Saturday, November 20, 2021

Serial Kabar Baik Sepanjang Tahun Ini

Penambahan alutsista TNI berjalan terus. Barusan ada kabar baik dari Dubai Air Show. Indonesia resmi memesan 2 pesawat Airbus A400M multi fungsi untuk TNI AU dengan opsi bisa menambah 4 unit lagi. Ada pertanyaan mengapa kita beli pesawat ini, bukankah kita sudah teken kontrak 5 unit Super Hercules.  Dan bahkan kita sudah punya 30an Hercules di 3 skadron angkut berat JMM (Jakarta, Malang, Makassar). Pesawat A400M bisa difungsikan sebagai pesawat tanker refueling jet tempur di udara, bisa untuk angkut dan dropping pasukan dan alutsista, bisa juga untuk pemadam kebakaran hutan. Lebih dari itu pembelian ini diniscayakan sebagai bargaining position agar produksi CN 235 di PT DI bisa "berdikari" lepas dari induknya.

Saat ini 14 pesawat jet latih tempur T50 Golden Eagle sedang dalam proses pemasangan instrumen radar tempur dan rudal. Golden Eagle sudah menjadi inventori skadron 51 yang baru dibentuk di Natuna, mengawal teritori udara bersama skadron 51 UAV di Supadio AFB. Dan kita sudah teken kontrak untuk menambah lagi 6 unit T50 dengan Korsel. Sementara itu dari 10 jet tempur F16 blok 15 yang di upgrade instrumen tempurnya di skadron teknik Iswahyudi AFB, 5 unit sudah terbang dan mampu berkelahi jarak jauh, diluar jangkauan visual, berkat daya endus radar canggihnya dan punya rudal AMRAAM. Nilai istimewa dari paket ini adalah teknisi TNI AU diberi kepercayaan penuh untuk membedah jeroan F16 oleh produsen Lockheed Martin AS. Sebuah model transfer teknologi yang tepat guna tanpa banyak cingcong.

Kalau mau diurai, banyak serial dan episode yang menggembirakan soal perkuatan alutsista TNI sepanjang tahun ini. Kontrak efektif pembangunan 2 kapal perang heavy frigate Arrowhead sudah berjalan. PT PAL sedang mempersiapkan segala sesuatunya. Pembangunan kapal perang terbesar ini akan menjadi catatan tinta emas bagi Indonesia, utamanya PT PAL karena inilah pembangunan kapal perang yang belum ada contohnya yang sudah jadi di Babcock Inggris, dibangun di galangan kapal Indonesia dengan lisensi penuh. Banyak tenaga ahli dan ribuan pekerja yang terserap di proyek strategis ini. PT PAL yang sedang konsentrasi dengan berbagai paket pembangunan kapal perang dan kapal selam "melimpahkan" sebagian ordernya alias bersinergi ke PT Lundin Banyuwangi utamanya untuk pembangunan kapal cepat rudal. Lundin saat ini sedang menyelesaikan sea trial KRI Golok 688 berkarakter trimaran dan stealth. Sebuah improvisasi dari industri pertahanan swasta dalam negeri yang patut diacungi jempol.

Beberapa galangan kapal swasta nasional saat ini sedang tekun dengan proyek masing-masing. Di Lampung sedang dikerjakan pesanan 2 kapal perang OPV (Offshore Patrol Vessel). Ini untuk pertama kalinya PT Daya Radar Utama Lampung dipercaya Kemenhan membangun 2 kapal perang striking force. Sebelumnya PT DRU sukses membangun 5 kapal perang jenis LST (Landing Ship Tank).  Di Batam saat ini sedang dikerjakan pembangunan 2 kapal perang LST dan kapal-kapal BAKAMLA. Galangan kapal swasta nasional di Batam sukses membangun kapal cepat rudal Clurit Class sebanyak 8 unit. Di Banten saat ini sedang dikerjakan produksi beberapa kapal patroli cepat baik untuk ukuran KRI maupun KAL.

Sementara PT PAL saat ini sedang menyelesaikan overhaul KRI Cakra 401, pembangunan 2 kapal LPD (Landing Platform Dock) rumah sakit, pembangunan 2 kapal cepat rudal dan upgrade KRI Usman Harun 358. Nah, yang luput dari perhatian kita saat ini adalah proses pembangunan 2 kapal perang jenis penyapu ranjau "Frankenstein Class" buatan Abeking Rasmussen di Jerman. Juga proses pembuatan 7 pesawat amfibi CL415/515 buatan Viking Air Kanada untuk TNI AU yang dipesan beberapa tahun lalu. Pesawat amfibi ini juga multi fungsi, salah satunya untuk pemadam kebakaran hutan. Diharapkan tahun depan secara bertahap pesanan alutsista ini sudah mulai berdatangan.

Di matra darat PT Pindad setelah sukses memproduksi ratusan panser Anoa, juga sukses memproduksi panser Badak, sudah pula lulus uji kelaikan dari Kemenhan. Pada saat yang bersamaan saat ini PT Pindad sedang memproduksi belasan tank Harimau pesanan TNI AD. Prediksi ke depan tank Harimau akan menggantikan ratusan tank AMX 13 buatan Perancis yang sudah mengabdi cukup lama. Produksi PT Pindad lainnya adalah rantis Maung, ranpur Komodo, ranpur Cobra, ranpur Sanca dan lain-lain. Pindad bersama beberapa institusi Litbang lainnya saat ini sedang mengembangkan roket R-Han 450 yang punya jarak tembak 100 km.

Indonesia dan Korsel baru saja menyepakati kelanjutan proyek prestisius pengembangan jet tempur KFX / IFX.  Proyek ini sempat terhenti karena pandemi dan hal-hal teknis lainnya. Jika semuanya berjalan normal maka kita akan mendapat bagian memproduksi 48 jet tempur canggih dalam rentang waktu 8 sampai 10 tahun ke depan. Paket kerjasama teknologi jet tempur ini sudah berjalan sejak sepuluh tahun yang lalu dan kita sudah berada di dua pertiga perjalanan panjang ini. Kunci dari durasi panjang kerjasama ini adalah konsisten dan sabar menanti meski banyak godaan untuk pindah ke lain hati. Pada ruang Litbang lainnya, Indonesia saat ini sedang mengembangkan teknologi pesawat udara nir awak atau UAV. Nama produknya Elang Hitam. Pesawat nir awak akan menjadi primadona manajemen pertempuran remote controle dan sangat efektif untuk melakukan misi pengintaian dan patroli. Diharapkan tahun depan Elang Hitam sudah bisa menjelajah langit Natuna.

