Friday, September 10, 2021

Antara Membaguskuatkan LCS Dan Papua

Menlu dan Menhan Australia mengunjungi Indonesia Kamis kemarin tanggal 9 September  2021. Sebagaimana model meeting bilateral yang lagi trend, diadakan pertemuan 2+2 antara Menlu dan Menhan kedua negara yang bertetangga dekat. Meeting bilateral dengan model yang sama sepanjang tahun ini sudah dilakukan antara Indonesia-Jepang, Indonesia-Korsel dan Indonesia-AS. Menlu dan Menhan sebuah negara adalah tampilan wajah kecerdasan dan kewibawaan. Diplomasi Menlu adalah wajah kecerdasan dan diplomasi militer Menhan adalah kewibawaan dan marwah negara.

Australia datang membawa hadiah 15 kendaraan tempur Bushmaster untuk digunakan sebagai alutsista mobilitas pasukan perdamaian Indonesia di perbatasan Lebanon-Israel. Namanya hadiah ya diterima saja bukan karena kita kekurangan alutsista di UNIFIL. Kita sudah jauh-jauh hari membawa 18 panser amfibi BTR8a dan 50 panser Anoa untuk pasukan TNI yang berkekuatan sekitar 1000 prajurit disana. Sementara itu PT Pindad bersama Australia saat ini sudah memproduksi puluhan kendaraan tempur lisensi Bushmaster yang nama produknya Sanca untuk Kopassus TNI AD.

Jelas Australia harus merangkul Indonesia sebagaimana yang sudah dan sedang dilakukan saudara tuanya Pakde Sam. Semua yang dilakukan mereka ini untuk membaguskuatkan bumper Laut China Selatan (LCS). Lihat saja perhatian AS kepada kita. Dia buka akses seluas-luasnya pengadaan alutsista untuk negeri kepulauan ini. Bahkan mereka sedang merancang Undang-Undang untuk membuka pintu ini secara legal dan jangka panjang. Tahun depan kita mulai menerima pesanan 6 unit pesawat Hercules model baru dari tipe J. Saat ini kita juga sedang memproses pengadaan jet tempur F15 Eagle, berbagai jenis helikopter tempur, peluru kendali dan lain-lain.

Demi bumper LCS Australia mau tak mau harus bermanis buka dengan tetangga besarnya di Utara. Ini yang disebut dinamika geopolitik dan geostrategis kawasan. Sama halnya dalam soal Timor Timur di penghujung abad 20, dia pula yang sangat sibuk dan rewel dengan permainan catur geopolitik dan geostrategis. Hasilnya Timor Leste merdeka melalui referendum. Nah sekarang demi bumper LCS negeri Kanguru itu mau tidak mau harus unggah ungguh, kulonuwun dan pasang wajah santun dengan Jakarta, sekaligus mengurangi frekuensi keusilan dan kerewelannya soal Papua. Beda dengan soal Timor Timur dulu, dia petintang petinting, arogan dan merasa menjadi pahlawan.

Bisa kita lihat selama dua tahun terakhir, pemberitaan keusilan " informalnya" tidak beriak, tidak bergema. Australia juga ingin mencontoh AS yang mengajak kita untuk latihan tempur bersama. Kita ketahui bersama, AS dan Indonesia baru saja sukses mengadakan latihan militer skala besar Garuda Shield di Baturaja Sumsel, Amborawang Kaltim dan Makalisung Sulut dengan mengerahkan ribuan pasukan dan alutsista canggih.  Kemudian latihan manuver udara antara jet tempur F16 TNI AU dan pesawat pengebom nuklir strategis B52 AS di Balikpapan. Dan terakhir latihan militer bersama untuk evakuasi, bantuan dan medis udara dengan mengerahkan pesawat Hercules kedua negara di Lombok. Sementara di AS saat ini ada 100 prajurit intai amfibi marinir Indonesia berlatih bersama USMC.

