Saturday, August 28, 2021

Antara Antasena Dan Golok Kita Semakin Mekar

Karya inovasi berkualitas alutsista tank boat Antasena telah diluncurkan dan berenang cepat. Tak lama kemudian karya spektakuler yang lain KRI siluman Golok 688 dicempungkan PT Lundin di perairan Banyuwangi. Sementara itu PT PAL mendapat kucuran dana PMN 1,28 Trilyun, kemudian galangan kapal swasta nasional PT Daya Radar Utama (DRU) Lampung mendapat pesanan pembuatan 2 kapal perang jenis Offshore Patrol Vessel (OPV). Inilah Headline News yang beruntun dipublikasikan sepanjang pekan ini. Semuanya menggambarkan geliat industri pertahanan dalam negeri yang menggelora bergairah terutama inovasi dan keberaniannya.

PT PAL saat ini sedang menyelesaikan pembangunan 2 kapal perang TNI AL ukuran besar jenis LPD Hospital. Juga sedang membangun 3 kapal cepat rudal 60 mtr paket lengkap "dengan baretnya". Termasuk sedang menyelesaikan overhaul KRI Cakra 401. Pada saat yang sama perusahaan plat merah ini sedang mempersiapkan fasilitas pembangunan kapal perang yang dirindukan heavy fregate Iver Class dan kapal selam. Selain membangun kapal perang PT PAL juga sedang membangun kapal tanker sipil. Kesibukannya luar biasa.

TNI AD saat ini sedang menunggu kedatangan 18 tank Harimau yang diproduksi bareng Pindad dan FNSS Turki. Ini juga produk inovatif kreatif Pindad selain panser Anoa dan Badak. Prediksi kedepan TNI AD akan memesan sekitar 100 tank ini untuk batalyon kavaleri. Sementara yang sudah lebih dulu bersinar adalah batalyon armed (artileri medan) dan arhanud (artileri pertahanan udara) TNI AD. Batalyon armed sudah menerima berbagai jenis alutsista "tegangan tinggi" seperti Astross II Mk6 dari Brazil, Artileri Nexter dari Perancis, Artileri KH 178 dan 179 dari Korsel. 

Khusus untuk perkuatan pulau Kalimantan yang dipersiapkan menjadi ibukota negara, batalyon armed akan diperbesar dari kekuatan 2 batalyon saat ini menjadi 7 batalyon armed. Sementara untuk batalyon infantri sudah lebih dulu mekar membesar dengan menambah 5 batalyon anyar di pulau besar itu. Maka sangat dimungkinkan kalau batalyon kavaleri dan batalyon arhanud akan dimekarkuatkan dengan penambahan satuan dan alutsista produk dalam negeri dalam jumlah banyak.   Seperti panser Anoa, panser Badak, tank boat Antasena, tank Harimau, roket Rhan dan lain-lain. Termasuk alutsista gahar buatan negeri orang yaitu Leopard, Nassam2, Astross, Nexter dan lain-lain.

Sejumlah batalyon arhanud saat ini sudah mendapat alutsista canggih peluru kendali darat ke udara Starstreak buatan Inggris. Distribusinya merata di Sumatera dan Jawa. Ibukota Jakarta sekarang sudah dipayungi oleh satuan peluru kendali darat ke udara jarak menengah, nama produknya Nassam2. Kalau mau diurai sangat banyak program percepatan modernisasi militer Indonesia saat ini. Kita masih banyak membutuhkan satuan peluru kendali darat ke udara  jarak menengah untuk melindungi obyek vital dan pangkalan militer.

Untuk pengadaan alutsista strategis seperti jet tempur Rafale buatan Perancis dan F15 Eagle dari Paman Sam tinggal menunggu tanggal dan hari baiknya saja untuk "akad nikahnya". Kalau yang kemarin itu Rafale kan baru "lamaran alias tunangan dulu". Nah dalam waktu dekat segera "akad kredit" alias kontrak efektif. F15 juga begitu, semua berpacu dengan waktu, siapa cepat dia dapat, gak pake lama, gak pake basa basi sebab Republik ini butuh alutsista teknologi tinggi secepatnya.

