Friday, January 13, 2023

Mempersilakan Singapura

Perjanjian kerjasama pertahanan (Defence Cooperation Agreement /DCA) antara Indonesia dengan Singapura ditandatangani tanggal 27 April  tahun 2007 di Bali. Namun selama 15 tahun DCA tidak berjalan karena menunggu ratifikasi masing-masing negara. Akhirnya dengan UU No 3 tahun 2023 tanggal 3 Januari 2023 DCA diratifikasi. Mulai tahun ini Indonesia mempersilakan jiran mungilnya Singapura untuk mempergunakan wilayah laut dan udara Indonesia di kepulauan Riau sebagai arena latihan militer. Meski terpisah secara undang-undang,  DCA termasuk satu "paket pemicu" dengan perjanjian ekstradisi. Juga penguasaan kembali kontrol penerbangan (Flight Information Region/FIR) di kepulauan Riau kepada Indonesia mulai September 2022.

Seperti kita ketahui taji militer Singapura adalah salah satu yang terkuat di rantau ASEAN saat ini. Negeri yang luasnya hampir sama dengan pulau Bintan ini mempunyai berbagai jenis alutsista canggih. Seperti seratusan jet tempur F16, F15 dan F35. Singapura memiliki armada laut yang kuat dengan sejumlah kapal perang fregat canggih dan kapal selam terbaru. Semua alutsista Singapura berlabel teknologi terkini dan terdepan dibanding tetangga ASEAN nya. Belum lagi alutsista matra darat yang menggerunkan. Seluruh alutsista tiga matra sudah terintegrasi dalam network centric warfare. Hanya saja belum pernah diuji dalam latihan militer gabungan skala besar.

Memiliki kuantitas dan kualitas alutsista yang terdepan namun kesulitan untuk menggelar latihan militer, itulah kendala Singapura selama hayat dikandung badan. Sejumlah aset jet tempurnya ada yang dititipkan di AS dan Australia. Punya banyak kapal perang dan kapal selam modern namun teritori udara dan lautnya seperti sangkar burung. Maka DCA dengan Indonesia yang baru diratifikasi awal tahun ini sangat melegakan "sesak nafas" Singapura yang membutuhkan udara segar, area laut dan udara yang luas untuk latihan militer. Singapura pantas dan harus berterimakasih dengan Indonesia. Keduanya memang ditakdirkan sejarah untuk bertetangga. Bertetangga yang baik tentunya.

Wajar saja Singapura harus mempunyai kekuatan militer modern. Negeri sejahtera itu dikelilingi tetangga besarnya Malaysia dan Indonesia. Perjalanan sejarah masa lalu, memisahkan diri dari Malaysia dan konfrontasi Dwikora adalah bagian dari cara pandang pemikir strategis Singapura untuk membangun kekuatan militer berkarakter sarang lebah. Doktrin militernya kira-kira begini: berani ganggu, kami sengat. Bahasa perangnya, pre emptive strike, berani masuk digebuk. Dan alat pemukul gebuknya jet tempur F16, F15, F35 dan kapal selam adalah kekuatan pukul strategis yang menggetarkan.

Kesediaan Indonesia meratifikasi kerjasama pertahanan dengan Singapura menjadi fundamen penting dalam mata rantai kerjasama yang saling bermanfaat diantara keduanya. DCA satu paket dengan perjanjian ekstradisi yang sudah diratifikasi pertengahan Desember tahun lalu. Dengan perjanjian ekstradisi ini maka tidak ada lagi rumah pelarian bagi para buronan koruptor di Singapura. Bahkan perjanjian ini berlaku surut 18 tahun ke belakang. Selama puluhan tahun buronan koruptor Indonesia bisa bersembunyi dengan aman di negara pulau itu bersama duit haramnya.

Soal pengawasan aktivitas militer Singapura yang melakukan latihan di perairan kita nantinya, tidak perlu khawatir. Ada dalam kontrol militer Indonesia yang terukur. Markas Kogabwilhan Satu saat ini sudah ada di Tanjung Pinang,  Armada Satu dengan gelar kekuatan sekitar 35 KRI berpangkalan di Bintan. Di Batam ada 1 batalyon pasukan Marinir. Pangkalan militer di Natuna sudah eksis dengan ribuan prajurit dan alutsista yang tergabung dalam brigade komposit Gardapati. 

