Thursday, May 25, 2023

Bergegas Menguatkan Alutsista Marinir

Korps marinir TNI AL adalah bagian dari sistem senjata armada terpadu (SSAT) Angkatan Laut Indonesia yang memiliki karakter khas sebagai pasukan serbu pantai. Dalam setiap serial latihan tempur armada TNI AL ditengah laut ada simulasi deteksi ranjau, deteksi kapal selam, peran tempur bahaya udara, penembakan rudal anti kapal, penembakan torpedo, logistik bekal ulang. Puncaknya adalah pendaratan pasukan marinir. Sebagai pasukan elite TNI AL, marinir mempunyai sejumlah alutsista striking force untuk pendaratan dan menguasai titik tumpu pantai. Yang terlihat kemudian adalah lebih banyak alutsista tua yang berenang menuju pantai seperti tank amfibi PT76, panser amfibi BTR50 buatan Uni Sovyet. Yang baru hanya tank BMP3F buatan Rusia dan MLRS (peluncur roket multi laras) Vampire buatan Ceko.

Sebagai kekuatan SSAT, pasukan marinir menyesuaikan performansi dan pengembangan kekuatannya dengan Armada TNI AL. Seperti kita ketahui Armada tempur TNI AL saat ini sudah mekar menjadi tiga Armada. Markas Armada Satu di Tanjung Pinang, Armada Dua di Surabaya dan Armada Tiga di Sorong Papua. Pasukan marinir (Pasmar) setingkat divisi juga menyesuaikan. Pasmar Satu di Jakarta, Pasmar Dua di Surabaya dan Pasmar Tiga di Sorong. Dengan catatan ada 1 Brigade marinir di Lampung, 1 batalyon di Pangkalan Brandan Sumut dan 1 batalyon di Batam Kepulauan Riau.

Menyesuaikan dengan pengembangan postur kekuatan, selayaknya kekuatan alutsista marinir juga ikut mekar mengembang. Dalam program MEF jilid tiga yang akan berakhir tahun depan ternyata pencapaian target pertambahan alutsista marinir baru 50 %. Kita berharap Ini menjadi program percepatan, menambah infrastruktur tempur marinir sesuai dengan marwah jati dirinya, pasukan hantu laut. Marinir perlu menambah seratusan tank dan seratusan panser untuk mengganti "si mbah" PT76 dan "si tua-tua keladi" BTR50 sesuai dengan pengembangan kekuatan dan perkembangan teknologi persenjataan. Dalam perspektif kita minimal harus ada pertambahan aset 100 tank amfibi, 150 panser amfibi dan 50 MLRS yang baru.

Kurikulum simulasi serbu pantai selama ini didahului dengan penerjunan pasukan intai amfibi, kemudian ada serangan udara langsung dengan pesawat tempur F16 atau Sukhoi untuk melumpuhkan kekuatan musuh. Dilanjut dengan tembakan meriam dari sejumlah KRI yang mengawal pasukan marinir. Pernah dicoba membawa MLRS RM Grad yang dipasang di KRI Landing ShipTank (LST) untuk meluncurkan roket. Kemudian tank amfibi, panser amfibi dikeluarkan dari KRI LST dan LPD yang berjarak sekian kilometer dari pantai. Menyusul sekoci amfibi KAPA yang mengangkut MLRS dan artileri serta pasukan marinir untuk merebut titik tumpu pantai. 

Alutsista yang efektif dan efisien dengan teknologi tempur terkini adalah drone intai (UAV) atau drone bersenjata (UCAV). Di medan pertempuran darat Rusia-Ukraina, alutsista elektronik nir awak ini menjadi strategis fungsinya. Ratusan tank, panser, artileri mampu dilumpuhkan drone dari jarak jauh. Oleh sebab itu, dalam penguatan alutsista marinir sangat perlu ada penambahan skadron UAV dan UCAV, juga skadron helikopter sebagai satuan striking force. Semua disatukan dalam manajemen interoperability. Dalam pengembangan strategi pertempuran marinir ke depan penggunaan UAV dan UCAV bisa menjadi bagian operasi militer serbu pantai.