Khusus untuk tank boat Antasena dan KRI Golok 688 adalah hasil karya inovasi  anak negeri yang mengagumkan. Lundin berani membuat produk inovatif yang luar biasa. Juga pembuatan kapal perang OPV yang dikerjakan perusahaan swasta nasional. Dalam pandangan kita Lundin dan DRU telah dan sedang melakukan proyek inovasi dan kreativitas ditengah geliat kesibukan industri pertahanan dalam negeri. DRU sudah menyelesaikan pembangunan 7 kapal perang jenis LST untuk TNI AL. 

Jujur saja kita katakan antara Antasena dan Golok kita semakin mekar, seperti syair antara Anyer dan Jakarta kita jatuh cinta. Bisa juga ditambahkan liriknya, antara Lampung dan Banyuwangi kita terkesima dan jatuh cinta. Atau antara Antasena dan Golok berbaris rapi Anoa, Badak, Harimau, Turangga, RHan, KAL, KPC, KCR, LST, BCM, LPD, Korvet, UAV Elang Hitam. Semuanya adalah jenis alutsista buatan anak negeri. Artinya produk industri pertahanan kita sekarang semakin mekar dan berkibar.

****

Jagarin Pane / 28 Agustus 2021

52 comments:

Unknown said...

Produk Boeing seperti Heli Serang AH-64E Guardian Apache, Heli Angkut CH-47G Block II Chinook, Airborne Early Warning E-7 Wedgetail, Pesawat Patroli Maritim & Anti Kapal Selam P-8A Poseidon, Pesawat Tempur multfungsi F-15EX aka Eagle II, hingga pesawat latih Boeing-Saab T-7 Redhawk, serta rudal anti kapal AGM-84 Harpoon masuk dalam pemaparan yang disiapkan Boeing untuk Indonesia. Semua yang ditawarkan Alutsista Kelas Wahid made in Boeing..Bahkan utk melancarkan, ada info kalo pihak Boeing jg akan buka kantor perwakilan di Indonesia selain di Vietnam.
Entah ALUTSISTA Kelas Wahid bikinan Boeing yang mana yg nantinya akan dipilih & diakuisisi oleh Indonesia,.

Unknown said...

Jika nanti dibeli maka F-15 Eagle II/ F-15EX disinyalir sepaket dengan rudal AMRAAM.
Indonesia memang akan menjadi basis pemasaran Boeing di Asia Tenggara untuk membendung pengaruh China.* - ZonaJakarta-

Moon said...

Bukan overhaul KRI Cakra 401 sudah selesai , sekarang kan lagi uji coba ?

Unknown said...

Dan satu lagi, alutsista bawah laut yg akan dibangun PT.PAL, yg dirancang sendiri oleh Beliau Bpk. Kaharrudin Djenod, seorang Doktor Ahli Tekhnologi Desain Kapal lulusan Jepang.
Alutsista Kapal Selam Tanpa Awak.
Kapal selam tanpa awak dilengkapi persenjataan utama, ukuran lebih kecil 20 meter.
Kapal selam tanpa awak hasil rancangan Kaharuddin Djenod ini akan mampu membawa 4 torpedo, bisa mendeteksi kapal musuh, dilengkapi dengan AI (Artificial Intellegence) atau kecerdasan buatan, dan perintah penembakan tetap berasal dari Markas Besar TNI. Dan mempunyai kemampuan Survive didalam laut.

Ranjau Laut said...

Pertama kita syukuri Kapal OPV ini sudah potong baja dan jg yg dinanti kapal Frigat Iver awal sebuah kebangkitan industri kapal perang indonesia,industri maritim harus bangkit.

Untuk pespur klo kita mengejar kombat radius F15ex aja banyakin,36 unit plus senjata/rudal nya.
Tapi apakah US mau lepas sistem EPAwws ke indonesia?

Ranjau Laut said...

Kita sambut Industri 4.0 kita dukung inovasi pertahanan karya bangsa BUMN dan swasta
-kapal OPV DRU
-Drone EH1
-Tank medium,dan IFV medium
-kapal KCR PAL
-Kapal Frigat Nasional(Soon)
-Radar GCI LEN
-Rudal RE SS01.
-kapal2 patroli PC
-Rantis dan Ranpur Pindad

Jagarin Pane said...

