Wednesday, September 9, 2020

Selangkah Lagi Menuju Era Network Centric Warfare

Dari Yunani ada kabar bagus dan ditunggu. Bahwa perusahaan raksasa negeri para dewa itu, Scytalys memenangkan tender terbuka untuk membangun infrastruktur software fundamen Network Centric Warfare (NCW) militer Indonesia. Nilai kontrak proyek ini mencapai US$ 49 juta atau 730 milyar rupiah, dipublikasikan 15 Agustus 2020.

Membangun militer modern sama dengan mempersiapkan sistem manajemen pertempuran berbasis network. Tidak bisa tidak, tidak bisa ditunda karena perkembangan teknologi pertempuran sangat dinamis. Manajemen pertempuran sekarang dan masa depan adalah integrasi interoperability antar matra darat, laut dan udara dalam satu komando.

Scytalys sudah berpengalaman membangun sistem interoperability pertahanan di Jepang dan Korsel. Dari pengalaman itu kemudian akan membangun infrastruktur software komando interkoneksi pertahanan Indonesia. Ini yang disebut dengan C4ISR (Command, Control, Communication, Computer, Intelligence, Surveilance, Reconnaisance).

                                              Nagapasa Class akan mencapai jumlah 6 unit

Melihat kacamata diri dalam bingkai geo politik dan geo strategis, maka jelas ciri khas sistem manajemen pertempuran kita bertumpu pada kekuatan angkatan laut dan udara. Doktrinnya musuh harus dicegah masuk teritori, berani masuk digebuk. Maka kekuatan gebuknya ada di AL dan AU. Klaim teritori kita semuanya adalah perairan. Konsekuensinya kekuatan alutsista matra laut dan udara harus ditingkatkan secara signifikan dan cepat.

Natuna adalah hotspot contoh soal yang jelas. Dan membuat kita tergopoh-gopoh. Juga Ambalat. Dua hot spot ini mengharuskan kita membagi dua kekuatan AL dan AU. Maka peta jalannya sudah jelas. Salah satunya kita saat ini sedang mengembangkan model alutsista remote control PUNA (pesawat udara nir awak) Elang Hitam. Begitu strategisnya proyek militer ini sehingga mampu menggeser program strategis nasional lainnya seperti pesawat R80 Habibie di masa pandemi ini. 

                                                 Sedang proses 24 jet tempur F16 Viper

Elang Hitam diniscayakan akan menjadi tulang punggung manajemen pertempuran masa depan. Bisa difungsikan sebagai pesawat intai strategis, pesawat patroli udara dan patroli maritim sekaligus serang dadakan. Sudah banyak bukti betapa peranan drone bersenjata mampu melakukan serangan kejut, mendadak dan "bersih cemerlang tanpa menggores".

Saat ini kita sedang berupaya mendapatkan 24 jet tempur F16 Viper, 15 Typhoon dan lain-lain untuk TNI-AU. Sedangkan TNI-AL sudah mempersiapkan Iver Class dan Martadinata Class batch dua. Termasuk melanjutkan pembuatan tiga kapal selam Nagapasa batch dua. Ragam alutsista ini semua, kelak akan dijahit menjadi bagian dari sistem NCW TNI. Scytalys menguatkan sistem pertahanan TNI, mempersiapkan bangunan software sinergitas komunikasi dan koordinasi militer teknologi terkini.

Elang Hitam diprediksi akan menjadi alutsista garis depan secepatnya. Itu sebabnya run down produk ini berlangsung dengan supervisi ketat. Nopember tahun ini sudah mulai uji coba dan akhir tahun depan sudah mulai produksi. Teknologi Elang Hitam harus kita kuasai secepatnya, tidak semata-mata beli produk luar. Kita sudah punya PUNA Aerostar buatan Israel dan Wing Loong buatan China. Kehadiran Elang Hitam sudah ditunggu di Natuna.

Iver Class juga akan menjadi alutsista penggentar bersama Martadinata Class. Iver diprediksi akan dibangun 4 unit sama seperti Martadinata Class. Kapal permukaan striking force ini diperkuat alutsista bawah air Nagapasa Class. Scytalys perlu waktu tiga tahun untuk meracik adonan C4ISR. Sementara mempersiapkan ragam alutsista gahar juga perlu waktu lima tahunan. Maka dalam lima tahun kedepan implementasi NCW sudah menjadi kenyataan bersama kekuatan alutsista yang "bolehlah".

Hakekatnya kita membangun kekuatan teknologi militer bukan untuk gagah-gagahan. Negara lain mengikuti pola yang sama. Singapura sudah duluan. Ini adalah tuntutan bernegara kesejahteraan. Kita bangga jika militer kita sudah punya sistem pertahanan terintegrasi, karena itu bagian dari marwah bernegara. Kekuatan ekonomi kita bangunkuatkan. Sejalan dengan itu kita juga harus menguatkan militer kita. Dua-duanya berjalan, seiring sejalan dan berjalan terus.

****

Jagarin Pane/7 September 2020


151 comments:

Anonymous said...

Si vis pacem, para bellum (“Jika kau mendambakan perdamaian, bersiap-siaplah menghadapi perang“)

Wajib hukum nya perkuatan militer yg sejalan dengan pembangunan ekonomi
Ibarat angka 11(sebelas) perkuatan militer n ekonomi itu harus bersamaan.krn semua negara sedang mengintip dan memantau contoh terdekat negeri Jiran yg katanya serumpun.. ketika kita sedang sibuk membangun Natuna Krn panasnya LCS diam diam patok bergeser 1.6km dan saat ini bergerilya dengan Effectif occupation nya begitu pula dengan buku putih Ambalat dimasukan ke dalam peta barunya...belum lagi tetangga raksasa Utara dan Selatan serta super Hero nun jauh dsana.
Negri ini terlampau kaya,dan harus di jaga



Unknown said...

betul bung. negara kita terlampau kaya. maka tak apalah jika dari sisi alutsista kita meramu campuran teknologi dari barat dan timur melalui skema tot. mudah mudahan bisa menjadikan kita tdk tergantung dgn negara lain khususnya yg sedikit sedikit ancam embargo. beli second tdk apa yg penting teknologi didlmnya bisa dikuasai.

Unknown said...

Kelamaan gan...udah gak sabar pingin cepet cepet lihat tni kuaaaaaaaatttttt......keburu kiamat......ayo Pak Prabowo maju terus pembeliana alutsista....👌👌🤣🤣

Ranjau Laut said...

Sign skrng Typhonn nya yg pnting datang dulu isi kekosongan stlh tu upgrade ke trance 2 juga sudah cukup.
Ditambah f16 viper untuk brand new

Ranjau Laut said...

Akuisisi rudal Merad dan rudal pertahanan pantai di Natuna dan Saumlaki deket australia

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Sudah benar radar VERA NG selain bisa pergerakan J20 China juga bisa membaca pergerakan F35 Singapore. Nasams II dan Oerlikon Skyshield juga sudah di taro di natuna. Tinggal taro LORAD.


Saumlaki harusnya juga di perkuat radar Vera NG, Nasams II, oerlikon skyshield dan LORAD. Buat mencegah F35 Australia

Ranjau Laut said...

Apa bner Nasams 2 sudah di Natuna??
Klo bisa perkuat Saumlaki krn musuh sebenernya itu dri selatan .minimal pasang Lorad atau merad
Nasams,Aster 30,Buk Mk3

Ranjau Laut said...

To follow up Indonesia-France LOI on Strategic Defense Equipment, the WGs has just commence their work yesterday. French OEMs sent their experts to Jakarta. Let's see how the WGs on submarine, frigate, fighter aircraft, missile work. Will it translate into commercial contracts?

Klo Typhoon gagal alternatif rafale

Unknown said...

Lah, kalau Nasams 2 ditaruh di Natuna, yang menjadi payung udara Ibukota Jakarta apa? Bukannya Nasams 2 yang katanya sudah tiba di Indonesia hanya satu baterai saja. Satu baterai terdiri dari pos komando, radar, beberapa truk peluncur dan rudal. Satu baterai itu satu paket yang gak mungkin dibagi di dua lokasi yang berbeda dan berjauhan. Apalagi memindahkan 1 paket baterai Nasams 2 secara keseluruhan ke Natuna sehingga tidak ada yang melindungi Jakarta, ini lebih tidak logis lagi.

Pengamat abal-abal (A.E.W) said...

Akhirnya..ada berita baru dari mimin

Unknown said...

Rafale bukanlah alternatif pengganti Typhoon, tapi Rafale menjadi salah satu opsi pengganti SU35 Rusia yang gagal proses pengadaannya karena terhambat CAATSA. Kalau Rafale disebut opsi alternatif pengadaan Typhoon, mestinya Rafale bisa datang dalam waktu dekat. Padahal proses pengadaan Rafale itu butuh waktu lama, karena menunggu antrian produksi di pabrikannya sana. Typhoon ini dibutuhkan segera kehadirannya untuk menjadi Interceptor TNI AU. Seandainya proses akuisisinya mandeg, kemungkinan akan dicari opsi lain. Tapi menurut feeling saya, Typhoon ini bakalan jadi karena darurat, walau diterjang penolakan pihak yang kontra karena proses akuisisinya terbentur dengan Undang Undang tentang keharusan pengadaan jet tempur baru dan keharusan adanya TOT. Tapi hal ini bisa diakali dengan Perpu Presiden sebagai bentuk pengecualian karena kondisi darurat dan waktu yang sempit.