Saat ini korps marinir memiliki alutsista yang relatif baru yaitu 60 tank amfibi BMP-F buatan Rusia dan 15 MLRS  Grad / Vampire buatan Ceko. Ada juga 15 unit kendaraan amfibi LVT-7A1 hibah dari Korsel. Sementara  ratusan tank dan panser amfibi lainnya adalah produk lawas tahun 60an. Sudah layak diganti. Sejauh ini belum ada penambahan alutsista baru di pasukan hantu laut ini. Pernah ada proses pengadaan 80 ranpur amfibi angkut pasukan BT-3F dan 20 tank amfibi BMP-3F tambahan dari Rusia namun kelihatannya terhalang CAATSA dari AS. Sebagai pasukan pemukul strategis dan masuk unsur PPRC (pasukan pemukul reaksi cepat) TNI, selayaknya alutsista marinir diperbaharui dan diperluas. Sangat layak untuk dipercepat. Misalnya menambah aset tempur dari Turkiye atau AS. Dari Turkiye ada ranpur ZAHA, dari AS ada ranpur LVT 7. Selain itu marinir perlu dilengkapi dengan drone dan helikopter tempur serta satuan tembak rudal jarak pendek untuk pertahanan pangkalan AL.

Pendaratan pasukan marinir di dunia sepanjang sejarah adalah pertempuran heroik dan sangat menentukan. Ingat pertempuran dahsyat di pantai Normandia Perancis dalam operasi Overlord tentara sekutu tanggal 6 Juni 1944 dan Iwojima Jepang tanggal 16 Maret 1945 dalam perang dunia kedua.. Suasana pertempuran di laut dan pantai pendaratan penuh dengan dentuman dan pergerakan alutsista. Drama pertempuran, adrenalin pertempuran menyatu ditengah deru kendaraan tempur dan teriakan pergerakan pasukan. Pendaratan Normandia dan Iwojima merupakan serial penentu kemenangan tentara sekutu dalam perang dunia kedua dengan korban pasukan yang luar biasa banyaknya.

Adalah hal yang pasti bahwa pasukan marinir Indonesia dipersiapkan untuk menyerbu pantai dan pulau milik negeri yang dikuasai musuh, misalnya Natuna. Maka kekuatan alutsistanya harus modern, harus tangguh, wajib tangguh, bukan ditangguhkan.  Ini syarat mutlak. Wajar kan kalau marinir wajib memiliki aset baru dan modern minimal duaratusan tank amfibi, duaratusan ranpur amfibi, limapuluhan MLRS, skadron UAV/UCAV dan skadron helikopter. Ini juga sebangun dengan target resmi MEF ketiga yang diinginkan TNI AL yaitu memiliki 182 KRI, 8 kapal selam, 100 pesawat udara dan helikopter  serta 978 ranpur marinir. Tercapai 80% saja sudah alhamdulillah banget, padahal sekarang baru tercapai 50% dan tinggal setahun lagi lho.

****

Jagarin Pane / 24 Mei 2023


47 comments:

Anonymous said...

tambahan alutsista marinir sebaiknya berdasar jumlah 3 pasmar ... setiap pasmar minimal memiliki :
100 tank setara sprut
100 tank setara BMP3F
300 tank pendarat setara BT3F atau LVTV
marinir hrs punya kemampuan raid amphibi dg kekuatan mandiri, ujung tombaknya tentu tank meriam besar, LVTV hanya utk pendarat pasukan, tdk pas utk ujung tombak raid amphibi karena senjatanya sangat minim.

tambahan heli marinir/AL hrs disesuaikan dg platform helipad di kapal perang, artinya heli yg punya roda pendarat agar mudah bergerak dan parkir di hangar kapal, cocoknya Caracal atau Panther.

pengadaan senjata marinir wajib memakai produk modern dan tahan banting, lupakan produk impor yg jelek dan tdk berkualitas.