Sea trial kan satu paket dgn overhaul😁😁

Chiko said...

Bung jagarin, FREMM dan maestrale nya lupa disebutkan.
Yang ingin saya tanyakan FREMM kita fullspec spt punya italia atau FFBNW?
Kalo fullspec lumayanlah kita pake SYLVER A50 buat ASTER 30.

Orang unik said...

Wah wah bangga nih kita sebagai warga negara Indonesia melihat bersinarnya industri alutsista produk anak bangsa.
Mudah mudahan dijaga ya mutu produksinya agar selalu sesuai dengan spesifikasi daftar di pengumuman yang diterbitkan oleh produsen masing masing alutsista.
Untuk tank boat Antasena serta kapal perang siluman golok class dapat dijadikan kapal perang tonase kecil tnial yang gahar dan mumpuni yang mampu berlari cepat dilautan dengan full speed kalo bisa di atas 30knot lalu mempunyai Canon otomatis+rudal permukaan jarak jauh+sistem radar deteksi dengan jangkauan diatas 300km
Sehingga kedua kapal perang tonase kecil itu bisa menyerang target lalu tembak lalu lari kabur menghindar tembakan balasan dari target musuh.
Antasena serta KRI golok class adalah kapal perang tonase kecil yang mampu dipacu cepat dgn speed di atas 30 Knot, sehingga calon musuh Indonesia akan berpikir 7x menerobos perairan Indonesia sampai batas ZEE, cuma jangan sampe ditabrak kapal musuh ya karena kedua badan kapal perang tonase kecil ini bukan terbuat dari besi baja, jadi operator kedua kapal perang kecil itu wajib waspada selama patroli di lautan Indonesia jangan sampai ditabrak.

Jagarin Pane said...

Full Spec dong, model pengadaan menhan kita kan paket lengkap👍🏾👍🏾💪💪

Ranjau Laut said...

2j

Walaupun tidak semasif belanjaan di Eropa akan tetapi AS selaku pemasok tradisional alutsista Indonesia selalu mendapatkan tempat di pengambil kebijakan Kemhan setidaknya 3 major item siap diakusisi oleh Indonesia dalam waktu dekat.....
-------
Kira2 apa bung jagarin 3 mayor it
Item hehe😄

Orang unik said...

3 mayor item itu adalah f15EX,badan 2jenis rudal yaitu rudal untuk peluncur NASAAm buatan Norwegia dan rudal udara ke permukaan jarak menengah berlangsung kalo kaga salah namanya AMRAAN.

Unknown said...

Perlahan tapi pasti, dibalik senyapnya aksi perusahaan alutsista dunia (Boeing) yang hendak masuk ke Indonesia, Boeing menjadi salah satu perusahaan yang sukses menggebrak dominasi pemain lama.

Orang unik said...

Ya itulah USA, setiap calon pembeli alutsista USA harus mendapat persetujuan dulu dari pihak kongres senat USA, dimana pastinya kongres senat USA membuka dulu data data negara calon pembeli dan yang jelas kalo sekutu USA pastilah di ijinkan pembeliannya dan barangnya standar USA NATO tapi kalo bukan sekutu USA maka dilihat lagi arah kiblat politik pemerintah negara calon pembeli+neraca perdagangan antara USA dengan negara calon pembeli, seperti negara UEA Yordania thailand. Dan tentunya speknya diturunkan sedikit.
Nah untuk Indonesia yang menganut asas non blok pastinya sulit dapat spek yang di dapat UEA Yordania thailand saat pembelian baru.
Kenapa? Karena pemerintah USA masih agak agak takut terhadap negara negara non blok.
Negara non blok sebetulnya adalah saingan negara blok barat dan blok timur dan posisi non blok itu di mata USA posisi tidak jelas karena USA menganggap dunia ini hanya dipegang 2 kekuatan besar yaitu blok barat dan blok timur.
Ya kira kira begitulah keadaannya.

