Friday, June 25, 2021

Menunggu Kabar Baik Berikutnya

Baru saja ada kabar baik, pemerintah menyetujui  anggaran khusus pembelian alutsista untuk tahun 2021 sebesar US$ 20,7milyar setara dengan 298,08 Trilyun melalui pinjaman luar negeri (PLN). Jika anggaran ini dikaitkan dengan pembelian 36 jet tempur Rafale dan 6 kapal perang Fremm maka masih terbuka peluang untuk memperoleh alutsista strategis lainnya seperti 12 jet tempur F15 Eagle II, 8 kapal perang fregat Mogami Class dari Jepang, 4 kapal selam dari Perancis atau Jerman dan lain-lain. Alhamdulillah.

Sebentar, jangan kemudian lantas bilang gede amat, atau banyak banget. Penjelasan sederhananya begini, anggaran sebesar US$ 20,7 milyar itu duitnya ada di pinjaman luar negeri, tidak ada di kas APBN. Nanti kita yang bayar cicilan dengan limit bisa 25-30 tahun dengan bunga ringan, soft loan.  Dan ini setara dengan nilai manfaat atau kegunaan investasi alat pertahanan yang bisa mencapai umur ekonomis dan teknis 30 tahun. Mirip seperti kita membeli rumah dengan pola KPR, bayar uang muka dulu. Rumah sudah jadi bisa kita tempati, pihak Bank bayar lunas ke pengembang dan kita bayar angsuran ke Bank bisa sampai 15-20 tahun. 

Pemerintah Perancis diprediksi akan menanggung 80-90% dari nilai kontrak pembelian alutsista made in France, yang kemudian menerima cicilan pembayaran dari pemerintah Indonesia dengan durasi 25-30 tahun. Semua diawali dengan kontrak efektif dimana pihak pembeli alutsista  membayar uang muka. Jepang sudah memberi lampu hijau soal soft loan ini. Kalau tercapai kesepakatan membeli 8 fregat Mogami Class maka model angsurannya persis seperti Perancis. Sekedar catatan, KRI Irian kapal terbesar jenis penjelajah yang dibeli dari Uni Sovyet  di era Trikora tahun 1962 cicilannya baru lunas tahun 1984. Beli 40 jet tempur Hawk dari Inggris tahun 1990, baru lunas tahun 2014.

Dengan anggaran sebesar itu maka tahun 2021 ini Kementerian Pertahanan sedang dan akan belanja besar dengan pola G2G (antar pemerintah). Artinya kita akan mendapatkan kabar yang menggembirakan dalam program menguatkan otot alutsista tentara kita. Yang sudah mendapat lampu hijau dari Kementrian Ibu Sri Mulyani adalah pengadaan 2 unit pesawat jet tanker pengisian BBM di udara untuk jet tempur TNI AU. Saat ini kita hanya memiliki satu unit pesawat tanker Hercules karena satu Hercules tanker yang lain jatuh ketika take off di Medan sepuluh tahun lalu. Jadi harus ditambah dengan prioritas cepat datang. Juga sudah ada kepastian kontrak pengadaan 5 pesawat Hercules type J dari Pakde Sam dan puluhan radar jenis GCI. Wah belanjanya borongan neh pak Sultan,  kata gadis front office produsen alutsista dengan mata berbinar indah karena produk perusahaannya laku besar.

Reformasi belanja alutsista dengan model beli borongan dan "bergaya Sultan" sesungguhnya membawa marwah dan kebanggaan kita. Betapa tidak, selama ini kita selalu berbelanja model ketengan, eceran alias tidak full combat. Contoh beli jet tempur Sukhoi, mula-mula dibeli 4 biji kosongan di era Megawati. Dilanjut dengan tambahan 6 biji tanpa senjata di era SBY periode pertama. Lalu nambah lagi 6 unit di era SBY periode kedua dan baru dilengkapi persenjataan rudal. Butuh waktu hampir 10 tahun hanya untuk menggenapi 1 skadron jet tempur Sukhoi SU27 dan SU30. Ini yang direformasi saat ini, beli banyak sekaligus dan full combat, bayarnya angsuran, sama saja kan.

