Friday, June 30, 2023

Menggelar Perisai Trisula Nusantara

Rencana strategis pertahanan Indonesia yang membuat banyak pihak terpelongo disiarluaskan melalui acara di institusi POLRI tanggal 16 Juni 2023. Forumnya adalah "Dialog Kebangsaan Merajut Persatuan Dan Kesatuan Bangsa Dalam Kebinnekaan" pada Sespim Lemdiklat Polri di Lembang Bandung. Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mempresentasikan rancangan strategi militer pergelaran perisai trisula nusantara. Intinya adalah membangun lapisan pertahanan Indonesia dengan sinergitas 3 matra TNI. Berpayung aset alutsista berkualitas gahar berkolaborasi dalam "konser pertempuran modern" network centric warfare.

Seperti kita ketahui program strategis untuk penguatan militer Indonesia telah dimulai sejak tahun 2010, dikenal dengan Program Minimum Essential Force ( MEF). Tahun depan sesuai "kurikulumnya" program ini berakhir, persis berusia 15 tahun dengan 3 tahapan program. Sejauh ini dalam pandangan kita program kekuatan "minimalis" yang dimulai Presiden SBY dan dilanjutkan oleh Presiden Jokowi mampu menguatkan otot militer Indonesia. Meski baru masuk kriteria minimal, belum standar. Mengapa lima belas tahun sebelumnya militer Indonesia tidak mencapai kekuatan minimal. Jawabnya karena kita terlena dengan pakem tidak ada ancaman militer selama 30 tahun kedepan. Semua negara adalah sahabat, zero enemy. Pakem selanjutnya karena anggaran pertahanan bukan prioritas. Dan yang terakhir adalah dampak embargo militer.

Sebenarnya saat ini kita sudah berada di ruang besar yang dikumandangkan Menhan Prabowo. Bahwa program MEF yang segera berakhir akan berlanjut menuju ke tahapan berikutnya, essential force. Kekuatan militer standar yang diperlukan untuk manajemen pertahanan negeri kita. Untuk matra udara kita bisa mengikuti progres pengadaan alutsista strategis saat ini. Seperti proses pengadaan 42 jet tempur Rafale dari Perancis, 36 jet tempur F15 dari AS, 24 jet tempur Mirage dari Qatar dan UEA, serta 24 jet tempur IFX hasil kerjasama pengembangan teknologi jet tempur Korsel-Indonesia. Termasuk pengadaan 5 pesawat angkut berat Super Hercules dari AS, 2 pesawat angkut multi guna A400 MRTTdari Spanyol, 5 pesawat amfibi dari Kanada, 2 pesawat radar peringatan dini, 13 radar canggih GCI Thales dari Perancis. Saat ini TNI AU sudah memiliki aset 16 jet tempur Sukhoi SU27/30, 33 jet tempur F16, 30 jet tempur Hawk, 13 jet latih tempur T50 dan 15 pesawat counter insurgency Super Tucano.

Dari matra laut ada rencana membangun sampai 12 kapal perang heavy fregate, menyediakan tambahan 2 kapal selam serbu, 7 kapal selam taktis, 20 kapal selam mini artificial intelligence. Yang menggembirakan sejauh ini galangan kapal BUMN dan swasta nasional sudah mampu membangun berbagai jenis kapal perang untuk TNI AL seperti KPC, KCR, OPV, Korvet, LST, LPD, BCM. Juga kapal selam kerjasama dengan Korsel. Saat ini PT PAL sedang membangun 2 unit Heavy Fregate Merah Putih, kapal perang petarung terbesar. Rangkaian pencapaian itu adalah kebanggaan untuk kita semua. Membangun kekuatan armada tempur TNI AL dengan pemberdayaan potensi dalam negeri, mengembangkan industri pertahanan. Selama program MEF armada angkatan laut Indonesia telah memperoleh aset enampuluhan kapal perang baru berbagai jenis. Sebagian besar buatan dalam negeri. Dalam waktu dekat akan datang 2 kapal penyapu ranjau baru dan canggih dari Jerman.

Perisai Trisula adalah gambaran sinergitas 3 matra yaitu TNI AD, TNI AL, TNI AU dengan manajemen interoperability, satu kesatuan yang terintegrasi "total football". Pola manajemen militer dengan dukungan teknologi network centric warfare adalah sebuah keharusan mutlak, tidak bisa ditawar untuk saat ini dan masa depan. Manajemen pertempuran modern adalah sinergitas antara jet tempur, radar GCI, UAV, kapal perang, kapal selam, peluru kendali air to surface, air to air, surface to surface dan surface to air. Beragam jenis rudal ini untuk 3 matra yang saling melapis. Penempatan satuan tembak peluru kendali balistik di Dumai Riau misalnya dengan jarak tembak 300 km mampu menjangkau Singapura. Bukan berarti untuk ofensif tetapi lebih kepada upaya preventif pada ancaman kapal perang di selat Malaka dan selat Singapura. Dumai saat ini sudah memilki 1 batalyon Arhanud dengan alutsista peluru kendali surface to air shortrange Starstreak buatan Inggris.

