Thursday, April 18, 2024

Menggempur Pasukan Pemberontak

Masih ingat dengan Macan Tamil Eelam di Sri Lanka. Atau gerilyawan Abu Sayyaf di Filipina Selatan. Macam Tamil atau LTTE (Liberation Tigers of Tamil Eelam) selama 27 tahun melakukan pemberontakan untuk membentuk negara Tamil Eelam di Timur Laut Sri Lanka. Mereka melakukan teror, pembunuhan dan sabotase. Korbannya mencapai seratusan ribu orang. Pemerintah Sri Lanka akhirnya bertindak tegas dengan menggelar operasi militer skala besar tahun 2009. Pasukan Sri Lanka dengan dukungan kapal perang dan pesawat tempur membombardir semenanjung Jafna. Seluruh pimpinan LTTE digebuk habis termasuk panglima tertinggi Velupillai Prabhakaran tewas mengenaskan dengan alutsista roket. Tamatlah riwayat LTTE, tidak ada lagi tunas yang tumbuh untuk melanjutkan perjuangan. Termasuk perjuangan menghasut di luar negeri.

Pertempuran kota atau urban warfare di Marawi Filipina Selatan sangat heroik sampai-sampai dibuatkan film actionnya. Awalnya Pemerintah Filipina ingin menangkap pimpinan gerilyawan Abu Sayyaf yang bernama Isnilon Hapilon di Marawi. Gerilyawan Abu Sayyaf adalah pecahan MNLF yang menolak berdamai. MNLF pimpinan Nur Misuari sudah berdamai abadi dengan pemerintah Filipina. Juru damainya Indonesia. Gagal menangkap Hapilon, Filipina menggelar operasi militer perang kota di Marawi pekan ketiga Mei 2017. Kota ini dihujani peluru tajam selama 5 bulan. Termasuk bombardir dari pesawat tempur. Dukungan logistik dan amunisi dari laut, salah satunya dengan kapal perang LPD Angkatan Laut Filipina yang baru selesai dibangun di PT PAL Indonesia. Akhirnya petinggi Abu Sayyaf Hapilon dan Maute tewas pertengahan Oktober 2017. Operasi militer selesai, pasukan Filipina disambut hangat publik di Manila. Filipina bilang kinerja kapal perang LPD buatan Indonesia memuaskan. Battle proven neh.

Di Papua sudah lama ada pasukan pemberontak bersenjata. Pemerintah Indonesia selama ini menerapkan pola defensif teritorial berbaju Kamdagri (keamanan dalam negeri) untuk mengatasinya. Penyebutan pasukan separatis OPM di Papua dengan sebutan KKB alias kelompok kriminal bersenjata. Pasukan Brimob berada di garda terdepan dengan pasukan TNI berstatus bawah kendali operasi (BKO). Dengan pola defensif seperti ini ada kesan pembiaran terhadap sepak terjang OPM. Sudah puluhan korban gugur dari prajurit TNI dan Brimob. Mulai dari jendral bintang satu sampai prajurit dua. Termasuk teror, pembunuhan, pemerkosaan, dan pembantaian rakyat Papua yang dilakukan pasukan.pemberontak bersenjata OPM.

Akhirnya momen yang ditunggu tiba. Panglima TNI Jendral TNI Agus Subiyanto bertepatan dengan Idul Fitri tanggal 10 April 2024 mengumumkan perubahan nomenklatur KKB menjadi OPM. Reaksi besar tumpah ruah. Hampir seluruh netizen tanah air menyambut antusias dan mendukung penuh. Rasa gemas, dongkol, gondok dan marah yang selama ini dipendam, seperti menemukan saluran kelegaan aspirasi. Selama ini operasi kohesivitas Kamdagri POLRI-TNI di Papua dalam perspektif kita tidak bisa maksimal. Dengan ini tentu perlu merumuskan kembali pola operasinya. Kita berpandangan operasi kohesivitas yang lebih populer disebut BKO bisa beralih menjadi operasi sinergitas TNI-POLRI. Masing-masing melaksanakan tugas sesuai Tupoksinya. POLRI dengan operasi Kamdagri, TNI melaksanakan operasi kombatan berdasarkan hukum humaniter internasional. Karena ada konflik bersenjata  dan berhadapan dengan pasukan pemberontak bersenjata separatis OPM. Ini kan sama persis dengan pemberontakan LTTE dan Abu Sayyaf.

