Thursday, May 11, 2023

Antara Garuda Shield Dan Balikatan

Aliansi militer AS - Filipina edisi terkini seperti membuka sejarah panjang tentang persekutuan dan persahabatan militer keduanya. Perang Vietnam adalah contoh manfaat aliansi ini dan menjadi unjuk kinerja militer AS di Asia Tenggara pada era perang dingin. Filipina adalah home base dan pangkalan aju terbesar untuk pasukan dan alutsista AS ketika menggempur dan membombardir daratan Vietnam selama 15 tahun. Meski pada akhirnya harus hengkang dari ibukota Vietnam Selatan Saigon tahun 1975 yang kemudian berganti nama Ho Chi Minh City.

Adalah Presiden Marcos Jr yang membuka pintu selebar-lebarnya untuk militer AS demi kepentingan nasionalnya yang terancam arogansi "nine dash line". Seperti mengulang sejarah ayahnya Ferdinand Marcos yang mempersilakan AS memakai Subic Navy Base dan Clark AFB sebagai pijakan militer AS dalam perang Vietnam yang berakhir tahun 1975. Bong Bong Marcos kembali mempersilakan AS menggunakan 7 pangkalan militer di Filipina. Kali ini dengan justifikasi yang lebih jelas, untuk menghadapi kemungkinan terburuk melawan China. Sementara bagi AS prioritasnya adalah disamping untuk membentengi rumah sahabatnya Filipina, juga untuk melapis pertahanan Taiwan yang akhir-akhir ini mendapat tekanan dan ancaman militer yang masif dari China. Dan pijakannya adalah Filipina.

Jarak antara Filipina dan Taiwan hanya 100 mil. Dekat sekali. Skenarionya jika Taiwan diserang China maka pasukan AS melakukan counter attack dari pulau Luzon. Maka pergelaran Balikatan exercice tahun ini yang dimulai sejak pertengahan  April 2023 adalah yang terbesar. Ada pengerahan 18.000 pasukan gabungan kedua negara dengan alutsista canggih, tentu sebagian besar milik AS. Ada rudal Patriot, ada Himars, Avenger, Javelin, jet tempur F35, kapal perang berbagai jenis dan lain-lain. Latihan militer Balikatan sudah diselenggarakan sejak tahun 1991 dan tahun ini adalah yang terdahsyat. Buah dari kesepakatan Joe Bidden dan Marcos Jr. September 2022 yang lalu, menghidupkan kembali aliansi militer kedua negara.

Lalu bagaimana dengan Garuda Shield yang Agustus tahun lalu digelar di tiga tempat di Indonesia, yaitu Sumsel, Kaltim dan Sulut. Rencananya gelar latihan militer Garuda Shield tahun 2023 akan berlangsung pertengahan tahun ini. Salah satu lokasinya adalah pusat latihan tempur marinir di Baluran Situbondo. Garuda Shield yang sudah berlangsung 16 kali, tahun kemarin adalah yang terbesar. Ada sekitar 5.000 prajurit TNI dan pasukan IndoPacom AS ditambah 12 negara lain yang menyemarakkan simulasi manajemen pertempuran modern. Berbagai serial pertempuran dipertunjukkan berbasis interoperability. Garuda Shield tahun 2022 berfokus pada simulasi pertempuran matra darat dan lintas udara.

Sementara saat ini kabar perkuatan alutsista kita terus menerus memberikan ruang harapan yang membungakan dan membanggakan. Sebagai hasrat dan tekad yang kuat untuk melapis barikade pertahanan negeri. Persetujuan anggaran melalui sumber pembiayaan Kementerian Keuangan sebesar US$ 2,16 milyar untuk pembelian 2 kapal selam Scorpene adalah jalan cerah menuju kontrak efektif. Sembari berharap pengadaan 2-3 kapal perang heavy fregate Fremm Class bisa kontrak efektif sebelum Pilpres 2024. Termasuk 12 jet tempur Mirage sebagai "penguat dadakan" untuk mengisi ketersediaan jet tempur sebelum 42 jet tempur Rafale datang. Sebagai informasi, selama lima tahun terakhir ini sudah ada persetujuan anggaran sebesar US$ 25 Milyar dari Kementerian Keuangan untuk pembelian berbagai jenis alutsista. Ini adalah yang terbesar sejak era Dwikora. Dan sangat mungkin bisa bertambah US$ 4 -5 Milyar lagi sampai tahun 2024.

