Friday, March 25, 2022

Membaca Kegelisahan Indo Pasifik

Perang terbuka yang sedang berkecamuk antara Rusia dan Ukraina di Eropa membawa gelombang gelisah bin cemas di kawasan Indo Pasifik. Taiwan adalah salah satu pusat kegelisahan yang membawa negeri itu pada tingkat kesiagaan militer yang ekstra tinggi. Sejalan dengan berlangsungnya pertempuran terhebat di Eropa, negara-negara di kawasan Indo Pasifik sebulan terakhir ini meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan manajemen pertahanan serta menguatkan sinergi komunikasi intelijen tegangan tinggi. Indonesia juga berada dalam kesiagaan tinggi menjaga perairan Natuna. Beberapa kapal perang dan jet tempur melakukan simulasi anti serangan udara disana.

Taiwan hari-hari ini sedang dalam kondisi tekanan psikologi militer dan berada dalam tingkat kesiagaan pertahanan skala penuh. Ketika Ukraina diserang bertubi-tubi dengan beragam alutsista teknologi tinggi Rusia, AS dan NATO ternyata tidak bisa berkutik melakukan respon balasan. Maka bagi Taiwan "pelajaran bersejarah" ini menjadi catatan penting untuk diyakini. Bahwa meski berulang-ulang disampaikan "sekutu tanpa hubungan diplomatiknya" AS akan memberikan angin surga perlindungan militer untuk Taiwan jika diserang China, statemen ini tidak bisa dijadikan jaminan dan titik tumpu manajemen pertahanan. Taiwan harus memprioritaskan kemampuan pertahanan dengan kekuatan sendiri.

Skenario penyatuan Taiwan bagi China adalah amanat konstitusi, wajib hukumnya termasuk menggunakan kekuatan militer. China sudah mempersiapkan rencana besar untuk maksud itu.  Prediksi yang mengemuka adalah tahun 2027 dengan asumsi yang dipakai sebelum terjadi perang terbuka Rusia-Ukraina. Mengepung dan menyerbu Taiwan dari udara dan laut dengan target penyelesaian 1 hari saja merupakan target ambisius tetapi bisa saja terjadi. Sebab jika terlalu lama melakukan serbuan militer dan bantuan AS datang maka yang terjadi adalah melebarnya medan pertempuran, begitu skenarionya. Nyatanya di Ukraina AS tidak menolong secara fisik. Berkaca dari contoh soal di Ukraina bisa jadi China akan mempercepat penyatuan Taiwan dengan mengerahkan kekuatan militernya. Tidak harus menunggu tahun 2027.

Mencontoh model serbuan Rusia di Ukraina, China merasa diatas angin saat ini. Karena ternyata AS dan aliansi militer NATO tidak mampu memberikan perlindungan militer melainkan hanya teriak-teriak, ancam ini ancam itu, sanksi ini sanksi itu. Sejauh ini bagi Rusia, AS dan NATO seperti sebuah peribahasa, anjing menggonggong kafilah berlalu. China  membaca ulang peribahasa ini dan maknanya  memberikan kekuatan energi tambahan untuk rencana besarnya menyerbu Taiwan. Sama halnya dengan ribut rusuh dalam demo besar berbulan-bulan di Hongkong beberapa waktu lalu,  AS dan sekutunya ikut "ngipas-ngipas" suasana atas nama demokrasi. Nyatanya China mampu meredamnya dengan kekuatan militer. Hongkong kan punya China dan itu urusan dalam negeri China, kata diplomatnya. 

Apa sebab Indo Pasifik gelisah, jawabnya karena klaim-klaim China di regional ini didukung oleh kekuatan militernya yang semakin perkasa dan memiliki senjata nuklir. Sedangkan negara-negara di Asia Timur dan Tenggara tidak punya, termasuk Australia. Ini mungkin yang menjadi pertimbangan utama dibentuknya aliansi nuklir AUKUS dari tiga negara "saudara sepupu" keluarga besar anglo saxon Australia, Inggris dan AS. Aliansi ini memang untuk melakukan perlawanan nuklir sebagai payung pelindung negara-negara Asia Pasifik. Tetapi dengan terjadinya invasi Rusia ke Ukraina menurut pandangan kita marwah dan kehormatan Paman Sam sebagai payung pelindung mulai tergerus bagi negara-negara di kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia.

Jepang baru saja mendapat tamparan diplomatik dari Rusia dengan membekukan dan memutus perundingan soal sengketa kepemilikan kepulauan sakhalin. Kembali ke titik beku dan ini berarti membuka tambahan satu lagi titik panas di Asia Pasifik. Hot spot yang sudah "ngeri-ngeri pahit" dan mudah tersulut adalah soal Taiwan, demarkasi Panmunjom Korea dan nine dash line Laut China Selatan. Pesawat patroli anti kapal selam Poseidon Australia belum lama ini juga mendapat "serangan" laser dari kapal perang destroyer China di selatan perairan Merauke. Dalam terminologi militer tembakan laser ke pesawat atau kapal perang lawan merupakan kemenangan digital war game. Australia merasa dipermalukan China, kemudian melakukan protes diplomatik.