Sebenarnya OPM secara struktural tidaklah satu komando. Ada kelompok bersenjata yang mempunyai struktur komando sendiri. Ada  kelompok propaganda yang bergaya mewakili secara politik di ruang antarbangsa. Ada juga koordinator demo simpatisan. Diantara kelompok ini belum ada korelasi struktural dan  hirarki. Yang ada saling klaim satu sama lain mewakili perjuangan. Bahkan diantara sayap militer OPM yang berbeda wilayah seperti berdiri sendiri, tidak saling menguatkan, apalagi bersinergi. Anatomi organisasi separatis OPM ini militansinya masih dibawah LTTE atau Abu Sayyaf. Nyatanya belum lama diumumkan Panglima TNI soal perubahan nomenklatur, OPM sudah menghiba. Jangan pakai serangan udara, jangan bom kami, jangan ini jangan itu. Lha kombatan kok jadi cengeng begitu.

Sudah saatnya pasukan TNI berada dalam komando penuh Kogabwilhan Tiga. Tidak lagi dalam koridor BKO dengan POLRI. Kombatan pemberontak OPM jelas bertujuan separatis. Pemberontak bersenjata harus ditumpas habis dengan operasi militer. Jangan beri ruang untuk menyusun kekuatan termasuk berteriak minta tolong ke dunia internasional. Posisi geostrategis dan geopolitik Indonesia saat ini sangat vital terkait peta potensi konflik di Indo Pasifik dan Laut China Selatan. Selama berpuluh tahun Australia, Inggris dan AS  selalu mencampuri dan mendikte urusan Papua.

Belakangan ini mereka yang tergabung dengan Pakta AUKUS sudah berkonsentrasi penuh menghadapi tembok China. Dalam konteks ini Indonesia punya posisi tawar yang kuat karena wilayah kita memegang posisi kunci dalam manajemen konflik, zona konflik termasuk suplai logistik militer AUKUS. Dalam pandangan AUKUS Indonesia adalah mitra strategis. Pada sisi yang lain kita juga membangun kerjasama ekonomi dengan China. Prabowo baru saja berkunjung ke China atas undangan Xi Jinping. Kartu truf diplomasi bisa kita mainkan jika ada yang ingin mendikte soal Papua.

"Pertempuran" yang lain di teritori proxy war adalah mengembangkuatkan informasi dan opini konstruktif soal Papua dalam publikasi dan diplomasi internasional. Model komunikasi dan interaksinya lainnya menguatkan narasi dan literasi digital di media sosial. Pengulangan narasi dan literasi historis keabsahan Papua sebagai bagian tak terpisahkan dari NKRI perlu disebar luas tak kenal lelah di media-media sosial. Termasuk menyampaikan perkembangan ekonomi kesejahteraan dan pembangunan infrastruktur di Papua. Juga soal korupsi yang dilakukan pejabat Papua, sebarkan seluasnya. Jangan kalah gertak. Sebagai contoh beberapa pejabat Papua jika ketahuan korupsi lalu mencoba menggertak pemerintah pusat dengan menjual nama OPM. 

Kita mendukung penuh gebrakan Panglima TNI agar pasukan TNI yang bertugas di medan operasi dapat memaksimalkan tupoksinya sebagai pasukan tempur. Saatnya menunjukkan kinerja ofensif karena dalam kacamata intelijen peta kekuatan OPM sudah terang benderang. Dengan memakai teknologi UAV / UCAV misalnya akan lebih memudahkan memberangus OPM. Dalam konflik bersenjata dengan pasukan pemberontak berlaku hukum humaniter internasional. Gempuran dengan berbagai jenis alutsista yang dimiliki adalah keniscayaan sebagai negara berdaulat dan bermartabat. Indonesia adalah negara berdaulat dan diakui secara internasional dari Sabang sampai Merauke. Siapapun yang ingin memberontak dan berkeinginan separatis harus ditumpas habis.

****

Jagarin Pane  / 18 April 2024


33 comments:

Anonymous said...

Lanjutken

Anonymous said...

Tolong OPM ditumpas sampai akar-akarnya jangan hiraukan pendapat para pengamat apalagi LSM-LSM yang yang makan dari sumbangan negara barat demi kepentingan zionis us dan Eropa barat. Pemerintah yang berkuasa terakhir hampir 20 tahun terkesan setengah -setengah dalam penanganan OPM. Segera resmikan kodam-kodam baru dan polda-polda baru di setiap provinsi-propinsi baru ditanah Papua / irian jaya.