Ranjau Laut said...

Yakin mau tambah Nasams2 lagi hhehe

Orang unik said...

Pak jagarin Pane yang terhormat, ada hal menarik soal pembuatan kasel type209 1400 di PT PAL yang gandeng DSME korsel
Indonesia pada batch1 telah membeli 3 kasel type 209 1400 dari korsel bukan dari HDW jerman barat, makanya pihak HDW Jerman tidak bertanggung jawab soal garansi+service rutin kasel tersebut karena ternyata DSME korsel hanya mendapat hak lisensi pembuatan kasel type 209 1400, jadi garansi+service rutin kasel RI harus ke Korsel dan untungnya PT PAL mampu melakukannya.
Hal menariknya ternyata kasel type209 1400 ini isi jeroannya banyak yang tidak standart spek HDW Jerman.
sistem sistem yang ada di changbogo tnial buatan Korsel itu dari berbagai merek tinggal pilih sesuai selera calon pembeli, jadi sudah diluar spek standar pabrik HDW Jerman hanya mesin disel mesin penggerak listrik generator serta tabung terpedo yang masih asli spek HDW.
Yang paling menarik pak jagarin Pane, karena PT PAL sudah bisa buat kasel changbogo+service rutin+modifikasi bila diperlukan atas pantauan DSME korsel, maka pada pembelian kasel baru changbogo batch2 ini bisa nggak ya PT PAL merubah tabung terpedo yang asli spek HDW Jerman diganti dengan tabung terpedo kasel scorpeen Perancis?, tentunya ada yang mesti di modif ruang tabung terpedonya di changbogo batch2.
Mengapa pake tabung terpedo punya scorpeen Perancis? jawabannya adalah supaya selain bisa tembakan terpedo +penyebaran ranjau laut juga bisa tembakan rudal Exocet AM39 khusus kasel
Kenapa? Karena tabung terpedo bawaan changbogo selain tembakan terpedo menyebarkan ranjau laut lalu hanya bisa tembakan rudal harpoon USA yang bakalan tidak diijinkan pembeliannya untuk Indonesia oleh usa.
Nah inilah yang menarik bila PT PAL dengan supervisi Perancis bisa taruh tabung terpedo scorpeen Perancis di changbogo batch2 buatan PT PAL dengan supervisi Korsel.
Inilah wujud kasel impian tnial bisa tembakan terpedo berbagai merek lalu bisa menyebarkan ranjau laut berbagai merek bisa juga tembakan rudal dari dalam laut ke permukaan laut tanpa dideteksi kapal permukaan musuh.
Inilah kasel changbogo batch2 untuk TNI-AL rasa kasel kilo rusia.
Mudah mudahan PT PAL bisa melakukannya dengan supervisi Perancis.

Ranjau Laut said...

Supervisi nya ya dri Jerman dong bukan prancis

Poeras said...

Taliban bisa dpt banyak Sista hibah terpaksa gratis... Bisa dong jadi bahan lobby ke uncle Sam

Orang unik said...

Supervisi Perancis utk memantau proses instalasi tabung terpedo milik kasel scorpeen Perancis ke dalam ruang terpedo di changbogo class Korsel rakitan PT PAL sehingga butuh juga supervisi Korsel utk pemantauan pemasangan tabung terpedo kasel scorpeen.
Jerman tidak mau tanggung jawab terhadap garansi+service rutin changbogo class sehingga Jerman tidak mau kirim supervisinya karena spek yang ada dalam perut changbogo class sudah bukan asli spek type209 1400 HDW jerman.
Istilahnya Jerman bahwa DSME korsel telah melakukan modifikasi tanpa persetujuan HDW jerman.
Kira kira begitu istilahnya pak Garuda (ngelak).

WIRO 212 said...

Apapun yg dilakukan pemerintah dlm hal ini KEMENHAN tentu hrs kita dukung dengan penuh optimistis bahwa ALUTSISTA yg di beli lewat TOT di inham dlm negeri adalah langkah yg harus kita apresiasi supaya suatu saat ketergantungan akan produk luar semakin berkurang.Oh ya ABAH JAGARIN,tolong dong kasih ulasan ttg perkembangan roket RHAN, kok sepi pemberitaan swun

Anonymous said...

