Monday, November 1, 2021

No Peace Without Strength

Mengapa Indonesia perlu memperkuat postur militernya, jawabnya seperti judul diatas, no peace without strength, tidak ada kedamaian tanpa kekuatan. Ini adalah bunyi pernyataan yang dikumandangkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Disamping itu perkuatan militer kita saat ini karena kita tertinggal dengan negara lain di kawasan. Luas teritori negeri kepulauan yang harus dilindungi membutuhkan kekuatan alutsista dalam kuantitas dan kualitas yang memadai.

Program besar Menhan Prabowo membuka wawasan pertahanan nasional kita yang sampai saat ini ternyata masih rapuh. Angkatan Udara dan Angkatan Laut memerlukan percepatan ketersediaan alutsista strategis bernilai gentar. Dua hotspot Natuna dan Ambalat saat ini dan seterusnya memerlukan ketersediaan alutsista matra laut dan udara yang canggih. Pulau Kalimantan yang akan menjadi ibukota baru Indonesia saat ini hanya dipayungi 1 skadron jet tempur ringan Hawk di Supadio AFB. Padahal Kalimantan berhadapan langsung dengan 2 hotspot Natuna dan Ambalat.

Maka wajar saja ketika daftar belanja alutsista strategis TNI mengemuka di publik. Pengadaan 16 kapal perang heavy frigate canggih karena kita hanya punya 7 frigate dan 5 diantaranya sudah sepuh. Frigate Ahmad Yani Class yang 5 unit itu sudah terlalu lama mengabdi, sudah lebih setengah abad dari tahun pembuatannya 1967. Frigate TNI AL hanya 2 unit yang "milenial" dan terkini teknologinya yaitu KRI Raden Eddy Martadinata 331 dan KRI I Gusti Ngurah Rai 332. 

Pengadaan 16 heavy frigate itu tidak beli murni tapi menggunakan metode transfer teknologi. Dua frigate Iver Class dengan desain Arrowhead Babcock Inggris sedang dibangun di PT PAL Surabaya. Serapan tenaga kerja dan tenaga ahli domestik menjadi catatan kebanggaan. Kemudian kontrak efektif pengadaan 6 kapal perang baru frigate Fincantieri Class bersama 2 kapal perang ready for use Maestrale Class diniscayakan menjadi angin segar spirit jalesveva jayamahe. Negara kepulauan sangat pantas mempunyai kapal perang heavy frigate.

Demikian juga dengan perkuatan angkatan udara kita. Saat ini kita punya 16 jet tempur Sukhoi SU27/SU30, dan 33 jet tempur F16. Penambahan kekuatan fighter sangat diperlukan. Luas teritori dirgantara kita terluas di ASEAN harus mampu dimarwahkan kedaulatannya dengan ketersediaan jet tempur baru seperti Rafale dan F15 Eagle sebagaimana publikasi yang beredar.  Namun dalam pandangan kita untuk rencana pengadaan jet tempur F15 Eagle dari AS akan lebih efektif jika kita menambah inventori jet tempur F16 Viper. 

Kita sudah lama dan sangat berpengalaman dalam mengoperasikan "keluarga" F16. Sejak tahun 1990. Apalagi saat ini insinyur dan teknisi kita sudah mampu melaksanakan overhaul F16 dari teknologi lawas menjadi F16 dengan teknologi terkini. Sanggup bertarung di udara secara beyond visual range. Tenaga ahli dan teknisi TNI AU sejauh ini sudah menghasilkan 5 unit F16 canggih dari 10 F16 blok 15 OCU yang direncanakan. Semuanya dikerjakan di Skadron Teknik Iswahyudi AFB dengan supervisi Lockheed Martin AS. 

Asal tahu saja bahwa Indonesia adalah satu-satunya negara di dunia yang diberi akses transfer teknologi dari pabrikan Lockheed Martin. Taiwan yang lebih banyak jumlah F16 nya dari Indonesia dan sekarang menambah puluhan jet tempur F16 Viper tidak diberikan akses transfer teknologi. Artinya secara pemeliharaan dan logistik suku cadang lebih efisien dengan jet tempur F16. Menambah merek jet tempur setidaknya membuka kurikulum baru soal operasional dan pemeliharaan.

Jadi kombinasi Sukhoi, Rafale dan F16 sudah sangat baik dari sisi operasional, tidak banyak merek. Sukhoi dan Rafale double engine dan F16 single engine. Ideal menurut kita, syukur-syukur keluarga Sukhoi SU35 bisa dihadirkan memperkuat skadron Sukhoi. Penting juga dicatat agar proses pengadaan jet tempur baru tidak bertele-tele dan mudah pindah ke lain hati. Skadron tempur baru sudah dibentuk di Natuna. Isian pesawat tempurnya adalah T50 Golden Eagle buatan Korsel yang sudah dan sedang diinstal dengan radar ELM 2032 Elta Israel dan persenjataan rudal. Setidaknya Golden Eagle hari-hari ini mengisi ruang patroli udara di kawasan Natuna bersama skadron UAV.