Garuda Shield sangat bagus untuk pertambahan pengalaman ilmu tempur modern berbasis interkoneksi. Simpul akhirnya kita harus siap menggelar kekuatan otot militer kita dengan isian gizi alutsista strategis dan berkualitas. Uji gizi alutsista sudah ada di medan perang Rusia Ukraina. Bintangnya adalah drone bersenjata dan peluru kendali. Kita ikuti perkembangan itu. Kita sudah mempersiapkan kedatangan infrastruktur alutsista ini. Drone Anka dan Bayraktar dari Turki akan datang. Satbak (satuan tembak) peluru kendali surface to air Hisar Trisula jarak menengah dan jauh teknologi Turki dan Ceko segera tiba. Juga Satbak peluru kendali surface to surface Khan made in Turki dengan jarak tembak 280 km. Peran drone atau UCAV atau pertempuran remote control ke depan akan sangat menentukan dan strategis dalam network centric warfare.

Balikatan dan Garuda Shield adalah simulasi, diplomasi dan evaluasi. Keduanya memiliki urgensi masing-masing yang bermuara pada ready for use, kesiapan kekuatan militer yang bertumpu pada interoperability dan network centric warfare. Sebagai diplomasi militer Balikatan dan Garuda Shield ingin menunjukkan pada pihak sono tentang peta jalan militer dan kekuatan militer lawannya. Perbedaannya, Balikatan adalah aliansi militer bilateral yang dikembangkuatkan sebagai bagian dari "persekutuan tradisional" antara AS dan Filipina. Sedangkan Garuda Shield adalah kemitraan militer yang dibangun berdasarkan dinamika kawasan, kepentingan bersama, bukan aliansi militer. 

Filipina sekutu AS sudah punya "akta nikahnya". Indonesia bukan sekutu AS, tapi setara dengan "teman tapi mesra". Hubungan seperti ini sah-sah saja bergantung kepada kepentingan sesuai dinamika dan kebutuhan. Dulu kita pernah mengalami embargo militer dari AS. Belajar dari embargo itu kita membeli 16 jet tempur Sukhoi, 60 tank amfibi BMP3F dari Rusia. Termasuk saat ini pengadaan 42 jet tempur Rafale dari Perancis. Sah-sah saja. Infrastruktur militer Filipina selama ini kurang bergigi sehingga lima tahun terakhir mereka berupaya untuk memodernisasinya. Termasuk membeli 4 kapal perang jenis LPD (Landing Platform Dock) dari Indonesia.  Alutsista Indonesia jauh lebih baik dari tetangganya ini meski belum sampai pada kekuatan minimal yang dibutuhkan. Sekali lagi Balikatan adalah simbol aliansi militer, Garuda Shield adalah simbol kemitraan militer teman tapi mesra. Karena kita berteman dengan siapa saja, sesuai dinamika dan kepentingan nasional kita. Ini salah satu makna bebas dan aktif.

****

Jagarin Pane / 10 Mei 2023


36 comments:

Anonymous said...

Peningkatan kekuatan pertahanan militer Indonesia kedepan sangat signifikan.. bahkan penuh kejutan..
F15EX dan pesawat Airborne Early Warning & Control system bisa jadi kejutan selanjutnya..

Anonymous said...

In the air, the defensive has no value at all. He who is unprepared is lost (Di udara, pertahanan menjadi tidak berarti sama sekali. Siapa pun yang tidak siap akan kalah)," tulis Jenderal Giulio Douhet, seorang ahli strategi kekuatan udara Italia, dalam bukunya berjudul "The Command of the Air". Giulio menyoroti pentingnya pembangunan kekuatan pertahanan untuk menjaga kedaulatan sebuah negara. Di dalam buku tersebut, ia juga mengatakan bahwa peperangan di masa depan akan dipenuhi dengan teknologi udara. Siapa yang tidak siap, dia akan kalah.

Sudah dibuktikan di perang Russia vs Ukraina.. dimana drone2 ,rudal2 jelajah dan pesawat tempur begitu mendominasi.

Ayoeng said...