Anonymous said...

Destroyer cina type 052D tidak jadi di akuisisi Indonesia, anggaran yg semula untuk akuisisi destroyer dialihkan untuk mengakuisisi f-15EX. Anggaran yg disiapkan sebesar USD 1,6 milyar walaupun hanya sedikit yg bisa di akuisisi tapi ini adalah langkah yg tepat.

Jagarin Pane said...

Maju mundur. Belok kiri langsung😀😀

Pusing pusing said...

Doktrin penyerbuan pantai dan menguasai pantai sepenuhnya memang secara teori gampang dilakukan akan tetapi bila terjadi perang yg sesungguhnya doktrin penyerbuan dan menguasai pantai memang amat sulit dilakukan terutama bila kekuatan musuh di pantai amat kuat pertahanannya, maka mustahil dilakukan doktrin ini karen bila dipaksakan juga maka akan menimbulkan korban jiwa marinir team pendarat bisa bisa semuanya akan tewas ditangan musuh. Satu satunya cara bila memang kekuatan musuh di pantai amat kuat maka pantai musuh harua dibombardir bertubi tubi berjam jam baik dari udara maupun dari kapal perang permukaan, bila sudah dibombardir bertubi tubi tetapi kekuatan musuh di pantai masih amat kuat maka satu satunya cara batalkan misi penyerbuan dan pendaratan pantai utk mencegah makin banyak yg gugur di pihak marinir sbg team pendarat pasukan. Harus segera putar otak dan cari jalan keluar secepatnya utk melemahkan kekuatan musuh dipantai yg masih amat kuat.

Anonymous said...

Semoga managemen keuangan dan pengambil keputusan di kemhan dapat memprioritaskan Alutsista TNI AL, TNI AU, Tanpa mengesamping kan Alutsista TNI AD

Terutama Mengganti alutsista yang sudah berumur 50 Tahun ke atas 😪😪

Cintailah Produk dalam negeri dan utamakan Teknologi Terkini dan masa depan walau dengan kerja sama produksi dengan Negara lain

Anonymous said...

@bung jagarin



Bagaimana kelanjutan alutsista dari ukraina seperti rudal pertahanan pantai Neptune,kozak,?

Anonymous said...

betul bung Jagarin, harus tangguh Alutsista di matra ini, Gigit jari Kita secara prinsip defensif masih banyk bolong dan alutsista pada uzur, mau bertahan gimana ini, lihat AUKUS Kasel Nuklir , China di LCS semakin meraja. minimal MEF bisa 85 %, sedikit bisa menghibur diri 😁

Anonymous said...

Di kita mah dah biasa, yg udah tanda tangan kontrak aja bisa di batalin kok.

Jagarin Pane said...

Ganti dgn yg dari turkiye kan

Aji said...

Seneng lihat komen komen dsini banyak ilmu yg bisa d dapat tidak hujat menghujat, komen banyak berkualitas

Anonymous said...

sy kira bukan jamannya lg melakukan perang pantai memakai dokrin perang dunia ke 2 ..... perang amphibi modern harus efektif dan efisien mengandalkan informasi intelijen yg dihimpun oleh data satelit, pesud, drone, intai amphibi dll., pelaksanaan raid amphibi tentu hrs memilih pantai yg minim penjagaan musuh, raid amphibi tdk perlu rudal jelajah dan tembakan meriam kaprang maupun pespur bomber, kita sdh tahu performance marinir kita, serbuan komando pasus sdh mahir, malah kita yakin sebagai no 1 di dunia.
kalo masih memakai dokrin PD 2 ....... punya 1000 tank amphibi jg bisa gak berguna, dihajar rudal anti tank sekalian kapal perang nya jg bisa habis kena sengat rudal anti kapal berbasis. darat.
Salam

Anonymous said...

Menurut bung jagarin apa sih rahasia sukses turki dalam membangun alutsista buatan nya sendiri? Seolah olah hari ini mereka rancang besoknya sudah jadi barangnya( walaupun tentunya memerlukan waktu juga) padahal ekonomi mereka sedang tidak baik2 saja.