Pernyataan Menhan Prabowo sebagaimana judul diatas adalah justifikasi kuat dan berlaku universal di diseluruh dunia. Lengkapnya adalah No prosperity without peace, but no peace without strength. Tidak ada kemakmuran tanpa perdamaian tetapi tidak ada perdamaian tanpa kekuatan.  Ini pernyataan yang disampaikan Menhan ketika memberi pembekalan untuk penugasan Duta Besar Indonesia di luar negeri baru-baru ini.

Artinya pembangunan kekuatan ekonomi harus dikawal dengan pembangunan kekuatan militer. Kekuatan ekonomi produk domestik bruto Indonesia saat ini ada di urutan ranking 16 besar dunia. Nah ternyata kekuatan militer kita menurut GFP (Global Fire Power) juga berada di urutan 16 besar dunia.  Kita bangun terus perkuatan ekonomi kesejahteraan kita seirama dengan perkuatan militer, dua-duanya seiring sejalan. Kemakmuran tercipta dengan kedamaian dan kedamaian harus dijaga dengan kekuatan. Jelas kan.

****

Jagarin Pane / 31 Oktober 2021

57 comments:

Cak adi said...

Seperti janji Pak Prabowo saat hari jadi TNI 5 Oktober kemarin, ketika Pak Joko Wi memerintahkan untuk membeli yang lebih baik lagi... 2 Tahun lagi Indonesia akan mempunyai alutista sejajar dengan negara maju..
Sehingga semoga nanti saat hari jadi TNI 5 Oktober 2024 saat akhir pemerintahan Pak Joko Wi hal itu bisa terwujud.
Hingga PD hari itu TNI bisa Show Of Force dengan Bangga...Dengan sistem Alutista terbaru dan didukung industri pertahanan yang kuat...

Jagarin Pane said...

Amin ya Allah

Hbibi said...

Info dari alman helvas disebutkan ada negara Eropa yg Menawarkan EF typhoon kepada kita, benarkah info itu pak haji?

Poeras said...

Lebih cepat lg realized nya kalau dpt cair Dana yg di Swiss, hello MLA

Mak Lampir said...

Judulnya menunjukkan pola pikir pemimpin yg baik dan bijak.Bahwa Kemerdekaan yg di raih dengan susah payah tidak dapat di ukur dengan uang.Dan untuk Alutsista kalau bisa Rafale dibatalkan saja.lebih baik ambil F15 dan penambahan F16 series terbaru.syukur" Dengan pembelian 2 alutsista itu US bisa membuka kran sebatas sukhoi yg tertunda.jaya selalu TNI jaya Indonesia ku.

Unknown said...

Tidak yakin saya akan terwujud. 50 persen aja terwujud nyata sudah hebat sekali.walau menhanya semangat perkuat alutsista tapi si sri tidak kasih lampu hijau tidak bakalan lah. Apalagi perlu persetujuan bapenas.kecuali presidenya yg langsung suruh si sri keluarin duit ya bisalah.Pengganti nanggala aja dapat kapal selam kualitas wahid walaupun bekas aja udah hebat itu.sekarang sudah penghujung 2021 selain bbc belum ada kontrak efektif. 2024 ganti rezim ganti kebijakan pertahanan iyalah kalau hulubalangnya juga berpikiran modern lha kakau cuma mengandalkan semangat menjadikan rakyat umpan peluru dgn latihan militer cuma 3 bulan kayak mengkudu ya ambyar juga. Iya too?

Anonymous said...

Salam.

Saat ini dunia sdng menguji senjata rudal hypersonic yg bisa mengelilingi dunia dan meledak sesuai targetnya Amerika.Rusia.China.Korut.India

Tapi sayang negara besar ini hanya bisa bikin RHAN yg boro boro bisa muter keliling dunia jarak tembaknya juga baru 100 km.

Negara dengan 270 juta manusia kog gak ada yg bisa bikin rudal hypersonic.

Rezim berganti kebijakan berganti kelemahan bangsa ayoo bangkit bangsa ku suatu hari pasti ada president dan menhan yg gagah perkasa yg membuat rudal hypersonic bisa terwujud..

Unknown said...

Semngat terus demi pembangunan pertahanan Indonesia
Perkuat Alutsista dan Sistem pertahanan Angkatan Udara dan Laut Indonesia tanpa mengesampingkan Angkatan Darat
Tambah lagi 2 Destroyer, 8 pesawat SU57 canggih dan paket persenjataan mutakhir ๐Ÿ™๐Ÿ™

Koteka said...
This comment has been removed by the author.
Koteka said...

Tanggung jawab pa Prabowo sebagai MENHAN memang SANGAT BERAT dibandingkan dengan MENHAN sebelumnya setelah ERA REFORMASI.

Karena saat ini dicalonkan sebagai CAPRES 2024.

Tentu dilema yg SANGAT BERAT diantara memperkuat MILITER dan ELEKTABILITAS atau dengan bahasa lain .

Mewujudkan MEF = Minimum Esensial Force

atau

MEF = Maksimalkan Elektabilitas Figur sebagai CAPRES.

Wajar dan tidak masalah sebagai pejabat negara pa Prabowo punya pilihan.

Tapi menurut saya lebih mantap Minimum Esensial Force ( syukur klau melebihi ) dan Maksimal Elektabilitas Figur juga tercapai.

Kita harus mendukung figur yg mau membuat bangsa Indonesia semakin maju.

