Friday, October 15, 2021

Meniru Platform NATO-Pakta Warsawa

Indonesia masa depan suka tidak suka, mau tidak mau akan menjadi bagian dari palagan pertarungan militer super hebat dan spektakuler antara China dan AUKUS (Australia, United Kingdom, United States). Wilayah potensi konflik dahsyat di Indo Pasifik membuat perpindahan pergelaran kekuatan militer dari AS dan Eropa ke Asia Pasifik, dari Barat ke Timur. Ketika perang dingin, pergelaran kekuatan militer NATO dan Pakta Warsawa membelah Eropa, didominasi angkatan darat, karena bordernya daratan Eropa. Sementara AUKUS versus China didominasi angkatan laut dan udara. Platform AUKUS sama persis dengan NATO-Pakta Warsawa.

Gong telah berbunyi dan menghentak keras. Militer Indonesia harus berbenah dan bergegas cepat untuk menyesuaikan keikutsertaan takdir sejarah ini. Dua komponen sayap militer yang mutlak dipercepat kekuatannya adalah Angkatan Laut  dan Angkatan Udara. Tidak lagi memakai formula Minimum Essential Force tetapi menuju kepantasan untuk tampil "berkontestasi" sebagai peserta parade gengsi militer. Minimal mempunyai alutsista berteknologi yang sepadan dengan jamannya sebagai bagian dari ketahanan diplomasi militer. Meski tetap saja dianggap pelanduk oleh kedua gajah, China dan AUKUS.

Parade dan unjuk kekuatan kapal perang dan jet tempur di Laut China Selatan (LCS) sama sekali tidak terbayangkan sepuluh tahun lalu. Dan lihatlah sekarang betapa LCS sudah menjadi arena saling pamer otot militer para pihak. Tidak pernah sepi dari wira wiri alutsista laut dan udara. Barusan ada rombongan 4 kapal induk meramaikan LCS, dua dari AS, satu dari Inggris dan satu lagi dari Jepang. Dan untung saja kita tidak terlambat membangun pangkalan militer di Natuna. Sekarang sudah ada brigade komposit Gardapati yang mengawal Natuna dengan sejumlah KRI, UAV dan jet tempur.

Peristiwa kecelakaan kapal selam nuklir AS USS Connecticut barusan memberikan pesan kuat bahwa situasi bawah air LCS tidak lagi senyap. Patut diduga sudah ada infiltrasi dan pergerakan intelijen bawah air yang saling memantau dan membenturkan. Apalagi ternyata belum diketahui benda apa yang bertabrakan dengan kapal selam bertenaga nuklir itu di kedalaman LCS. Padahal kapal selam canggih AS memiliki teknologi sensor sensitif, proteksi berlapis dan early warning. Benturan cukup keras dan melukai belasan awak kapal Connecticut menandakan ada sesuatu yang menggelisahkan.

Perkuatan militer Indonesia saat ini dalam kondisi extra ordinary. Dalam waktu dekat segera ada kontrak efektif pengadaan 36 jet tempur Rafale, 24 jet tempur F15, 6 kapal perang heavy fregate Fremm Class, 2 kapal perang Maestrale Class. Sementara pembangunan 2 kapal perang heavy fregate Iver Class berlisensi dari Inggris sedang dalam proses awal pembangunan di PT PAL. Kita juga sedang bernegosiasi dengan Jerman untuk pengadaan kapal selam U214. Tentu ini langkah bagus karena Jerman adalah mahaguru teknologi kapal selam konvensional. Jika ini terwujud akan memberi "ruang pencerahan" untuk 3 kapal selam Nagapasa Class yang performansinya belum sesuai harapan. Nagapasa Class adalah U209 teknologi Jerman yang diproduksi "muridnya" Korsel. Langsung sajalah berguru ke mahaguru Jerman.

Sekilas jalan sejarah, NATO-Pakta Warsawa di masa perang dingin adalah pergelaran puluhan ribu tank, artileri, roket, peluru kendali, jet tempur bersama puluhan ribu prajurit siaga tempur di sepanjang garis batas Eropa Barat dan Eropa Tinur. Sementara Border AUKUS- China adalah pergelaran kapal induk, destroyer, fregat, kapal selam, peluru kendali jarak jauh, pesawat pengebom, uav, jet tempur. Kekuatan dominan adalah AL dan AU. Bedanya, NATO-Pakta Warsawa adalah pertarungan keroyokan para pihak masing-masing dipimpin oleh AS dan Uni Sovyet, melibatkan banyak negara Eropa sedangkan aliansi militer AUKUS-China adalah keroyokan melawan China. Tiga lawan satu.

Armada angkatan laut AS selama ini mendominasi Atlantik dan Eropa. Sekarang dua samudra dipegang, Atlantik dan Pasifik. Pengurangan kekuatan di Timur Tengah sudah berlangsung, termasuk menarik pasukan dari Afghanistan.  Karena untuk sekarang dan masa depan Indo Pasifik adalah pusat perhatian dan konsentrasi penuh militer AS. Wiilayah konflik ada di kawasan kita dan Indonesia secara geostrategis punya teritori terluas di Asia Tenggara. Sementara kita berselisih dengan China hanya soal ZEE 200 mil Laut Natuna Utara, bukan soal teritori kedaulatan 12 mil laut. Dan itu sama dengan perselisihan batas ZEE kita dengan Malaysia, juga dengan Vietnam di LCS. Tapi kan tidak heboh, biasa saja.

Maka sambil mempersiapkan kedatangan berbagai jenis alutsista canggih, keep calm, low profile, tetap tebar senyum persahabatan antara keduanya, AUKUS dan China. Sudah kita contohkan ketika kapal Coast Guard China dan kapal perangnya ngetem sebulan sepanjang September 2021 "nungguin" eksplorasi LNG di teritori ZEE Laut Natuna Utara. Kita kirim 3 kapal BAKAMLA dan 6 KRI tetap dalam kondisi siaga proporsional, kondusif. Pada saat yang sama konvoi kapal induk AS juga berlayar dengan gagah di sekitar lokasi eksplorasi. Artinya baik kapal-kapal China dan AS itu berada di wilayah ZEE Natuna dalam waktu yang relatif sama. Silakan tafsirkan sendiri.