Supri said...

Memang sdh seharusnya Separatis/ OPM utk segera ditumpas tuntas, krn ini pemberontak sdh lama mengganggu masy, stabilitas di wilayah Papua. Pemerintah & TNI-POLRI segera melakukan langkah" TEGAS & TERUKUR.

Anonymous said...

OPM + PEMDA...dua entitas yg menjadikan papua menjadi seperti yg sekarang. Kata bobon santoso kalau mau melihat indonesia 50 tahun kebelakang maka pergilah ke pedalaman2 papua, listrik, pendidikan, kesehatan, bahan2 pokok adalah sesuatu yg amat sangat susah di dapat di sana, bahkan ada yg tidak tahu apa itu binatang sapi, di kiranya babi besar... Bangsa kita selalu heroik kalau membela bangsa lain tapi ketika bangsa sendiri masih banyak yg kelaparan seolah olah tutup mata tak peduli pura2 gak tahu...yaaa salaam.

Anonymous said...

Bagi adik2 MAHASIWA silahkan melakukan KKN ke sana biar tahu gimana perjuangan TNI POLRI disana, jangan cuma menyebut TNI pelanggar HAM sedangkan dia sendiri duduk manis berpesta pora sambil meneguk miras....yaa salaaam.

Anonymous said...

Seandainya diembargo barat dirikan saja pangkalan cina disitu

Anonymous said...

Biasanya komennya beli f15, nasam bath dua, dll.............dasar muka domba kurik.
Adminnya pun biasanya selalu eporia dengan alutsista NATO untuk tangkal cina,begitu Papua panas,sadar gak loe pada...bahwa NATO itu kumpulan iblis.
Alutsista TNI hampir semua kiblatnya NATO,kena saksi embargo nangis.

Anonymous said...

Terus maunya ente kita beli senjata no wahid dari mane? Mau beli dari rusia? Terus kalau kita kena sanksi dari amrik ntar ente nangis kejang2 lagi😁 atau beli dari cina? Kalau emang mereka berani menjual produk seperti standar NATO yaa kita borong😁

Anonymous said...

Beli dari negara2 NATO rawan embargo, beli dari korea di sebut barang kelas dua, beli dari rusia rawan sanksi dari amrek, kalau ini salah gitu salah mah mendingan gak usah beli alutsista aja sekalian....ibaratnya ente mau beli celana, yg satu kemahalan yg satu lagi kemurahan (jelek) sedangkan yg harganya pertengahan lagi kosong, terus ente bingung mau beli yg mana, akhirnya gak beli celana dan gak pake celana sekalian deh 😁

Anonymous said...

Mudah2an operasi militer segera terlaksana kasian TNI satu2 di bunuh

Anonymous said...

Negara amerika yg dibilang sangat modern sekalipun masih ada daerah yg tdk berlistrik, jalan tanah seolah tanpa ada sentuhan pembangunan.

Anonymous said...

Alhamdulillah akhirnya pemerintah sadar klo kkb itu pemberontak..pemberontak ya harus ditumpassz...tumpass sampe akar2nya...peduli ham hom ham hom...klo perlu pake tuh f-16 yg full digital buat kirim semangka ke opm biar cod ke alamat tepat sampe tujuan

Anonymous said...

Kalau di amerika MASIH ADA, nah kalau di kita masih SANGAT2 BANYAK.

Jagarin Pane said...

Senang dgn gaya bahasanya😄😄

Anonymous said...

Utk opm atau kkb papua itu sama aja dgn waktu kejadian di timor timur atau GAM Aceh tempo hari, mereka semua menyamar sebagai rakyat biasa, taktik perang yg mereka pake adalah hit and run, makanya susah berhadapan dgn mereka karena mereka kaga pake seragam militer resmi sehingga sulit membedakan mana yg rakyat biasa dan mana yg asli opm/kkb papua atau asli Gam Aceh atau kkb timor timur tempo hari. Paling enak adalah berperang dgn sesama militer asli dgn seragam resmi sehingga jelas membedakan mana yg tentara dan mana yg bukan tentara. Hal ini juga dialami oleh tentara belanda saat menduduku nusantara ini terutama saat agresi militer ke1 dan ke2. Tentara belanda saat itu sulit sekali membedakan mana yg pejuang kemerdekaan asli RI maupun mana yg rakyat jelata. . Itu yg pertama, lalu yg kedua adalah kkb atau opm papua itu sumbaer dananya dari mana? Sumber makanan sehari hari dari mana? Lalu rata rata mereka itu pake HP sehingga sebetulnya mudah dilacak sinyalnya, kalo sinyalnya bisa dilacak otomatis lokasi mereka bisa diketahui , yang ketiga adalah perlu diketahui bahwa yg namanya perang hutan belantara itu mem@ng tidak mudah karena banyak tempat di hutan belantara utk menyamar. Sebetulnya ada obat jitu utk perang hutan belantara yaitu jatuhkan saja bom napalm, pasti yg ada didalam hutan hancur berantakan, cuma masalahnya bom napalm sama PBB tidak boleh dipake perang.

