Tuesday, December 28, 2021

Memeluk Rafale Meminang Eagle

Netizen forum militer Indonesia sesungguhnya tidak begitu peduli soal isian dan merek alutsista strategis matra udara. Yang penting segera terisi dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Itu sebabnya kita ikut mengkritisi mengapa begitu bertele-telenya proses pengadaan jet tempur Sukhoi SU35 buatan Rusia beberapa tahun yang lalu. Anggaran sudah disediakan. Mula-mula disebut akan beli 8 SU35 lalu diumumkan lagi akan beli 11 SU35. Tapi tetap slow motion menuju kontrak efektif.  Sampai akhirnya berlaku UU CAATSA dari AS sebagai "hukuman" kepada Rusia atas aneksasi semenanjung Crimea milik Ukraina.

Akhirnya jet tempur tangguh Sukhoi SU35 batal kita miliki secara resmi dua hari lalu, sebagaimana dijelaskan KSAU. Dengan demikian hilang terbuang durasi waktu antara pesan dan datang pembelian alutsista gahar ini selama 5 tahun terakhir. Kita kembali ke titik nol. Harapan untuk mendapatkan SU35 pupus sudah padahal infrastruktur skadron jet tempur tulang punggung ini sudah disiapkan.  Bahkan 3 jet tempur Sukhoi SU27/30 dari Hasanuddin AFB telah diserahterimakan sebagai isian Skadron 14 Iswahyudi AFB. Semua dalam rangka mengisi kekosongan jam terbang pilot yang sudah disiapkan untuk kehadiran SU35. Ternyata yang dirindukan tak pernah datang.

Ada kabar baik seiring dengan pupusnya asa mendapatkan SU35. Kontrak efektif pengadaan jet tempur dual engine Rafale made in Perancis edisi terkini sudah diambang pintu. Kabar yang berhembus jumlahnya kemungkinan dikurangi atau dibagi 2 batch. Batch satu untuk 12-18 Rafale, batch berikutnya juga 12-18 Rafale. Tidak masalah, yang penting "peluk dulu lalu ajak akad nikah".  Karena kita sudah kehilangan waktu 5 tahun akibat Sukhoi SU35 tidak jadi datang. Ditambah lagi jika kontrak efektif Rafale diteken sebentar lagi, masih perlu durasi waktu 5-6 tahun menunggu kedatangannya. Karena kita pesan yang edisi terkini, jadi harus antri sampai tahun 2027 paling cepat. Jadi ada durasi 10 tahun untuk mendapatkan jet tempur strategis dihitung sejak tahun 2017.

Demikian juga dengan jet tempur F15 Eagle II dari AS. Kedatangan Menlu AS belum lama ini salah satunya untuk memastikan pinangan Indonesia disetujui. Meskipun begitu masih panjang proses yang harus dilalui untuk menghadirkannya di tanah air dengan sejumlah syarat. Jet tempur ini jika sudah datang dan berduet dengan Rafale akan menjadi kekuatan pengawal yang bertaring untuk berhadapan dengan jet tempur China. Jika yang dihadapkan adalah jet tempur Sukhoi SU35 maka China punya kartu truft pesawat jenis ini. Dan China pasti tahu jeroannya. Artinya tidak pas juga jika jet tempur Sukhoi SU35 kita yang batal itu ditandingkan dengan merek yang sama dengan punya China.

Banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Kemenhan. Keterbatasan anggaran menjadi salah satu kendalanya. Sementara kita sangat membutuhkan alutsista strategis matra laut dan udara secepatnya. Harus ada prioritas untuk mendapatkannya meski jumlah dikurangi. Misalnya perolehan jet tempur Rafale. Tidak mengapa. Yang penting harus ada kontrak efektif untuk memastikan proses pembuatannya. Juga kontrak efektif kapal perang heavy frigate selain Iver Class. Tidak perlu sekaligus diteken semua. Tahap pertama, cukup 2 unit dulu dari Fincantieri. Yang penting pasti dan pasti itu penting sebagai unjuk kinerja.

Termasuk apakah dimungkinkan jika kita dipinjami dulu atau sewa 4-6 jet tempur Rafale untuk ditempatkan di Supadio AFB atau Natuna. Tinggal lobby pemerintah Perancis karena skema pengadaan Rafale adalah G to G, antar pemerintah. Hitung-hitung untuk memfamiliarkan atau membiasakan menggunakan jet tempur Rafale yang lincah itu. Masih lama menunggu sampai tahun 2027. Sementara dinamika Laut China Selatan (LCS) dipastikan akan semakin semrawut tahun-tahun mendatang kecuali jika China tobat dan sadar diri. Tapi jelas tidak mungkin. Ambisi penguasaan teritori China adalah untuk menguasai potensi sumber daya energi fosil yang ada di LCS demi masa depan rakyatnya yang berjumlah milyaran.

Demi marwah kedaulatan teritori, Indonesia harus mempercepat proses pengadaan alutsista. Tidak bisa tidak. Disamping terus menerus melakukan diplomasi cerdas dengan basis kerjasama ekonomi yang simbiosis mutualistis. Bukankah dunia kita saat ini sudah saling ketergantungan satu sama lain. Tidak bisa kita mengandalkan egoisme bernegara di dunia yang sudah satu networking ini. Maka diplomasi yang terus menerus akan menjadi jembatan silaturrahim antarnegara, salah satunya untuk mengurangi ketegangan di kawasan.

Memperkuat pertahanan negeri juga merupakan bagian dari strategi diplomasi. Dan saat ini kita sangat menantikan kehadiran sejumlah jet tempur fighter, kapal perang kelas berat, kapal selam gahar, berbagai jenis peluru kendali jarak sedang dan jauh untuk mengawal dan mempertahankan teritori kita. Ancaman terhadap kedaulatan teritori sudah nyata, di depan mata dan terang benderang, bukan lagi cerita fiksi. Siapa tahu tiba-tiba saja cuaca di LCS menjadi ekstrim dengan gelombang kejut berkarakter tsunami. Kita harus siap dengan kondisi ekstrim itu. Dan caranya harus mempunyai alutsista gahar secepatnya.

****

Jagarin Pane / 27 Desember 2021

138 comments:

Unknown said...

Yessss... Smoga lancar jaya

Unknown said...

Di tgu kedatanganmu..

Anonymous said...

Doctrin 20th tdk Ada perang,satu musuh terlalu Banyak, seribu kawan terlalu sedikit sepertinya harus Di reset Di ganti dengan jika ingin damai harus siap perang,krn klaim china atas LNU N LCS berlangsung sejak lama th 47,58,96,98 n tebaru era milenium
Seharusnya sudah Di antisipasi sejak dini dengan alutsista gahar terutama matra laut dan udara krn Indonesia negara maritim.


Semoga rafale n f15 ex tidak senasib su35,2027 baru bisa didapat jika skrg Di tandatangani.. Jika proses bertele tele seperti su35 kira2 kapan kita menerima kedua pespur ini..?



. said...

Myanmar itu militernya cenderung memihak ke China.
Sebagian besar alutsistanya adalah buatan China. Jadi India ini yang tidak jeli intelejennya sehingga melakukan hal yang sebenarnya tidak perlu dilakukan.

Andai ada konflik dengan China maka negara2 ASEAN yang bakal memihak China adalah Myanmar, Laos, Kamboja dan Malaysia. Vietnam akan melakukan perlawanan tapi karena diserang dari Barat (Kamboja dan Laos) dan dari Utara (China) serta dari Timur (China) hanya sebentar perlawanannya sebelum akhirnya berbalik memihak China daripada mati konyol.

Pusing pusing said...

Molornya waktu utk beli Su35 Rusia adalah ide imbal beli, jujur saja ide imbal dagang itu terlontar dari siapa ya? Apakah dia tau harus tanggung resiko bila akibat ide imbal dagang semua proses pembelian jet tempur jadi berantakan?, Kalo memang tidak ada uang ya jangan beli jet tempur.
Nah sekarang kenapa proses pembelian jet tempur Rafael Perancis atau F15ex USA kok tidak pake imbal dagang seperti waktu proses pembelian su35 Rusia.
Ada yg aneh dari ide ide imbal dagang ini kok kenapa hanya diterapkan ke Su35 Rusia saja.
Awas hati hati jangan permainkan Rusia karena kartu truf utk menenangkan Cina di konflik laut Natuna ada di tangan Rusia. Jangan sampe hubungan baik RI - Rusia jadi hancur berantakan dan Rusia masa bodoh dengan RI.
Di dunia ini khusus utk beli jet tempur baru gres yg paling murah tentu yang berkualitas ya cuma Su35 Rusia dan F-16 viper USA yang harga kosongannya masing masing berkisar usd 75-100 juta.
Rafael Perancis kosongannya ada disekitar usd 120juta .
Saab JAS39 E Swedia kosongan juga ada disekitar usd 120 juta. Typoon Airbus ada disekitar usd 120juta.
F15ex usa ada disekitar usd 100juta.
Itu harga yang ditawarkan ke Indonesia saat dibuka tender jet tempur pengganti F5 Tiger tniau kalo nggak salah ear BPK Poernomo sebagai menhan RI.
Mungkin sekarang harga baru kosongannya sudah di atas harga yg disebutkan tadi.

Pusing pusing said...

Belajar berhitung cermat.
Umpama konflik laut Natuna pecah dan kebetulan RI dibiarkan sendiri melawan RRC karena tidak mau jadi sekutu USA, apakah sanggup RI minimal menahan terjangan serangan dari udara dari kapal perang maupun dari kapal selam dengan alutsista yg ada sekarang? Sampai berapa lama sanggup menahan serangan RRC?
USA beserta sekutunya sudah tau kalo negara negara Asean tidak akan sanggup meladeni peralatan perang RRC,dan kebetulan juga hanya RI yang belum mau bersekutu degn USA.
Tapi jangan kwartir USA beserta sekutunya sedang putar otak utk memutus dukungan Rusia terhadap RRC artinya diharapkan sekali hanya RRC saja yg bergerak saat laut Natuna pecah perang dan diyakini oleh USA beserta sekutunya tanpa dukungan Rusia , maka RRC tidak akan berani berjalan sendiri soal konflik laut Natuna.
Kebetulan di Ukraina sedang bermusuhan dengan Rusia dan Ukraina adalah negara yg berbatasan langsung dengan Rusia.
Nah USA beserta sekutunya akan memakai masalah Ukraina ini untuk memutus dukungan Rusia terhadap RRc. Demikian pula ada beberapa negara baru ex USSR yg juga bermusuhan dengan Rusia negara negara baru ini juga akan digunakan USA utk melawan Rusia.
Di sini terlihat bahwa negara negara baru ex USSR yg berbatasan langsung dengan Rusia yg sedang bermusuhan juga dengan Rusia akan digoreng oleh USA beserta sekutunya supaya konsentrasi Rusia dialihkan hanya memikirkan perbatasan perbatasan negaranya yg sedang bergolak. Nah apabila gorengan baru USA beserta sekutunya ini berhasil dipastikan Rusia sementara tidak mendukung RRC karena sedang mengurus sampe selesai perbatasan negaranya yg sedang bergolak.
Jadi jangan kwatir ya konflik laut Natuna tidak akan pecak meledak.
Mumpung ada gorengan baru yg dilakukan USA beserta ekutunya itu dan mumpung laut Natuna tidak meledak, sebaiknya RI cepat cepat benahi alutsista militernya.