****

Jagarin Pane / 14 Oktober 2021

58 comments:

Aa said...

Kalau ada rencana beli KS 214 dari.Jerman itu sangat bagus, karna langsung dari sumbernya dan kita jg saat ini sedang belajar membuat KS yg diambil dari keluarga CBG yg sejatinya berasal dari kloningan KS 209 jadi belajar membuat KS dari basis U Boat bisa khatam dan target KS bisa disematkan teknologi AIP jg peluncur rudal selain torpedo tentunya bisa tercapai..cuma masih bingung dengan pembelian kapal Fregat 6000 Ton dari FREEM padahal.sekelas dengan Arrowhead140 Babcock dan kita jg punya designnya artinya kenapa mesti beli jg FREEM yg setipe..padahal bila peruntukan peperangan anti kapal selam, anti kapal perang atau anti peperangan udara atau elektronik itu tergantung Radar dan Persenjataan yg disematkan..kan kapal perang sekarang disifatnya modular artinya bila alasan kecepatan produksi banyak galangan perusahaan swasta yg bisa jd subcont dari PT PAL..

Unknown said...

Kita sangat butuh semua alutsista itu. Tapi rasanya kondisi perekonomian juga lagi susah.kondisi dalam negri pun mulai kasak kusuk untuk 2024. Apakah semua rencana pembelian itu akan terwujud? Kalaupun terwujud kita hannya konsumen tidak produsen.sedangkan potensi ancaman adalah negara2 produsen alutsista.bersiaplah menghadapi masa2 sulit kedepanya apalagi jika di zee natuna utara ditemukan adanya kekayaan migas.ingat kapal survey cina sudah wara wiri di sana

Unknown said...

Kelebihan non blok adalah RI bisa terhindar dari konflik berskala besar dgn negara lain. RI tidak ada kewajiban turun dalam palagan membela negara lain dalam suatu konflik militer. Namun disisi lain membuat kemajuan kekuatan militer menjadi terhambat karena prinsip kita tidak punya musuh, tidak ada ancaman dari luar. Kalau mereka datang kita kepung rame2.memangnya mereka ayam? Berposisi sebagai negara non blok namun memiliki SDA melimpah tapi tidak di back up kekuatan militer yang tangguh terutama belum mengusai teknologi pembuatan alutsista mumpuni, indonesia seberti sapi gemuk di tengah padang rumput yg di kelilingi oleh kawanan singa dan srigala. Jangan terkecoh dgn peringkat militer global fire power. Mana mungkin israel yg punya senjata nuklir sederetan alutsista tercanggih dalam jumlah yg edan,produsen senjata kelas wahid di dunia, dapat bantuan militer gratis milyaran dolar tiap tahun dari amerika serta seluruh warganya yg berumur 18 tahun keatas siap tempur karena dikenakan wajib milter peringkatnya dibawah indonesia?jelas tidak masuk akal.

Anonymous said...

Saat ini sudah 60% armada kapal perang Amerika bergeser & berada di indo-pasifik, galang kekuatan menghadang china...

Moon said...

Maaf keluar topik , Abah haji @ jagarin pada tahun 2019 kita menandatangi kontrak awal dengan Turki sebesar $ 2 miliar As , kalo boleh tahu kontrak apa yg sudah di tandatangani yg bocor itu baru drone Anka , medium tank harimau dan pengembangan cn 245 dan katay Indonesia sangat minat dengan korvet miglem class dan korkut

Unknown said...

Semoga indonesia slamat dunia akhirat

Semut ireng said...

Apa sudh semestinya menjadi agresor untk kepentingan negri kita???

Unknown said...

Proses pengadaan alutsista sansangat rumit dan berliku terkait birokrasi.fregate freem impian kabarnya kontrak efektif dan kegiatan produksinya paling cepat dilaksanakan 2023

Moon said...

Fremm itu pasti produksiy agak lambat , Iver aja yang design y arrowhead 140 pada saat TTD tahun 2019 baru bisa kontrak efektif tahun 2021 , apalagi fremm beli y banyak lumayan sampai 6 unit ya pasti kontrak efektif y sekitar tahun 2023 atau paling cepat akhir tahun 2023 an

Koteka said...

Saya suka dgn tulisan opini dari bung jagarin .
Opini yg mengajak kita berpikir jauh dgn situasi politik dan keamanan yg terjadi khususnya yg berkaitan dgn dampaknya ke Indonesia.

Yang tersirat dari opini ini adalah CINA dan AUKUS sama" memasuki ZEE NATUNA tapi dampak rusuhnya condong ke Cina.

Pendapat saya Indonesia sedang menghadapi DUA PERSOALAN LCS yg kritis.

01. LCS ( Laut Cina Selatan )
Adalah konflik kepentingan antara CINA dgn negara" barat seperti AUKUS yg selama ini punya pengaruh politik , ekonomi dan keamanan dikawasan ASEAN dan Pasifik mulai diambil alih oleh pengaruh Cina.
Sumber mineral yg menjadi masa depan negara" barat, cina, jepang ada dikawasan ini.

Sangat jelas dan pasti CINA dan AUKUS cs punya kepentingan di LCS.

02. LCS internal Indonesia.
Persoalan internal Indonesia yg juga harus di waspadai adalah .
- Penegakan terhadap
L ( Law / hukum )
C ( Corupsi / Criminal / Comunis, jg biar ndak ada yg kecewa krn anggap comunis ancaman no 1 wkwkwk )
S ( Separatis, Syariah radikal / khilafah )

Inilah dua ancaman nyata LCS yg tdk boleh disepelekan oleh Indonesia.

Pemimpin Indonesia dari semua komponen bangsa harus bersatu utk menjaga Indonesia tetap bersatu seperti cita" pendiri bangsa saat revolusi perang kemerdekaan .