Untuk memperkuat taring Macan maka sebaiknya di Natuna dibuat satu skadron F15 Id dan atau F16 Viper (New/upgrade). Hal ini juga sebagai diplomasi kedekatan dengan pakcik Sam. Sementara Rafale & IFX dapat disebar di berbagai skadron tempur yang telah ada.

Anonymous said...

tanpa senjata barat nato, tni tak kan mampu menahan napsu serakah china di natuna, masuk kotak aja senjata rusia khususnya sukhoibitu bukan tandingan J20 j16j33 dll pesawat tempur china yg ngejiplak sukhoi dalam jumlah ratusan unit, paktor penggetarnya hanya Rafale minimal 42 unit, f15 ex minimal 36 unit, f16 up grade piver 48 unit dan 80 unit baromae, 12 unit mirage2009-5 dan 24 sukhoi dgn total 242 pesawat tempur kelas berat dan canggih, pasti takut negara manapun mau serang indonesia, ini bisa tercapai lebih dari ini bila menhan top kita terpilih jadi oresidenRI-24 kelak, mohon doa n dukungannya, kalu anies n ganjar tidak punya konsep militer yg jelas alias lemah

Anonymous said...

Smoga pengembangan rudal nasional bisa di percepat , senjata rudal jarak jauh sangat di butuhkan dalam era. perang modern ,selama ini pengembangan rudal / roket Indonesia sejak era tahun 60 an sampai sekarang perkembangannya masih kurang greget, apa terkendala biaya , penguasaan tehnologi , atau kemampuan SDM .pemerintah harus mendorong / mempercepat program rudal nasional .

Anonymous said...

Kalau konsep militernya mungkin ok tapi kalau konsep yg lain?

Anonymous said...

Kayanya kemauannya kurang greget...masa kita kalah dengan milisi hamas dalam pembuatan roket padahal dari segi apapun mereke serba terbatas.

Anonymous said...

Seperti yg Bang haji Jagarin sampaikan pada artikel diatas, 2 kasel Scorpene menuju kontrak efektif.. Apakah spek Scorpene sama dengan milik Tldm malaysia??

Jika mengacu pada prioritas yg diajukan user yaitu pengadaan kasel baru harus di range 1.800-2.800 ton, kenapa gak sekalian ngambil Taigei class (mitsubishi-japan) termasuk monster bawah laut yg gotong rudal UGM84 Harpoon & Torpedo Type 18/ Type 89 dg hulu ledak 295kg.. maksudnya sekalian saja dimaksimalkan spek nya.

Bagaimana dg U214/U218 TKMS German? Apakah jadi kontrak efektif menyusul Scorpene? Atau pengadaanya silent diluar radar atau tak terpublikasi?

Mohon pencerahanya Bang haji Jagarin.

Anonymous said...

Belum pernah ada ya latihan gabungan yang diikuti seluruh kodam dan minimal brimob setiap polda, latihan yg digelar serentak diseluruh Indonesia sesuai dengan ruang lingkup wilayah masing masing saja

Anonymous said...

Denger2 katay sich f16 V yang di tambah sekitar 12 -16 unit new, di tambah 33 unit f16 di upgrade ke blok 72 Viper, batalkan aja f15 ex, cukup fokus ke rafale dan tambahan mirage 2009 dari uea, dan fokus ke kf21 boramae

Pusing pusing said...

Dana yg disediakan oleh menkeu RI utk pembelian mirage 2000 ex AU Qatar sebaiknya dibatalkan saja serta dananya tersebut dialihkan utk membayar cicilan KFX/IFX supaya cepat lunas karena sebentar lagi prototype ke5 jet tempur KFX-IFX akan segera diuji terbang dan prototype tersebut akan diserahkan ke RI bila RI sudah lunas semua bayaran cicilan yg m@sih tertunggak sampe sekarang.

Pusing pusing said...

Utk melawan jet tempur canggih hanya ada satu jalan dgn biaya yg murah serta perawatan yg murah pula yaitu rudal udara ke udara atau rudal darat ke udara baik yg pake sistem fire and forget ataupun yg pake tuntunan radar pendeteksi target sasaran alias rudal presisi atau rudal smart. Itulah yg seharusnya dilakukan RI utk menggertak menakuti dan menghancurkan jet jet tempur canggih milik lawan.

Anonymous said...

Ada baiknya kalau kfx/ifx buat tni au pake jeroan dari Dassault biar ada persamaan part dengan rafale

Koteka said...