Dinamika geopolitik dan geostrategis di kawasan Laut China Selatan (LCS) dan Indo Pasifik sebenarnya adalah persepsi dan perspektif pertaruhan hegemoni dengan China sebagai musuh bersama dalam versi AS. Sementara program pengembangan postur kekuatan militer Indonesia adalah mengejar ketertinggalan untuk mencapai kekuatan minimal. Kemudian dilanjut dengan mengejar kekuatan standar. Imbas dari perseteruan China dengan AS dan sekutunya di Indo Pasifik seperti Australia, Jepang, Taiwan, Korsel adalah terbukanya ruang dan lalulintas militer melewati teritori Indonesia. Bahkan bisa saja pangkalan militer kita (AU dan AL) menjadi bagian dari supporting aliansi militer melawan China. Sudah ada contohnya. Baru saja 2 pesawat bomber nuklir strategis B52 US Air Force landing dan take off di Kualanamu Airport. Tujuannya untuk simulasi interoperability dengan F16 TNI AU.

Berangkat dari dinamika ini kita perlu memperkuat jalur ALKI dengan selat strategis seperti selat Sunda, selat Lombok, selat Makasar dan selat Malaka. Di selat strategis ini akan ditempatkan coastal missile dan kapal selam mini tanpa awak. Sementara TNI AD akan diperkuat enampuluhan UCAV. Menggelar satuan tembak peluru kendali surface to surface berjarak tembak 300 km di berapa titik strategis. Range 300 km adalah batas aman MTCR dan sesuai kebutuhan pertahanan kita. MTCR (Missile Technology Control Regime) dibentuk negara G7 tahun 1987 untuk mengontrol poliferasi rudal balistik. Sementara itu TNI AU menggelar 13 radar digital GCI Thales untuk memperkuat pergelaran dua puluhan radar GCI eksisting. Termasuk menempatkan skadron tempur di Supadio Pontianak, Natuna, Kupang dan Biak.

Pergelaran Perisai Trisula Nusantara merupakan lanjutan program MEF untuk menggambarkan panorama kekuatan dan posisi militer kita mulai tahun 2030. Program berkelanjutan ini sebenarnya berkejaran dengan makin meningginya suhu konflik di Indo Pasifik. Saat ini armada tempur AS sebagian besar sudah direlokasi dari Timur Tengah ke Indo Pasifik. Sudah ada aliansi nuklir AUKUS (Australia, Inggris, AS). Sudah ada aliansi militer AS - Filipina. Jepang sedang mengembangjan kekuatan militernya berkarakter ofensif, bukan lagi angkatan bela diri. Taiwan sudah ready for war. AS mulai membangun pangkalan militer di Papua Nugini. Berbagai perkembangan geopolitik dan geostrategis yang begitu cepat ini harus disikapi dengan pengembangan postur kekuatan militer Indonesia. Sekaligus sebagai unjuk kinerja diplomasi militer.

Masa depan kawasan Indo Pasifik menjadi palagan pertarungan antara pemegang sabuk hegemoni dan penantangnya. Salah satu framingnya kemudian menjadikan permusuhan militer sebagai tema besarnya. Kita berpandangan tak perlu larut dalam proxy war salah satu pihak. Menegaskan soal hak berdaulat di ZEE (zona ekonomi eksklusif) di perairan Natuna adalah porsi obyektif yang maksimal, tidak perlu melebihi kapasitas itu. Rencana Indonesia menggelar perisai trisula nusantara adalah upaya optimal sebagai antisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi akibat permusuhan militer. Fokusnya untuk menjaga kedaulatan teritori seluruh negeri dan ZEE di Natuna, termasuk memayungi IKN di Kalimantan. Kita harus bergegas, bersiap menyegerakan kecukupan berbagai jenis alutsista. Sehingga ketika cuaca ekstrim dan petir menggelegar kita tidak kaget karena sudah siap dengannya. Ojo kagetan, ojo gumunan, begitu pesan kearifan lokalnya.

****

Jagarin Pane / 30 Juni 2023


62 comments:

Anonymous said...

Matur nuwun Abah Jagarin pane ulasannya.Sebagai rakyat tentu sangat gembira dan seneng setiap ada kbr pembelian dan pembuatan alutsista untuk TNI , kami masyarakat awam tentunya sangatlah bangga akan penguatan alutsista dr 3 Matra untuk tentara kita.smoga sehat selalu Abah,Amiin.

Anonymous said...

Ada beberapa pakar militer yg memperkirakan perang CHINA VS TAIWAN akan berlangsung di thn 2030-2040 yg artinya kita harus berpacu dengan waktu menguatkan dlm segala aspek terutama pertahanan dan kesadaran cinta tanah air n bela negara
Invasi china ke taiwan akan lebih rumit n berbahaya dibanding perang RUSIA VS UKRAINA krn akan byk negara pemilik senjata Nuklir terlibat.
Jgn sampai kita bersikap NETRAL tapi akan habis di gilas 2Gajah yg berperang, atau di bagi2 bagai kue di meja makan.