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Yg jaga payung udara ibukota Jakarta, ya tukang ojek payung. Gitu aja koq repot. Hahahaha..

Ranjau Laut said...

90% typhoon bakal hadir secepatnya lah..
Apalgi kondisi pandemi gini

Ranjau Laut said...

Nasams 2 khusus pam ibukota
Klo Natuna lbh pas pasang rudal anti kapal spt kmrin rudal Neptune atau exocet blok 3 krn byk kapal2 asing disana serta dukungan MERAD.
Nasam 2 bukan akhir dri segalanya,mungkin akan hadir Merad

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Dibilangin pada ga percaya, kalo nasams II sudah di natuna. Kenapa sampe menhan cina dateng ketemu menhan RI kalo ga pertahanan di natuna sudah di perkuat..

🤭🤭🤭🤭

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Kita itu beli 2 baterai nasam II. 1 baterai di jakarta dan 1 baterai di natuna.. Hohohoho

Yg di publikasi cuma 1 baterai aja yg di teluk gong tangerang. Padahl yg di teluk gong itu launchernya. Dan pastinya ada launchernya di monas kalo ga di istana dan 1 launcher serta pengendalinya di Lanud Halim.

Pengamat abal-abal (A.E.W) said...

Gw sih setuju-setuju aja typhoonya..jika telah di konfirmasi..tentu menhan maupun user (TNI AU)telah mengamati,mencari tahu dan kekurangan kelebihan yg akan di dapat..saya hanya bisa berpendapat bahwa..tidak ada salahnya mengakuisisi typhoon..tapii..klau tidak jadi berarti sudah di pertimbangkan sebelumnya..




Apapun yang terbaik untuk TNI💪🇮🇩

Unknown said...

Dua atau satu baterai sih? Minta link gan.

Kalau beli satu baterai, tanggung amat belinya. Minimal empat baterai lah sampai akhir 2024.

Ranjau Laut said...

Krn yg kaji itu usher nya TNI AU ..segera datangkan kita harus punya byk pespur krn byk pilot nganggur

RnD said...

dan kekuatan ekonomi sejalan dengan pembangunan militer..

https://www.cnbcindonesia.com/market/20200908100114-17-185110/tanda-tanda-ri-resesi-pesan-menenangkan-sri-mulyani

Wkwkwk..akankah bappenas menyetejui loan $20billion...

Kita lihat saja

Insaflah manusia���������� said...

Beli viver 24 rudalnya berapa krik,..krik,.krik,...
Beli Iver katanya 4 rudalnya berapa dan apa jenisnya krik,..krik,..krik,..
Kelas martadinata rudalnya unyu2,alias apa adanya krik,..krik,..krik,..
Disini menganut_-!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Yg penting ada
Asal bapak senang
Asal tetangga gak kawatir
Santuy tingkat atas
Gak ada perang
Semua teman
Semua bisa dibicarakan ( walaupun sudah dihina dan dilecehkan)
Tekno apa adanya
Yg penting murah ( rudalnya gak ada atau susah mau belinya gak peduli)
Pelit sama pertahanan
Banyak bacot
Banyak mikir padahal tolol
Banyak pertimbangan
Akan terus
Semua mau dibeli tapi nol
Gila barang sekend ( bosok)
Lambat
Dll,..
Perang pake rudal
Lawan cina itu pake rudal bukan yg lain
Nassam rudalnya belum ada masih kosong
Elang hitam kalau Uda jadi emangnya pake rudal apa? Helfire,kornet,atau bom tolol,..
Seharusnya semua proyek nasional ditangguhkan dulu selama 4 THN apa pun itu yg berkaitan dengan pertahanan,kecuali proyek rudaldan semua dananya buat proyek rudal.
Dan president sebagai panglima tertinggi disini memberikan perintah tertulis bahwa dalam 4 THN proyek rudal yg dikejar mau tot,kerja sama atau apapun itu asal jangan beli terus cuman merakit aja,dan semua rakyat boleh ikut proyek ini,sapa tau ada yg bisa buat sekernya kan mantap,dan akan dijadikan ilmuwan digaji gede.jadi dalam 4 THN harus bisa atau gagal itu gak masalah tapi harus tegas bisa,..bisa,..bisa,..
Mau nyolong kek,mau duplikat kek,mau nyontek kek,mau bayar ahli luar dan sogok kek,apa pun itu yg penting bisa buat rudal,seperti cina mereka lakukan apa pun yg penting bisa.persetan periblis hak cipta,hak paten atau apapun yg penting bisa.coba terapkan ini pasti bisa kalau gak bisa atau gak mampu atau ada yg bilang gak segampang, itu berarti gak mau maju dan bubar saja sekalian.mana ada didunia ini yg enak,kalau mau maju ya usaha dan jangan pelit,

Insaflah manusia���������� said...

Judulnya keren:
Selangkah lagi menuju era network centric warfare🤔🤔🤔tapi?
Rudalnya unyu2 wkwkwkwkwkwkwkwkwkwk,..
Era network juga dan wajib pake rudal
Tanpa rudal omong kosong semua.
Buat apa kapal perang
Buat apa pesawat tempur
Kalau ompong dan kalau ada rudalnya pun rudal unyu2,kalau cuman buat patroli aja mending tniAL pesan lpd 50 unit kasih meriam 155 mm kan hanya buat tubrukkan sama kapal negara lain aja ya kan?,..................???????
Lebih kuat dan gagah toh jugakan gak ada perang katanya,buat apa rudal ya kan.cosguart cina,vietn,Malon,pun akan seram2 merinding gitu.
Buat apa viver toh juga rudalnya gak ada kalau ada hanya sedikit kan juga gak ada perang katanya,mending belikan f50 aja beli 50 minta tot dan kasih aja rudalnya sindemindaer yg cuman intersep pesawat sipil aja kok,kan cari yg murah disini.

rudalkalengkaleng said...

Monggo kak dipilih mau pake apa

C-802 (28)
C-705 (100)
QW-3 (345)

MGM-32 ENTAC (500)
MM-38 (60)
MM-40-2 (30)
MM-40-3 (50)
Mistral (476)
MICA (40)

V-750/SA-2 (25)
K-13A/AA-2 (150)
KS-1/AS-1 (100)
P-15/SS-N-2A (25)
Igla-1/SA-16 (16)
9M114/AT-6 (25)
R-27/AA-10 (5)
R-73/AA-11 (75)
RVV-AE/AA-12 (60)
Kh-29/AS-14 (10)
Kh-31A1/AS-17 (10)
Kh-59M/AS-18 (10)
Yakhont/SS-N-26 (10)
Grom-2 (169)
Chiron (80)

Sea Cat (50)
Rapier (820)
Starstreak (500)

RGM-84 Harpoon (32)
AIM-9J/P Sidewinder (175)
AGM-65 Maverick (50)
FGM-148 Javelin (180)
AGM-114K Hellfire (140)
AIM-120C Amraam (36)
AIM-9X Sidewinder (14)

xixixixi

Insaflah manusia���������� said...

List rudalnya ala kadarnya wkwkwk,...wk
Kurang greget,...
Makanya riset dong,..
Orang malas dan pelit gak akan maju.
Jangan merasa Uda kuat,rudal yg dimiliki hanya,.. yg penting punya.
Negara besar tapi otot kecil
Yg dianggarkan hanya bela negara
Tapi mereka yg punya kebijakan gak mau bela negara tapi bela duit.

Moon said...

Beritay kan jelas TNI membeli 2 baterai nassams , satu baterai di t4kan di teluk naga Tangerang ,di detasemen rudal 001 kalo gak salah , aku sering lewat kalo pulang markas rudal ini ,nah satu baterai lagi di t4 kan di mana ? Itu info y yang belum di publikasikan , dan rencana akan ada pengadaan batch 2 untuk nassams

Ranjau Laut said...

Masak seh??
List nya sih di Sipri 1 baterei aja

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Bro @Nomad, tanya nya ke mas Supri, jangan ke mbak Sipri. Mas supri ini yg susah di cari.

😆😁🤭

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

1 baterai di tempatkan di Lanud Riau beserta pengendali dan launchernya, 1 launcher di natuna, 1 launcher di Batam.

Unknown said...

Ya betul TNI membeli nasam 2 baterai, tapi biasa untuk jumlah dan beberapa alutsista TDK smwnya di publikasikan.

Pengamat abal-abal (A.E.W) said...