Pusing pusing said...


Dana USD 20,7miyar
Mumpung ada gorengan baru diperbatasan rusia sebaiknya RI jangan bersenang dulu dengan leha leha, rumus umum sebuah negara soal pertahanan adalah radar radar permukaan yg sudah mengcover 100% wilayah udara dan permukaan sebuah negara sedang perairannya dijaga dengan sonar sinar. Lalu ada rudal rudal pertahanan jarak pendek jarak menengah dan jarah jauh. Lalu ada banyak meriam meriam anti serangan udara dan terakhir ada meriam meriam permukaan dalam jumlah banyak.
Inilah rumus pertama soal pertahanan negara.
Rumus kedua baru dilengkapi dengan jet jet tempur kapal perang permukaan kapal selam tank tank panser panser yg gahar canggih mumpuni.
Rumus ketiga adalah adanya wahana pembawa pasukan di udara dan di laut dalam jumlah yang memadai utk membawa pasukan ke tujuan.
Rumus keempat adalah punya pasukan pasukan yg mahir gigih bertempur pantang menyerah.
Rumus kelima tentunya punya sistem politik sistem pemerintahan yang baik dan kuat serta roda ekonomi yg harus berputar lancar.
Rumus yang terakhir adalah negara harus punya uang yang kuat dalam jumlah besar.

Koteka said...

Persoalan utama pengadaan alutsista Indonesia.
Sy ibaratkan seperti status istri yg nikah siri tapi istrinya minta hak yg sama dgn istri pertama.

Dijabarkan masing" sesuai pemahamanya 🙏🙏🇮🇩🇮🇩

Siluman buaya said...

Yg bikin males sama us dkk itu berbelit2,
Skrg kita boleh bilang mereka merestui,
Ketika arah angin berubah tahun 2027 tiba2 mereka bisa saja memutuskan tidak jadi pasok pespur alasannya bisa banyak bin bejibun,
Lihat turki yg udah 2 dekade jadi sahabat baik bahkan sampai maju dan memiliki license perakitan parts f35,
Tiada angin tiada hujan ditendang sampai tersungkur dari kolaborasi f35,
Padahal unit siap dikirim pilot sudah berlatih, bahkan sudah dibayar lunas.
Alasannya turki nekat mendatangkan s400 ruskie, padahal kalo dilihat kebelakang,
Turki sudah ngemis2 ke paman sam biar dibolehkan membeli sistem hanud patriot,
Tapi karena kelamaan gk dikasih ijin akhirnya berpindah kelain hati,
Harus digaris bawahi, dicetak tebal.
Kalau pembelian alutsista ke mamarika dan friends beresiko dari segi politis dan common interest.
Jangan sampai udah kebuang 10 tahun malah gak jadi dateng juga tuh pespur.
Btw belajar juga dari turki, harus timbun komponen alutsista barat agar nggak keteteran kalau dimasa mendatang bikin alasan klasik ini itu buat embargo.
Awas bahaya laten embargo ya guys.

Pusing pusing said...

Pembelian alutsista baru buat militer RI yang bertele tele ulur waktu nego sana nego sini belum juga berani mutusin beli eh ngulur ngulur waktu lagi eh ujung ujungnya kaga jelas jadi beli atau kaga sih ini persis seperti ibu ibu yang sedang belanja di pasar tradisional nawar sana nawar sini lalu pas udah dikasih eh malah milih yang bagus bagus eh ditambah lagi sebelum dibungkus minta ditambahin dikit gratisan. Coba ibu ibu itu belanja di mall mall pasti kaga bisa nawar kaga bisa pilih pilih yg bagus dan kaga bisa minta ditambahin sedikit.
Masalah utama kalo cara belinya RI kaya begini terus bisa bisa para pedagang alutsista baru bakalan jual mahal ke RI dan bisa bisa RI dikasih harga tertinggi kalo mau beli and tanpa embel embel diskon atau TOT atau lisensi.
Karena para pedagang alutsista militer produk itu tau kalo RI repot banget proses belinya.
Mau kaga mau ya akhirnya RI hanya bisa beli alutsista bekas sesuai kantong kondisi keuangan RI.
Mudah mudahan jangan sampe terjadi peristiwa seperti ini.

Aa said...

Kedepannya kalau belum jelas penggantinya dan pasti datang jangan buru2 diganti..seperti kasus F5 terkatung2 sdh hampir 5 tahun belum jelas penggatinya

Pusing pusing said...

Dulu waktu era menhan no Syafri Syamsudin kalo nggak salah maupun BP Poernomo jet tempur Rafael Perancis + typoon Airbus + grifen JAS 39E pernah ditawarkan kepada RI sebagai pengganti F5 Tiger + untuk tambahan 1/2 skwadron tempur baru di tniau tapi sayang ditolak karena masalah harga per unit kosongan masing masing jet tempur amat mahal harganya malah melirik SU35 Rusia yang berharga per unit kosongan lebih murah.
Dulu pernah ditolak mentah mentah jet tempur Rafael perancis tapi sekarang kok malah mau dibeli tapi belum jelas benar mau atau masih pikir pikir dulu utk membelinya.
Dan kalo memang uang hanya bisa beli doang tapi kaga ada uang buat pemeliharaan tidak ada uang buat biaya operasional mending kaga usah beli jet tempur baru.
Pelihara dan rawat aja jet tempur tniau yang ada, jangan lupa perbanyak stok persenjataan masing masing jet tempur tniau utk jaga jaga aja serta stok spare part suku cadang jeroan jet tempur.
Pembelian alutsista baru yg canggih gahar + biaya operasionalnya + biaya pemeliharaan service rutin + biaya suku cadang spare part nya memang sebuah investasi uang yang sangat besar bagi sebuah negara seperti RI dan bila tidak ada perang lama kelamaan alutsista militer yg dibeli baru ini akan kemakan usia pake sehingga perlu upgrde mengikuti perkembangan teknologi yg terjadi dan ujung ujungnya akan dihapus karena sudah berusia tua.
Dari dibeli baru sampe dipensiunkan alutsista militer tentu sudah makan biaya besar dan negara buang buang uang besar toh kaga ada perang juga.
Nah inilah namanya sebuah investasi besar yang akhirnya buang buang uang karena kaga ada perang sampe alutsista yg dibeli itu dipensiunkan karena usia tua.
Mengingat kondisi uang RI terbatas, faktor inilah yg mungkin jadi pertimbangan berat sehingga mungkin membuat jadi kesulitan memutuskan mau beli atau pikir pikir atau batal beli.

Pusing pusing said...

Sebuah negara yang keuangannya terbatas seperti RI tentu pemerintahnya pusing mengatur keuangannya utk pembangunan bangsa dan negara, ditambah pusing memikirkan roda ekonomi supaya menghasilkan pundi pundi uang buat negara, ditambah pusing memikirkan kehidupan dan lapangan pekerjaan buat rakyatnya, ditambah pusing mengatasi kelompok kelompok yang mering rong wibawa negara dan pemerintah, sudah pusing ditambah lagi memikirkan kesejahteraan PNS TNI dan polri, ditambah pusing memikirkan biaya pembelian biaya operasional biaya perawatan alutsista militernya.
Jadi butuh kejelian kecermatan berhitung untung ruginya kalo mau memanfaatkan keuangan negara yang ada supaya tidak sia sia bila negara mengeluarkan uangnya.
Ini kalo negara tidak terlibat perang ya.

Jagarin Pane said...

Betul, F5 diganti dan dihapus. Penggantinya belum jelas.

suryo projo said...

Tidak usah terlampau muluk muluk berlebihan, harus realistis sesuai anggaran, kekuatan beli hanya satu skadron ya beli tapi pasti, jangan show of statment, akhirnya gak jadi, dari tahun 2017 mengikuti berita pembelian SU 35 , yg baca saja stres emosi, apa lagi user dalam hal ini TNI AU tentu gundah gulana, hal ini akibat kebijakan dan pengambilan keputusan yg ambifalen, yg berakibat harga diri Bangsa jd bahan olokan di media luar negeri. Butuh keberanian ambil putusan sebagai negara berdaulat dan posisi non Blok, krn tdk ada musuh dan kawan abadi yg ada adalah kepentingan.

Unknow said...

Kenapa pejabat kita dalam pengadaan alutsista terlalu banyak drana dan terkesan lambat seperti siput tdk seperti negara" lain yg sigap dan gesit soal pengadaan alutsista seperti banglades yg tau" kontrak pembelian helikopter serang dari rusia,apa pejabat kita perlu belajar dari banglades ?

Unknow said...

Ide bodoh dan tolol memakai imbal beli dalam pembelian su 35 dan malah terkesan membuat pengadaan su35 menjadi molor dan tersendat hingga malah jadi batal,betul" konyol entah ide bodohnya siapa bukannya segera merealisasikan malah ribut soal imbal dagang

Unknown said...

anggaran minim sementara kebutuhan sudah mendesak solusi instan namun cukup realistis untuk jangka pendek adalah terima tawaran swedia untuk sewa pesawat gripen.mulai dari gripen A sampai E tersedia.kalau cocok dan bisa diandalkan baru beli. Latihan AU thailand dan cina gripen2 thailand sukses membantai SU SU cina dalam mode pertempuran BVR. kalau dogfaight memang gripen yg KO. monggo mas sebagai bahan pertimbangan.contohnya afrika selatan juga sewa gripen

Defent studies said...

The man behind the gun adalah kuncinya bung,tentara cina terkenal ayam sayur sehingga xi jinping sering berteriak "jangan takut mati"masih ingat tentara cina satu bis nangis pas mo di krm ke parbatasan kasus perbatasan dgn india..?

Defent studies said...

Kontrak efektip..kontrak efektip..,itu yg di nantikan rakyat Indonesia sekarang..

Koteka said...

Unknow 21:01 #
Pejabat kita juga ada beberapa tipe sehingga dalam pengadaan alutsista tdk bisa dilepas dari karakternya.
01. Pejabat yg realistis dgn anggaran pertahanan dan politik LN Indonesia ( ditafsir sendiri )

02. Pejabat yg berambisi " heboh " tapi tdk realistis dgn anggaran dan politik LN Indonesia ( ditafsir sendiri )

Indonesia tetap jaya 💪💪🇮🇩🇮🇩🇮🇩

Aji said...

Sebenernya roadmapnya sudah bagus cuma 1 yang dari dulu sejak pengadaan alutsista menggunakan skema G to G yaitu lambat dalam negoisasi... akhirnya gak dapet apa2. Kalo kondisi lingkungan rumah dipastikan kondusif terus gk masalah, lha klo gak pasti gini... berlambat2 ambil keputusan bisa beeakibat fatal..

Pusing pusing said...