Anonymous said...

sangat setuju pembentukan sistem trisula nusantara, konsep dan kenyataan tentu tdk akan persis sama, diperlukan sinergi yg matang dan teroganisir dg rapi, punya sistem baru tentu memerlukan sumber daya manusia yg professional dan keamanan sistem komunikasi antar unit harus memiliki sistem anti jamming yg mutakhir.
semua unit tempur jg wajib memiliki kemampuan yg setara dg sistem trisula nusantara, pusat komando dan unit lapangan harus pula tertata dg ketersediaan hardware dan software.

dokrin perang modern mutlak memerlukan sistem satelit militer yg canggih dan memiliki kemampuan setara dg milk sekutu dan rusia, contoh nyata perang Ukraine dimana rusia mampu memaksimalkan satelit utk menemukan sasaran terperinci yg berguna utk mobilitas dan efektifitas drone bunuh diri.

akhirnya kita hrs sadar bahwa daftar arsenal perang yg ada msh dominan menggunakan sista buatan western sekutu, maaf ... waspada diperlukan, jika kita punya rencana menghadapi cina di laut natuna memang benar sista western msh sanggup menghadapinya, teman adalah teman jadi musuh mungkin terjadi, sebaiknya kita menambah sista buatan rusia dg segala resikonya, tambahan su 30 bisa dilakukan melalui india, petarung jarak jauh berkemampuan naval strike msh perlu ditambah artinya rudal anti kapal berteknologi rusia hrs punya dg jumlah banyak, sekarang teman entah ke depannya, teman aliansi sekarang (western) kalo nanti jadi musuh ... maka tdk rasional melawannya pakai senjata sejenis.

Anonymous said...

Kapal perang jenis destroyer tdk ada di lest kah oom

Ranjau Laut said...

Rudal khan
Rudal brahmos

Inu yg saya tunggu2

Ayoeng said...

Destroyernya mungkin awalnya akan diisi sumbangan dari China namun tiba2 dibatalin

Anonymous said...

Apakah ketahanan shiber sudah lumayan om jagaring

Anonymous said...

Apakah benar om dengar dengar pesawat F-16 kita akan di retrebust mesin nya pake F15 ex jepang
Emang nya bisa om
Maaf om nanya orang awam
Tetapi senang mendengar TNI udah
Banyak Arsenal militer nya

Jagarin Pane said...

Bisa, mesin f15 double, f16 single. Speknya identik.๐Ÿ™‚

Jagarin Pane said...

Semoga aja, itu wilayah sensitif๐Ÿ™

Jagarin Pane said...

Heavy fregate udah lumayan kan

Koteka said...

Konsep KEKUATAN Indonesia tersirat semua didalam paragraf pertama tulisan ini, yaitu :

# Dialog Kebangsaan Merajut Persatuan Dan Kesatuan Bangsa Dalam Kebinnekaan" pada Sespim Lemdiklat Polri di Lembang Bandung. Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mempresentasikan rancangan strategi militer pergelaran perisai trisula nusantara. Intinya adalah membangun lapisan pertahanan Indonesia dengan sinergitas 3 matra TNI. Berpayung aset alutsista berkualitas gahar berkolaborasi dalam "konser pertempuran modern" network centric warfare. #

Pendapat dari saya :
Untuk membeli ALUTSISTA yg diperlukan bagi ketiga angkatan AD,AL,AU perlu kekuatan ekonomi yg menunjang.
Kita sering menggampangkan APBN itu ditingkatkan prosentasi anggarannya utk TNI dibanding kementerian yg lain.

Perencanaan kekuatan ekonomi yg kuat adalah KUNCI PENGUATAN MILITER INDONESIA.
Kita harus perkuat sumber pundi" keuangan seperti.
Meningkatkan nilai tambah jual komoditas baik jumlah dan terutama harga yg semakin tinggi.

Hilirisasi industri komoditas unggulan ternyata LEBIH MENAKUTKAN negara negara SUPER POWER dibanding militer Indonesia.

Negara" seperti Cina , USA dll tdk nyaman . Contoh konyol IMF mulai MENGATUR dan menganjurkan hentikan industri" strategis penghasil devisa buat Indonesia.

Kita ingat saat IMF menutup PT.IPTN ( Nurtanio ) serta program lainnya. Dan lebih MENJIJIKAN ada tokoh dan pengamat Indonesia mendukung IMF.
( masih ingat kalimat saat itu. Indonesia tdk butuh Industri pesawat tapi butuh industri pertanian )

ASU,ASENG,ARAB cs semuanya bisa jadi teman dan lawan.
Fokuslah dgn kekayaan alam yg kita miliki dan berusaha mengolah secara mandiri ataupun kerja sama saling menguntungkan dgn negara lain.

Sy percaya dgn persatuan anak bangsa yg kuat dan solidnya TNI AD, AL,AU saling sinergi dgn strategi pertahanan yg terorganisir kita mampu menghadapi negara manapun.

Perang Rusia lawan Ukraina.
Kita lihat fakta . Ukraina dijadikan seperti " Wahana drone " yg dilengkapi senjata dan dicontrol oleh negara lain.
Semoga kita bukan negara berikutnya yg DIBERI SENJATA DAN DIKONTROL seperti Ukraina.

Indonesia ๐Ÿ’ช๐Ÿ’ช๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ

Anonymous said...

Ulasan yg mantap, selalul saya tunggu ulasan nya, tolong jgn lama2, seminggu sekali gtu,, update alutsista kita.. Jayalah NKRI

Anonymous said...

Tumben pak Haji gak nyebut langsung rudal Favoritnya Khan & Brahmos stroongbingiits, padahal banyak loh ngordernya, 80% ngadepnya ke LCS lagih...๐Ÿ˜

Anonymous said...

Kalo lihat video² perang Rusia vs Ukraina, banyak rudal western dapat di intersep senjata anti rudal Rusia, mungkin karena speed masih subsonic sehingga masih bisa di tracking radar darat dan satelit, ini bisa menjadi poin penting, perang modern memerlukan rudal supersonic malah kalo bisa hypersonic.

Jagarin Pane said...

Sudah banyak yg tahu kan๐Ÿ˜ƒ

Jagarin Pane said...