Rencana Indonesia mengundang Vladimir Putin untuk hadir di KTT G20 bulan Oktober  mendatang di Bali mendapat kritik keras dari Australia. Ributnya bukan main sampai menelepon Presiden Jokowi.  PM Australia menganggap Indonesia terlalu jauh dan terlalu dini dan menganggap Rusia tidak boleh hadir di pertemuan tingkat tinggi dua puluh negara dengan GDP terbesar. Dua sudut pandang ini harus dipertemukan solusinya namun tak perlu jua koar-koar mendikte. Tipikal negeri jiran selatan ini selalu high profile dalam merespon segala sesuatu yang terkait dengan kepentingan dia dan sekutunya. Kesannya grusa grusu, panik dan cenderung memaksakan kehendak. Sama halnya ketika membentuk AUKUS tanpa melakukan bargaining dan diskusi diplomatik dengan sejumlah negara di Indo Pasifik, langsung mempublikasikannya.

Kegelisahan Indo Pasifik harus disikapi dengan menjunjung martabat diplomatik semua pihak dan ketenangan bersikap. Semua tidak menginginkan perang berkecamuk di kawasan ini. Martabat diplomatik bisa dicapai jika ada kemauan dan kesanggupan serta kecerdasan dalam mengurai benang kusut persoalan. Kegagalan mencegah perang di Ukraina karena adanya keangkuhan pola sikap, pola ucap dan pola tindak. Memaksakan kehendak, merasa paling kuat dan meremehkan pihak lain. Negara-negara di kawasan Indo Pasifik harus mampu menggelar pertemuan internal dengan China tanpa menyertakan "negara luar". Kerjasama ekonomi dan investasi adalah rujukan utama dengan tambahan kultur Asia Timur dan Tenggara yang mengedepankan kehormatan dan penghormatan. Dialog kesetaraan, kebersamaan, saling ketergantungan menuju kesejahteraan bersama menjadi tema besarnya. Indonesia bisa memulai langkah besar ini.

****

Jagarin Pane / 25 Maret 2022

41 comments:

WIRO 212 said...

Sebuah analisis yg mencerahkan dan membuka mata saya ataupun kita semua bahwa segala sesuatunya harus diselesaikan dengan baik dan benar tanpa harus membaik-baikan negara lain serta tidak membenar-benarkan negara kita sendiri dlm menyelesaikan masalah apapun.swun Abah JAGARIN atas ulasannya

Anonymous said...

Semoga penambahan alutsista cepat terealisasi.. Dipercepat...

Unknown said...

Analisa yg mantap pak.

Unknown said...

Semoga bisa jadi pelajaran dan perhatian bagi indonesia

Moon said...

Rusia sebelum aneksasi Krimea pada tahun 2014 itu masuk G8 ( Negara2 maju ) karena kena sanksi atas krimea akhir y di depak sisa lah jadi G7,dan sekarang Masalah invasi ke Ukraina, Rusia terancam di depak pula dengan alasan menginvasi Ukraina , bagaimana dengan invasi israel ke Palestina selama 70 tahun lamanya , invasi Amerika ke irak di tuduh punya senjata biologis , invasi ke Afghanistan dengan tuduhan melindungi terorisme' Osama bin Laden , invasi ke Libya menggulingkan presiden Moamar Khadafi yang diktator , kemudian kekisruhan politik di Suriah dengan membentuk ISIS ( ngaku Islam ) untuk menggulingkan presiden sah Suriah Bashar al-Assad ? Bisa gak Amerika di usir juga / di depak dari G20 biar ada keadilan karena dunia ini bukan milik negara2 barat terutama preman y dunia yaitu Amerika

isan said...

Ada 2 pelajaran dari perang rusia dan ukrania, ketergantungan dgn pihak lain tdk akan menguntungkan dan kekuatan militer yg besar adlh diplomasi yg cukup efektif terutama diplomasi nuklir.

Ayoeng said...

Cukuplah sudah contoh Palestina & Ukraina dimana negara yg tdk memiliki cukup alutsista gahar akan menjadi bulan2an negara adidaya. Indonesia harus segera belanja alutsista gahar dan bukan kelas peronda yg tdk memiliki kualifikasi destroyer

Koteka said...

Permasalahan utama krisis yg terjadi di beberapa negara tidak bisa dilepaskan dari 2 hal utama yaitu.

01. Kepentingan negara" besar yg diterapkan dengan arogan secara politik, ekonomi dan militer kepada negara lain.

02. Arogansi internal pemimpin politik, agama dll dari suatu negara yg terjadi konflik.

Afghanistan dan Ukraina adalah contoh arogansi Eksternal dan Internal dari 2 hal utama yg sy sebutkan.
Dua hal utama itu juga sangat potensial terjadi di Indonesia.

Semua kejadian ini telah menyadarkan para pengamat politik, ekonom dan pengamat militer Indonesia .
Kita tidak bisa membenci atau percaya secara mutlak suatu negara atau aliansi militer begitu saja .

Sy setuju dengan pendapat Bung Jagarin . Indonesia dan negara" di Asia Tenggara harus melakukan dialog diplomatik yg bermartabat baik dgn Cina maupun yg lainnya.

