Monday, May 20, 2024

Interim Again

Indonesia saat ini sedang bergegas mencukupi gizi alutsista semua matra. Mengapa harus bergegas,  karena kita harus segera menyiapkan bangunan kokoh benteng pertahanan negeri ini untuk mengantisipasi cuaca ekstrim dan tak terduga. Potensi konflik di kawasan Timur Jauh khususnya Laut China Selatan (LCS) bukan lagi cerita fiksi.  Melainkan sudah menumbuhkan tunas inkubasi dan berkembang liar. Secara teknis di LCS saat ini sudah dalam kondisi siap tempur. Meriam air Coast Guard China sudah sering memuntahkan amunisinya untuk menggertak dan menghalau Coast Guard Filipina dan Vietnam. Seperti pertumbuhan bisul yang menunggu titik breaking news.

Setelah angkatan udara mendapatkan kepastian penambahan aset alutsista strategis. Kini giliran angkatan laut Indonesia menguatkan jatidiri jalesveva jayamahe. Dengan mendapatkan 4 kapal perang striking force ukuran jumbo dan 2 kapal selam serbu. Dari 4 kapal perang jumbo ini  dua diantaranya sedang dibangun di PT PAL yaitu heavy fregate merah putih. Sementara dua lainnya adalah kapal perang PPA (Pattugliatore Polivante d'Altura) setara heavy fregate buatan Fincantieri Italia. Kita pun tahu penyelesaian pembangunan 2 kapal perang heavy fregate di PT PAL baru akan selesai paling cepat tahun 2027. 

Nah, untuk percepatan ketersediaan aset kapal perang, Kementerian Pertahanan melakukan model pengadaan alutsista cepat saji. Ada 8 Kapal perang PPA setara heavy fregate yang dipesan AL Italia sudah dan sedang dibuat Fincantieri. Dua unit diantaranya kita "ambil alih" melalui lobby bisnis intensif dengan mekanisme win-win solution. Hasilnya Oktober 2024 nanti satu kapal perang diprediksi bisa datang di Indonesia. Kapal perang kedua tahun depan. Program extra ordinary Kemhan ini bagian dari percepatan pemenuhan kebutuhan armada TNI AL. Kita mengapresiasinya. 

Demikian pula dengan pemenuhan kebutuhan armada monster bawah air TNI AL. Setelah mendapat kepastian penambahan 2 kapal selam Scorpene Evolved buatan Perancis, TNI AL dan Kemhan berupaya melakukan pengadaan interim kapal selam lainnya. Mengapa harus dilakukan. Karena membangun 2 kapal selam Scorpene Evolved membutuhkan durasi waktu 6-7 tahun. Padahal TNI AL saat ini sangat membutuhkan ketersediaan kuantitas dan kualitas kapal selam. 

Ini sama dengan program pengadaan interim alutsista beberapa waktu yang lalu. Yaitu upaya mendatangkan 1 skadron jet tempur Mirage dari Qatar. Mirage diperlukan secara instan dan cepat saji karena pengadaan 42 jet tempur Rafale baru akan datang paling cepat tahun 2026. Dan akan ditempatkan di Natuna. Sayangnya pengadaan interim ini tidak berjalan mulus dan putus. Gonjang ganjing pada musim politik Pilpres bergaung keras. Yang harganya kemahalan, pesawatnya sudah tua dan melalui pihak ketiga. Begitulah bunyinya, kakinya bertanduk hewan apa namanya. Seperti lirik lagu Kukuruyuk, bahasa politik memang ngeri-ngeri sedap.

Saat ini Indonesia memiliki 4 kapal selam "satu nasab lain ibu", sama-sama dari "DNA" U209 Jerman. Cakra Class U209 yang hanya tinggal 1 unit asli buatan Jerman tahun 1980. Sementara 3 unit Nagapasa Class U209 "foto copy" adalah hasil kerjasama transfer teknologi DSME Korsel dengan PT PAL Indonesia. Nagapasa Class selesai dibangun seluruhnya tahun 2017. Harus diakui ke 4 kapal selam "anjing kampung" ini belum setara dengan kapal selam "herder" punya tetangga. Padahal monster bawah air ini adalah alutsista strategis yang punya daya gentar tinggi. Satu kapal selam bisa "bertanding" dengan 9-10 kapal perang permukaan air.