Serial gembira dan membanggakan yang sedang ditunggu bersama adalah kontrak efektif pengadaan 36 jet tempur Rafale, 6 kapal perang heavy frigate Bergamimi Class dan kontrak awal pengadaan kapal selam. Ini yang berminggu dan berbulan menjadi headline dan diskusi hangat di forum militer tanah air. Rafale menjadi buah bibir karena sedang trending topic di pasar marketing sejumlah negara. Rafale adalah pelepas dahaga atas kehausan kita pada kurangnya jet tempur setelah nasib 11 jet tempur Sukhoi SU35 diterpa mendung tebal. Rafale adalah jawaban cemerlang dan kepiawaian Menhan Prabowo untuk memilih yang terbaik dan tidak neko-neko dengan sejumlah persyaratan non teknis. Perancis adalah produsen alutsista yang elastis dan akomodatif dengan persyaratan pembelian alutsista ke sejumlah negara.

Semua yang diamanahkan Kemenhan soal pengadaan alutsista skala besar ini sedang dalam proses dan perlu waktu. Pengadaan alutsista memerlukan mekanisme proses yang sistematis,rentang waktu untuk berbagai proses, negosiasi, spek teknis, teknologi, harga, lender dan lain-lain. Semuanya bertahap. Kita berharap pada akhir tahun ini sudah ada kabar yang menggembirakan dan membanggakan yaitu kontrak efektif pengadaan jet tempur Rafale dan kapal perang Bergamimi Class. Hitung-hitung sebagai kado akhir tahun yang membungakan hati. Semoga.

****

Jagarin Pane / 17 Nopember 2021

60 comments:

Unknown said...

Nasib rafeal piye

Rahmad said...

Jayalah negriku karena tugas yang diemban TNI makin tahun makin berat semoga kontrak yang sudah efektif dan yang mau efektif di mudahkan semua oleh tuhan aamiin

Ranjau Laut said...

Saya berharap RAFALE dpt 48 unit,
Full armament

Unknown said...

F 15 ga disebut bung

Orang unik said...

Pengganti SU35 Rusia.
Karena adanya peraturan CAATSA dari USA menyebabkan Kemenhan RI berpikir keras utk mengganti pengadaan baru sebagai pengganti SU35 Rusia dan kandidatnya adalah Rafael Perancis typoon Airbus F15EX USA dan F16viper USA.
Masing masing pesawat tersebut sedang dikaji mendalam mana yang menguntungkan bila diakuisisi oleh RI buat tniau.
Sebetulnya yang paling efisien bagi tniau dibidang anggaran pembelian baru lalu biaya operasi saat terbang di udara lalu biaya pemeliharaan service rutin berkala lalu biaya pengadaan spre part berserta persenjataannya adalah F16 viper USA. Dan kebetulan bila RI beli F16viper USA maka pihak USA meluluskan semua TOT atau lisensi produksi yg diinginkan RI terhadap pembelian F16 viper USA.
Diluar kandidat F16viper USA harga pembeliannya per unit kosongan lebih mahal dari F16viper USA kosongan dan TOT atau lisensinya yg akan diberikan kepada RI bila membeli salah satu kandidat pesawat tempur di atas tadi masih kalah dengan TOT/lisensi yg diberikan USA bila mengakuisisi F16viper USA, makanya saat ini benar benar digodok oleh kenmenhan RI mana yang paling menguntungkan diadopsi bagi tniau yang semua itu tentu harus disesuaikan dengan anggaran yang tersedia setiap tahunnya.
Rafael memang hebat gahar canggih tapi harga per unit kosongan sangat mahal sekali dari F16viper USA lalu typoon Airbus kondisi baru juga harga unit kosongan juga hampir sama dengan harga per unit kosongan Rafael Perancis lalu f15EX USA baru harga unit kosongan lebih murah dari harga unit kosongan Rafael Perancis maupun typoon Airbus tapi masih lebih mahal dari F16viper USA.
Untuk F15 ada opsi tawaran lain yaitu exF15jepang yang sedang mau dijual bekas oleh Jepang utk diganti F35 dimana penjualan bekasnya diserahkan Jepang kepada pabrik pembuat F15 itu, bila RI mau bisa beli F15 bekas Jepang tadi lalu direkondisi dimodif mendekati f15EX baru yang tentu harga F15 ex Jepang ini setelah melewati proses rekondisi dan proses modifikasi mendekati kemampuan f15EX baru harga unit kosongan akan sama dengan harga per unit kosongan F16viper USA kondisi baru.
Makanya Kemenhan RI benar benar sedang menggodok utk menjatuhkan pilihan mana yang paling menguntungkan bagi tniau dari masing masing pesawat tempur yg baru dijelaskan tadi.

Orang unik said...

F15 ex Jepang yang mau dijual bekas oleh Jepang tapi penjualan bekasnya itu oleh Jepang diserahkan kepada pabrik pembuat F15 itu dan jumlah bekasnya ada 100 unit.
Dan F15 ex Jepang ini juga sedang ditawarkan oleh USA kepada RI dengan embel embel akan direkondisi lalu dimodifikasi kemampuannya mendekati f15EX baru.
Jadi USA sedang menawarkan kepada RI utk akuisisi pesawat tempur pengganti SU35 yaitu F16 viper kondisi baru atau f15 ex Jepang yg akan direkondisi dan dimodifikasi kemampuan tempurnya mendekati f15EX baru dan sepertinya USA akan enggan melepas f15EX baru kepada RI.

Pandu Kuper said...

Capas Rafale
Saya dukung

Anonymous said...

Teknik pengisian bahan bakar yang dapat dijalankan oleh A400M adalah menggunakan Probe and Drogue.., yang dapat menyusui jet tempur Sukhoi Su-27/Su-30, Hawk 209 dan nantinya Dassault Rafale.
Tapi sebaliknya, sebagai pesawat tanker A400M tidak dapat menyusui jet tempur TNI AU seperti F-16 Fighting Falcon dan nantinya F-15 Eagle yang menganut teknik Hose dalam proses Air Refueling.
Fix, pembelian A400m MRTT memang disiapkan utk Rafale..

Ranjau Laut said...

Realistis
36 rafale
24 F16Viper

IFX for future 50 unit.