Wkkwkwk..dr.rudal lagi ngidam hamil rudal tomahawk tuh primitif pengen ini itu gak di pertimbangkan segala sama kayak suku indian yang punya tomahawk hahahaha ngidam ya?noh liat petir dulu lagi de kembangin ama gundala ahahahaha

Anonymous said...

Ngapain Loan Loan Loan, pajakin saja tuh kapal kapal barang yg masuk selat di NKRI, toh mereka masuk dan meminjam jalan (laut) di wilayah indonesia untuk lewat, dan itu bukan laut internasional.
Masa rakyat sendiri masuk jalan Tol di pajakin itu kapal barang negara lain masuk gak di pajakin.

Anonymous said...

Yang membedakan kekayaan kita dgn bangsa lain itu ibarat si bule di kasih warisan pendidikan yg baik, perusahaan besar, dgn rumah dan tanah nya, sedangkan NKRI di kasih warisan hanya sebidang tanah yg sangat luas dan tak pernah di sekolahkan makanya meski itu nilai tanah sangat jauh lebih besar dari nilai perusahaan si bule tapi jika ahli waris Bodoh dan malas maka sedikit demi sedikit tanah tersebut akn di jual (SDA di sedot asing).
China saja yg SDA tdk selengkap NKRI bisa jadi negara industri maju, padahal china sangat butuh SDA nkri untuk menunjang industrinya.. kita malah yg di kadalin china.. akibat dari ?? Ketidak pahaman geo politik dunia dan ketidak percayaan akn kemampuan bangsa nya. Sampe ada pejabat yg ngomong : org indonesia tidak sanggup..wkwkwk.. padahal "mungkin" otak dia yg tdk sanggup.

Tukang Ngitung said...

Lha mbok situ yang jadi menhannya.

Situ itu tentara juga bukan, pilot pespur juga bukan, kapten kapal juga bukan, avatar aja ngebajak avatar saya, lha kok ngatur-ngatur.

Kayak situ bisa aja ngaturnya.


Mikirrr

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

https://www.indomiliter.com/inilah-solusi-rheinmetall-air-defence-untuk-pertahanan-udara-di-natuna/

Tolong di baca di link yg saya kasih tersebut, disitu tertulis yang telah resmi dipesan dua baterai untuk Denhanud Paskhas.

So benerkan yg saya bilang, kalo kita punya 2baterai Nasams II.

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Itulah hebatnya kemenhan RI, bisa nyuruh superhero buat ngereverse enginerring rudal. Mantap jiwa..

Hahahahahaha...

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Pertahanan udara berlapis cuy di Natuna.

https://www.indomiliter.com/merespon-memanasnya-laut-cina-selatan-tni-au-gelar-kanon-oerlikon-skyshield-di-natuna/

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Tinggal taro rudal neptune untuk pertahanan pantai di natuna. Pangkalan kapal selam lagi di bangun di natuna.

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Foto kapal selam Angkatan Laut Indonesia Type 206 mengambil alih upacara pada tahun 1997 dari 2 unit pertama bernama KRI Nagarangsang-403 dan KRI Nagabanda-404. Kelima unit akhirnya dibatalkan karena Krisis Keuangan 1997

https://m.facebook.com/satselhiukencana/photos/a.327826370603199.98600.327785550607281/1149148458470982?locale=ar_AR

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Dulu ada isu kalo kasel kita lebih dari 2unit sebelum kedatangan 3unit kasel nagapasa, alugoro, dan ardadedali.

Mungkin kasel 206 seperti foto dari fb tersebut jadi di ambil setelah indonesia keluar dari krisis moneter.

Unknown said...

Betul bro Nomad, ane baca di SIPRI bahwa Indonesia cuma beli 1 baterai Nasams 2 untuk batch pertama.

Ranjau Laut said...

Klo alutsista kasel mang rahasia bung..kita lbh dri 5 unit kok.

Moon said...

Dapat info dari siapa ks kita lebih dari 5 unit , yang u 206 ,kan di bawahnya ada yg koment ayah saya seorang calon awak kapal selam u206 dan sudah siap membawa ks tersebut dari Jerman akhirnya di batalkan ,dan pulang dengan tangan hampa

Pengamat abal-abal (A.E.W) said...
This comment has been removed by the author.
ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

@Unknown. KS U206 nya ga jadi di bawa pulang karena tahun 1997 Indonesia krisis moneter dan baru pulih dari krisis moneter di tahun 2005, kalo ga salah. Mungkin tahun 2005 itu 5 unit KS 206 sudah di bawa pulang karena di tahun 2005 banyak desas desus kalo KS kita lebih dari 2. Ada negara jiran kita juga bilang kalo sebenernya pada tahun tersebut KS kita lebih dari 2. Kalopun cuma 2unit pada saat itu, apabila salah 1 di service kan ga mungkin kita sewa KS dari negara lain dan masa cuma 1 kasel yg ngeronda ngejaga luas lautan inndonesia.

Hmmmm.. Wallahualam..

Pusing mikirin KS. Lebih enak makan KS palembang

😆😁😄😅

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Guys. Tphoon Seken Austria ditolak Anggota Komisi 1 DPR.

https://www.jejaktapak.com/2020/09/10/penolakan-mulai-muncul-anggota-dpr-minta-prabowo-tunda-beli-thyphoon-eurofighter/

The soekarno ruh said...

Salam.

Belajar dari negara Yunani.

Ketika Turki mengirim kan 40 Medium batle tank dan 16 F16 keperbatasan yunani negara para dewa itu bingung gelisah krena tak mempunyai alutista untuk berperang dengan Turki.

Mungkin mirip dengan kejadian di Natuna ketika bangsa kepulauan ini tak cukup kuat tuk menahan serangan 2000 pesawat tempur china dan 3 kapal induk yg siap menyerbu Natuna.

Jarak Beijing Jakarta hanya 5200 Km
Rudal Jelajah antar benua Dongfeng 41 mempunyai kecepatan 20 mach dan radius jelajah hingga 15000 Km.
Jika president china Xi jinping menekan tombol rudal jelajahnya ke Jakarta pukul 04.00 maka rudal jelajah Dongfeng 41 akan sampai di Istana Negara pukul 04.30 luluh lantah Jakarta sekitarnya.

Nasib Jakarta.Amerika dan Australia pun sama rudal jelajah dongfeng 41 akan tiba ke negara itu dlm itungan menit yg membedakan Australia punya patriot dan Amerika punya Minuteman.

Bangsa besar Indonesia harus segera bangun dari nina bobonya bahwa tidak akan ada perang di Natuna.

IFX dan KFX jangan bayar di cicil segera lunasi dan tambahkan biaya shearing agar indonesia bisa ikut produksi bukan hanya perakitan.

Changbogoo class batch berikutnya segera dibayar gak usah ragu dan dengar kata negara lain hanya bisa nyelam 30 hari namanya belajar masa mau langsung nyelam 90 hari butuh proses.

Tingkat kerjasama dengan korea selatan untuk rudal jelahah korea selatan Chunmoo 3.

Sebelum semua terlambat seperti negara sparta Yunani baru keluarin 45 trilun buat beli alat perang Terlambat sudah jendral.

Sebenarnya anak bangsa ini sdh bisa bikin jubah pesawat IFX tidak terdeteksi radar dengan penemuan cat khusus oleh putra Bangsa namun tidak dilakukan riset lebih lanjut.

Hanya satu yg kita bisa lakukan terus memberikan yg terbaik buat bangsa ini sesulit apapum dan sedahsyat apapun masalah bangsa ini.

Pengamat abal-abal (A.E.W) said...

Di tunda..bukan di tolak

Insaflah manusia���������� said...

Biasalah si ntung ini manusia gila barang seken ( busok)
Mau nya dia semua barang seken dari as atau dunia sekalipun kok bisa diborong semuanya.
Ntung kok juragan barang bekas banyak yg kaya raya tapi kok negara gila beli barang bekas itu namanya sudah rada gila alias oon akut.ntung situ yg




Mikirrr

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Rapat koordinasi Ofset Pengadaan Roket dan Rantis Khusus Armed AVRMD dan AVFCU sebagai implementasi dari UU No. 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan khususnya pasal 43 yaitu tentang pengadaan Alpanhankam dari Luar Negeri harus mempersyaratkan adanya Imbal Dagang, Kandungan Lokal dan Ofset (IDKLO)

Link :

https://m.facebook.com/lembagakeris/photos/a.295458637229153/2965923666849290/?type=3&source=57&refid=52&__tn__=EH-R

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Lanjutkan TOT dengan Avibras untuk menyempurnakan Rhan 122B dan kendaraan launchernya..

👏👏🤝🤝👍👍

😎😎😎😎

Insaflah manusia���������� said...

Nassam cuman satu batere deal,..
Rudal nassam belum ada deal,..
Jadi satu batere terdiri dari ada yg 4 peluncur sampai 6 peluncur.
Hitung aja berapa rudalnya tiap peluncur ada 6 rudal,gak tau apakah semua amraam atau dicampur sendiminder.
Biasalah kok disini belinya paket hemat
Kan menganut pepatah lama hemat pangkal kaya,..
Tapi kok gue lihat bukan hemat tapi medit,..wkwkwkwk

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Hoam. Hoam.. 😴😴😴😴

Ranjau Laut said...

