kapal China Coast Guard (CCG) ke kapal suplay logistik Filipina di ZEE Second Thomas Shoal dan Ayungin Shoal Filipina beberapa waktu lalu sudah masuk tahap brutal. Filipina melawan meski kalah kuat. Presiden Filipina bertekad tidak mundur sejengkal pun dari teritori sah mereka. Keganasan CCG akhir-akhir ini bisa jadi memancing konflik lebih luas di seluruh kawasan LCS, termasuk ZEE Natuna. Indonesia harus cepat mengantisipasinya. Hanya kapal perang sekelas heavy fregate yang diniscayakan punya wibawa dan taring untuk menghadapi China.

Sementara itu  ada kabar baik dari Jepang. Negeri sakura itu akan menghibahkan kapal coast guard modern ukuran besar untuk BAKAMLA Indonesia. Kapal ini bukan kapal bekas melainkan kapal baru dan pembuatannys selesai 2 tahun lagi. Tokyo tidak hanya menghibahkan kapalnya tapi juga teknologinya. Ini sebuah bentuk kepedulian "saudara tua" untuk Indonesia yang memiliki perairan ZEE terbesar ketiga di dunia. Nilai hibahnya mencapai 945 milyar. Alhamdulillah kado Ramadhan berikutnya untuk BAKAMLA. Mungkin saja ini bagian dari lobby untuk memuluskan proses pengadaan kapal perang heavy fregate " Mogami Class" made in Jepang untuk Indonesia. Namanya juga usaha, sah-sah saja kan. 

Kementerian Pertahanan saat ini juga sedang menyelesaikan proses pengadaan 2 kapal selam serbu. Harapan kita dalam waktu dekat sudah mencapai finalisasi dengan kontrak efektif. Penguatan armada bawah air ini menjadi prioritas. Karena kemampuan armada kapal selam kita yang memiliki 4 kapal selam saat ini belum memadai. Jika batch 2 Nagapasa Class bisa berlanjut dengan membangun 3 kapal selam di PT PAL bekerjasama dengan Korsel maka paralelisasi pengadaan kapal selam juga bisa terlaksana. Setidaknya tahun 2030 kita sudah memiliki 9 kapal selam.

Menuju cita-cita Indonesia Emas dengan kekuatan ekonomi 8 besar dunia tentu sangat membanggakan. Upaya untuk pencapaian ini tentu harus "didampingi" dengan kekuatan militer yang disegani. Termasuk memiliki industri pertahanan tiga matra yang berkualitas. Maka program penguatan postur militer Indonesia mutlak diperlukan dan extra ordinary. Rintangan jalan menuju Indonesia Emas ada dihadapan. Konflik LCS dan dinamika kawasan Indo Pasifik serta perubahan iklim adalah fakta di lapangan. Potensi perang terbuka di tiga hotspot Panmunjom, Selat Taiwan dan LCS berpeluang besar.

Membangun kekuatan militer adalah antisipasi dini sebagai tameng eksistensi negeri. Kita tidak ingin ada pelecehan terhadap teritori negeri ini. Maka kita siapkan alat pukul strategisnya yang berkualitas gahar dengan kuantitas mencukupi. Heavy fregate,  kapal selam, Rafale, F15, peluru kendali, radar, UAV dan UCAV sedang kita persiapkan. Termasuk manajemen pertempuran modern interoperability, network centric warfare. Jangan heran jika waktu-waktu mendatang akan banyak transaksi alutsista bernilai emas untuk menjaga dan menuju Indonesia Emas. Pesannya cuma satu kok, kalau untuk urusan teritori tidak ada tawar menawar. Anda jual kami beli.

****

Jagarin Pane / 31 Maret 2024

35 comments:

Anonymous said...

Ulasannya hebat bung, lama menunggu ulasan dari bung

Anonymous said...

Jadi penasaran ni nanti no lambung dan nama KRI nya Paolo Thaon masuk ke kapal fregate ( nama pahlawan ) atau ke patroli ( nama senjata khas indo ) ya ?

Jagarin Pane said...

Thx a lot๐Ÿ™‚

Jagarin Pane said...

Nama pahlawan dong

Ayoeng said...

Mudah2an segera dilengkapi skadron tempur UAV & LHD

Anonymous said...

Mantap TNI AL.....sesuai mottonya JALASVEVA JAYA MAHE. Semoga semua apa yg telah dibeli oleh pemerintah, pihak user yaitu TNI AL dapat merawatnya sehingga usia pemakaiannya dapat digunakan untuk waktu yg lama

Anonymous said...

Amiin ..klo urusan merawat dan maintenance...TNI kita jagonya pespur dari taun 60 an aja kondisinya masih fit dan tetap gahar

Anonymous said...

@ bung jagarine

Jika benar terjadi konflik china taiwan/barat kemana kira2 mereka mengungsi?
Sudah siapkah kita?
Dengan pengungsi Rohingya saja kita masih kewalahan

Anonymous said...

Jgn cuma main di blog min...coba2 buat analysis di tube๐Ÿ˜€๐Ÿ˜€..jgn mau kalah dgn bloger2 yg main YouTuber juga๐Ÿ˜€

Anonymous said...

Kayaknya masih kurang 2 unit perlu tambahan 4 unit dan frem 6 unit jgn pikir lama karena kondisi di LCS sdh TDK memungkinkan

Anonymous said...

Joss... Semoga SH-90 nya juga ikut dibungkuss..

Buana said...