Terkait dengan soal Papua, kecerdasan diplomasi Indonesia tak perlu diurai disini. Yang jelas kita punya posisi tawar yang lebih berbintang karena posisi geostrategis dan geopolitik di LCS. Dan kita meyakini bahwa riak diplomatik yang disuarakan untuk mendiskreditkan Indonesia soal Papua tidak akan menggema kuat alias mati angin.  LCS adalah medan konflik durasi jangka panjang dengan skala terbesar di dunia.  Dan kita adalah bumper garis depan yang sangat dibutuhkan aliansi AS, Australia, Jepang, Inggris, Jerman, Perancis. 

Begitu heboh dan meriahnya sejumlah negara membentuk barikade bulan sabit untuk mengurung China mulai dari India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Jepang. Pemain besarnya AS, Australia, Inggris, Perancis, Jerman, Kanada yang semua rumah mereka tidak berada di "kelurahan" LCS bahkan "kecamatannya" pun beda. Dan kita salah satu bumpernya. Mereka ingin kita kuat, padahal kita juga ingin kita kuat dan sudah kita lakukan dengan kemampuan dan cara kita.  Dalam bahasa diplomasi kita punya kalimat bersayap: Untuk membaguskuatkan bumper LCS tidak perlu memberi angin pada segelintir kelompok KKB di Papua. Itu jelas syarat tersirat dalam sinergi dan energi diplomatik sambil berjabat tangan, karena sesungguhnya tidak ada makan siang gratis.

****

Jagarin Pane / 10 September  2021

48 comments:

Anonymous said...

Mantap bung...!!

Unknown said...

Bung Jag
Jika komplit pecah diLCS
apakah kita akan menjadi bagian sekutu
lalu bagaimana jika menolak hal itu
apakah cina tetap menganggap kita sebagai musuh

Unknown said...

Dengan semakin intensnya kita latgab dgn us maka saya yakin cina sdh memasukkan kita dalam list musuhnya
bahkan mungkin Jakarta sdh menjadi target rudal donfeng

suryo projo said...

Tampaknya telah terjadi pergeseran politik menyangkut pertahanan Australia, dimana dalam geo Politik dan strategis pada masa lalu, dalam buku putih pertahanan mereka, Australia menganggap Indonesia adalah potensi musuh dari utara, selama beberapa dekade, peristiwa bandara Komoro Timor Timur, dan dukungan terhadap gerakan papua Merdeka baik secara tersembunyi maupun terang terangan adalah manifestasi dari sudut pandang /paradigma bahwa kita lawan berbahaya dari utara,

Secara geografis dan geo politis yang terbaik sebagai tetangga adalah menciptakan kedamaian kawasan, dengan belajar dari Paman sam bahwa Indonesia tidak punya ambisi menganggap Australia sebagai wilayah yang harus di invasi, hal tersebut sesuai doktrin pertahanan kita, dan kontitusi serta sebagai negara non blok, yang menjunjung tinggi perdamaian dunia,mengingat wilayah kita adalah emas katulistiwa, tdk butuh wilayah lain untuk di invasi, yang kita butuhkan adalah terjaganya teritori kita, dan kawasan kita yang damai. Kita sambut gembira perubahan politik dan strategis pertahanan Australia, Si Vis Pacem Parabelum. Merdeka.

Ranjau Laut said...

Spt saya bilang tetep waspada sama tetangga selatan.

Cak adi said...

Gpp ntar selongsong rudal bisa diloakin... Tenang aja bro !

Unknown said...

Betul. Bukan hanya selatan saja tetapi utara barat dan timur kita harus selalu waspada. Banyak caranya seperti pemberian hibah senjata gratis atau dlm bentuk lain. Mudah mudahan menhan kita khususnya pemerintah tdk terlena dan takut dengan ancaman diembargo atau peraturan negara lain seperti castsa atau model lainnya.

Jagarin Pane said...

Setuju banget👍🏾👍🏾

Jagarin Pane said...

Karena medan laga ada di halaman kita mau tidak mau, suka tidak suka kita menjadi bagian dari mitra sekutu AS.