Kemhan dan TNI AL saat ini sedang berupaya untuk pengadaaan interim alutsista kapal selam sambil menunggu selesainya pembangunan Scorpene Evolved.  Jujur saja dari ke 4 kapal selam kita yang ada saat ini hanya KRI Cakra 401 dan KRI Alugoro 405 yang mampu menjalankan tugas operasi. Dua lainnya yaitu KRI Nagapasa 403 dan KRI Ardadedali 404 lebih banyak duduk manis di hanggarnya. Keduanya dibuat di DSME Korsel. KRI Alugoro 405 yang dibuat di PT PAL nyatanya lebih siap tugas tuh. Bulan ini Alugoro baru saja berhasil menembakkan torpedo Blackshark ke arah KRI Pulau Romang 723 yang sudah pensiun di laut Bali.

Kita berharap proses pengadaan 2 kapal selam interim ini bisa selesai tahun ini. Soal kapasitas dan kemampuan tentu TNI AL yang paling tahu. Dalam perspektif kita kapal selam jenis U212 dan U214 merupakan pilihan yang pas. Karena masih satu keluarga besar dengan U209 yang kita miliki. Kehadiran 2 kapal selam interim diniscayakan akan mampu membangun daya dukung operasional Korps Hiu Kencana. Target kita memiliki 12 kapal selam adalah sebanding dengan luasnya wilayah perairan Indonesia. Kemhan dan TNI AL sedang mengejar perolehan ini. Meski jika digabung semua program tadi baru akan tersedia 8 kapal selam. Lumayanlah.

****

Jagarin Pane / 20 Mei 2024

Penulis adalah pemerhati pertahanan dan alutsista TNI

28 comments:

Anonymous said...

just say no.. S26T

Anonymous said...

Lcs terus dipanasin,padahal itu cuman gertak2 saja .
Padahal Papua yg sudah banyak makan korban,dibelakang papua ada siapa ada aukus dan NATO.
Coba saja dibikin dom pasti aukus dan NATO akan teriak ham.
Yg paling bahaya itu Papua baru lcs

Anonymous said...

Lambat dan lembek

Anonymous said...

Iya harus dipertimbangkan secara matang, agar ke 2 kapal selam interim ini memiliki daya gentar juga dan siap tempur. Sehingga saat presiden prabowo dilantik, indonesia dapat menambah 6 kapal selam kembali, 3 kapal selam Jerman yang canggih dan 3 kapal selam yang dibuat di PT. PAL bisa bekerja sama dangan prancis atau buat sendiri dengan insiyur terhebat Yang dimiliki Indonesia ...

Ditambah juga pengadaan kapal destroyer minimal 2 atau 3 kapal πŸ‘

Anonymous said...

Mengakuisisi ks tidak semudah yg dibayangkan apabila instan/ interim berbeda dgn kapal konvensional seperti korvet , fregate, destroyer dll karna secara teknologi lebih kompleks dibandingkan dgn kapal konvensional dgn tingkat resiko kecelakaan yg cukup tinggi dan bergerak dibawah permukaan air bisa sampai 100 m ++ sehingga pengakuisisian ya harus penuh kehati hatian baik dari sisi mesin. Software dan bodynya lebih baik pembangunan dari awal dgn cara disebar di beberapa negara bisa di Prancis, Jerman, Korea dan Indonesia kecuali ada negara yg berniat menjual ksnya relati masih muda dibawah 10 THN seperti pembelian fregate buatan Fincantieri Italia mudah mudahan proses pembelian ks dpt cepat ,tepat dan bijaksana karna kita sudah diberi pelajaran berharga lamban dan tidak jelasnya strategi pembelian alatista beberapa tahun yg lalu yg efeknya baru terasa sekarang yg jauh tidak sesuai target πŸ™πŸ™

Anonymous said...

Iya saya juga setuju dengan rencana itu. Kita harus bisa nyebar pembelian baik penambahan 2 ks dari perancis, 3 ks dari Jerman dan 2 ks dari PT.PAL sendiri. Semoga di pemerintahan Prabowo Gibran dapat terwujud

Anonymous said...