Kerjasama antara Indonesia dan KorSel utk menggunakan mata uang lokal semoga membawa dampak positip terhadap pembayaran proyek KFX / IFX.

Anonymous said...

Bung jagarin aku mo nanya apa betul Indonesia tdk mempunyai hak penjualan pespur ifx ke depannya

Anonymous said...

Beda system dan tak akan di izinkan sm mbah nya, KFX/IFX pun tak murni semua komponen dari Korsel.
Logika nya, Knp perancis sbg Anggota NATO tidak memilih F 35 untuk angkatan Udara nya ? beda dgn anggota NATO Lainnya yang memesan pespur F 35? tapi perancis lebih memilih Rafale produksi dlm Negeri.

militeritori said...

Didukung Sistem Radar canggih dengan Coverage Area yang luas ditempatkan di pulau yang rentan masuk nya ancaman luar, Pespur Gen 5 ke ungggulan nya Stealth dgn RCS 0,01, membawa Rudal Supersonic juga, bagaimana mungkin Hanud Rudal kita bisa mengejar lawan , jika musuh tak terdeteksi ..

Anonymous said...

Sekelas negara kalah oleh milisi dalam pembuatan roket.

Jagarin Pane said...

Masuk akal, awalnya kan begitu program tni au sebelum menhan prabowo.

Jagarin Pane said...

Jelas beda dan jauh lebih menggigit dari punya jiran. Ukuran panjang, aip, silo rudal, silo torpedo beda jauh. Tkms masih berpeluang, bahasa marketingnya yg kurang menggebu2.

Jagarin Pane said...

Sejauh ini hanya bicara kuota utk kita 40-60 Ifx.

Anonymous said...

Nampak indo lbh suka scorpen versi brasil plus AIP. Tentunya sisyem yg lbh mumouni.

Redsnaper said...

Kedengaran kalau Fremm akan dikurangi menjadi 2 atau 3 dari perencanaan yg sebelumnya 6. Sungguh sangat disayangkan, padahal fregat Fremm sangat mumpuni untuk melawan cina di Natuna dan mengontrol Australia yg semakin berobsesi untuk memperkuat persenjataan dilautan.
Seandainya rencana semula dapat terlaksana rencana semula yaitu 6 mogami jepang class dan 6 Fremm italy class maka Indonesia bisa sedikit bernafas lega mengenai Natuna

Jagarin Pane said...

Dua pun sdh lumayan, ntar jadinya bareng2 sama arrowhead langsung punya 4😀😀

Anonymous said...

Dengan berakhirnya kontrak fregat Fremm dengan fincantieri mungkinkan mengakuissi fregat Fremm versi Perancis

Anonymous said...

dan di perbanyak kebun bambu buat di jadikan bambu runcing yaitu senjata legendaris bangsa kita.

batik said...

mirage-2000 apakah bukan pesawat latihnya untuk rafale nantinya?

Pusing pusing said...

Tnial dari dulu mencari kapal selam diesel elektrik yg bisa menembakkan rudal ke permukaan laut dlm posisi menyelam lalu bisa menebarkan ranjau laut dan menembakkan terpedo jarak jauh tapi nggak taunya dikasih pemerintah changbogo class korsel.

Pusing pusing said...

Niat utk beli f15ex usa utk tniau sudah dibatalkan karena tidak ada uangnya lalu niat utk beli baru f16viper sebanyak 1skwadron sebaiknya juga dibatalkan lalu upgrade armada f16tniau yg ada ke type viper sebaiknya dibatalkan lalu uang yg ada sebaiknya dipake utk mengenapkan pembelian jet rafael perancis total menjadi42unit + lunasi semua tunggakan iuran jet kfx-ifx korsel-RI . Jadi fokus ke jet tempur rafael perancis + jet tempur kfx-ifx aja karena kedua jet tempur ini dua duanya dari generasi 4,5.

Pusing pusing said...

Pembelian jet tempur mirage 2000-5 ex AU Qatar sebaiknya dibatalkan aja karena RI khususnya tniau fokus ke jet tempur rafael+KFX-IFX aja sedangkan seluruh armada f16 tniau yg ada tetap dipertahankan operasionalnya ready use 24jam utk tugas tugas patroli udara wilayah hukum RI.

Anonymous said...