Ranjau Laut said...

Monami apa konami cong

Ranjau Laut said...

Will the meeting between Indonesian senior defense official with Dassault Aviation executive happen during DAS 2021? We'll know very soon. Another occasion will happen this week. If the meeting not happen, then any progress for execution of Rafale contract will halt for sometime.

WIRO 212 said...

Orang hidup emang harus punya mimpi lurr.....,apalagi TNI.BIASAnya ngimpi dulu baru nyata gitu menurutku
Wiro

Orang unik said...

Antara heavy fregat FREMM class Itali dengan mogami class Jepang lagi dikaji lebih dalam oleh Kemhan RI, diantara kedua itu yang menguntungkan tnial itu yang mana dan itu harus disesuaikan dengan anggaran tahunan tnial karena kedua heavy fregat tersebut mahal harga baru kondisi kosongan dan fremm class Itali yang paling mahal harga baru kondisi kosongan.
Kalo ditimbang memang fremm class Itali lebih menguntungkan dari pada mogami class Jepang karena udah ada yang operasional di laut terbuka sedang mogami clasa Jepang belum ada yg operasional di laut terbuka karena produk baru.
Antar fremm class Itali dgn mogami class Jepang biaya operasional saat dipakai melaut juga sama sama tinggi tidak murah serta biay perawatan service rutin berkala juga sama sama tidak murah cuma persenjataan di fremm class Itali benar benar produk asli Itali dan udh battle proven sedang yg di mogami class Jepang kombinasi produk Jepang dan USA yang battle proven masih kalah dengan produk Itali.
Antara fremm class dan mogami class ini karena harga baru kosongannya mahal mending RI produksi lagi PKR sigma class buat TNI-AL sebagai pengganti fregat Van speikt class karena harga baru kosongannya jauh lebih murah yang tentunya biaya operasional saat melaut juga terjangkau anggaran tahunan tnial.
Kan udah ada yang deal dan lagi diproduksi oleh PT Pal yaitu heavy fregat Arrow140 class Inggris sebanyak 2 unit.
Untuk menghemat uang lebih baik tambah lagi produksi heavy fregat arraow140 class Inggris + light fregat PKR sigma class Belanda.
Sebagai pengganti korvet Fatahillah class dan parchim class sudah ada yaitu OPV90m buatan PT DAYA RADAR UTAMA.

Jagarin Pane said...

Betul😁😁

Orang unik said...

OPV90m yang sedang dibangun PT daya radar utama untuk tnial ada 2unit utk diuji coba dan sepertinya 2 unit tersebut mempunyai tugas yang berbeda yaitu 1unit lebih menyerupai fungsi Fatahilah class dan 1unit lagi;lebih menyerupai fungsi parchim class dan bila sudah selesai diluncurkan lalu menjalani proses ujicoba di laut terbuka, dan jika semuanya oke maka terbukalah peluang OPV90m ini untuk benar benar mengganti korvet Fatahilah class serta korvet parchim class sehingga secara bertahap dan pastinya sesuai produksi OPV90m ini satu persatu korvet Fatahilah class berikut korvet parchim class mulai dibebas tugaskan dari tnial alias dipensiunkan. Kita doakan semoga semua proses produksi OPV90m berjalan lancar dan oke sehingga nantinya bila ditugaskan oleh tnial di laut terbuka akan membanggakan tnial.

Waipios said...

Lanjutkan..!!

Moon said...

Sayang nanti punya kapal banyak dan besar tapi BBM gak ada , akhirnya cuma nongkrong di pangkalan setempat,meng,meng,meng ,ah

Rads said...

Frankenstein atau frankentahl oom pane?

Rads said...

Mogami ya oom sekalian

Ranjau Laut said...

Sekarang kita tunggu kabar ketuk palu dri MOF untuk pendanaan Rafale,

Kompor gas Bu SM🔥🔥🔥

Poeras said...

Frigate Nippon gmn???
Tawaran Viper gmn???

Mak Lampir said...

Kalau pendapat saya pribadi lebih baik ambil f15ex atau melanjutkan program Bima sena yg ke 3.karena saya masih belum tau, jika berbeda negara pembuat pespur itu bisa terhubung link/radarnya.

Unknown said...

Lebih baik memperbanyak rafale, selama masih ada Australia dan Singapura jangan harap Amerika akan memberi Indonesia alutsista sebanding dgn mereka. Dengan rafale Indonesia akan berpeluang mempunyai kemampuan serangan maritim (exocet) dan serangan darat jarak jauh (meteor) bereerbeda jika menggunakan f1

Unknown said...

Lebih baik memperbanyak rafale, selama masih ada Australia dan Singapura jangan harap Amerika akan memberi Indonesia alutsista sebanding dgn mereka. Dengan rafale Indonesia akan berpeluang mempunyai kemampuan serangan maritim (exocet) dan serangan darat jarak jauh (meteor) berbeda jika menggunakan f16 dan f15 Amerika hanya akan memberikan Ammram

Orang unik said...

Sebetulnya untuk mengurangi ketergantungan suku cadang dari produk USA sebaiknya ambil pesawat tempur buatan Eropa tinggal pilih produk Rafael Perancis atau typoon Airbus karena kedua pesut ini semuanya buatan murni Perancis dan Airbus Eropa,kebetulan juga Airbus Eropa punya link produksi dengan PT DI dari Indonesia.
Pemilihan pesawat angkut berat Airbus A400 sudah tepat karena masalah teknis maupun pemeliharaan rutinnya bisa menggandeng PT DI.
Cuma yang disayangkan pesut Rafael Perancis maupun typoon Airbus harga baru kosongannya sangat mahal bila dibanding pesut USA. Juga pesawat angkut berat Airbus A400 harga baru standart juga amat mahal bila dibanding dgn Hercules C130J standart tapi ternyata RI pun sanggup beli baru A400 sebanyak 2unit + opsi tambahan 4unit lagi. Mudah mudahan utk menghindari produk Made in USA sudah selayaknya beli baru pesut Rafael walau mahal sekali harganya.

Unknown said...