Tetap optimis Indonesia bisa atasi semua masalah ini 🇮🇩🇮🇩

Jagarin Pane said...

Tidak hanya soal zee tapi AS merasa hegemoni dan superioritasnya tergerus China. Maka kita harus bisa mencerna dalam konteks lebih luas dan jangan mudah terperangah dan terpengaruh. Thx

Koteka said...

Setuju.
Dan kita harus waspada jgn sampe mereka ( Cina dan AUKUS ) menggunakan pionnya dari dalam Indonesia utk memuluskan kepentingan mereka.

Unknown said...

Ini soal pendanaan intinya. Ada uang ada barang. Ada harga ada kualitas.Kalau ada duit di jamin tidak pake lama.qatar menawarkan pinjaman tapi ditolak kementrian kepengan.ciri khas indonesia dalam pengadaan alutsista beli ketengan dan kosongan.maunya harga murah.kalau mahal meski kualitas premium batal saja.harga mahal alasan standar baku penolakan pembelian alutsista.lagian kita tidak punya musuhkan. Mau perang kemana? Perang sama siapa? Itu kata mereka2

Redsnaper said...

Bung admin.....bukan tiga lawan satu, pada prinsip NATO ialah apabila salah satu anggota diserang maka seluruh anggota wajib ikut terlibat. China juga berpikir seribu kali untuk membuka drama perang di LCS karena dia akan dikeroyok habis oleh NATO plus Taiwan dan Jepang.
Untuk itu sebabnya China mencoba menarik Rusia agar terlibat.
Pastinya kalau pecah perang, ini adalah pertempuran para raksasa dan mudah²an mereka tidak melibatkan nuklirnya 😁

Orang unik said...

Sejarah terbentuknya sekutu sekutu USA maupun AUKUS:
Sejarah ini berawal di PD2 dimana Jerman buka front menyerang Rusia sekaligus menguasai daratan Eropa kecuali Inggris karena Inggris dipisahkan laut dgn benua Eropa.
Saat Rusia terdesak dan kebetulan seluruh negara negara di benua Eropa bertekuk lutut pada jerman, maka Inggris mulai stress kalo kalo Jerman mulai serang Inggris lewat laut maupun udara, takut Inggris tidak siap hadapi serangan mendadak dari jerman, makanya Inggris minta bantuan USA yg kebetulan benua Amerika dimana negara USA berada masih aman dan terbebas dari ancaman Jerman.
Mungkin dengan pertimbangan andai Inggris tidak dibantu, maka lambat laun Inggris akan jatuh juga dan menyerah pada jerman lalu mungkin juga Jerman mulai siap siap menyerbu USA, mungkin inilah analisis USA mengapa USA segera turun tangan membantu Inggris hadapi ancang ancang serbuan Jerman ke Inggris. Dengan turunnya Isa ke Medan PD2 ini, maka konsentrasi Jerman jadi terbelah dan terbagi bagi yg mengakibatkan Jerman mulai lengah lalu kendor menjepit Rusia di lini timur.
Karena fokus Jerman mulai terpecah inilah yg membawa Jerman lambat laun jadi terjepit dan menyerah di negaranya sendiri setelah USA Inggris dan beberapa gerilyawan negara Belanda Perancis Belgia masuk ke jantung ibukota Jerman yaitu Berlin.
Karena analisis Jerman bahwa bila Jerman mulai terpecah konsentrasi, maka Jerman berpikir USA Inggris juga harus dipecah konsentrasi dengan meminta bantuan Jepang buat gara gara di sekitar laut Pasifik dengan Jepang mulai serang pearl harbour secara mendadak. Di sini mulai tergambar betapa hebatnya kekuatan militer USA walau dipecah konsentrasinya di Medan perang tapi militer USA tetap kuat beda dengan Jerman yg mulai goyang dan berantakan militernya saat dipecah konsentrasinya di Medan perang.
Dengan berjalannya waktu akhirnya PD2 berakhir dengan menyerahnya Jerman di negaranya sendiri beserta menyerahnya Jepang akibat kota Hiroshima dan kota Nagasaki di Jepang luluh lantak di bom atom sama USA.
Karena PD2 bisa berakhir gara gara bantuan dan turun tangannya militer USA atas permintaan Inggris inilah yg membawa USA jadi polisi dunia sampai detik ini seeta jadi pusat rujukan soal-soal demokrasi dan HAM dunia. Cuma Rusia tidak terima kalo PD2 ini berakhir gara gara turun tangannya USA , Rusia beranggapan PD2 ini berakhir gara gara dimenangkan oleh USA dan rusia.
Perbedaan pandangan siapakah pemenang PD2 inilah yg akhirnya merembet jadi perang dingin antara USA dengan Rusia..
Berjalannya waktu akhirnya negara negara di Eropa menjadi sekutu USA lalu negara negara sekitar Rusia jadi sekutu Rusia. Perselisihan dan beda pendapat antara USA dan Rusia inilah yg membawa jadi perseteruan konflik blok barat vs blok timur dan kebetulan juga Rusia sejak selesai PD2 ini haluan politiknya berubah jadi komunis . Mengapa demikian? Mungkin ya karena USA ini mewakili negara demokrasi maka tidak mungkin Rusia juga ikut ikutan demokrasi. Biar semakin jelas perseteruan, mungkin juga Stalin mencoba konsep komunis utk politik dan ideologi negaa Rusia dimana konsep komunis atau sosialis ini jarang diadopsi oleh kebanyakan negara negara Eropa.
Jadi setelah PD2 berakhir, tiba tiba muncullah perseteruan yg hebat dan membara antara USA vs Rusia yg ujung ujungnya dgn berjalannya waktu membawa dampak bergabungnya sebagian besar negara negara Eropa menjadi sekutu USA lalu juga diikuti sejumlah negara sekitar Rusia bergabung jadi sekutu rusia. Perseteruan ini akibatnya jadi merembet ke urusan perseteruan konsep negara demokrasi vs konsep negara sosialis dan komunis.
Kenapa bisa begitu? Karena tahun tahun 1945 mulai muncul dan lahirlah satu persatu negara negara yg mulai merdeka dan sebagian besar ambil konsep negara demokrasi.
Inilah sejarahnya munculnya sekutu sekutu USA di dunia ini di mana sampai detik ini negara negara yg jadi sekutu USA masih tetap teguh berjalan sedang sekutu sekutu Rusia mulai berjatuhan lepas dari Rusia dan beberapa negara ex sekutu Rusia berubah konsep jadi negara demokrasi.