Rakyat dukung Typhoon
DPR mana tahu program crash..mang beli baru lnsung dtng

Ranjau Laut said...

Kasel ni paling rahasia bung..saya rasa kasel kita lbh dri 5..

isan said...

Payung udara memang sangat dibutuhkan dalam peperangan saat ini begitu pula dengan rudal. Oleh karena itu sangat tepat bila rudal dijadikan proyek nasional dengan skala prioritas sangat tinggi dibandingkan dgn lainnya. Karena peperangan berikut alat peperangan dari tank sampai pesawat butuh rudal untuk amunisinya. Teknologi adalah alat bantu yang penting prajuritnya. Untuk itu prajuritnya perlu ditingkatkan juga baik pengetahuannya maupun asah ketrampilannya. Dalam peperangan bisa tercipta berbagai kondisi. Dan kondisi terburuk adalah tidak berfungsi teknologi dan alutsista yang kita miliki bisa karena perang nuklir ataupun senjata lainnya. Kondisi tersebut sdh harus diantisipasi.

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Nanti liat Sipri tahun 2020 aja yg di relase tahun 2021.

SIPRI 2019 kan yg rilis 1 baterai Nasams 2.

😁😁🤫🤫🤐🤐

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Ayo jamaah hibahniyah wal sekenniyah segera infokan ke kemenhan berita baik ini. Supaya Mr. Wowo segera beli karena Bremen Class baru di pensiunkan tahun 2021. Lumayan buat stop gap, daripada keduluan di beli Yunani.

https://www.indomiliter.com/belanda-jual-dua-frigat-karel-doorman-class-kapal-perang-bekas-berkualitas/#more-75717

Kapal doorman masih lama bisa beroperasi buat jaga lautan, body masih kinclong seperti baru tinggal di dempul sedikit buat ilangin karat dan lumut. Senjatanya juga gahar dan kita sudah familiar dengan frigat van speik.

Bravo.. Bravoo. Segera borong !!!!!!

Buruan di beli sebelum harga naik !!!!!

😭😭😭😭

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Guys. Baca website KKIP (Komite Kebijakan Industri Pertahanan). Di website KKIP menampilkan produk-produk dari industri pertahanan strategis buatan dalam negeri.

https://www.kkip.go.id/project/tactical-mission-system-tms/

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Arhanud Rudal Pesanan TNI AU Kini Bisa Tembakkan AIM-9X-II!

Sistem artileri pertahanan udara rudal (arhanud) NASAMS buatan Kongsberg Defence Norwegia baru saja selesai menjalankan sertifikasi yang menandakan bahwa sistem ini siap dan mampu menembakkan rudal AIM-9X-II Sidewinder, varian terkini dari rudal AIM-9.

Seperti diketahui, TNI AU telah membeli 2 baterai rudal NASAMS (National Advanced Surface to Air Missile) sebagai sistem rudal darat ke udara penjaga ibukota.

NASAMS sendiri merupakan sistem peluncur modular yang mampu menembakkan rudal AIM-120C/D AMRAAM, AIM-9, dan ESSM. Pengujian dilakukan di Andoya Test Center, Norwegia dan dilakukan oleh Angkatan Udara Norwegia.

Uji peluncuran baru pada Mei 2019 namun diumumkan pada 19 Juni 2019. AIM-9X-II sendiri tidak membutuhkan setting khusus dan langsung dapat dipertukarkan antara NASAMS (ground to air mode) dan jet tempur (air to air mode).

Link :

https://arcinc.id/2019/06/21/arhanud-rudal-pesanan-tni-au-kini-bisa-tembakkan-aim-9x-ii/

RnD said...

No m.frigates got a long way to be decomissioned...2025 ..and her acquisition will drive us to damen hegemoni...no more damen club here...say yes to iver

Moon said...

Iy kan TNI AU pesan 2 baterai nassam ,dan itu info langsung dari A1 arcinc.id , rencana ada batch 2 pemesanan nasams ini , kenapa kita cuma pesan 2 baterai mungkin masalahy ada di Lom bisa menembakan y aim9x , batch 2 mamapu menemnkan aim9x , berarti benar isuny satu baterai nasams di t4 kan di Natuna

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Rencanya kita mau pesan 10 baterai nasams II. Belinya bertahap di cicil.

🤫🤐😎

Unknown said...

Apa bedanya batch 1 dan batch 2? Apakah masing-masing batch berbeda kemampuan menembak dengan AIM9X? Koq jadi bingung saya. Bukankah batch 1 dan batch 2 itu jenis Nasams nya sama ya? Trus kenapa bisa beda? Apa karena beda varian peluncurnya atau gimana? Coba yang jelas dan detail menjelaskannya. Trims.

Ranjau Laut said...

Sama aja..gak ada beda rdalnya kita pake Aim 120C klo gak salah kita pesan 36 unit.

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

https://m.antaranews.com/foto/1715978/raker-pembahasan-anggaran-kementerian-pertahanan-dan-tni/3

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

https://www.google.com/amp/s/jakartagreater.com/260367/raytheon-garap-rudal-amraam-pesanan-indonesia/%3famp

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Bismillah semoga kredit loan 20B USD disetujuin DPR. Aamiinn..

🙏🙏

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

https://www.indomiliter.com/bukan-dua-ternyata-malaysia-bakal-konversi-tiga-unit-cn-235-ke-varian-mpa-di-bandung-ini-spesifikasinya/

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

In Picture: Distribusikan Logistik Bencana, BNPB Pakai Heli Chinook
.

Jumat , 11 Sep 2020, 19:35 WIB

https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/qghuze283

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Chinook kapan kalian jadi bagian alutsista TNI. Dari dulu TNI minat dengan chinook tapi tidak kunjung di belikan..

😭😭😭😭

Ranjau Laut said...

Hahaa 20 billion deal jadi
Chinnok blachwak bakal hadir ni.
Plus tambahan apache

Moon said...

Rudal aim 9x itu rudal ke udara jarak pendek model terbaru buatan Raytheon , ada peralatan tambahan di dalamy , dan menurut info nasams model lama Lom bisa meluncurkan Aim9x ini

ione said...
This comment has been removed by the author.
ione said...

kalau india sama cina mati matian demi memperthankan perbatasannya ini indonesia patok bergeser kantor kades jadi masuk malaysia pemerintah semua santui adem ayeum kaya es campur

Unknown said...

Beneran deal? Minta link bro Nomad.

Pengamat abal-abal (A.E.W) said...

Kagaklaaah..pasti di tindak..hanya saja tidak menginginkan pertumpahan darah..TNI itu tidak rapuh dan pengecut..mereka sudah diberi tanggung jawab untuk itu...

Moon said...

Astaghfirullaah ,otak mu simpan di mana ,sampe Malaysia perang , kan bisa di selesaikan secara di plomasi , masalah beberapa perbatasan ini kedua negara sudah lama Lom selesai ,kedua saling klaim , sama2 Islam perang ,masuk neraka loe mau

ione said...

aduh iya saya baru sadar perabg itu dosa ...mudah mudahan tidak seperti sipadan

ione said...

aduh iya saya baru sadar perabg itu dosa ...mudah mudahan tidak seperti sipadan

MODY said...

Kabar dari Austria (maaf OOT)

the General Staff in no way recommended the sale of the Eurofighters to the Indonesians

https://www.profil.at/oesterreich/general-korrigiert-ministerin-tanner/401027546?fbclid=IwAR255DzRzIgCbuPzt9_rbBoNfUucGh20rzIiSNOgVvrTTetSJmFD4BOux9g

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Malon islam munafik. Buktinya Judi di halalin jadi pendapatan negara nya. Itu genting highland. Ekspor teroris Noordin M Top & Warga negaranya banyak yg ketangkep di Indonesia karena bandar narkoba.

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Udah ga usah bawa-bawa agama. Saya juga muslim tapi saya tidak suka dengan kelakuan malaysia.

juragankapal said...

2000ton >> Martadinata
3000-4000ton >> Bremen, Belharra
6000ton >> Iver

xixixi

Moon said...

Sipadan dan Ligitan itu salah kita , masyarakat sipadan dan Ligitan pun lebih memilih Malaysia karena perhatian lebih yg di berikan pihak kerajaan Malaysia di bandingkan perhatian dari pemerintah kita sendiri ,itu jadi pelajaran buat para politisi kita yg hanya memikirkan perut sendiri ,yang akhirnya rakyatnya sendiri rasa nasionalisme y luntur seperti masyarakat sipadan dan Ligitan

Gus Endho said...

Semoga TNI secepatnya membeli pesawat AWACS agr alutsista kita smakin gahar.,dan pengadaan alutsista jgn berhenti di MEF III seiring pertumbuhan ekonomi yg semakin membaik juga hrs diiringi power militer yg mumpuni agr harkat dan marwah NKRI terjaga bravo TNI.