Hayo bangsa Indonesia di depan mata kita ada produk anak bangsa yang siap produksi massal yaitu tank harimau panser badak panser pandur cobra lalu ada kendaraan taktis maung dan komodo, kenapa seret bener akuisisinya, ada apa sebenarnya.
Mbok ya utk tank harimau langsung tancap gas produksi 50unit utk batch 1 lalu panser badak langsung tancap gas produksi 50 unit untuk batch 1.
Oh ya ada tank boat Antasena langsung juga tancap gas produksi 50unit untuk batch 1.
Untuk maung kan udah ada pesanan 500unit udah 50unitmaung diserahkan ke tniad dan sisanya bagaimana masih genjot terus produksinya sampai tercapai 500unit?, Lalu untuk kendaraan taktis komodo udah sampe berapa pesanannya?
Sebetulnya ada apa ya kok lelet terus akuisisi alutsista produk baru?, Apa kaga punya uang banyak?, Kalo uangnya sedikit ya beli bekas pakai aja tapi yang oke.
Atau memang ada produk baru yang canggih oke banget tapi mahal sekali harganya sehingga untuk berpaling ke produk baru yg lain yang lebih murah harganya agak ragu ragu dan bingung mutusin ya mau beli yang mana?
Ya udah daripada bingung terus dan kebetulan kaga ada uangnya ya udah stop beli produk baru atau bekas. Pake aja yang ada dirawat baik baik supaya siap digunakan. Soal menang atau kalah di Medan perang kaga usah dipikirkan, kalo kaga kuat meladeni musuh di Medan perang ya angkat tangan aja sambil kibarkan bendera putih, lalu nanti kalo ditanya kenapa menyerah? Jawab aja karena alutsista sudah tua tua dan kaga sanggup meladeni musuh di Medan perang.
Saya rasa itu jawaban terbaik dan jujur mengenai kondisi dan keadaan yang sesungguhnya terjadi di lapangan. Dan itu juga bukan sesuatu yang memalukan, kenapa? Ya karena kaga ada uang besar buat meremajakan alutsista yang sudah tua tua dan juga kali dipaksakan negara harus menyediakan uang besar itu nantinya juga memberatkan negara dan ini juga sesuai pepatah jangan besar pasak daripada tiangnya.

Unknown said...

Daripada menunggu lama F15ex dan Rafale,bisa tdk IFX di percepat krisis Laut Natuna Utara sudah semakin tinggi intensitasnya...

Jagarin Pane said...

Ini yg hrs jadi perhatian. Ada gap yg cukup panjang utk mendapatkan jet tempur anyar. Hrs ada terobosan utk mengisi skadron tempur.

Jagarin Pane said...

Produk masa lalu, bertele2, lemot, kelamaan mikir 😁😁

Jagarin Pane said...

Itu yg ditunggu😀😀

Jagarin Pane said...

Setuju banget👍🏾👍🏾

black eagle said...

Pejabat2 di kemenhan yg mental pedagang jg jd biang kerok lambatnya pengadaan ..ditambh era RR ga punya prestasi yg dibanggakan...RI hrs diserang dulu...baru pejabatnya sadar
Pejabat bykan dr Universitas Gagal Mikir..hehe

Pusing pusing said...

Berandai andai
Umpamanya proses beli jet tempur Rafael Perancis sebanyak 12 unit batch 1 lalu F15ex USA hanya 8 unit menurut kabar yang beredar berjalan lancar dan 5 th kemudian semuanya sudah tiba di RI, pertanyaannya adalah apakah sudah betul pengadaan jet tempur itu utk pertahanan udara RI? Lalu dengan jumlah yang minim tersebut sudah mampu menghadang dan meladeni musuh di udara? Kalo angkatan udara musuh bodoh bodoh pilotnya serta jet tempur musuh yg dipake tua tua semua usianya tentu jumlah jet tempur tersebut mampu menghadang dan meladeni musuh.
Nah bila angkatan udara musuh menggunakan jet tempur model baru canggih dan jumlahnya lebih dari 50 unit pertanyaannya adalah sanggupkah 12jet tempur Rafael + 8 F15ex menghadang dan meladeninya di udara?
Jujur ya sebetulnya calon musuh tidak takut dengan 12 unit Rafael + 8unit F15ex walau baru baru kondisinya semua tapi tolong diingat calon musuh akan takut dan berpikir ulang bila seluruh wilaya udara perairan dan daratan sebuah negara sudah 100% dicover radar radar permukaan dan sonar sonar berbagai type baik aktif maupun pasif. Setelah itu musuh juga akan takut dan berpikir ulang memaksakan diri menerobos wilayah udara perairan laut sebuah negara bila negara tersebut sudah dilengkapi oleh rudal rudal pertahanan baik jarak dekat jarak menengah maupun jarak jauh + meriam meriam anti serangan udara maupun meriam meriam permukaan dalam jumlah minimal masing masing 100 unit.
Nah bagi pihak pertahanan yang jeli cermat berhitung apakah memilih jet tempur Rafael 12unit + 8 unit F15ex sudah tepat untuk pertahanan diri sebuah negara?
Jujur yg paling tepat bagi pertahanan negara dari serangan musuh adalah yg telah disebut di atas tadi yaitu radar radar permukaan + sonar sonar pasif dan aktif + rudal rudal pertahanan.
Pertanyaan terakhir nanti bila sudah pecah perang di laut Natuna siapakah yg akan memenangkan perang tersebut bila hanya mengandalkan 12unit Rafael + 8 unit F15ex + 6heavy fregat FREMM + 2unit heavy fregat Arrow A140 + 3 kasel changbogo class? Sedangkan calon musuh jumlah alutsistanya di atas kita lebih canggih lebih gahar lebih mumpuni.

Pusing pusing said...

Saya pernah menulis di rubrik ini tentang rumus rumus sederhana pertahanan diri sebuah negara yang hakiki dan harus diikuti berurutan dari rumus pertama sampe rumus kelima kalo nggak salah ya dan jangan di aduk aduk rumus itu.
Jujur itulah pertahanan diri sebuah negara yang hakiki alias afdol. Mengikuti secara teratur rumus tersebut akan membuat calon musuh seperti USA beserta sekutunya termasuk Rusia dan RRC akan berpikir ulang utk tidak memaksakan diri menyerbu sebuah negara.

Gempur Bukan Waria said...

KSAU sdh bolak balik berganti, pesawat yg diwacanakan tdk datang2 juga, bukan salah beliau salahnya paham 20 tahun kedepan tidak ada perang, akhirnya semua serba kedodoran.

Pusing pusing said...

Hanya perkiraan
Saat ini sudah muncul jet tempur dari generasi 5 dan hanya USA dan Rusia saja yang mampu menciptakan dan membuatnya sedang RRC sedang dalam rancang bangun test test di laboratorium, Inggris sedang mulai merancang design nya.turkey sedang cari mitra utk bergabung menciptakan generasi 5.
Jet tempur generasi 5 baik buatan USA maupun Rusia ternyata harganya mahal dan karena itulah bagi yg tidak mampu keuangannya bisa pilih jet tempur generasi 4,5 dan di sini tersedia produknya dari beberapa negara maju.
Dapat kita lihat saat ini ternyata tidak semua negara berkantong pas pasan yg bisa beli jet tempur generasi 4,5.
RI saja kebingungan mau membeli berapa unit ya jet tempur generasi 4,5 karena harganya yg tidak murah apalagi mau beli yg generasi 5 + biaya operasionalnya + biaya pemeliharaannya.
Dengan munculnya generasi 5 ini sudah terlihat negar negara manakah yang tidak mampu membelinya.
Nanti 10 tahun ke atas makin jelas negara negara manakah yg mampu beli generasi 5 dan bagi negara yg tidak mampu akan mengalihkan ke pembelian generasi 4,5 dan bila tidak mampu juga akan mengalihkan ke pembelian generasi 4.
Dan suatu saat nanti produksi generasi 4 akan ditutup dan dialihkan memproduksi generasi 5. Saat itu pilihan utk generasi 4 hanya buatan India serta pakistan-RRC saja.
Setelah itu muncul lagi produk baru generasi 6 dan tentu saja ketepak negara negara mana saja yg mampu membelinya.
Di sini tergambar suatu saat nanti banyak negara di dunia ini tidak punya jet tempur karena tidak mampu membelinya dikarenakan harganya yg makin mahal. Dan hanya beberapa negara saja yang berkantong tebal yg mampu membelinya.
Negara negara berkantong tebal inilah suatu saat nanti yang akan memimpin angkatan udara di dunia ini dan yg lainnya angkatan udaranya sudah tutup karena tidak ada jet tempurnya dikarenakan tidak mampu lagi beli jet tempur yg makin hari harganya naik terus tidak pernah turun.
Dan kalo itu terjadi posisi RI ada di kelompok mana ya ? Apakah ada di kelompok negara yg mampu beli baru atau kelompok negara yg tidak mampu beli baru ?
Karena sekarang aja sudah terbaca tersendat sendatnya serta bertele telenya proses akuisisi jet tempur baru apalagi 20th mendatang.

black eagle said...

Itu salah satu omongan RR

Unknown said...

Saya berharap gak usah beli pespur, fregat dan alutsista lain nya....kita menunggu saja saat PLA agresi ke Indonesia dan selanjut nya sekutu membantu indonesia, dan akhirnya negeri Nusantara yg kita cintai menjadi ajang uji coba senjata bagi mereka blok demokrasi dan komunis, selamat ya buat penentu kebijakan yg mencla mencle..akhir nya rakyat selalu menjadi korban dan ibu Pertiwi kembali menangis......


" maaf ini luapan putus asa"

Pusing pusing said...

Para pembaca setia rubrik ini harap mahlum ya karena selalu membaca ruwetnya dan bertele telenya proses pembelian baru alutsista militer canggih karena pemerintah RI sedang kebingungan menyiapkan uang besar buat pembelian tersebut.
Wajib di ingat bahwa produk baru alutsista modern sekarang ini harganya mahal mahal karenanya semua serba diatur sensor dan komputer alias tidak ada yg manual lagi. Jadi inilah penyebab kenapa harga barunya mahal mahal lalu karena serba elektronik maka wajib rutin dipelihara alias rutin servicenya dan kali tidak bakalan macet saat dipake nantinya, biaya pemeliharaan service rutinnya juga mahal mahal.
Dan inilah sebabnya pemerintah RI sangat bingung menyediakan uangnya karena mahal harga barunya dan mahal juga biaya service rutinnya.
Sebetulnya RI menginginkan alutsista yang serba manual karena harganya murah saat beli baru maupun saat service rutinnya.

Pusing pusing said...

Memang sebuah ironi soal amembuat menentukan dan memutuskan sebuah anggaran buat pembelian produk baru suatu alutsista militer.
Bicara bisnis ya memang anggaran buat beli produk baru sebuah alutsista adalah pemborosan dan buang buang uang kenapa? Karena dengan anggaran tersebut tidak menghasilkan pundi pundi uang buat negara dan coba dibayangkan dengan anggaran sebesar itu bila dipake utk perputaran roda ekonomi pastinya anggaran tersebut bisa menghasilkan pundi pundi uang buat negara. Dan kalo 20th ke depan tidak ada perang umpamanya, maka gelontorkan anggaran besar utk beli baru sebuah alutsista militer lalu gelontorkan dana buat opersional dan service rutin sampe dipensiunkan alutsista itu karena usia tua akan membuat negara kelihatan seperti buang buang uang.Coba yah sebesar itu dipake buat memutar roda ekonomi negara.
Secara pertahanan negara ya memang manfaat nyata dari pembelian alutsista baru buat militer akan tampak berguna bila ada perang terbuka dgn musuh.serta bila tidak ada perang maka alutsista baru yg dibeli itu hanya untuk parade dan show of torce saja yaitu hanya utk membuat calon calon musuh berpikir buat ulah.
Jadi inilah dilema bagi sebuah negara yang tidak berkantong tebal soal penggunaan anggaran yg dimiliki yaitu mau dipake buat memutar roda ekonomi utk menghasilkan pundi pundi uang atau mau dipake beli alutsista militer yg baru yg harganya mahal mahal dan bila tidak ada perang maka pembelian tersebut adalah suatu pemborosan soal penggunaan keuangan negara karena tidak menghasilkan pundi pundi uang buat negara.
Saya pribadi bila jadi presiden pun akan pusing 7keliling memikirkan dan memutuskan sebuah keputusan tentang dilema ini mengingat keuangan negara terbatas.

satriya wirang said...