Semua kerjasama ekonomi dan militer klau disepakati dgn saling menguntungkan pasti membawa keuntungan bersama.

Sering kerja sama ekonomi dan militer ditanda tangani mengatas namakan negara tapi menguntungkan oknum atau kelompok tertentu yg berkuasa .

Akibatnya kita sering melihat caci maki terhadap negara tertentu yg dianggap kontrak ekonomi dan militernya merugikan Indonesia. Faktanya kerjasama itu dilakukan oleh pejabat / broker senjata Indonesia yg hanya memikir keuntungan pribadi atau kelompoknya.

Kita harus banyak belajar dan jangan terlalu cepat vonis suatu masalah 🇮🇩🇮🇩

Anonymous said...

@bung jagarin

Bagaimana kelanjutan pengadaan rudal neptune, kozak, btr4 ukraina..?


Asia pasifik berbeda dengan eropa timur yakni ukraiana, AS DAN sekutu akan habis2an membantu taiwan
Ketika china menyerang taiwan di saat itulah korea utara menyerbu tetangga selatannya
Asia pasifik akan jadi medan kurusetra terdahsyat krn melibatkan byk negara

Gempur Bukan Waria said...

Berkuasa maah bebas coooy, sama saja dinegeri wakanda bikin aturan sesuka hati, contoh giliran dia punya mau pemilu/pilkada ditengah covid melanda 2 tahun lalu harus jalan dgn alasan bla..bla..., eeeeee saatnya 2024 mau pemilu bikin isu pula "dengan alasan pemulihan ekonomi krena covid" pemilu diusulkan ditunda. Itulah contoh penguasa dimanapun berada pasti mau maksaiin kehendak dgn alasan yg dibuat-buat.

Unknown said...

Semoga rudal pak jagarin semakin gagah dan gahar. Aamiin.

satriya wirang said...

Ulasan bang jagarin ada benarnya.lalu kapan pengadaan alutsista supaya terelesiasi.apa jangan jangan seperti su35 yang tidak berujung

Unknown said...

Dari semua bahasan yg disuguhkan disini sebenarnya sudah bisa dipetakan apa yg menjadi ancaman kedepan tetapi memang sampai saat ini realisasi percepatan pengadaan alutsista masih belum ada gaungnya.

Anonymous said...

Karena Taiwan dianggap sebagai salah satu provinsinya & sangat dekat letak pulaunya dgn RRC, pasti dicaploklah dengan mudah, Tapi beda jauh dgn RI, waloupun kekuatan PLA 10x lebih besar,tapi PLA hanya bisa mengganggu, mengclaim, menyerang & membom, tapi tidak bisa menduduki wilayah RI karena terbentur jarak yg jauuh, ini pelajaran dari perang Rusia-Ukraina, waloupun nempel batas negaranya, ternyata Ukraina susah untuk diduduki,
Perbanyaklah Radar,SAM jarak jauh,Manpad, Atgm & Kapal selam, karena untuk pespur & kaprang pasti mudah dihancurkan Rudal hipersonic seperti di Ukraina, Perang Ukraina adalah pelajaran yg nyata & sangat berharga (Imho)

Liang Tai Seng said...

Chino dengan kekuatan Laut dan udaranya bisa dengan mudah menduduki Kep.Natuna.
Setelah itu mereka bisa merebut sebagian wilayah Kalimantan Barat.

Unknown said...

Inti dari perang terbuka adalah kemampuan gelar pasukan + logistik lengkap + peralatan militer + harus selalu punya uang cash utk mendukung perang. Inilah paket lengkap yg tidak bisa ditawar tawar. Artinya salah satu point' tidak ada maka jangan paksakan diri terjun ke perang terbuka. Perang Ukraina vs Rusia adalah sebuah perang yg lucu banget dan memalukan karena Ukraina yg sebetulnya tidak siap segalanya utk perang akibatnya teriak teriak mohon pertolongan alat perang dari negara negara NATO utk melawan Rusia. Jadi apa yg dilakukan Ukraina dalam perang jangan sampe ditiru negara lain dan bila tidak siap perang ya jangan memaksakan diri meladeni perang apalagi calon musuh membawa alat perang ciptaan dan buatan sendiri. Ada cara lain yg bisa ditempuh Ukraina selain teriak teriak minta tolong yaitu mencontoh apa yg dilakukan Taliban saat melawan tentara USA yaitu perang gerilya. Medan Afganistan sebetulnya kurang mendukung utk perang gerilya tapi toh Taliban mampu melakukannya. Ukraina medannya mendukung perang gerilya dan beda jauh dgn Medan Afganistan. Dengan melakukan perang gerilya ini sebetulnya bisa dilakukan Ukraina cuma resikonya adalah perang akan berlangsung lama bisa tahunan dan Taliban telah melakukannya selama puluhan tahun bergerilya melawan tentara USA toh akhirnya menang juga dan tentara USA diikuti sekutunya angkat kaki dari Afganistan.
Maukah Ukraina ini mencontoh Taliban dalam perang gerilya selain teriak teriak minta tolong?

Unknown said...