Ranjau Laut said...

looks like the F/A-18C/D jets that the Finnish Air Force (Ilmavoimat) want to replace, all are upgraded already through their MLU program in 2012-2016.

Wonder if we'd be interested in this. There's plenty of them, total of 62 jets (55 F/A-18C and 7 F/A-18D).

Apart from the fact that we don't need to upgrade, as a twin-engine bird F/A-18 also has attractive CPFH of around $11000 (Chestnut data).

I suppose we're still lacking around 80 jets to reach MEF 2024 target, and maybe around 200 jets to reach ideal posture (cmiiw).

If we intend to switch the majority of our $5.6 billion budget for SU-35 and F-16V to execute the interim program, this could be useful. Along with 50 F-16 A/B from Norway, and EF Typhoon.

So the interim line up will be :

- 50 F-16 A/B from Norway. Free but need upgrade.

- 60 F/A-18C/D from Finland. Need to buy but no need to upgrade

- 30-50 (?) EF Typhoon from Austria and probably Germany/Italy. 115 Tranche 1 jets are all upgraded to Block 5 (not sure about the Austrian ones). Need to buy and do some upgrade.

link : https://ilmavoimat.fi/documents/195...orce+Fact+Sheet+-+FA-18CD+Hornet+(JAN+18).pdf

Ranjau Laut said...

Boleh nihh kita ambil f18 hornet finlandia yg sudah di upagrade
Klo typhoon gagal

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Ternyata CN 235 MPA yg di miliki TNI lebih canggih radarnya di banding CN 235 MPA Malon yg lagi di upgrade di PT. DI.

Radar CN 235 MPA milik TNI ditambahkan radar CP SAR yg di kerjakan oleh Prof Yosaphat orang Indonesia yg Ahli Radar.

https://tni-au.mil.id/kasau-terima-team-leader-chiba-university/

https://militermeter.com/tni-au-lanjutkan-pengembangan-radar-dengan-josaphat-microwave-remote-sensing-laboratory-jepang/

http://defense-studies.blogspot.com/2018/07/tni-au-lanjutkan-kerjasama-pengembangan.html?m=1

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

https://www.google.com/amp/s/lancercell.wordpress.com/2016/05/17/kerjasama-chiba-university-dengan-tni-al/amp/

Pengamat abal-abal (A.E.W) said...

Mantap bro nomad..mending f-18 inilah..typhoon ribet








Apapun yg terbaik untuk TNI AU

Pengamat abal-abal (A.E.W) said...

Edit:apapun yg terbaik untuk TNI💪🇮🇩

Pengamat abal-abal (A.E.W) said...

@unknown..izin copas

Ranjau Laut said...

Yg terbaik buat pengadaan crash nya.
Thpoon boleh klo ribet gagal ambil Honrnet 2 skuadron+f16s dri Norwegia

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Ok Bro @pengamat abal-abal. Silahkan kalo mai di copas.

Pengamat abal-abal (A.E.W) said...

👍

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

https://www.tnial.mil.id/majalah/show/1/

Pengamat abal-abal (A.E.W) said...

Ini link apa?

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Majalah terbitan TNI AL. Lumayan buat baca-baca, siapa tau ada bocoran alutsista TNI AL yg mau di akuisisi.. hehehehe

Ranjau Laut said...

Mungkin kita harus akuissii 1kapal selam terbesar Typhoon dri rusia.

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Jangan beli, karena belum sanggup mengoperasionalkannya. Lebih baik sewa. Kayak India sewa kasel nuklir rusia.

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Rusia dan India siapkan rudal jelajah BrahMos pelahap pesawat AWACS

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Rusia dan India menyiapkan proyek rudal jelajah hipersonik BrahMos yang dapat digunakan untuk menghancurkan pesawat AWACS (airborne warning and control systems). Sejauh ini, rudal yang namanya merupakan gabungan dari dua nama sungai yaitu Brahmaputra dan Moskva ini dirancang sebagai rudal jelajah supersonik penghancur target di darat dan di laut.

BrahMos (dengan kode PJ-10) yang telah dibuat dapat diluncurkan dari kapal selam, kapal laut permukaan, wahana peluncur darat, dan pesawat untuk basis peluncuran dari udara.
Khusus untuk BrahMos-A (versi Angkatan Udara) telah berhasil diuji coba pertama kali menggunakan jet tempur Su-30MKI terhadap sasaran laut di Teluk Bengal pada 22 November 2017.

Sebanyak 40 jet tempur Angkatan Udara India (IAF) kemudian menjalani modifikasi agar dapat membawa dan meluncurkan rudal jelajah dengan jangkauan hingga 400 km ini.

Pada 20 Januari 2020, IAF mengumumkan bahwa satu skadron Su-30MKI yang dilengkapi dengan rudal PJ-10 BrahMos-A telah siap operasional.

Sementara seri rudal BrahMos II yang akan dikembangkan ini, adalah untuk menghancurkan sasaran di udara. Target utama adalah adalah pesawat AWACS.

Direktur Usaha Rusia, Alexander Maksichev di sela Pameran Pertahanan Maritim Internasional di St. Petersburg seperti dikutip Sputnik mengatakan, rudal BrahMos penghancur AWACS akan siap diluncurkan pada 2024.

Sebelumnya, ia juga mengatakan bahwa pesawat tempur ringan buatan India, HAL Tejas, akan disiapkan untuk dapat membawa rudal ini.

Platform rudal BrahMos baru, kata Maksichev, bentuknya kemungkinan sama dengan rudal yang telah dibuat, namun akan menggunakan seeker yang berbeda.

Usaha patungan BrahMos Aerospace didirikan oleh India dan Rusia pada 1998. Rudal BrahMos merupakan pengembangan lebih lanjut dari rudal P-800 Oniks buatan Rusia.

Roni Sontani

Link berita :

https://www.airspace-review.com/2020/09/14/rusia-dan-india-siapkan-rudal-jelajah-brahmos-pelahap-pesawat-awacs/

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Mr. Bowo segera borong rudal brahmos anti pesawat AWACS dan pasang di SU27 & SU30 MK2 TNI. Tak dapat rudal Meteor, rudal Brahmos jadilah.

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Resmi! Vietnam Dukung Amerika Serikat di Laut China Selatan

Bukan kejutan jika Vietnam akhirnya memilih mendukung kehadiran Amerika Serikat di Laut China Selatan. Meski sama-sama negara berhaluan Komunis, hubungan China dan Vietnam tak pernah akur.

“Kami menyambut baik kontribusi Amerika Serikat yang konstruktif dan responsif terhadap upaya ASEAN untuk menjaga perdamaian, stabilitas dan perkembangan di Laut China Selatan,” kata Menteri Luar Negeri Vietnam Pham Binh Minh pada Kamis (10 September) dalam pertemuan virtual antara perwakilan dari 10 negara.

Sokongan ini sekaligus juga membantah Beijing bahwa pasukan Amerika telah membuat kawasan itu tidak stabil.

Negara negara Asia Tenggara sangat terbuka peluang kerjasama dengan Amerika Serikat di Laut Cina Selatan, kata Minh.

Pada pertemuan virtual sehari sebelumnya, Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi mengatakan kepada para Menteri luar negeri Asia Tenggara bahwa Amerika Serikat campur tangan dalam perselisihan teritorial dan memperkuat penempatan militernya di wilayah yang diperebutkan “untuk tujuan politiknya sendiri”. Dia menyebut Amerika Serikat sebagai “pendorong militerisasi terbesar di Laut China Selatan”, menurut pernyataan yang diposting oleh Kementerian Luar Negeri Tiongkok.

Menteri Luar Negeri Vietnam mengatakan justru sebaliknya bahwa Tiongkok adalah pengganggu sebebarnya, dengan manuver klaim ekspansif Beijing terhadap teritorial maritim beberapa negara ASEAN. Tiongkok juga melanggar putusan pengadilan internasional 2016 yang dianggap tak sah atas semua klaimnya dan diharuskan keluar dari kepulauan di Laut Cina Selatan, ditambah beberapa waktu lalu Tiongkok melakukan ujicoba rudal di Laut Cina Selatan.

https://www.straitstimes.com/asia/se-asia/vietnam-backs-us-role-in-south-china-sea-rebuffing-beijing-at-asean-meeting

https://militermeter.com/resmi-vietnam-dukung-amerika-serikat-di-laut-china-selatan/

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Sudah saatnya pemerintah RI merubah haluan dari Non Blok ke Blok Barat. Karena china makin menggila, ganas dan sewenang-sewenang di LCS/LNU. Seprti kita ketahui kemarin bahwa CCG sudah lempar jangkar di LCS/LNU. CCG di usir aja melawan dan tidak mau pergi.

Vietnam yg dulu nya berperang di US aja sekarang merapat ke US dan Blok Barat. Padahal Alutsista vietnam lebih kuat dan personil militer vietnam juga lebih banyak di bandingkan Indonesia.