Anonymous said...

Angkatan Darat sangat besar. Kami membutuhkan Angkatan Darat yang besar. Mereka memenangkan perang. Korps Marinir tidak memenangkan perang; kita memenangkan pertempuran. Mereka [Angkatan Darat] tidak menolak perubahan apa pun pada Korps Marinir, dan saya [Komandan USMC] dan Kepala Staf Angkatan Darat bekerja sangat erat untuk memastikan kemampuan kita saling melengkapi dan tidak saling tumpang tindih

General David H. Berger, Commandant of the U.S.M.C

Untuk seukuran negara adidaya saja keeefektifan dan keefisienan dalam penggelaran pasukan sangat dipikirkan, sementara angkatan darat berfokus untuk memiliki kekuatan serang dan pemukul yg bersifat berat sedangkan marinir berfokus untuk bergerak lebih ringan cepat dan berekspedisi.Untuk semua itu kedepan USMC tidak akan mengoperasikan Tank Tempur utama mereka.

Jagarin Pane said...

Turkiye itu tdk instan membangun inhannya, sdh 10-15 thn. Nah marketing komunikasinya baru bersuara 5 thn terakhir. Dia anggota NATO yg mbeling, sedikit banyak punya akses utk otak atik formula alutsista seperti F16 dst.

Pusing pusing said...

Sebetulnya secara terperinci marinir dgn angkatan darat itu sama saja. Utk membuat anggaran pertahanan lebih efisien di matra darat dan di matra laut sebaiknya angkatan laut lebih fokus pada kapal kapal perang beserta para awak kapalnya sedang angkatan darat lebih fokus ke pasukan pasukannya yg dilengkapi seabrek peralatan militer seperti tank panser meriam medan meriam penangkis serangan udara dll. Lebih efisien adalah lebih praktis karena antara marinir dan angkatan darat itu sama sama butuh pasukan infantri yg dilengkapi seabrek peralatan militer. Kalo disattukan marinir ke dalam angkatan darat , maka angkatan darat akan punya pasukan infantri yg menyerbu dari laut menggunakan lst lst angkatan laut lalu mendarat ke pantai dgn tank amphibi panser amphibi perahu besi LCVT dll dan setelah pantai berhasil dikuasai barulah pasukan infantri angkatan darat merangsek masuk lebih dalam ke basis musuh . Itulah yg dinamakan lebih efisien dan praktis ?engelolah anggaran militer sehingga angkatan laut tidak usah cape cape mendidik dari nol pembentukan pasukan infantri marinir dll.

Pusing pusing said...

Intinya dari anggaran militer yg efisien dan praktis adalah yg berhubungan dgn kapal + laut + sungai diserahkan ke angkatan laut, yg berhubungan dgn pasukan infantri tank panser meriam medan meriam anti serangan udara dll diserahkan ke angkatan darat, yg berhubungan dgn pesawat terbang + helikopter + udara diserahkan ke angkatan udara, roket dan rudal rudal pertahanan masing masing angkatan harus punya sesuai tugas yg dilakoninya.

Pusing pusing said...

Demi anggaran militer yg efisien dan praktis, maka selain marinir dilebur ke angkatan darat juga kopasgat yg dulunya bernama paskhas tniau juga dilebur ke angkatan darat sehingga bila mau latihan pendaratan pantai maka angkatan laut yg mempersiapkan menyediakan peralatan pendarat pasukan dari laut ke bibir pantai, demikian juga bila angkatan darat mau latihan penyerbuan pangkalan udara musuh dari udara, maka angkatan udara yg menyiapkan menyediakan helikopter atau pes@wat terbang bersayap tetap untuk angkut pasukan.

Pusing pusing said...

Bila nantinya marinir dan kopasgat dilebur ke angkatan darat, maka nantinya juga ditubuh angkatan darat ada pasukan infantri biasa lalu ada pasukan infantri mekanis lalu ada pasukan raider laut l@lu ada pasukan raider udara lalu kopasus dsb.