Iya, dan ini menjadi promosi yg baik bagi alutsista rusia.

Jagarin Pane said...

Trims atas perhatiannya. InsyaAllah.

Jagarin Pane said...
This comment has been removed by the author.
Jagarin Pane said...

Literasi yang mencerahkan๐Ÿ‘๐Ÿ‘

Buana said...

Saran saya Indonesia harus mengadakan dan menempatkan peluncur dan rudal pertahanan udara serta pertahanan pesisir dari jarak jauh, jarak menengah dan jarak pendek di seluruh kabupaten dan kota di wilayah pulau Papua, termasuk di pulau terluar di Papua, juga di diperbatasan dan menambah bangunan pos permanen, juga meningkatkan kemampuan dari sisi kualitas serta kuantitas pertahanan markas dan menambah bangunan mess bertingkat dengan bangunan menara permanen dilengkapi dinding lapis baja di sekeliling tangga akses naik dan turun personil, dilengkapi 4 lampu dari sisi dalam dan sisi luar menara juga lampu sorot, disertai senapan mesin dan peluncur granat, juga peluncur RPG. Bangunan menara setidaknya bisa menampung 8 personil, dilengkapi ranjang susun, alat komunikasi satelit, HT, repeater, monitor CCTV dari sisi ke dalam markas kiri dan kanan, juga CCTV sisi luar sisi kiri dan kanan, masing CCTV dilengkapi infrared, dan penglihatan malam, juga sensor gerak, kemudian di sekitar markas dibuat parameter keliling di luar pagar dengan sensor acak, dan CCTV dengan kabel tersembunyi terhubung ke markas, disiapkan kawat yang menghubungkan satu titik ke titik lain, dipasang kaleng untuk menjadi penanda adanya pergerakan, markas juga dilengkapi klinik, x Ray, ruang operasi, bisa menampung 30 ranjang perawatan, jumlah personil yang ditempatkan sekitar 250 orang, karena daerahnya masuk zona merah

Buana said...

Markas dilengkapi kendaraan ATV dan UTV, di markas dan di menara dilengkapi peluncur mortir, ukuran menara diperluas ukuran lebar 5 meter, panjang 7 meter, di menara dan didinding pagar markas dipasang senapan mesin dengan sistem RCWS dilengkapi kamera dng thermal infrared dan penglihatan malam,juga alat bidik, juga dapat mengisi secara otomatis amunisi apabila amunisi habis. Markas dilengkapi tangki bahan bakar untuk persediaan 3 bulan operasi, sebelum habis bahan bakar dalam bulan ke 3 ada bahan bakar yang bisa diisikan ke tangki cadangan, jadi harus ada tangki cadangan, juga ada bungker amunisi, logistik, obat-obatan, alat komunikasi, persenjataan utk menggantikan yg rusak tersebar di beberapa titik, juga helm dan rompi ganti.

Anonymous said...

Bung Jagarin, mohon dapat disampaikan ke Pak Menhan agar dapat membeli 36 Mirage 2000-9 dari UEA untuk ditempatkan di:
a. Medan atau Riau - 12 pesawat
b. Iswayudi atau makassar - 12 pesawat
c. Kupang atau Merauke - 12 pesawat

Dengan jumlah total 48 mirage, maka pembangunan pemeliharaan dan perawatan juga dapat dipergunakan secara maksimal dan murah, sehingga melancarkan penggunaan Mirage hingga 15-20 tahun ke depan

Selain itu, agar dapat ditambah 24 F15J bekas ex Jepang yg akan berguna untuk isi stop gap menunggu datangnya F15ex nanti (5-8 tahun lagi). Keberadaan F15J tersebut dapat menjadi perkuatan alutsista serang udara dlm menanggapi ancaman di Indopasifik.

Untuk itu, ke-24 F15J dapat ditempatkan di Bangka atau Belitung - 12 pesawat dan Halim Perdanakusuma - 12 pesawat

-F-

black eagle said...

Potensi konflik perang di Indonesia bs melalui pengaruh aktivitas OPM dan langkah kebijakan stop ekspor bahan mentah..krn musuh sesungguhnya dr para gajah yg berkonflik...ASU dan ASENG sm2 srigala berbulu domba...mereka cmn memanfaatkan penguasa utk pinjm tangan dr kepenyingan pihak luar ...dan kita dlm kondisi dijepit RRC dan Aushit...mereka ibarat srigala lapar ...kumaha bang jag?

Anonymous said...

F15 ex jepang bukankah cuma enginenya saja?
Tp ga tahu bbrp th kemudian badan pswtnya ikut dikirim sbg limbah dari jepang.

Anonymous said...

jika melihat trend kejadian di eropa yg menuju ke de-industrialisasi, ditambah dengan rencana untuk menyita aset uang Rusia, dan perang Rudia-Ukraina belum akan usai, ... maka segera beli pespur2 yang masih tersisa, jangan sampai kita kelurangan stok jika perang LCS terjadi.

a. 36 Mirage 2000-9 ex UEA
b. 24-36 F15J ex jepang
c. 16 F16 ex Irak
d. 15 c130j super hercules ex Inggris

Pesawat2 tsb mencukupi sementara waktu (menunggu pespur2 baru datang lengkap) untuk menjaga wilayah khususnya di laut natuna utara dan wilayah papua

Mulsi dipertimbangkan untuk men-support pembangunan pesawat R80 yg nantinya sebagai pesawat angkut pasukan militer dengan kapasitas besar, untuk keperluan deployment cepat pasukan dlm jumlah banyak


-F-

Anonymous said...