Pemerintah RI lebih baik tidak usah bergaya lagi untuk Non Blok. Yg ada malah keblinger untuk beli Alutista.

Saya pribadi mendukung untuk saat ini pemerintah merapat ke Blok Barat. Tidak usah berpikir bahwa kita akan kehilangan investasi dari china.

Seperti kita ketahui saat ini banyak perusahaan korea, jepang, dan negara sekutu barat yg sudah memindahkan pabrik dan investasinya dari china dikarenakan takut terkena imbas dari perang dagang antara China dan US.

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Kapal Selam Rusia Tembakkan Rudal Balistik Dari Dermaga

Kapal selam misil balistik Delta III-class milik AL Soviet menembakkan Rudal Balistik Berbasis Kapal Selam (SLBM) R-29R saat masih berlabuh di dermaga.

AL Soviet merupakan satu-satunya pengguna kapal selam misil balistik yang melaksanakan latihan peluncuran Rudal SLBM di dermaga. Latihan peluncuran dermaga sudah mulai dijalankan AL Soviet sejak akhir tahun 1960an dan awal tahun 1970an.

Igor Kurdin, veteran kapal selam Soviet sekaligus ketua St. Petersburg Club of Submariners mengatakan bahwa taktik penembakan dari dermaga dikembangkan karena armada Soviet tidak selalu memiliki deployment time yang cukup untuk berangkat dan bergerak ke area serang.

Ketika menjalani deployment, kapal selam misil balistik normalnya bersiaga di sebuah area serang sembari menjaga kesenyapan. Awaknya selalu siap untuk menerima perintah dari pusat
dan meluncurkan muatan misilnya. Kapal selam misil balistik Soviet biasanya bersiaga di area serang yang dilindungi, atau disebut dengan istilah bastion.

Dengan peluncuran SLBM dari dermaga, AL Soviet dapat mengerahkan kekuatan kapal selam misil balistik tanpa harus menunggu kapal selam bergerak ke bastion, maupun mempersiapkan awak lengkap serta stok makanan agar kapal selam bisa melaksanakan deployment. Selain itu, peluncuran dari dermaga juga akan menjamin kemampuan second strike Soviet jika musuh melancarkan first strike. Pangkalan SLBM akan menjadi sasaran prioritas dalam sebuah first strike. Apabila kapal selam Soviet tidak sempat kabur dari pangkalan, minimal mereka bisa meluncurkan serangan SLBM balasan sebelum misil balistik musuh menghajar pangkalan mereka.

R-29R sendiri memiliki jarak jangkau hingga 6,500 km. Dari pangkalan AL Soviet di daerah barat daya, R-29R mampu mengenai sasaran di Eropa serta sebagian Alaska, Kanada maupun wilayah timur laut US. Dari pangkalan AL Soviet di kawasan timur, R-29R juga mampu menjangkau Guam, Hawaii hingga Alaska. Maka dengan adanya taktik peluncuran dermaga, militer US/NATO harus turut memperhitungkan kapal-kapal selam Soviet di pelabuhannya sebagai ancaman potensial.

Sumber: Lihgting Ii Chan -Hex

https://militermeter.com/kapal-selam-rusia-tembakkan-rudal-balistik-dari-dermaga/


Ranjau Laut said...

https://jakartagreater.com/277427/rusia-indonesia-pengamat-dalam-latihan-militer-kavkaz-2020/

Mungkin tahun depan kita bisa join latihan nya..hehe

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Pesan Jelas untuk Rusia dan China, 150 Jet Tempur Siluman Amerika Bersiap ke Kutub Utara

Angkatan Udara Amerika akan segera mengerahkan konsentrasi terbesar pesawat tempur generasi kelima, supersonik dan siluman di Kutub Utara yang berbasis di Alaska.

Senator Dan Sullivan, yang mewakili negara bagian Alaska kepada Woodrow Wilson, Podcast Center Polar Institute mengatakan kekuatan tersebut terdiri dari F-35 Joint Strike Fighters dan F-22 Raptor. Sekitar 150 jet tempur siluman akan ditempatkan di wilayah itu.

Sullivan juga mengatakan pengembangan Nome di Alaska sebagai pelabuhan laut dalam Amerika pertama di dalam Lingkaran Arktik akan berfungsi sebagai pesan kepada rival kekuatan besar seperti Rusia dan China.

Pesan tersebut adalah bahwa Amerika Serikat secara serius berkomitmen untuk memproyeksikan kekuatan militer dan melindungi kepentingannya di wilayah Samudra Arktik tersebut.

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Link :

https://www.jejaktapak.com/2020/09/15/pesan-jelas-untuk-rusia-dan-china-150-jet-tempur-siluman-amerika-bersiap-ke-kutub-utara/

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Partai Komunis China Nyatakan Siap Perang dengan Negara ASEAN dan AS
Muhaimin
Selasa, 15 September 2020 - 10:21 WIB

BEIJING - Partai Komunis China (PKC) melalui medianya, The Global Times, mengumbar retorika yang menyatakan diri siap perang melawan negara-negara ASEAN dan negara lain yang terlibat sengketa wilayah dengan Beijing. Selain siap perang, partai itu juga sesumbar akan memenangkan perang bahkan jika melawan Amerika Serikat (AS) sekalipun.

Retorika berbahaya diterbitkan 11 September atau menjelang latihan perang besar-besaran Amerika di Guam, pulau kecil di Pasifik yang jadi basis pesawat-pesawat pembom nuklir Amerika. Latihan perang Amerika itu sudah dimulai 14 September dan akan berlangsung hingga 25 September mendatang.
Kapal induk bertenaga nuklir USS Ronald Reagan dan kapal serbu USS America bergabung dengan kapal perang amfibi USS New Orleans dan USS Germantown dalam latihan perang yang berpusat di fasilitas Angkatan Laut dan Angkatan Udara utama Guam.

Manuver militer besar-besaran yang diberi nama "Valiant Shield" ini juga melibatkan 100 pesawat dan sekitar 11.000 tentara.

Armada Pasifik AS dalam sebuah pernyataan mengatakan latihan perang Valiant Shield mencakup operasi darat, laut dan udara yang terkoordinasi di sekitar pulau Pasifik tengah dan meluas melalui rantai Pulau Marianas.

The Global Times, dalam editorialnya, mendesak rakyat China untuk bersiap menghadapi potensi perang.

"Kami memiliki sengketa teritorial dengan beberapa negara tetangga yang dihasut oleh AS untuk menghadapi China," bunyi editorial tentang gerakan ekspansionis Beijing ke Himalaya, Laut China Selatan dan Laut China Timur. “Oleh karena itu, masyarakat China harus memiliki keberanian nyata untuk terlibat dengan tenang dalam perang yang bertujuan untuk melindungi kepentingan inti, dan bersiap untuk menanggung akibatnya.”

Beijing sangat terlibat dalam serangkaian latihan militer yang luas di sekitar Taiwan dan Laut China Selatan. Taiwan pada pekan lalu menuduh pesawat-pesawat jet tempur China melanggar wilayah udaranya dan menyoroti keberadaan kapal "milisi" yang dekat dengan klaim teritorialnya.

Bulan lalu, Beijing mengancam akan memperluas cakupan latihan perangnya hingga mencakup wilayah dekat Guam.

"Jika AS melangkah lebih jauh, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China dapat mengambil lebih banyak tindakan balasan, termasuk latihan peluru kendali langsung di timur Pulau Taiwan dan dekat Guam," kata seorang pejabat senior Partai Komunis China bulan lalu.

Editorial The Global Times sesumbar bahwa Beijing akan menang jika perang benar-benar terjadi. "Kami yakin bisa menang di medan perang jika terjadi konflik dengan pasukan tetangga yang memiliki sengketa teritorial dengan China,” bunyi editorial tersebut sebagai peringatan terhadap India, Jepang, Filipina, Malaysia, Vietnam dan negara lainnya.

Indonesia tidak terlibat sengketa wilayah di Laut China Selatan. Namun, Indonesia secara tidak langsung masih berseteru dengan China di sekitar perairan Natuna.

tidak langsung masih berseteru dengan China di sekitar perairan Natuna.

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

"Demikian pula, jika ada perang dengan AS di dekat perairan pesisir China, kami juga memiliki peluang bagus untuk menang," lanjut editorial tersebut.

Partai Komunis China bersikeras bahwa ketegangan internasional yang meluas ini bukanlah kesalahannya.

“Beberapa dari negara ini percaya bahwa dukungan AS memberi mereka kesempatan strategis dan mencoba memperlakukan China dengan keterlaluan,” imbuh editorial tersebut.

“Tentu saja, bagaimanapun, perang tidak bisa dilakukan dengan santai, dan kita harus menang jika kita ingin berperang. Kemenangan semacam itu memiliki dua arti: Pertama, berarti mengalahkan lawan di medan perang; kedua, itu harus dibenarkan secara moral."

Tetapi editorial yang berbicara keras membuat satu konsesi utama, yakni Beijing berisiko terisolasi secara internasional.

