Sunday, October 3, 2021

Mengukus Dan Membungkus AUKUS

Dimana letak potensi konflik terbesar dan terhebat di dunia dengan durasi jangka panjang, jawabnya adalah Indo Pasifik. Ada tiga hotspot yang menjadi titik waspada dan titik awas yaitu Panmunjom Korea, Selat Taiwan dan Laut China Selatan (LCS). Dan diantara tiga titik panas itu yang paling panas adalah LCS. Dan salah satu yang terbaru dari gesekan di LCS adalah masuknya kapal survei bawah air China ke ZEE Natuna Indonesia dengan pengawalan beberapa kapal China Coast Guard (CCG) dan kapal perangnya. Ini adalah untuk pertama kalinya kapal survei bawah air China masuk wilayah ZEE Indonesia dan melakukan aktivitas pemetaan bawah laut hampir sebulan sepanjang September 2021.

Apa yang menjadi sebab, karena di wilayah ZEE itu sedang dilakukan ekplorasi perminyakan oleh perusahaan minyak Inggris dan Rusia. China merasa dia juga punya hak untuk melakukan hal yang sama di tempat yang sama. Maka kapal intelijen bawah air Haiyang Dizhi 10 dikerahkan dengan dikawal kapal CCG dan kapal perang. Indonesia segera merespon dengan mengirim 3 kapal BAKAMLA dan 6 KRI untuk memastikan ekplorasi gas dapat berjalan tanpa gangguan. Selama sebulan itu beberapa KRI kita mengawal proses  eksplorasi dengan dukungan kapal tanker logistik KRI Bontang 907 supaya KRI tidak kembali ke pangkalan AL untuk bekal ulang.

Sesungguhnya kita sedang mengelola situasi ngeri-ngeri sedap dinamika perseteruan jangka panjang di halaman depan rumah kita. Bagaimana kita bisa memastikan wilayah sah kita dapat terjaga dengan baik tanpa harus bermusuhan dengan negara yang sangat bernafsu dengan penguasaan wilayah kaya sumber energi. Bagaimana kemudian kita juga harus mengelola kehadiran Pakta AUKUS karena kita ada di tengah pusaran kedua blok militer raksasa itu yang punya kemampuan ofensif militer secara besar-besaran. Ini merupakan pekerjaan besar yang menyita waktu dan perhatian extra ordinary dari Kemenlu dan Kemenhan. Keduanya harus bersinergi kuat untuk menjaga situasi dan kondisi yang tetap kondusif. Termasuk "bergandengan tangan" dengan Malaysia, Filipina dan Vietnam, sesuatu yang belum terlihat kompak bersama. Ke empat negara ASEAN ini terkesan jalan sendiri-sendiri.

Kehadiran AUKUS adalah keharusan bagi pihak yang terancam supremasi dan hegemoninya. Dan dalam perspektif militer untuk melawan libido ekspansi China yang tidak mematuhi kaidah hukum laut internasional, AUKUS adalah jawabannya. Nah, untuk menjaga ritme perdamaian maka salah satu model diplomasi militernya adalah bersiaplah untuk perang. Perkuatlah kemampuan militer. Lahirnya Aliansi AUKUS ternyata memecah belah tatanan diplomasi sejumlah negara ASEAN. Indonesia dan Malaysia berpandangan relatif sama, mengkritisi AUKUS dan menjadi faktor pemicu perlombaan persenjataan. Singapura dan Filipina sebaliknya mendukung kehadiran dan prospek AUKUS, sementara Vietnam lebih memilih diam. 

Bagaimanapun AUKUS sudah menjadi takdir sejarah yang harus dihadapi. AUKUS yang sedang dikukus alias dipanasi oleh tiga negara "serumpun" Australia, Inggris dan AS, harus bisa kita bungkus dengan kecerdasan diplomasi. Caranya dengan mengedepankan dialog, diskusi, silaturrahim dan negosiasi yang terus menerus. Tidak boleh lelah, jangan pula lengah. Indonesia punya kesempatan besar diantara negara ASEAN lainnya karena posisi netralitasnya lebih mengemuka. Dengan China kita berkawan baik, investasi China banyak di Indonesia. Demikian juga dengan Australia, AS dan Inggris. Dengan Inggris kita baru teken kontrak lisensi pembangunan 2 kapal perang heavy fregate. Pengadaan ratusan peluru kendali Starstreak untuk batalyon Arhanud TNI AD juga dari Inggris.

Diantara berbagai jenis konflik yang terjadi setelah bubarnya Pakta Warsawa 31 Maret 1991 yang dikenal dengan berakhirnya perang dingin, konflik di Indo Pasifik adalah yang terbesar, kolosal, mengkhawatirkan dan mencemaskan. Konflik di tiga hotspot Indo Pasifik yang berkorelasi satu sama lain yang bermuara pada musuh bersama China adalah jawaban mengapa AUKUS dikukus. Termasuk aliansi QUAD yang melibatkan India, Australia, Jepang dan AS. Semuanya ditujukan untuk mengurung dan "membungkus" musuh bersama, China.

Perjalanan menjaga iklim demam berkepanjangan di LCS bagi Indonesia adalah kewajiban diplomatik yang penuh tantangan dan peluang, sekaligus mengasah kecerdasan diplomasi. Indonesia harus bisa membungkus potensi konflik paling mematikan ini dengan tetap teguh berdiri ditengah, tidak berpihak ke salah satu pihak. Soal ajakan untuk berpihak pasti ada, bahkan konon katanya untuk bisa mendapatkan 24 jet tempur F15 Eagle syarat tambahannya adalah agar menjauh dari "sono". 

Lucu juga ya, kita membeli alutsista dari AS sebenarnya untuk meyeimbangkan surplus neraca perdagangan karena kita mendapat fasilitas GSP (General Specialized Preference). Fasilitas keringanan bea masuk ekspor kita ke AS yang sudah puluhan tahun itu membuat surplus neraca perdagangan untuk kita. Jadi kalau tambah lagi persyaratannya mending Rafalenya Perancis yang diperbanyak. Apalagi kita sudah mengalah untuk "menunda tanpa batas" pesanan 11 jet tempur Sukhoi SU 35 dari Rusia karena menuruti CAATSA Paman Sam. Jangan mau didikte.

Kewajiban negara yang sangat penting dan mutlak adalah memperkuat otot militer dengan mendatangkan berbagai jenis alutsista strategis dan gahar. Adalah sebuah kepantasan kita bisa mendatangkan puluhan jet tempur, belasan kapal perang heavy fregate, kapal selam, UAV, peluru kendali dan lain-lain serta  mempunyai sistem manajemen pertempuran modern terintegrasi yang dikenal dengan network centric warfare. Itu semua sedang kita lakukan agar kita tidak dianggap anak bawang oleh pengklaim ZEE lalu seenaknya masuk pagar rumah tanpa kulonuwun. Kenapa harus ke dia, ya karena dia yang memulai cari gara-gara.

