Monday, May 29, 2023

Membaca Australia Dan China

Berita rencana pertandingan sepakbola FIFA Matchday antara Australia dan Argentina di China tanggal 15 Juni 2023 sangat menarik untuk diulas. Pertanyaannya mengapa harus di China, mengapa tidak di Australia. Seperti halnya pertandingan Indonesia dan Argentina pelaksanaannya di Jakarta tanggal 19 Juni 2023 nanti. Sesuatu yang lumrah dan disambut antusias masyarakat Indonesia. Bukankah hubungan China Australia saat ini sedang tidak harmonis. Bukankah diantara keduanya sedang saling sikut dalam kerjasama ekonomi. Meski tidak sampai pada pemutusan hubungan diplomatik.

Dalam perspektif kita Australia dan China sepertinya sedang mengikuti pola "Diplomasi Pingpong" yang pernah dilakukan AS dan China tahun 1971. Sebagaimana kita ketahui melalui cabang olahraga Tenis Meja, AS dan China kemudian membuka hubungan diplomatik tahun 1972. Episode jalan ceritanya diawali dengan Kejuaraan Tenis Meja level dunia di Nagoya Jepang tahun 1971. Atlet Tenis Meja AS dan China "tumben" saling menyapa dan berkomunikasi satu sama lain. Sesuatu yang sebenarnya dilarang oleh China yang mengawasi ketat setiap atletnya. Kabar baik yang tak disangka terjadi. Ketika Kejuaraan Tenis Meja selesai dan para atlet bersiap menuju negara masing-masing, tiba-tiba Beijing memberi undangan kepada kontingen Tenis Meja AS untuk berkunjung ke China. Mampir dulu dong sebelum pulang, kira-kira begitu bahasa ajakannya.

Di China mereka disambut dan dijamu tuan rumah. Selidik punya selidik sebenarnya kedua negara sedang berupaya untuk menjalin hubungan baik. Saat itu China lagi retak aliansi persahabatannya dengan Uni Sovyet (sekarang Rusia). Jika ditandingkan dengan Uni Sovyet plus Pakta Warsawa, China jelas kalah segalanya waktu itu. Jadi Beijing perlu pendekatan dengan AS. Sementara dalam pandangan AS, China tidak bisa diabaikan apalagi dijauhkan. Dua-duanya saling membutuhkan tetapi belum bertemu dengan pintu masuk yang "berwibawa". Maka diplomasi Pingpong adalah cara yang dianggap paling elegan untuk saling senyum, saling sapa. Berlanjut dengan kunjungan Presiden Richard Nixon ke Beijing untuk membuka pintu hubungan diplomatik tahun 1972.

Metode ini menurut pandangan kita yang sedang mengemuka untuk mencairkan kebekuan hubungan China - Australia. Dua negara ini beseteru panas soal Taiwan dan Laut China Selatan (LCS). Tapi persoalan besarnya sebenarnya adalah hegemoni AS yang mulai terusik. Canberra seperti biasa selalu bersama AS dalam urusan geopolitik dan geostrategis dunia. Peredaan ketegangan di Indo Pasific seharusnya adalah "fardu ain", kewajiban semua rumah tangga negara di kawasan ini. Pertempuran hebat dan lama antara Rusia - Ukraina menjadi pelajaran berharga bagi negara manapun. Bahwa perang menghasilkan kehancuran dan penderitaan. Bahwa perang menghasilkan bencana kemanusiaan luluh lantak. Bahwa perang tidak menyelesaikan masalah.

Diplomasi sepakbola Australia - China bisa menjadi awal dari upaya merajut kesetaraan hubungan yang mengedepankan semangat humanisme universal. Teknisnya menikmati bersama kegembiraan di stadion. Yang bermain kesebelasan Argentina dan Australia, yang menikmati penonton China. Bahkan diniscayakan akan ada warga dan diplomat Australia yang hadir dan berteriak bersama. Ketika kita menyaksikan pertandingan sepakbola di stadion maka semua atribut strata hilang sementara, bertukar nama menjadi kasta penonton.