Apabila terjadi transaksi pembelian ks dgn negara manapun lebih baik menghindari sistem imbal dagang itu akan memperumit kondisi karna harus melibatkan / berkoordinasi dgn beberapa kementrian dan penaksiran harga dari beberapa komoditi jadinya pusing sendiri seperti kejadian beberapa tahun yg lalu

Anonymous said...

Yg jadi pertanyaan apakah di masa pemerintahan pak prabowo bisa belanja alutsista besar2an seperti di masa pak jokowi? Karena ada program super prioritas yaitu makan siang gratis yg konon katanya bahkan lebih penting daripada program IKN...jadi anggaran makan siang gratis+IKN+kurs rupiah melemah+korupsi, apakah dengan semua itu target belanja alutsista bisa terpenuhi?

Anonymous said...

Mungkin saja anggaran pertahanan bisa di pangkas demi anggaran makan siang gratis, konon IKN saja bisa di tunda dulu kalau anggaran makan siang gratis tidak cukup, karena ini program nya putra mahkota yg kalau tidak di laksanakan akan mempengaruhi elektabilitasnya di pilpres yg akan datang 😁

Anonymous said...

Salah satu program penguatan alatista beserta infratrukturnya merupakan suatu yg penting dan strategis bukan saja dilihat dari sudut pandang penguatan TNI dan perlindungan NKRI tetapi efek dari kuatnya TNI adalah memberikan kenyamanan bagi para calon investor, daya tawar kita lebih tinggi di dunia internasional, perputaran ekonomi dgn adanya kerjasama antara pembuat alatista ( PT pal ,IPTN, PT Pindad perusahaan swasta yg bergerak di bidang alatista dll ) juga makin tingginya kandungan dalam negeri, penyerapan tenaga kerja dan masih banyak lagi efek positif dari penguatan alatista ,

Anonymous said...

Wilayah kerja TNIAL adalah menjaga wilayah kedaulatan teritorial perairan RI, makanya utk mewujudkannya TNIAL punya 14 LANTAMAL, jumlah kapal selam yg sebetulnya dibutuhkan TNIAL adalah sebanyak14 unit, jadi masing masing LANTAMAL TNIAL harus diisi 1 unit kapal selam, nah kapal selam apa yg cocok utk mengisinya? Kandidat utamanya adalah type kapal selam yg bernama mighet alias kapal selam kecil yg sekarang udah didepan mata kita yaitu kerja sama pembuatan kapal selam kecil antara pabrikan Ficantri Itali dgn PT Palindo di Batam, nama kapal selam mini itu adalah DG550, nah inilah yg sebetulnya cocok utk mengisi setiap LANTAMAL TNIAL. Jalo udah terwujud, maka sudah ringan tugas TNIAL dalam menjaga perairan teritorual RI sebatas wilayah kerja masing masing LANTAMAL TNIAL. Kapal selam besar seperti kasel scoorpen Perancis atau kasel U214 sebetulnya hanya cocok diisi di setiap Komando ARMADA TNIAL yaitu Armada Barat ArmadaTengah maupun Armada Timur, Tugas utama kapal selam di setiap Komado Armada TNIAL adalah menjaga bagian luar yaitu perbatasan perairan teritorual RI dgn negara lain dalam radius wilayah kerja masing masing Komando Armada TNIAL Kira kira begitu menurut saya ya. Urk batch ke2 changbogo class Korsel sebaiknya dibatalkan saja bila memang kualitas barangnya jelek alias tidak memuaskan pihak user yaitu TNIAL.

Anonymous said...

Klo ...utk kapal permukaan model korvet, fregate, destroyer dll akan lebih mudah bisa beli bekas tinggal diupgrade kemampuannya dari senjata sampai ke software nya ( bisa 2/ 3 THN pling lama )tapi utk ks bisa lebih dari 5 th. Ni penekanan istilah interim ato penambahan aja ??

Anonymous said...

Istilah interin yg dibilang bapak Kasal Tnial sambil menunggu kasel scoorpen yg dibangun di PT PAL ready use itu yg paling cocok adalah pembelian bekas karena hanya kapal selam bekas saja yg bisa datang lebih cepat stetelah penandatanganan perjanjian pembelian ygvsegera dilakukan pembayarannya, cuma beli bekas itu juga harus disegarkan kembali kapal selamnnya yg tentu saja butuh dana lagi. Sebetulnya istilah interin itu hanya permainan kata kata saja. Yang masuk akal adalah selain beli 2unit kapal selam scoorpen class perancis, pihak RI juga akan segera beli kapal selam baru lainnya minimal 2unit entah itu dibangun juga di PT PAL atau dibangun di negara produsen kasel tersebut sehingga datang ke TNIAL sudah wujud jadi ready use .

