Thursday, January 4, 2024

Blunder Cawapres Satu

Sekarang tidak ada perang, untuk apa beli alat perang. Begitu pernyataan Cawapres Satu di Soreang Bandung Rabu 3 Januari 2024 dalam acara Temu Gus dengan para petani. Pernyataan beli alat perang dengan utang padahal tidak ada perang, lebih baik beli alat pertanian dengan utang, adalah pernyataan blunder. Pernyataan ini kemudian dibantah pada hari yang sama oleh Nurul Arifin anggota Komisi 1 DPR dengan menyebut filosofi Si Vis Pacem Parabellum. Jika ingin damai bersiaplah untuk perang. Dengan melihat kondisi geopolitik kawasan saat ini yang sedang memanas, mau tidak mau Indonesia harus menguatkan investasi pertahanan.

Kita tidak ingin masuk wilayah politik meskipun pernyataan Cawapres Satu terkait politik Pilpres untuk mengambil hati simpati pemilih. Namun jangan sampai kemudian khalayak salah persepsi perihal perkuatan alutsista TNI yang sedang berlangsung saat ini berdasarkan framing dan penggiringan opini. Semua harus berdasarkan fakta historis dan fakta terkini. Maka perlu kita jelaskan secara rinci berdasarkan fakta on the spot, fakta di lapangan.

Awal era reformasi kondisi alutsista kita sangat memprihatinkan bersamaan dengan gejolak GAM, ricuh di beberapa daerah dan embargo alutsista oleh AS dan sekutunya. Ketika gejolak GAM menghebat di Aceh tahun 2000-2004, TNI dengan segala keterbatasannya menggunakan jet tempur Hawk untuk mengebom, dan tank Scorpion untuk menggempur GAM. Tiba-tiba Inggris bereaksi keras agar Hawk dan Scorpion buatan dia tidak boleh digunakan di Aceh. Inggris ini sudah dua kali memperlihatkan arogansinya soal alutsista kepada Indonesia. 

Sebelumnya di era tahun 1990an ketika Indonesia membeli 40 jet tempur Hawk dari Inggris. Pada pengiriman gelombang terakhir secara ferry, 4 Hawk yang diterbangkan pilot Inggris ditinggalkan begitu saja di Bangkok Thailand. Alasannya keputusan London menghukum Jakarta karena peristiwa Santa Cruz di Dilli Timor Timur tahun 1991 yang menewaskan ratusan orang. Akhirnya pilot TNI AU yang menerbangkan pesawat Hawk itu sampai Soewondo AFB (Polonia) di Medan setelah berkoordinasi dengan otoritas Thailand.

Embargo AS karena kasus Santa Cruz menyebabkan 10 jet tempur F16 TNI AU kekurangan suku cadang. Hanya 2 unit yang ready for use dengan memanfaatkan suku cadang kanibal. Pada saat yang bersamaan tahun 2002-2007 konflik Ambalat dengan Malaysia memanas. Sebagai akibat Sipadan Ligitan lepas dari Indonesia karena keputusan Mahkamah Internasional. Suatu ketika 4 pesawat Bronco TNI AU melakukan patroli udara diatas Sipadan Ligitan, Malaysia kemudian mengerahkan 3 jet tempur F5E untuk mengusir Bronco. Jelas kalah kelas, F5E membawa rudal dan kecepatan supersonic dibanding Bronco yang baling-baling dan tak punya rudal. 

Kemudian Juli 2003, 2 jet tempur F16 TNI AU melakukan aksi "bonek" dengan mendatangi rombongan kapal induk AS di Bawean yang sedang menuju Australia. Pasalnya ada manuver 5 jet tempur F18 Super Hornet yang membahayakan penerbangan sipil di Surabaya, Makassar dan Denpasar. Bayangkan 2 jet tempur F16 kita dikeroyok 5 jet tempur Super Hornet AS. Namun mereka akhirnya patuh. Pemerintah Indonesia menaruh perhatian serius soal insiden Bawean dan embargo alutsista. Presiden Megawati kemudian mengambil langkah cepat dengan membeli 4 jet tempur Sukhoi dari Rusia. Hanya dalam hitungan bulan 4 jet tempur Sukhoi datang dan ikut memeriahkan HUT TNI 5 Oktober 2003.

Presiden SBY pernah mengunjungi menara suar Karang Unarang di Ambalat dengan beberapa KRI Maret 2005. Tiba-tiba pesawat Malaysia datang dan terbang rendah dengan bermanuver mengejek. Dalam tata krama diplomatik peristiwa ini merupakan penghinaan. Betapa arogansinya jiran sebelah manakala kekuatan alutsista kita sedang melemah waktu itu. Kasus Ambalat ini kembali membakar semangat nasionalis patriotik Indonesia. Gema ganyang Malaysia menggema. Sayangnya militer kita waktu itu kalah daya dengan jiran sebelah. Untuk angkatan udara Malaysia punya segerobak jet tempur yaitu 18 Sukhoi, 8 Hornet, 18 Mig 29, 16 F5E. Bandingkan dengan Indonesia kita  yang hanya punya 4 Sukhoi tanpa senjata, 10 jet tempur F16 dan 12 F5E dalam kondisi diembargo.

Dengan pertimbangan analisis intelijen, geostrategis dan geopolitik kawasan, Presiden SBY kemudian membuat program strategis menguatkan militer Indonesia. Program strategis ini dikenal dengan Program MEF TNI (minimum essential force), dimulai tahun 2010. Saat ini kita sudah berada di MEF jilid tiga 2020-2024. Perkuatan alutsista TNI sudah meningkat secara signifikan meski belum sampai pada kekuatan minimal yang dibutuhkan. Secara defacto Indonesia saat ini mengontrol penuh seluruh perairan Ambalat dengan kehadiran patroli 4-5 KRI bergantian bersama pesawat patroli TNI AU.