Terus terang saya tidak terlalu khawatir apabila negara naga bergolak militernya karena akan banyak negara yg meresponnya tetapi yg saya khawatirkan justru negara tetangga Selatan kita secara signifikan negara tersebut telah membangun kekuatan pemukul jarak jauh, mereka manggunakan F35 dan F18 sebagai platform ditambah dengan rudal tomahawk , AGM 158(rudal serang darat berkemampuan serang 560km), AGM 88 Harm (rudal pembukam radar darat dengan Platform F18 Growler), AGM 88 Harpon, pesawat peringatan dini E-7 Wedgetail, P8 Poseidon apabila ini di integrasikan maka akan menjadi serangan yg mematikan. Untuk itu saya berpendapat saatnya beralih menggunakan platform dari Eropa, pesawat Rafale sebagai platform dapat membawa hampir semua saingan dari semua senjata negara tetangga selatan. Untuk keunggulan udara sudah waktunya mendesain KF 21 sebagai platform

Orang unik said...

Sudah tepat sekali RI ikut serta dalam riset sampe pembutan pesawat tempur KFX/IFX beserta mengujian kelaikan mutu dari produksi baru setiap pesawat tempur KFX/IFX. Disinilah para insinyur insiyur dapat pengalaman sangat berharga soal ilmu dan teknologi pembuatan pesawat tempur. Dan kenapa RI berani ikut serta soal KFX Korsel ini? karena RI sudah sangat berpengalaman merakit pesawat sayap tetap maupun helikopter lalu saat era Habibi RI dapat menciptakan sendiri dari nol sampe produk jadi walau cuma sampe prototype pesawat angkut sedang sayap tetap bermesin Turboprop dgn kemudi fly by wire yaitu N250. Dan inilah produk asli RI melalui PT DI yang sangat membanggakan karena semuanya asli ciptaan insiyur insiyur RI di PT DI kecuali mesin baling balingnya bukan ciptaan asli PT DI serta roda pendarat bukan 100% ciptaan PT DI. Dengan selesainya test terbang n250 ini membuktikan RI sanggup menciptakan sendiri pesawat terbang. Inilah dasar dasar pengetahuan dan pengalaman RI sehingga berani ikut serta dalam program pesawat tempur baru bersama Korsel KFX/IFX.
Mudah mudahan setelah selesai menimba ilmu pesut KFX. /IFX yg merupakan pesut generasi 4,5 dilanjutkan dengan menimba ilmu pesut generasi 5 lalu generasi 6 dengan cara ikut serta bergabung dengan sebuah negara yang sedang merancang pesut generasi 5 atau pesut generasi 6 persis sama seperti RI ikut serta dengan Korsel menciptakan pesut generasi 4,5.
Jadi kalo semua ilmu dan teknologi pesawat tempur sudah dikuasai RI, maka inilah moment berdikari soal pesawat tempur buat kebutuhan tniau dan kalo bisa diexport ke negara negara lain yang tertarik untuk membelinya.
Disini terlihat RI mampu kuasai pembuatan pesawat terbang sayap tetap bermesin baling baling lalu helikopter lalu pesawat tempur.
Semoga setiap produk pesawat terbang, pesawat tempur, maupun helikopter selalu dijaga mutu produksinya sehingga negara negara lain tertarik membeli produk PT DI karena menjaga mutu produksi.

Orang unik said...

Hubungan kerja sama yang baik antara Airbus Eropa dengan PT DI.
Ini diwujudkan dengan menyerahkan semua jalur jalur produksi C212-200 dari nol sampe delivery ke tangan pembeli + service rutin berkala kepada PT DI lalu saat menhan bapak Purnomo Airbus Eropa pernah menawarkan semua lini lini produksi C235+C295 dari nol sampe delivery ke tangan pembeli + service rutin berkala kepada PT DI apabila RI membeli 4-6 Airbus A400 lalu bila 1-2 skwadron pesut typoon dibeli RI, maka RI bisa memproduksi sendiri typoon tniau di PT DI dengan supervisi Airbus Eropa berikut PT DI dapat lisensi dari Airbus Eropa utk memproduksi sendiri beberapa spare part typoon tniau.
Namun sayang waktu itu atlas A400 berikut typoon gagal dibeli oleh RI karena biaya akuisisinya terlalu mahal. Andai waktu itu atlas A400 beserta pesut typoon dibeli RI, maka RI mampu produksi sendiri 100% pesawat C234 dan C295 lalu RI punya pengalaman pembuatan pesawat tempur walau cuma lisensi produksi dari Airbus tapi lambat laun berjalannya waktu dari merakit typoon tniau di PT DI pastinya ada pengalaman ilmu pesawat tempur yg didapat PT DI dari merakit saja.

Orang unik said...

Pilih heavy fregat BaBcock arrow A140 class Inggris atau femm class Itali atau MOGAMI class jepang.
Yang duluan mulai start diproduksi oleh PT PAL adalah BaBcock Arrow A140 class Inggris sebanyak 2unit sedang heavy fregat yang lain belum deal setuju membeli.
Untuk menghemat pengeluaran mending fremm class dan MOGAMI class distop alias dibatalkan lalu diganti dengan melanjutkan penambahan pembelian beberapa unit heavy fregat BaBcock A140 class Inggris, dan untuk menggembirakan hati galangan kapal pembuat femm class Itali karena terdampak pembatalan order pembelian, maka jeroan jeroan isi dari fremm class Itali ini diadopsi ke BaBcock Arrow A140 class Inggris.
Kalo bisa light fregat PKR sigma class Belanda dilanjutkan lagi pembeliannya lalu diproduksi lokal di PT PAL untuk mengganti fregat Van speickt .
Untuk MOGAMI class Jepang lebih baik dibatalkan aja.

Unknown said...

Untuk urusan matra laut ada baiknya kita memanfaatkan aset yg ada. Saya lebih membuang pkr sigma class kenapa karena desain kapal ini tanggung seperti sudah kita ketahui sebelumnya industri dalam negeri sudah dapat membuat kc patroli 40m kcr 40,kcr 60 dan yg terakhir sudah dipesan adalah opv 90m untuk pertahanan berlapis dimulai dengan kc patroli 40 dan kcr 40 dengan dua jenis kapal ini kawasan pantai dapat dipayungi kemudian meningkat ke kcr 60 lebih jauh lagi yg dapat dilindungi dan terakhir adalah opv 90 yg dapat dirubah menjadi korvet sewaktu waktu dengan komposisi tsb seluruh nusantara dapat dipayungi dan kesemuanya sudah dapat dibuat didalam negeri untuk proyeksi pertahanan yg lebih jauh maka kelas arrowhead dan fremm mengambil peranan sebagai pemukul utama dengan jarak jelajah yg dapat mengcover seluruh laut Cina selatan

Orang unik said...