Di Google news ada berita dari Korsel soal pesawat tempur baru Korsel - RI yg bernama KF21 yaitu KF21 blok1 adalah seperti yang mau diuji terbang yaitu pesawat tempur KF21 generasi awal, setelah laku terjual banyak maka Korsel akan menciptakan dan membuat KF21 blok2 yaitu pesawat tempur KF21 yang bisa dioperasikan di kapal induk milik Korsel dan setelah itu barulah Korsel akan menciptakan dan membuat pesawat tempur KF21 menjadi pesawat tempur generasi5 yaitu dengan cara menekan ang ulang bodi bagian bawah KF21 utk dapat memuat rudal rudal yg akan dibawa KF21 saat terbang, artinya rudal rudal itu dimasukin di dalam perut KF21 di bagian bawah persis seperti roda pendarat yg saat mau mendarat roda akan keluar dari dalam badan pesawat dan saat terbang roda akan masuk ke dalam pesawat. Jadi nantinya setelah dikonversi menjadi generasi5 maka rudal rudal di KF21 ini tidak lagi kelihatan di luar badan pesawat sehingga fitur siluman KF21 ini akan terdongkrak menjadi pesawat tempur siluman seperti F35 USA. Dan semua ini baru bisa terlaksana bila KF21 generasi awal laku terjual dalam jumlah yg banyak karena dana utk mengembangkan KF21 blok2 dan blok3 ini dari yang hasil penjualan KF21 generasi awal. Semoga terlaksana karena nantinya akhirnya Indonesia aakan punya pesawat tempur generasi5 yaitu KF21 blok3.

Anonymous said...

Setuju, kalau yg menyerang negara kita itu semacam rusia, AS dan cina maka bisa di pastikan fasilitas militer kita akan hancur duluan, tapi kalau mereka mau melakukan serangan darat harus mikir2 dulu karena sangat luasnya wilayah kita, dan yg mereka hadapi bukan cuma perang kota tapi juga perang hutan, untuk itu tentunya mereka harus mengerahkan banyak personil,senjata dan pastinya fulus.

Maling seng said...

Cuma rusia dan cina yg gak maen keroyokan.

Anonymous said...

Taliban mental Pejuang,.sejak kanak2 sdh angkat senjata ikut bertempur.. Gak takut mati.. bagi mereka bertempur adlh jihad..
Tentara ukraina style & gaya doang..
Takut mati..

Pejuang Taliban taat & patuh loyal dg pemimpinnya..
Di perang ukraina vs russia skrg banyak komandan tentara ukraina justru pergi meninggalkan pasukannya di medan tempur...

Pusing pusing said...

Melihat dari setiap konflik yang terjadi di dunia sekarang ini dapat dirangkum menjadi sederhana yaitu sebelum ada konflik terbuka pastinya ada gesekan gesekan kepentingan terlebih dahulu dan sebelum terjadi gesekan itu pastinya sumber masalah yg bisa memicu timbulnya gesekan adalah soal citra pemerintah setempat beserta kondisi masyarakatnya. Citra masyarakat biasanya akibat tingkat pengangguran yg tinggi ditambah pemerataan kesejahteraan yg tidak terlaksana akibat roda pembangunan utk menjamin perputaran ekonomi tidak lancar malah sering tersendat sendat perputarannya, banyaknya pengangguran itu bisa dimanfaatkan oleh calon musuh utk bergerak menguasai kekayaan alam di negara yang banyak pengangguran, kenapa? Harus diingat ya apapun status sosial dan ekonomi seorang manusia itu tidak bisa lepas dgn yg namanya uang rutin tiap hari utk biaya makan biaya minum dan biaya biaya lainnya yg diperlukan utk hidup. Dari sini sudah jelas bila pengangguran itu tidak bisa menjamin terpenuhinya semua biaya biaya utk hidup tiap harinya. Dan disinilah letaknya pengganguran bisa jadi calon motor penggerak gesekan gesekan bila ada pihak yang berani kasih uang atau menjamin semua biaya biaya hidupnya tiap hari asalkan si pengangguran mau menjalankan apa apa yg diperintahkan si penjamin biaya biaya hidupnya sehari hari.
Sudah banyak tingkat pengangguran malah diperparah dgn citra pemerintahan yg amburadul yg artinya setiap orang yg bekerja di pemerintah itu senang dgn yg namanya uang uang siluman hanya gara gara ingin hidup layak sejahtera dan ingin cepat kaya tanpa mau berpikir efek efek jelek atas tinndakannya terhadap keutuhan dan persatuan negaranya. Sudah banyak pengangguran diperparah lagi dgn citra pemerintah yg buruk ditambah lagi makin parah dgn hadirnya oknum oknum berjubah agama yg entah kenapa ikut membuat kisruh kondisi negara sehingga kalo tidak hati hati cepat atau lambat negaranya itu pastinya akan ambruk dan semuanya akan ambruk alias negara tanpa pemerintah yg jelas. Nah kalo negara sudah ambruk kemanakah mereka mereka yg suka bermain duit suka uang siluman itu akan lari menyelamatkan diri?
Harap dipahami betul bahwa sebetulnya konflik itu bersumber dari ada yg butuh uang buat hidup karena nganggur atau walau punya pekerjaan tapi gajinya kaga cukup buat biaya hidup sehari hari serta ada pihak pihak entah musuh dalam selimut atau pihak dari luar negeri yg berani menjamin kasih uang bagi yg butuh uang asalkan yang butuh uang itu bersedia menjalankan semua perintah perintah si pemberi supply uang.
Inilah indikator suatu negara yg kalo kalo tidak hati hati bisa ambruk negaranya dan kalo sudah ambruk negaranya maka semua warga negaranya baik yg jujur + yg suka uang siluman maupun yg suka duit + yang memakai jubah agama demi uang semuanya itu akan bersama sama menanggung hidup kacau balau di negaranya tanpa tau kapan akan berakhir.
Apa emang mau negara ambruk dan semua warga negara hidup dalam kacau balau tanpa tau kapan berakhirnya?