Anonymous said...

Bung Jagarin, apa ada info terbaru mengenai KF Boramae ? Apa Indonesia jadi melunasi ? Memperhatikan infrastruktur dan fasilitas serta Alutsista yang dikirim cina di kepulauan 2 yang dibangun Cina di Laut Cina Selatan, bukan abal2, shg utk Indonesia perlu banyak pilot tempur utk cadangan, yg bisa direkrut dan dilatih dari pilot sipil, kemudian tdk ada salahnya Indonesia mengadakan U-218 dan U-214 serta scorpene yang sudah dimodifikasi berbeda dng design yg sudah bocor spy negara lain tdk tahu kekurangan dan kelebihannya, termasuk semua perangkat standar scorpene harus dirubah bisa menggunakan perangkat dari Israel, utk mendeteksi kapal selam cina dan Rusia, paling tdk utk bobot 2500 ton plng tdk 20 unit, yang bobot 1800 ton paling tdk 20 unit, yang bobot 1000 ton kelas midget plng tdk 50 unit, dilengkapi sobat, peluncur rudal mistral, peluncur rudal startrek, millenium oerlikon yg bisa buka tutup utk di depan dan di belakang kapal selam, kapal fregat dan destroyer serta kapal cepat rudal serta kapal patroli dari semua Matra dilengkapi peluncur rudal startrek dan mistral, peluncur rudal anti kapal permukaan, peluncur torpedo, sinar, radar, alat peperangan elektronika/jammer, laser, millenium oerlikon dan meriam dan senapan mesin dng sistem RCWS pada bagian depan, tengah dan belakang kapal,

Anonymous said...

Berharap Panglima TNI yg baru nantinya adalah Panglima TNI yg Ahli strategi peperangan laut...

Unknown said...

Bukan hanya mengandalkan alutsista gahar, Indonesia juga harus bermain cantik dalam taktik misi diplomatik menghadapi Teater akbar LCS..
Dulu Indonesia memiliki prof.DR. Mochtar kusumaatmadja,Sang Diplomator ulung, Pendekar hukum laut internasional yg telah berpulang..
Saat ini ada ibu Retno marsudi dan Bp. Prabowo Subianto.. Duet Menlu & Menhan yg kita harapkan menjadi ujung tombak & bermain cantik dalam misi Diplomatik menghadapi Teater Akbar Laut cina selatan..

Orang unik said...

Begini bapak bapak yang ada di rubrik ini, untuk melihat sekilas dalam persiapan menghadapi konflik yg makin hari makin panas yang juga bisa berujung perang terbuka adalah dengan melihat si calon musuh maupun siapa siapa aja yang pro maupun kontra dengan calon musuh itu.
Kenapa? Berdasarkan pengalaman PD2 tidak ada satu negara pun yg gagah berani menghadapi dan meladeni sendiri musuh yg ada di depan mata, semuanya dalam PD2 itu akhirnya mengandalkan sekutu sekutu yg pro sedang yg kontra menjadi sekutu sekutu musuh.
Jerman yg mulai goyang akibat dipecah konsentrasinya akhirnya meminta bantuan Jepang utk jadi sekutu Jerman lalu membuka front baru di laut pacific utk memecah konsentrasi militer USA tapi ternyata militer USA diluar perhitungan Jerman dan Jepang masih tangguh masih kuat dan masih perkasa.
Dalam PD2 ini hanyalah Swiss sebagai negara netral tidak diusulkan usik oleh Jerman maupun oleh USA beserta sekutu sekutunya.
Disinilah pelajaran bagi RI menghadapi konflik laut Natuna yg makin hari makin panas.RI tidak bisa diposisi pro maupun kontra terhadap pihak pihak yg terlibat di konflik laut Natuna, kenapa? Karena RI masih butuh USA beserta sekutunya juga RI juga.masih butuh RRC
USA beserta sekutu sekutunya masih dibutuhkan RI sebagai bemper bila konflik panas di laut Natuna menjadi perang terbuka tapi RI pun juga masih butuh RRC dalam hal proyek proyek berbiaya murah dari kue kue pembangunan di wilayah RI
Inilah kerumitan yg dihadapi RI.
Untuk beli alutsista militer semua Matra yg gahar mumpuni canggih juga butuh biaya besar juga yg tidak mungkin dibiayai sendiri oleh kekuatan uang yg ada yg dimiliki RI, dan terpaksa pula harus pake pinjaman utang buat beli alutsista militer tersebut.
Pinjaman utang ini mungkin diawal mudah dilakukan tapi juga mungkin dikemudian hari bisa jadi kesulitan balikin utang tersebut.
Jalan keluar terbaik bagi RI adalah meniru negara Swiss yaitu jadi negara netral tidak pro dan juga tidak kontra dan mungkin saja kalau RI jadi negara netral saat pecah perang di laut Natuna mungkin pihak RRC maupun USA beserta sekutunya akan hormat pada RI dan sebisa mungkin tidak menyeret nyeret RI utk ikut terlibat dalam perang terbuka di laut Natuna.
Bila RI mau jadi negara netral pastilah tidak usah berutang buat beli alutsista militer yg gahar mumpuni canggih supaya RI tidak terbelit utang dikemudian hari gara gara kaga punya uang buat balikin utang.
Mudah mudahan inilah jalan keluar terbaik bagi RI menjadi negara netral seperti negara Swiss saat PD2.

Anonymous said...