Yang kita tunggu juga adalah kepastian melanjutkan proyek pengembangan teknologi jet tempur KFX/IFX dan pengadaan 3 kapal selam Nagapasa Class batch 2 melalui transfer teknologi dengan Korsel. Dua proyek strategis dan bergengsi ini memang harus disikapi dengan diskusi panjang, cerdas dan detail untuk memastikan keandalan teknologi didalamnya. Program KFX Korsel saat ini sedang menyiapkan beberapa purwarupa yang sedang diisi jeroannya dengan mesin, avionik, radar dan teknologi instrumen tempur lainya. Kuartal pertama tahun depan sudah uji terbang.

Tahun depan diniscayakan kucuran anggaran PLN khusus beli alutsista akan semakin besar lagi. Artinya akan banyak lagi pesanan pembelian baik dari industri pertahanan dalam negeri maupun dari produsen luar negeri. Untuk industri pertahanan dalam negeri peluang besar mendapat order pengadaan alutsista sangat terbuka luas. Kita meyakini akan ada penambahan pesanan dalam jumlah besar untuk pengadaan tank Harimau, panser Anoa, panser Badak, roket RHan produksi PT Pindad.  Prediksi kedepan dan dalam waktu singkat seluruh industri pertahanan dalam negeri akan panen raya pesanan berbagai jenis alutsista.

Saat ini saja PT PAL paling ramai pesanan.  BUMN matra laut ini sedang mengerjakan pembangunan 3 kapal cepat rudal (KCR) 60m paket lengkap, pembangunan 2 kapal perang jenis LPD (Landing Platform Dock) rumah sakit dan overhaul kapal selam KRI Cakra. Prediksi ke depan sudah banyak antrian order untuk kerjasama membangun  2 kapal perang striking force Iver Class, kerjasama membangun kapal selam proyek Nagapasa batch2, kerjasama membangun kapal perang Bergamimi Class dan lain-lain. Masa depan PT PAL sangat diyakini menjadi titik tumpu penguasaan teknologi pembuatan kapal perang jenis KCR, LPD, korvet, fregat dan kapal selam.

Industri pertahanan swasta nasional juga sedang mekar bercahaya. Semua galangan kapal swasta nasional mendapat berbagai order pembangunan sejumlah kapal patroli cepat, KAL, kapal Bakamla, kapal KKP, kapal Bea Cukai, kapal Polairud. Dan "merawat inap" beberapa kapal perang jenis LST lawas. Bahkan ada industri pertahanan swasta nasional yang berinisiatif membuat tank boat dan kapal perang trimaran yang sangat dinantikan kehadirannya. Dan ini- tolong dicatat dan diingat- bahwa sepanjang sejarah perjalanan republik, baru sepuluh tahun terakhir ini industri pertahanan dalam negeri baik BUMN maupun swasta nasional bangkit, berkembang pesat dan sudah mampu menguasai sejumlah teknologi alutsista canggih. Luar biasa, sebuah kebanggaan nasional tapi luput dari pemberitaan.

****

Jagarin Pane / 25 Juni 2021

93 comments:

Anonymous said...

mudah - mudah lancar dan terwujud semuanya .... ya pak haji

Jagarin Pane said...

Amin

**COMMANDO** said...

Macan Asia bangkit....! bravo...bravo...TNI

Unknown said...

Pak Jagarin

apakah bs diinformasikan alutsista apa aja yg sdh positif dipesan dgn kontrak efektif dan tinggal tunggu kedatangannya aja spt kapal anti ranjau frankenthal class, tank harimau, dll biar kita tau apa saja yg sdh dipesan...terima kasih atas pencerahannya

Ayoeng said...

Bungkus

INDONESIA MAH HEBAT said...

Untuk kfx/ifx dipastikan lanjut dengan dimasukan nya ke dalam bluebook pembayarannya dirubah dari asalnya pake apbn menjadi pln. Untuk changbogo selama pak prabowo menjadi menhan gak akan mampu dsme untuk masuk lagi.

INDONESIA MAH HEBAT said...

Jangan lupakan si anak emas(AD). Mereka belum beli yang waw. Nantikan kejutan untuk AD.

Jagarin Pane said...

6 Pesawat amfibi dari Kanada tinggal menunggu kedatangannya.šŸ™

Rahmad said...