****

Jagarin Pane / 3 Oktober 2021

64 comments:

yohana said...

BICARA TENTANG LAUT CHINA SELATAN TENTU MASALAHNYA ADA PADA KAPAL PERANG INDONESIA YG MASIH KEKURANGAN OTOTNYA BUNG TERUS BAGAIMANA KELANJUTAN PKR SIGMA 10514 APAKAH TETAP DI LANJUTKAN PROYEKNYA UNTUK PENAMBAHANYA KARENA SUDAH ADA TOT TENTU SANGAT DI SAYANGKAN KALAU DI HENTIKAN BAGAIMANA KABARNYA SEKARANG BUNG...?

Unknown said...

USA juga menghibahkan Radar AN/TPS-77 buatan Lockheed Martin ke Indonesia.. tapi ditolak Indonesia
Syaratnya Indonesia tidak boleh mengarahkan Radar AN/TPS-77 ke wilayah Australia dan Singapura..
Macam dukun aja pake syarat.. hadeehh..

Anonymous said...

Klaim china atas LCS sbg wilayahnya berdasarkan sejarah hanya akal2an china saja.. karena Sejatinya Negara China adalah 'negara Daratan' bukan 'negara Kepulauan' ,mereka tidak ada hak di Laut Cina selatan
Karena krisis energilah yg membuat china kalap mencaplok LCS, bahkan mengincar negara2 yg kaya sumberdaya alam melimpah termasuk RI. Terbaru China mendekati Taliban utk bisa mengelola sumberdaya alam Afghanistan yg memiliki sda tembaga,minyak, uranium,batubara yg melimpah..
China akan menghalalkan segala cara utk menguasai sumberdaya alam terutama sumberdaya alam fosil demi kelangsungan hidup 1,5 milyar rakyatnya & generasi selanjutnya.

Saat ini sja china sudah mengalami krisis energi batubara, yg mengakibatkan beberapa distrik wilayahnya mengalami padam listrik..
Indonesia harus bersiap segalanya utk menghadapi invasi China ini..

Wiranagari said...

Kembangin sistim grilya laut, insyaalloh kedodoran mau sekuat apapun mereka. Kalau di tusuk dr berbagai arah, beli pensil kek yg banyak buat hujan api.

Moon said...

Untuk su 35 kalo bisa jangan sampai di batalkan dalam waktu tak terbatas sesuai berjalan y waktu pastiy ifx masuk nah kita butuh lompatan teknologi tinggi Maka su 35 bisa di ganti dengan su 57 untuk ke depannya, dan perbanyak kemudahan investasi Rusia di Indonesia kita dorong kemudahan mereka sedikit demi sedikit geser hegemoni investasi China di Indonesia oleh Rusia di berbagai bidang terutama tambang dan eksplorasi migas

Poeras said...

Ending nya apa??? Perang NuBiKa opsi utamanya, karena utk perang konvensional tdk Mungkin selesai dgn cepat, mau tdk mau itulah opsinya, itulah yg sdh Dan sedang dijalankan Aukus.

Unknown said...

Saat Aliansi AUKUS terbentuk, saat itulah Xi jinping langsung memerintahkan utk.mengarahkan moncong Rudal Nuklirnya ke arah Negara Australia..
Indonesia harus siaga..

Unknown said...

Indonesia tidak minat LAGI PKR SIGMA karena TOT yg ditawarkan belanda dalam kontrak HANYA PHP BELAKA. MASIH SEPERTI MOYANGNYA SI KOMPENI BELANDA INI.DIKIRA INDONESIA BISA DI KADALIN SEPANJANG MASA.TIDAK BISA!!!!!!

Unknown said...

EeEeeit tapi jgn salah juga. Si cina dgn big bosnya si aNjing Ping jgn main2 dan petentengan juga dgn rudal2 nuklir dongfeng kaleng2 mereka.yg mereka hadapi adalah anglo saxon geng.gerombolan penemu, kelompok pemilik dan pengguna senjata nuklir terbesar didunia (jika digabungg).bisa hancur juga cina daratan. Si a Njing ping bisa jadi gembel tak punya rumah.intinya jgn petentenganlah dgn senjata nuklir. Yg menang jadi arang yg kalah jadi abu. Semuanya gosong zonk

Anonymous said...

Opsi yang paling Logis adalah mengalihkan pembelian belanja alutsista ke Negara Prancis, secara tekhnologi alutsista buatan negara Prancis setara dgn buatan US. Keuntunganya Prancis tdk menerapkan embargo, tdk ada caatsa,.dan syarat2 lain..
Sebenarnya Menhan kita sudah on the track, dgn lsg mengunjungi Negara Prancis saat awal2 menjabat..Saat itu Menhan sdh menunjukkan ketertarikannya pada pesawat Raffale, frigate La fayette, dan kasel scorpene..

Orang unik said...

Ya itulah senjata nuklir yg terdiri dari bom atom dan rudal rudal nuklir diciptakan utk mempercepat berakhirnya perang terbuka karena kalo pake senjata konvensional perang dipastikan berlangsung dalam waktu lama.
Senjata nuklir memang ampuh gahar canggih dan mumpuni dan saking ampuhnya daratan yg jadi target senjata nuklir bakalan berantakan hampir rata dengan tanah bahkan ledakan senjata nuklir yg mendarat dan meledak di permukaan tanah daratan tersebut hancur lebur rata dgn tanah + ada efek radioaktif nuklir yg mencemarkan kandungan tanah di daratan tersebut beserta udara di atas tanah daratan tersebut.
Pencemaran lingkungan efek dari radioaktif nuklir tidak bisa dibersihkan oleh manusia tapi alamlah yg akan membersihkan dan mengembalikan seperti semula tapi butuh waktu lama berabad abad lamanya.
Tanah yg telah mengandung radioaktif nuklir sudah tidak bisa dipake utk hidup manusia dan utk kehidupan semua makhluk hidup berabad abad lamanya.
Sangat tragis bukan.
Siapapun yg punya senjata nuklir akan percuma memilikinya karena kalo dipake ya bakalan tidak ada yg menang semuanya kalah dan tidak ada keuntungan yg bisa didapat dan semuanya mengalami rugi total.
Dan pihak yg berperang emangnya mau hidup dan tinggal dimana? karena hampir semua daratan tanah hancur lebur dan mengandung radioaktif nuklir, akhirnya pihak yg berperang akan menyesal seumur hidup.

Orang unik said...

Karena membeli alutsista produk USA disertai dgn berbagai persyaratan yg memberatkan, maka alangkah baiknya pembelian alutsista utk TNI dikombinasi produk dari Perancis Ceko Ukraina Turkey Swedia Norwegia Jerman India dan Rusia.
Tapi dipastikan juga hasil produk dalam negeri harus dibeli juga bukan hanya sampe prototype, perusahaan swasta yg meneliti riset sampai prototype uji coba produk alutsista juga harus diperhatikan pemerintah dgn memberi dana dana penelitian riset tersebut.