Kita demo aja kalau tak sanggup mumdur aja

Unknown said...

Kalau buat beli alutsista uangnya tidak ada. Tapi kalau buat proyek2 yg bikin oknum pejabat2 rakus kaya raya anggaranya ada.omong kosong itu proyek yg menghasilkan pundi2 uang buat negara.yg ada pundi2 buat yg rakus2.makanya pendapat2 indonesia tidak perang 20 tahun kedepan,indonesia tidak punya musuh, tidak ada ancaman dari luar,seribu kawan terlalu sedikit satu musuh terlalu banyak terus dilestarikan.buat mega proyek2 yg bisa dikorup anggaranya ada dan tidak terbatas buat buat beli alutsista anggaranya sangat terbatas. Kalau mau murah buat aja alutsista dari kayu dan daun pisang ha ha ha ha ha.dijamin murah

yohana said...

IMBAL DAGANG ADALAH IDE NYA SI MAK LAMPIR...MEGALOPET

yohana said...

IMBAL DAGANG IDE NYA SI MAK LAMPIR..

Defent studies said...

Uea gak da angin gak da ujan tiba2 bli 80 rafale, kita terbang ksana kmari si menhan euphoria gak karuan mo bli itu mo bli ini kagak ada yg kontrak nyampe sekarang capek deh..

Pusing pusing said...

Dijaman modern ini sudah ada internetan sudah komputerisasi sudah ada online segala mbok ya jangan makin malas aja kerjanya. Ntar kalo makin malas akan tertinggal selama lamanya. Mbok ya gesit dan lincah hidup di jaman modern ini.
Dulu jaman masih pake Morse masih pake mesin ketik masih pake telepon rumah yg harus hubungi dulu ke pust informasi bolehlah bermalas malasan kerjanya bolehlah bertele-tele ambil keputusan.

Adhitya said...

Setelah di peluk, mereka berbisik, pespur dari kami jangan di pakai untuk A, B, C, Dll ya, kalau di langgar, tak embargo sampean

Unknown said...

Solusinya sambil nunggu kedatangan rafale,kalau bisa coba pemerintah loby" prancis untuk sewa rafale yg sudah ready(milik au francis) buat jaga" bila sewaktu" musuh congkak dari utara mencaplok LNU....syukur" francis meminjamkan tanpa sewa.

Jagarin Pane said...

Bisa aja😁😁

Jagarin Pane said...

Ujung2nya duit kagak cukup😀😀😀

Bagong said...

Kalau ane jadi USA cukup taruh agen di kemenkeu beres kok, selamanya bakal lemah pertahanan Indo, wkwkwkwkwk

Ayoeng said...

Mirip mau bikin arena balapan f1 tapi kagak jadi2 yak

Defent studies said...

Pak aji walaupun kita main bola maunya jgn grogi,masa sering salah oper gak bisa membedain merah sama biru,trus ngoper ktmpat yg gak ada orangnya,kekalahan seperti itu membosankan..

Anonymous said...

sudah tanggal 31 des 2021 msh belum ada kabar kontrak effective rafal….., msh akan dan akan. tunggu menkue, cari pinjaman luar negeri …. klo jadi

Pusing pusing said...

Ya udah harap tenang ya, walau tidak ada kabar pasti mau beli atau tidak jet tempur Rafael maupun F15ex tapi buat menghibur hati sudah dibeli miniatur decast jet tempur Rafael dan F15ex buat dipajang di ruang tamu.
Yang penting sudah beli tidak bertele tele nggak ribet ribet yaitu miniatur decast jet tempur Rafael dan F15ex.

Pusing pusing said...

Oh ternyata.......
Setelah direnungkan mendalam dipikir lagi dan dianalisa lagi oh ternyata terjadi kesalahan pemberitaan yg ditulis para kuli tinta, dimana para kuli tinta ini salah fokus sehingga terjadilah kesalahan penulisan di pemberitaan media.
Yang bener adalah bahwa bapak Prabowo berkunjung ke luar negeri terutama ke produsen produk alutsista militer yg canggih adalah hanya untuk wisata produk alutsista militer canggih yg ada di dunia internasional dan bukan untuk membelinya, karena untuk membelinya tidak gampang dan harus lihat dulu kemampuan keuangan negara RI, selaku menhan RI bapak Prabowo wajib tahu dan melihat langsung wujud alutsista militer yg canggih gahar dan mumpuni.
Jadi inilah kesalahan penulisan para kuli tinta.
Bapak Prabowo tidak salah karena beliau hanya melakukan kunjungan kenegaraan sekaligus kunjungan wisata produk produk alutsista militer yg gahar canggih dan mumpuni, itu aja yang beliau lakukan tidak lebih tidak kurang.

Unknown said...

Dari dulu sampe sekarang sami mawon

Pusing pusing said...

Sami mawon artinya yuk kita sama sama bareng makan nasi rawon.

Pusing pusing said...

Saran bagi pemikir dan perancang sistem pertahanan negara
Untuk pertahanan sebuah negara dari serangan musuh tentu butuh kejelian menghadapinya.
Musuh berani serang karena tau kelemahan musuhnya.
Di sini RI sebaiknya memperbaiki kelemahan pertahanan negara RI. Saya pernah nulis di rubrik ini soal rumus rumus yg harus diikuti utk pertahanan negara RI. Dalam menghadapi musuh butuh 2 strategi yaitu strategi menjebak musuh lalu strategi ajak gulat atau berkelahi musuh.
Strategi ajak gulat musuh ini tentunya dilakoni oleh jet tempur kapal perang permukaan kapal selam tank tank serta panser Canon dan IFV. Inilah wahana untuk ajak gulat musuh.
Lalu strategi menjebak musuh adalah membiarkan musuh datang dulu lalu menggiring ke lokasi jebakan atau perangkap buat musuh setelah masuk ke lokasi jebakan baru kita hancurkan musuh sampe luluh lantak.
Strategi menjebak musuh ini tentu dilakoni oleh radar radar permukaan dan sonar sonar aktif maupun pasif yang memonitor kedatangan musuh lalu lokasi jebakan musuh ada 3 yaitu si laut di udara dan di darat bila musuh berhasil mendarat.
Di laut menjebak musuh dilakoni oleh ranjau ranjau dan bom bom laut baik yg berbentuk terpedo atau ranjau berbentuk drum drum dalam posisi menyelam di dalam laut atau mengapung di permukaan laut, pas musuh masuk ke lokasi jebakan barulah ranjau ranjau laut itu dionkan sehingga musuh berantakan hancur. Di sini rudal rudal antar permukaan bisa diluncurkan untuk menggasak sisa sisa kapal perang musuh yg tersisa setelah diledakkan oleh ranjau ranjau laut.
Jebakan di udara adalah rudal rudal pertahanan meriam meriam anti serangan udara, di sini musuh kita biarkan masuk lokasi udara sasaran jangkauan tembak rudal rudal pertahanan dan meriam meriam anti serangan udara.
Barulah jebakan musuh yg berhasil sampe ke pantai dihajar habis oleh rudal rudal permukaan ke permukaan beserta meriam meriam Canon permukaan.
Inilah sebetulnya yg harus dilakukan oleh RI utk sistem pertahanan negara persis seperti rumus rumus sistem pertahanan negara yg pernah saya tulis di rubrik ini.
Dengan dana anggaran USD 20,7 milyar sistem menjebak musuh bisa diakuisisi semua peralatan alutsistanya oleh RI

Pusing pusing said...

Sistem menjebak musuh di udara di laut maupun di pantai daratan seperti uraian saya di atas tadi sudah diadopsi oleh negara negara berkantong tipis seperti Iran korea Utara Myanmar Vietnam karena rata rata negara berkantong tipis tidak punya uang yg cukup untuk beli jet jet tempur baru yang canggih canggih tidak mampu beli kapal perang+ kapal selam baru yg canggih canggih serta tidak mampu beli tank tank Canon maupun IFV yang canggih canggih.
Ini ibarat penyakit dilawan dengan obat.
Dan terbukti sistem menjebak musuh sangat ampuh sehingga calon musuh akan berpikir ulang mengganggu suatu negara yg punya sistem menjebak musuh bagi pertahanan negaranya. Dan ini terbukti USA saja tidak berani mengganggu Iran dan Korea Utara beraninya cuma embargo militer embargo ekonomi tapi tidak berani menyerang Iran dan Korea Utara.

Pusing pusing said...

Dan satu hal buat negara RI yaitu jangan sekali kali ajak duel ajak gulat dan ajak musuh berkelahi dengan memakai jet jet tempur + kapal selam + kapal perang permukaan + tank tank dan panser panser Canon serta IFV karena kalah canggih dan kalah jumlahnya dengan kepunyaan musuh.
Sebaiknya negara RI pake saja sistem menjebak musuh seperti yg diadopsi Iran dan Korea Utara.

Pusing pusing said...

Untuk rudal pertahanan jarak jauh tentu jenis fire and forget, rudal ini adalah rudal antar permukaan.
Rudal jarak menengah tentu sama dengan rudal jarak jauh cuma targetnya biasanya kapal perang permukaan dan musuh di daratan.
Rudal jarak pendek ada 2 yaitu dengan pake sistem dipandu maupun fire and forget. Biasanya rudal jarak pendek fire and forget sasarannya adalah pesawat musuh di udara sekali ditembak sampai menempuh jarak sekian di udara rudal ini meledakkan sendiri otomatis dan pesawat musuh disekitar ledakannya akan amburadul terkena percikan percikan ledakan rudal.
Lalu yang berpadu biasanya mengejar pesawat musuh sampe kena lalu meledak setelah bertabrakan dan tentunya radius pesawat musuh telah masuk ke jangkauan rudal jarak pendek berpandu.

Pusing pusing said...

Wahai petinggi petinggi bidang pertahanan untuk negara RI, untuk pertahanan negara mau pilih beli beli wahana militer buat adu gulat alias berkelahi atau memilih sistem menjebak musuh di udatra di laut maupun di daratan pantai.
Tinggal dipilih saja serta jangan asal memilih dan semua itu disesuaikan dengan anggaran militer yang disediakan pemerintah RI.
Yang jelas kalo memilih wahana militer buat adu gulat alias berkelahi pastinya akan kalah jumlah dan kalah canggih dengan wahana militer milik musuh, tapi kalo memilih sistem menjebak musuh pastinya musuh agak berani macam macam usil dengan RI dan musuh akan berpikir 7kali bila mau usil ke RI.

Pusing pusing said...

Maaf ada salah ketik yaitu agak yang benar adalah kagak.

Pusing pusing said...

Selamat merayakan tahun baru di malam ini dan berharap ada Rafael terbang di udara indinesia minimal sebiji dan ada 1 kapal perang heavy fregat fremm class yg berlabuh di Tanjung Priuk utk membuat gembira rakyat indonesia.

. said...

mending memeluk janda meminang perawan..
nyata itu semua..

Unknown said...

Anda cocok jadi menteri pertahanan

Anonymous said...