Gugus tempur laut dengan sejumlah KRI sudah ada di Natuna. Kemudian skuadron jet tempur F16 di Pekanbaru, skuadron jet tempur Hawk di Pontianak dan Pekanbaru mampu mengawal teritori udara Kogabwilhan Satu. Termasuk Skuadron pesawat nir awak, instalasi radar berlapis aktif pasif di Natuna. Di Tanjung Pinang sudah tergelar sejak lama radar tiga dimensi yang mampu mengendus pergerakan pesawat asing radius ratusan kilometer. FIR juga ada dalam kontrol Indonesia. Artinya Kogabwilhan Satu dapat mengawasi aktivitas latihan militer Singapura.

Area latihan militer yang dapat digunakan Singapura selama 25 tahun adalah Alpha Satu ke arah pulau Tebing Tinggi Riau. Kemudian Alpha Dua di Timur Singapura dan Bravo ke arah utara mendekati Natuna. Persetujuan ini dalam pandangan kita tidak terlepas dari perspektif dinamika Indo Pasifik dan Laut China Selatan. Bahwa potensi konflik berskala besar sudah terpetakan dengan jelas. Singapura yang punya kekuatan militer gahar bukanlah ancaman militer bagi Indonesia. Tetapi jika Singapura menganggap Indonesia sebagai ancaman itu bagian dari doktrin sarang lebahnya. Nah ratifikasi DCA ini menunjukkan itikad baik Indonesia menjunjung nilai persahabatan dan kerjasama yang sudah terjalin selama ini.

Perjanjian "paket segitiga sama sisi" DCA, ekstradisi dan FIR adalah keberhasilan diplomasi dua negara yang saling berinteraksi. FIR bagi Indonesia adalah kembalinya marwah teritori udara dan kontrol udara sepenuhnya di Natuna dan kepulauan Riau. Perjanjian ekstradisi sangat membantu memberantas kejahatan lintas negara utamanya pemberantasan korupsi. Sementara DCA sangat membantu Singapura untuk mengasah kemampuan militernya sekaligus berterima kasih pada abang besarnya Indonesia. Dan bagi si abang besar terbuka pula kesempatan mengajak si adik untuk lebih peduli dengan potensi konflik besar di kawasan. Abang sudah mempersilakan untuk digunakan. Jangan disalahgunakan ya dik.

****

Jagarin Pane / 13 Januari 2023


28 comments:

Pusing pusing said...

Belajar sisi baik dari Singapore adalah soal perputaran uang yg beser di Singapura, negara tersebut hanya mengandalkan jasa sandarvpelabuhan berikut bongkar muat kapalv+ service pemeliharaan kapal + daerah wisata +:jasa sewa gedung perkantoran padahal tidak punya sumber kekayaan alam, hanya 3bidang inilah negara Singapura bisa hidup dan berjaya. inilah yg harus ditiru RI terutama daerah Batam bila dikelolah dgn baik dan modern pastilah Batam secara bertahap bisa menggantikan peran Singapura dibidang jasa pelabuhan dan jasa perkantoran lalu di daerah NTT yg mengarah ke Australia dan selandia baru juga bisa dibangun jatsa pelabuhan dan jasa perkantoran seperti Singapura.
Masalahnya Singapura bisa maju karena selain negara yg kecil dan penduduknya sedikit tapi mereka patuh dan taat sama peraturan pemerintah serta didalam pemerintahnya sendiri tidak ada yg bermain uang atlias korupsi atau sogok menyogok .

Anonymous said...

Negara yg mempunyai ancaman bagi keamanan nasionalnya akan selulu berusaha untuk menjadi lebih unggul, ya seperti singapura ini yg merasa terancam dengan dua tetangganya, korea selatan yg terancam dengan korea utara, australia yg terancam dengan negara tetangga utaranya, bahkan sekelas usa memposisikan harus mempunyai ancaman bagi negaranya. Kalau Indonesia bagaimana ?

Liang Tai Seng said...