Perang Ukraina telah membuktikan betapa rapuh nya alutsista barat menghadapi Rusia, patriot yang dibanggakan barat ternyata tidak berdaya menghadapi kinzhal Rusia, begitu juga dengan tank yg konon katanya terkuat didunia babak belur dihajar lancet dan alligator.. kenapa kita masih berkiblat ke barat soal belanja alusista..

Anonymous said...

Sy rasa harus tetap berimbang alutssta barat dan timur yg harus kita miliki karna utk deteren dan antisipasi embargo ke depannya selain pemberdayaan terus inhan dalam negeri sampai klimaks mengenai alutssta rusia mmg terkenal garang dan ganas sering melebihi altssta barat tp klemahannya pd masa pemakaian yg cepat abis termasuk boros sdgkan alutssta barat sering kbalikannya

Jagarin Pane said...

Kebanyakan, doktrin pertahanan kita defensif aktif๐Ÿ˜„๐Ÿ˜„

Anonymous said...

Saya setuju dgn Nusa Jaya NKRI

Doktrin pertahanan kita harus sudah diubah menjadi offensive defense beyond territory untuk respon dinamika indopasifik 5 - 10 ke depan

Konsep tersebut sangat penting untuk sedapat mungkin memindahkan perang ke luar wilayah RI, tentunya juga dengan pemasangan puluhan baterei hanud dan sistem rudal jarak jauh, jarak sedang dan dekat

Saya usul ke Pak Menhan untuk membeli 36 SU 34 sebagai pesawat pembom garis belakang musuh yg akan menyerang Indonesia. Ke-64 SU34 tersebut ditempatkan di:

a. Aceh - untuk netralisir India
b. Medan/Pekanbaru - untuk netralisir Singapur, malaysia, thailand, myanmar dam cina
c. Supadio - untuk netralisir malaysia filipina, cina (lcs), vietnam
d. Makassar - untuk netralisir filipina, palau, guam
e. Merauke - antisipasi australia, PNG, vanuatu, kaledonia baru
f. Kupang - untuk netralisir Australia

SU34 tersebut juga harus dilengkapi dengan 12 pesawat pengisi bahan bakar udara dan 24 SU-35 sebagai pesawat pengawal ..


-F-

Pusing pusing said...

Pelindung tangguh nusantara
Alutsista yg canggih gahar dan mumpuni urutan pertama adalah
1. Satelit mliter+komunikasi+navigasi
2. Radar aktif+pasif yg ditaruh di daratan yg menjangkau seluruh wilayah RI dari sabang sampe merauke
3.rudal rudal permukaan ke udara maupun permukaan ke permukaan jarak jauh dan medium
4. Rudal rudal pertahana udara
5. Meriam meriam medan+ meriam meriam pertahanan udara
6. Drone drone kamikase+ drone drone monitoring
Inilah bagian pertama dan terpenting dari sebuah alutsista militer yg canggih gahar mumpuni yg bisa disebut sebagai perisai atau pelindung wilayah nusantara baik laut udara maupun daratan.
Sebetulnya inilah yg wajib diprioritaskan pembangunannya oleh pemerintah RI.

Anonymous said...

Kali in artikel bung jagarin terlalu berat, ilmu saya belum nyampe kesana, gak ikut2 nimbrung ahhh, tapi mudah2an kedepannya kekuatan militer kita semakin josss, kalau bisa mah beda2 tipisss dengan dua penguasa dunia sekarang ๐Ÿคฒ๐Ÿคฒ๐Ÿคฒ.

Jagarin Pane said...

Bisa aja๐Ÿ˜„

Pusing pusing said...

Menunggak lagi iuran proyek KFX-IFX
Ada masalah apa sebenarnya kok bisa nunggak lagi iuran proyek kerjasama RI-Korsel?
Dari awal udah kecium ketidak beresan proyek kerjasama ini dimana para insiyur insiyur RI dibatasi langkahnya mempelajari teknologi vital di proyek kerjasama ini dimana teknologi vital ini memang suruhan USA kpd Korsel utk menutup rapat rapat dari insiyur insiyur RI, entah kenapa USA sampe melarang seperti itu terhadap RI? Apa salah RI?. Di sini jelas terlihat bahwa tanpa teknologi viral itu proyek kerjasama ini bisa jalan ditempat alias macet karena ada kekosongan ruang teknologi yg belum dikuasai korsel-RI. Dan ternyata teknologi vital dikerjasama ini memang buatan asli USA entah itu teknologi baru gres atau emang copotan dari teknologi yg terpasang di jet tempur F35 USA . Jadi karena inilah sangat wajar jika RI memilih tidak melanjutkan bayar cicilan iuran proyek kerjasama ini, kenapa? Apa yg akan didapat RI bila meneruskan bayar cicilan iuran yg tertunggak? Pastinya bisa ditepak bahwa teknologi yg ada di KFX-IFX produksi PT DI nantinya pasti akan berbeda dgn yg akan diproduksi Korsel. Dimana letak perbedaannya? Yg akan diproduksi korsel tetap pake teknologi vital buatan USA sedang yg akan diproduksi PT DI tidak ada teknologi vital buatan USA tapi diganti dgn teknologi lain non buatan USA alias bisa jadi teknologi downgrade. Karena yg akan diproduksi korsel nantinya akan dikembangkan menjadi jet tempur generasi 5 berkat adanya teknologi vital buatan USA sedang yg akan diproduksi PT DI nantinya tidak bisa dikembangkan menjadi jet tempur generasi 4 tetapi tetap pada jet tempur generasi 4,5.
Dan kenapa USA sampe melarang insiyur insiyur RI terhadap teknologi vital USA itu? Jawabannya adalah USA masih ragu ragi terhadap RI soal sahabat atau teman biasa biasa aja karena RI masih merangkul RRC terhadap proyek besar yg akan maupun yg sedang dikerjakan di wilayah RI karena alasan murah biaya costnya . Kalo udah begini sudah terlanjur basah mendingan stop proyek kerjasama RI-Korsel ini dan diganti dgn proyek jet tempur generasi 5 antara RI-Turkey. Cuma nanti ganjalannya ada di mesin jet tempur itu yaitu mau pake mesin buatan negara apa? Mau pake mesin buatan USA pastilah ditolak mentah mentah, mau pake mesin inggris atau mesin perancis bisa aja cuma kerangguhannya masih dipertanyakan. Mau buat sendiri mesin jet tempur tentu belum bisa antara Turkey dan RI . Jadi bingung memang semuanya ini.