Dinamika dan provokasi di Laut China Selatan (LCS) selama sepuluh tahun terakhir dengan klaim ten dash line alias "lidah naga" China kembali menyentak kita. Natuna harus kita perkuat. Keputusannya adalah membangun pangkalan militer tiga matra di pulau garis depan itu. Provokasi China di perairan ZEE Natuna semakin menjadi-jadi. Eksploitasi Migas di Blok Natuna Timur Laut diganggu oleh kapal coast guard China dengan back up kapal perangnya.  Bahkan "ditungguin" berminggu-minggu. Indonesia kemudian mengirim kapal Bakamla dan KRI ke lokasi yang sama. Pernah terjadi electronic warfare di tengah laut. Kapal perang kita dari Parchim Class dijamming sehingga melumpuhkan kemampuan deteksi dan komunikasi. Akhirnya pulang ke pangkalan.

Program MEF adalah untuk mencukupi kebutuhan minimal gizi alutsista TNI. Kementerian Pertahanan saat ini sedang bergeliat dengan program extra ordinary. Kita sedang berpacu dengan waktu karena iklim Indo Pasifik sedang menuju konflik skala besar dan paling mematikan. Basis dari semua konflik ini adalah rivalitas antara AS dan China. Bahasa framingnya mengaduk adonan panas yang bernama Selat Taiwan, LCS dan Panmunjom Korea untuk mengajak, merangkul dan memusuhi. Diplomasi militer Indonesia yang tidak bersekutu dengan siapapun adalah dengan membangun kekuatan militer yang sebanding dengan luas wilayah. Ini sejalan dengan pembangunan ekonomi kesejahteraan. Pembangunan ekonomi dan infrastruktur mendapat prioritas terbesar dan utama. Kita bisa melihat hasilnya sejak era Presiden SBY dan Jokowi.

Semuanya seiring sejalan. Ekonomi kesejahteraan bertumbuh, saat ini PDB Indonesia ada di urutan 16 besar dunia, masuk grup elite G20. Rasio Hutang ada di 39% dari PDB, sebuah rasio yang berada di jalur aman. Bandingkan dengan Malaysia yang hampir 80% dari PDBnya. Bahwa pembangunan ekonomi adalah untuk investasi kesejahteraan maka perkuatan militer adalah investasi juga, investasi pertahanan. Investasi ini untuk masa guna jangka panjang 25-30 tahun ke depan. Lebih dari itu investasi pertahanan adalah untuk memastikan jalannya eksistensi dan marwah negara. Kekuatan ekonomi dan militer sebuah negara adalah marwah kedaulatan komprehensif. Dan Kita sedang menuju ke arah itu. Semoga Allah meridhoinya.

****

Jagarin Pane, 4 Januari 2024


74 comments:

Intifada said...

Ngeri juga statement yg diucapkan seorang cawapres yg satu ini,. Bahkan secara terang2an kpd jurnalis-wartawan... statement beliu menunjukkan dangkalnya wawasan ttg pertahanan, geopolitik kawasan & internasional, perang yg nyata2 terjadi di palagan rusia, gaza yg membara..bahkan sudah menyeret houthi yaman, iran dan hizbullah lebanon.. apa beliau ini gak menangkap peristiwa2 tsb?..entahlah...

Bahkan karna jargon 'perubahan' program MEF akan diganti menjadi NEF.. entah apalagi ini maksudnya..

Saya pribadi sebagai rakyat Indonesia mempunyai Hak untuk mendapatkan jaminan keamanan dari negara,. Syaratnya negara harus memiliki postur pertahanan yg kuat di Alutsista di tiga matra,. Dengan begitu rakyat bisa tidur nyenyak dan mendapatkan rasa aman.. tanpa kuatir jika tiba2 ada gangguan & ancaman dr pihak /negara asing..

Anonymous said...

Soal pemilihan calon presiden RI dan calon wakil presiden RI berikutnya semuanya diserahkan kepada hak memilih semua rakyat Indonesia, utk melihat sekilas kemampuan berpikir+analisa setiap kandidat cawapres + capres sebetulnya bisa terlihat waktu diadakan debat terbuka tapi masalahnya ada di debat terbuka karena rata rata debat terbuka yg sudah berlangsung itu kenapa kok saling menjatuhkan atau saling mengkritik? Itu yg tidak benar didebat terbuka capres + cawapres, yg benar di debat terbuka capres + cawapres itu adalah setiap kandidat capres+cawapres harus fokus pada semua program program kerja bila terpilih jadi orang no1 + no2, dari program program kerja inilah baru ada pertanyaan pertanyaan kenapa dipilih program kerja ini bukan program kerja yg itu, nah di sinilah letak inti dari sebuah debat terbuka capres + cawapres yaitu menanyakan program kerja bila terpilih jadi orang no1 + no2, jadi bukan saling mengejek saling menjatuhkan lalu kali bisa dihindari menggunakan joget joget dipanggung yg diiringi musik. Jadi dari program program kerja inilah mulai tampak jelas apakah setiap kandidat dari masing masing capres+cawapres itu sudah siap terpilih jadi orang no1+ no2 di negara RI ini atau belum siap, makanya sebetulnya debat terbuka itu gunanya bukan saling mengejek bukan saling menjatuhkan dan bukan joget joget seperti seorang penari/penyanyi di panggung ya karena rakyat Indonesia membutuhkan seorang pemimpin negara yg bisa mengharumkan nama RI dan membawa semua rakyat Indonesia keluar dari kemiskinan hidup.

Jagarin Pane said...

Sepaham kita pak, perkuatan militer kita harus terus berjalan.

Anonymous said...

PERNYATAAN YG TIDAK BERTANGGUNG JAWAB, KURANG BERWAWASAN GLOBAL HANYA UTK KONSUMSI KAMPANYE, CAWAPRES SPT ITU KOQ KATANYA DULUNYA PERNAH HAMPIR JADI MENHAN, APA KAPASITASNYA ...??? πŸ™„πŸ™„πŸ™„

Anonymous said...