Ini menggambarkan ketidakmatangan dalam pembelian suatu alutsista tidak didukung oleh perencanaan yang baik, tidak berkesinambungan antara satu pemerintahan ke pemerintahan berikutnya adanya saling tumpang tindih antar deparment (bakamla,polisi air,KPLP). Padahal dengan dukungan financial yg terbatas dituntut untuk seefektif dan seefisien mungkin dalam pemilihan dan pembelanjaan alutsista. Pemilihan perancis sebagai tujuan pembelian alutsista hampir semua matra boleh dibilang tepat,dengan membeli barang mereka maka diharapkan kemudahan TOT didapat Indonesia, selain itu perancis salah satu negara eropa yg sudah bisa mandiri dalam pemenuhan alutsista dalam negerinya sehingga embargo dari amerika dapat ditekan.

Pusing pusing said...

Berita baru kfx-ifx
Di rubrik garuda militer muncul ulasan soal kfx-ifx RI pilih kfx-ifx yg mana?
Menurut ulasan tsb prototype kfx->ifx yg sekarang sedang diuji terbang itu adalah kfx-ifc block 1 termasuk yg akan diterima prototype ke5 itu adalah block 1 dan yg akan diproduksi di pabrik PT DI itu adalah model KFX-IFX block 1.
Padahal setelah prototype jet tempur KFX-IFX lulus uji dan tes tes terbang, maka korsel akan melanjutkan ke rancangan lanjutan KFX block 2. Nah disini apakah RI juga diikutsertakan melanjutkan proyek KFX-IFX block 2 atau stop hanya di KFX-IFX block 1? Soalnya nantinya entah itu di block 2 atau di block 3 KFX-IFX akan menjelma menjadi jet tempur generasi ke5 menyaingi F35 usa. Bila RI hanya stop di KFX-IFX block 1, maka nantinya IFX yg diproduksi di pabrik PT DI utk TNIAU hanyalah IFX block 1 sedangkan AU korsel akan menerima KFX block ke2 dan block ke3 bukan KFX block ke1. Apakah RI sudah puas diri hanya di KFX-IFX block ke1 mengingat sejarah iuran KFX-IFX sering nunggak iuran.
Bila RI masih ingin terus ikut korsel lanjut ke rancangan KFX-IFX block ke2 apakah RI masih sanggup ikut iuran tanpa menunggak lagi atau menunda nuda pembayaran iuran lagi?

Pusing pusing said...

Dan ada berita baru di garuda militer bahwa jepang mengajukan desain heavy fregat baru pengganti mogami class heavy fregat karena menurut sumber ada salah desain tata letak ruangan di dalam body heavy fregat mogami class, dan untungnya RI belum memutuskan mau beli atau pikir pikir dulu utk membeli heavy fregat mogami class jepang, untung sekali buat RI.

Pusing pusing said...

Dan perlu di cermati oleh RI utk IFX yg akan diproduksi di pabrik PT DI beserta jet tempur prototype ke5 itu sudah pake radar AESA atau belum mengingat yg akan diprosuksi PT DI ituIFX block ke1 sedang radar AESA yg dipublikasikan korsel itu mungkin utk langsung loncat ke KFX block ke2 sedang utkKFX-IFX block ke1 hanya memakai radar standar yg bukan AESA. RI wajib mencermati hal ini karena nanti dikeatirkan memang betul KFX-IFX antara produksi korsel dengan produksi PT DI ternyata beda, PT DI produksi KFX-IFX block ke1 sedang korsel produksi KFX block ke2 lalu lanjut ke block ke3 tanpa mengikut sertakan PT DI dari RI.

Pusing pusing said...

Dan dikwatirkan juga disinilah letak permasalahan ternyata RI kena tipu korsel yaitu IFX produk PT DI hanyalah dari block ke1 dgn menggunakan radar standar yg bukan radar AESA sedang yg diproduksi korsel itu adalah KFX dari block ke 2 dgn menggunakan radar AESA lalu lanjut ke block ke3 , diblock ke3 inilah KFX menjelma menjadi jet tempur generasi ke5 menyaingi F35 usa.

Anonymous said...

Permasalah utama, indonesia belum membayar program IFX adlh korsel tdk memberikan teknologi kunci spt yg dijanjikan sebelumnya. Perlu negoisasi pintar utk itu.