Aa said...

Kok negara kita di istilahkan bemper LCS bagi Australia dan sekutunya admin..kan kita jg pny kedaulatan sendiri terutama klaim China atas 9 garis putus2 di Laut Natuna..

Ranjau Laut said...

Nah yg kemarin isu pengadaan Ratusan MBT leo dan marder hasil kunjungan menhan ke jerman gimna perkembangan nya bung jagarin?

Ranjau Laut said...

Nonton aja,

TAMALAKI MEKONGGA COMMUNITY said...

Kita harus cerdas di saat mereka sekutu butuhkan NKRI sbgai bumper, maka kita para petinggi d menhan juga jgn terlena dgn segala bantuan tsb, tapi gunakan momentum ini untuk meminta teknologi mereka atau bahkan dgn tegas mereka harus memberi ruang buat BUMNIS kita utk mengcopy paste teknologi mrk dgn membuat alutsista sendiri terutama program strategis nasional seperti RUDAL Jarak jauh, rudal balistik, penguasaan pembuatan kapal selam dan komponennya, teknologi satelit jarak jauh dan anti Stealth, teknologi AESA, dll... Mereka harus mengijinkan INA utk buat dan menguasai rudal sekelas balistik agar mampu menjangkau daratan china.

Ranjau Laut said...

Bentar lagi TNI ulang tahun bulan oktober dan jelang akhir tahun,tp belum ada berita yg bahas kontrak deal.

Orang unik said...

Yang dimaksud bemper LCS bagi Australia dan sekutu baratnya adalah negara RI, artinya jika terjadi pecah perang terbuka di perairan laut LCS dan RI bisa minimal menahan dan meladeni manuver perang tentara RRC berarti Australia dan sekutu baratnya akan merasa tenang karena tentara RRC tidak akan sampai menyerang daratan Australia,yang artinya rumah Australia aman tenang dan selamat dari serbuan tentara RRC.
Tapi jika RI tidak mampu menahan dan meladeni serbuan tentara RRC alias angkat tangan, maka Australia menjadi terkejut was was karena tentara RRC lambat laun akan sampai juga di muka rumah Australia alias bersiap serbu masuk perairan Australia dan bila angkatan laut Australia angkat tangan juga berarti siap siap tentara RRC akan mendarat di daratan Australia.
Inilah yang ditakutkan Australia dan sekutu baratnya.
Jadi kuncinya bila pecah perang terbuka di perairan LCS ini ada di tangan RI, sekutu barat berharap banyak pada tentara RI utk mampu menahan dan meladeni tentara RRC.

Anonymous said...

Salam NKRI.

Bgitu banyak kisah pertempuran hebat amerika yg selalu kalah di indopasific.
Perang korea dan Vietnam kekalahan amerika terbesar.
Tidak akan terjadi perang di LCS kerena Amerika dan sekutu tidak akan pernah menyerang negara yg mempunyai nuklir seperti China dan Rusia.

Amerika dan sekutu hanya punya kepentingan sumber daya alam minyak dan gas bumi dia hanya menyerang negara lemah yg tidak punya nuklir Irak.Libya.Suriah dll.

Untuk mnyerang china diLCS sangat tidak mungkin krena nuklir china dan rusia sdh pasti menghantam New york.

Posisi Indonesia sdh benar gak ke anerika dan sekutunya tapi gak juga ke China porsinya sama.

Klau begitu gak perlu dong beli alutista ya gak bodoh bodoh gitu juga kali bang jago.

Alutista itu diperlukan untuk mnjaga kedaulatan bangsa dan efek gentar buat negara yg coba coba usil Malaysia contohnya.

Alutista berotot sdng di rakit ada IFX.Tank Harimau.Pandur 2.
Iverclass.Rafale.F15.dll.

Jadi ya tenang tenang aja di LCS.
China tetap akan agresive dan amerika dan sekutu cuma bisa menggongong suaranya gak bakal digigit china tiongkok.