Baca komen ini ngawur al aneh bin ajaib menyesatkan, faktanya :

1. USA dan UK udah jadi sekutu dari PD1

2. USA memutuskan untuk netral dari awal PD2 hanya mengirimkan kapal kargo berisi logistik ke Inggris, barulah ketika Jepang menyerang Pearl Harbor mereka ikut nimbrung PD2.

3. Hitler menyatakan Perang ke USA tapi tidak berpikiran untuk menginvasi USA dan sudah merencanakan ekspansi ke timur (Uni Soviet) untuk Lebensraum bagi orang Jerman.

4. Strategi Jerman terhadap Inggris adalah memblok seluruh kapal perdagangan/kargo/bantuan yang menuju Inggris dengan U-boat mereka, sehingga Inggris terisolir dan mudah dikalahkan.

5. Jepang yang bergabung dengan Axis menyerang USA karena USA mengancam akan menghentikan suplai minyak yang sangat dibutuhkan dalam menjajah daratan China, Jepang akhirnya memutuskan menyerang Koloni Eropa yang mayoritas adalah milik Sekutu di Asia Tenggara dikarenakan suplai minyak yang dihentikan oleh USA dan menyerang USA dengan harapan USA mau maju ke meja runding namun gagal.

6. Penyebab lain Jepang mengaku kalah selain dibom atom oleh USA adalah pada saat yang sama, Uni Soviet menyatakan perang ke Jepang, Kekaisaran Jepang paham betul apa yang terjadi pada kekaisaran Rusia yang jatuh oleh Revolusi Bolshevik (komunis) mereka takut seluruh anggota monarki di Jepang termasuk Kaisar akan dibunuh tanpa pandang bulu oleh Uni Soviet, jadi mereka memutuskan untuk menyerah demi menyelamatkan Kaisar.

7. Jerman kalah karena Hitler tidak bersedia mengaku kalah, banyak membunuh perwira2 hebat yang tidak sependapat dengannya, keterbatasan logistik (Peperangan di Afrika dan Eropa banyak memakan biaya), sekutu yang makin kuat dengan bantuan USA dan Uni Soviet.

8. Penyebab utama perang dingin adalah ideologi komunis Uni Soviet sangat bertentangan dengan kapitalisme USA.

9. Inggris tidak pernah meminta USA untuk menjadi "polisi dunia", mereka membentuk organisasi baru PBB karena menganggap Liga Bangsa-bangsa gagal dalam melakukan tugasnya dan berharap negara-negara didunia bisa diatur oleh "pemenang pd2" dengan memiliki hak veto. USA sendiri masih aktif menggunakan "Big Stick Diplomacy" dari jaman Presiden Roosevelt (ga tau? Google no)

10. USA tahu dengan metode ekonomi yang cacat, tertutup dan ekslusif ke sesama negara komunis, maka Uni Soviet tidak akan bertahan lama jika diajak untuk "Arms Race" dengan menghalangi pengaruh komunis ke setiap negara, USA berharap bisa "membunuh" ekonomi Uni Soviet dan berhasil membuat hancur uni soviet di tahun 1991.

Anonymous said...

Kalau jaman perang dunia 2 bukan Rusia tapi Uni Soviet.

Anonymous said...

Politik Luar Negeri NKRI itu bebas aktif dan juga non-blok bukan netral. Netral tidak sama dengan bebas aktif dan non-blok, pemerintah sudah tahu kemungkinan-kemungkinan apa yang terjadi dan berupaya semaksimal mungkin masalah bisa selesai di meja runding sambil mempersiapkan kemungkinan terburuk yang bisa terjadi.

Orang unik said...

RI sudah mampu produksi sendiri tank boat Antasena lalu kcr KRI clurit lalu ada KCR60m lalu ada OPV90m lalu ada calon prototype fregat RI yaitu Tanjung dato class seperti yg dipake bakamla RI.
Kekurangan kapal kapal tersebut adalah kurangnya perhatian dari pemerintah RI utk melengkapi kapal kapal tersebut dengan senjata senjata rudal rudal terpedo terpedo yg gahar beserta perangkat sistem elektronik yg melengkapi persenjataan tersebut.
Coba tahan dulu akuisisi heavy fregat baru yg mahal mahal harganya, uang utk akuisisi heavy fregat dialihkan dulu utk melengkapi persenjataan yg gahar canggih dan mumpuni di tank boat Antasena di KCR KRI CLURIT di kcr60m di OPV90m lalu di calon prototype fregat RI tanjung dato class, disertai juga pembangunan beberapa unit minimal 6 unit atau 12 unit masing masing kapal tersebut dari yg sudah ada yg sudah mampu di buat di galangan kapal swasta RI.
Jangan dilupakan juga pembangunan kasel diesel baru batch2 minimal 3unit kasel diesel.
Lalu sisa uangnya baru utk pengadaan heavy fregat baru yg memang belum ada di RI.
Tank boat Antasena + KCR KRI clurit + KCR69m diciptakan sebagai kapal serang mendadak alias hit and run.
Konsep ini memang menarik dipraktekkan asalkan jumlah masing masing kapal banyak dengan persenjataan yg gahar canggih mumpuni sehingga bisa mengeroyok beberapa kapal perang besar musuh, kalo udah demikian pastilah musuh keder juga meladeni kapal kapal hit and run tersebut.
OPV90m + calon prototype frigat RI tanjung dato ini sebagai pengganti fregat Van speijk pengganti korvet parchim class pengganti korvet Fatahilah class.
Coba kalo ini benar benar diperhatikan oleh pemerintah RI dari dulu dan pastinya juga saat konflik laut Natuna makin panas RI tidak bakalan kelabakan cari cari fregat baru yg gahar mumpuni yg juga butuh waktu lama sampe ke tangan tnial.
Utk kasel diesel cukup teruskan changbogo class tapi tabung terpedonya di modifikasi pake tabung terpedo kasel diesel scorpeen class karena tabung terpedo scorpeen class ini mampu tembakan rudal Exocet AM39 generasi baru saat menyelam di laut karena rudal Exocet AM39 ini dapat dibeli tanpa halangan oleh tnial sedang kalo pake tabung terpedo asli changbogo class, tabungnya ini hanya mampu tembakan rudal harpoon USA dimana rudal harpoon USA ini tidak bisa dimiliki atau dibeli tnial karena pastinya USA tidak setuju menjual rudal harpoon ini ke RI.
Untuk KFX/IFX tetap lanjutkan sampe tuntas supaya RI punya dasar dasar ilmu riset pembuatan dari nol sampai terbang sampai diserahkan ke tangan tniau sebagai pengguna sebuah produk pesawat tempur KFX/IFX dan tentunya RI harus bayar lunas semua kewajiban seperti yg tertuang dalam kontrak perjanjian kerjasama antara Korsel - RI.