Pusing pusing said...

Ada satu hal lagi yg perlu diperhatikan soal efisien anggaran pertahanan negara adalah soal indonesian coust quard, dimana seharusnya semua komponen KOMCAD itu harus aktif bertugas sesuai lamanya dinas negara di indonesian coust quard dan para pemimpin indonesian coust quard itu bukan anggota aktif angkatan laut bukan anggota aktif angkatan darat dan bukan anggota aktif angkatan udara tapi dia itu harusnya anggota aktif komponen KOMCAD terlama yg mau tugas negara di indonesian coust quard.

Pusing pusing said...

Kalo marinir dan kopasgat sudah dilebur ke angkatan darat, maka bertambah ringanlah tugas angkatan laut dan angkatan udara, demikian pula bertambah ringan tugas angkatan darat kenapa? Karena saat kondisi ini angkatan darat sudah melepas semua kapal kapal lautnya ke angkatan laut biar apa yg di laut memang tugas dan tanggung jawab serta wew|enang angkatan laut juga semua helikopter dan pesawat terbang sayap tetap milik angkatan darat diserahkan semuanya ke angkatan udara kenapa? Karena apapun di udara itu tugas dan tanggung jawab serta wewenang angkatan udara, angkatan darat mengurusi apa apa yg menjadi tugas dan tanggung jawab serta wewenang hanya di daratan saja sehingga tidak ada tumpang tindih tugas wewenang dan tanggung jawab.

Pusing pusing said...

Inilah yg dinamakan mengurus anggaran pertahanan negara buat militer yg efisien dan praktis

Anonymous said...

Sebagai pecinta dunia militer saya suka iri dengan orang2 turkiye yg belakangan ini sering sekali di kasih surprise oleh pemerintahnya berupa uji coba berbagai macam alutsista gahar 3 matra. yg terakhir peresmian kasel terbaru berteknologi AIP buatan dalam negri.

Anonymous said...

80% mungkin gak bakalan tercapai karena sekarang sudah mau masuk tahun politik, menhannya pun lagi sibuk nyapres.

Jagarin Pane said...

Nama resminya BAKAMLA

Anonymous said...

Frigate Framn batal infone😭😭

Anonymous said...

@bung jagarin

Rudal Khan termasuk rudal balistik taktis(300km)dan akan di gunakan AD(armed) sambil menunggu AV-TM300(astros 300km)yg masih dlm pengembangan oleh AVIBRAS Brazil,. Khan juga beda spesifikasi dengan rudal pertahanan pantai yg bisa seaskiming terbang rendah 5m di atas permukaan laut dan dioperasikan oleh AL.(Marinir)
Rudal pertahanan pantai sangat di butuhkan mengingat banyak nya chokepoint yg kita miliki...

Anonymous said...

Kalau saran saya masih kurang jika tambahan alutsista 300 unit dengan luas jutaan kilometer dan belasan ribu pulau, orang luar bilang apa orang Indonesia suka dagelan (ngelucu), sehingga saran doktrin pertahanan harus dirubah sesuai dengan teknologi dan metode serta strategi tempur tidak bisa secara konvensional, orang luar menggunakan satelit, drone dan jet tempur, helikopter, pasukan khusus dan intelejen untuk mengumpulkan data, kemudian dilakukan pemilahan sebelum dilakukan analisis dng menghubungkan utk seleksi informasi, kemudian dilakukan analisis intelijen serta pendalaman tingkat lanjut untuk pengumpulan bukti awal atas informasi yang diterima, marinir juga harus dilengkapi tank pendarat amphibi yang tidak cukup hanya dibekali meriam cal 75 mm, dan cal 127 mm dng sistem RCWS, dan dilengkapi layar monitor CCTV, penglihatan malam dan jbfra red, AC, melainkan juga harus dilengkapi peluncur rudal pertahanan udara untuk menangkis serangan jet tempur ketika mengangkut pasukan dari kapal ke darat untuk melindungi aset, juga peluncur rudal anti tank agar pendaratan aman, disertai drone yg dilengkapi peluncur roket dan rudal dari udara ke udara, udara ke permukaan, juga senapan mesin cal 12,7 mm dng daya tampung amunisi 500 butir, dilengkapi camera Berkualitas tinggi, juga mengadakan helikopter serbu dan. Helikopter anti kapal selam, juga helikopter angkut yg dilengkapi peluncur roket dan rudal, masing-masing Pasmar setidaknya memiliki 1500 unit tank pendarat pasukan amphibi, 1500 unit tank medium, 2500 unit panser amphibi, 1200 unit Hovercraft dng daya tampung 2000 ton