Anonymous said...

Sbg negara non blok, dan juga supaya memperlihatkan bahwa negara kita berdaulat atas wilayah dan kebijakan, maka hak indonesia mau radarnya dipasang di mana dan mengarah ke mana, malah kalau bisa tdk hanya di bagian selatan barat melainkan juga bagian selatan tengah dan timur dipasang radar, dan juga dibagian tengah dan timur serta barat dipasang radar termasuk seluruh pulau terluar, ditempatkan minimal 1 batalion komposit perpaduan dari 3 Matra, Matra udara, Matra laut dan Matra darat, dilengkapi bandara, mercusuar, dilengkapi juga pelabuhan, kapal perang ukuran 140 meter lebar 15 meter, dipersenjatai oerlikon pada bandara dan pelabuhan, dilengkapi kilang 20 unit kilang, dan pembangunan bungker dan hangar, utk simpan logistik obat, makanan, amunisi, persenjataan, alat komunikasi, alat transportasi tempur darat, udara dan laut, tempat perawatan darurat

Orang unik said...

Akibat perseteruan RRC dengan USA di laut Natuna membawa dampak kurang menyenangkan bagi negara negara sekitar laut Natuna termasuk RI, di sini sebagian negara Asean jelas jelas pro USA sebagian tidak pro USA tapi juga tidak pro RRC.
Disinilah persoalan tidak pro USA dan juga tidak pro RRC.
Prinsip tersebut ditangkap disaring oleh USA sebagai posisi tidak jelas, posisi tidak jelas ini menimbulkan tanda tanya besar bila nantinya terjadi perang terbuka di laut Natuna. Saat perang terbuka tersebut pastinya menimbulkan efek negatif bagi negara sekitarnya termasuk RI.
Akibat adanya efek negatif ini apa tindakan RI mengatasinya yaitu mampu atasi atau tidak atau menyerah dengan keadaan alias liat aja nanti apa yg terjadi ya pasrah aja ikuti arus dan arah angin yg berhembus disaat itu.
USA berhak protea atas prinsip RI tidak pro USA maupun tidak pro RRC karena USA selama ini sudah menggelontorkan dana cash cuma cuma tiap tahun bagi dana bantuan utk RI beserta kemudahan2 barang masuk dari RI ke USA dengan keringanan pajak pajak barang import.
Kemudahan ini tidak semua negara berkembang dikasih oleh USA, jadi sebenarnya RI ini salah satu anak emas bagi USA alias produk barang dari RI banyak disukai oleh USA.
Kalo RRC jarang barang RI bisa masuk ke RRC karena kalah dgn barang produk sendiri RRC yg lebih murah.
Kalo dilihat pembagian kue proyek pembangunan di RI antara USA dengan RRC ya memang RRC lebih banyak menikmati kue proyek pembangunan di RI daripada USA karena RRC menawarkan harga tender yg lebih murah dan terjangkau daripada USA.
Disinilah USA marah kepada RI karena tender murah dan terjangkau yg membawa RI tahap demi tahap tanpa disadari akan tergantung pada dana dan teknologi RRC yg kalo tidak hati hati RI bisa pinjam duit dgn Bunga super ringan kepada RRC karena di dunia internasional RRC terkenal sebagai negara pemberi pinjaman uang dgn bunga super rendah lalu proses pengembaliannya bisa diatas 50 th atau bahkan tidak usah kembalikan pinjaman tapi diganti dgn minta jatah kue proyek pembangunan di negara tersebut.
Inilah yg dikwatirkan USA akan terjadi terhadap RI.

Anonymous said...

kalo dipikir lebih serius, kekuatan senjata perang gabungan seluruh negara Asean, msh blm cukup utk mengimbangi Cina apalagi Sekutu .......
Buat negeri kita, kekuatan senjata utk menjaga keseimbangan militer kawasan jg sangat berat dan mahal plus perlu waktu panjang entah berapa puluh tahun agar memiliki kekuatan yg disegani.
Daripada pusing mikirin kelakuan pihak lain, mending kita dorong biar mereka cepat perang di LCS, makin cepat makin baik, biar cepet selesai masalahnya, pemenang nya ya boleh kita jadikan sahabat lebih dekat.
Coba bayangkan utk menghadapi LCS, kita hrs ngebut beli senjata lethal, hrg nya luar biasa, bikin nya lama, saat barang nya datang ... kemampuan nya jg blm tentu cocok dg situasi nanti.

Orang unik said...

Saya pribadi setuju pendapat bapak anonymous daripada pusing mikirin kelakuan RRC dan USA beserta sekutunya.
Memang lebih baik RI jadi negara netral saja dan jadi negara penonton adu duel senjata RRC vs USA beserta sekutunya dan biarkan laut Natuna jadi arena adu duel senjata ereksi masing masing.
Kalo diantara mereka saat adu duel itu minta perlindungan RI tinggal diusir aja keluar dan bilang ke mereka RI tidak ikut campur adu duel senjata di laut Natuna.
Biarkan mereka adu duel senjata supaya kapok dan supaya belajar berpikir lebih dalam utk adu duel senjata di masa yg akan datang.
Sebaiknya RI segera ultimatum ke dunia internasional kali RI tidak memihak siapapun dan tidak ada urusan antara konflik RRC dengan USA beserta sekutunya.
Kalo hanya masalah kekayaan alam di laut Natuna RI bisa buka pintu lebar lebar bagi negara negara lain yg ingin ekplorasi kekayaan alam di laut Natuna dgn membuka loket pembayaran sebagai tiket masuk ke laut Natuna lalu kalo mau keluar laut Natuna ada loket pembayaran perkg bagi kapal nelayan asing yg selesai tangkap ikan lalu bagi negara yg menambang minyak bumi laut Natuna juga dikenakan pajak hasil tambang.
Ini contoh yg lebih berguna utk mendatangkan devisa bagi negara daripada hutang sana hutang sini hanya utk beli alutsista militer yg mahal mahal yg belum tentu irit biaya pengoperasiaannya.

Orang unik said...

RI punya sosok orang yg memjadi penghubung dunia goib, dengan minta bantuan nyai loro kidul utk segera menghubungi si raja penguasa goib laut Natuna, alangkah baiknya RI memanfaatkan sosok orang itu utk minta bantuan si penguasa laut Natuna secara goib via nyai loro kidul supaya tentara si penguasa goib laut Natuna bergerak mensabotase setiap kapal perang milik RRC + USA beserta sekutunya. Cara sabotase ya hanya membuat mesin penggerak kapal perak mereka mati mendadak saat masuk laut Natuna dan tidak bisa dihidupkan selama masih berada di laut Natuna.
Pastinya mereka pada bingung kok setiap masuk laut Natuna tiba tiba mesin kapalnya pada mogok semua dan kalo ditarik keluar laut Natuna baru hidup kembali tuh mesin kapalnya.
Kalo ini dilakukan RI pastinya RRC + USA beserta sekutunya akan hormat pada RI dan kaga mau usil pada RI.