Pusing pusing said...

Masalah proyek KFX-IFX Korsel-RI apa mau dilanjutkan atau distop oleh RI kita serahkan sepenuhnya kepada pemerintah RI karena biar bagaimanapun juga yg tau aslinya kenapa sampai menunggak iuran cicilan proyek kerjasama tersebut ya hanya pemerintah RI yg tau, kita semua berharap yg terbaik saja yaitu bahwa RI bisa membuat sendiri jet tempur generasi 4,5 lalu lanjut ke generasi 5 kenapa? Karena ada PT Infoglobal yg membackup pembuatan jet tempur made in indonesia terutama di avionik dan perangkat komputer yg terpasang di jet tempur, PT Infogloballah yg tau selangkah lebih maju soal teknologi perangkat dunia penerbangan militer, soal rangka+disain body pesawat terbang berikut aerodinamikanya diserahkan kepada PT DI yg lebih pionir terdepan. Dan kerjasama antara PT DI-PT Infoglobal pastilah bisa menciptakan dan membuat semdiri jet tempur baru generasi 4,5 maupun generasi 5.

Anonymous said...

Korsel sekutu dekatnya Amerika apalagi dalam hal pembuatan KFX ini ada Lockhed Martin Pastinya para Insinyur kita di batasi , Indonesia dalam posisi yang cukup Sulit, Anggaran yang besar untuk proyek KFX ini baru masuk 17% , sepertinya maju sulit bertahan sakit , Semoga pemerintah RI dalam hal ini Kemenhan dapat mengambil kebijakan yang baik dalam menyikapi persoalan KFX/IFX ini.

Anonymous said...

Pasti lanjut sudah masuk sebagian duit kok mundur, kita dari kf 21 dapat blok 1 generasi 4,5 untuk blok selanjutnya generasi 5, kita akan kerjasama dengan turki, kerjasama dengan korsel cukup sekian tipu2y, changbogo di end juga biar gak laku di pasaran internasional , pintu masuk kapal selam korsel adalah kita, karena produk gagal kita end ๐Ÿ‘Ž๐Ÿ‘Ž๐Ÿ‘Ž, biar mampus ๐Ÿ˜‚

Anonymous said...

๐Ÿ‘

Anonymous said...

Bukan apa2, duitnya ka gak ada๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜

Anonymous said...

๐Ÿ‘

Anonymous said...

Indonesia belinya 12 unit aja F15 ex dari Amerika karena harganya mahal kurang lebih 11 - 12 harganya sama F35
Sedangkan F35 TDK di kasih oleh Amerika
Kalau memang 12 unit aja mending di tambah Rafael Perancis

Pusing pusing said...

Ri utk industri pesawat terbang sayap tetap sebetulnya sudah maju dibanding industri mobil dll. Bahkan dijaman menristek tempo hari dijabat bpk BJ Habibisudah bisa menciptakan sendiri sampe bentuk jadi prototype pesawat bersayap tetap ukuran CN235 dgn kemudi fly by ...... yg cukup maaju sampe detik ini. Sekarang anak bpk BJ Habibi bahkan mampu merancang dan menciptakan 2 type pesawat terbang bersayap tetap yaitu satu dgn mrsin jet dan satu lagi dgn mesin turboprop, cuma sayang kandas semua gara gara tidak ada yg berani membiayai investnya. PT Infoglobal pun juga sudah punya rancang bangun jet tempur asli made in indonesia cuma sayang beribu sayang tidak ada yg berani menanggung biaya investnya. N219 asli ciptaan PT DI juga sudah siap karena prototypebya sudah lulus test test terbang cuma sampe sekarang kok belum produksi masal padahal calon konsumennya sudah banyak mendaftar beli. Jadi, apa yg terjadi dgn bangsa ini kok bisa begitu? Apakah malu dgn merek sendiri? Jadi sebetulnya RI sudah maju dibidang rancang bangun pesawat terbang sayap tetap dan kenapa tidak doorong kuat kuat supaya punya nama dan pangsa pasar seperti airbus dan boeing?