Opv type light korvet sedang korvet beneran ya seperti korvet Fatahilah class atau korvet parchim class sedang heavy korvet ya seperti PKR sigma class dan sebaiknya untuk korvet tnial ya sebaiknya yg heavy korvet alias light frigat PKR sigma class karena durasi melautnya lebih lama dan dapat bertahan saat ada badai gelombang tinggi di laut terbuka kecuali tsunami ya pastinya akan tenggelam tuh kapal.

Unknown said...

Melihat spek yg diinginkan oleh matra laut opv90 akan mempunyai persenjataan yg sama dengan Diponegoro class (sigma 90m) dan bung Tomo class (f2000 korvet) jadi boleh dikatakan matra laut akan mereduksi tiga tipe kapal sekaligus yaitu parchim class, fatahilah class, sekaligus pkr sigma 105 dengan opv90 ini,lagian kapal ini sudah cukup mumpuni untuk mengcover seluruh wilayah Indonesia, pemenuhan logistik cukup sederhana karena hanya satu tipe saja, biaya pembuatan lebih rendah, desain kapal yg asli buatan dalam negeri, dan tentunya kapal opv 90m ini sudah diperhitungkan dengan tingkat gelombang tinggi permukaan air laut. Kedepan matra laut jangan lagi hanya bermain di kandang sendiri, Arrowhead dan fremm akan mengubah postur matra laut menjadi lebih disegani dan diperhitungkan negara kawasan sekitar.

. said...

oh

Orang unik said...

Mengingat harga baru kosongan 1unit korvet atau fregat tidak murah ditambah lagi bila akuisisi isi jeroan kapal yang tidaklah murah, maka ada baiknya mulai sekarang kenmenhan RI mulai merubah cara pembelian sebuah kapal perang korvet class atau fregat class menjadi pembelian korvet multi guna ataupun fregat multi guna yang artinya setiap korvet ataupun fregat yang dibeli utk tnial harus sudah anti serangan udara lalu anti serangan kapal permukaan lalu anti serangan bawah laut. Yang membedakan antara korvet multiguna ataupun fregat multi guna hanyalah berapa lama kemampuan sebuah korvet atau fregat bertugas di laut terbuka tanpa isi bekal ulang dan tentu saja karena sebuah fregat lebih besar dari korvet, maka tentunya sebuah fregat multiguna ini akan lebih lama bertugas di laut terbuka tanpa melakukan ISIS bekal ulang.
Yang penting dengan akuisisi korvet maupun fregat multiguna ini akan meringankan tugas tnial soal anggaran rutin tiap tahun untuk operasi kapal perang tnial Dan tentu saja ini adalah menyerdehanaan type korvet maupun type fregat di inventaris tnial supaya anggaran rutin tahunan tnial lebih efisien.
Multiguna di sini tentu saja adalah multirole.

Moon said...

Gimana cerita y itu overhaul kri Cakra 401 hasil y memuaskan lebih dari changbogo yg lemot itu, baru kali tni AL mengeluarkan pendapat hasily memuaskan setelah test KRI Cakra di bandingkan dengan pada saat test changbogo class

Unknown said...

Bung jagarin apa benar su 35 batal. Jika ya berarti itu kemenangan as terhadap kita. Sangat disayangkan sekali

Orang unik said...

Hasil test KRI Cakra 402 setelah selesai retrofit besar besaran adalah sangat memuaskan kenapa? Mengingat usia yang sudah tua tapiasih bos diservice rutin sampe tingkat beratpun masih menunjukan performa yang oke yaitu mampu mendekati kemampuan saat baru dibeli kondisi baru. Itu mendekati kemampuan kondisi seperti waktu dibeli baru ya dan mendekati seperti kondisi baru adalah sesuatu yang menggembirakan, artinya PT PAL sudah mampu melakukan service rutin hingga tingkat paling berat sekalipun dan tentunya masih di supervisi oleh negara negara pembuat spare part yang mau dipasangkan ke KRI Cakra.
Bila dibandingkan kemampuan KRI Cakra dengan kasel changbogo class tnial ya tentunya KRI Cakra kalah semuanya cuma kemenangan KRI Cakra terhadap kasel changbogo class adalah sudah teruji battle proven.
Kelemahan yg terjadi di kasel changbogo class dikarenakan spek peralatan yang diminta tnial kemungkinan lebih canggih dari standart spek peralatan yang ditawarkan sepaket saat penawaran ke tnial dalam kondisi baru kosongan, di sini kosongan adalah pembelian tidak dilengkapi persenjataan seperti terpedo ranjau laut terpedo anti terpedo.
Karena mungkin spek yang diminta lebih canggih dari standart spek yang ditawarkan, maka menyebabkan konsumsi pemakaian listrik jadi ikut berubah dari prosedur standart pemakaian listrik dan ini mungkin yang luput diperhatikan pihak pabrik kasel Korsel.
Soal kemampuan melaut tentu kasel changbogo class lebih oke dan sip bila dibandingkan KRI Cakra sama sama kondisi baru ya.
Karena changbogo class tnial tidak dilengkapi AIP, maka karena spek peralatan yang diminta tnial lebih canggih dari spek standart menyebabkan konsumsi baterai jadi boros sehingga kasel changbogo class tnial harus sering sering muncul ke permukaan laut untuk men-charge baterai sampai full.
Kalo spek peralatan mengikuti standar yang ditawarkan tentunya konsumsi baterai tidaklah boros sehingg kasel changbogo class tnial tidak usah sering sering muncul ke permukaan laut utk men charge baterai sampe full.
Mungkin pihak pabrikan Korsel ini kebingungan mencari type baterai yang pass utk kasel changbogo class tnial ini yang spek peralatannya lebih canggih dan diatas spek standart penawaran.
Mungkin juga pihak pabrik Korsel ini soal ilmu kasel tentang kemampuan setia baterai baterai yang dibutuhkan kasel belum begitu menguasainya.

Orang unik said...

Dan solusi terbaik mengatasi menggunakan konsumsi listrik yang boros dari baterai kasel changbogo class tnial ya kemungkinan besar harus dipasang tehnologi AIP di setiap kasel changbogo class tnial karena spek peralatan yang diminta tnial lebih canggih dari spek peralatan standart pabrikan Korsel yang ditawarkan Korsel ke tnial.