Benar tidaknya prasangka yg beredar dimasyarakat WAKTU YG MEMBUKTIKAN.

Terlepas dari itu semua kita harus apresiasi rencana dan apa yg sudah diwujudkan pa Prabowo sebagai MENHANKAM

Maju bangsaku Indobesia ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ

Jagarin Pane said...

Biasalah, namanya juga salesman nawar2kan produk lalu diberitakan๐Ÿ™‚๐Ÿ™‚

Moon said...

Menurut info Berita di channel YouTube bahwa fregate arrowhead 140 sudah di design ulang / di perpanjang jadi 145-150 meter di mana melibatkan ahli dari Jerman dan Turki berarti fregate arrowhead itu sudah masuk destroyer makay pihak babcok wanti2 dan tidak bertanggung jawab atas design ulang yang di lakukan PT.pal karena di takutkan mengurangi performa kapal itu , dan juga untuk jumlah f16 tni AU semua y ada 40 unit itu di kemukakan langsung oleh mantan kepala Kohanudnas yang pensiun di tahun 2019 kemarin , dulu pada saat era SBY pernah ada berita y di mana Amerika menawarkan 30 unit f16 c/d di mana 24 unit hibah Murni dan sisanya 6 unit untuk kanibal suku cadang ,tapi menurut Purnawirawan Kohanudnas itu sekarang sudah tidak ada kanibalisme suku cadang di seluruh f16 TNI AU semua y murni suku cadang tersedia , mungkin yang sisa 6 unit itu juga yang di hibahkan Amerika jadi murni f16 yang di operasikan TNI AU

Anonymous said...

berita paling menyedihkan minggu ini, rencana KKP beli kapal patroli/pengawas perikanan ke eropa ... kenapa hrs impor ?

Jagarin Pane said...

Sy juga heran, pdhal galangan kapal kita sdh mampu membuatnya.

Budapezt said...

Om...arin saya share di FP

Ranjau Laut said...

Prancis ajak Indo dan India buat Aliansi baru ni baru pas

https://www.google.com/amp/s/amp.scmp.com/news/world/europe/article/3154315/france-taps-india-and-indonesia-true-partnerships-after-aukus

France taps India and Indonesia for ‘true’ partnerships after Aukus debacle

Emmanuel Macron and Indonesia’sJoko Widodo ‘decided to work on a true strategic partnership in the Indo-Pacific’, said France’s ร‰lysรฉe PalaceFrance and India found ‘a great convergence … on the guiding principles of our actions in the Indo-Pacific: trust, independence and unity’, France said

Ranjau Laut said...

Klo dikasih trance 2 yg ambil lah hahah

Air force said...

Rencana pengadaan pesawat tempur double engine lebih bijak di kaji ulang, krn type yg dimiliki TNI AU kita sdh banyak serta mahal di maintenance nya, lihatlah ada SU27/30, F16 A/B/C, Hawk 100/200, T50 golden eagle, super tucano.. alangkah bijak nya kita beli satu type lagi tapi jumlah nya signifikan shg kita punya daya tawar utk dpt OFFSET, misal pilihan jatuh ke F15ex, kita beli aja lgsg 72 unit (Rencana 36 F15 & 36 Rafale), lewat skema FMS, lengkap dgn rudal jarak jauh, serta bonus mgkin bisa dpt F15 bekas USAF sambil nungguin F15ex pesanan kita keluar dr dealer nya..kan lama tuh.. semoga

Anonymous said...

Tahun kelabu 2015 sampai 2021 alutista

Kontrak effektive tank leopaard 2011
Kontrak effektivr kapal selam changbagoo class 2011.
Kontrak effektive 11 helikopter Panther AKS tahun 2012.
Kontrak effektive 8 Helikopter Apache 2012.
Kontrak efektive Kapal RE Martadinata 2012

Bangsa ini kehilangan moment untuk punya alutista yg harusnya sdh bisa diterima 2021 ini.

Wajar lah dari tahun 2015 sampai 2021 tidak ada alutista Gahar yg nongol 5 Tahun klau sdh kontrak effektive harusnya Sukhoi 35.F16. Sudah berseliweran di Republik ini..

Terlalu slow akhirnya loro...mas.

Rahmad said...

Dapat cuannya lebih mungkin bung jag

Jagarin Pane said...

Monggo๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ™‚๐Ÿ™‚

Unknown said...

Kelemahan punya satu type saja. Jika si pembuat sewot blagu ngelunjak, mentang2,arogan tidak jelas,pemelihara ham yg paling terdepan tapi boong atau apalah gitu tnggal di embargo saja sudah mampus kita.TOT offset yg didapat cuma TOT offset remeh temeh misalnya cuma tot tangki.kelebihan banyak varian agak kebal embargo strategi tempur sulit di prediksi bisa memprediksi strategi lawan karena alutsiista mereka punya kita punya juga. Kelemahan logistik naighmare

Orang unik said...