Bo said...

Kekuatan marinir setara kostrad dgn doktrin strategis nya adalah total amphibious warfare. Dan panglimanya harus bintang 3 atau letjend marinir.
Untuk heli serbu marinir tetap dihandle penerbal.

Bo said...

Jika kostrad dgn 3 divisi + alutsista yg sangat deterence dan penggentar, karena mema kekuatan strategis darat yg harus menguasai semua doktrin tempur darat mulai urban, perang kota, gerilya, jungle/hutan, clandenstein, hingga airborne.
Maka utk amphibi menjadi satu doktrin utama bg tni yg dihandle kekuatan besar komar, dgn 3 divisi +, karena besarnya wilayah pantai, banyaknya pulau dan pulau terluar yg harus diawasi dan dikuasai.

Koteka said...

Konsep pertahanan anda ini yg DITIRU MALON . Sy baru paham kenapa MALON tdk punya MARINIR mungkin mereka percaya dgn ide anda.

Sekarang memang kita harus berjiwa besar menerima ide" yg SERBA BARU dan ANEH .

Jagarin Pane said...

Sepaham dengan saya, jumlah tank kita kurang, tank amx13 sdh tua. Mestinya peluang produksi tank medium harimau bisa diperbesar sebagaimana panser anoa yg telah mencapai produksi lebih 400 unit.

Pusing pusing said...

Itu mah tidak aneh, masalahnya apa sih bedanya marinir dgn angkatan darat? Kopasgat adalah pasukan infantri yang didaratkan dari udara ( helikopter atau pesawat terbang sayap tetap ) ke daratan lalu marinir adalah pasukan infantri yang didaratkan dari laut ( lst atau LPD ) ke daratan pantai. Di sini pasukan intai amphibi dan pasukan katak harus tetap di tubuh angkatan laut. Tank amphibi panser amphobi kapa pengangkut logistik + meriam medan 105mm disemua sama dgn punya angkatan darat . Itu kalokita bicara anggaran militer yg efisien dan praktis lho, diterima atau tidak ide ini ya terserah, begitu kira kira ya.

Pusing pusing said...

Jangan punya pemikiran yg kaku artinya jangan berpikir kalo pasukan marinir itu hanya ada di angkatan laut ya, pasukan marinir juga bisa ada di angkatan darat yg bernama korps marinir seperti halnya korps baret biru (PM) korps baret merah (kop@sus) korps baret hijau( kostrad / batalyon infrantri mekanis / batalyon infantri biasa ) korps baret coklat tanah( pasukan meriam) korps baret hitam( tank panser kaveleri), nanti bila marinir dan kopasgat dilebur ke angkatan darat ya baretnya tugas dan tanggung jawabnya tetap sama tidak berubah cuma wadahnya yg berubah yg dulu di angkatan laut / angkatan udara sekarang di angkatan darat. Kira ki=a begitu ya.

Pusing pusing said...