"Jika kita menang di medan perang dengan mengorbankan moralitas internasional kita, kita mungkin keliru membantu AS membangun aliansi anti-China yang lebih menantang posisi strategis kita," lanjut editorial tersebut.

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Palau, negara kecil di Kepulauan Pasifik, telah mendesak Amerika Serikat untuk membangun pangkalan militer di wilayahnya guna melawan pengaruh China di wilayah tersebut. Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengunjungi negara kecil itu minggu lalu. Dia menuduh Beijing melakukan aktivitas destabilisasi yang sedang berlangsung di Pasifik.

Presiden Palau Tommy Remengesau menyatakan 22.000 rakyatnya akan menyambut fasilitas militer AS selama mereka sering menggunakannya.

"Permintaan Palau kepada militer AS tetap sederhana—bangun fasilitas penggunaan bersama, lalu datang dan gunakan secara teratur," katanya.

Remengesau juga meminta bantuan AS untuk berpatroli di cagar lautnya yang luas yang semakin menjadi sasaran penangkapan ikan ilegal internasional.

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Palau, sebagai negara merdeka, tidak memiliki militer. Sejak Perang Dunia II, perjanjian Compact of Free Association telah memberikan tanggung jawab kepada AS untuk pertahanannya.

“Hak militer AS untuk membangun situs pertahanan di Republik Palau kurang dimanfaatkan selama durasi Compact,” kata Remengesau.

Fasilitas radar AS yang baru sedang dibangun di rantai pulau yang ditempatkan secara strategis. Tetapi pekerjaan telah ditangguhkan karena pandemi COVID-19.

Pandemi global yang sebagian disalahkan atas ketidakstabilan Asia Tenggara yang meningkat secara dramatis juga berdampak pada Guam. Sekitar 1.900 kasus COVID-19 telah dilaporkan di sana.

Ini tidak termasuk 1.150 orang yang menderita COVID-19 dari kapal induk USS Theodore Roosevelt yang menghentikan operasinya pada bulan Maret dan berlabuh di Pangkalan Angkatan Laut Guam untuk melawan wabahnya.

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Menurut media lokal, personel militer AS yang mengambil bagian dalam latihan perang besar-besaran di Guam mengalami pembatasan pergerakan. Tentara, pelaut, dan awak pesawat juga diharuskan mengambil bagian dalam karantina 14 hari sebelum dikirim ke Guam.

"Untuk mendukung acara latihan, anggota layanan hanya akan diizinkan untuk melakukan perjalanan antara kamar hotel yang ditentukan dan tempat tugas militer yang ditentukan di pangkalan," kata Armada Pasifik AS.

Latihan Valiant Shield digelar setelah latihan perang Rim of the Pacific (RIMPAC) bulan lalu di lepas pantai Hawaii. Dalam latihan perang RIMPAC, 23 kapal perang dari 10 negara ambil bagian, termasuk kapal perusak Australia HMAS Hobart, fregat HMAS Stuart dan Arunta, dan kapal pemasok HMAS Sirius.

"Sangat penting bagi kami untuk menunjukkan kepada sekutu dan mitra kami komitmen kuat kami untuk Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," kata Laksamana Muda AS Michael Boyle dalam pernyataan untuk latihan Valiant Shield.

Latihan perang ini sudah kedelapan kalinya digelar sejak pertama kali dimulai tahun 2006. Terakhir digelar pada tahun 2018 lalu.

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Sumber berita :

https://international.sindonews.com/read/164758/40/partai-komunis-china-nyatakan-siap-perang-dengan-negara-asean-dan-as-1600139385?showpage=all

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Presiden RI & Kemenhan mohon untuk di percepat pengadaan alutsistanya karena perang sudah di depan mata.

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Sedia payung sebelum hujan rudal dongfeng.. hiii.hii. takut

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Malaysia Panic : Philippines Receives Hermes UAV's from Israel For Security in Sabah

https://youtu.be/Orb4X5OaGQ4

http://maxdefense.blogspot.com/2020/09/philippine-air-force-receives-full.html?m=1

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Pinoy borong 9unit UAV Hermes 900 dan 4unit Hermes 450, keduanya UAV MALE.

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Sementara saat ini kita cuma mengoperasikan 6unit wingloong dan UAV Heron yg kabarnya di taro di Lanud Supadio Pontianak tapi sampe sekarang masih misteri karena belum pernah di publikasikan.

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Untuk UAV Elang Hitam kapan di uji terbang?? dan mau di kasih roket apa untuk tentengannya??

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Ternyata di lanud supadio pontianak kalbar, adanya 4unit UAV Aerostar buka UAV Heron. 😅😢😭

https://www.indomiliter.com/aerostar-tuav-drone-intai-andalan-skadron-udara-51-tni-au/

Rio said...

Lama2 negri ini akan makin sempit...kasian yg memperjuangkan dulu....karna pemerintah skrg loyo ga tegas dan ga berani melawan penyerobot ...

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Turki Kembangkan Amunisi Mini High Penetrate untuk Drone
September 15, 2020 Oleh Muhidin

Jakartagreater.com – Produsen senjata Aselsan dan Tulbitak (Dewan Turki untuk Riset dan Teknologi) mengembangkan jenis bom berpemandu ringan baru. Selama pengujian dengan menggunakan pesawat tempur F-16, amunisi berhasil mencapai target sejauh 65 km, dan menembus lempengan beton setebal 1 meter. Bom jenis baru ini nantinya akan digunakan sebagai persenjataan untuk drone serang dan akan tersedia dalam varian hulu ledak penetrasi dan high-explosive, lansir Defense24.

Menurut Ismail Demir, Pemimpin Industri Pertahanan (SSB), sebuah lembaga yang bertanggung jawab untuk mengembangkan jenis senjata baru – Tujuannya adalah untuk mengintegrasikan bom mini 145 kilogram di UAV, yang akan terdiri dari dua hulu ledak berbeda dengan efek penetrasi dan fragmentasi. – Saat ini, persenjataan tersebut diujicobakan pada pesawat F-16 yang membawa 4 bom pada tiang khusus. Total, jet tempur dapat membawa 8 bom baru.

dapat mencapai jangkauan hingga 100 km, menggunakan sistem panduan GPS / INS, menunjukkan amunisi ini dirancang untuk menghancurkan target statis. Bom yang diuji saat ini dilengkapi dengan hulu ledak penetrasi tertunda, yang mampu menembus setidaknya beton setebal 1 meter. Di masa mendatang, versi dengan hulu ledak berdaya ledak tinggi juga akan tersedia.

Dalam hal aerodinamis dan konstruksi, bom ringan buatan Turki yang baru tampaknya merupakan salinan dari StormBreaker GBU-53 / B buatan Amerika Serikat (sebelumnya SDB) yang beratnya kurang dari 100 kg. Bom buatan Aselsan lebih berat hingga 145 kg dan memiliki sayap yang dapat dilipat, sistem kontrol dengan empat sirip di bagian ekor dan hulu ledak seberat lebih dari 50 kg dengan tutup tembus pandang.

uji tembak itu dilakukan di laut. Proyektil dengan kemampuan seperti peledakan tertunda setelah menembus lapisan luar akan dapat menghancurkan tempat terlindung di dalam kapal, meskipun saat ini dengan sistem panduan yang ada belum memungkinkan untuk menghancurkan target yang bergerak. Sistem yang menggunakan panduan navigasi inersia dan GPS hanya cocok untuk mencapai target yang tidak bergerak.

Pesawat utama yang akan menggunakan jenis senjata baru ini adalah UAV tempur Turki, seperti Anka atau Akinci. Dengan senjata baru ini, drone akan dapat menghancurkan posisi benteng musuh, misalnya di perkotaan. Kemungkinan persenjataan ini dibuat berdasarkan pengalaman tempur penggunaan drone pada konflik di Suriah dan Libya. Karena desainnya yang kompak, mirip dengan bom StormBraker, ada kemungkinan senjata ini awalnya dirancang untuk jet siluman F-35 Turki.

Link :

https://jakartagreater.com/277479/turki-kembangkan-amunisi-mini-high-penetrate-untuk-drone/

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Semoga ToT pemerintah RI dengan Turki sekalian minta ini rudal.

Biar jadi tentengan di UAV Elang Hitam.

��������

D... Rudal nasional said...

Perang link

Unknown said...

Most likely Indonesia will stay on the KFX/IFX program. It won't focus or insisted anymore on transfer of technology on engineering. Production cooperation will be the new focus. Indonesian airframer will supply parts to KAI, likely only for IFX. Indonesia still hold 20% share.

@Alman Helvas

Pecinta kedamaian said...

Menunggu postingan baru dr admin ko lama banget y, mdah2an admin selalu sehat

Ranjau Laut said...

Ni forum paling aneh post setahun swkali..

. said...

Ini mana artikel terbarunya

. said...

Ini mana artikel terbarunya

Ranjau Laut said...

Woiii

Pengamat abal-abal (A.E.W) said...

Disaat semua forum lagi update..eehh nih forum kok langka banget beritanya..