Suatu negara akan dihormati serta disegani oleh negara negara lain disekitarnya bila :
1.mempunyai kepala negara yg tidak arogan keras kepala tapi berwibawa menjaga diri tidak larut ke kiri atau ke kanan
2. Mempunyai rakyat yg jadi warga negaranya yg lebih mementingkan kedewasaan berpikir dan bertindak
3.mempunyai sumber daya alam yg mampu jadi andalan buat pembangunn bangsa dan negara
4.mempunyai SDM yg baik dan merata diseriap bidang ilmu pengetahuan
5.mempunyai master plan yg baik bagi pembangunan kemakmuran rakyatnya
6. Tentu saja punya kekuatan keuangan yg dapat selalu diandalkan
7.di tubuh pemerintah segala lini bebas dari korupsi kolusi dan nepotisme
8.punya militer yang terampil dan profesional beserta alutsistanya yg canggih modern mengikuti kemajuan tekhnologi
8.dll

Orang unik said...

Untuk pesawat tempur bermesin dua buat tniau sebaiknya akuisisi baru satu type saja yaitu apakah Rafael Perancis atau f15EX USA supaya apa? Supaya gampang dan mudah proses perawatan + sercive rutin + supply spare part dan dicari yg hemat BBM saat operasional.
Untuk angkut pasukan + logistik tingkat berat ya C130j Hercules baru atau stop akuisisi C130j lalu diganti akuisisi A400 Atlas Airbus supaya apa? Persis seperti akuisisi 1type pesawat tempur 2 mesin.
Angkut ringan serahkan kepada buatan PT DI yg sudah diproduksi.
Untuk tanker ada 2 type yaitu tanker dari cn295 dan tanker dari C130j Hercules atau tanker dariA400 atlas airbus.
Pesawat AWCAS pakai platform cn295 saja.
Helikopter angkut pasukan + helikopter AKS pake saja yg sudah diproduksi PT DI.
Pesawat tempur ringan pake yg satu mesin saja yg tugasnya hanya patroli udara monitoring batas batas wilayah teritorial RI + penindakan tingkat ringan di udara dan kalo oenindakn tingkat ringan tidak berhasil segera terbangkan pesawat tempur bermesin 2.
Intinya adalah siapkan alutsista canggih dan modern buat tniau yg mengikuti kemajuan teknologi dan tidak usah alias stop berpikir untuk perang dgn akuisisi besar besaran karena dengan alutsista tniau yang canggih dan modern yg selalu mengikuti kemajuan teknologi sudah membuat segan negara lain utk usil ke RI.

yohana said...

itu kan masa nya menhan mengkudu yg sama sekali ngga ada kontrak makanya sekarang ngga ada alutsista baru yg datang 5 tahun mengkudu menjabat ngga ada kerjaan alias makan gaji buta..

Arjuno manjat pepaya said...

Kalo menurut gw terserahTNI karena TNIlah yg lebih tau jet tempur yg mumpuni sesuwai geopolitik negara kita

Anonymous said...

Alutsista seperti kapal perang dan pesawat tempur tanpa rudal, seperti macan tidak punya gigi..
Percaya diri pada Rudal yang selalu import adalah kelemahan dan kebodohan fatal sistem pertahanan suatu negara..

Tak ada kedamaian tanpa kekuatan dan tidak ditakuti kekuatan tanpa kemampuan penghancuran..

Maka negara di dunia yang selalu damai hanyalah si pemilik RUDAL ANTAR BENUA dan Pemilik Nuklir.
Itulah pemilik kedamaian sejati.

Anonymous said...

Lebih lucu lagi orang indonesia Buangga ada di peringkat 16 bro, padahal jika di hitung dari luas wilayah dan jumlah penduduk nya seharusnya Indonesia merasa HINA ada di peringkat 16 dunia.
Setidaknya indonesia berada di peringkat 6 atau 7 besar dunia.

Unknown said...

Pak jaga, kapal bakamla dan destroyer cina sudah mulai jaipongan di laut natuna utara pak

Jagarin Pane said...

Iya, kita awasi terus, tapi sebenarnya destroyer china itu targetnya uss carl vinson yg juga jaipongan disana๐Ÿ˜๐Ÿ˜

Jagarin Pane said...

Setuju๐Ÿ‘๐Ÿพ๐Ÿ’ช๐Ÿ’ช

Jagarin Pane said...

Gak juga, nexter batch 2 dan astross batch 2 diteken menteri rr. Yg menyesakkan itu su35, kelamaan proses tarik ulur akhirnya kena caatsa

Unknown said...


" Amat Victoria Curam " (frasa latin)
" Kemenangan Membutuhkan Persiapan"

- Victory Loves Preparation-

Moon said...

BMP 3f dan bt3 f kenapa Lom datang ya padahal kontrak efektif y sudah di lakukan kalo gak salah pada tahun 2018 , apa di cancel ?

Orang unik said...

Semua alat tempur Made in Rusia dilarang dikuisisi oleh negara negara di dunia internasional sesuai dengan munculnya CAATSA yg diumumkan USA dan bila melanggar akan dikenai saksi atau embargo.
Makanya pembelian BMP3 untuk marinir tnial juga terhalang aturan CAATSA. Sekarang menhan RI lagi berpikir mencari pengganti BMP3 Rusia untuk marinir tnial.
Sepertinya pengganti BTR50PB akan diganti dengan LVTP ex marinir USA sedang pengganti PT76 kemungkinan dari Ukraina panser amphibi roda ban sedang kapa akan diganti antara 2pilihan yaitu buatan Ukraina atau Kapa serbaguna buatan anak bangsa Surabaya.