Orang unik said...

Kemungkinan besar tniau gagal membeli SU35 Rusia karena masih ada aturan CAATSA USA, selama masih ada aturan CAATSA ini dijamin RI tidak bisa beli alutsista canggih gahar Made in Rusia .

Orang unik said...

Apabila proses pembelian baru kasel diesel elektrik untuk tnial jatuh lagi ke tangan pabrikan kasel changbogo class Korsel, maka sudah selayaknya pengadaan kasel baru batchb2 kasel changbogo class Korsel utk tnial sudah harus dilengkapi teknologi AIP Korsel sehingga kasel changbogo class tnial batch 2 ini tidak perlu lagi muncul ke permukaan laut utk mencharge baterai kasel sampe full, cukup teruskan menyelam di dalam laut sambil mencharge baterai sampe full.

Jagarin Pane said...

Klo batal kita kena denda, saya kira hanya pending.🙏🙂

Moon said...

India sudah kena sanksi caatsa setelah membeli s400 ,batch 1 s400 mulai tiba akhir tahun ini , Indonesia pasti waspada dan tsjut karena 80% alutsista TNI masih bergantung pada Amerika

Orang unik said...

Kalo soal India pastinya beda karena secara perputaran ekonomi buat India tidak tergantung dari kemudahan pajak barang import yang diterapkan bagi setiap barang yang masuk ke USA dan juga India jarang sekali dapat uluran tangan USA di bidang militer dan kebetulan tehnologi industri di India sudah lebih mandiri sehingga tanpa ketergantungan uluran tangan USA maka India masih bisa jalan sendiri bagi roda industri India, nah RI masih sangat tergantung dari kemudahan ijin dan pajak dari USA terhadap setiap barang Made in RI yang masuk ke USA dan kebetulan juga USA seiap tahunnya kasih dana hibah bisa berbentuk cash atau pelatihan militer bagi TNI di USA. Makanya sulit bagi RI untuk menghindari peraturan CAATSA. Selain itu walau roda industri di RI tetap berputar tapi hampir semua industrinya itu bukan asli ciptaan anak bangsa dan faktor kebetulan juga RI belum mandiri full di bidang industri Karen masih menggandeng negara lain yg punya kemampuan suatu industri yg dibutuhkan RI alias produksi bersama dalam skema penanaman modal asing atau join venture atau lisensi produksi.

Orang unik said...

Dulu era presiden RI yaitu Ibu Megawati RI pernah mendapat penawaran kemudahan kreditexport dari pemerintah Rusia sebesar USD 1milyar buat dipake peremajaan alutsista TNI tapi RI boleh tidak terima duitnya melainkan RI terima alutsista militer Made in Rusia yang dibutuhkan TNI sampe nilainya tepat USD 1milyar.
Cuma sayang yang dipake cuma USD 300an juta dan sisa uang tersebut disarankan Rusia utk dibelikan kasel kilo class sebanyak 2unit, dan disinilah letak persoalan waktu itu entah kenapa kok saran Rusia itu tidak langsung diterima RI yang akhirnya kasel kilo class Rusia tidak datang datang ke RI karena RI belum deal pembelian kasel kilo class Rusia.

Orang unik said...

Kalo RI membatalkan pembelian SU35 tidak akan kena denda karena RI belum membayar uang muka dari nilai kontrak pembelian , yang dilakukan RI hanya tanda tangan di atas kerja dokumen pmbelian beserta rincian cara cara pembayarannya. Jadi RI tidak terkena bayar denda cuma masalahnya rasa tidak enak dengan Rusia dan bisa bisa suatu saat nanti jikalau RI butuh bantuan Rusia akan dichhkanbdan disepelekan oleh Rusia. Cuma itu aja yang harus RI kwatirkan.

Unknown said...

Kapal selam itu seperti layaknya seorang sniper pergi berburu sendiri dengan misi khusus dan senyap. Untuk memilih kapal selam mana yg sesuai maka kita harus melihat negara tetangga mempunyai apa, hampir kesemuanya menggunakan kapal selam konvensional kecuali nanti negara tetangga selatan yg akan memakai kapal selam tenaga nuklir. Lalu bagaimana dgn negara kita? beberapa waktu yg lalu PT PAL merilis KSM 32 (kapal selam mini 32m) ini merupakan langkah cerdas dibalik anggaran yg minim dan luasnya wilayah yg harus dijaga. Mengapa ksm32 ini cocok? kapal ini dapat diproduksi banyak, rancangan dalam negeri, relatif murah, jarak jangkauan relatif tdk jauh tetapi apabila kapal selam musuh masuk maka jarak jangkau kapal ini sudah mumpuni (sebagai contoh kapal selam negara tetangga terdiri dari scorpen, u218, dan kilo class mempunyai senjata direntang 50km untuk torpedo dan 200km untuk harpon dengan kms32 maka kapal selam musuh dapat dihalau sebelum 200 km dari bibir pantai jadi peran kms32 sebagai kapal selam defensif. Lalu tantangan terberat menurut saya datang dari tetangga selatan kita, kapal selam tenaga nuklir dgn jangkauan tdk terbatas dilengkapi rudal jelajah Tomahawk jarak jangkau hampir 1600 km. Disini pemilihan kapal selam serang dari matra laut menentukan ada dua syarat yg harus dipenuhi pertama harus mempunyai sistem AIP kedua senjata yg dibawa harus memenuhi unsur anti kapal bawah air, atas air dan permukaan dan anti serangan udara. Untuk kilo class walaupun bagus tetapi tdk mungkin karena terkendala Catsa, untuk u class rudal yg dibawa adalah harpon ini juga tdk memungkinkan karena negara tetangga selatan teman baik dr yg punya harpon terakhir scorpen rudal yg dapat dibawa sm39 exocet ini kapal yg tepat untuk diakuisisi. Untuk melawan negara selatan yg hanya bisa dilakukan adalah mengancam balik kalau changbogo dengan menggunakan torpedo maka hanya bagian pesisir pantai yg bisa di rusak tetapi dgn rudal permukaan bisa merusak lebih jauh ke dalam sesuai dr jangkauan rudal.

Unknown said...

Mogami bro

Orang unik said...