Kalo indo kalo merasa terancam, kerahkan saja gerombolan BuzzerRp dari spesies πŸ• Peking dan 🐷 Panggang yg dikomandoi Si Densi, Gembong Gerombolan πŸ• Peking dan Abu Janda Gembong Gerombolan 🐷 Panggang....🀭🀭🀭🀭🀭

Pusing pusing said...

Kalo melihat megah&majunya Singapore jangan dilihat saat ini tapi lihatlah singapore saat era spanyol&:portugis berlitmba lomba petualangan arunngi samudra luas mencari tanah tanah baru, jauh sebelum belanda datang ke wilayah nusantara. Era ddulu singapore bukan negara melainkann sebuah pelabuhan transit yg serba ada bagi kapal ktapal kayu tiang layar tinggi dari eropa ke asia atau ke samudra pasifikt menuju benua amerika.yg mendirukan para pelaut pelaut darii eropa yg ktehabisan logistik atau kapal rusak. Waktu itu ada 3:pelabuhan transit dari eropa menuju asia yaitu pelabuhan transit di ujung bawah cape town lalu pelabuhan transit di selatan india dan terakhir pelabuhan transit di singapore. Saat itu pelabuhan trasit di syingapore itu dulunya bernama malaka harbour. Dullu sangat ramaii malakta harbour bagi kapal kapal kayu besar tiang tinggi berlabuh entahvitu utk bekal ulang logisytik perbaikan kerusakan kapal istirahat para awak kapal dll. Makanya waktu itu perputaran uang sangat kencang di malaka harbour sehingga muncullah tempat tempat penginapan dan tempat tempat hiburan.
Jadi dari sejara masa lalu itulah memang siingapore udah maju modern tapi namanya belum negara singapore melainkan malaka harbour. Ktarena sejatrah yg panjang inilah yg menyebabktan haruss tetap dilestarikan sebagai negara pelabuhan transit, makanya harus menggandeng USA dan inggris sbg cover keamanan.

Anonymous said...

Kalau RRCai adalah kakak besar maka singaporno adalah kakak kecil. Kakak besar dibuat gembira maka kakak kecil harus dibuat senang. Ini adalah langkah yg cerdas.

Anonymous said...

Singapore ruang udara dan lautnya sangat-sangat terbatas..alutsistanya berjibun dan banyak ..jd bergerak dikit dah mentok kesana mentok kesini mentok..jadi ngerayu Indonesia buat area latihannya..ya konvensasinya selain FIR minta jg ekstradisi orang Indonesia yg dananya diparkir disana suruh bawa pulang sama uang2nya nego dengan mereka kalau tidak kenakan pasal pencucian uang..

Anonymous said...

Jangan nyampah disini klw mau ribut soal begitu di blok sebelah

Pusing pusing said...
This comment has been removed by the author.
Anonymous said...

Singapur itu negara kecil ,tapi kekuatan militernya sudah over , suatu saat bisa jadi ancaman bagi tetangganya .

Anonymous said...

Bedanya singapur dan Indonesia mereka tertata, efektif dan efisien dalam perncanaan pembelanjaan alutsita, sedangkan Indonesia komitmen untuk perencanaan selalu berubah-ubah tergantung siapa yg memerintah akibatnya alutsista kita jadi gado gado

Cenko said...

Bung Jag....aktivitas F-35 termonitor enggak oleh radar Kogabwilhan, katanya pesawat siluman ?

jhon rambo said...

Jadi ini rugi atau untung jika melihat syarat²nya kok kliatan kita rugi yak, maaf awam πŸ™πŸΌ

Waipios said...

Tu dah ada si naga yg membuat Indonesia tersadar bahwa kita harus kuat dlm hal kepemilikan alutssta yg betul2 mumpuni baik kuantitas maupun kualitas..

Waipios said...

Ya untunglah fir kita udah kita kuasai sepenuhnya bgtu jg koruptor udah gak leluasa lg klu masalah latihan militer di natuna seperti kata bung jagarin td akan di awasi ketat oleh Indonesia khususnya tni

Waipios said...