Unknown said...

Secara dimensi terlalu riskan ngajak KCR60 & OPV90 buat ikut 'bermain' di Laut cina selatan, ketinggian ombak laut cina selatan berbeda dgn perairan indonesia,apalagi kalau lg
badai .. bisa oleng tuh KCR60 & OPV90 diterjang badai di laut cina selatan.. belum juga head to head vs fregat cina sudah karam duluan,.
maka dari itu kita butuh fregat yg OCEAN GOING.. kapal perang Fregat dg dimensi besar yg mampu menahan dan meredam ombak badai ditengah laut..
Tentu Bapak2 prajurit TNI AL selaku user/operator mesin perang yang lebih tau kenapa TNI AL butuh frigat berat/flagship,. Daripada kita yg asal komen....

Anonymous said...

Tidak sama antara Nato vs Warsawa yg di komandoi Usa - Soviet karena mereka melibatkan banyak negara di keduabelah pihak sementara Aukus vs china hanya beberapa negara Aukus pimpinan Usa vs sebuah negara (RRC).
Yang harus di waspadai adalah tragedi Timur tengah, Sandiwara permusuhan antara Usa - Iran menyebabkan porak poranda nya Suriah..
Jangan sampai "Sandiwara permusuhan" USA vs RRC menyebabkan Indonesia porak poranda..������
Sampai detik ini saya tidak percaya USA benar benar bermusuhan dgn RRC dan Iran, karena Soviet dan Iraq yang sama perkasa saja bisa di jinakan USA jika benar benar bermusuhan..
Tapi berapa lama Iran dan RRC "Katanya" bermusuhan dgn USA malah aman jaya selalu.. hahaha..

Anonymous said...

Situasi panas di LCS sebenarnya hanya tes ombak RRC saja, Sasaran utama RRC adalah Taiwan yg dianggap sebagai provinsinya sendiri, cara berpikir RRC adalah kalau Dunia tidak mau terjadi PD III, serahkanlah Taiwan kepada RRC, jadi pada saat nanti Taiwan diserang, tidak boleh ada yg bantu, Tapi kalau sampai AS ikut bantu taiwan, maka RRC sudah siap dengan pangkalan2 di LCS untuk membendung sekutu2 Taiwan ikut membantu Taiwan, Dan argumen RRC kuat karena Taiwan dianggap wilayahnya sendiri.
Beda kalau RRC ekspansi ke negara2 sekitar LCS, itu baru dianggap menyerang negara lain oleh PBB dan bisa memicu PD III. Jadi soal 9 garis putus RRC di LCS itu hanya GIMICK sahaja oleh RRC����

Ya said...

Apa yang tau tentang pengadaan UAV? Dari mana saja ?

Jagarin Pane said...

Israel (aerostar), China(wingloong). Itu yg sdh tersedia.

Jagarin Pane said...

Prediksi saya KSAL jadi Panglima TNI

Jagarin Pane said...

Kfx jalan terus, pembayaran tunggakan diprediksi bulan depan.

Jagarin Pane said...

Ngeri juga ya

Orang unik said...

RRC vs Taiwan
Perseteruan antara RRC vs Taiwan dimana RRC dengan paham komunisnya dan Taiwan dengan paham nasional demokrasi makin parah dengan merembet sampai laut Natuna sehingga membuat gaduh bagi negara negara sekitar laut Natuna.
Perpisahan Taiwan dari daratan RRC dikarenakan ada pihak pihak yg tidak setuju paham komunis diadopsi cina daratan lalu pihak yg tidak setuju ini akhirnya keluar dari daratan besar cina dan kemudian menempati sebuah pulau yg bernama pulau formasa yg secara historis adalah bagian dari daratan Cina.
Kalo dipikir dan dianalisa perseteruan RRC vs Taiwan ini mirip mirip dengan perseteruan Korea Utara vs Korea Selatan juga seperti Vietnam Utara vs Vietnam Selatan.
Persamaan perseteruan ini adalah soal adopsi paham komunis vs paham nasional demokrasi dan secara kebetulan juga paham komunis dibekingi oleh Soviet yg sekarang bernama Rusia sedang paham nasional demokrasi dibekingi oleh USA beserta sekutunya.
Perbedaannya hanyalah masalah waktu saja utk buka perang dimana Korea Utara dan Vietnam Utara yg lebih pilih paham komunis ini lebih mementingkan perang terbuka diawal sampai perang dimenangkan oleh paham komunis dan diperangi Korea maupun Vietnam ini menyeret pula beking bekingnya utk ikut serta terjun ke Medan perang tanpa memikirkan resiko kalo kalah perang.
Perang Korea terhenti tanpa ada yg menang sedang perang Vietnam dimenangkan oleh Vietnam Utara yg komunis itu.
Disini mungkin RRC tidak berani mendahului buka perang diawal perseteruan daratan Cina vs Taiwan karena mungkin pihak komunis Cina lebih mementingkan pembangunan ekonomi dan teknologi bagi kemajuan negara RRC, demikian pula Taiwan juga sama yg akhirnya sampai sekarang baik RRC maupun Taiwan sama sama sudah maju perekonomian negaranyaserta industrinya akibat lebih mementingkan membangun ekonomi dan teknologi bagi masing masing negara.
Dengan majunya ekonomi serta industri di RRC maupun Taiwan menyebabkan pihak RRC semakin bingung utk meneruskan ambisi serbu Taiwan karena mungkin juga RRC berhitung untung ruginya bila kalah perang lawan Taiwan karena bila pecah perang maka tak mungkin hanya RRC vs Taiwan saja yg berperang dan pastinya akan menyeret pula negara negara lain utk ikut terjun ke Medan perang RRC vs Taiwan ini seperti USA beserta sekutunya berikut RUSIA beserta sekutunya juga.
Setelah uji coba menyekat dan menghalau iring iringan konvoi kapal perang sekutu USA mungkin RRC mendapat hasil yg kurang bagus buat taktik serbu Taiwan.
Itulah mengapa sampai detik ini RRC belum berani serbu langsung Taiwan akibat rugi yg akan diterima RRC bila kalah perang lawan Taiwan dari data data yg diterima RRC selama ini.