Moon said...

Bukanya amphibi roda itu tambahan buat marinir ya seperti BTR 4 sedangkan bmp3f itu emang di khususkan sebagai pengganti pt76 yang Cannon utama y sekarang sudah di upgrade ke Cannon 90

Orang unik said...

Kalo memang terbukti pengadaan baru BMP3F dan BP3F buatan Rusia utk marinir tnial terganjal aturan CAATSA USA, maka sebaiknya menhan RI melirik dan fokus pada produk tank amphibi lokal buatan swasta Surabaya yg bernama BTR58, dimana BTR58 ini sudah beberapa kali diuji langsung berenang dan manuver di laut dan sepertinya oke.
BTR58 ini cocok menggantikan BTR50PB marinir yg sudah usia tua tinggal dipasangkan Canon 12,7mm RWCS lalu utk pengganti PT76 retrofit marinir yg juga sudah usia tua juga bisa diganti dengan BTR58 lokal Surabaya ini dengan cara mendesain ulang bgn atas bodi BTR58 ini dibuat rata lalu dipasangkan Canon 90mm seperti punya panser badak atau dipasangkan canon105mm seperti punya tank harimau.
Inilah solusi jitu yg bisa dilakukan menhan RI utk menggantikan tank ampibi PT76 serta panser ampibi BTR50PB marinir tnial yg sudah dimakan usia tua.

Moon said...

BTR 58 itu bukan Murni buatan pt.wirayadi bahari ,karena chasis y masih menggunakan chasis btr50 marinir, katay juga performa y Lom memenuhi syarat , harus y Pindad menggandeng FNSS Turki untuk mengembangkan tank amfibi type apc dan Cannon , Turki jauh lebih terbuka soal kerjasama dan TOT dengan Indonesia karena seiman ๐Ÿ˜

Anonymous said...

utk perkuatan sista lethal marinir, mau tak mau, suka tak suka, pilihan buatan Rusia yg paling tepat, serbuan amphibi marinir perlu ujung tombak tank dg meriam kaliber besar ... di dunia hanya ada buatan Rusia : Sprut, BMP 3F, BTR, Vena dll.
kalo dipaksakan beli LVTP buatan Amerika/Korsel, jelas asasi nya misi IFV alias ranpur (minim senjata) angkut pasukan marinir dg bentuk tambun yg rawan dan mudah dihancurkan musuh.
coba bayangkan serbuan pantai hanya mengandalkan LVTP, iya kalo pantai nya kosong tak ada yg jaga, kalo musuh nya siap di pantai ntar mirip perang pasifik saat PD 2, ribuan marinir US jadi korban sistem pertahanan pantai Jepang ........ belajar dari sejarah bung !!!

Anonymous said...

Salam.

Mantul...alias mantap betul Indonesia korea telah menyutujui kerjasama Pesawat tempur KFX/ IFX dibayar nyicil 5 Tahun dengan skema barter komoditas dan pesawat CN 235..

Semoga 2022 di lanud halim perdanKusuma protype pesawat IFX terbang dilangit Jakarta.

Smoga jaya bangsaku.


Orang unik said...

Program KFX-IFX wajib diteruskan oleh Indonesia kenapa? Ya ilmu dasar tekhnologi pembuatan pesawat tempur dari nol sampe uji terbang ya disinilah kesempatan buat RI buat belajar lebih jauh lagi sekaligus buat belajar teori+praktek langsung, dan lagi pula RI butuh IFX buat pengganti hawk209+hawk200+F16 yang 20th lagi akan memasuki usia pensiun, lalu setelah selesai belajar ilmu pesawat tempur dari Korsel, maka sebaiknya RI ikut bergabung dgn Turkey atau Inggris soal pesawat tempur generasi 5 dan 6 sehingga belajar instan ilmu pesawat tempur jadi lebih mumpuni bagi RI untuk menciptakan sendiri pesawat tempur generasi 5 atau 6.
Kalo utk LVTP marinir hanya sebagai opsi pengganti BTR50PB saja tapi utk pengganti PT76 belum tau karena ada aturan CAATSA USA sehingga RI harus meninggalkan jauh jauh keinginan beli alutsista Made in Rusia termasuk gagal akuisisi SU35+BMP3f+BP3F dll, dan memang bingung utk mencari pengganti PT76.
Kalo soal perang terbuka memang marinir tak mungkin mulus menerapkan ilmu pendaratan pantai yg telah dipelajari selama ini karena pastinya dipantau sudah dihadang oleh musuh.dan sebetulnya dalam perang terbuka memang pasukan pendarat marinir bakalan kesulitan mendarat di pantai apalagi dipantai sudah dipasangi ranjau ranjau tanam lalu di bibir pantai sudah dipasangi ranjau laut.
Jadi pake tank amphibi gahar sekalipun tidak akan bisa melakukan penyerbuan dan pendaratan pantai kalo daerah pantainya belum clear oleh bombardier dari udara maupun dari kapal perang.
Di manapun dalam perang terbuka pastilah pertama tama akan jatuh korban yg besar saat lakukan penyerbuan dan pendaratan pantai oleh marinir. Apalagi daerah pantai gagal disapu bersih oleh bombardier dari udara dan kapal perang dari laut, maka dipastikan akan memakan korbang yang besar bagi marinir bila memaksakan utk menyerbu pantai.
Jangan terpukau soal gagah garangnya BMP3F karena tank tersebut kalo kena ranjau tanam dipantai ya bakalan tamat riwayatnya.