Di tengah euforia kri golok,tank boat antasena dan pemesanan opv di pt pal rasanya ada yg dilupakan.ada satu kapal hasil karya anak bangsa yg sebenarnya lebih gahar dari semua itu jika memang pemerintah mau mendukungnya.kapal itu adalah kapal coast guard TANJUNG DATU 301.dgn panjang 110 M dan lebar 15,5 M kecepatan maksimal 18 knot kapal patroli CG produksi PT palindo marine shipyard batam ini sudah seperti frigate saja tampilanya.Kenapa kapal ini tidak diperbanyak pengadaannya untuk memajukan industri perkapalan tanah air? Ini kapal kalau didukung pemerintah bisa ditingkatkan menjadi frigate yg jelas lebih gahar dari kri golok, tank boat antasena bahkan kapal opv yg sedang di pesan sekalipun.tinggal di instal sistim tempur,dipersenjatai lengkap , hullnya dibuat seperti kapal kombatan,mesin juga ditingkatkan walaupun semua komponen ini mungkin masih impor kapal ini akan berpotensi menjadi frigate buatan dalam negri.

Jagarin Pane said...

Biaya risetnya kecil, jadi program uji pengembangan juga bertahap🙏

Pandu Kuper said...

Gimana kelanjutan proyek rudal nasional seperti petir & banaspati Ugm kita bung jagarin katanya kerjasama dengan cina & ukrainina
Targetnya sampai taun berapa kita punya rudal Made INa

Pandu Kuper said...

Pesawat r80 peninggalan DJ habibi
Masak tak mau di hujut kan bung
Itu kan warisan bapak kita
Masak sebagai anak kita sia siain
Mungkin r80 adalah apgreed dari CN 325

Unknown said...

Proyek Pesawat R80 dihapus dari Proyek Strategis Nasional Pemerintah.
Pemerintah tidak menyanggupi biaya proyek R80.
Proyek R80 digantikan dengan proyek pengembangan Drone Tempur/Kombatan..

Orang unik said...

Roket Rhan122mm rudal petir rudal pasopati rudal Merapi.
Hayo jangan kendor tapi pacu terus riset+pengembangan+uji coba rudal rudal tersebut.
Untuk rudal merapi,rudal ini cocok utk rudal Anti tank dan rudal anti personel, inilah wujud RPG alias bazoka asli Indonesia.
Untuk rudal pasopati, rudal ini cocok untuk rudal kapal perang setara Exocet ,buatlah rudal ini dengan sistem fire and forget maupun rudal kendali penjejak sasaran permukaan.
Untuk rudal petir, selain cocok untuk drone target tembakan Canon anti serangan udara, rudal petir ini juga cocok untuk sebagai drone kendali penjejak sasaran yang difungsikan sebagai drone bunuh diri,rudal ini juga cocok sebagai rudal anti rudal musuh yang datang.
Untuk roket Rhan 122mm, roket ini bisa dirubah fungsinya menjadi roket pertahan udara seperti NASAAm norwegia dan iron drone israel yang artinya kepala roketnya dibekali radar kecil pencari sasaran rudal yang datang lalu ditabrak dan meledak semuanya di udara atau untuk irit biaya riset maka roket Rhan122mm yang vpakai fire and forget ini dirubah arah lintasan gerak terbangnya menjadi lintasan lurus sampai beberapa km lalu meledakkan diri sehingga bila ada beberapa rudal musuh datang maka rudal musuh tersebut menjadi kacau atau rusak penglihatan matanya sehingga rudal musuh tersebut jadi error sistem kendali terbangnya yang akhirnya rudal musuh tersebut jad berubah arah sasaran target alias belok ke arah lain dari sasaran target aslinya.
Mudah mudahan bisa terwujud impian rudal asli Made in Indonesia.

Orang unik said...