Orang unik said...

Kalo meminta pertolongan sama dunia goib pastinya pake tumbal dan tumbalnya yg paling afdol ya tentunya nyawa manusia
Bicara minta tolong nyai loro kidul utk menghubungi si raja penguasa laut Natuna itu juga butuh tumbal nyawa manusia yg tidak sedikit tapi itu bisa dilakukan yg tumbal tumbalnya ya awak kapal perang RRC USA beserta sekutunya yg nekat masuk laut Natuna terutama kapal selam milik RRC + USA beserta sekutunya.
Caranya setiap ada kapal selam mereka masuk ke laut Natuna dengan cara menyelam, maka tentara tentara si raja penguasa laut Natuna bisa membuat kapal selam mereka itu mendadak mati mesin lalu mati pembangkit listrik kapal yg akhirnya kapal selam itu kaga ada tenaga utk bergerak lalu tentara tentara siluman si raja penguasa laut Natuna bisa mennarik kapal selam mereka itu tenggelam lebih dalam lagi sampai dasar laut yg akhirnya awak kapal perang mereka pada meninggal, nah inikan bisa dijadikan tumbal tumbal kalo minta tolong si raja penguasa laut Natuna.
RRC vs USA beserta sekutunya kan yg berhendak adu duel jadi biarkanlah tentara tentara RRC USA beserta sekutunya yg jadi tumbalnya.

Unknown said...

Ya kalo duelnya pakai golok vs clurit si ga masalah, lah ini pake rudal brooooo...

Unknown said...

Ingigau kamu potensi perang antar negara super power berbasis teknologi persenjataan terkini disikapi dgn bantuan2 sosok2 gaib. Bua ha ha ha.kalau iya trus si kidul itu dikasih fee apa? Tidak mungkin dia mau atas dasar free.didunia gaib itu juga berlaku tidak ada makan siang gratis alias tumbal kata si mbah. Kalau gitu cina punya sosok gaib juga si songgokong Si sam cs juga punya pelindung gaib yg jauh lebih sakti dari si kidul yaitu penguasa segitiga bermuda. Bisa2 si kidul cs mu dijadikan budak atau gundik penguasa segitiga bermuda. Ha ha ha hari gini masih ngandal kan makluk2 tak jelas

Unknown said...

Jangan risau dengan senjata nuklir
Kan kita dah punya senjata tandinganya rudal korup tor pemusnah bangsa.... asli made in indonesia

Redsnaper said...

China tidak akan berani membuka front pertempuran di LCS, meski negara² lawannya hanya negara kecil. Karena ketika China memulai perang maka akan menjadi alasan untuk Jepang, Taiwan, Amerika n NATO menyerang China.
Hal ini disebabkan mereka juga sudah jenuh melihat tingkah China selama ini dan hal ini sebetulnya juga sudah diketahui pihak China sendiri. Itu lah sebabnya China belakangan ini hanya mengancam dengan kapal perangnya saja......

RI said...

Hehehe lha sesama penguasa laut di wilayah nusantara aja blm tentu akur

Iwan Fachrian said...

Kalau AS mempersulit pengadaan F-15E Strike Eegle saatnya menyandingkan Rafale Prancis dan Su-35 Flanker Rusia layaknya Mesir juga melakukan hal yang sama. ada baiknya merapat ke Prancis dan Uni Eropa serta Rusia kalau AS mulai membatasi pembelian alutsista.untuk mendapatkan alutsista tidak harus ke AS toh.

Koteka said...

INGAT EMBARGO NEGARA BARAT CS KETIKA KASUS TIMOR TIMUR ???

Alutsista andalan saat itu
Tank Scorpion , pesawat skyhawk dan hshawk buatan Inggeris kena embargo.
Skrg kita beli Kapal Fregat dan rudal anti pesawat dll buatan Inggeris.

Alutsista pesawat Hercules tipe B dan H serta F-16 buatan Amerika kena embargo.

Sekarang kita rencana dan membeli alutsista buatan Amerika seperti Herkules type J dan F-15 dll.

Perkiraan 05 sampe 10 thn alutsista itu tiba di Indonesia.

Thn 2024 PILPRES dan masalah papua mulai rame dan tiap tahun dipermasalahkan oleh negara peliharaan Australia cs.

Australia dan Inggeris adalah dua negara yg punya kantor perwakilan OPM dinegara mereka.

Alutsista yg sekarang kita tanda tangan ini punya POTENSI EMBARGO dari INGGERIS dan AMERIKA jika perkembangan politik dan PILPRES tdk sesuai harapan AUKUS.

Jika ini terjadi berarti KEBODOHAN PERMANEN terjadi 2 kali setelah kasus TIMOR TIMUR.

Militer Indonesia selain perlu ditingkatkan / dikuatkan . Paling penting adalah PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA lebih DIUTAMAKAN.

INGAT SEJARAH USSR / UNISOVYET ? Punya senjata nuklir dan alutsista handal tapi dihancurkan dari dalam dengan politik adu domba dan ternyata berhasil.

Indonesia dgn MULTI SARA dan wilayah daratnya yg terpisah dgn laut serta milter yg terbatas serta KEBENCIAN SARA yg meningkat klau tdk diantisipasi ALIANSI AUKUS yg MENGUKUS dan MEMBUNGKUS Indonesia.

Selalu optimis Indonesia tetap bersatu dan jaya 🇮🇩🇮🇩

Unknown said...

Dgn masuknya kapal survei bawah air China ke ZEE Natuna Indonesia dengan pengawalan beberapa kapal China Coast Guard (CCG) dan kapal perangnya, adalah sebagai tanda yg sangat jelas mana musuh dan mana yg bukan musuh. Slogan kuno bahwa Chino menang melok Chino, Londo menang melok Londo sdh tdk berlaku, Krn faktanya Chino menunjukkan dirinya secara terang terangan sebagai pihak yg memusuhi kita.
Ok, AUKUS sdh terbentuk, tapi kenapa kita yg risau padahal AUKUS tdk dimaksud kan utk mememusuhi kita. Nyata nyata AUKUS utk membendung China dan jelas China musuh kita.
Prinsip bebas aktif bukan berarti kita tdk bisa memilih utk bergabung dalam persekutuan, tapi sebaliknya kita bebas menentukan siapa yg bisa menguntungkan kita utk menjaga kedaulatan.
Mungkin saat ini kita hrs cerdik memanfaatkan situasi ini utk keuntungan ekonomi kita, tapi pada saat yg tepat kita hrs memilih utk bergabung demi mempertahankan kedaulatan kita.
Krn kita tdk mungkin menjadi negara netral, disisi lain bagian dari wilayah kita dianggap dan di klaim sebagai wilayah China.
Pandai-pandailah berdiplomasi utk saat ini, siapkan diri secara militan yg kuat dan jaga persatuan dan kesatuan.
Jayalah Indonesia ku.

Unknown said...

Masalah e Chino pingin duweni Dewe LAN ora gelem bayar tiket masuk.