Orang unik said...

Sekedar gambaran siap atau tidak siap berperang.

Untuk modernisasi alutsista militer seluruh Matra butuh uang yang tidak sedikit, contohnya RI mengelontorkan $US 20,7 milyar utk meremajakan alat perang TNI seluruh Matra dan tentunya kita semua tau uang sebesar itu dari mana datangnya ya, lalu uang sebesar itu dapat apa saja ya utk akuisisi alutsista militer semua Matra yg gahar canggih mumpuni,apakah dengan uang sebesar itu sudah terpenuhi kebutuhan semua Matra?, Lalu uang sebesar itu hanya utk pembelian baru saja ya, untuk perawatan service overhoul uangnya dari mana ya? Lalu untuk beli spare part uangnya dari mana ya? Lalu untuk biaya operasionalnya uangnya dari mana ya?, Apakah semuanya itu uangnya dari kocek negara sendiri? Sanggupkah negara menyediakan uang tanpa berhutang?
Nah kalo udah begini apalagi uangnya dari hasil hutang bagaimana mungkin bisa siap untuk perang terbuka? Bakalan kedodoran kalo tidak punya uang cash dari kocek negara sendiri tanpa hutang bila benar benar terjadi perang terbuka, apalagi musuh yg mau dihadapi punya uang banyak punya ekonomi kuat punya tehnologi kuat punya SDM yang kuat, bisa dibayangkan bagaimana mungkin bisa menang kalo berperang dengan mereka kecuali perangnya seperti di Afganistan antara Taliban vs USA.

Unknown said...

Ah gak juga.banyak faktor lain tidak terdiga. buktinya di Surabaya arek2 surabaya berhasil menggulung sekutu inggris belanda dan gurkha. Senjata mereka canggih di zamanya. Jagoan perang dunia lagi.wong arek2 suroboyo ndak punya uang. dapat uang dari mana to? Lha kok menang tak iye? Wk wk wk

Unknown said...

Lebih S7 pengadaan JAs Gripen dari swedia, meski bukan pesawat generasi 5 tapi mampu menandingi pesawat2 produsen Negara Nato maupun Russia...

Orang unik said...

Arek arek Suroboyo 20november1945 dengan gagah tanpa punya uang kok bisa menang melawan tentara Inggris, wah kalo begitu pemerintah RI sekarang ini tak usah susah payah menyediakan anggaran besar utk akuisisi alutsista militer yg gahar canggih mumpuni, batalin semua pembelian dan alihkan perhatian pada semangat juang arek arek Suroboyo tempo dulu supaya para tentara RI punya jiwa juang seperti arek arek Suroboyo tempo dulu utk melawan tentara musuh yg bersenjata canggih gahar mumpuni dan pastilah selalu beranggapan pasti menang kalo meniru perjuangan arek arek Suroboyo tempo dulu, jadi tak usahlah beli alutsista baru yang mahal mahal tapi cukup seadanya aja dan ikuti terus jiwa juang arek arek Suroboyo tempo dulu pastilah menang.

Anonymous said...

Sudah Combat Proven??? Mang pernah ikut operasi perang dimana? Iraq? Suriah? libya? Perang Malvinas?
Klaim mampu menandingi pesawat2 produsen Negara Nato atau russia yg digembor2kan produsen Jas Gripen semacam bahasa marketing, biar dagangan laku,.biasalah..

Anonymous said...

Satu frekuensi nih sma Mengkudu..mending pake Bambu Runcing saja..ga usah repot2 beli alutsista canggih..mahal..sekalian aja kembali ke jaman batu..

Waipios said...

Bung jagarin apa nanti pesawat ifx nanti bisa Indonesia exsport..?

Orang unik said...

Terobosan baru utk lst versi terbaru.
Setelah selesai akusisi lst bituni class utk tnial ada baiknya tnial menambah lagi akuisisi lst baru yg berbeda dari lst bituni class yaitu lst versi baru ini lebih lebar dan lebih panjang dari lst bituni class dimana bagian depan tetap mempertahankan pintu ramp utk keluar masuk kendaraan militer lalu bagian belakang ada pintu ramp juga yg tujuannya untuk keluar masuk tank boat Antasena.
Jadi lst versi baru ini bagian belakangnya mirip mirip punya LPD Makasar class karena lst versi baru ini membawa 2unit tank boat Antasena sehingga diperlukan pintu ramp belakang utk keluar masuknya tank boat Antasena ini.
Tujuan lst versi baru ini membawa 2unit tank boat Antasena adalah utk membantu bombardir pantai musuh sebelum menyerbuan marinir tnial dan tank boat Antasena ini membantu pemberian dukungan tembakan sehingga mempermudah kerja lst yg membawanya sehingga sewaktu waktu terjadi kelangkaan kapal perang lain di sekitar pantai penyerbuan karena mungkin telat datang kapal perangnya itu,maka tank boat Antasena ini bisa melakukan dukungan tembakan langsung utk memborbardir pantai musuh dari laut yg tentunya juga lst versi baru yg membawa tank boat Antasena ini juga memberikan dukungan tembakan langsung utk memborbardir pantai musuh sebelum marinir melakukan penyerbuan pantai musuh.
Tentunya tank boat Antasena yg dibawa oleh lst versi baru ini dari jenis tank boat Antasena Canon otomatis 30mm serta tank boat Antasena Canon otomatis 105mm.
Pastina lst versi baru utk tnial ini lebih siiip dan mantap utk tnial.