Pusing pusing said...

Membaca akar asal mula suatu konflik bisa timbul yaitu:
1. Lihat dulu negara tersebut kekayaan alamnya menjanjikan pundi pundi uang atau tidak.
2. Lihat sistem pemerintahan di negara itu baik atau bobrok.
3. Lihat masyarakat yg hidup di negara itu banyak pengangguran atau tidak.
4. Lihat para pekerja di negara itu digaji layak dan manusiawi atau digaji asal asalan.
5. Lihat pula para pemimpin atau para sesepuh atau orang yg dituakan atau orang yg dijadikan pemimpin kelompok di suatu kelompok yg ada di masyarakatnya itu mata duitan atau tidak.
6. Lihat tindakan tindakan yg diambil suatu pemerintahan di negaranya dalam mengatasi tingkat pengangguran yg tinggi.
7. Lihat dulu para pengangguran ini level pendidikannya bagaimana.
8. Yang terakhir adalah lihat gaya gaya hidup di masyarakat suatu negara itu arahnya kepingin cepat kaya atau tidak.

black eagle said...

Semua kembali pd kualiras pemimpin kita dlm membaca geopolitik dan geo strategis serta kemampuan pemimpin dlm membangun kekuatan segala bidang d dlm negero...masalahnya yg skrg apa mampu menghadapi keadaan tsb diatas? Lah mikir aha ga mampu..mengatadi minyak goreng aja ga sanggup

Defent studies said...

"Mudah'hei liang tai jgn kau kira cinomu itu dah punya senjata banyak sprti uncle sam kau kira mudah menundukkan Indonesia,kalau maksudmu timor leste tau vanuatu bs saja,ingat perang vietnam blum lama dan posisi waktu itu amirika dah jd super power dunia gmn hasil sejarah trsbt sekarang bebek blur,trauma nyampe sekarang dan ingat semua persenjataan usa itu tdk ada yg tiruan baik matra laut,darat dan udara dan itu terbalik keaadaanya dgn yg di punyai ci..no..,jgnkan Indonesia dgn taiwanpun sangat tdk akan mudah bagi cipeng mencaploknya dgn kualitas persenjataan yg mumpuni dan mental prajurit taiwan yg hebat,walaupun taiwan ibarat hanya sebesar 1 provinsi di Indonesia..

Defent studies said...

Coba kamu dl yg jadi presiden,hidup ini tanpa permasalahan tdk lengkap..

Anonymous said...

Taliban gak takut mati tapi takut kelaparan; dulu begitu berkuasa koar2 nyuruh pasukan asing keluar, ehhh sekarang ngemis2 minta bantuan asing bahkan ke AS, padahal kata mereka AS itu negara kafir tapi kalau udah kepepet mah kafir pun di minta bantuannya, zaman sekarang gak bisa hidup sendirian bahkan negara sekelas cina dan AS pun sama.

Sawargi said...

Banyak orang ketika belum jadi apa2 suka teriak sana teriak sini, kritik sana kritik sini, kaya dia aja yg paling bisa dan paling pinter tapi begitu dia jadi pejabat langsung diam, tau2 di tangkap KPK.

Unknown said...

Sudah Saatnya Indonesia Bersatu...baik dari atas maupun bawah....Artinya SeIrama dan satu Tujuan....Terutama dalam Hal Pertahanan Negara....Suka ataupun tidak Suka...Rusia akan menjadi Negara Yg Disegani Dunia...ini akan menjadi Pe Nyeimbang Dunia...Supaya USA dan Sekutunya tidak SeEnaknya mendikte dan ikut Campur Negara Lain

Anonymous said...