Mantap Bang Haji untuk materinya. Mohon infonya, Bang Haji, apakah Indonesia masih tetap mengadakan F15 EX ?

Jagarin Pane said...

On going project๐Ÿ™‚

Anonymous said...

Lama bung tak posting

Anonymous said...

Lama banget bang

Anonymous said...

Bung jag Utk pembangunan kcr TAIS Turkiye.68 m palindo dibangun 1 ataukah 3 sesuai rencana awal ? ( Beritanya masih simpang siur Ama ketimpa berita Paolo Thaon )

Anonymous said...

KCR60m baru utk TNIAL akan dibangun di galangan PT Tesco sebanyak 3unit kalo kaga salah, lalu PT Palindo juga dapat jatah bangun K'R60m asli desain PT Palindo tetapi isinya pake made in Turkey cuma jumlah unitnya belum diketahui.

Anonymous said...

Smoga makin bnyak alutsista tni

Jagarin Pane said...

Konsen di puasa๐Ÿ™๐Ÿ™

Jagarin Pane said...

Salam sehat๐Ÿ™‚๐Ÿ™‚

Jagarin Pane said...

Sdh dijawab tuh dibawah๐Ÿ‘‡๐Ÿ‘‡

Anonymous said...

Jsgo merawat dan maintenance alutsista militer kondisi original tidaklah muda karena semua tergantung tersedianya suku cadang dari pihak pabrikan, bila sudah tidak tersedia suku cadang dari pihak pabrikan maka bila mau tetap memakai alutsista itu ya harus di rekondisi diganti sana sini dgn produk yg suku cadangnya masih ada masih disediakan pihak pabrikan, nah kondisi rekondisi ini apakah namtinya mutu setaraf dgn kondisi originalnya tinggal melihat saja saat terjadi perang.

Buana said...

Terima kasih atas informasinya, Bung Haji. Bagaimana pendapat Bung Haji jika Indonesia membeli alutsista bekas USA yang sedang Oprek dari semua matra, dengan kualitas alutsista battle proven untuk perang modern misalnya pesawat peringatan dini bekas yang baru mendapatkan pembaharuan dan penguatan struktur, pembaharuan radar, kokpit, bisa meluncurkan juga persenjataan rudal anti pesawat dan flare, serta alat peperangan elektronika, jammer,heli serang, heli serbu untuk TNI A.L., misalnya helikopter super viper, dsbnya

Anonymous said...

KCR kelas golok gak ada penembahan lagi kah?

Anonymous said...

Satu lagi kabar gembira di bulan ramadhan fix kontrak 2 unit scorpene next generation

Jagarin Pane said...

Iya๐Ÿ™‚๐Ÿ™‚

Anonymous said...

Matra udara dan laut sudah, sekarang tinggal matra darat, kira2nya alutsista darat apa yg daya gentarnya cetar membahenol yg akan di beli dari prancis selain meriam caesar 155 mm tentunya? Mungkin bung jagarin punya bocoran info A1 ๐Ÿ˜.

Anonymous said...

Mungkin pemerintah kita harus melobi om macron supaya bisa menjual rudal jelajahnya ke kita, untuk mengimbangi rudal jelajah tomahawk nya australia atau rudal jelajahnya cina, jangan sampai ketika terjadinya perang kita planga plongo bingung apa yg mau kita kirim.

Anonymous said...

Warbyasah...Scorpene Evolved di design khusus spesial utk. Armada Hiu Kencana tni-al..
Yg U214 dari TKMS tetep jadi apa batal Bung Jag ??

Buana said...

Terima kasih atas informasinya, Bung Haji. Bagaimana pendapat Bung Haji jika Indonesia membeli alutsista bekas USA yang sedang Oprek dari semua matra, dengan kualitas alutsista battle proven untuk perang modern misalnya pesawat peringatan dini bekas yang baru mendapatkan pembaharuan dan penguatan struktur, pembaharuan radar, kokpit, bisa meluncurkan juga persenjataan rudal anti pesawat dan flare, serta alat peperangan elektronika, jammer,heli serang, heli serbu untuk TNI A.L., misalnya helikopter super viper, drone, jet Thunder Bolt, radar surveylance, radar pasif dan aktif, panser, hovercraft, kendaraan amphibi, pesawat amphibi, ambulance beroda track tank, pesawat pemadam kebakaran,

Jagarin Pane said...

Lebih baik beli baru dan tidak harus berkiblat ke AS. Sdh banyak buktinya seperti Rafale, kapal selam, kapal ppa, kapal hydroeceanografi ๐Ÿ™‚๐Ÿ™‚๐Ÿ™‚

Anonymous said...

Kapal selam scoorpen yg dibeli oleh RI utk TNIAL itu akan dibuat semuanya di galangan kapal PT PAL tapi bukan di desain khusus utk TNIAL ya, itu adalah salah satu type produk kasel scoorpen buatan Perancis yg ditawarkan ke RI dan kebetulan menjadi salah satu type yg benar benar desain baru karena pake teknologi baterai litium sehingga tidak usah oake teknologi AIP.

Ayoeng said...

Aku ngarep Indonesia segera punya LHD & kapal perang Destroyer

Buana said...

Terima kasih Bang Haji atas masukannya

Erten said...

Untuk urusan teritori ndak ada tawar menawar, tapi untuk urusan bangsat2 teroris papua, ya biari ajalah...
Sungguh sebuah kelucuan (ironi) di negeri konoha.