Koteka said...

Cina AUKUS semua harus kita waspadai karena seiring berjalannya waktu, peta politik bisa berubah.

Tidak ada teman dan musuh abadi.

Anonymous said...

Dari jaman Baheula yang selalu bikin ribut ya, SDA... LCS kaya SDA (minyak) maka china berani mengClaim LCS, ini penting buat industri mereka, misalnya lagi andai pulau natuna itu kaya Nikel, sudah pasti natuna akan di klaim juga..
Cepat atau lambat china akan jadi USA baru, jika tidak mengClaim maka akn bermain di belakang layar agar sebuah negara bertikai/perang saudara, lalu memberi bantuan (hutang) atau explorasi SDA dll..
Mereka butuh untuk "MENJAMIN" kelangsungan industri mereka..
Pintar pintar NKRI saja bermain cantik antara 2 raksasa USA dan China.

Orang unik said...

Dalam masalah konflik di laut Natuna di mana USA menilai arah kebijakan pemerintah RI yg lebih condong ke RRC, maka untuk mengatasinya sebaiknya pemerintah RI mulai berhitung cermat soal pembagian kue proyek pembangunan + berhitung cermat mau berhutang ke siapa dan bagaimana pembayarannya + pelatihan militer buat makin terampil prajurit TNI + berhitung secermat cermatnya bila posisi RI condong ke USA beserta sekutunya + berhitung cermat pula bila RI lebih condong ke RRC atau Rusia.
Di sini letak sulitnya posisi RI sebagai negara non blok karena dgn berakhirnya era orde lama lalu mulailah era orde baru sampai detik ini sudah banyak peran dan bantuan US beserta sekutunya membimbing dan membawa RI membangun kesejahteraan bagi rakyatnya dengan pola pembangunan yg dicanangkan orde baru.
Disinilah peran USA beserta sekutunya membimbing RI utk membangunkan dan mengisi kemerdekaan dgn pembangunan dan kesejahteraan bagi rakyat RI.
Disinilah RI mulai kenal pinjam uang utk menjalankan pembangunan dan bagaimana proses pembayarannya sampe lunas. Di zaman orde baru inilah tentara RI mulai terampil terlatih dan profesional atas didikan USA beserta sekutunya walau alutsista sista masih dibatasi oleh USA.
Jadi memang sulit bagi pemerintah RI utk memutuskan pilih USA atau pilih RRC atau RUSIA.
Yg jelas mulai orde baru sampe detik ini kemajuan pembangunan RI tidak lepas dari bimbingan USA beserta sekutunya.
Yg bikin kacau adalah RRC yg datang menawarkan barang dgn harga murah terjangkau walau kualitas dipertanyakan. Dan sialnya lagi makin banyak masyarakat RI yg lebih pilih barang Made in cina karena harga murah tanpa melihat kwalitas.
Itu baru masyarakatnya loh tapi bagaimana kalo di tingkat pemerintah juga memilih produk Made in cina yg harga murah tanpa lihat kwalitasnya.
Inilah semrawutnya pilihan produk di RI.

Orang unik said...

PILIHAN YANG HARUS TEPAT
Pemerintah RI harus jeli dan tepat untuk memilih mau pro USA atau pro RRC atau pro RUSIA.
Untuk itu lihatlah dan belajar sejarah yaitu zaman orde lama zaman orde baru zaman orde reformasi.
Di zaman orde lama RI lebih condong ke Rusia dan Cina.
Disini RI punya pengalaman membina hubungan dgn mereka, suka dan dukanya sudah dialami RI di zaman orde lama.
Lalu di zaman orde baru RI mulai bina hubungan baik dgn negara negara barat dan tinggalkan Rusia beserta RRC.
Setelah itu terjadilah embargo militer oleh Rusia dan Cina sehingga banyak alutsista militer Made in Rusia dan Cina mulai terbengkalai dan jadi besi tua karena tidak ada suku cadangnya serta tidak ada teknisi supervisi yg memeliharanya.
Selama orde baru banyak kemajuan kemajuan pembangunan yg diraih RI bagi rakyatnya dan bangsanya dan itu atas bimbingan dan pembinaan negara negara barat.
Di tengah jalan roda pembangunan tiba tiba muncul produk Made in cina yg berharga murah meriah.
Disaat orde baru pun RI juga terkena embargo militer dari USA beserta sekutunya sehingga banyak alutsista militer terbengkalai karena tidak ada suku cadangnya.
Jadi di sini terlihat bahwa RI mengalami 2 kali embargo militer baik dari Rusia +cina maupun USA beserta sekutunya.
Jadi utk memilih mau pro USA atau pro RRC memang amat sulit karena sejarah membuktikan kedua negara itu pun pernah mengembargo militer terhadap RI, mau pro Rusia juga pilihan sulit karena rusiapun pernah embargo militer terhadap RI.
Jalan keluar terbaik bagi pemerintah RI yaitu lihatlah Jepang lihatlah Jepang setelah PD2 sampai detik ini.
Setelah PD2 Jepang terpaksa memilih bersekutu dgn USA dan sekutunya.
Selama Jepang bersekutu dgn USA dan sekutunya lihatlah betapa amat majunya Jepang soal pembangunan negaranya pembangunan masyarakat Jepang dan pembangunan teknologi industri Jepang .
Toh segudang kemajuan yg diraih jepang itu tidak membuat Jepang jadi sombong tapi tetap tunduk dan bersekutu dgn USA beserta sekutunya.
Demikian Singapura yg memilih bersekutu dgn USA dan sekutunya lihatlah betapa majunya pembangun negara Singapura.
Inilah contoh utk dipelajari bagi pemerintah RI dalam memilih pro mana soal konflik laut Natuna.

Ranjau Laut said...

Betul kan bung jagarin,kita dikasih F15ex asal kita mau penuhi syarat2nya US yg beribet supwr banget.
Klo bisa alihkan ke Rafale aja semua sebanyak 48 unit komplit senjatanya sudah cukup mumpuni.
Biar pertahanan lbh solid lagi akuisisi bbrp sistem Hanud SAM LOrad dan dan tambahan SAM Merad atau C-RAM untuk payungin langit indonesia.

Gak usah bertele2 mlsh Aukus,sirkus kek,kaskus kek.
Indonesia ttp Netral.
Walupun sdkit ke cina politiknya.
Yaitu US 40% - Cino 50%.

Unknown said...

Gak usah beli f15x ny usa,beli rafale jg bgus.jgn mau

Orang unik said...