Saya heran ada aja yang masih membanggakan Rusia dan Cina. Coba dipikirkan Rusia dan Cina berteman erat, sama-sama memiliki paham yang sama, nah di laut Natuna Utara ada kilang pengeboran minyak lepas pantai yang dikelola oleh Rusia, dan Cina telah membuat gundukan pasir di LCS dan dilaut Natuna Utara, pertanyaan apakah TNI dan Kemenhan sudah menyiapkan namanya markas brigade komposit di kepulauan Natuna Utara, karena dari yang saya ikuti sejak tahun 2018 sampai dengan saat ini selalu disampaikan dibangun dan ditempatkan, pertanyaan apa benar sudah ada ? Jangan sampai informasi ini hanya untuk timbulkan rasa nasionalisme, tapi di dalam tubuh aparat pertahanan masih kurang, karena saya tidak melihat secara masif langkah antisipasi dari pemerintah untuk menggenjot persiapan RI dalam menghadapi potensi konflik antara RI dengan Rusia dan Cina jika Cina dan Rusia akhirnya selesai membereskan semua musuh2nya, jangan sampai ketika waktunya tiba, Indonesia keadaannya sama dengan Ukraina, dan penggemar Rusia dan Cina yang selama ini membanggakan Rusia akhirnya kecewa, lebih baik RI menjadi negara yang tdk mempercayai siapapun, lebih baik kecepatan mempersiapkan diri dengan alutsista yang mumpuni, daripada terlambat, jaman RI mengatasi penjajah belum 350 tahun yang lalu belum dikenal nuklir masih bisa berperang dengan gerilya, tapi buka mata kita lebar2, apa Ukraina berhasil mengalahkan Rusia dengan perang gerilya, belum tentu, karena Rusia dari tampilan di YouTube, ternyata menggunakan teknologi untuk mendetek alutsista Ukraina yang ditempatkan dengan menyamar, dan jika Rusia luncurkan nuklirnya, pasti selesai semuanya tdk dalam hitungan hari, nah itu semua harus dipertimbangkan, belajr jangan puas diri, contoh baru adakan heli angkut dan heli serang atau heli serbu rasanya udah bisa kalahkan negara lain yang lebih hebat, mimpi boleh, berdoa boleh, tapi berusaha juga penting dan sangat penting, asal semua komponen bangsa setuju dan komitmen untuk tdk korupsi, mulai dari korupsi di bidang pendidikan, dan disemua aspek, termasuk juga utk mendapatkan bantuan, orang yang akan diberi bantuan harus memberikan imbal baliknya, itu akan merusak generasi Indonesia dari waktu ke waktu, bekerja dengan jujur, transparan, dan ikhlas, serta adil, jangan pintar retorika, tapi pelaksanaan nol

Defent studies said...

Bung jagarin knp bakamla impor senjata rifle pdhal kita punya pindad dan komodo armment yg sangat canggih senjatanya..knp kebanyakan hanya lip service ini yg banyak di kluhkan presiden..

Unknown said...

Litbang tniad baru saja memperkenalkan kreasinya berupa senjata 7,... Mm NATO rcws dan 12,...mm NATO rcws yang dapat dipasangkan di panser maupun tank dan kendaraan taktis ringan model komodo. Dari hasil ujicoba tembak dengan kendali otomatis via remote sudah oke tapi belum kendali tembakan otomatis via radar penjejak.
Sepertinya kreasi dari Litbang tniad ini akan diproduksi massal oleh Pindad cuma utk senjata berat diatas 12,... Mm Nato rcws belum diproduksi karena belum ada yg berkreasi di Litbang tniad Litbang tnial maupun Litbang tniau.
Yang di pasang di kapal bakamla itu adalah Canon otomatis 30mm NATO buatan Turkey yang bisa ditembakkan via remote atau via radar penjejak otomatis ataupun bila ada kerusakan di kendali otomatis bisa ditembakkan secara manual.
Intinya utk Canon otomatis 30mm NATO atau 40mm NATO baik pindad maupun swasta belum ada yang membuatnya sehingga harus didatangkan utuh dari luar negeri

Unknown said...

Budaya sogok menyogok pake uang sudah menjamur di setiap lapisan masyarakat Indonesia parahnya lagi budaya ini masuk ke instansi pemerintah dan entah sampai kapan budaya sogok menyogok ini bisa distop utk selama lamanya dari bumi Nusantara ini.
Budaya sogok menyogok ini sudah ada di tanah Nusantara ini jauh sebelum ada negara RI dan yang memperkenalkan serta mempraktekkannya adalah penjajah Belanda. Diurut dari sejarahnya memang budaya sogok menyogok ini sudah berumur ratusan tahun . Memang susah menstop utk selama lamanya budaya sogok menyogok karena jujur siapa yg tidak butuh uang yg menggiurkan apalagi hidup di jaman teknologi canggih ini hampir semuanya harus kudu punya duit utk menikmati teknologi. Contoh prngguna hp android sudah menjamur sampai masyarakat lapis terbawah seperti pemulung pengemis pak ogah, jujur mereka ini sebetulnya kurang cocok pake hp android karena harga hpnya aja tidak murah lalu biaya pulsanya juga tidak murah lalu biaya kuota internetnya juga tidak murah dan yg lebih membingungkan lebih baik punya hp android serta memakainya walau kelaparan tidak punya duit daripada perut kenyang tapi tidak punya hp android.
Lalu siapakah di bumi Nusantara ini yang berani stop utk selama lamanya budaya sogok menyogok ini?
Karena dikwatirkan budaya sogok menyogok ini bisa membuat kacau balau situasi negara terutama bila aparat di lapangan sampai birokrasi di setiap instansi pemerintah juga terlibat budaya sogok menyogok ini
Nanti suatu saat bila benar negara jadi kacau balau akibat budaya sogok menyogok ini siapakah yg akan dipersalahkan?
Pastinya semuanya yg terlibat akan cuci tangan.
Dan satu hal kalo budaya sogok menyogok ini masih ada jangan berharap menang perang bila terlibat konflik panas yg mengarah ke perang terbuka.