Harapan kita dengan diplomasi sepakbola bisa berlanjut dengan saling sapa dalam bahasa diplomatik. Kita berharap ada siraman kesejukan. Australia bisa melunakkan pernyataan sikap dan kebulatan tekadnya yang selama ini mengedepankan diplomasi high profile berlapis paranoid terhadap China. Kemudian melapisnya  dengan permusuhan militer. Membentuk pakta nuklir AUKUS bersama AS dan Inggris, membeli 6 kapal selam nuklir dan bermacam alutsista canggih lainnya. Australia membeli kapal selam nuklir tanpa unggah ungguh dengan tetangganya. Dan ini jelas melanggar traktat non proliferasi nuklir di kawasan ini. Indonesia memprotes keras.

Sementara China yang sukses mendamaikan Arab Saudi dan Iran punya potensi untuk memenuhi code of conduct pada wilayah yang  diklaimnya. Code of conduct di LCS misalnya,  ASEAN sudah menunggu lebih sepuluh tahun sampai sekarang. Sementara China masih sebatas pernyataan tok. Indonesia-Vietnam sudah berhasil menyelesaikan klaim tumpang tindih ZEE di Natuna akhir tahun lalu. China mestinya bisa mencontoh penyelesaian klaim dengan perundingan. Termasuk soal Taiwan yang mendesak, akan sangat bermartabat jika dapat diselesaikan melalui perundingan dan jalur diplomatik. Bukan show of force dengan mata melotot.

Tidak ada yang tidak mungkin, sebagaimana cairnya hubungan diplomatik AS - China tahun 1972 di era perang dingin melalui diplomasi Pingpong. Juga berdamainya Arab Saudi - Iran baru-baru ini berkat peran China merupakan sesuatu yang tak pernah diduga. Termasuk kembalinya Suriah yang sudah compang camping ke pangkuan Liga Arab. Kita lihat saja lanjutan cerita diplomasi sepakbola Argentina-Australia di China ini. Mission Impossible kata judul film intelligence action jilid satu sampai empat. Namun nyatanya tercapai juga misinya tuh. Maka menjadikan kawasan Indo Pasific sebagai zona damai dan sejahtera tentu bisa juga dong, walaupun judulnya Mission Impossible.

****

Jagarin Pane / 29 Mei 2023


18 comments:

Anonymous said...

Number uno bung jagarin....tentunya para agen mission impossible dan james bond gak bakalan diam, karena perdamaian buat mereka berarti gak ada pemasukan dari penjualan alat2 perang.

Jagarin Pane said...

Hegemoni mulai tergerus sementara dampak perang rusia-ukraina luar biasa. Moga2 kawasan indo pasific tetap kondusif.

Anonymous said...

Di mana ada gula maka di situlah semut pasti berkerumun, hampir di setiap konflik2 besar di berbagai belahan dunia maka bisa di pastikan ada AS di belakangnya, tujuannya jelas yaitu untuk mengeruk sumber daya alamnya atau untuk jualan senjata. Contohnya perang di ukraina ketika ukraina babak belur inhan nya amerika malah menikmati panen raya pesanan alutsista dari dalam negri sendiri dan dari anggota NATO yg jumlahnya sangat fantastis.

Anonymous said...

DNA nya amerika itu bukan sebagai tukang pemadam kebakaran tapi sebagai tukang kipas2 biar kebakaran nya semakin membesar. Ketika jualannya di timteng agak kurang laku maka dia mengalihkan nya ke indo-pasific dan hasilnya luar biasa dia bisa meraup ribuan triliun dari penjualan senjatanya, jadi jangan berharap AS akan menyiramkan air malah dia akan menyiramkan bensin supaya kebakarannya semakin besar.

wijaya281 said...

Bung pane itu kasau liat mirage di uni emirat arab. Jgn jgn nanti bukan cuma mirage qatar yg mau diangkut. Jgn jgn mirage UAE juga mau diangkut apalagi mengingat hubungan baik pakdr jkw dan mbz. Klo kejadian bener bener mantap ini

Jagarin Pane said...