Gerak cepat pengadaan pengganti ex KRI NANGGALA :
Beberapa bulan yg lalu Menkeu RI menggelontorkan US$ 600 juta utk pembelian kasel diesel bekas pengganti KRI NANGGALA yg tenggelam.
Gerak cepatnya adalah dana tersebut dialihkan bukan utk beli kasel diesel bekas tapi utk melanjutkan batch2 changbogo class buatan PT PAL supervisi kkorsel, dimana dalam batch2 ini hanya bangun 2 kasel diesel baru changbogo class di PT PAL.
Lalu dana semula pengadaan changbogi batch 2 yg ditandatangani th 2018 sebesar US$ 1 milyar dialihkan ke pengadaan kasel diesel baru diluar changbogo class, bisa jadi utk 2 kasel baru scorpeen class Prancis atau 2 atau 3 kasel diesel baru type 214 Jerman-Indonesia atau dana US$ 1 milyar itu dipake utk beli kasel diesel Gress dari Itali yg sedang ditawarkan ke tnial, dimana kasel diesel dari Itali ini belum pernah masuk lini produksi alias prototype selesai riset.

Orang unik said...

Renungan kekurangan dana utk MOGAMI class heavy fregat:
Beberapa hari lalu muncul berita bahwa RI kekurangan dana utk beli fregat MOGAMI class sebanyak 6 kapal.
Setelah dihitung kembali dananya ternyata hanya cukup beli 4 kapal fregat MOGAMI class Jepang tapi kosongan alias tanpa senjata meriam utama tanpa sensor tanpa radar tanpa Canon penangkis serangan udara dan tanpa rudal rudal.
Kalo memang dananya kurang alangkah baiknya dibatalkan saja pembelian 4 fregat MOGAMI class Jepang lalu dana yg kurang itu dialihkan utk tambah pembelian heavy fregat BaBcock arrow140 Inggris menjadi 4 kapal heavy fregat BaBcock arrow140 Inggris atau tambah pembelian heavy fregat FREMM class Italia menjadi 8 kapal.
Tidak usah malu ke Jepang dan RI bilang saja dananya kurang mohon maaf batal beli ya, mungkin lain waktu kali ada dana lagi RI beli lagi fregat MOGAMI class Jepang tapi tidak sekarang.

Orang unik said...

Solusi pilihan sulit antara pilih scorpeen class Prancis atau type214 jerman-Turkey :
Sebetulnya tnial lebih condong ke kasel type214 jerman-Turkey karena basisnya dari kasel type209 1400class yg sudah mampu dibangun di PT PAL.
Permasalahan kasel type214 ini hanya bisa menembakkan rudal harpoon buatan USA dan rudal harpoon ini kemungkinan tidak diizinkan USA dimiliki tnial.
Jadi kalo memaksa akuisisi kasel type214 ini tidak bakalan ada rudalnya sedangkan tnial menginginkan kasel baru selain bisa tembakan terpedo bisa juga tembakan rudal dari dalam laut saat menyelam.
Satu satunya solusi yaitu pindah haluan dengan akuisisi kasel scorpeen Perancis karena hanya kasel ini yg bisa tembakan rudal mm39 Exocet dari dalam laut saat menyelam dan rudal mm39 exocet ini buatan Prancis sehingga mudah dibeli diakuisisi oleh tnial.
Tidak usah malu dengan Malaysia navy yg mengoperasikan 2 kasel scorpeen Prancis ini, toh nantinya tnial kalo benar benar deal akuisisi scorpeen class Prancis ini jumlah kaselnya akan lebih banyak dibanding jumlah kasel yg dipunyai Malaysia navy dan untungnya kasel scorpeen Prancis ini dibangun di PT PAL yg artinya nantinya PT PAL punya kemampuan semua tingkatan service kasel changbogo class korsel dan kasel scorpeen class Prancis.
Di sini ada nilai lebihnya yaitu scorpeen class punya Malaysia navy yg berjumlah hanya 2 unit bisa melakukan semua tingkatan service maupun overhoul total di PT PAL.
Tentunya mengharumkan dan mendatangkan duit bagi negara RI.

Orang unik said...

Harap diketahui bahwa sebetulnya kasel diesel changbogo class Korsel yg diakuisisi 3 unit kasel oleh tnial ini tabung terpedonya dari buku manual operasi kapal juga bisa tembakan rudal dari dalam laut saat menyelam, cuma rudalnya hanya utk rudal harpoon buatan USA.
USA tidak memberi izin rudal harpoon ini dibeli tnial.
Inilah masalahnya sehingga kasel diesel changbogo class yg dibeli tnial kurang greget menghadapi lawan, soal accu listrik yg dari awal mula timbul masalah alias kurang tenaga sudah diatasi dan diselesaikan oleh pihak Korsel dan sudah ok sekarang.

Anonymous said...

Kita perlu Fregat MOGAMI utk. Anti-Submarine Warfare...
Fregat ARROWHEAD sbg. Anti-Air Warfare & Anti-Surface Warfare..
Semua saling melengkapi.
Kalau kurang dana, Galang Dana saja dari warjager2 & masyarakat indonesia semampunya... The Power of Netijen.. wkwkwk..

Anonymous said...

Tgl 5 oktober kemarin di laman facebook resmi Boeing memuat ucapan HUT TNI ke 76 beserta gambar F-15 EX, mungkin ini clue/tanda...
AH 64 E Apache saja yg full tehnologi tinggi & sensitif bisa didatangkan ke Indonesia, heli serang yg tdk sembarang negara diluar AS bisa memilikinya bisa didatangkan, semoga F-15 pun bisa..

Ranjau Laut said...

Syarat nya ribet untuk F15ex,jadi gak usah aja toh amerika gak mau kasih F15ex dgn sistem EPawwS nya.
Realistis aja,selesaikan kontrak Rafale skrng juga,F15ex atau su35 nyusul ngurus.nya.

Ranjau Laut said...

Iver buat General purpose
Fremm buat AAW
Mogami buat ASW

Unknown said...

Dua kekuatan besar sudah ambil ancang2 di indonesia. Indonesia harus bersiap2 dgn segala cara menghadapi kemungkinan terburuk.jgn sampai 2 kekuatan besar bertarung justru indonesia mati hancur duluan ditengah2

Ranjau Laut said...

Cina Aukus,tetangga sebelah semua kita waspadai juga

Unknown said...

Bung jagarin apa benar su 35 gagal menurut berita sebelah. Apa hanya sekedar hoax belaka. Kalau itu memang benar sangat disayangkan sekali

Moon said...

Katay mau di alihkan ke rafale anggaran y,kalo emang itu bagus ke depan y lebih baik sich tambah Rafale dari 36 jadi 48 unit dan su 35 di cancel aja , dan tambahan f15 ex 24 unit itu sudah lebih dari cukup untuk tinggal nunggu ifx

Waipios said...

Amin..

Waipios said...

Senengnya bisa bikin pespur sendiri..

Waipios said...

Info global nyediain avioniknya,len nyediain radarnya,kemudian yg laen nyediain mesinnya dr hasil reverse enggnring,utk rudalnya bisa merapi,ptir,pasopati,dan tentu rudal yg lg di uji coba rn 22,itu harus terwujud kalau kita tdk mau hancur lbur o huh ygleh embargo ke depannya..!!apalagi palagan natuna utara setiap saat bisa meletus..kita harus bertekad mewujudkannya walau apapun taruhannya amin ya Allah..