Erlub 1967 said...

BINASAKAN MEREKA .. SUDAH !!!

Anonymous said...

Ndak apa2, yang penting terus membangun, indonesia bukan negara se"upil" seperti singapura broo, perlu waktu utk melengkapi sarprasnya, semua penting tapi tetap harus diurut mana yg prioritas dulu. Optimis bahwa bangsa ini terus membangub, jangan pesimis apalagi hanya Nyinyir.

Anonymous said...

Bagaimana caranya membinasakan mereka? Karena mereka selalu menyamar sebagai rakyat biasa dan tidak pernah pakai seragam militer resmi saat menyerang pos pos TNI-Brimob atau patroli TNI-Brimob ?

Anonymous said...

Setuju bung Jagarin..OPM ato KKB hrs di bumihanguskan dr bumi Cendrawasih...mereka sangat sadis membunuh sipil dan tentara jdi jgn ada kata tolerir buat mereka hancurkan smpai ke akar²nya..bravo TNI n POLRI🇲🇨

Anonymous said...

Ya di sarangnya

Anonymous said...

Yakin panglima serius?

Anonymous said...

Terlalu banyak drama sinetron dlm institusi kita sehingga kesulitan membrangus opm...klu kita sehati gak sampe 1 Minggu udh habis opm..😁🙏

Anonymous said...

Bung pane itu kabar beneran ya kita mau beli destroyer dari navantia spanyol

Jagarin Pane said...

Bahasa marketing sales, biasalah.

Anonymous said...

Untuk kasus OPM memang tidak semudah yg diperkirakan terlihat pemerintah seolah aga membiarkan dan kebijakan dalam penanganan operasi militer seolah maju mundur terlihat seolah ada keraguan dalam bertindak tegas inintentu menyangkut dengan situasi kondisi politik luar negeri seolah ketakutan atas intervensi negara' asing ke tanah Papua...dan suara2x sumbang dari negara barat plus Australia dilema memang belum lagi resiko embargo bail alatista dan ekonomi tapi bagi kami yg sangat mencintai NKRI ya tumpas habis Ampe ke akar2xnya kami rakyat Indonesia mendukung 100,%, ...Oya bung jag sampai dimana kerjasama kita dgn turku utk pembuatan kcr kok beritanya ngilang lagi ni

Jagarin Pane said...

Kcr dgn turki lanjut terus dan tdk harus terus diberitakan kan🙂

Anonymous said...