Buana said...

https://youtu.be/0KvML5RHvFY, saran saya sudah waktunya Indonesia harus mengutamakan kepentingan pertahanan nasional Indonesia, demi pertahanan dan keamanan negara kita juga untuk menjaga wilayah NKRI tetap utuh, tidak ada yang memainkan strategi kotor untuk memisahkan wilayah NKRI, shg beli sebanyak2nya jet Mirage dari berbagai varian sepanjang jam operasional sedikit dan masih layak pakai untuk jangka panjang, juga beli Sukhoi 34, Sukhoi 35 dan Su 57 dari pasar gelap dalam jumlah besar

Anonymous said...

Rudal Brahmos kayaknya mau di jegal oleh mamarika juga dgn aturan caatsa bagaimana pendapat bung Jangarin

Jagarin Pane said...

Filipina bisa kan.

black eagle said...

Bung jag ...jika kita berkaca pd perang ruski vs ukrain mk kekuatan utama ada pd serangan masif dr drone, pespur ditambah dg sistem pertahanan udara yg kuat ...pertanyaanya apakah kerjasama industri drone kamikaze dan UCAV mnjd prioritas? Sbgmn artikel AH bhw ada anggaran signifikan utk drone tempur? ...sementara utk inhan ranpur libur dulu krn hrs bs fokus pd swasembada drone...kumaha bro jag?

Jagarin Pane said...

Iya dong, perang remote control terbukti lebih "praktis dan efisien". Kita sdh harus menuju ke ranpur drone utk antisipasi konflik.

Jagarin Pane said...

Wah, emang bisa beli dari pasar gelap๐Ÿ˜ƒ๐Ÿ˜ƒ

Jagarin Pane said...

Semua sedang berproses kan. Industri pertahanan kita sdh semakin baik.

Anonymous said...

Setau sy pespur infoglobal terus dan mereka katakan utk indodefence ke depan akan di pamerkan mock up pespur sikatan dlm bentuk yg sebenarnya tdk seperti yg kemaren lebih kecil

Anonymous said...

Artinya infoglobal tdk main2 dgn produk sikatan ini dan mdh2an ini akan menjadi salah satu pespur buatan Indonesia ke depannya selain ifx

Anonymous said...

Medium tank kita nanti akan di lengkapi ranpur drone

Pusing pusing said...

Pilih rudal perisai nusantara
Banyak rudal dijual dan ditawarkan dgn beragam jenis dan typenya namun karena ada UU internasional yg membatasi jangkauan rudal, maka bagi negara yg tidak bisa bikin sendiri rudalnya dan hanya mengandalkan beli rudal dari negara lain otomatis jangkauannya maksimum dibatasi kurang dari 300km. Versi termurahnya adalah rudal rusal made in China setelah itu barulah rudal rusal made in turkey iran korea utara. Bagi RI pastilah bingung mau beli yang mana? Yg pasti sebetulnya lapan sudah bisa membuat sendiri roket roket berjangkau maksimum 100km cuma masih ada kendala di sana sini yg butuh penyempurnaan. Utk mendapat ToT saat pembelian rudal memang tidak mudah karena teknologi rudal tidak semua negara menguasainya. Contoh saat RI beli rudal C705 made in China berikut ToTnya ada kendala karena China minta RI beli dulu 100 rudal C705 barulah China kasih Tot rudal ke RI berikut produksi rudalnya bisa dibuat sendiri di RI, cuma masalahnya RI mau atau kaga beli dulu 100 rudal C705? Andaikata dulu RI mau, maka mungkin saat ini RI sudah dapat Tot rudal C705 berikut memproduksi sendiri+ memodifikasi sendiri jangkauannya sesuai kehendak RI. Nah sekarang RI membeli rudal permukaan ke permukaan made in Turkey, apakah turkey mau semudah itu kasih ToT rudal rudalnya yg dibeli RI yg mungkin jumlahnya sedikit?
Di sini RI dapat pelajaran bila mau ToT rudal serta mau produksi sendiri rudalnya ya satu satunya cara adalah beli dulu 100 rudal baru dikasih ToT serta ijin produksi sendiri berikut ijin modifikasi jangkauan rudal sesuai kehendak RI. Nah RI mau pulih yg mana? kalo pilih rudal made in eropa harganya mahal mahal dan susah dapat ToT kecuali belu rudalnya banyak mungkin bari bisa dapat ijin ToTnya. Ada jalan keluarnya yaitu RI dorong LAPAN terus berexperimen roket riketnya supaya bisa menjangkau lebih dari 300km dgn kasih dana penelitian dan pengembangan roket roket Lapan sehingga nantinya le\at roket roket penemuan Lapan RI bisa merubah roket roket itu menjadi rudal rudal militer keperluan TNI karena roket dan rudal umumnya sama tingkat teknologinya. Ya itulah jalan keluarnya supaya bisa bikin rudal sendiri made in RI asli

Pusing pusing said...