Semoga berjaya Bangsaku NKRI.

Orang unik said...

Renungan pertahanan negara kepulauan:
Yang afdol utk menjaga negara kepulauan adalah
1.satelit militer.
2.radar radar monitoring seluruh wilayah negara kepulauan.
3.rudal anti serangan udara jarah jauh baik fire and forget maupun berpandu alias smart rudal.
4.rudal anti serangan permukaan jarak jauh baik fire and forget maupun berpandu alias smart rudal.
5.rudal anti serangan udara jarak menengah.
6.rudal jarak pendek fire and forget saja.
7.roket roket pertahanan jarak jauh menengah fire and forget.
8.canon manual+otomatis menangkis serangan udara.
9.meruam Medan manual+otomatis baik meriam 105mm maupun meriam 155mm.
10.ranjau ranjau di laut maupun di darat.
11. Granat
12. RPG atau bazoka anti tank
13. Alat bantu penglihatan malam hari.
14. Alat bantu perorangan utk deteksi jarak kedatangan musuh.
Inilah sebenarnya yang wajib pertama tama dipunyai sebagai pertahanan inti negara kepulauan sebelum membeli peralatan perang berwujud gede seperri kapal perang pesawat tempur tank panser dll yang menghabiskan dana pembelian dan perawatan yang besar.

Moon said...

Yang kamu tulis di atas itu hampir semuay sudah di miliki TNI cuma satu sistem pertahanan udara jarak jauh seperti s400 dan patriot yang blom di miliki dan satelit militer

Defent studies said...

Takut ya,makanya nyumput aja,amirika si rajanya teknologi rudal mssih bnyk rudalnya yg nyasar apalgi cina yg barang kw semua,tp bagaimanapun kita harus tetap waspada,bnyk jg alutssta strtgis kt yg tak boleh di publikan..

Defent studies said...

Amin..

Defent studies said...

Yg punya kekuatan nuklir gak boleh sombong,wong kalau nuklirnya meledak di tempatnya siapa yg ancur ayo..

Jagarin Pane said...

Nyaris tak terdengar😁😁

Anonymous said...

Indonesia perlu mengadakan dan menempatkan peluncur rudal pertahanan pesisir dansdan peluncurppeluncur rudalr pertahanan udara, dan kapal perang serta kapal patroli yang dilengkapi peluncur roket RHAN, juga panser, tank medium di sekitar biak, Serui, kepulauan raja empat, Kaimana, kepulauan Arafuru, dan pulau 2 kecil di sekitar pulau burung, dan juga sepanjang, membangun batalyon kavaleri, infanteri, marinir, batalyon raider, batalyon paskhas, batalyon intai amphibi, batalyon kopassus, batalyon pasukan katak, batalyon brimob, di sepanjang perbatasan daratan antara Papua Nugini dengan Papua dan Papua tengah, juga membangun batalyon Polairud, dan batalyon bakamla, kemudian di pegunungan tengah dipandang perlu untuk dibangun divisi kavaleri, divisi infanteri dan divisi pertahanan peluncur rudal dan roket, serta brimob, divisi paskhas, divisi kopassus, dan divisi marinir perlu dibangun di fak2 selain ditambah divisi marinir di Nabire dan Manokwari.

Raja muda kelana said...

Australia tanah masa depan bangsa indonesia, kita harus invasi australia demi masa depan bangsa nusantara

Unknown said...

Tentu, Tidak ada makan siang gratis.. Tentu di balik pemberian 15 Bushmaster gratis sudah pasti ada kepentingan nasional Tetangga Selatan kita ini.
Harus ingat aksi Spionase-penyadapan yg dilakukan 'tetangga selatan' kpd Pejabat2 Jakarta termasuk Presiden & Ibu negara antara thn 2009., terkuak stlh Edward Snowden, mantan sub-kontraktor NSA (badan keamanan amerika) membocorkan ke publik.
Hal ini memicu reaksi protes keras RI dan lsg menarik pulang Duta Besarnya saat itu juga..TNI pun bereaksi dg membatalkan seluruh kerjasama militer dan menarik pulang anggota pasukan khusus yg sedang berlatih di negri kangguru tsb.
Ya, tetangga selatan kita ini terlalu paranoid...