Berdebat utk masalah capres ga bakalan ada ga ujungnya masing2x mempunyai argumen , alasan masing2x walaupun seharusnya dilamprkan fakta dan data jangan hanya mengandalkan asumsi dan kecerdasan berdebat , argumen capeee dah .....mending melihat dari sisi historis ato analisa bung jag dimana sangat terlihat jelas ketika kondisi negara kita terpuruk terjadi pemberontakan 2x negara tetangga mengklaim wilayah NKRI ,lepasnya sebagian wilayah NKRI , harga diri bangsa terpuruk diplomasi kita baik di kawasan maupun dunia tidak ada harganya ...itu semua menjadi pembelajaran berharga salah satu kelemahan kita yg sangat signifikan ya alatista kita sangat tidak layak ...sebetulnya pada era SBY sudah on the track dilanjutkan PD era Jokowi walaupun PD periode pertama ada Miss yg aga fatal dimana pengadaan pespur imbal dagang dgn hasil perkebunan ( disitulah mulai kekonyolan dimulai ) itu sangat memperumit proses pengadaan su 35 terbayangkan harus berkoordinasi dgn beberapa kementrian dari tata cara menilai proses ekspornya dll belum lagi peraturan undang2x yg mendasarinya juga lambannya proses pengadaan KS changbogo

Anonymous said...

PD era ke 2 pun klo boleh sedikit dikritisi sy melihat menhan kita terlalu perfeksionis dalam pembelian alatista sehingga ada kesan terlalu memaksakan dgn anggaran yg terbatas pilihan tinggal 2 kualitas ato kuantitas ga bisa keduanya blom lagi aturan tot dan kandungan lokal memperberat kondisi hasilnya sudah jelas cut off/ pending/batal fakta Lo bukan lagi asumsi dan analisa ...tpi ya balik lagi kita harus tetap optimis demi kejayaan NKRI

Jagarin Pane said...

Akhirnya gagal semuaπŸ™‚πŸ™‚

Endho 99 said...

Kita harus punya Militer yg kuat agar marwah NKRI terus terjaga...Alutsista kita hrs terus di optimalkan baik dr segi Kualitas maupun Kuantitas dan Investasi di bid.Pertahanan hrs sustainable demi tercapainya Optimum Essential Force sehingga RI punya slogan Bertahan dan menyerang kami bisa...bravo TNI πŸ‡²πŸ‡¨

Ayoeng said...

Setuju Om, kalaupun MEF tercapai 100% itu baru Minimum lhooo.... kita harus bisa mencapai lebih dari itu

Intifada said...

Itu semua karena kinerja Menhan sebelum2nya yg kacau...loss target semua..
Begitu Menhan Prabowo menjabat, beliau gerak cepat,. utk. Menutup Gap kinerja menhan sebelumnya..
Jd kesannya Ya memang harus dipaksakan..seakan2 berlari..marathon kesana-sini, bahkan sprint...Demi target MEF smpai dg Renstra 3 bisa tercapai..
2024 ini adalah akhir dari program MEF..beruntungnya Menhan yg menjabat terakhir ini memang benar2 ahli dan menguasai bidang pertahanan..
Walau anggaran terbatas..walau harus ngutang.. semua dilakukan agar pertahanan negara kuat.,minimal siap perang.. Jd Indonesia tidak direndahkan bangsa lain..rakyat bisa tenang, merasa aman, dan bisa tidur nyenyak..

Jika negara berlimpah uang pun., blum tentu bisa membeli alutsista2 canggih made in usa, italy ,france, england,. Karena Indonesia bukan negara anggota NATO ...intinya Diperlukan keahlian Diplomasi yg lihai dan lincah.. Beruntungnya Indonesia memiliki Menlu dan Menhan yg ahli Diplomasi...

Salam Damai

Anonymous said...

Bung jagarin sepertinya daftar negara/ produsen senjata yg di kecewakan oleh kita akan bertambah lagi yaitu qatar, konon katanya pembelian pespur mirage bekas dari qatar di tangguhkan/ ditunda/ di batalkan pembeliannya oleh kemenhan dengan alasan keterbatasan fiskal atau mungkin karena takut jadi batu sandungan buat salah satu capres. Tapi masa bodoh apapun alasan nya itu tapi kita sudah sering di prank oleh kemenhan dalam pembelian alutsista, sudah bolak balik mondar mandir eh ujung2nya tidak jadi juga...yg bikin nyesek adalah SUDAH BEKAS EH DI TUNDA PULA.πŸ˜„

Anonymous said...

Lucunya kalau ada pembelian yg sukses maka yg dipuji menhannya tapi kalau pembeliannya gagal maka yg di salahkan pasti presidennya atau menkeunya.

Anonymous said...

Semua komentator di sini menginginkan RI punya alutsista militer yg canggih gahar dan mumpuni utk mengganti semua alutsista tua yg dimiliki TNI. Tapi ternyata utk mewujudkan semuanya ini ada kendala walau sudah ada dana PLN sebesar USD 25milyar. Masalahnya kalo dipikir pikir apakah dana PLN sebesar itu sudah menjamin semua alutsista tua yg dimiliki TNI bisa diganti baru semua ya? Menurut saya tidak mungkin, yg mungkin adalah dana PLN sebesar itu kalo utk meremajakan alutsista tua satu Matra misalnya hanya utk TNIAU tentu bisa, lalu disediakan lagi dana PLN sebesar itu hanya utk TNIAL tentu bisa meremajakan armada tua TNIAL lalu disediakan lagi dana PLN sebesar itu utk meremajakan alutsista tua milik TNIAD. Jadi kalo hanya dana sebesar itu utk ketiga Matra TNI maka yg terjadi tentu seperti sekarang ini yaitu ada pembelian alutsista yg ditunda dibatalkan atau digantung tanpa kejelasan akuisisinya kapan Memang tidak mudah menentukan mana yg mau dibeli dgn dana PLN sebesar itu apalagi belinya lengkap dgn segala persenjataannya.

Jagarin Pane said...

Setuju, kinerja Prabowo sekaligus untuk "menutup" kinerja Menhan sebelumnya, jadi extra ordinary.

Jagarin Pane said...