Unknown said...

Jangan lupa sarapan dlu mas, biar lebih semangat

Jagarin Pane said...

Su35 pending tanpa batas waktu, klo batal kontrak, kena denda penalty.

Orang unik said...

Sebaiknya bila USA masih keberatan menjual f15EX pada RI ya sebaiknya jumlah unit utk akuisisi pembelian F15EX digeser ke tambahan pembelian jet tempur baru Rafael perancis atau beli bekas jet tempur euro typoon Airbus lalu diupgreat di PT DI Bandung gandeng Airbus.
Atau juga dana pembelian F15EX USA digeser ke pembayaran cicilan yg tertunda jet tempur korsel-RI KFX/IFX sehingga jadi lunas lalu kerjasama koersel-RI soal KFX-IFX jalan terus tidak tersendat sendat soal pembayaran uang kerjasama 20% yg ditanggung RI.

Orang unik said...

Pembelian pesawat Airbus A330 tniau:
Tniau sedang getol getolnya membutuhkan pesawat tanker multiroll yg dasar pesawatnya dari sipil lalu dimodif jadi versi angkut militer + tanker
Yang digadang gadang adalah Airbus A330 MRTT, tapi ditengah jalan pihak Airbus tawarkan juga pesawat angkut militer baru A 400 atlas tanker.
Disarankan stop pembelian A400 Atlas supaya dananya cukup utk akuisisi minimal 3 atau 4 pesawat Airbus A330 MRTT versi tanker + angkut personil tapi bukan angkut VIP ya.
Lalu kalo ada sisa dananya segeralah beli Hercules C130J bekas ROYAL AIR Inggris sehingga lengkaplah Hercules type terbaru C130J utk tniau yaitu c130J baru beli 6 unit langsung dari USA lalu 5-10 unit c130J bekas ROYAL AIR Inggris yg sedang gencar gencarnya ditawarkan angkatan udara Inggris ke negara lain karena Inggris mau ganti pake baru yaitu A400 Atlas.
Dengan jalan ini maka C130 versi awal THN 60an yg masih aktif di tniau segera digrounded Karen usia tua lalu diganti dgn C130J type baru cuma dibeli bekas sebanyak 5-10 unit bekas angkatan udara Inggris.
Jadi tolong dipikirkan masak masak oleh Kemenhan RI soal yg barusan tadi ya supaya stop pembelian 2unit A400 Atlas.

Anonymous said...

Saya setuju dengan pendapat orang unik, Indonesia harus memperbanyak pesaway angkut, yang semua unit harus dimodif, tdk angkut murni, melainkan juga dipersenjatai dengan ipod utk peluncur rudal dari udara ke udara, ipod untuk peluncur roket, dan dilengkapi dispanser flare utk mengatasi setidaknya 6 unit rudal musuh, juga bagian depan dipersenjatai meriam 6 laras, juga dilengkapi ipod, shg personil yang ada dlm seluruh unit pesawat angkut aman, kemudian jangan lupa utk semua Matra dan Kemenhan untuk mengalokasikan anggaran untuk pengadaan senjata utk penembak jitu, utk menggantikan kelengkapan personil SS1 senjata lama masing-masing personil plus utk keperluan komponen cadangan dan juga utk persediaan cadangan jika terjadi pecah perang, paling tdk harus tersedia 1 milyar senapan SS2 varian terbaru, juga mengalokasikan pengadaan meriam 6 Laras untuk setingkat regu, pleton, kompi, sampai divisi, dari semua unit dan satuan, kemudian dari masing-masing regu sampai divisi dilengkapi juga dng RPG blok terbaru, helm penglihatan malam dan infra merah, senapan dilengkapi teropong lipat, pembangunan bungker, dan dlm bungker harus sudah terisi obat2an, amunisi, alat komunikasi dan kendaraan militer udara, darat dan laut serta sungai yang seluruhnya dilengkapi dengan persenjataan, termasuk utk menyimpan jet tempur, heli srrang dan jeli anti kapal selam. Belasan ribu pulau dng luas lautan lebih dari 5 juta km2, tdk mungkin hanya dijaga dng 12 unit kapal selam, karena itu perlu untuk membuat kapal selam dari berbagai tonase dari ukuran panjang paling tidak 120 meter dan lebar 16 meter, tinggi 10 meter, utk 70 unit yg bisa menampung 45 orang krus dng 12 kru cadangan, dan 30 org personil pasukan khusus, kapal selam kelas medium dng bobot 1350 ton, panjang 90 meter, lebar 12 meter, paling tdk utk 35 kru selain otomatis, tapi juga antisipasi jika ada kerusakan mesin karena jika mesin otomatis termasuk utk loading senjata, maka jika dlm keadaan rusak harus banyak orang utk memperbaiki, sdgkan jika dlm keadaan perang, tdk mungkin menunggu lama, harus ada kru cadangan termasuk utk menggantikan jika ada kru yg terluka atau meninggal dunia, dan juga utk kamar bagi personil utk pasukan khusus paling tdk 20 org.

Anonymous said...

kemudian kapal selam mini dng bobot 1000 ton, yg bisa menampung 20 kru dng 5 kru cadangan, dan 8 personil pasukan khusus. Kemudian mulai sebar oenduduk utk mengisi pulau yg tdk ada penduduknya, selain utk pemerataan pembagian tanah kpd yg tdk punya tanah, dan terlantar, juga utk pemberdayaan pulau2 yg tdk berpenduduk dan pulau terluar, yg mempercepat proses pembangunan dan pengawasan kepemilikan wilayah NKRI termasuk atas seluruh pulau2 di seluruh wilayah NKRI tdk dikuasai oleh org asing dan oleh negara lain. Pembelian kapal selam scorpene harus update denah dan bentuk serta persenjataan, spy desain kapal selam scorpene yg dulu pernah bocor, negara lain tdk ada mengetahui perubahan gambar dan bentuk serta persenjataan, dng catatan komputer pabrik tdk terkoneksi dng internet, demikian pula dari Indonesia dan tenaga pabrik negara asal pembuat kapal selam harus dipastikan tdk ada kebocoran baik halus maupun kasar, jika bocor hukumannya juga harus dipastikan hukuman mati bagi pembocornya, kemudian di seluruh wilayah NKRI harus terpasang kabel laut bawah tanah, jika satelit Indonesia dihancurkan musuh, Indonesia masih memiliki sarana lain dlm update info dan komunikasi, oleh karena itu Indonesia harus memiliki satelit lebih dari 12 unit, dan juga memiliki satelit mata-mata lebih dari 4 unit, kemufian seluruh RT/RW pada seluruh tingkatan pemerintahan mulai dari RT/RW, dusun, desa/kampung, kelurahan, kecamatan sampai Kabupaten/Kota dan Propinsi, dan juga yg ada di pulau2 harus ada unit satelit darat paling tdk dalam satu RT ada 7 orang yg mendapatkan kepercayaan utk mengoperasikan alat komunikasi satelit dan komputer berbasis satelit, dng demikian Indonesia sudah siap mengantisipasi jika terjadi perang. Indonesia perlu 3 kewilayahan utk wilayah pusat, Utara dan Selatan. Indonesia juga harus memperbanyak peluncur rudal dan rudal startrek, peluncur rudal dan rudal mistral, peluncur rudal dan rudal pertahanan pesisir, millenium oerlikon pada seluruh bandara, kilang minyak, bank Indonesia, waduk, embung, danau, kolam, sungai, jembatan, pelabuhan sipil dan pelabuhan militer, oelabuhan peti kemas, pelabuhan nelayan, pasar, toko dan bangunan bertingkat, rumah sakit, sekolah, bangunan pemerintah, perkebunan, pertanian, laha. Peternakan, lahan perikanan, pabrik. Pabrik itu jangan hanya ada di Jawa, sumatera, dan Sulawesi, harus dikembangkan ke Kalimantan, kepulauan Maluku, sampai Papua, belajar pengalaman Jepang yg industri dibom oleh Amerika, lumpuh, demikian pula Jerman pada waktu perang dunia kedua mereka membuat persenjataan sampai ke gudang kapas, dsbnya, Indonesia harus bangun banyak kilang spy cadangan dan persediaan utk stok cukup utk bertahun-tahun, termasuk utk makanan, minuman, obat2an, amunisi, alkom, dsbnya.