Unknown said...

Hati hati dengan tipu daya australi bangsa bajingan..sudah cukup timor timor jadi pelajaran dan pengajaran bagi kita bangsa INDONESIA

Unknown said...

Yang sangat memprihatinkan pembelian alutsista selalu ruwet bin ribet padahal pertahanan itu wajib nomor satu

Unknown said...

Bung Jag
Ada hal penting yg mungkin luput dari analisa anda
bahwa komplik lcs akan berkepanjangan dan menguras energi
dan itu akan membuat us frustrasi
lalu menarik semua pasukannya
dan mnyerahkan tanggungjawab keamanan
lcs dan Asean kepada kita dengan dalih
TNI sdh latih oleh us
sama seperti yg terjadi Afganistan dan
Timur-Tengah

Unknown said...

Apalagi pak Biden sdh ngomong bahwa us
sdh tobat jadi polisi dunia
itu artinya kita harus menghadapi cina
tanpa us

Anonymous said...

Semisal ketika "Bumper" nya sudah lemah sesudah pecah perang, akankah mereka bersikap sama lagi? Hibahin Bushmaster cuma buat dipake pasukan perdamaian PBB di Lebanon-Israel itu sama aja kayak promosi gratisan ranpurnya dipake negara sudah dipake negara lain padahal dengan embel2 hibah, semoga rudal ICBM China nyampe daratan Australia dengan alesan Indonesia ga punya radar dan interceptornya.

Anonymous said...

Australia punya ketakutan kalau sampai Cina buka pangkalan militer di Timor Timur...Hubungan Australia dan Timor Timur kurang baik,krn akhirnya Tim Tim sadar, bahwa mereke dikadalin Australia...

Koteka said...

Apa yg dipikirkan cina jika ingin invasi Indonesia ?

01. Rakyat Indonesia yg militan dan anti cina tentu Cina perlu tentara dan biaya operasional yg sangat besar utk duduki Indonesia dan pasti berpengaruh kepada ekonominya.

02. Dukungan negara barat cs pasti mendukung Indonesia.

Kesimpulan invasi cina ke Indonesia mustahil / merugikan cina sendiri.
Strategi yg sekarang sdh berjalan kuasai ekonomi Indonesia dan juga dunia.
Ini yg membuat Cina tdk disukai US cs.

Lantas apa betul panasnya LCS krn cina yg sangat agresif dgn klaim atas jalur tradisionalnya sebagai bukti mereka mau invasi di LCS ??
Apa tdk ada skenario lain yg dimainkan oleh negara" pemenang WW 2 dimana Cina dan US cs berada didalamnya ??

Kita wajib menjalin kerja sama terutama dgn negara" barat cs dan cina serta memperkuat militer kita.

Pertanyaan sederhana.
Apa US cs dan Cina mau menerima dan membantu Indonesia utk menjadi negara yg maju baik ekonomi dan militer seperti mereka ??

Dari ekonomi kita bisa memberdayakan sumber alam utk ketahanan pangan bagi rakyat. Tapi ketahanan militer sangat tergantung dari produk militer negara maju.
Prediksi ekonom dunia, 20 thn kedepan Indonesia masuk 10 negara super power ekonomi didunia. Bukan super power militer.

Banyak contoh yg melibatkan negara" super power US,CINA,RUSIA dan Barat hanya menggunakan lahan negara lain utk menguji produk militer mereka.

Caranya menciptakan konflik internal seperti di Balkan / Yugoslavia dll, Syria, Mesir,Libya , Afghanistan.
Mereka hanya jadi sponsor konflik tapi tdk pernah bertempur secara langsung.