Ditunda sama dibatalkan beda2 tipislah, tergantung hasil pilpresnyaπŸ˜€

Anonymous said...

maaf bung Jag, kali ini sy lihat artikelnya gak jelas nih, tdk perlu membahas politik pilpres...... siapapun manusia yg terjun menjadi politikus apalagi bisa menjadi presiden akan menghadapi berbagai tantangan/pilihan/masalah mengatur ekonomi, keuangan, kesejahteraan rakyat, jumlah dana yg diperlukan sangat besar ... mau ngutang terus ???

janji program dlm kampanye, kalo nanti sdh jadi presiden belum tentu terlaksana karena kebanyakan masalah pendanaan, coba buka sejarah bencana alam Aceh dan pandemi covid .... dana pembangunan yg sdh terprogram tersedot cukup besar.

negara kita jg pernah mengalami embargo senjata dan sekarang caatsa, siapapun presiden nya tdk berdaya menghadapi negara super power ... dan jg karena hobi dg pola impor minded sukanya barang impor tergantung buatan negara lain.

pemikiran dan keinginan fans boy militer seperti saya sering tdk mau tahu darimana duit beli alutsista, yg penting punya ini punya itu dan hampir semuanya barang impor.

keinginan punya alutsista gahar memang penting tapi semua melalui aturan dan undang² negara, kondisi ekonomi dan kesejahteraan rakyat ... kalo duit terbatas lebih baik bikin mandiri, dpt kuantitas perlahan dan bertahap akan punya kualitas.

Salam bung Jag

Anonymous said...

Yang gak jelas itu ente,. Nyalah-nyalahin tulisan Artikel bung Jagarin seenaknya.., kalau mmg gak suka, ya gak usah dibaca, silahkan left the room.. gak usah disini.. disini khusus military enthusiasm, warjager tanah air.. non politik..

Di awal artikel diatas sudah jelas tertulis Penulis tidak ingin masuk wilayah politik meskipun pernyataan Cawapres Satu terkait politik Pilpres untuk mengambil hati simpati pemilih.
Namun jangan sampai kemudian khalayak salah persepsi perihal perkuatan alutsista TNI yang sedang berlangsung saat ini berdasarkan framing dan penggiringan opini.. dan ini bahaya..

"Sekarang tidak ada perang, untuk apa beli alat perang."
"beli alat perang dengan utang padahal tidak ada perang, lebih baik beli alat pertanian dengan utang,"
Demikian pernyataan cawapres satu yg bahaya, ceroboh sekali mnurut saya untuk se_level calon Wakil Presiden RI...

Pilihan terserah pada Anda, tp disini kita bisa melihat yg memang layak untuk dipilih dan memimpin bangsa ini 5 tahun kedepan.. saya yakin pembaca rubrik ini adalah orang2 yg cerdas..

Impor alutsista itu jelas tidak bisa dihindari, sebab mmg belum mampu bikin sendiri..semua masih dalam proses menuju mandiri.. dan perjalanannya masih sangat lama..
Usa, russia , perancis utk. Buat satu pespur saja R & D nya butuh waktu bertahun2..
Negara maju selevel USA saja masih impor Fregat FREMM dari Fincantieri-Italia utk. Memperkuat US. NAVY....

Anonymous said...

Pencerahan soal sekarang tidak ada perang buat apa beli alat perang..
Menurut analisa sy memang siapapun pemimpin RI berikutnya pasti tidak menginginkan perang, kenapa? Jawabannya harus dilihat saat mau mulai perang musuh yg akan dihadapi RI itu siapa lalu musuh RI itu bersiri sendiri atau mau main keroyokan saat perang berlangsung, disini bila RI menghadapi musuh yg main keroyokan tentunya RI yg berdiri sendiri akan kalah karena alutsista yg dipake RI itu hampir semu@nya buatan luar negeri dan disini tergambar bayang bayang embargo dari produsen senjata, lalu kalo RI menghadapi musuh yg berdiri semdiri harus hati hati dan waspada, kenapa? RI harus mampu menerka kira kira stok gudang persenjataan musuh itu banyak atau sedikit yg bikin pusing kepala adalah bila musuh RI itu sudah memproduksi sendiri persenjataan yg dibutuhkan utk perang, nah kalo sudah begini mending RI jangan terlibat perang dan alangkah baiknya membawa ke meja hijau sidang PBB supaya musuh RI ini mengurungkan niat menyerbu RI. Kenapa bisa begitu? Logikanya bila musuh RI itu berdiri sendiri lalu musuh itu sudah mampu semuanya bikin sendiri persenjataan buat perang otomatis stok gudangnya banyak sehingga mampu suplai kebutuhan saat perang, disinilah bila RI tidak hati hati akan berujung kalah perang, kenapa kalah perang? Jawabannya adalah karena RI tidak punya stok gudang persenjataan yg banyak guna meladeni perang apalagi RI belum mampu buat sendiri semua persenjataan yg dibutuhkan utk perang . Yang paling adil adalah bila musuh RI itu juga seperti RI yg sama sama belum mampu buat sendiri persenjataan yg dibutuhkan buat perang, nah disini RI berpeluang bisa menang dalam perang. Yang paling bagus kalo mau perang dgn negara maju seperti USA misalnya, RI harus bilang diawal bahwa RI vs USA akan perang tapi dgn tangan kosong dan jangan pake alutsista yg sarat teknologi, maksudnya RI harus minta dari awal kalo siap perang dgn USA seperti jaman nabi nabi dulu. Nah ini baru seimbang perangnya tanpa campur tangan high teknologi, disini RI bisa berpeluang menang perang lawan USA. Kira kira begitu gambarannya .

Anonymous said...

jgn dipilih gakbjelas

Anonymous said...

KAPASITAS NYA ADALAH KEMAHIRANYA MAIN SLEPET SARUNG SANA SINI SAMBIL CENGAR CENGIR GAK JELAS TRUS MASUK KE DALAM KARDUS DURIAN MAKAN DURIANYA DURI BIJI NYA SEMUA DISANTAP SEKALIAN KARDUS KARDUS NYA PUN DIMAMAH BIAK. 🀣🀣🀣

Anonymous said...

pilih no.2...titk

Anonymous said...

kalau di lihat dari hasil pembelian alutsista kelas berat di zamannya menhan yg sekarang mungkin cuma pembelian rafale saja, sisanya alutsista lain yg mau di beli cuma gimik drama saja, cuma bikin heboh dunia persilatan saja...FREMM, MIRAGE, F15, BLACK HAWK ATAU KASEL SCORPINE di awal di bawa terbang kelangit tujuh ujung2nya di banting jatuh kebawah. apakah seorang menhan itu tidak tahu kemampuan anggaran negara? atau apa? atau cuma sekedar buat gagah2an?