Anonymous said...

Dulu yang heboh Heron, ternyata yang datang Aerostar....��

Anonymous said...

situasi LCS saat ini malah bergeser dg isu AUKUS, padahal negara kita menghadapi persoalan klaim china ttg batas teritorial laut yg bersinggungan.
penguatan otot militer justru dilakukan agar keutuhan wilayah teritorial NKRI tetap utuh sesuai aturan internasional, perbedaan pendapat batas wilayah dg para tetangga msh bisa diselesaikan dg perundingan damai, tapi di LCS kita menghadapi klaim china disertai tekanan kekuatan otot militer dan sdh jelas ditujukan ke banyak negara anggota Asean.
jadi mending fokus menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI di Laut Natuna Utara daripada mikirin AUKUS .........

Kancut meong said...

Tapi jalan lupa pulau PAPUA, karena saat ini dinegara eropa terutama inggris sedang krisis energi, dan menurut rumput yang bergoyang ada penyusup yang tertangkap dan dia mata2 dari amerika tujuannya untuk memasok senjata ke OPM

Jangan sampai panasnya LCS kita melupakan pulau PAPUA

Kancut meong said...

Sebenarnya galangan kapal RI bisa membuat kapal dimensinya lebih dari 90 jika kondisi sudah memanas dan bahkan sudah pecah, karna mau tidak mau suka tidak suka para insinyur RI akan membuat pralatan di negeri sendiri kalau saat ini masih santai-santai bae, kan pak dek jokowi marahin para petinggi BUMN yanh dimana mengambil proyek asal-asalan (tidak memperhitungkan untung dan rugi) pada akhirnya meminta Pinjaman ke pemerintah kemudian di ajak kolaborasi dengan perusahaan luar negri pada malu2(menolak) pihak BUMNnya pas ditanya pak jokowi malah diem seribu bahasa (tanpa sepatah kata pun)

Seandainya kondisi sudah memanas pola kerja para pejabat dan insinyur akan lebih baik dari saat ini

Kan banyak yang bilang "INDONESIA TIDAK KEKURANGAN ORANG PINTER TETAPI KEKURANGAN ORANG JUJUR"

Ranjau Laut said...

Anka dan EH nyusul

Orang unik said...

RRC vs Taiwan (lanjutan)
Ternyata laut Natuna dibuat gaduh dan heboh karena RRC sedang berhitung untung ruginya bila melakukan menyematkan alias blokade iring iringan kapal perang sekutu USA yg berdatangan dari Eropa. Dan ternyata RRC mendapat data hasil hitung hitungan di laut Natuna yaitu RRC butuh supply dana utk logistik di laut Natuna yg tidak sedikit dimana dana dana ini harus terjamin setiap waktu utk lancarnya logistik pendukung buat blokade di laut Natuna dan ternyata RRC kemungkinan tidak menjamin dana dana tersebut lancar dan tersedia setiap waktu.
Inilah yg buat RRC makin bingung urusan menyerbu Taiwan karena soal dana utk jamin kelancaran blokade di laut Natuna aja RRC tidak menjamin apalagi yg lain lainnya belum lagi tiba tiba muncul keributan diperbatasan RRC INDIA sehingga memunculkan dana baru buat jamin keamanan diperbatasan tersebut.
Dan ternyata pula RRC sangat takut bila kejatuhan rezim komunis era uni Soviet yg menyebabkan jatuhnya dan ditinggalkannya paham komunis lalu beralih ke negara federasi demokrasi, inilah yg ditakuti pemerintah dan elit politik RRC bisa saja terjadi pula secara mendadak di RRC apalagi RRC belajar dari kasus TIAN NAMIN yg ternyata di daratan RRC ada oposisi yg anti paham komunis yg populasinya cukup banyak belum lagi ditubuh tentaranya juga ada kelompok yg anti paham komunis.
Jadi sebetulnya RRC sedang kebingungan kalo kalo mau serbu Taiwan karena masalah di atas tadi dan tentunya pula RRC tidak mau roda pembangunan ekonomi beserta kemajuan industrinya yg udah jalan lancar sekali jadi hancur berantakan gara gara serbu Taiwan karena andai mengalami kekalahan akibat perang RRC vs Taiwan tentu RRC harus mulai dari awal lagi utk menjalankan roda pembangunan ekonominya dan ini pastinya butuh waktu yg tidak sedikit ditambah fenomena rakyat yg hidup jaman sekarang siapa sih yg mau hidup susah gara gara perang dan akibat yg ditimbulkan dari perang karena mayoritas penduduk RRC sudah terbiasa hidup damai dan nyaman selama ini dan pastinya pula mereka tidak mau damai dan nyaman itu sirna hilang gara gara perang.
Itulah sebabnya sebab kebingungan di RRC sehingga sampe detik ini RRC tidak berani serbu Taiwan.

nusantara said...

Kemampuan Amerika berpalagan hanya 20 tahun... itu pun kalau di Amerika tidak ada kisruh. kalau ada kisruh ya makin cepat lagi...

yohana said...

AKIBAT LIMA TAHUN MENHAN SEBELUMNYA MAKAN GAJI BUTA AKIBATNYA SEKARANG NGGA ADA ALUTSISTA YG DATANG ANDAIKAN LIMA TAHUN YANG LALU IVER CLASS SUDAH TANDA TANGAN KONTRAK PASTI IVER SEKARANG SUDAH DATANG DAN SIAP HADAPI FREGAT CHINA...