Unknown said...

Pesan utk bapak Andika Perkasa.

Dari Google news ada saja satu persatu prajurit TNI yang desersi dan bergabung dgn KKB Papua. Makin banyak yang desersi dan berkabung ke KKB Papua ini dikwatirkan jumlah korban TNI yg tewas tertembak KKB Papua makin bertambah banyak karena ada teman makan Teman sendiri yang artinya dulu teman sekarang jadi musuh.
Kalo di analisa mendalam setiap prajurit TNI yang dikirim tugas ke Papua ini semuanya membawa dan pake Hp Android. Jujur yang membelot dan bergabung dgn KKB Papua ini rata rata putra asli daerah Papua dan mereka semua membawa dan pake Hp Android.
Pertanyaannya adalah
1. Apakah pihak TNI sudah mendata semua no telpon di hp setiap prajurit TNI yg mau diberangkatkan tugas ke Papua?
2. Apakah tidak ada penyadapan terhadap setiap no telpon di hp masing masing prajurit TNI yg mau diberangkatkan itu? Karena penyadapan itu penting bagi negara bagi TNI maupun bagi polri supaya jelas terurut kontak kontak via hp android itu ke daerah mana dan ke siapa dan berita yg disampaikan itu apa. Dan dengan penyadapan ini bisa jelas posisi si penerima telpon via hp android dari seseorang prajurit TNI yg mau diberangkatkn itu
Dengan penyadapan ini bisa dilihat dan ditelusuri jejak jejak kontak jejak jejak foto video wa Twitter instagram Facebook sehingga bisa diketahui apa yang disampaikan oleh setiap prajurit TNI yg hendak berangkat dikirim tugas negara.
3. Kalo memang tidak ada anggaran utk beli perangkat penyadapan atau tidak ada biaya yg disediakan utk melakukan proses penyadapan, maka sebaiknya tidak boleh bawa hp apapun bagi setiap prajurit TNI baik dari level tamtama sampai perwira saat mau diberangkatkan ke tempat tujuan utk tugas negara sehingga tidak akan ada kontak kontak posting posting foto foto video video dan ini yang namanya memutus rantai info komunikasi antara seseorang calon pembelot dari prajurit TNI yang hendak diberangkatkan ke seseorang KKB di tempat tujuan prajurit TNI yang akan bertugas selama 6bulan-1tahun.

Jadi kalo tidak ada HP Android, maka calon pembelot dari prajurit TNI akan kesulitan menghubungi seseorang di tempat tujuan nantinya dia bertugas sehingga terpaksalah calon pembelot itu akan melakukan gerakan atau langkah langkah yg bisa diketahui minimal terbaca dgn mata oleh teman teman sepasukan yg dikirim.
Tanpa HP Android terpaksa harus menemui seseorang secara langsung di tempat tujuan tugasnya dan ini bisa terbaca terlihat oleh teman teman sepasukan yg ditugaskan di daerah penugasan. Dan tentunya juga bila dilaporkan maka oknum calon pembelot ini bisa ditangkap tangan beserta orang yang ditemuinya di tempat penugasannya.
Mudah mudahan ini berguna bagi TNI instansi pemerintah maupun polri dalam menangkap calon calon pembelot ke KKB.

Unknown said...

Tambahan :
Bapak Andika Perkasa yang terhormat, yang terpenting dilarang bawa hp apapun baik hp yg termurah harganya sampai hp termahal harganya bagi setiap prajurit TNI baik dari level tamtama sampe level perwira yang hendak diberangkatkan ke tempat tujuan tugas negara serta hanya boleh membawa barang barang resmi milik TNI saja dan barang barang pribadi setiap prajurit TNI harus ditinggalkan di rumahnya masing masing tidak boleh dibawa bawa bertugas.
Ini semua utk memutus langsung kontak info komunikasi antara calon calon pembelot dari prajurit TNI dgn seseorang kontak dari pihak KKB di tempat tujuan penugasan.
Bagi yang membandel diam diam membawa hp pribadi harap dipastikan akan ditangkap dan dijebloskan di penjara militer karena melanggar aturan resmi saat bertugas bahkan kalo bisa diturunkan pangkatnya atau dipecat dari prajurit TNI selama lamanya.
Mudah mudahan berguna.

Hubbi said...