Anonymous said...

Sudah keliling, nawar sana sini eh ketika pesawat bekasnya nya sudah di depan mata ternyata duitnya gak ada. Bener kata bu conie TNI mendingan ngurusin knalpot saja daripada beli TANK (ALUTSISTA).πŸ˜„

Anonymous said...

Klo dilihat memang strategi dan modernisasi militer tidak lepas dari politik dalam negri yg berimbas kepada kebijakan politik luar negri efek tersebut memang sudah merupakan natural / wajar dimana kita sudah menjalan walaupun non blok tetapi di orde lama ( blok timur) orde baru ( blok barat ) walaupun konyolnya yg menghancurkan dgn cara mengembargo baik alatista dan sperpatnya bail pada orde reformasi yg dpt menarik pembelajaran yg berharga dgn berusaha mengurangi ketergantungan impor senjata 100%dgn aturan tot dan kandungan lokal efek dari itu mungkin terlihat setelah beberapa taun ke dpn walaupun terasa lamban tpi kita memiliki pondasi yg ckp kuat jadi prinsipnya siapapun pemimpinnya pasti terdapat perubahan2x yg signifikan mudah2xan tidak merubah menghancurkan pondasi yg sudah ada yg telah dibangun selama era SBY dan jkw dgn susah payah tetap optimis kita mempunyai TNI yg kuat profesional dgn ditunjang peralatan militer yg moderen sesuai dgn kebutuhan jayalah NKRI

Anonymous said...

pernyataan cak imin menunjukkan dia gak pantas jadi negarawan besar RI, sama sekali tidak paham pembelian alutsista kita sudah sangat mendesak, kita lihat ukraina yg alutsistanya biasa biasa saja dgn mudah di serang rusia, tanpa bantuan nato n amerika sdh lama ukraina di kuasai rusia, ukraina benteng terakhir perbatasan nato n rusia, itulah sebabnya nato n amerika bantu alutsista secara besar2 an ratusan milyar dollar dan itu hutang ukraina ke nato n amerika, bila terjadi perang di ambalat dan atau natuna, kita lawan china siapa yg mau bantu kita, tidak ada yg bantu gratis pasti ada timbal baliknya, lihat tamvang di papua, amerika yg berjasa kembalinya papua ke nkri
jadi harus kita perhitungkan geopolitik n geostrategis kita butuh militer yg besar kuat n modern, hanya p prabowo yg mampu membuat progran desgn militer indonesia sd 2045 spt perintah presiden, cak imin blunder lagi, kami kasihan dgn anda yg tak pinter berpolitik dan pengembangan militer kawasan, kami yakin cak imin makin tidak pinter saat debat nanti dan dia akan banyak kehilangan suara
kami dukung p prabowo utk jadikan kekuatan militer indonesia terbesar terkuat n termodern di asean dan indo pasifik
lanjutkan p menhan menuju kursi RI-one-24
kami dukung anda dgn doa n perjuangan
lupskan si raja blunder itu, lupakan n lupakan

Anonymous said...

jangan sok2an mau lawan cina, baru melawan pengungsi rohiyang saja sudah kelabakan.

Anonymous said...

Insya Alloh keluarga besar kami tetap pilih nomor one ( Amin) kalo masalah anggaran pertahanan mengikuti pertumbuhan ekonomi kita yang lebih baik, jadi mana dulu yang harus jadi prioritas, subsidi pupuk untuk para petani secara besar-besaran agar pangan kita tercukupi dan subsidi solar khusus untuk para nelayan agar ikan kita tercukupi pula, subsidi pendidikan, kesehatan dan pemerataan ekonomi rakyat di seluruh negeri, lagi pahit ini bawah rakyat kecil sumpah, nanti aku yakin anggaran pertahanan akan di prioritaskan juga kalo pertumbuhan ekonomi nasional kita rata2 8%/ tahun

Anonymous said...

Silahkan saja, pilihan adalah hak masing2.. intinya disini kita saling menghormati..
Yg jd persoalan kalo mau bahas ttg anggaran pertanian, subsidi pupuk utk. petani, pangan dll ya di KEMENTRIAN PERTANIAN. Atau blog yg bahas dunia PERTANIAN.
Kalo mau bahas ttg anggaran / subsidi Pendidikan ya di KEMENTRIAN PENDIDIKAN. Atau blog yg bahas PENDIDIKAN.
Kalo ttg anggaran/program Kesehatan ya di KEMENTRIAN KESEHATAN. Atau blog yg khusus bahas dunia KESEHATAN.
Semua ada KEMENTRIAN MASING MASING dan pos anggaran masing2.

Disini di blog ini khusus bahas ttg PERTAHANAN yang konsen pada persoalan penguatan pertahanan tanah air khususnya,.
Bukan bahas subsidi pupuk,petani,pangan,keshatan,pendidikan... Silahkan cari Blog yg khusus bahas dg minat dan konsentrasi Anda..

Lagi pula Anggaran utk pertahanan Indonesia saat ini hanya 0,8 % dari PDB, masih dibawah 1%.. masih sangat kecil dibanding luas wilayah negara dan jumlah penduduknya..
Singapura sja yg luas negaranya hanya seluas wilayah Jakarta utk Anggaran Pertahanan lebih dari 2% dari PDBnya...

Salam damai

Anonymous said...

tapi kalau di sini ngomongin politik boleh yah?

Anonymous said...

Sebetulnya utk strategi pertahanan dan pembiayaan anggaran pertahanan tidak bisa diperhitungkan secara matematika dan dihitung dari PDB biasanya dihitung tergantung situasi politik luar negri dan dalam negri seperti kita ketahui anggaran belanja kita utk pertahanan msh dibawah 1 % ...tapi kita bisa melihat dari situasi politik dunia dan GEO politik kawasan utk dilihat dari politik dunia sedang memanas sedangkan di kawasan saja kita memanas dgn kondisi Laut Natuna selatan kondisi tersebut tentunya harus disikapi dgn bijak kita tidak bisa mengandalkan diplomasi tetapi pertahanan kita jauh dari kata ideal contoh Malaysia, Filipina ( berusaha memodernisasi militernya secara besar2xan walaupun bajet sangat terbatas )sangat tidak dihargai ( dilecehkan ) oleh negara 2x berkepentingan di laut Natuna efek secara tidak langsung akan mempengaruhi investasi di negara2x tersebut sedangkan kita sangat membutuhkan investasi dari negara2x lain jadi pointnya kita harus dan wajib memperkuat militer kita sesuai minimal dgn MEF karna efek militer kuat diplomasi akan dihargai termasuk investasi dalam negri meningkat ( kepastian dan ketenangan berinvestasi ) pemahaman ini yg penting bagi siapapun para pengambil kebijakan negri yg kita cintai ini ( mudah mudahan pembelian Mirage ,f15,fremm, mogami ,rudal ,awac, black hawk, scorpane , dll dapat SEGERA terlaksana )πŸ™

Jagarin Pane said...