Sepertinya pembelian SU35 Rusia digantung begitu aja karena ternyata ada kandidat lain yang performanya tidak jauh beda yaitu jet tempur Rafael Perancis serta F15EX USA,
Mungkin karena biaya perawatan dan pemeliharaan serta harga suku cadang lebih murah begitu juga ongkos setiap terbang yang lebih irit dariSU35,kelihatannya menhan kita lebih memilih jet tempur Rafael Perancis + F15EX USA.
Cuma ya setelah diakuisisi kedua jet tempur buatan negara nato, maka sebisa mungkin RI harus semanis dan selunak serta seluwes mungkin membina hubungan kenegaraan beserta perdagangan antar kedua belah pihak yang harmonis serta untuk menghindari sangsi embargo negara negara NATO tersebut dan ini bisa menarik lambat tapi pasti RI selalu berpihak ke negara negara nato yang mungkin mengesampingkan status negara non blok.

Unknown said...

Sebelum AS dan Barat memberi tawaran berbagai alutsista untuk udara dan laut ke Indonesia, sejatinya Rusia sudah menawarkan paket komplit Su-35 dan Korvet Karakurt beserta senjatanya.
Namun karena pertimbangan geopolitik regional terutama masalah Laut China Selatan,Dan Rusia cenderung diam dalam isu tersebut.
Sikap Diam Rusia inilah yg membuat Indonesia memutuskan untuk lebih memilih tawaran dari negara yang mendukung upaya menjaga kedaulatan nasional.

Jika Rusia memang mau mendukung kedaulatan Indonesia dalam konflik LCS, ada kemungkinan Su-35 segera datang.*

Unknown said...

bos, saya mau koreksi untuk kapal LST yang dibuat di DRU, yg sdh selesai baru 5 unit 2 unit blm. untuk 2 unit lagi dibuat di galangan Batam dan dalam proses finished alias dock trail.

Moon said...

Di channel kepo militer ada postingan foto kedatangan alutsista baru berupa drone Kombatan sekitar 5 unit , apa itu ch4 rainbow kali ya ?

Rahmad said...

Iyha tuul

Anonymous said...

Toloooong toloooong ada kapal CG Cina yg mengganggu explorasi migas kerjasama indonesia rusia di laut natuna utaraa!!!!!

Orang unik said...

Untuk PT Daya Radar Utama:
Selamat atas kesuksesannya membangun kapal perang buat TNI-AL dan sekarang mendapat pesanan untuk 2unit OPV90m buat TNI-AL.
PT DRU sebelumnya sudah merilis OPV90m di YouTube walau baru desain prototipe tapi akhirnya bisa terwujud mendapat pesanan dari tnial untuk segera dibangun.
Nah atas kemampuan desain prototipe OPV90m beserta kelengkapannya ini, ada pertanyan yaitu apakah PT DRU sudah punya desain prototype frigat class?,
andai udah ada segera rilis di YouTube sehingga bisa mendapat order juga dari tnial seperti OPV90m.
Mudah mudahan fregat buatan PT DRU ini sudah anti serangan udara sudah anti serangan kapal permukaan dan sudah anti serangan bawah laut sehingga nantinya bisa menemani PKR sigma class buatan PT PAL bila sudah bergabung di tnial dan mudah mudahan harga perkapalan kondisi full senjata beserta sistem sistemnya bisa lebih murah dari harga PKR sigma class buatan PT PAL.
Semoga terwujud & salut buat PT DRU.

Ranjau Laut said...

Tenang ada om putin,

Orang unik said...

Pak H. Jagarin Pane,dengan dipesannya 2 KCP60m serta OPV90m di galangan kapal swasta oleh tnial sepertinya PT PAL sementara fokus bangun fregat beserta kapal selam baru buat TNI-AL,
sepertinya KCR60m tidak memuaskan tnial sehingga digeser fungsinya ke OPV90m mungkin kemampuan berlayar dalam waktu lama di samudera laut dan lebih bagus OPV90m dibanding KCR60m.
KCR40m yang sudah ada sepertinya tidak ada tambahan lagi dan sepertinya fungsi KCR40m beserta KCR60m digeser ke OPV90m.
Bagaimana pendapat bapak H.Jagarin Pane?

Anonymous said...