RI wajib bersyukur dan bangga terhadap PT PAL yang sepertinya telah berhasil melaksanakan overhoul total terhadap KRI Cakra sampai tahap demi tahap test dilakukan dengan berhasil sehingga tinggal satu test lagi laluu diserahkan ke tnial. Ini menunjukkan PT PAL sukses menimba ilmu kapal selam dari Korsel melalui program TOT dari Korsel. Dengan keberhasilan ini sebaiknya juga utk mengasah ilmu kapal selam agar lebih tajam lagi, maka sebaiknya Kemhan RI membeli kasel U209 1400 tipis class brasil yg rencananya mau di jual bekas oleh brasil navy.
Kalo kasel tipis class ex brasil navy ini jadi dibeli RI sebaiknya sebelum diserahkan ke tnial diperbaiki dulu lalu dilakukan test test uji kelayakan operasi di laut dan setelah oke semuanya baru diserahkan ke tnial.
Bila kasel tipis class ex brasil navy ini sudah diserahkan ke tnial, maka PT PAL mulai melanjutkan pembangunan kasel diesel baru utk tnial yg disertai juga program TOT saat pembelian baru dan pilihannya tinggal 2 type yaitu U214 Jerman/Turkey atau scorpeen Perancis. Kalo ilmu kasel utk PT PAL ternyata diarahkan utk menguasai 2ilmu kasel yang berbeda, maka ilmu pertama kasel changbogo class sudah diraih PT PAL selam ini lalu dilanjutkan dengan belajar utk menguasai ilmu kasel scorpeen Perancis sebagai ilmu kedua kasel. Kalo sudah berhasil 2type ilmu kasel yang dikuasai PT PAL, maka dibelahan timur Asia ada sebuah negara yaitu RI yang punya kemampuan bangun baru kasel 2 type kasel yg berbeda sekaligus punya kemampuan service sampai tingkat overhoul total utk 2type kasel yg berbeda.
Kalo ini sudah berjalan, maka PT PAL akan disegani dunia perkapalan dan tentunya RI juga disegani oleh negara negara disekitar kawasan, mudah mudahan ya.

Orang unik said...

Maaf ada kesalahan penulisan yaitu yang benar kasel tupi ex brasil navy dan bukan kasel tipis ex brasil navy.

black eagle said...

Satuan heli serang penerbal utk membantu gerak maju marinir kok g ada? maenan marinir blm bertaji pdhal sdh dimekarkan gmn bang jag

Orang unik said...

Sekarang di tnial ada beberapa type kapal perang yang digadang gadang mampu melakukan peperangan hit and run yaitu type KCR40m lalu type KCR60m lalu KRI golok pengganti KRI klewang yang tenggelam. Dengan adanya ketiga type kapal perang tersebut sebaiknya pihak tnial mengetes alias menguji coba diantara ketiga type tadi manakah yang paling unggul melakukan peran hit and run supaya apa? Supaya hasil test dan test tentunya memunculkan type kapal perang hit and run yg paling unggul dan kemudian type yg paling unggul inilah lalu pengadaannya diperbanyak dan disebar di setiap Lantamal dan ini tentunya meringankan biaya anggaran pengadaan baru lalu anggaran pemeliharaan rutin setiap service lalu anggaran pengadaan stok suku cadang persenjataannya berikut spare part kapalnya. Dan tentunya type ygvpaling unggul inilah type kapal perang hit and run yang tidak mengecewakan saat dibutuhkan berperang dilaut. Sisa kapal perang yg tidak mampu melakukan hit and run sebaiknya diproyeksikan sepagai kapal patroli pengaman perbatasan wilayah laut saja.mudah mudahan tnial mampu menemukan type kapal perang yang paling unggul utk melakukan hit and run. Semoga.

Orang unik said...

Untuk marinir tnial sampe detik ini belum pernah dilakukan ujicoba bantuan tembakan dari udara di setiap latihan latihan pendaratan pantai oleh marinir tnial, yang sering dilakukan adalah bantuan tembakan dari kapal perang ke arah pantai yang hendak didarati marinir tnial, dan selama ini fungsi helikopter di tnial hanya utk angkut logistik antar kapal lalu angkut pasukan dari kapal ke sebuah daratan yang sudah diduduki marinir tnial, hanya baru helikopter Airbus type panther yang mulai dipake utk bawa terpedo utk mengejar target bawah laut.Seharusnya helikopter Airbus type panther inilah yg harus diperbanyak pengadaannya utk tnial dan harusnya juga diuji coba bawa rudal utk menyerang kapal perang permukaan sehingga keberadaan helikopter Airbus type panther ini di tnial lebih unggul membantu tnial melakukan pengejaran target bawah laut dengan bawa terpedo maupun mengejar target kapal perang permukaan dengan bawa rudal dan diluar ini tentunya helikopter Airbus type panther ini juga utk angkut pasukan maupun logistik.
Helikopter Airbus type panther ini memang sangat berguna bagi tnial Karena bodinya tidak besar dan sangat cocok mendarat di setiap KRI yg punya landasan helikopter serta sangat cocok dimasukan ke hanggar yang ada di KRI yg punya landasan helikopter untuk dibawa berlayar bertugas mengarungi laut terbuka dan siapa tau di tengah laut tiba tiba dibutuhkan bantuannya yg hanya bisa dilakukan oleh helikopter Airbus type panther ini.

Orang unik said...

Halo kok sepi komentar di rubrik ini ya, padahal di rubrik ini asuhan BPK H. Jagarin Pane untuk menambah wawasan seputar alutsista militer dari mulai yang kaga tau jadi tau dan tambah mengerti lalu bagi yang tau dan memiliki info aja tau ilmu lengkap dibidang alutsista militer bisa sharing atau berbagi ilmu di rubrik ini.

Jagarin Pane said...

Capek nungguin kontrak rafale, ketiduran 😁😁😁

wijaya281 said...

Gw sampe pegel nunggu kontrak Rafale di tanda tangan. Tiap hari beritanya sama pengadaan Rafale tapi sampe hari ini blum juga ada tanda tangan. Besok udah awal Desember.jgn sampe ini Rafale cuma hadir dalam mimpi aja. Tiap hari yg gw liat berita Yunani nambah beli. Mesir juga nambah. Blum negara Arab juga antri. Lah giliran kita kapan sedih gw. Gw sih realistis aja dah klo ngga punya duit ambil aja f 16 bekas dr gurun di Arizona yg penting jumlahnya banyak paling ngga 50 biji dan diupgrade bisa bvr bisa dipasang rudal ammramm trus bisa dicantelin bomb JDAM itu udah cukup yg penting jumlahnya banyak. Drpd kayak gini kelamaan buntut buntutnya gagal lagi kayak SU 35.ini jaman pak JKW klo sampai gagal lagi beli Rafale akan dikenang sebagai satu satunya presiden yg ngga bisa datangin jet tempur ke TNI AU padahal jabat 2 periode

wijaya281 said...