Mau lihat komentar" senior disini..

(Maaf sebelumnya min..cuman heran aj)

Pengamat abal-abal (A.E.W) said...

Disaat semua forum lagi update..eehh nih forum kok langka banget beritanya..








Mau lihat komentar" senior disini..

(Maaf sebelumnya min..cuman heran aj)

Rahmad said...

Tolong di bedakan ya mana berita sama mana artikel terimakasih.

. said...

Whoee

isan said...

Turki sdh selangkah lebih maju dlm peperangan dimasa depan. Drone dan artilery jarak jauh akan menjadi tumpuan dalam peperangan yg lebih efisien dan minim korban jiwa. Dalam perang Armenia dan Azerbaijan saat ini, drone Turki banyak melumpuhkan kavalery armenia yg lambat. Itulah kenapa USA kini berniat menyingkirkan tank2 mereka dan mengurangi Marinirnya karena drone bisa dihandalkan dlm pembuka peperangan selain artilery dlm menghancurkan kekuatan lawan. Proyek strategis nasional utk drone selain roket sangat tepat. Menyadari kemampuan drone ini dan supaya tdk ketinggalan jauh lagi sdh seharusnya dipikirkan pertahanan anti drone ini.

Ranjau Laut said...

Mana ni berita artikel dah setahun lbh

Pengamat abal-abal (A.E.W) said...

Oh iya bung..diralat deh..

*makasih







Okey min:) no problem;)

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Diundang, Menhan Prabowo Terbang ke AS 15-19 Oktober
Gibran Maulana Ibrahim - detikNews
Kamis, 08 Okt 2020 13:21 WIB

Teka teki soal kabar Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mendapat visa masuk Amerika Serikat (AS) terjawab sudah. Kemenhan RI memastikan Prabowo Subianto diundang ke Amerika Serikat.
"Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto diundang oleh Pemerintah Amerika Serikat melalui Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper untuk berkunjung ke Amerika Serikat pada tanggal 15-19 Oktober 2020," kata Dahnil Anzar dalam keterangan tertulisnya, Kamis (8/10/2020).

Dahnil menjelaskan isi undangan Prabowo Subianto untuk datang ke Amerika Serikat (AS).

"Undangan ini untuk melanjutkan pembicaraan detail terkait kerja sama bilateral bidang pertahanan," ucap Dahnil.
Dahnil menegaskan Indonesia tak terlibat aliansi militer dengan asing. Prabowo hanya menjalankan tugas diplomasi pertahanan untuk berkunjung ke AS.

"Sesuai prinsip politik bebas aktif dan tidak terlibat aliansi militer dengan negara mana pun, namun menjaga kedekatan yang sama dengan semua negara, Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto, selama ini aktif melakukan diplomasi pertahanan ke berbagai negara termasuk Amerika Serikat," kata Dahnil.
"Oleh sebab itu, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto akan memenuhi undangan resmi Pemerintah Amerika Serikat melalui Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Mark Esper tersebut," imbuh Dahnil.

Prabowo pernah dilarang masuk ke Amerika Serikat pada 2000. Peristiwa itu terjadi saat Prabowo hendak menghadiri upacara kelulusan putranya di salah satu universitas di Boston, AS. Tak jelas alasan AS melarang Prabowo masuk ke negaranya.

Menurut artikel yang ditulis New York Times pada Maret 2014, AS sempat khawatir akan stabilitas Indonesia pasca-jatuhnya Soeharto. AS menjauhkan diri dari tokoh-tokoh yang dekat dengan Soeharto, termasuk Prabowo. Seperti diketahui, Prabowo merupakan mantan menantu Soeharto yang memiliki peran di era Orde Baru.
Namun, setelah nama Prabowo kian besar di dunia politik Indonesia, duta besar AS untuk Indonesia diketahui berturut-turut memberikan keleluasaan untuk Ketum Gerindra tersebut. Hal itu terbukti dengan dibukanya akses bagi saudara laki-laki Prabowo, Hashim Djojohadikusumo yang melakukan beberapa kali perjalanan ke Washington untuk berdialog dalam kapasitasnya sebagai pengusaha.

https://news.detik.com/berita/d-5204856/diundang-menhan-prabowo-terbang-ke-as-15-19-oktober

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Bung admin, ditunggu analisanya atas kunjungan Pak Prabowo ke USA tanda-tanda alutsista apa yg bakal datang dari USA, serta analisa PASSEX AL Jepang dengan TNI AL dan kaitannya dengan kunjungan delegasi Jepang ke PT. PAL dan galangan kapal swasta.

Maaf apabila request saya terlalu banyak.

🙏🙏

. said...

Adminya sibuk di defence studies

Unknown said...

Belum ada update berita baru dari Bung Jagarin. Gak apa-apa, ini ada kabar baru. Semoga lancar.

The next iteration of Indonesia-France WGs on submarine, frigate, fighter aircraft and missile will be held next week. This iteration is ahead of previous schedule thanks to Indonesian Ministry of Defense request. At least it's a sign that Indonesia interest on French equipment.

@Alman Helvas
9 Oktober 2020

Ranjau Laut said...

Ini artikel temggelam ya...

Unknown said...

Bro Nomad, program KF-X/ IF-X sebenarnya lanjut atau dibatalkan? Koq isunya simpang siur.

Unknown said...

beginilah akibatnya jadi menhan di rezim skarang ini, seharusnya beliau konsen dengan senjata skarang malah konsen dengan singkong, bukan tidak mungkin besok pindad disuruh buat granat combro...hampir dua priode berjalan alutsista yg datang masih rezim sby.....

Unknown said...

Zaman Pak RR jadi Menhan, kinerjanya gak terlalu memuaskan. Pengadaan alutsista untuk TNI AU yang mandeg di jalan dll. Sekarang PR di zaman Menhan Pak RR harus ditanggung oleh Menhan Prabowo yang seharusnya fokus pengadaan alutsista baru sehingga mau tidak mau alutsista yang mau pensiun pun akan dioptimalkan sehingga bisa bertahan lebih lama lagi. MEF itu mandeg sejak zamannya si Menhan RR. Ngapain aja dia selama jadi Menhan? Hmmm

Ranjau Laut said...

Sabar dulu bro..kita tahu lambat krn pandemi plus kebijakan2 US yg bikin ruwet

Unknown said...

Bung Jagarin, kami menantikan artikel baru anda. Kangen nih sudah sebulan lebih. Hehe...

Ranjau Laut said...

This news is better than the one i posted before

Prabowo's US mission
Editorial Board
The Jakarta Post

Jakarta

Jakarta / Tue, October 13, 2020 / 08:11 am


Indonesian Defense Minister Prabowo Subianto waves toward journalists as President Joko “Jokowi” Widodo (unseen) unveils his new Cabinet on the steps of Merdeka Palace in Jakarta on Oct. 23, 2019.(JP/Seto Wardhana)


After having long been banned from entering the United States for alleged human rights violations, Defense Minister Prabowo Subianto is finally heading to the country for a working visit on Oct. 1519, upon invitation from his US counterpart Mark Esper. The request implies that Washington is willing to put aside all past problems to forge closer cooperation with Indonesia, amid Washington’s bid to maintain a foothold in Asia and the Pacific vis-à-vis a rising China. The invitation is designed to further discussions on bilateral defense cooperation.

In addition to various aspects of cooperation, it is widely speculated the visit will seal a deal on American-made major weapon systems (alutsista) to modernize the Indonesian Military (TNI), which is in the third strategic plan (Renstra) of the so-called Minimum Essential Force.

The first Renstra covered the 2009-20014 period. By the end of the second Renstra in 2019, the achievement was only 63.19 percent, compared with the targeted 75.54 percent. So, the government is forced to achieve a further 36.81 percent to reach completion by 2024.

There are several reasons for the shortfall, such as the absence of major alutsista procurements in the second Renstra, or difficulties in acquiring certain weapons systems, such as Russian-made Sukhoi Su-35 heavy jet fighters.

The US is using the Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA) to persuade Indonesia to abandon the Sukhoi contract and to instead buy American warplanes, in line with President Donald Trump’s slogans of “Buy American” and “Make America Great Again”. The Air Force has already revealed a plan to buy two squadrons of F-16 Vipers.

While some parties at home have expressed the hope that Indonesia will buy the F-35 Lightning II stealth jet fighters, it is still an impossibility because Jakarta has not forged an alliance with Washington.

Meanwhile, the Army has shown its interest in the MV22 Osprey tiltrotor hybrid aircraft, although no official request has been made. The Army already operates US-made AH-64E Apache Guardian attack helicopters.

Whatever armaments deal Prabowo may sign during his visit, it must involve local defense companies as stipulated in the Defense Industry Law, such as transfers-of-technology or offset schemes.

Slot Live22 said...

"Thanks, great post. I really like your point of view! Thanks for posting."

Don’t Forget Check My Website aslo Daftar Slot Live22

Jalak putih 17 said...

Bismillah setuju jika indonesia akuisisi rudal neptune,tor maupun buk.