Rrc mengganggu pengeboran minyak kerjasama indonesia rusia di blok natuna? Apakah ini sebuah ancaman? Kalau iya berarti si mengkudu harus bertanggung jawab sewaktu jadi hulubalang dia mengatakan indonesia tidak akan perang dalam 20 tahun kedepan karena indonesia tidak punya musuh dan ancaman tidak ada, jadi program pembelian alutsista yg canggih tidak perlu.yg perlu hanyalah semangat. Dgn alutsista tua pun kalau kenak matek juga. Matek matek matek.sekarang hadapilah RRC dgn alutsista seadanya biar matek matek matek.memalukan hanya CG dihadapi korvet. Si korvet ini pun sudah termasuk yg tercanggih,terbaru dan terkuat yg di miliki AL. Mustahil CG cina ini tidak didukung armada kuat dibelakangnya seperti frigate kelas berat dan destroyer tercanggih berani mengusik proyek kerjasama indonesia rusia di natuna.apa betul teori bernard sondakh yg mengatakan indonesia tidak perlu figate kelas berat seperti bergamini karena harganya mahal, biaya operasional mahal, nanti mau ditaruh dmana karena ukuranya besar sekali dll.sanggupkah kcr dan opv itu mengantisipasi armada tempur cina yang semakin hari semakin besar yg terus diperkuat kapal2 besar keluaran terbaru
plus dilengkapi dgn persenjatan lengkap, canggih dan semakin mematikan? Sebentar lagi kapal induk ketiga,tercanggih dan terkuat mereka selesai diproduksi.Kalau sudah kejadian seperti di laut natuna baru ada yg teriak2 pemerintah harus tegas.tegas gigi mu tu tegas. Kalau tegas harus didukung sarana dan prasarana yg mumpuni.ini arenanya ditengah lautan.apakah layak hanya dibekali semangat ketegasan,kapal2 tua dgn persenjataan seadanya patriot2 matra laut itu dipaksa menghadapi armada tempur raksasa cina YG canggih itu? .KETERLALUAN KALIAN

Orang unik said...

Satelit militer RI:
Kalo tidak salah zamannya menhan BPK Purnomo RI pernah tanda tangan pembelian satelit militer untuk TNI tapi berjalannya waktu ternyata RI tidak meneruskan pembayarannya sehingga satelit militer yang sedang mau dibuat jadi tidak jelas kelanjutannya alias mangkrak.
Kenapa bisa jadi begini ya? padahal fungsi satelit militer ini bila sudah mengudara di luar angkasa bisa meringankan tugas TNI dalam memonitor 24jam non stop seluruh wilayah RI sampai batas ZEE Indonesia.
Dengan satelit militer ini juga bisa meringankan biaya operasional utk patroli di udara bagi pesawat tniau maupun patroli di laut bagi kapal maupun pesawat tnial.
Untuk pantau daratan satelit militer lebih detail monitoring daripada pesawat drone karena satelit militer ini dengan kamera serta videonya mampu menembus dengan kekuatan zoom utk melihat sejelas-jelasnya ada apa di balik rimbunnya hutan belantara seperti hutan Papua, bila RI sudah punya satelit militer, maka TNI bisa monitor24jam nonstop setiap pergerakan kelompok KKB di Papua waupun KKB lainnya seperti di wilayah Poso.
Inipun bisa meringankan biaya operasional pasukan di Medan operasi.
Sayang beribu sayang pengadaan satelit militer utk TNI sampai detik ini tidak dilanjutkan pengadaannya, memang amat mahal di waktu pembeliannya tapi menjadi lebih murah dan bisa irit biaya pengerahan pasukan + alutsistanya di lapangan baik di daratan di udara maupun di perairan laut.

Unknown said...

bung Jag
ginama nasib Su35

Anonymous said...

Tapi bukankah om putin itu sahabat dekatya si aNjing ping pak garuda? Xi xi xi xi.....

Jagarin Pane said...

Tetap dalam frame kontrak dan masih stagnan

Jagarin Pane said...

Spirit komennya luar biasa sama seperti suara hati saya terutama kalimat: si mengkudu😁😁

Jagarin Pane said...