Serangan russia ke ukraina sepertinya terlihat wow n gagah, tetapi mnurut pndapatku justru mnjadi blunder besar yg mmbuat barat makin brsatu n mnguatkan otot2nya. Jerman yg biasanya soft thdp russia mnjadi lebih keras n lngsung naikin anggaran militer, negara eropa lain yg sblmnnya lebih netral jd tidak netral lg. Selain itu barat jg malah dpt alesan buat mnghabisi russia dr sisi ekonomi,bahkan swiss skrg jg ikut2an.
China disisi lain akan mnjadikan invasi russia ini sbgai data ukur, untuk mengkalkulasi untung rugi n resiko jika melakukan invasi ke taiwan. Menguasai taiwan hnya dlm sehari terlalu muluk2 mimpi di siang bolong dan mnurut gw mustahil karena 2 hal. Yg pertama adalah invasi pulau dngan pertahanan kuat sangatlah sulit, yg kedua adalah kalaupun bisa mndaratkan pasukan di taiwan, medan tempurnya sulit dengan hanya sebagian kecil berupa daerah datar. Kekuatan militer china jelas bisa mmbuat kerusakan dngan missile jarak jauh, tapi untuk mnguasai sangatlah sulit,perlu waktu lama, cost yg besar, brdarah darah dan blm tntu berhasil.
Saat ini momentum yg tepat bg china utk invasi, jika tudak dilakukan dlm waktu dekat maka sepertinya invasi ke taiwan hnya sbuah gertak sambal belaka.

Unknown said...

Asbun kamu tong.ndak ada otak kau. MMati aja tidak takut apalagi cuma kelaparan.TIDAK ada itu taliban minta bantuan ke amerika.OMONG KOSONG KAU LAH. YANG ADA JUSTRU ASET2 MILYARAN DOLAR MILIK AFGANISTAN YG DILUAR NEGRI DIRAMPOK OLEH AMERIKA DAN INGGRIS. MIMPI KAU AFGANISTAN TALIBAN NGEMIS2 MINTA BANTUAN USA CS.WONG JELAS MEREKA ANTI KEPADA NEGARA2 GEROMBOLAN BAJINGAN PENGACAU DUNIA ITU.KENYATAAN MEREKA DIBIKIN KEOK OLEH TALIBAN. TRUS SEKARANG KAU KARANG CERITA TALIBAN NGEMIS2 MINTA BANTUAN.MEREKA TALIBAN ITU SUDAH TERBIASA PUASA, TIDAK MAKAN, TERBIASA KELAPARAN TAPI TETAP KUAT.SEKARANG SETELAH MENANG PERANG JUSTRU KAU BILANG TAKUT KELAPARAN. ORANG DMANA2 KALAU MENANG PERANG ITU MAKIN KUAT.MIKIIIIIIR!!!!!!!

Redsnaper said...

Sangat salah tanggapan Liang Tau Seng .....tidaklah mudah untuk menduduki Indonesia terutama Natuna meski oleh Cina sekalipun. Karena semua negara besar pasti sudah pernah membaca sejarah Indonesia berdiri, yang mana notabene adalah guru dari negara Vietnam dalam bergerilya. Dan hal ini pula yang membuat Amerika segala mendatangkan prajuritnya untuk belajar kepada TNI. Kita sekarang hidup dijaman modern yang mana segala sesuatunya memiliki koneksi termasuk sebuah negara, dalam hal ini RI adalah negara muslim terbesar didunia dan juga negara pemasok barang tambang untuk pasar dunia. Jadi apabila suatu negara ingin menduduki RI maka konsekuensinya adalah Arab akan campur tangan, yang artinya minyak dunia akan bergejolak hebat dan untuk menghindari ini maka negara lain mensuport RI. Begitu juga dengan barang tambang akan terhenti suplainya untuk pasar dunia, dimana saat ini dunia sudah bergantung pada tambang RI. Contoh kecil saja : ketika RI stop batubara beberapa waktu lalu, beberapa negara mengalami dampaknya. Dan hal² ini pula mungkin salah satu faktor yang dipikirkan oleh Australia ketika akan mengebom Jakarta dalam kasus Timor timur atau mungkin menjadi pertimbangan negara besar lainnya ketika ingin mengganggu kedaulatan RI.

Redsnaper said...

Satu hal dari beberapa hal lainnya yang dapat kita petik dari perang Rusia - Ukraina ialah jadilah pecipta alutsista sendiri atau mandiri alutsista. Dalam perang itu kita bisa melihat meski diembargo Rusia tetap bisa menghancurkan lawannya karena mereka memiliki mesin pesawat, mesin rudal dan peluru yang tidak bergantung pada negara lain walaupun perang itu memakan waktu yang lama. Dan lain hal nya dengan Ukraina karena mereka tidak memiliki seperti lawannya, sekarang mereka memohon kepada barat untuk dikirim peralatan perang.
Untuk itu perkuat Pindad, PAL dan kembangkan penelitian Roket RI serta buat yang banyak dengan radius yang jauh. Maka RI akan siap meladeni perang panjang dari serbuan negara manapun termasuk Cina.

Jagarin Pane said...

Setuju dan kita sedang menuju kesana mempunyai industri pertahanan yang berkelas.

Defent studies said...

Amin..

Defent studies said...

Lihatlah efeknya jika suatu alutssta sdh bisa di ciptakan dan di produksi masal,contoh ketika turki melumcurkan rudal pertamanya atmaca sekarang mereka busa bermacam2 rudal bahkan baru2 ini cakir,lha eong kita bkin roket 122 mm saja nyampe skrang msh uji ciba pdhl udah puluhan tahun,seharusnya kita meniru turki percaya dirinya kuat dan agresif..