Orang unik said...

Harga baru pembelian alutsista militer.
Setiap produk sebuah alutsista militer baru memang harganya tidak ada yang murah kecuali beli bekas tanpa rekondisi pastilah terjangkau harganya.
Cuma beli alutsista bekas tanpa rekondisi ya percuma saja karena lambat laun pastinya butuh service rutin supaya siap pakai dan service rutin ini lambat laun pastinya akan membengkak harganya seiring makin tuanya usia pakai alutsista militer tersebut.
Makanya bagi negara negara yang duitnya kuat pastinya selalu beli baru dan setiap alutsista militernya yang sudah 20-30 usia pake pastinya juga akan dikasih lagi apakah akan direkondisi atau dipensiunkan dan dijual bekas.
Kenapa? karena biaya rekondisi serta overhoulnya kalo dihitung hitung pastinya mendekati 50% harga pembelian baru versi standart tanpa amunisi tanpa suku cadang.
Bagi negara negara yang uangnya kaga kuat pastinya beli bekas lalu direkondisi cuma ya sampe kapan rekondisi bisa dilakukan berulang ulang karena sebuah alutsista militer bahannya pasti mencapai usia kelelahan dan usia kelelahan inilah yang memicu terjadinya kecelakaan saat alutsista tua itu dipake.
Banyak pemakai alutsista tua tidak memikirkan usia kelelahan sebuah alutsistanya dan ini sebabnya pastinya tidak ada yang buat beli baru.
Sebuah alutsista militer yang telah mencapai usia kelelahan tentunya dengan pemeliharaan rutin yang baik masih bisa dipake cuma bukan utk bertempur di Medan tempur yang sesungguhnya tapi hanya bisa dipake cuma utk latihan saja, kenapa? karena kalo utk latihan saja tentu durasi pakainya tidak lama dan tidak rutin setelah itu sehabis latihan dimasukkan ke gudang penyimpanan.

Waipios said...

Rafale..datanglah..bumi pertiwi merindukanmu..

Orang unik said...

Wisata museum terapung.
Ini adalah sebuah ide dari saya untuk menciptakan sesuatu yang baru di RI di bidang rekreaksi wisata buat keluarga di hari libur.
Dan kebetulan ada kapal kapal perang TNI-AL yang sudah sangat tua dan sedang menunggu waktu untuk proses peremajaan alutsista baru.
Di sini ada fregat Van speikt class ada korvet Fatahilah ada korvet parchim class ada lst frosch class ada kapal penyapu ranjau ex Jerman timur dll.
Sebaiknya saat semua kapal perang TNI-AL di atas tadi dipensiunkan dari dinas tnial, maka ada baiknya masing masing class kapal perang TNI-AL tersebut ditaruh disebuah wisata museum terapung yang wilayahnya terserah dimana yang penting wisata museum terapung ini ada di tempat rekreasi keluarga saat mengisi hari hari libur seperti Ancol.
Makanya ciptakan Ancol kedua disebuah lokasi yang tentunya bekerja sama dengan Pemda kementrian pariwisata dan tnial.
Tujuan wisata museum terapung ini semata mata buat pengetahuan+hiburan keluarga saat liburan dengan melihat lihat ex kapal perang TNI-AL yang sangat berjasa bagi ibu Pertiwi saat masih aktif bertugas di tnial sehingga generasi mendatang dapat mengetahui dan melihat langsung secara utuh ex kapal perang tnial sehingga juga dapat menimbulkan kecintaan di generasi muda mendatang untuk lebih membuka wawasan mengenai perairan laut Indonesia dan bagaimana menjaga kedaulatan wilayah perbatasan RI di perairan laut tersebut.
Di museum terapung tersebut supaya tidak membosankan pengunjung juga disediakan tempat dan sarana sarana hiburan yg lain buat keluarga persis seperti di Ancol + kalo bisa di lokasi wisata museum terapung ini juga ada mal mal utk shoping keluarga dan makan.
Sarana lain yg menarik adalah disediakan LCPT ex lst lst tnial yg bisa dibuat keliling hiburan keluarga mengitari perairan laut sekitar lokasi wisata museum terapung tersebut. Dan apabila ini dapat diwujudkan, maka mudah mudahan pula menjadi wisata museum terapung yang indah bagi kunjungan wisata keluarga di hari libur dan mengingat wisata museum terapung ini dibuat persis seperti Ancol, maka mudah mudahan pula menjadi terkena di internasional karena bisa dijadikan objek wisata pariwisata dari luar negeri.

Unknown said...