Anonymous said...

Sepakat bung ....walau bekas tapi di upgrade/ disegarkan tp gap utk mendapatkan ks tetap minimal 3 thnan selama ini hanya mengandalkan 4 ks yg kemampuannya aga diragukan menurut tulisan bung jag diatas

isan said...

Setuju om papua lebih penting dibandingkan lcs namun kalau membeli alutsista krn papua mungkin akan lebih susah dibandingkan dgn alasan lcs cina krn kita tahu cina mjd musuh negara2 barat.

Anonymous said...

Sepi lgi ni ......pembangunan Opv 90 ...mudah,2xan lancar

Anonymous said...

BELI BEKAS DENGAN SEWA MURAH MANA ?

Anonymous said...

Ketika terjadi kecelakaan alutsista yg menyebabkan personil tni gugur maka rame2 menolak pembelian alutsista bekas, dari mulai pimpinan tertinggi sampai yg paling bawah kompak jangan beli alutsista bekas tapi ketika kejadian itu sudah di lupakan maka sekarang muncul lagi ide pembelian alutsista bekas dengan alasan yg sangat mendesak dan barangnya masih layak pakai...memang negara ini penuh dengan keputusan yg mancla mencle.

Anonymous said...

Pintarnya lagi karena di sebutkan UNTUK MENGISI KEKOSONGAN SEBELUM BARANG BARU YG SUDAH DI BELI DATANG...emangnya kalau barang baru sudah datang itu barang bekas bakal di pensiunkan gitu? kalau iya itu cuma buang2 duit saja, harganya lumayan mahal tapi dipakai sebentar.

Anonymous said...

Anjing kampung minggir dulu sekarang mau datang anjing herdrer bekas 😁

Anonymous said...

Negara kita sekarang ini sudah masuk katagori darurat korupsi dan hukum, apakah tidak malu kepolisian kita sekarang no 2 terkorup di asia setelah pakistan, hukum pun di obok2 demi kepentingan penguasa. ketika kedaulatan kita di obok2 oleh pihak asing, pejabat kita mencak2 tapi ketika negara kita di rusak oleh bangsanya sendiri reaksi pejabat kita biasa2 aja tuh.

Anonymous said...

Korupsi ratusanT di saat kita kekurangan duit buat beli alutsista, sedangkan untuk bayar IFX saja kita ngos2an, untuk beli rafale, frigate dan kasel kita ngutang dari luar negri. Saya sebagai seorang pengangguran yg tiap hari kerjanya cuma hardolin cuma bisa tepak jidat😁

Anonymous said...

Xi jinping "indonesia itu gak usah di serang pakai militer segala macem karena toh mereka itu akan hancur sendiri oleh korupsi dan pengangguran" 😁

Anonymous said...

Khusus utk pespur dgn ks mending beli baru karna resiko kecelakaan yg berakibat fatal tinggi dibanding dgn kapal konvensional ataupun Matra darat karena tetap pembelian alatista harus disesuaikan dgn situasi kondisi yg ada seperti kebutuhan mendesak ataupun dari sisi bujet yg terbatas tetapi kita membutuhkan alatista yg berkualitas ataupun secara kuantitas kita membutuhkan byk tpi keuangan negara ngepas itupun muste ngutang

Anonymous said...

Belum ada kejutan lagi ni pembelian alatista Indonesia

rroossyyiidd said...

semoga lancar sesuai rencana. aamiin 🀲

Anonymous said...

Korvet Pohang class muncul lgi ni ....utk ngeganjel gap waktu fregate merah putih lumayanlah cmn 1 ya ?

Anonymous said...

idealnya dari francis 2 unit dibuat di pt PAL dan 4 unit di francis dan dari jerman 214 dibuat di pt pal 2 unit dan 4 unit di jerman selanjutnya, selanjutnya 2029-2034 buat lg di jerman 2 unit dan di francis 2 unit dan di pt pal 4 unit