Coba Kemenhan buat lomba design kapal perang permukaan, baik kapal fregat, kapal destroyer, kapal cepat rudal, kapal cepat torpedo, kapal pemburu ranjau, kapal patroli bersenjata yg dilengkapi tdk hanya dng meriam, tapi juga meriam penangkis, yang dilengkapi radar, inframerah, night vision, dan remote weapon, di depan sebanyak 2 unit, diatap ruang kemudi/ruang controller dan navigasi, dilengkapi meriam di bagian belakang, 2 unit, dan disamping kiri dan kanan kapal pada bagian belakang, dng sistem RCWS dan radar, peluncur rudal dan peluncur roket, panjang 110 meter, lebar 10 meter, bisa bertahan 30 hari dilautan, dilengkapi sonar, tinggi kapal 30 meter, bisa angkut berbahan alumunium lipat sebanyak 14 unit, yang masing-masing dipersenjatai, karena sepertinya kapal perang buatan Indonesia atau yang dibuat Belanda agak nanggung designnya, kurang persenjataan, juga jam operasional kurang, sedangkan lautan Indonesia luas lebih dari 5 juta kilometer, seperti perlombaan yang dibuat oleh PT. Pindad, kemudian untuk putra putri bangsa yang berbakat buat helikopter dikumpulkan dan bersama-sama dengan ilmuwan kita dari berbagai universitas di Indonesia, dan PT.Dirgantara Indonesia serta perusahaan keamanan swasta dalam negeri yang bergerak di bidang dirgantara, bersatu padu membuat helikopter yang bisa didesign bisa untuk medan di Indonesia dan Medan lainnya yang panas, yang kontur geografis datar, pegunungan, salju, dan hujan lebat, hutan, nah karena kalau mengerjakan sendiri dan beli lisensi, Indonesia tidak akan lepas dari ketergantungan negara lain, termasuk suku cadang dan komponen lainnya, belajar menghargai kemampuan yang dimiliki putra putri negara kita, jangan abaikan, karena kemampuan yang dimiliki mereka juga diinginkan oleh negara lain, negara ini harus bisa memberikan contoh kepada rakyatnya, jangan hanya bisa omong, tanpa bisa mengimplementasikan, karena apa karena sudah lama ada wacana buat helikopter gandiwa, sampai sekarang aja baru sebatas design dan wacana tanpa ada realisasi, jangan pandang hanya dari sisi pendidikan tanpa memandang faktor lainnya misalnya bakat alami, pengalaman bekerja dan lain sebagainya, termasuk melibatkan pilot yang aktif baik sipil dan militer maupun yang sudah pensiun

Anonymous said...

Indonesia juga buat Hovercraft yang lebih banyak, karena Indonesia disamping memiliki lautan juga memiliki banyak sungai dan perairan, yang dilengkapi peluncur torpedo mini, peluncur rudal, dan meriam pada bagian depan, dan belakang serta masing-masing sisi Hovercraft, termasuk pada atapnya untuk melindungi antena dan radar yang terpasang, juga bisa angkut tank, truk, MLRS, dsbnya, dibuat dalam berbagai ukuran, mulai dari ukuran kecil yang bisa angkut 2 unit truk, 2 unit tank, 2 unit panser, 2 unit ambulance,dsbnya, medium sampai ukuran besar

wijaya281 said...

Gw tunggu sampe lewat Desember 2021 blum ada juga kontrak rafale. Bung jagarin jadi ngga ya ini rafale di eksekusi

Jagarin Pane said...

Sepi kang, mending lihat bal-balan di tivi😁😁

suryo projo said...

Hahaha Cocok pakde, nonton bal balan hilangin stress, yang mau dan akan akuisisi sj tenang tenang, kita yg baca berita nunggu nunggu malah stress dewe

Anonymous said...

Sangat setuju sampeyan dan mungkin saja ini yg terjadi beli Su35 cuma 11 biji itu kecil jika dibandingkan dgn APBN dan GDP kita, 5 taun proses mbaulet kaya suket akhirnya ya kita semua sdh tau.

Pusing pusing said...

Saran kepada menhan RI
Topik utama di rubrik ini memeluk Rafael meminang F15ex yg bertele tele karena sulit memutuskan maka sebaiknya tinggalkan Rafael dan F15ex.
Lalu kembali ke awal pertama lawatan BPK prabowo ke USA dimana waktu itu RI berkeinginan beli F35 generasi 5sebagai pengganti Su35 karena adanya larangan caatsa lalu pihak USA menyarankan lebih dulu RI beli F16viper supaya terbiasa menerbangkan pesawat generasi 4 dgn teknologi generasi 5 dan setelah itu barulah RI diperbolehkan beli F35 yg memang antreannya panjang.
Jadi sebaiknya saran USA kepada RI diikuti saja yaitu belilah jet tempur F16viper sebanyak 2skwadron dimana F16viper ini jet tempur generasi 4 tapi punya avionoik radar dan perlengkapan elektronik mengikuti jet tempur generasi 5. Supaya apa? Supaya terbiasa dulu dengan avionik radar peralatan elektronik generasi 5 barulah beli F35 sebanyak 2skwadron lewat 2batch proses pembelian.
Wajib diingat oleh RI bahwa memang RI tidak bisa meninggalkan USA soal jet tempur karena sebagian besar jet tempur tniau mesinnya Made in USA apalagi jet tempur buatan Korsel yaitu T50i FA50 kfx/ifx juga memakai mesin Made in USA.
Jadi ikuti saja saran pihak USA kepada RI saat mau beli F35.
Kalo jadi beli F16viper buat tniau tentunya prosesnya lebih cepat dan delivery ke tniau juga lebih cepat dari Rafael atau F15ex lalu setelah full operasikan F16viper tidak lama lagi datang jet tempur baru KFX/IFX sebanyak 48unit.
Dan setelah full delivery 48unit KFX/IFX baru datang jet tempur pesanan RI yaitu F35 batch1 dulu ya.
Nah inilah gambaran skenarionya bila beli F16viper lalu beli F35 dan harus diingat oleh menhan RI maupun TNIau bahwa sebagian besar jet tempur tniau memakai mesin Made in USA.
Jadi lebih baik batalkan saja pembelian jet tempur Rafael dan F15ex.

Unknown said...

Australia (RAAF) bisa jadi contoh angkatan udara yg efektif dan efisien

Pusing pusing said...

Saat nanti kedatangan F16viper buat tniau, maka peran jet hawk 200 dan hawk 209 digantikan oleh F16A/b elu beserta F16c/d block52 tniau lalu peran yg ditinggalkan oleh F-16 tniau itu digantikan oleh F16viper tniau yg baru sebanyak 2skwadron sedang jet tempur hawk 200 dan hawk 209 tniau mulai dipensiunkan karena usia tua.
Sedang jet T50i tniau dari Korsel tetap sebagai pesawat jet latih lanjut dan transisi.
Pesawat grob tetap sebagai pesawat latih dasar.
Sedang SU27&30 digeser sebagai jet tempur cadangan serta tetap dipelihara terus kemampuan terbangnya dan SU27&30 ini difungsikan sebagai armada jet tempur Kohanudnas.
Nah setelah kedatangan KFX/IFX maka F16A/b elu mulai dipensiunkan karena usia tua. Tugas F16A/b elu tetap diemban oleh F16c/d block52 tniau.
Nah baru di lini terdepan andalan tniau buat hadapi musuh diemban bareng bareng oleh F16viper tniau bersama sama KFX/IFX tniau dan setelah itu bila pesanan F35 tniau mulai berdatangan maka peran SU27&30 diganti oleh F35 tniau yg baru lalu su27$30 tniau dipensiunkan karena usia tua.
Inilah gambaran sekilas tentang jet tempur tniau masa depan.

Pusing pusing said...

Saran utk menhan RI dan PT DI
Sebaiknya didivisi produk helikopter PT beli licensi produk helikopter puma caracel Perancis lalu beli licensi produk helikopter doulpin yg versi militernya panter lalu beli licensi produk helikopter black hawk entah itu langsung ke USA atau Polandia buat mengganti produk nbell412 EPI lalu beli licensi produk helikopter Apache.
Produk licensi black hawk ini diarahkan utk mengganti Nbell412EPI dan mi7 Rusia yg ada di tniad.
Produk licensi Apache ini utk mengganti armada mi28 Rusia yg dipake tniad.

Pusing pusing said...

Skenario pertempuran udara yang efisien.
Saat musuh datang lewat udara tapi masih di wilayah perairan laut, maka musuh digasak habis oleh meriam meriam anti serangan udara beserta rudal rudal anti serangan udara yg ada di kapal perang permukaan.
Bila ada yg lolos dan terbang ke permukaan daratan barulah digasak habis oleh meriam meriam antti serangan udara beserta rudal rudal anti serangan udara yg ada di permukaan daratan. Dan bila masih ada yg lolos barulah digasak habis oleh jet jet tempur. Dan imilah kenapa perlunya dan sangat penting artinya radar radar dipermukaan daratan yang sudah 100% mengcover seluruh wilayah teritorial batas batas negara baik di batas perairan laut maupun batas batas di permukaan daratan.
Dengan kemampuan skenario ini nantinya calon musuh tidak berani lagi nantang nantang atau berbuat ulah.
Inilah skenario pertempuran udara yang efisien bagi sebuah negara dengan kantong yang pas pasan.

Pusing pusing said...

Indonesia dengan dana anggaran buat peremajaan alutsista TNI sebesar USD 20,7milyar tentu bisa mewujudkan skenario pertempuran udara yang efisien seperti yang telah dijelaskan di atas tadi, sisa dana anggaran tersebut kalo masih ada barulah beli heavy fregat baru kasel diesel baru jet tempur baru tank tank dan panser panser baru Gress.

Pusing pusing said...

Buat pertahanan RI sebaiknya lupakan dulu memeluk Rafael meminang F15ex diganti dengan meminang dan memeluk skenario pertempuran udara yang efisien dengan anggaran USD 20,7milyar karena proses pembelian sampe delivery ke tangan TNI sebagai pengguna lebih cepat daripada proses pembelian sampe delivery heavy fregat kasel diesel jet tempur Rafaela -F15ex tank harimau panser pandur dll.

Pusing pusing said...