Pertahanan defensif
RI menganut sistem pertahanan defensif dan kalo dipikir pikir ternyata itu benar dan zero enemy itu juga bena= karena RI tidak pernah mengaanggap ada negara yg dimusuhi semua negara dianggap sama duduk sama rendah berdiri sama tinggi, dan itu juga sudah benar. Mau tau kenapa? Lihatlah sekarang sampe detik ini RI tidak perang terbuka yg ada hanyalah ketakutan ketakutan kalo diserang musuh. Kembali ke perrahanan defensif perlu dimuhtahirin dfn istil@h pertahanan defensif perisai trisula nusantara yg di dalamnya disokong radar radar militer yg menjangkau memonitor seluruh wilayah darat dan perairan RI+ satelit militer+ rudal rudal permukaan ke permukaan yg banyak+ rudal rudal permukaan ke udara yg banyak+ meriam meriam penangkis serangan udara yg banyak+meriam meriam medan yg banyak+drone drone kamikase yg banyak+drone intai+kapal selam atau drone kapal selam yg berfungsi sebagai sonar bawah laut berikut bisa menembakan terpedo+jangan lupa punya stok ranjau laut yg banyak.
Inilah yg sebetulnya disebut atau dinamakan pertahanan defensif perisai trisula nusantara yg ampuh alias inilah yg sebetulnya dinamakan senjata utama yg canggih gahar dan mumpuni, jet tempur rafael lalu heavy fregat Fremm lalu fregat mogami itu sebetulnya hanya pelengkap saja dari senjata utama yg canggih gahar dan mumpuni.

Pusing pusing said...

Sebetulnya dgn dana pinjaman luar negeri sebesar USD 25,7milyar yg sekarang dinaikkan menjadi USD35,5milyar kalo tidak salah ya, sebaiknya pemerintah RI mendahulukan terwujudnya pertahanan defensif perisai trisula nusantara seperti yg telah sy jelaskan di atas tadilalu kalo udah bterwujud barulah beli pelengkap dari pertahanan defensif perisai trisula nusantara seperti belu heavy fregat FREMM beli HEAVY fregat ArrowA140 lalu beli jet tempur rafael lalu beli mirage 20000-5 bekas dll .

Pusing pusing said...

Bila RI sudah punya sistem pertahanan defensif perisai trisula nusantara, maka salah satu keuntungannya adalah gerak gerik serta lokasi KKB OPM Papua bisa dimonitor dgn jelas karena sudah ada satelit militer+drone intai sehingga gugurnya prajurit tni di medan papua bisa dihindari.

Pusing pusing said...

Sistem pertahanan defensif perisai trisula nusantara bisa dibangun dn diwujudkan semuanya dgn dana USD35,5milyar hasil pinjaman luar negeri pemerintah RI . Nah kalo udah terwujud barulah dipikirkan babak kedua utk mencari pinjaman luar negeri lagi buat beli jet tempur rafael heavy fregat arrowA140 haevy fregat Fremm dll

Pusing pusing said...

Tanpa adanya sistem pertahanan defensif perisai trisula nusantara, maka jet tempur rafael yg dibeli+heavy fregat arrowA140+heavy fregat Fremm dll bisa berantakan hancur dilibas musuh.

Pusing pusing said...

Heavy fregat atau destroyer milik RRC Rusia USA beserta NATOnya selalu dipantau terus oleh satelit militer negara masing masing sehingga bila kena jamming musuh, maka satelit militernya akan menuntun destroyer tersebut keluaar dari kejaran musuh.
Nah heavy fregat milik tnial yg dibeli itu posisinya self defense tanpa dimonitor satelit mata mata RI karena RI belum punya sehingga saat musuh berhasil jamming perangkat elektronik yg ada di heavy fregat TNIAL, maka akan buta penglihatan via radar sehingga gampang bagi musuh mengepung dan menghancurkan heavy fregat, kenapa? Dalam posisi dijamming alias sudah buta penglihatan, akibatnya mudah dihancurkan oleh musuh heavy fregat tersebut karena rudal riudal di heavy fregat tidak bisa d>tembakan lalu canon canon otomatis tidak bisa ditembakkan sebabnya semuanya dikontrol radar radar penjejak sasaran±perangkat elektronik kendali tembakan yg sudah tidak berfungsi karena sudah dijamming musuh. Jadi disinilah perlunya RI harus punya satelit militer sendiri sehingga nantinya bisa meminitor pergerakan kapal perang jet tempur dll dan kalo kena jamming kapal perang atau jet tempur tersebut masih bisa ditolong oleh satelit militer utk keluar menjauhi kejaran musuh.

Waipios said...

Gila lo dro..masa dana 35.5 milyar dolar melulu di bliin satelit,radar dan rudal alangkah banyaknya pdhl dgn dana segitu gdenya semua itu bs di wujudkan bersamaan tanpa ada yg di tunda dan harus minjam lg kembali seprti permasalahan semula ente bgtu takut Indonesia punya alutssta gahar takkan berhasil menghentikan langkah Indonesia utk menjadi negara yg kuat

Pusing pusing said...

Yang sy maksud alutsista gahar canggih mumpuni itu bukanlah heavy fregat atau kapal destroyer atau jet tempur rafael dll tapi sistem pertahanan defensif perisai trisula nusantara,yg anda inginkan sebetulnya bukan alutsista yg paling gahar canggih dan mumpuni, tapi paling gahar ditakuti musuh adalah sistem pertahanan perisai trisula nusantara.

Pusing pusing said...

Dengan dana pinjaman luar negeri utk beli alutsista tni sebesar USD35,5milyar tidak mungkin bisa beli semua alutsista utk menjaga wilayah perairan dan daratan RI. Jadi utk membangun kekuatan perrahanan yg gahar canggih dan mumpuni itu ya harus bersabar tidak bisa terburu buru dan h@rus dilakukan bertahap seperti yg telah sy jelaskan di atas tadi, yaitu tahap pertama harus dibangun dulu sistem pertahanan perisai trisula nusantara dan setelah selesai barulah masuk tahap kedua yaitu beli heavy fregat beli kapal perang destroyer beli jer tempur rafael dll.