Denger2 sih begitu, dgn UEA kita kan sdh dapat pesanan bangun LPD. Imbal balik ambil mirage punya UEA.πŸ™πŸ™πŸ™‚

Pusing pusing said...

Di judul rubrik pak H Jagarin ini, judul tersebut hanyalah masalah olahraga semata saja sehingga sah sah saja antar RRC vs Australia bertemu dikejuaraan dunia olahraga dan jangan dicampur adukan dgn perseteruan politik dan militer pengkut sekutu USA. Namanya saja kejuaraan dunia olahraga itu harus bebas dari urusan kemelut politik dan militer, menang atau kalah dalam kejuaraan dunia olahraga itu sah sah saja alias hal yg lumrah biasa biasa saja karena apapun yg namanya olahraga itu adalah cuma sebuah pertunjukan hiburan saja dan tidak lebih tidak kurang, itulah yg namanya olahraga yg benar dimata dunia internasional.

Anonymous said...

Fregat FREMM telah tercantum dalam Blue Book revisi dengan nilai nominal USD 2.25 milyar, tetapi jumlah akuisisi bukan 6 unit seperti perjanjian awal melainkan 3 unit saja. Semoga 3 unit berikutnya bisa di lanjutkan sebagai pengganti fregat van speijk mengigat usia fregat van speijk sudah memasuki masa pensiun

Jagarin Pane said...

Sudah lumayan dapat 3 unit kanπŸ™‚πŸ™

Anonymous said...

Lumayan sih, tapi kalau kedepan ada menhan model kaya sekarang masih oke kalau tidak

Pusing pusing said...

Amat disayangkan kenapa mengakuisisi heavy fregat FREEM dgn dana USD 2,24milyar karena kan udah ada heavy fregrat A140 inggris yg dibuat di pt pal sebanyak 2unit dulu sbg batch1? Apa bedanya heavy fregat FREEM dgn heavy fregat A140? Alangkah baiknya dibatalkan saja akuisisi FREEM ini dan dananya dialihkan ke batch2 light fregat sigma class sebanyak 4unit sehingga toral nantinya light fregat sigma class tnial sebanyak 6unit dan ini sebagai ganti fregat Van Speickt/ahmad yani. Lalu setelah itu diakuisisi lagi heavy fregat A140 batch2 sebanyak 2unit lagi dan ini lebih realistis. Percayalah bahwa RI tidak akan perang dgn RRC dan yakinlah pula tidak akan terjadi perang antara RRC dgn USA.

Anonymous said...

Artikel yang menarik Bung H Jagarin, Masif nya Fakta pertahanan AUKUS khusus nya Ausie dengan pengadaan Kasel Nuklir cukup membuat ketar ketir kawasan, Alih alih untuk meredam Agresivitas China di LCS, begitupun Sang Naga, yang GERAM karena AS selalu mengadakan Latma dengan Militer Taiwan serta negara lain (Canada) hanya 137 KM dr LCS hingga Kaprang China memotong Jalur Kaprang AS dan menggelar Drone Kamikze Yonsun meski blum di akuisisi secara resmi oleh PLA, Olahraga Ausie vs Argentina yg di gelar di China bukan imposible, tapi secara politik entah bung πŸ˜ͺ

Anonymous said...

Sedia payung sblm hujan bung kalau ngikutin opini ente itu kacau

Cb said...

Menyikapi proposal damai jend 08 tentang ukr-rus. Sebenarnya sudah solusi yg terbaik. yg salah dan rugi krn kesalahan adalah ukr sendiri, kok mau2nya jadi bumper barat meskipun menyengsarakan rakyat ukr timur. seandainya ukr itu nonblok dan konsen masalh ukr timur hingga krimea. Negara itu tidak akan porak poranda seperti sekarang ini.

dari proposal pak menhan tersebut juga bisa digunakan oleh barat dan ue sebagai celah untuk bisa lepas dan hengkang dr keterikatan konflik tsb yng sangat merugikan banyak hal bagi eropa dan barat. krn dr konflik ukr ini eropa tekor banyak, bahkan perekonomiannya digadaikan. Nato bisa segera memaksakan ukr utk segera melakukan serangan balik besar2an utk mengembalikan teritori kedaulatnnya dan segera dilakukan gencatan senjata, dan ditengahi scr netral oleh pbb. Minimal cara tsb untuk mengembalikan kondisi seperti semula.