Udah stop bingung bimbang mau beli atau kaga.Dan berkaca bahwa mesin jet tempur yang hebat bandel awet gampang dipelihara adalah mesin jet Made in USA. Kebetulan pandangan hidup antara USA dan RI mirip mirip yaitu anti komunisme dan anti terorisme serta pandapan hidup harmonis saling menghormati menghargai juga sama.dan yang paling penting janganlah melawan politik USA karena biar bagaimanapun hidup berdampingan dengan USA lebih nyaman bila dibanding Rusia Cina terorisme.
Jadi intinya stop beli Rafael dan F15ex karena harga kosongannya mahal dan pilihlah F16viper karena harga kosongannya jauh lebih murah karena dari generasi 4 tapi teknologi elektroniknya mengikuti generasi 5.
Sebelum beli F16viper pastikan dulu ke USA bahwa yg dibeli RI atas produk F16viper itu harus sesuai seperti yg tempo hari ditawarkan ke RI yaitu radarnya sudah AESA avioniknya sudah mengikuti generasi 5 mampu membawa rudal rudal produk baru serta punya internal tank yg besar sehingga bisa terbang ronda keliling batas batas negara RI tanpa isi ulang hanya 1x keliling batas batas negara RI. Dan pastikan pula setelah beli 2skwadron F16viper bahwa USA mengijinkan RI beli F35 generasi 5 entah bekas atau baru sebanyak 2skwadron pula walau harus menunggu delivery F35 pada tahun 2030-2035 dan itu tidak apa apa karena waktu tunggu tersebut RI sudah kedatangan prototype 1unit KFX/IFX dari Korsel utk diujicoba dan diproduksi massal sebanyak 48unit.
Jadi saat kedatangan F35 generasi 5 maka RI sudah punya F16viper dan KFX/IFX yang teknologi elektroniknya mirip mirip yg dipasang di jet tempur generasi 5.
Dan sebagai ikatan janji deal saat tanda tangan deal beli F16viper sekaligus juga tanda tangan deal beli F35 yang pembayarannya jadi satu supaya ditengah tengah jalan tidak berantakan. Dengar dengar F35 ini sedang dikembangkan versi export supaya harga kosongannya lebih murah dan sudah jadi prototypenya versi export.
Nah ini kesempatan RI utk beli F35 versi export yang harga kosongan barunya lebih murah walau didowngrade tidak apa apa yg penting punya F35 generasi 5 baru gres.tidak usah menandingi F35 australi maupun F35 Singapura. Yang penting RI sudah diijinkan beli F35 versi export yg harganya lebih murah.

Pusing pusing said...

Airport Halim perdana Kusuma
Sudah saatnya mulai tahun 2022 ini airport HPK tertutup selama lamanya bagi penerbangan domestik apapun dan semua penerbangan sipil termasuk jet jet pribadi dialihkan ke airport SH Cengkareng.
Nah ex airport HPK ini lahannya dibagi 2 yg masing masing diserahkan ke tniau dan sisanya diserahkan ke PT DI sebagai perluasan lahan tempat perakitan pembuatan pesawat maupun helikopter di PT DI Bandung. Alangkah baiknya nanti saat prototype KFX/IFX datang dari Korsel ke RI sebanyak 1unit sebaiknya produksi massal KFX/IFX untuk tniau dilakukan di area ex airport HPK termasuk pesawat pesawat baru yg nantinya akan dirakit dan diproduksi PT DI.
Jadi PT DI punya lahan baru sebagai perluasan lahan produksi maupun pemeliharaan service bagi pesawat maupun helikopter produk PT DI yang sekarang ada di Bandung.
Tinggal PT DI membagi kerja mengatur pemanfaatan lahan di Bandung maupun ex airport HPK.

Pusing pusing said...

Atau enaknya fasilitas pabrik yang ada di Bandung dipake untuk perakitan maupun pembuatan helikopter baru PT DI serta layanan jasa service rutine pemeliharaan semua jenis helikopter produksi PT DI.
Sedang ex airport HPK ini diarahkan untuk tempat perakitan dan pembuatan pesawat bersayap tetap produksi PT DI maupun pembuatan produksi calon jet tempur Made in Indonesia serta dibuka juga untuk tempat layanan jasa service ruti dan pemeliharaan bagi pesawat pesawat bersayap tetap produk PT DI.
Kalo ini sudah terlaksana wah makin hebat saja PT DI.

Anonymous said...

Saya bangga dgn pak jagarin

Jagarin Pane said...

🙏🙏🙂🙂

Pusing pusing said...

Korvet parchim class tnial
Keberadaan korvet tersebut di tnial sudah lama dan kebetulan usia korvet tersebut sudah tua bila dihitung dari saat baru diluncurkan dari galangan di Jerman timur. Jadi korvet tersebut layak dipensiunkan. Namun senjata senjata di atas kapal korvet tersebut masih layak pakai dan amunisinya masih banyak syok gudangnya.
Dan kebetulan selat selat di perairan laut RI banyak dan kebetulan juga jumlah kapal patroli baru tnial yaitu KP 40m banyak, maka sangat logis KP40m tnial yg baru sebagai ganti korvet parchim.
Maksudnya korvet parchim dipensiunkan semua tapi persenjataannya dipindahkan ke masing masing KP 40m tnial yg baru. Tentu jumlah KP40m tnial yg baru yg dikonversi sebagai pengganti parchim class harus sama dengan jumlah selat yg ada di perairan laut RI serta masing masing selat dijaga 2unit KP40m tnial yang baru.
Bila selat selat di perairan RI ada 20selat berarti dibutuhkan 40unit KP 40m. Dan kebetulan juga semua persenjataan di korvet parchim dipindahkan semuanya ke 40unit KP 40m.
Setelah itu barulah fungsi KP 40m sebagai kapal patroli digeser ke kapal patroli 60m buatan galangan swasta sebanyak 28 unit dan karena tnial punya 14 Lantamal, maka masing masing Lantamal dapat minimal 2unit KP 60m.
Sedang OPV yg sedang dibangun sebaiknya diarahkan utk pengganti korvet Fatahilah class.

. said...

dasar sales wkwkwk

Pusing pusing said...

Fungsi KP40m pengganti parchim class tnial ini adalah KP40m pemburu kapal selam yang menyelinap diam diam di selat selat perairan laut RI dan tentunya KP40m ini ditambahkan sonar sonar model tarik dan tentunya KP40m ini hanya bertugas menjaga selat selat aja dan tidak patroli keluar dari selat. Senjata senjata lain di parchim class yg tidak bisa dipindahkan ke KP40m ini sebaiknya disimpan di stok gudang senjata TNIAL aja siapa tau nantinya ada kapal perang tnial yg butuh senjata senjata tersebut. Dan tentunya juga KP40m ini juga sebaiknya dilengkapi dengan melontarkan bom bom laut penghancur kapal selam selain bom bom roket ex parchim class. Inilah solusi paket hemat pengganti fungsi asli parchim class.
Semoga berguna.

Pusing pusing said...

Rafael dan F15ex
Ternyata berdasarkan berita di Garuda militer indomiliter dll ternyata harga baru kosongan 1unit Rafael dan F15ex sangat mahal serta ongkos BBM perjamnya masing masing boros dan sangat mahal juga.
Inilah yang menyebabkan RI bingung mau beli atau tidak karena harganya masing masing sangat mahal takut anggaran militer tidak menjangkau harga mahal jet tempur tersebut.
Alangkah baiknya stop beli Rafael dan stop beli F15ex lalu ganti dengan beli F16viper yang harga 1unit kosongannya jauh lebih murah.
Memang barang bagus tentu mahal harga barunya dan tentu saja mahal juga ongkos pemeliharaan dan perbaikannya serta mahal juga ongkos BBM perjamnya.
Bila dipaksakan juga beli Rafael dan F15ex wajib diingat ya andai ada Rafael atau F15ex jatuh gara gara ada error' atau kerusakan di udara tentu negara RI akan rugi besar karena harga mahal eh jatuh terus biaya perbaikannya juga dipastikan mahal karena harga spare part-nya juga mahal mahal, mampu atau tidak negara RI menyediakan anggaran yg besar utk perbaikan Rafael atau F15ex yg jatuh?
F16viper ongkos BBM per jamnya jauh lebih murah lalu harga masing masing spare part-nya juga jauh lebih murah sehingga bila ada F16viper yg jatuh maka negara RI masih sanggup keluar uang utk perbaikannya hingga terbang kembali karena biaya perbaikan dan spare part-nya jauh lebih murah.
Jadi stop beli Rafael dan stop beli F15ex lalu ganti dgn beli F16viper + beli juga 1skwadron F35 utk punya punyaan jet tempur generasi 5 sebagai ganti SU27 su30 tniau.

Pusing pusing said...

Dan mengapa harus stop beli Rafael dan F15ex? Karena sebentar lagi kita akan menyaksikan terbang perdana prototype jet tempur KFX/IFX di Korsel lalu RI juga akan kedatangan I unit prototype KFX/IFX dari Korsel utk diujicoba atau di modif sendiri oleh RI sesuai permintaan tniau sebelum produksi massal 48unit KFX/IFX untuk TNIAU.
KFX/IFX adalah jet tempur baru dari generasi 4,5 persis sepeti Rafael maupun F15ex.
Jadi percuma saja kita beli Rafael + F15ex toh negara RI sebentar lagi akan produksi KFX/IFX sebanyak 48unit.
Harga kosongan baru 1unit KFX/IFX jauh lebih murah dari Rafael maupun F15ex yg tentunya ongkos BBM perjamnya juga jauh lebih murah lalu tentu saja biaya perawatan pemeliharaannya juga jauh lebih murah dan harga spare part-nya juga jauh lebih murah cuma belum battle proven.

Pusing pusing said...

Makanya batalkan pembelian Rafael dan batalkan juga pembelian F15ex.
Selamat datang ke ibu Pertiwi F16viper + KFX/IFX + F35 versi export buat menjaga dan pengawal udara ibu Pertiwi NKRI.

Pusing pusing said...

Ibu Pertiwi NKRI memanggilmu wahai F16viper + KFX/IFX + F35 versi export, lekaslah datang untuk menjaga dan mengawal udara ibu Pertiwi NKRI.

Anonymous said...

pembelian rafal masih harus dilanjutkan untuk mendapatkan transfer teknologi yang kemudian hari bisa diterapkan di IFX, sehingga teknologi kunci bisa dikuasai oleh Indonesia dan membangun pesawat tempur sendiri, tanpa takut embargo.

Anonymous said...

Maaf. Untuk alutsista faktor mahal dibuang jauh2.yg di perhitungkan adalah kemampuanya dalam pertempuran,pembuktian dimedan tempur yg sudah2,dan efek gentarnya. Kalau mau yg murah ya bikin aja alutsista imitasi dari kayu, kaleng2 atau pkastik.

Pusing pusing said...

Memang harus diakui kalo Rafael dan F15ex adalah jet tempur generasi4,5 yang canggih gahar dan mumpuni dan karena itulah semua kecanggihannya diganjar dengan harga yg amat mahal sekali alias barang kwalitas bagus harganya pasti mahal,tapi RI juga mikir sanggup atau kaga duitnya utk pelihara Rafael dan F15ex. Dan itulah kenapa tidak ada kabar kelanjutan mengenai pembelian Rafael dan F15ex.Karena dijamin RI akan kedodoran menyiapkan anggaran operasi dan pemeliharaan Rafael beserta F15ex.
Soal modifikasi teknologi salah satu perangkat elektronik diIFX seperti kemauan TNIAU nantinya akan diatasi dengan kerjasama PT DI PT LEN PT INFO GLOBAL dan tentunya pabrikan KFX Korsel. Karena biar bagaimanapun keberadaan IfX buatan PT DI selalu dimonitor oleh korsel, kan itu pesawat tempur buatan bersama Korsel-RI.
Teknologi pada Rafael atau F15ex tidak akan diadopsi ke IFX karena harganya kelewat mahal dan RI bakalan kedodoran menyiapkan anggarannya.
Demikian pula FREMM class heavy fregat juga amat mahal sekali, makanya diambil basis produksi Arrow A140 Inggris karena harganya jauh lebih murah dari fremm Italia dan tentunya teknologi yang ada di Arrow A140 nantinya mengikuti kocek keuangan RI.
Jadi semua produk alutsista militer harus mengikuti kocek keuangan RI dan bukan keuangan RI harus mengikuti kecanggihan produk alutsista militer.
Apabila di downgrade juga tidak apa apa karena yang penting mengikuti keuangan RI.
Jadi mohon maaf ya apabila Rafael dan F15ex tidak jadi dibeli RI. Mohon maaf sebesar besarnya ya.