Ada berita yg membanggakan jg bung jagarin mengenai pilot tni au kita yg sdh berada di korsel thn ini akan menerbangkan protoripe boromae ke 5 dan akan segera memboyongnya ke pt di di bandung sy ingin mberi masukan bung jagarin seandainya prototipe ini nanti tdk berkembang dgn baik di tangan pt di dan terancam menhadi seonggok besi tua atau lelet biasanya penyakit bumn mendingan prototipe ini di serahkan pengembangannya pd infoglobal karna industri swasta sdh teruji tdk pernah lelet dan banyak terobosan dan biasanya jadi di produksi massal..

Waipios said...

Sehebat apapun alutssta singapura dia tetap harus memanggil abang besar kepada Indonesia di asia tenggara ini dan sekuat apapun alutssta singapura dia tdk mungkin menyerang Indonesia duluan kecuali sebaliknya

Anonymous said...

Heleh maling teriak maling

Pusing pusing said...

Ada bagusnya pembuatan IFX di PT DI di alihkan ke PT Infoglobal supaya terarah perkembangan jet tempur ma di e inn indo5nesia sekaligus buat belajar memahami bagian demi bagian tekno5logi jet tempur IFX sehingga nantinya dduharapktan PT Info5global didapat meluncurkan mo5ck up jet tempurnya menjadi kenyataan yaitu bukan lagi jet tempur light tapi langsung masuk jet tempur generasi 5.

Pusing pusing said...

Dan ada kabar dari si pabrik pembuat jet tempur Rafael bahwa pabrik tersebut menghalangi dan membatalkan pembelian bekas Mirage2000 ex AU qatar oleh RI

Pusing pusing said...
This comment has been removed by the author.
Anonymous said...

Sebenarnya alutsista nya tidak banyak,rata rata saja dengan negara sekitarnya untuk anggaran belanja alutsista juga gak jauh jauh amat tetapi mereka efektif dan efisien dalam membelanjakannya, selain lingkungan dimana mereka berada berbeda jauh dengan swiss (dimana cenderung berkecukupan dan berpenghasilan rata sama, luas wilayah yg tidak jauh berbeda, tingkat pendidikan setara) sedangkan singapura berada dilingkungan yg berbeda 180 derajat ditambah luas wilayah yg cenderung kecil. Dilingkungan yg seperti ini hanya bisa diatasi dengan teknologi yg lebih tinggi dari sekitarnya (sebagaimana Israel). Disisi lain apabila bersikap netral maka pasokan akan teknologi tinggi susah didapat, itu sebabnya mereka harus memihak. keberpihakan tsb sekaligus menjadikan jaminan bahwa negara mereka aman, ini mengundang investor dan menjadikan ekonomi mereka melesat mengalahkan semua negara sekitarnya. Semua sudah mereka pikirkan dengan sangat cermat sehingga tidak menjadi beban keuangan negara.

Jagarin Pane said...

Sudah ada radar pasif vera ng di natuna kan.

Jagarin Pane said...

Kita lihat saja perkembangannya. Yg terbaik tentunya.

Anonymous said...

Sory agak melenceng dikit"about soccer" selama mental pemain sepak bola Indonesia tidak kuat ketika menghadapi tim kuat selama itu prestasi soccer kita tak kan pernah berubah contoh Indo vs thaiand kemarin

Anonymous said...

Ngapain dia manggil abang. Wakaninao.. Walaupun kecil dia bisa pengaruhi kebijakan indonesia. Tidak puanya ladang minyak atau tambang minyak tapi indonesia impor minyak dari singapur. Lha siapa yg goblok? Tidak selama kecil itu lemah bisa jadi sangat berbahaya. Virus bakteri kecil tidak kelihatan tapi, betapa banyak manusia yg jauh lebih besar mampus oleh virus, bakteri.jgn sok. Bersikap paranoid lebih baik dari sombong,sok,dan takabur.

Liang Tai Seng said...
This comment has been removed by a blog administrator.
Waipios said...

Ei kunyuk abis lo suruh Indonesia manggil singapur kakak gila lo klu gak suka jd orang Indonesia keluar sana!!

Waipios said...

Ingat kata pak habibi ketika singapura terlalu rese dgn kepemerintahannya takut Indonesia cepat maju karna di pimpin seorang propesor 'singapura itu seperti titik merah dalam sebuah buku'jd jgn macam2 aplg sekarang di dpn singapura sdh di tempatkan satu batalyon marinir