Setuju

Unknow said...

Bahaya jg kalau paslon 1 menang bisa jadi negeri kita akan jadi sasaran empuk negara" agresor yg ingin menghancurkan negeri kita , capresnya ingin data pertahanan negara kita dibuka utk publik nah cawapresnya malah mau melemahkan pertahanan negara kita paslon 1 betul" parah

Unknow said...

Gara" menhan sebelumnya yg pikirannya 11-12 sm cawapres paslon 1 makanya MEF 2 banyak yg tdk terealisasi atw terwujud bahkan cenderung pencapaian nya sangat minim sehinhga wajar klw prabowo mengejar gap yg jauh sbg pencapaian MEF 3 agar tdk ketinggalan apalagichina mulai menunjukkan arogansinya makanya kita butuh aluysista gahar

Anonymous said...

Bisa dibayangkan apabila melemahnya militer kita ( sekedar analisa berdasarkan fakta teori dan sejarah ) kemungkinan Aceh akan kembali bergejolak, Papua semakin memanas dimana negara asing yg berkepentingan akan ikut campur dgn hamnya dll ,Malaysia akan mengklime sebagian wilayah kita karang Ungaran dll China akan semakin berani masuk ke Natuna dan menancapkan klime atas sebagian laut Natuna yg kaya hasil bumi dan laut, ,,, Vietnam dengan nelayannya semakin berani menerobos zona ekonomi ekslusif kita tidak menutup kemungkinan mengklime sebagian Zee ...kesimpulannya tidak semudah / segampang yg diucapkan Paslon yg intinya memperkuat militer tidak ada gunanya karna kita tidak sedang berperang ..itu semua resiko apabila militer kita melemah ingat kita NKRI terdapat 13 rban pulau dgn dikelilingi lautan akan berbeda dgn prinsip militer
Di wilayah yg tidak dipisahkan dgn lautan

Anonymous said...

Ternyata loe penggemar wanita setengah pria itu ya'

Anonymous said...

urusan pertahanan itu bukan urusan presiden tapi urusannya menhan. contohnya walaupun presidennya jokowi tapi ketika menhannya berbeda maka kebijakannya pun berbeda pula. apa itu artinya ????

Anonymous said...

jadi siapa pun presidennya yg penting menhannya jossss...haha.

Anonymous said...

Sedih abis nonton debat capres . Ya sudahlah berdoa aja yg semoga presiden terpilih kelak figur cinta tanah air bukan org yg tujuan hidupnya cuma bercita cita jadi presiden. Ngga tau mau ngomong apa klo capres ngomongnya mau minta buka bukaan data. Konflik indopasifik aja ngga ada yg ngomong cuma fokus menelanjangi kebijakan pemerintah

Anonymous said...

Utk debat capres sekarang dilihat dari latar belakang dari dunia akademisi ( kuat di teori 2x, jago argumen ) dari dunia jenjang karir politik / politikus murni ( jago di debat , kuat di strategi politik) latar belakang militer ( kuat di strategi lapangan berbicara apa adanya / lugas dalam berbicara ) yg penting cinta tanah air bukan mengejar kekuasaan dan program MEF ++ dapat terlaksana sesuai target ++

Anonymous said...

Debat capres kemarin ngga ada yg ada yg ngomong sudah sampai mana program MEF. Sudah siapkah TNI bila konflik indopasifik pecah. Sudah sampai mana kemajuan industri militer indonesia atau progress alih teknologi militer yg ada fokus nyerang tanah dan kartu alusista bekas dimainkan terus. Di amerika aja ngga ada capres minta data militer dibuka. Darisini kita bisa lihatmana patriot dan pecundang

Anonymous said...

Agak aneh debat capres kemarin. Tema debat adalah masalah pertahanan kok ada yg bawa bawa masalah pertanahan.

Anonymous said...

Dua calon lainnya pengetahuan,analisa dan visi misi mereka tentang masalah pertahanan dan dinamika problema pertahanan mereka itu minus. Mereka tidak tahu sisituasi global dan regional. Mereka tidak tahu dan mimim sekali pengatahuan mereka tentang potensi ancaman terhadap negara. Seharusnya tidak ada hak paslon lain untuk menilai,menjastifikasi,menyudutkan dan merendahkan calon lainnya. Parahnya dua Calon saling umpan dan smash bola ke pak prabowo.seharusnya moderator menegur ke duanya karena sudah keluar konteks tema debat. Ini debat capres bukan untuk menilai orang lain. Lagian apa standarisasi,tolak ukur parameter dan perbandingan yg mendasari penilaian itu? Jelas tidak ada. Lelucon yg tidak lucu apalagi bijak orang orang sipil yg bergaya cengar cengir memberi penilaian tentang pertahanan dan militer dalam kinerja seorang jendral yg merintis karir mulai dari prajurit hingga jendral yg selalu terlibat dalam segala macam medan pertempuran.

Anonymous said...

Yang jelas emang gampang ngurusin NKRI dengan segala permasalahannya ga cukup Ama teori 2x Ama diplomasi segala urusan beresssss

Anonymous said...

Peristiwa Bawean kala itu?
Super Hornet belum lahir

Anonymous said...

Oaaalaaaah baru tahu saya rupanya jet tempur amerika F18 hornet ada melalui proses melahirkan🀣🀣

Anonymous said...