Untuk pertahanan udara alangkah baiknya membeli JAS 39 GRIOENbeserta paket lengkap nya termasuk SOURCE CODE nya krn biaya operasional pespur buatan Swedia tersebut.
harga Gripen akan jauh lebih murah daripada F-16V

Kontrak Gripen sebenarnya dinilai dalam mata uang Krona Swedia, bukan dalam US Dollar. Mata uang Krona sendiri cukup terpukul dalam nilai tukar thd USD dalam bbrp tahun terakhir.

Harga F-16V menrt dokumen pengajuan DSCA terakhir bisa menembus $150 juta untuk paket lengkap.

Kedua, Gripen bisa probe-and-drogue aerial refueling dengan KC-130, sedangkan F-16 tidak bisa.

selama ini F-16 Indonesia tidak pernah bisa latihan air-to-air refueling; karena memang infrastrukurnya tidak ada.

F-16 akan membutuhkan pesawat tanker refueling boom. Baca: biaya akuisisi $500 - $600 juta tambah untuk KC767, atau KC-30.
Ketiga, Saab menawarkan kedaulatan operasional penuh, kerjasama, ijin produksi, dan alih tehnologi.

Lockheed tidak akan diperbolehkan - sesuai dengan politik penjualan alutsista versi export AS.

Ini sebenarnya juga berlaku untuk Sukhoi, dan IF-X. Model versi export tidak diperbolehkan untuk membawa embel2 alih tehnologi.
Tiga kunci keunggulan Gripen untuk menghadapi pespur lain:

1. Sistem Latihan yang sebaik mungkin, dan seekonomis mungkin. Biaya operasional, dan kemudahan maintenance Gripen memastikan pilot akan selalu bisa mendapat lebih banyak jam terbang (latihan) daripada pespur lain.

Pilot yg lebih berpengalaman, akan selalu lebih unggul drpd pilot yg masih hijau.

Pespur yg selalu siap terbang setiap saat akhirnya juga akan dapat menangkap basah pespur yg sibuk maintenance di hanggar.

2. Keunggulan Informasi dari Networking, Sensor feed, dan Electronic Warfare. Ini akan memastikan pilot Gripen tidak terjebak: melihat lawan terlebih dahulu, atau mendapatkan posisi tembak terbaik sebelum lawan dapat berbuat banyak.

3. Kemudahan Upgrade.
Pespur yg hebat hari ini tidak akan tetap menyanggang gelar yg sama beberapa tahun lagi. Ini sangat vital melihat dari contoh berikut:

F-22 masih berkutat dengan processor berkecepatan maksimal 25MHz, dan tidak bisa memasang Helmet Mounted Display seperti F-15 dan F-16.

Sementara F-35 yg seharusnya jauh lebih modern, bahkan sampai sekarang masih belum berhasil mengintegrasikan AIM-9X, atau menembakan GAU-25 cannon-nya. Versi siap tempur dari F-35 sejauh ini masih belum terlihat.

Su-35 dan Su-57 menderita krn harus membawa variant radar tempo doeloe, dengan persenjataan tempoe doeloe, EW tempo doeloe, dan Networking yg berpusat kepada Ground Control, bukan kemampuan operasional taktis operasi di lapangan dari sudut pandang pilot.

Gripen tidak menghadapi masalah2 yg sama. Gripen akan jauh lebih cepat dapat beradaptasi untuk menghadapi tantangan baru; berkat penulisan source code yg sudah dioptimalkan untuk kemudahan ini dari awalnya.

Setiap Gripen adalah system-nya sendiri. Satu skuadron 16 Gripen dan 1 Erieye sudah menjadi super system-nya sendiri yg akan siap mempertahankan suatu negara dari ancaman AU lain yg mempunyai 100 pesawat (model apapun).
Yang jelas biaya operasional lebih murah 40% dari semua pesawat buatan eropa dan US apalagi sie jago joget sukhoi yg buta anggaran 1x terbang hampir 500jt, ditambah kwalitas prspur dan teknologi JAS 39 GRIPEN sebanding dgn pespur NATO bahkan lebih unggul dan unggul jauh dari pesour sie jago joget...

Orang unik said...

Pendapat anda memang betul utk produk JAS39E versi terbaru, berdasarkan berita sewaktu menhan kita BPK Poernomo Saab pernah menawarkan JAS39E atau jas39C/D terserah RI pilih yang mana dan utk versi terbaru yaitu jas39E walau lagi diproduksi buat AU Swedia tapi Saab menjamin akan kirim secepatnya pesawat jas39E bila RI jadi memesannya, cuma waktu itu harga kosongan jas39E ternyata lebih mahal dari F16viper kosongan sama sama kondisi baru dan mesin yg dipake pada JAS39 baik C/D/E sama sama mesin Made in USA bukan mesin Made in swedia

Moon said...

Lapan pada bulan Oktober kemarin sudah uji statistik ( uji tabel target ) kemampuan rhan 450 ground to ground jarak 100 km dengan kecepatan 4 Mach ,tanpa pemberitaan media , untuk hasil Lom ada konfirmasi dari pihak LAPAN seberapa tepatkah rhan 450 mengenai target ( rudal balistik )

Jagarin Pane said...

Fokus utk kebutuhan sendiri dulu๐Ÿ™๐Ÿ™‚

Anonymous said...

Selamat buat lapan RHAN tembus 100KM.
Tapi kita butuh Rudal jelajah yg bisa mengitari bumi...