Kadang apa yg di bilang pengamat militer barat kalo Indonesia itu hobi shopping tapi klo urusan beli itu soal lain. Jadi kayak emak emak yg belanja di tanah abang rajin nawar barang keliling pasar tapi buntut buntut nya ngga jadi beli ha2

Unknown said...

Sesungguhnya ada tangan2 yg tidak tampak yg sengaja mengatur agar militer indonesia tidak kuat.tidak bisa dipungkiri itu.giliran beli alutsista non combatan seperti pesawat angkut2 baik A400 maupun hercules,LPD,LST,kapal BRS,bahkan pesawat angkut osprey yg canggih dgn teknologi terkini pun di sodor2 kan untuk dibeli. Giliran beli alutsista combatan Yg mempunyai efek gentar yg tinggi prosesnya berbelit, berliku melelahkan lama dan membosankan.alasan klasik yg sangat2 seering di dengungkan adalah harganya MAHAL MAHAL MAHAL DAN MAAAAHAL.seandainya mengkudu menuntaskan pembelian SU 35 dari awal, beban berat, tantangan,gangguan,rintangan,halanngan pasti tidak seberat sekarang.disaat itu belum ada sanksi yg di keluarkan ASU untuk pembelian alutsistsa rusia.kalau akhirnya boleh beli alutsista combatan tidak boleh yg daya pukulnya besar dan dahsyat sekelas roket astros,meriam cesar kapal selam kelas kacangan pesawat tempur baby falcon TA 50 korvet nakhoda ragam class atau paling tinggi kapal laight frigate sekelas RE martadinata atau NASAM arhanud mid range yg didown grade boleh lah.tapi kalau beli frigate kelas berat apalagi destroyer, kapal selam tonase besar yg mampu menyerang daratan rrudal pertahanan udara S300 s400 su 35,mimpi kalian.bahkan su 35 sudah diganti dgn rafale kedatangannya tidak jelas.sangat berat tantangan yg dihadap menhan sekarang dalam memperkuat pertahanan negara. Beli alutsista ini ada aja yg ribut. Beli A400 ribut si chepy rencana beli freem ribut si sondakh. Sementara alat tempur australia yg mematikan terus berdatangan dalam jumlah besar. Mulai dari f35 rudal2 jarak jauh rencana pengadaan kapal selam nuklir hingga rencana jangka pendek sewa kasel nuklir.indonesia?sekedar lihat2 berminat mengkaji boleh2 saja.giliran di minta realisasi anggaran oleh kementerian perrtahanan nanti dulu sob. Banyak prosedur yg dilalui.banyak hambatanya.ada aja alasan dari pihak2 terkait menolaknya. MAHAL, ANGGARAN TIDAK CUKUP, TIDAK COCOK DGN INDONESIA MAU PERANG DGN SIAPA? ALASAN YG DIBUAT2 SEMUA. BERAPA TOTAL ANGGARAN YG SUDAH DIKORUPSI SEMUANYA.HITUNG.DARI ANGGARAN YG DIKORUP SANA SANI ALUTSISTA APA YG AKAN DATANG? APAKAH MASIH BISA DIKATAKAN MAHAL?kemenhan sudah mengajukan usulan pinjaman luar negri untuk mengatasi persoalan anggaran. Qatar bersedia memberikan pinjaman tapi di tolak.yg hebat nya yg menolak justru manusia yg doyan hutang sana sini dan berikan bunga yg tinggi ke pemberi pinjaman.benang merahnya indonesia saat ini adalah negara ****** terbesar di dunia. Jadi indonesia tidak boleh tumbuh dan berkembang jadi negara yg kuat ekonomi maupun militer. Kapan perlu harus dihancurkan seperti negara2 balkan itu pemikiran mereka. hua ha ha ha ha. Apakah benar indonesia menuju takdir kehancuranya? Mari kita saksikan bersama2 jika umur panjang

Moon said...

Pembelian Rafale itu nunggu persetujuan Menkeu Sri Mulyani padahal tinggal satu langkah lagi kontrak efektif , masalah utama gak bosannya di anggaran lagi , coba kalo anggaran kita cukup pasti realisasi y cepat dan mudah untuk di tandatangani y

Pusing pusing said...

Negara negara sekitar RI sepertinya tidak menginginkan RI punya TNI yg dilengkapi peralatan militer baru dan canggih. Dan kok ya setiap proses menuju deal pembelian jadi molor kaga karuan yg ujung ujungnya hilang tanpa kabar.
Dan ini semua kalo di lihat dari faktor sejarah, maka negara negara sekitar RI masih trauma soal presiden Soekarno yaitu trauma akan sepak terjang presiden Soekarno dan kenetulan juga di jaman presiden Soekarno inilah TNI dilengkapi hampir semua peralatan militer baru dan canggih di jamannya dan walau ada yang didatangkan bekas pakai tapi bekas pake ini masih menakutkan kawasan sekitar RI.
Dari faktor sejarah inilah makanya negara negara sekitar RI jangan sampai muncul lagi jaman seperti era presiden Soekarno serta dunia internasional juga pada tau kalo RI punya mahasiswa mahasiswi yang otaknya brilian . Jadi skenarionya kalo memang betul maka negara negara sekitar RI berkeinginan agar TNI tidak dilengkapi peralatan militer canggih baik kondisi baru maupun bekas supaya apa? Yaitu supaya suatu saat nanti jika RI memiliki presiden baru yang mirip mirip presiden Soekarno era orde lama, maka presiden baru RI ini tidak punya taring yang menggigit seperti era presiden Soekarno orde lama sehingga presiden baru RI suatu saat nanti kalo memang miri mirip sepak terjangnya dengan presiden Soekarno orde lama , maka gampang menggulingkan atau melengserkannya karena tidak punya taring yg menggigit alias ompong .
Mungkin seperti itu ya ceritanya kenapa kok setiap pembelian baru alutsista militer baru canggih selalu hilang tanpa kabar.

Melon ijo said...

Karena kenapa...... Karena kita gak punya duit, pelan tapi pasti dengan cara mencicil