Ranjau Laut said...

Yg bener F15ex dicancel,su35 lanjut tp ganti Su57

Anonymous said...

Konsorsium yg telah terbentuk utk membuat rudal, spy tiap minggu rapat bahas perkembangan kemajuan penelitian dan pengembangan bahan bakar rudal dan roket. WNI kita yg belajar tentang pembuatan propelan, dan ahli bidang roket serta ahli kimia asal Indonesia yg berada di luar negeri dipanggil dan direkrut, termasuk hacker Indonesia yg berada di luar negeri diminta bahkan kalau perlu direkrut dan digaji utk mendidik masyarakat kita utk menghack sistem komputer dr negara lain, tentunya dlm misi rahasia, utk dan juga mbuat pertahanan berlapis utk server dan keamanan data komputer dlm negeri juga termasuk mengawasi email dan komunikasi dalam keluar dan sebaliknya keluar ke dalam utk mengantisipasi aktivitas mata2 ke negara atau di negara kita.

Anonymous said...

Melakukan negosiasi kpd Amerika yg saat ini mrk banyak utang, dng cara Indonesia membeli F-16 bekas, F15 bekas dan F18 bekas, tentunya yg kita sendiri kriteria paling tdk yg masa pakainya 10 tahun, utk mesinnya
Kita gunakan sbg cadangan, termasuk pesawat tempur, demikian pula pada helikopter serang Apache bekas dan Helikopter serbu super zulu viper, utk menambah alutsista bagi Matra laut dan darat kita, kita untung mendapatkan alutsista utk menambah kesiapan jika pecah perang di Natuna Utara, dan Amerika mendapatkan dana segar utk menambah pasokan bagi mereka

Anonymous said...

Indonesia juga jng terlena Krn cina krisis energi, malah ekspor habis2an batubara, krn kesiapan Indonesia dlm menyediakan energi alternatif sangat kurang shg berpotensi menjadi bumerang di kala Indonesia juga kehabisan batubara

Anonymous said...

Perlu dibangun juga di Sumatera, Sulawesi, Maluku dan Kalimantan serta di Papua utk hanggar dan tempat perbaikan kapal selam serta kapal perang permukaan juga pesawat serta jet tempur dan helikopter serang serta helikopter serbu selain helikopter angkut

Anonymous said...

Indonesia perlu 9 skuadron Rafale, 10 skuadron F15, 8 skuadron KC Boramae, 8 skuadron F-16, 4 skuadron SU 30, tambahan utk Sukhoi, Indonesia bisa membeli dari negara lain yang ingin menjual Sukhoi 30 dng catatan masa pakai minimal 10 tahun, dan kondisi jarang dipakai, 8 skuadron eurofighter thypoon, 17 skuadron heli serang, 15 skuadron heli serbu, 12 skuadron heli anti kapal selam, 18 skuadron helikopter angkut yg dilengkapi dispanser flare dan dipersenjatai peluncur roket pada masing-masing wing kiri dan kanan body helikopter, serta di bagian depan dilengkapi kamera thermal dan Infra merah, juga senapan 6 Laras di bagian bawah, juga pada kiri dan kanan pintu, spy aman, juga mencegah kerusakan pada aset serta menghindari adanya korban nyawa

Anonymous said...

Sudah waktunya Indonesia menempatkan panser model terbaru yg bisa amphibi ke Papua, dilengkapi peluncur roket yg dioperasikan secara RCWS demjkian pula pada bagian depan dan belakang pesawat dilengkapi tempat dudukan senapan yg pengoperasiannya melalui RCWS, dan dilengkapi kamera, yg berkemampuan thermal dan Infra merah

Anonymous said...

Tapi jika Indonesia menginginkan tetap pesawat A 400, sebaiknya Indonesia juga membeli psawat tangker utk suplai F-16 , paling tdk 8 unit

Bagong said...

Solusi cepat adalah segera perkuat payung udara kita, itu pilihan yg paling logis

Orang unik said...

Ada akuisisi alutsista TNI yg dibarengi dgn TOT dan berhasil yaitu akuisisi LPD Korsel buat TNI-AL menggandeng PT PAL yg ternyata PT PAL berhasil membangun + modifikasi desain LPD Korsel, lalu ada akuisisi kasel diesel changbogo class Korsel juga menggandeng PT PAL, di sini PT PAL mampu bangun kasel diesel changbogo class beserta ilmu semua service maintenance overhoul + modifikasinya dan walau sekarang belum membangun lagi changbogo class tapi PT PAL sudah mampu service maintenance overhoul sendiri kasel tersebut dan ini terbukti dari overhoul total KRI Cakra yg sekarang sedang sea test trail.
Lalu d satu lagi yg sedang tersendat yaitu pesawat tempur KFX/IFX, kalo bisa kerjasama pesawat tempur korsel-RI ini jalan terus karena dari sinilah RI mendapat pengalaman belajar yg super mahal dari nol lalu produksi lalu terbangkan lalu maintenance overhoul KFX/IFX. Dari sinilah juga diharapkan PT DI mampu kuasai ilmu serta mampu buat pesawat tempur sendiri dari basis KFX/IFX ke depannya.
Utk mesinnya PT DI tidak usah kwatir karena dipasaran tersedia aneka macam mesin yg ditawarkan buat pesawat tempur.
Inilah 3 keberhasilan RI soal akuisisi yg disertai TOT dan cuma ada 1 kegagalan akuisisi dgn TOT yaitu PKR sigma class yg sepertinya ditinggalkan dan tidak dilanjutkan oleh RI.