Cerdaslah para pengamat politik / militer Indinesia sehingga apa yg anda putuskan menjadikan Indonesia semakin berdaulat dan jaya bukan terpecah belah 🇮🇩🇮🇩

Orang unik said...

PT dirgantara Indonesia
Setelah selesai menimba ilmu pembuatan pesawat tempur generasi4,5,maka pastikan para insinyur RI itu mampu merakit dan membuat sendiri pesawat tempur IFX dengan supervisi Korsel lalu pastikan juga mampu menservis sampai tingkat service besar dan berat IFX tsb alias overhoul tingkat berat lalu mampu juga memodifikasi bila diperlukan pada bagian yang perlu di modif padaIFX.
Jangan bersenang dahulu karena IFX ini generasi4,5, sebaiknya lanjutkan timba ilmu lagi utk membuat pesawat tempur generasi5 karena masa depan pesawat tempur didominasi generasi5 malahan sekarang ada yang sudah mulai riset utk membuat pesawat tempur generasi6.
Kandidat utama pembuatan pesawat tempur generasi5 yang bisa digandeng PT DI adalah turkey, jangan terlalu lama mikir tapi segera bergerak maju gandeng Turkey utk ikut serta bersama sama riset pengembangan pembuatan pesawat tempur generasi5 persis seperti join dengan Korsel utk proyek KFX/IFX.
Tujuan utamanya supaya para insinyur RI punya ilmu mumpuni soal riset pengembangan beserta pembuatan pesawat tempur karena di masa depan kemampuan pembuatan pesawat tempur akan semakin sedikit bukan semakin banyak.
Soal mesinnya tinggal dipilih mau yang buatan USA Rusia Cina Perancis italia Boeing atau Airbus, soal senjata dan rudalnya juga tinggal pilih yang tersedia di pasar internasional, soal kursi pelontar juga tinggal dipilih yang ada di pasaran.
Jangan lupa riset pembuatan pesawat angkut militer kelas sedang sekelas C160 Transall dengan mesin balung baling atau mesin jet karena di Indonesia ada perusahaan USA mendirikan pabrik mesin pesawat di kepulauan Riau.

Waipios said...

Ok..

Waipios said...

Apa yg Indonesia sdh tepat yaitu tidak memihak salah satu blok termasuk dlm kasus lcs ini..

Anonymous said...

Tidak ada yg tidak mungkin bagi negara rakus itu. Jika ada peluang dan kesempatan semua pasti disikat seperti makan tebu sekalian dgn urat2nya

Ranjau Laut said...

https://www.airspace-review.com/2021/09/14/yunani-akan-menambah-6-rafale-lagi-total-menjadi-24-unit/

Gimana ni,bu sri?ketinggalan lagi sama yunani

Unknown said...

Klu begini caranya bs gawat dahh..huuhhh

Unknown said...

Indonesia gk bs santai aj menghadapi cina

Gus Endho said...

Australia hanya manis di mulut sj RI jgn terpedaya bujuk rayunya ingat kasus Timor timur dan keusilannya ttg Papua..tetap kita hrs netral dan perkuat Alutsista baik dr Kualitas maupun Kuantitas niscaya kt akn punya Bargaining Power dan terjaganya Marwah dan Harkat bangsa ini..Merdeka 🇮🇩

Unknown said...

Kek sama narasinya dengan canel al biruni

Orang unik said...