Yang diprioritaskan dulu adalah hevy fregat merah putih alias heavy fregat A140 inggris sebanyak 2unit kapal. Ditunggu dulu sampe selesai pembangunannya lalu diluncurkan ke laut laut baru diuji coba berlayar di laut berikut test test di laut dan nantinya kalo oke benar, maka akan dibangun lagi batch 2 sebanyak 2unit kapal lagi. Utk FREMM dan MOGAMI ditunda dulu karena antara ketiga kapal heavy fregat tersebut semuanya sama satu class sehingga nantinya bila heavy fregat A140 merah putih ini sudah oke semua dari hasil test test di laut terbuka, maka lupakan FREMM dan MOGAMI.
Nah utk light fregat sigma class belanda beserta medium fregat nantinya akan disatukan kelasnya dan kandidatnya ada 3 yaitu tetap melanjutkan light fregat sigma belanda ke batch2 batch3 atau mau pilih fregat baru dari turkey atau memilih fregat mogami jepang yg diturunkan kelasnya menjadi light atau mesium fregat yg tentunya persenjataannya juga menyesuaikan penurunan kelas tersebut

Pusing pusing said...

Bicara soal tank dan panser buat tniad, lihat dulu tank tua dan panser tua , berapa banyak yg mau diganti. Untuk kelas panser baru kandidatnya ada 2 yai[u panzer anoa3 generasi terbaru kelas 6x6 lalu panser pandur cobra kelas 8x8 dan karena panser anoa2 sudah banyak diakuisisi tniad, maka sebaiknya stop produksi anoa2 alihkan ke anoa3 atau pandur cobra karena sepertinya panser pandur cobra 8x8 kelihatannya lebih oke dibanding panser anoa2 maupun anoa3. Dan bicara tank tank tniad yg harus diganti ada di kelas medium dan kelas ringan dimana amx13 canon 75mm maupun 105mm ada ratusan unit jumlahnya, maka penggamtinya ya tank harimau yg harus diproduksi minimal 100unit dan bila masih ada kebutuhan maka bisa dilanjutkan produksi tank harimau. Utk tank ringan tniad yg udah mulai tua kandidatnya belum ada.
Dan secara kebetulan juga utk urusan meriam otomatis penangkis serangan udara udah dihadirkan pt pindad dalam plafon panzer badak generasi baru yg namanya panser badak sky......
Tni wajib mengakuisisi panser badak sky.... dlm jumlah yg memadai dan usahakan pula panser badak canon otomatis 90mm wajib digenapkan hingga 50unit.

Anonymous said...

Terima kasih bung Jagarin
Pengadaan tank harimau tersebut juga akan meningkatkan industri pertahanan kita sehingga akan ada R&D untuk produksi varian yg lebih canggih.

Penyebaran tank ringan harimau jadi sangat strategis untuk dilakukan segera guna mengurangi pengangkutan alat tempur dari pulau ke pulau yg sangat rentan keamanannya dan keterbatasan jumlah yang diangkutnya

Disamping itu, perlu juga kita memiliki heli serang seperti yg diproduksi turki (ATAK) dalam jumlah besar dengan persebaran kurang lebih sama seperti tank ringan tersebut.

Saya perkirakan India akan cawe2 di pintu masuk selat malaka dan mgk akan mencaplok pulau sabangvyg sangat strategis. Heli serang/tempur juga akan amat berguna untuk antisipasi infiltrasi pasukan asing dari PNG ke wilayah kita, begitu juga penempatan heli di serang di pulau kalimantan dan Natuna.

Pembelian heli serang dlm jumlah banyak memungkinkan kita TOT pembuatan heli tempur/serang tsb sendiri di masa depannya.

Anonymous said...

Sebaiknya AD jg diberikan tank amphibi yg pake meriam besar, setidaknya mampu renang Merak - Bakauhuni dan Ketapang - Gilimanuk sampe ke NTT, kalo ada perang mampu lintas pulau, coba bayangkan sekarang kita punya MBT, tank medium dan panser yg mayoritas tinggal di pulau Jawa, kalo ada hotspot di pulau lain, ratusan tank nunggu transporter kapal laut biar bisa nyebrang antar pulau.

Jagarin Pane said...

Makanya perlu di tiap pulau besar disebar tank harimau dan panser anoa.