Pusing pusing said...

Dan srpertinya juga PKR sigma class yaitu light frigate dari Belanda yg dibangun di PT PAL mungkin biaya pemeliharaan dan operasionalnya juga mahal, makanya RI lagi putar otak utk mencoba bangun OPC 90 m dan Arrow A140 class Inggris yg nantinya akan dinilai yang murah efisien dan sesuai anggaran keuangan RI itu yg mana apakah OPV 90m atau Arrow A140 class atau light frigate PKR sigma class? Dan akhirnya yang murah efisien dan sesuai kantong RI yg akan diperbanyak produksinya utk tnial.

Pusing pusing said...

Jadi ibaratnya masih mending F16viper jatuh dari udara karena kerusakan atau error' sistemnya karena harganya murah dan biaya perbaikannya juga murah. Nah bila Rafael atau F15ex jatuh dari udara karena adanya kerusakan atau error' tentu RI akan menangis karena uang jumlah besar terbuang percuma dan kalo diperbaiki pasti mahal mahal semuanya harganya.

Pusing pusing said...

Sekarang kita berpikir realistik aja, semuanya berujung pada penyiapan anggaran buat pembelian pengoperasian pemeliharaan produk alutsista militer.
Penyiapan anggaran tentu harus dilihat kemampuan keuangan negara.
Jangan sampe terlibat perang terbuka kalo anggaran militernya pas pasan karena nantinya akan berantakan di Medan perang. Perang terbuka itu bukan saja adu otot kapal tempur jet tempur tank tank panser panser bom bom roket roket rudal rudal tapi juga adu kuat soal punya duit banyak atau duit cekak karena perang harus dibiayai dengan duit dan tanpa duit yang banyak tentulah akan kalah dalam Medan tempur. Duit yang banyak ini yang menentukan kelancaran pasokan logistik yg diperlukan pasukan di Medan tempur.Dan lamanya waktu utk perang sampe kapan perang akan berakhir juga ditentukan faktor utama yaitu duit duit duit yang masih banyak tersedia.
Apalagi jaman sekarang yaitu jaman teknologi canggih mana ada manusia yang bisa bertahan hidup tanpa punya duit dan manusia yang tidak punya duit bisa apa dalam hidupnya. Tapi ada manusia yang hidup tanpa duit yaitu suku Badui dan kita wajib angkat topi bagi suku Badui yang mampu buktikan bisa hidup tanpa duit dan tentunya tanpa teknologi karena inti dari teknologi adalah harus punya duit cukup.

Pusing pusing said...

Kapal perang jet tempur tank tank panser panser adalah wahana utk adu gulat adu otot.RI sebainnya menghindari adu otot ini karena bakalan kedodoran mengingat kantong dompet RI yang pas pasan.
Sebaiknya RI harus memutar otak bagaimana caranya calon musuh sungkan alias berpikir 7x kalo mau usil ke RI.
Apa yang menyebabkan calon musuh itu sungkan ke RI? Jawabannya adalah skenario pertempuran udara yang efisien dengan dana USD 20,7 milyar dari hasil utang cuma pastikan utang tersebut nantinya tidak memberatka keuangan negara alias RI mampu cicil utang sampai lunas. Skenario pertempuran udara yang efisien inilah yg wajib didahulukan utk diwujudkan karena apa? Karena skenario pertempuran udara yg efisien inilah bukti alutsista yang canggih gagah ampuh mumpuni sehingga calon musuh berpikir 7x kalo mau usil ke RI. Lalu soal skenario pertempuran udara yang efisien sudah saya jelaskan panjang lebar di rubrik ini.

Pusing pusing said...

Logikanya begini hitungannya, kalo beli 1unit Rafael atau F15ex kosongan sudah dapat berapa unit meriam anti serangan udara + sudah dapat berapa biji rudal rudal fire and forget anti serangan udara.
Dan kalo beli 1unit Rafael atau F15ex full loded ready use alias siap perang sudah dapat berapa biji meriam anti serangan udara + sudah dapat berapa biji rudal rudal fire and forget ?
Itulah hitungannya dari mendahulukan mewujudkan dulu skenario pertempuran udara yang efisien.

Pusing pusing said...

Dan hitungan itu juga dipake terhadap jet tempur musuh yg nyelinap masuk ke ruang udara RI, coba bisa dibayangkan 1unit full loaded jet tempur musuh + harga pendidikan skill pilotnya sampe mahir sudah berapa biaya yg sudah dikeluarkan musuh dan itu semua duit besar lalu dihadapi dengan tembakan rudal rudal fire and forget + rentetan tembakan meriam anti serangan udara yang harganya jauh dibawah jet tempur full loaded musuh + pilotnya.
Dan kalo jet tempurnya itu tertembak jatuh pastinya musuh rugi besar telah mengeluarkan uang banyak dan terbuang percuma hanya gara gara meriam anti serangan udara beserta rudal rudal fire and forget yang jauh lebih murah.
Jadi dapat diartikan duit besar dihadapi dengan duit kecil. Itulah artinya skenario pertempuran udara yang efisien dan tentunya makin banyak jet tempur musuh yg berhasil ditembak jatuh maka musuh akan pusing kehilangan duit duit besarnya yg telah dikeluarkannya sehingga pastinya berikutnya musuh akan berpikir ulang mau ganggu udara RI.

Sawargi said...

Perasaan dari dulu kita sering di suguhi berita2 yg WAH WAH tapi pada akhirnya jadi WEH WEH, sering di kasih harapan yg setinggi2 nya tapi pada akhirnya di banting ke bawah dengan sekeras2nya, mendingan kalau di bantingnya ke atas kasur empuk ini mah di bantingnya ke atas aspal...MENDINGAN BELI SEPEDA ONTEL DI ALAM NYATA DARI PADA BELI SEPEDA MOTOR NINJA TAPI CUMA DI ALAM MIMPI.

Anonymous said...

kita suka semua jenis pespur, terutama buatan Amrik,Eropa dan Rusia ... sebaiknya pilihan ditentukan oleh kemampuan maksimum dari tiap jenis pespur, apakah pilih kemampuan gotong senjata atau mampu jarak menengah/jauh, atau pilih efisiensi/efektifitas BBM dan onderdil nya atau mau pilih teknologi sistem tempur dan harga per unit ... ???
setiap jenis punya plus minus, yg penting wajib disesuaikan dg kondisi geografis, iklim dan duit duit duit ...
pilihan SU35 sebenarnya sangat tepat dg kemampuan covering luas wilayah kedaulatan negeri kita, heavy fighter utk deterent melawan pespur buatan Amrik cs yg bertebaran di sekeliling wilayah Indonesia,
walau official sdh dibatalkan, mimpi punya SU35 msh bisa diwujudkan dg ketersediaan duit yg cukup ... ingat covering udara mulai pulau Timor sampai Papua sangat penting dan jgn dilupakan, pespur yg ideal hanya SU27/30/35 ... semoga

sukarni said...

unknown koyok dodolan kacang karo jamu,

Unknown said...

Pake kapal nelayan kasih rudal spike lebih murah lagi

Unknown said...

Lebih penting makanan, kata dokter bisa sakit kalau gak makan

Unknown said...

Kayak lagunya alam duit

Anonymous said...

Supaya tdk terbanting atau dibanting, netizen atau fans militer, harus kritis bahkan kalau perlu diulas berapa anggaran dalam DIPA, dan jika dilakukan pembelian, menggunakan mata anggaran mana utk mengadakan, dan didalami, berapa kali cicilan, kemudian apa ada ToT, bagaimana skema pembelian, dan apa yg diadakan, apa disertai ToT, ada juga pembelian lisensi, juga masa garansi jika terjadi kerusakan, serta kapan pengiriman, serta jika terlambat, apakah dikenakan sanksi ?

Sawargi said...

Lihat singapura kalau beli alutsista gahar gak perlu banyak cingcong tahu2 sudah tanda tangan kontrak...kita ini kemauan banyak tapi kemampuan gak ada,kalau emang gak ada duit mah diem aja cukup kemauannya di simpan dalam hati jangan di koar2 ke publik seolah olah kita mau dan mampu beli,kita ini sering di kasih harapan tinggi tapi ujung2nya makan hati.daaaari dulu mulai hibah 10 biji kapal selam kelas kilo sampai SU 35, ujung2nya nol besar.

Unknown said...

Yang paling penting adalah cetak biru pertahanan kita mau kemana dan akan digunakan berapa lama contoh Singapore dan Australia rata rata mereka hanya menggunakan dua jenis pesawat tapi jumlahnya banyak ini akan memudahkan dalam urusan maintenance dan logistik. Singapore dengan f15 dan f16 sedang Australia dgn super Hornet dan f35 dan jelas alutsista tsb akan digunakan dalam jangka waktu 40 thn rata rata walaupun ada pesawat yg lebih gahar mereka tdk tergoda baru nanti setelah masa 40thn terlewati mereka akan memprediksi tantangan untuk 40 thn kedepan. Ini yg harusnya ditiru oleh Indonesia prediksi tantangan kedepan, jgn tergoda oleh tawaran lain sehingga tot dan harga dapat ditekan sehingga alutsista akan efisien dan efektif. Sekarang ini alutsista yg dimiliki Indonesia terlalu gado- gado ada f16 hawk 200,100,su30, su27, super Tucano, kedepan tambah f15 dan rafale. Contoh gampangnya seandainya terjadi pertempuran garis depan Indonesia ada f15 dan su30 di pangkalan udara masing masing 1 dan musuh hanya punya 2 hawk 200 dipangkalan garis depannya terjadi masalah teknis ban depan f15 bocor, su30 bocor ban belakang bisa dipastikan kedua pesawat tdk bisa digunakan karena tdk bisa di subtitusi sedangkan musuh mengalami hal yg sama tetapi karena satu jenis makanan dapat di subtitusi walaupun hanya hawk 200 maka
pertempuran akan dimenangkan oleh hawk 200

Anonymous said...

Ifx calon penganti F16, Rafal calon penganti Hawk/tiger dan F15 gantiin SU kah ?

Unknown said...

Kalau saya akan mengelompokan berdasar fungsi. Satu pesawat jenis multirole dan satu pesawat jenis keunggulan udara . Multirole dapat diisi oleh kandidat rafale, f16, f18 super Hornet dll. Sedangkan keunggulan udara dapat diisi oleh kandidat f15, Eurofighter, su35 dll. Untuk Indonesia pemilihan rafale sudah sesuai karena pesawat ini dapat digunakan untuk misi serang darat, maritim dan udara. Sedangkan untuk keunggulan udara sebenarnya pilihan jatuh pada ifx walaupun blm terbukti kehandalannya tapi ini ada buatan Indonesia nya dan sistem pesawat masih buatan Amerika yg sudah terbukti kehandalannya jadi balik lagi sebenarnya pake buatan Amerika juga.Perlu diperhatikan pula selain pesawatnya yg tidak kalah penting nya rudal rudal yg bisa Indonesia peroleh dari produsen.Dan terakhir kalau sudah komitmen menggunakan produk blok Barat ingat konsekwensinya.

Jagarin Pane said...

Betul juga👍🏾👍🏾

Sawargi said...