Semua punya fungsi masing2. Kcr 60m ada 6 unit nantinya, kcr 40m ada 8 unit, kpc 40m ada 8 unit. OPV juga untuk melapis kekuatan armada kita.

Pengamat abal-abal (A.E.W) said...

Saya juga berpikiran demikian,dan lebih bagus lagi jika pt.dru dan pt.pal berkerjasama dalam pembuatan kapal frigat,dengan tonase 2.800-3.500 ton,dengan panjang 120m

Orang unik said...

Andai saja pembelian satelit militer untuk TNI dilanjutkan setelah era menhan Purnomo,kemungkinan besar sekarang ini udah operasi di ruang angkasa mengitari sekeliling wilayah RI dan masalah sol KKB Poso + KKB Papua dapat cepat ditangani serta cepat cari solusi terbaik karena pergerakan KKB per individu di hutan belantara di wilayah Poso maupun di Papua dapat dimonitor jelas dan detail berkat teknologi zoom di video dan kamera pada satelit militer TNI.
Dan inipun dapat mengurangi tewasnya para prajurit TNI maupun brimob di lapangan wilayah Poso maupun Papua.

Moon said...

Kalo zaman SBY pertumbuhan ekonomi kita bagus rata2 6% / tahun ,daya beli masyarakat meningkat , golongan menengah meningkat , sekarang berbeda situasinya ,makay kenapa di mef 2 mandek pencapaiany jauh dari target , karena masalah ada di kondisi ekonomi saat itu ,apalagi sekarang di mef 3,ekonomi Tambah tidak karuan setelah di hantam PANDEMI pertumbuhan ekonomi cuma 3,8% itu otomatis berpengaruh besar kepada pencapaian target mef 3 yang terkena adalah anggaran dan kurs rupiah yang anjlok

Raja muda kelana said...

Batalkan saja ruwet

Orang unik said...

SU35 Rafael typoon F15EX adalah pesawat tempur satu sekelas yaitu sama sama generasi4,5.
Diantara mereka cuma SU35 yang paling murah harga jualnya barunya kondisi kosongan, untuk biaya operasi terbang mereka berempat hampir sama yaitu sama sama mahal.
Tinggal dipilih saja mana yang mau dibeli RI utk TNI-AU.

Orang unik said...

Demi bisnis supaya berputar terus sudah seharusnya tiap galangan kapal dalam negeri baik swasta maupun plat merah sama sama menyodorkan desain prototype setiap kapal baru sebagai penawaran kepada calon pembeli.
Apa yang bisa dibuat di PT PAL selayaknya juga bisa dibuat di galangan swasta, termasuk produk fregat destroyer maupun kapal selam, kalo sudah begini pastilah pihak pembeli yaitu tnial tinggal pilih produk mana yang mau dibeli asalkan produk yang mau dibeli dari galangan kapal dalam negeri punya jaminan mutu standard internasional.
Jayalah selalu galangan kapal dalam negeri.

Unknown said...

Jika Indonesia deal dgn tawaran dari Rusia ini bisa gempar kawasan,.. Spek. Korvet Karakurt gak main2.. walau secara dimensi terlihat kecil dgn bobot 800ton, tp punya kecepetan 30knot, dilengkapi 8 VLS masing2 utk. Rudal P800 oniks ( yakhont) utk anti kapal dan Rudal Kalibr utk Target Serangan Darat...

Moon said...

Jet tempur su 35 itu masuk generasi 4++ sedangkan Rafale generasi 4,5,jadi keduanya ada perbedaan generasi yang membedakan kemampuan y dari radar AESA y , Rafale jauh lebih canggih bahkan dari peperangan elektronikay

Unknown said...

Baik Su35 maupun Rafale masing masing mempunyai kelebihan & kekurangan.. yg menentukan adalah faktor The Man Behind The Gun..faktor kemampuan,mental & skill Pilot masing2 yang mengawaki Pespur..

Bagong said...

Perbanyak shooradnya tuh masih kurang, kalau perlu ambil lisensi starstreak dan mistral atau yg lain plus cwics kita butuh bejibun begituan, nambah segera nassam dulu bertahap sampek minim 10 baterai