Pembelian mirage 2000-5 ex AU Qatar dgn dana USD 800juta ditunda utk waktu yg belum ditentukan, menurut saya itu berita bagus karena sudah saatnya TNIAU harus dipersenjatai dgn produk baru bukan bekas supaya bisa m|ngikuti kemajuan teknologi militer. Dana sebesar itu juga sebaiknya digeser utk membayar tunggakancicilan proyek jet tempur baru KF21 Korsel-RI sampai lunas sehingga saat korsel mulai produksi masal maka PT DI pun juga harus mulai start produksi sendiri KF21 versi RI utk TNIAU sebanyak 48 unit, KF21 versi RI bisa diting(atkan menjadi jet tempur generasi 5 bekerja sama antara PT DI PT Infoglobal dgn produsen KF21 Korsel sehingga ke depan PT DI dapat memproduksi sendiri jet tempur generasi 5 utk TNIAU sebanyak 48 unit. Berita bahwa RI sudah melunasi semua pembelian jet tempur baru rafael perancis sebanyak 42unit, ini membanggakan TNIAU karena kedepan nantinya wilayah udara RI dikawal dgn jet tempur baru 42unit rafael + 48unit (F21 versi RI dan bila memungkinkan dananya bisa membeli lagi jet tempur baru eafael sebanyak 12unit lagi sehingga nantinya total akan ada 54unit jet tempur baru utk TNIAU Utk seluruh armada F16 TNIAU tetap dirawat 24jam nonstop karena F16 ini digunakan utk patroli rutin 24jam nonstop menjaga wilayah udara RI karena BBMnya irit mesin tunggal. Sedang seluruh armaka sukoi TNIAU digudangkan saja dan terap dirawat karena susah suku cadangnya serta boros BBMnya. Walau digudangkan tapi tetap dipelihara dan dirawat sehingga sewaktu waktu diperlukan siap terbang. Jadi nantinya tulang punggung TNIAU ada di jet tempur rafael sebanyak 54unit + 48unit KF21 versi R + seluruh armada F16 TNIAU, I dan ini belum ditambah dgn KF21 versi RI generasi 5 kalo sudah oke dan siap produksi massal di PT DI.

Erlub 1967 said...

Capres paslon nomar 1 dan 3 belum atau tidak pantas untuk jadi Presiden R.I mendatang karena mereka ini berwawasan dangkal, dan hanya "boneka" yang punya "majikan", sudah pasti diragukan integritasnya buat negeri ini. Untuk saat ini hanya Prabowo Subianto yang sangat pantas jadi Presiden R.I ke 8 sepertinya.

Anonymous said...

Lagi pada jualan tidak melihat kondisi lapangan

Anonymous said...

Begitulah aslinya watak para politikus dinegeri ini.mereka itu sampai kapanpun g akan pernah memikirkan negeri inn dan rakyat Indonesia malahan klu bs mereka itu klu bs menjual negeri ini dan itu bukan tidak mungkin dilakukan SM mereka.krn kt sama sama tahu klu mereka menyimpan hartanya diluar neger bukan di Indonesia,saya bukan nya mengada Ngada tentang hal ini,JD saudara saudara sebangsa dan setanah airku mari kt tentukan pilihan kt kpda orang yg perduli dgan negeri dan rakyat Indonesia.MERDEKAA !!!!!

Anonymous said...

Ini forum pertahanan atau pertanahan sih? 😁

Anonymous said...

Saudara2 sebangsa dan setanah air, jangan pada ribut ngeributin capres dan cawapres, mereka itu cuma drama doang, ketika beres pilpres paling mereka saling berpelukan dan ujung2nya ada yg di angkat jadi mentri lagi...masih ingat dramanya jokowi vs prabowo? ujung2nya jadi mentri juga, sedangkan yg di bawah masih pada ribut.

Anonymous said...

Jangan terlalu serius dalam berpolitik, berpolitik lah seperti para politikus, anggap lah politik ini sebagai barang mainan. Lihatlah mereka dengan gampangnya pindah2 partai dan dukungan capresnya, hari ini capresnya dia bela mati2an tapi di lain hari dia caci maki habis2an...dan kalau terlalu serius ujung2nya bisa saja kecewa, bukan kecewa karena kalah tapi ternyata orang yg kita bela itu malah anu. 😁

Anonymous said...

Kenapa Indonesia Gak Kepikir buat pesawat latih ya

Anonymous said...

Sepertinya kita harus balik lagi berdiskusi startegi pembelian alatista dan perangkatnya juga membahas geo politik kawasan tidak membahas politik praktis para calon .....biarlah mereka berkompetisi dan yg menilai rakyat mudah mudahan yg terbaik bagi kita semua rakyat indonesia jalalah selalu NKRI dgn militer yg kuat dan berotot sehingga kita lebih berbangga mempunyai TNI yg kuat berwibawa yg selalu mementingkan tanah air dan NKRI

Jagarin Pane said...

SepakatπŸ‘

Anonymous said...

Bung jag adakah kabar berita opv 90? mustinya klo dilihat jadwalnya sudah uji coba di laut ..

Jagarin Pane said...

Termasuk pesanan 5 pesawat amfibi dari kanada kok belum ada kabarnya.

Anonymous said...

Semoga MEF dapat dilanjutkan oleh menhan2 berikutnya. Bukan ganti pemimpin ganti kebijakan. Kebijakan yg tidak berkelanjutan bukan memperkuat tp dapat memperlemah TNI yg saat ini sedang menuju level Minimum karena keinginan segelintir pihak. Alutsista pertahanan harus siap demi menjaga dan melindungi NKRI.

Cb said...

Sepertinya MEF akan masuk lebih dari 90 pada tahu 2026/27, karena dengan percepatan PLN 2022-2024 (2019/21 kepotong refocusing covid) sebesar 25.7 Mil USD (RP 387 T) untuk belanja alutsista. Jika lanjut menhan jadi presiden MEF diubah menjadi Optimum EF yang masuk 2025-2034, MEF yang 90% an men jadi kurang dari 50% OEF yang mana PLN akan tambah lagi hingga target investhan 1700T an.

Cb said...