MOGAMI said...

FREMM dibeli berbarengan dgn babcock untuk mengejar jumlah ideal kapal combatan yg dibutuhkan dan tenggat waktu pengerjaan, yg kalau semuanya dikerjakan oleh babcock akan memakan waktu yg lama sementara kebutuhan jumlah kapal ideal sdh sangat mendesak kalau melihat situasi LCS yg sewaktu waktu bisa trjadi gesekan yg berujung pada konfrontasi

Rahmad said...

Hmmm jendral mengkudu yaa..

Anonymous said...

Saat ini amerika dikejutkan dengan peluncuran rudal hypersonic China.
Rusia meluncurkan rudal hypersonicnya.
Kedua negara cuma mau kasih signal
"Luh Jual gue beli".....semoga cepat negara ini punya rudal hypersonic juga biar kalau uji coba di natuna pada mikir 100 kali...mau konflik di lcs dengan Indonesia.

Anonymous said...

Rudal yg Subsonic aja belum kebeli,. Apalagi yang hypersonic....halu..

Unknown said...

Iya jendral jadul itu.yg katanya kita tidak ada perang untuk 20 th kedepan.suruh dia ke natuna utara biar mekek matanya

Unknown said...

Pemerintah hanya retorika belaka

Anonymous said...

Indonesia darurat kapal destroyer bobot di atas 10.000 ton, kapal fregat bobot di atas 7000 ton, kapal cepat rudal bobot 4500 ton, kapal patroli bobot 2500 ton, kapal selam bobot 3500 ton, kapal selam mini bobot 1100 ton, kapal selam mini 900 ton, pesawat peringatan dini, oerlikon millenium diselurun obyek vital di seluruh Indonesia (waduk, bendungan, embung, sungai, rumah sakit, sekolah, kantor pemerintah, jembatan, terminal, gudang sembako, toko obat, rumah sakit, klinik, sawah, kebun, pasar, gedung bertingkat, gardu listrik, stasiun televisi, Stasiun RRI dan radio swasta lainnya, bandara, semua kategori/jenis pelabuhan), juga peluncur dan amunisi rudal pertahanan udara jarak menengah, pembuatan bungker di bandara, pelabuhan dan di perkebunan serta di waduk juga bendungan, serta di rumah sakit, gudang sembako, dan gudang obat2an, juga Indonesia kekurangan jet tempur dan jet latih, semua pilot sipil dilatih untuk bisa mengoperasikan pesawat angkut dan jet tempur, sewaktu2 jika diminta kesediaannya untuk membantu negara melalui TNI dari semua matra

Anonymous said...

Indonesia juga darurat perlu heli serang dan heli serbu, yang jumlahnya masih jauh dari harapan, siapa tahu Indonesia dapat jatah bekas heli serbu atau heli serang kelas super cobra dari TNI Al USA, dan darurat radar serta sinar, termasuk ranjau laut yang tertanam di dasar laut, Indonesia juga darurat mercu suar dan Indonesia masih kekurangan peluncur rudal anti pesawat dan anti rudal permukaan, serta darurat senapan,karena personil TNI reguler masih ada yang menggunakan senapan lama

Waipios said...

Salut utk tni dlm latihan armada jaya di natuna..itu menandakan kita siap perang dgn siapapun yg coba mengganggu kedaulatan nkri..

Anonymous said...

Indonesia kekurangan RPG blok 7, kekurangan peluncur rudal Anti tank dan amunisi, kekurangan kendaraan peluncur MLRS, kekurangan hovercraft yang dipersenjatai, mengadakan drone dari cina jika pecah konflik apa juga yakin akan mengerahkan drone coba untuk lawan cina, indonesia juga tidak memiliki satelit mata-mata, dan kekurangan satelit yang berkemampuan GPS untuk memasok data GPS secara mandiri tidak bergantung pada negara lain, sebelum oecah konflik, indonesia harus menjadi negara swasembada pangan dan swasembada eneefi, jangan sampai kekurangan pangan dan kekurangan energi, karena akan mudah hancur, kemudian rekrut cadangan komponen pertahanan negara tiap 3 bulan, memperbanyak mortir, senapan yang dilengkapi teropong malam, infrared, dan helm anti peluru serta rompi yang melindungi leher sampai kaki tanpa mengurangi ruang bebas gerak

Moon said...

Itu berita y benar gak ya ternyata yang akan di akuisisi f15 ex oleh Kemenhan adalah 36 unit sama jumlahnya dengan Rafale ,kalo benar jumlah segitu , harusnya su 35 bisa segera datang dong

Unknown said...

Yg pasti blm ada negara manapun yg mampu menandingi persenjataan militer amerika,br kata itu cina rusia punya rudal hiper apalah.

Anonymous said...

Udahlah..di tunjuk juga karena alasan politis, bukan kemampuan..!
Menhan itu harus JAGO BERFIKIR dan DIPLOMASI !! Walau dari Militer sekalipun...!

Bluerider6089 said...

Sayang, siap ber perang dengan peralatan yg TIDAK SIAP !!!

DwiPutraP said...

Ayo update lagi Bung

Unknown said...

Pak pane ketiduran, belum buat artikel lagi, hehehehe

Waipios said...

Siap tidak siap apapun persenjataan kita harus siap,lo mau kdaulatan kita di caplok hanya karna mrreka lbih canggih ingat the man behind the gun,myanmar sdh membuktikan dlm 2x perang blum prnah cina menang,dasar mental krupuk kau kontol lo aja di siapin..

Unknown said...

Gesekan masalah ZEE RI dg sesama asean dapat di selesaikan dg cara "kekeluargaan" dan wajar...beda dg chipeng yg jarak daratannya ribuan mil ujug ujug mencaplok 90% wilayah laut asean nine dash line,sangat arogan menjarah ikan di klaim gilanya dg pengawalan CG dan kaprang.
...yo beda