Kebutuhan alat pantau kamera+video berzoom tinggi:
Satelit militer mahal harga pembelian baru serta butuh basecamp dengan peralatan lengkap utk menerima semua data hasil sapuan monitoring24jam dari satelit militer, membangun serta biaya operasional basecamp tersebut yang operasional24 nonstop butuh biaya besar juga. Apakah RI mampu menyediakan biaya besar tersebut?
Adab jalan keluar yang lebih irit biayanya tapi bukan drone melainkan pesawat AWACS.
Di atas badan pesawat itu ada semacam piring berputar 360derajat selama terbang di udara.
Pesawat tersebut bisa menjadi basis control wilayah udara di atas daratan maupun di atas permukaan laut sejauh......km bahkan bisa juga melihat di bawah permukaan laut.
RI harus punya pesawat AWACS ini karena di pesawat ini ada kamera+video high tech dengan zoom yang dahsyat yang artinya bila pesawat AWACS ini diterbangkan tinggi di atas rindangnya hutan daratan Papua misalnya, pesawat ini dengan kamera+video high tech dapat melihat dengan jelas suatu obyek dibalik rimbunnya pepohonan daratan Papua.
Artinya apa?, bila RI sudah punya pesawat AWACS ini dan diterbangkan tinggi di atas hutan belantara Papua, maka gerakan tentara liar KKB Papua ini dapat diamati sejelas jelasnya dan nantinya dengan pesawat AWACS ini dapat diketahui persis terpantau jelas dimana KKB Papua ini bersembunyi bergerak atau aktivitas lainnya.
Ini memudahkan penyusunan strategi penyergapan pengerjaran penangkapan personel KKB Papua oleh pasukan TNI di lapangan daratan Papua alias menghindari jatuhnya korban di pihak pasukan TNI.
Mudah mudahan Kemhan kita bapak Prabowo dapat segera memilih dan memutuskan antara membeli satelit militer atau beberapa pesawat AWACS ini buat tni untuk monitoring 24nonstop dari udara atas wilayah wilayah daratan maupun perairan laut RI khususnya utk wilayah daratan yang lagi panas seperti Papua dan perairan Utara Natuna serta perbatasan perairan RI dengan Australia.

Jagarin Pane said...

Al biruni yg mengutip artikel ini sdh sejak lama

Anonymous said...

Boleh juga di Natuna dan di Manado dan di Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, juga di Palembang ditempatkan kombinasi antara Rafale, dan eurofighter thypoon dari Inggris yang telah dalam kondisi 60% usia penggunaannya akan dijual sebagaimana yang disebutkan dalam link : https://militermeter.com/bekas-berkualitas-pesawat-tempur-eurofighter-milik-inggris-akan-dipensiunkan-padahal-baru-dipakai-setengah-masa-usia/, ditambah eurofighter thypoon dari Austria yang sebelumnya pada tahun lalu terdengar berita akan dijual 15 unit, utk atasi LCS

Anonymous said...

Untuk hadapi antisipasi jika terjadi penegakan hukum di laut, dan jika ada negara yang mulai kerahkan kekuatan udaranya utk serang indonesia sebagai balasan atas penegakan hukum laut dalam penangkapan ikan terkait dengan berita yang ada dalam link ini : https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210913151110-20-693598/bakamla-ribuan-kapal-asing-masuki-laut-natuna/amp

Unknown said...

Pengadaan pesawat awacs/ aew&c utk. TNI-AU sudah pasti,sesuai Press Release dari Kasau pada Rapimnas TNI bulan2 kemarin. kandidatnya ada dari Boeing,Airbus,Saab.
Dari Boeing yaitu E7 Wedgetail, Airbus C-295 AEW&C, dan Saab 2000 Erieye.
Nah, utk pesawat AEW&C yg nanti bakal didatangkan, Apakah menggunakan basis pesawat jet ataukah turbo propeller (turboprop), pada dasarnya pilihan AEW&C nanti juga akan terbelah pada dua opsi, apakah pesawat AEW&C bakal mengadopsi antena Radar model piring berputar (Rotodome), atau menggunakan antena Radar model tegak (Dorsal) pada bagian atas fuselage-nya?
Yang mana yg bakal didatangkan utk TNI-AU? kita lihat saja nanti..

Anonymous said...

Jujur bung, walopun al biruni id udah nyantumin artikel panjenengan di deskripsi, tapi penonton tololnya masih nganggep kalo itu tulisan pribadi konten kreator, saya masih ndak legowo.

Cah solo said...

Didesaku hampir merata setiap rumah udah punya dongfang ... Mo kobota or Perkins mahal soale harganya