Anonymous said...

Setuju perbanyak Saja Anoa , Tank Harimau, Badak , Komodo , dengan RCWS canggih kaliber besar 30mm / 40 mm buatan enjiniring pt.pindad

Anonymous said...

Suhubungan dokrin pertahanan Indonesia sifatnya defensif maka perkuatan tiap pulau diperbatasan maupun di pulau utama harus diisi dengan infantri ringan, karena kekuatan utama dari Indonesia adalah jumlah populasi manusia, selanjutnya Indonesia sudah harus bisa mandiri dalam pembuatan meriam, senjata antitank dan manpads, selanjutnya drone kamikaze dan torpedo kamikaze, naik keatas lagi akuisis MRAP karena platform ini bisa dipasangi berbagai macam senjata sekaligus menyediakan perlindungan yg mumpuni. Paling tidak ini adalah kekuatan minimal yg sudah harus dipenuhi.

Koteka said...

Paragraf ke dua sy menulis seperti ini .

Sekarang memang kita harus berjiwa besar menerima ide" yg SERBA BARU dan ANEH . ( Ide anda sy terima 🙂 )

Ide anda menarik tapi perhitungkan juga " KORDINASI DILAPANGAN "

Semua pengamat militer Indonesia tau utk mobilisasi pasukan antar kesatuan yg berbeda ( AD, AL, AU ) itu sering terjadi komunikasi yg tdk nyambung ditingkat komando dibawah ( gengsi kesatuan ) serta dana operasional.

Biar lebih efisien di TNI AD perlu dilebur PENERBAD ke TNI AU 🙂.

Pusing pusing said...

Mantap infonya
Di jagad raya ada info penting dari italy dibawah perusahaan Drass Gaelassi Sri yg akan berkerja sama dgn galangan swasta nasional di Batam yg akan membangun dan menawarkan produknya berupa kapal selam kecil dgn teknologi AIP dan kapal selam nirawak alias drone kapal selam. Mantap sekali infonya.
Kalo udah begini, stop pembangunan kapal cepat patroli 28m 40m dan 60m termasuk stop pembangunan KCR40 dan KCR 60 lalu alihkan dananya utk akuisisi kapal selam kecil AIP ini sampe minimal 14 unit ( hanya perkiraan karena ada 14 buah Lantamal TNIAL ) lalu akuosisi pula drone kapal selam ini sampai puluhan unit dan drone kapal selam ini dapat diangkut oleh LPD kelas makasar/semarang atau Lst kelas Bituni. Kalo dilihat ternyata walau kapal selam kecil AIP ini setara dgn kapal selam changbogo class jadi untunglah changbogo class dibatalkan akuosisinya, kalo bisa dana pembelian batch ke2 changbogo class yg hampir USD1milyar bisa segera dialihkan utk membeli puluhan unit kapal selam kecil AIP ini.

Pusing pusing said...

Andai nantinya tnial sudah membelinya lalu sudah bertugas di divisi kapal selam Tnial, maka tugas berat yg diemban kasel changbogo class dapat dibagi ke kapal selam kecil AIP karena mengingat ada keterbatasan pada changbogo class, nah yg tidak bisa dilakukan changbogo class, maka akan diserahkan/dipikul oleh kapal selam kecil AIP ini alias kapal selam kecil AIP ini adalah kepanjangan tangan dari changbogo class yg punya kendala keterbatasan pada baterainya. Mantap jadinya Tnial.

Anonymous said...

Tdk ada yg perlu di stop tdk mudah menciptakan suatu alutssta semuanya harus berjalan karna semua alutssta trsbt ada perannya masing2

Anonymous said...

Komenmu sama dgn identitasmu, makin pusing.

Nusa Jaya NKRI Harga Mati said...

setuju..minimal alutsista setiap pasmar marinir..harus punya 1 brigade roket sekelas vamfire,brigade artilery 105,dan 155 mm,dan 1 skuadron heli serang..

Anonymous said...

Ngomong opo koe iki