Dulu begitu mbah pur mengumumkan bahwa kita mau dapat hibah kasel dari rusia, saya teriak2 sendiri saking senengnya dan di formil2 kita pun sangat heboh sekali bahkan sampai ada yg melecehkan formil2 negara tetangga saking sombongnya kita ini, gimana gak sombong wong yg memberi kabarnya langsung mbah pur sendiri...tetapi setelah sekian lama kita tunggu ehh ternyata gak ada kabar kelanjutannya, saya pikir mungkin pada waktu itu wartawannya salah dengar kali, mungkin maksudnya mbah pur ini dia mau beli empek2 kapal selam palembang 10 biji tapi wartwan salah dengar, tapi mudah2an yg sekarang mah wartawannya gak salah dengar...terima kasih pada pak haji yg terus memberikan pencerahannya. Saya ini termasuk orang awam tapi sangat senang sekali dengan sesuatu yg ada hubungannya dengan dunia pertahanan dan kemiliteran khususnya pertahanan dan militer negara kita, dan dengan membaca tulisan2 pak haji ini wawasan saya jadi terus bertambah, sekali lagi terima kasih.

Waipios said...

Yg di monitor itu teknologi yg sensitip yg memang asli karya mereka seperti radar aisyah selebihnya hak pengembangan masing2 seperti kata korsel hak masing2 gudang .

kampoeng biology said...

Ngomong opo ae, realistis ae bro

kampoeng biology said...

Kakean dongeng

Unknown said...

Orang kok pesimis mental pengemis bau amis

Pusing pusing said...

Yang tidak boleh pesimis adalah saat banting tulang peras keringat demi istri dan anak anak kita di rumah, keluarga kita membutuhkan hasil kerja kita tiap bulan untuk hidup bulan demi bulan bila kita gajian tiap bulan dan mereka butuh hasil kerja kita hari demi hari bila kita dapat upah kerja harian.
Tapi di dunia militer boleh optimis maupun pesimis utk merancang strategi militer terutama opsi pertama gagal lalu opsi kedua juga gagal dan opsi terakhir bila kita sudah tersudut dalam Medan perang yg keputusannya adalah menyerah angkat tangan kibarkan bendera putih atau terus melawan dgn tangan kosong sampai semuanya tewas.
Jadi optimis dan pesimis memang dibutuhkan dalam dunia militer.

Sawargi said...

Mungkin rasa nasionalisme pejabat yg di atas dengan masyarakat yg di bawah itu beda kali yah, kalau pejabat yg di atas sono mah mungkin gak terlalu peduli dengan yg namanya nasionalisme yg penting hidupnya nyaman dan ada sesuatu yg bisa di ambil dari negara buat di masukin ke kantong pribadi dia, gak peduli negara mau kuat atau lemah....KARENA NYATANYA SAMPAI SEKARANG KEKUATAN MILITER KITA SANGAT MENYEDIHKAN...jangankan di segani oleh dunia malah di kawasan asia tenggara saja kita sering di jadikan bahan mainan oleh negara tetangga yg lebih kecil dari kita, kita seperti tidak punya wibawa sebagai negara besar, NEGARA SEBESAR KITA INI SEHARUSNYA KEKUATAN MILITERNYA TIDAK BERADA DI LEVEL YG SEPERTI SEKARANG.

Pusing pusing said...

Negara kita memang besar tapi bukan negara benua melainkan negara kepulauan namun kandungan di dalam alamnya aduhai mantap karena berada di daratan pegunungan aktif.
Negara Indonesia muncul ke permukaan dalam kondisi negara terbelakang namun berjalannya waktu dan makin lancrnya putaran roda ekonomi membawa menjadi negara berkembang dan sekarang negara kita dalam posisi masa transisi menuju negara maju. Selama menjadi negara terbelakang sampai berkembang mental pejabat dan orang sipil yang kaya kurang peduli soal nasionalisme dan hanya memikirkan uang uang uang utk negara + kantong pribadi apalagi soal kemampuan pertahanan negara bila diserang musuh. Itu tidak akan dipikirkan oleh pemikiran yang masih suka cari cari uang buat kantong pribadi. Apalagi ditambah negara tidak memikirkan jasa jasa anak bangsa maupun ASN TNI polri yg benar benar berjasa sumbangkan nyawa buat keutuhan dan nama baik tanah air.
Tapi mudah mudahan orang orang seperti itu akan tergerus jaman apalagi nanti suatu saat negara kita masuk menjadi negara maju yang penuh denga peraturan peraturan yg wajib ditaati diindahkan.

Unknown said...

Menyerah itu bukan sifat pesimis, tetapi tetap optimis untuk dapat berperang dikemudian hari

Unknown said...

Jangan pesimis yakinlah kita mampu, berkacalah ke belakang tiap jaman dan pemerintahan berganti akan ada orang orang seperti itu bahkan dari belum terbentuknya negara Indonesia. Lihat perlawanan pejuang jaman dahulu kalau dinalar tdk akan bisa menang bangsa terbelakang baru akan berdiri (Indonesia) melawan bangsa maju (Belanda) ternyata bisa. Masih banyak jalan untuk membuat bangsa ini berjaya lagi. Selama sifat optimis masih ada di sebagian besar rakyat Indonesia dan selalu meminta pertolongan pada Nya

Unknown said...

Orang orang seperti itu kedepan akan semakin banyak, suka tidak suka seperti itulah perang dimasa depan

Pusing pusing said...

Perang jaman sekarang menghasilkan 2kubu di rakyatnya yaitu kubu dari rakyat yang berkantong tebal dijamin langsung berbondong bondong kabur ke luar negeri dengan segala cara lalu kubu yang lain yaitu rakyat yang berkantong pas pasan serta kantong kosong bakalan tidak bisa kabur ke luar negeri paling ngungsi ke luar kotanya.
Jadi saat terjadi perang sebetulnya yg kasihan adalah rakyat yg berkantong pas pasan serta berkantong kosong dialah yang menyaksikan peristiwa perang sambil ngungsi ke luar kota.
Tapi di saat damai kok sepertinya rakyat yang berkantong tebal gagah gahanan bahkan ada yg menyepelekan / tidak menghiraukan masalah rakyat yang berkantong pas pasan serta yg berkantong kosong.dan setelah perang selesai kemudian hidup damai lagi eh si rakyat berkantong tebal bondong bondong balik lagi ke negara yang ia tinggalkan kabur saat bergelora perang.

WIRO 212 said...

AYO ABAH JAGARIN ULASAN YG BARU SEGERA DI MUNCULKAN ,TAK TUNGGU LHO.....

Sawargi said...

Kayanya pak haji lagi kurang bersemangat,karena yg di tunggu2 kok gak ada terus ( tanda tangan kontrak).

Pusing pusing said...

Pak haji jagarin lagi bobo karena ngantuk karena bosan tidak ada kabar gembira yang muncul.

RI said...

Atau mungkin belum boleh ngomong

Unknown said...

Gimana mau ngomong wong lagi bobo pulas.

Defent studies said...

Pak aji ancang2 nunggu menhannya france s'coming 22 jan..

Pusing pusing said...

Lst tacoma class Korsel
Last tersebut adalah last tnial yang segera dipensiunkan karena sudah hadir lst baru bituni class.
Lst tacoma class Korsel dibeli baru untuk tnial era 80an. Dan secara struktur rangka dan bodinya masih oke setelah dipensiunkan oleh tnial sebaiknya semua lst tacoma class ex tnial yg ada direkondisi lagi mendekati kemampuan saat dibeli baru lalu lst lst tersebut diserahkan ke bakamla Indonesia coast guard sebagai kapal resque pertolongan dilaut atau pertolongan korban pengungsi bencana alam di sebuah pulau di RI.
Selain itu bakamla dapat juga mengoperasikan lst tacoma class utk fungsi SAR di perairan laut maupun pesisir pantai pantai serta bakamla juga dapat memakai lst tersebut utk tugas ronda di perairan laut. Jadi sebaiknya pemerintah RI memerintahkan semua lst lst tacoma class Korsel yang tersisa di tnial yg hendak dipensiunkan utk segera di.asukan ke dok dok galangan kapal yg ada di tanah air utk proses rekondisi dan perbaikan perbaikan lainnya sampe mendekati kemampuan aslinya saat di beli baru dan setelah selesai proses rekondisi maka semua lst lst tacoma class ex tnial diserahkan ke bakamla Indonesia coast guard, semoga berguna ya.

Pusing pusing said...

Iya dan katanya menhan France lebih baik memeluk bantal meminang guling lalu bobo hilangkan pusing penat di kepala.

Unknown said...

Pak haji... Sami sehat, Niki saweg ditengge teng pembaca setia

Anonymous said...

Pak jagarin cobalah di bahas dan kupas tuntas kisruh benang kusut pengadaan satelit militer yg lagi heboh ini pak. Atau kepada siapa saja yg paham tentang masalah ini berilah netizen di sini pencerahan tentang berita yg lagi viral yg mengakibatkan kerugian finansial yg cukup besar bagi negara.menurut jadwal normal seharusnya satelit itu sudah mengorbit di 2019

Anonymous said...

yang bikin mbulet itu siapa, yg buang2 waktu itu siapa dan selama itu ngapain aja?
uang negara dibuang sia-sia utk proses mbuletnya si sukro35.

Sawargi said...

Sangat miris...anggaran kita sudah pas pasan masih di sunat sana sini juga, dan itulah salah satu contoh betapa kita sudah sering di kasih harapan besar tapi ujung2nya malah nol besar,bagi saya gak mungkin negara sebesar indonesia ini keteteran masalah dana tuk beli lutsista, tapi yg jadi masalah sebenarnya adalah mungkin soal kemauan, mental dan prilaku para pejabat kita, ujung2nya berurusan dengan hukum, kadang saya suka merasa heran, masa negara sebesar kita ini bisa kalah oleh milisi hammas di gaza dalam hal kreativitas membuat senjata, hamas itu tanpa banyak uji coba tau2 sudah bisa bikin roket yg jaraknya lumayan jauh dan sudah pada beterbangan menghiasi langit gaza dengan sangat indahnya, mungkin buat kita itu sesuatu yg biasa tapi ingat mereka itu ditengah serba keterbatasan SDM dan dana belum lagi wilayahnya di blokade sana sini tapi kok bisa sebegitunya, bukannya saya mengkecilkan usaha orang2 kita dalam membuat senjata yg strategis karena saya pribadi pun tidak bisa membuat apa2, maksud saya ini adalah negara sebesar indonesia,dengan penduduk yg sangat banyak, negara yg sudah lama merdeka ditunjang pula dengan SDM dan SDA yg begitu melimpah ruah tapi cuma membuat roket saja susahnya minta ampun, mungkin masalah alat pertahanan kita sama dengan masalah sepakbola bola kita, sebegitu susahnya mencari 12 pemain yg hebat di tengah ratusan juta penduduk kita.

Jagarin Pane said...

Njih🙏🙂

Jagarin Pane said...

Lagi menghayal soal satelit, soal heli aw101. Moga2 terbuka🙂

Anonymous said...

Ya si mengk*d* lah

Unknown said...

Alhamdulillah gk jadi beli pesawat joget yg boros operasional sm boros segalanya,oh ya biaya operasional per jam F15 sm Raffaele brp 6a om?, apakah pembelian itu termasuk senjata standart NATO nya, percaya lw beli tapi utk system persenjataannya gk l3ngkap soalnya versi eksport biasanya beda utk versi dlm negeri nya..