Nmun rus dan chn adalh anggtota tetap pbb juga banyak negara2 yang dibelakngnya, so pasti opsi n resolusi referendum akan bergulir pd konflik tsb, sebgai pokok permaslahan bg rkyat ukr timur solusinya adlh referendum dibawah kontrol pbb, utk penyelesaian total konflik tsb.

Ukr pasti tidak rela, karena sudh kepalang tanggung menderita kerugian yang sangat besar. Ukr sepertiny tidak ingin menghentikan konflik tersebut, akan menarik barat/nato dan rusia ke konflik lebih dalam lagi dan lebih panjang lagi. Sepertinya juga bukan hanya nato-rusia yang diadu balik sama ukr, namun dunia jg mau dikorbankan.

Nato-Rusia harus bicara dalam satu forum tanpa ukr utk menghentikan perang.

Anonymous said...

Lupakan fregat light sigma karena industri dalam negeri sudah bisa buat opv 90 dengan persenjataan serasa corvet langsung loncat ke heavy fregat baik FREEM maupun A140, butuh yang cepat makanya pengakuisisian FREMM dirasa tepat sedang A140 masih memakan waktu yg lama. jadi keduanya saling melengkapi.

Anonymous said...

NATO malah mau merealisasi LatGab Terbesar dalam sejarah Tahun ini di Jerman, dengan lebih dari 10.000 Personil, 250 Kendaraan Tempur 3 Matra dan kabarnya USA akan menurunkan 100 Pespur serta Alutsista tercanggih lainnya ,Maksud dan Tujuan LatGab NATO terbesar ini untuk unjuk Kekuatan kepada Rusia, Unik nya Swedia akan dilibatkan dalam Latgab ini meski belum diterima Sebagai anggota NATO, Sementara baru saja usai Latgab tahunan ke 6 antara Rusia dengan China yang membuat Jepang Dan Korsel mensiagakan Pespur pespurnya karena Latgab ini banyak melewati dan melanggar Zona batas wilayah (ADIZ) masing masing Negara
, Semoga Rusia & China Tidak ter Provokasi
karena Jika Terjadi WW III di depan mata.

Cb said...

Sepertinya as-nato tidak mau menghentikan perang, krn kalo ditotal mereka kalah/rugi dalam perjudian ukr ini.
hegemoni mereka drop, mrk tidak ingin malu besar.
supremasi eropa sudah jatuh. malah mereka tidak mendapatkan simpati dunia.
Jepang dan Korsel pun di asia, juga tidak ada ambisi untuk menjatuhkan rus-chn hanya siaga saja, kalopun pemicu di asia hanya 2 yaitu korut-korsel dan taiwan.

kalo dibilang tidak akan terprovokasi, namun kesiagaan terutama blok cso+iran harus support juga dalam konflik perbatasan rusia eropa, karena ini yang masih terbuka.

Sepertinya rusia harus melakukan win gate, klandestein, kekuatan kantong dan sabotase dibelakan garis musuh, ketika terjadi serangan balik oleh nato di ukr. Kekuatan ukr sdh minimalis/lemah, apalagi setelah terjadi serangan umum/balik oleh ukr. yang ada hanya serangan balik oleh as-nato. Saat itulah rusia harus bergerak, menuntaskan masalah ukr hingga as-nato kapok dengan aksinya di ukr.

mbuh said...

masih ada dana $1,6m mudah mudahan f16 viper untuk imbal dagang, tahun depan mogami class, rudal pertahan meneggah, tank, persiapan pabri kf 21boraeme,, ikik ikik ikik