Yang diperlukan oleh semua rakyat papua barat adalah education terperinci dan jelas mengenai sejarah kenapa papua barat masuk ke negara kesatuan indonesia. Juga harus dijelaskan pula kenapa papua barat baru masuk ke negara kesatuan barat setelah peristiwa TRIKORA bukan pada waktu setelah konferensi Meja Bundar di Den Haaq Belanda. Inilah yang harus dijelaskan kepada semua rakyat papua barat. Dan harus dijelaskan pula bahwa memang Belanda waktu masih menduduki Papua Barat sebelum peristiwa Trikora terjadi pernah memberi pernyataan akan memberikan kemerdekaan kepada papua barat menjadi sebuah negara tapi dibawah negara persemakmuran kerajaan Belanda seperti negara persemakmuran malaysia singapura dan brunai darusalam. Cuma pemberian kemerdekaan dari Belanda itu harus dibatalkan dan dibubarkan selama lamanya karena Belanda melaui PBB menyerahkan wilayah papua barat ke negara kesatuan Indonesia pasca peristiwa Trikora dan harus pula dijelaskan bahwa hasil konferensi meja bundar itu Velanda mengakui kemerdekaan Republik Indonesia dan wilayahnya adalah dari sabang sampe merakue cuma waktu itu Belanda akan menyerahkan eilayah papua barat dikemudian hari yaitu setahun setelah konferensi meja bundar tapi ternyata faktanya setelah setahun Belanda ingkar janji. Menurut saya gal hal inilah yg harus dijelaskan kembali secara lengkap dan terperinci kepada semua rakyat papua barat supaya mereka semua tau kenapa Papua Barat itu adalah bagian dari Negara Kesatuan Indonesia. Bagi OPM yg masih ngeyel terus sebetulnya mereka harus protes kepada negara kerajaan Belanda yaitu protes kenapa janji janji negara kerajaan Belanda itu kepada mereka tidak diwujudkan. Nah disinilah biarkan negara kerajaan Belanda yg menjelaskan secara detail sejarahnya. Karena negara kerajaan Belanda sudah meminta maaf kepada negara RI tentang semua sepak terjang mereka di masa lalu saat menjajah semua wilayah Nusantara yg sekarang menjelma menjadi negara kestuan RI. Mudah mudahan dgn cara ini masalah OPM atau KKB di Papua Barat bisa diselesaikan secara damai

Anonymous said...

Masalah perang itu gampang karena tinggal adu kekuatan dan pastinya ada yg menang dan ada pula yg kalah, yg menang tentu punya strategi dan taktik perang yg bagus didukung oleh pasokan jaringan logistik yg bagus pula dan yg kalah karena tidak punya strategi dan taktik perang yg jitu serta tidak bagus dukungan jaringan logistiknya. Yg susah itu sebetulnya bukan perang tapi membangun roda ekonomi supaya bisa berputar lancar tiap harinya utk menghasilkan pundi pundi uang lalu menyediakan lapangan pekerjaan yg layak sehingga mencegah tingkat pengangguran yg tinggi lalu menyediakan sekolah sekolah yg layak utk menghasilkan generasi penerus yg berpendidikan tinggi lalu menciptakan keamanan dan keharmonisan dalam menjalankan hidup sehari hari dgn aman dan damai.

Anonymous said...

Papua memang harus di pertahankan...operasi militer mungkin akan jadi opsi terakhir bagi pemerintah..karena memang permasalahannya sangat banyak bukan masalah pemberontakan bersenjata yg hrus di berangus.tapi juga bagaimana masalah sosial jadi bagian dari operasi militer selain perang...TNI/POLRI masih beranggapan mereka adalah saudara yg tidak perlu harus di tangani dgn kekerasan..perkuat intelijen jgn sampai ada pihak2 yg bermain api di Papua

Anonymous said...

Pemerintah /pejabat gak kuat kalo di kenakan sangsi cekal oleh Asu dan kawan kawanya ,anaknya nanti repot kalo keluar negri,blum asetnya nanti di bekukan yg di simpan diluar .pejabat kita takutnya bukan main .terlebih takut sengsara dan lapar .beda dengan pendiri republik ini

Anonymous said...

Bagi OPM semua itu tak berarti, karena mereka itu kepanjangan dari pihak asing dan mereka pun tentunya mempunyai ambisi tuk berkuasa sepenuhnya di papua. Jadi Selama masih ada pihak asing yg menjadi donatur sekaligus kompornya maka masalah sparatis di papua tidak akan pernah selesai.

Nusa Jaya NKRI Harga Mati said...

yang penting OPM harus segera di basmi,karena dengan adanya OPM itulah yang menjadi penghambat utama,pemerintah melakukan pembangunan,untuk mengejar ketertinggalan masyarakat Papua,jika OPM sudah musnah,pembangunan sekolah,tempat ibadah,pasilitas umum,faskes,infrastrukture dang yang lain nya bisa dikebut pembangunan nya..jika OPM masih ada,kasihan dengan saudara saudara kita Waga Papua,yang pasti akan terus mengalami ketertinggalan..bravo TNI..nikri harga mati

Anonymous said...

Sudah ribuan saran dan permintaan masyarakat kpd pemerintah indo dlm menuntaskan problem pemberontak di papua, tp pemerintah tidak tegas dan tidak jelas dg berbagai alasan. Kepercayaan masy jd berkurang krn pemerintah seakan melakukan pembiaran dan lbh menghargai saparatis dibanding masyarakat indo umumnya. Ini butuh pembuktian utk memulihkan kepercayaan itu.