Ada yang menjadi isu penting dalam Geostrategis/Geopolitik saat ini yaitu kerusuhan Papua Nugini yng menjadikan keadaan darurat oleh PM PNG selama 15hari. 2 blok bermain dan PNG yg jadi korban, dan kemungkinan konflik ini akan jadi panjang dan lebih parah, hal ini bisa menjadi tantangan ancaman atau peluang bagi kita. Secara kepentingn nasional, PNG adalah negara sahabat yang mana kita harus menghormati kedaulatannya, namun juga secara geopolitik adalah tetangga yang berbatasan yang terdapat hubungan ekonomi dan budaya. Alangkah baiknya kita menawarkan bantuan keamanan dan perdamaian untuk melindungi 1317 WNI dan aset, dan juga untuk mengunci pergerakan KKB di PNG. Kita mengetahu kekuatan militer PNG sangat lemah dan bergantung dengan barat, namun jika barat bermain2 disitu utk merugikan cina maka cina bisa bikin lebih parah kondisi PNG, bisa mempengaruhi kestabilan indopasifik.

Anonymous said...

Ha.ha...anda cocok jd komika stand up komedi ha.ha...good

Anonymous said...

paslon yg dua lagi benar2 parah pemahaman mereka dalam ruang lingkup pertahanan nasional dan korelasinya dgn geopolitik, geostrategis regional dan dunia. Masak capres gak tau dimana myanmar dan laos ditaruh dmana kok dikait2kan dgn keterlibatan dalam konflik laut cina selatan. Ada lagi yg lebih hebat mau indonesia memiliki dan memproduksi rudal hypersonic padahal yg menguasai teknologi ini baru rusia dan diikuti cina. Amerika dgn goblok baratnya pun masih belum sempurna dalam hal teknologi ini padahal sebelumnya dia meremehkan SDM indonesia dan menyanjung RRC sekarang bercita2 ketinggianπŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚akibat suka dan sering nonton "salah saya itu dmana cobak? "

black eagle said...

Gmn nasib tank boat antasena? Kok cmn 1biji utk TNI AD?...entar giliran negara lain borong dan apresiasi Baru kebakaran jenggot..? Ini lbh seneng borong barang luar ya spy dpt cuan lebih...wkwkwk..susah klo punya pejabat bermental rente?

Anonymous said...

Bung Jagarin tambahan T 50 belum ada Hilalnya nih

Jagarin Pane said...

Termasuk 6 pesawat amfibi juga

Anonymous said...

Sepi kedatangan alatista cuman j30 s Hercules doank .....kabar yg Laen berkabut 18 tank harimau, opv 90, rudal, kcr , pesawat amfibi , fa 50 golden eagle dll padahal udah kontrak afektip

Anonymous said...

Ifx, su 35, Mirage , f 15 tinggal lamunan ...hiks .......πŸ˜”πŸ˜”

Erlub 1967 said...

PRABOWO - GIBRAN 2024 - 2029.

Anonymous said...

Gak ada rencana penamabahan kelas kcr golok 60m ? Ato ditingkatkan jadi korvet 80m

Anonymous said...

Sepinya kedatangan alutsista baru utk TNI adalah karena ada hambatan hambatan akuisisi utk pembelian baru gress alutsista militer buat TNI. Dari sini dapat dibaca sebaiknya indonesia membeli dari dalam negeri alutsista militer yg sudah di produksi seperti tank harimau segeralah beli 100unit utk TNIAD guna mengganti tank AmMX13 yg sudah tua begitu pula segeralah belu 50unit panser badak utk TNIAD sebagai ganti panser saladin yg juga sudah usia tua, segera lanjutkan produksi light fregat sigma cl@ss sebanyak tptal 6unit utk TNIAL guna mengganti fregat ahmad yani class yg juga sudah usia tua lalu utk kapal selam daripada bingung memilih sebaiknya aktifkan kembali kapal selam changbogo class batch2 yg tertunda lalu belilah KCR60m sebanyak total 14unit karena jumlah Lantamal TNIAL ada 14 buah lalu belilah KCP60m yg totalnya nanti sebanyak 28unit karena masing masing Lantamal TNIAL akan mendapat 2unit KCP60m lalu utk KCR40m ditambah total menjadi 14unit karena ada 14 buah Lantamal TNIAL. Utk korvet Parchim class sebetulnya sudah ada calon penggantinya yaitu OPV90m dan korvet bung Karno. Belulah 6unit OPV90m dan 6unit korvet bung Karno guna mengganti korvet parchim class yg sudah usia tua. Sudah ada 9unit LST baru buat TNIAL hasil produksi dalam negeri lalu tambah lagi 9unit LST baru utk TNIAL sehingga nantinya total ada 18unit LST baru buat TNIAL hasil produksi dalam negeri guna mengganti LST LST yg sud@h usia tua. Sudah ada drone kamikase buatan PT DAHANA segeralah dilanjutkan ke produksi massal guna memenuhi drone kamikase utk TNI. Rudal merapi produksi dalam negeri segeralah diproduksi massal guna memenuhi kebutuhan TNI. Kira kira begitulah gambarannya menurut saya.

Anonymous said...

Oh iya utk tank boat antasena segeralah diproduksi sebanyak 28unit utk TNIAL karena masing masing Lantamal TNIAL akan ada 2unit tank boat antasena yg operasional.

Anonymous said...

Tambah KRI golok tambah 6 yg ditingkatkan jadi kelas korvet

Anonymous said...

Utk KRI Golok sebetulnya ada pertanyaan yg bersifat rahasia utk dijawab yaitu kemampuan olah gerak menghindar terjangan peluru meriam kanon atau kejaran dari sebuah rudal yg datang mendekat. Kemampuan olah gerak itu maksudnya manuver zig zag yg luwes dan cepat seperti menari nari di laut, apakah itu bisa dilakukan KRI Golok? Karena mengingat bentuk badan kapal yg amat kaku buat kecepatan tinggi. Begitu pula sifat silumannya apakah benar demikian mengingat bentuk bodi kapal yg tinggi dan kaku? Kalo utk tank boat antasena itu memang bagus olah geraknya dgn kecepatan tinggi + bisa disebut siluman karena punya bentuk bodi yg rendah dari pada KRI Golok.

Anonymous said...

Klu calon pemimpin seperti ini jgn di pilih bahaya ....klu kita tdk punya alat perang pas di serang musuh langsung wasalam keokkkk