Mantra darat hampir semua alutsista nya sudah di level mutakhir semua dan sebagian besar sudah bisa di buat dalam negri

INDONESIA MAH HEBAT said...

Mereka masih membutuhkan banyak helikopter.

Ayoeng said...

Kabar lanjutan belanja Osprey buat TNI AD & Chinook buat TNI AU belum muncul lagi ya Min

Ranjau Laut said...

Bung jagarin
Rafale,Fremm,MRTT sudah pasti tuh,
Fremm akan ambil pesanan AL Italia apa benar begitu dan kontrak nya bukan lagi kontrak awal?
Untuk pengadaan peswat Aew&C info sbeelah bakal ambil Saab Erieye.

Ranjau Laut said...

Matra Darat yg proyeksi yg dibutuhkan saat ini Heli Angkut berat chinuk,blackhawk,tambahan MLRS astros,tambahan caesar sph

Unknown said...

Beneran kapal selam dari DSME gak lanjut gan? Kalau benar, berarti Prabowo mau ganti DSME Submarine batch 2 dengan buatan mana?

Trus untuk AWACS ada kabar gak ya? Peluang Mogami Class dan SAM?

Unknown said...

Jadi kita akan pesan berapa unit AEW&C gan? Valid gak beritanya?

Unknown said...

Semoga APACHE digenapkan menjadi 32 unit, Black Hawk 32 Unit dan ada tambahan MBT Leopard baru dan juga MQ-9 REAPER.

Ranjau Laut said...

Sumbernya sih dri formil FMP,dgn jumlah 2 unit,sedang msuk perundingan begitu

Ranjau Laut said...

The UK's export credit agency, UK Export Financing (UKEF), revealed in its annual report on 22 June that it had underwritten a record GBP12.3 billion (USD17.1 billion) for UK industry during the 2020/21 financial year.

Key transactions in the annual report included the beginning of the drawing of GBP1.13 billion to BAE Systems in support of the manufacture of Eurofighter Typhoon and BAE Systems Hawk trainer aircraft to Qatar. In addition, buyer credit guarantees for Indonesia were supplied for the acquisition of Lockheed Martin C-130J Hercules medium transport aircraft (maximum liability of GBP74.6 million) and air-defence systems from Thales UK (maximum liability of GBP29.8 million).

====
Jadi berapa unit C130J yg akan diammbil dri stock inggris

INDONESIA MAH HEBAT said...

Kapal selam pengganti ada 2 perusahaan yang lagi bersaing. DCNS prancis dan TKMS german bersama TSM turkey.

INDONESIA MAH HEBAT said...

Untuk awacs katanya lebih condong ke saab(erieye)

INDONESIA MAH HEBAT said...

Ditunggu aja proyeksi angkatan darat tahun depan.

INDONESIA MAH HEBAT said...

Inggris cuma bantu di pendanaan. Kita beli nya ke US

Ranjau Laut said...

Jatah Hanud CRAM dpt tawaran dri UEA.

Unknown said...

MRTT nya pake yang mana nih? Airbus A330 MRTT atau Boeing KC46 Pegassus??

Unknown said...

Maaf gan, formil FMP itu singkatan dari apa? Apakah itu grup di fb gan? Trims..

Anonymous said...

Bang haji jagarin yg terhormat dari meriahnya rencana alutsista kita merasa lega akan dan tentram ada harapan kedepanya bangsa dan negara kita akan disegani minimal di kawasan.sedikit saran bagi pihak2 yg berwenang mengurus pertahanan negara ada satu hal yg luput dari perhatian.bukanya menganggap remeh dan pesimis dgn kemampuan anak bangsa.namun rasanya tetap akan sulit bagi kita untuk mengikuti kemajuan teknologi militer global terkini.walaupun ada tot tapi negara2 produsen alutsista kelas wahid tidak akan mau berbagi teknologi kunci terbaru mereka.dan teknologi militer akan terus bergerak menuju kemajua dari waktu ke waktu.siapa yg tidak memperbaruinya akan kalah dan tergilas. Contoh dulu kita beli su 27 kemudian keluar lagi su 30 pun sudah kita beli kemudian keluar lagi su 35 lebih canggih dan mumpuni dan yg terbaru adalah siluman su 57.demikian juga dgn rafale kita baru berencana beli varian F3 varian f4 akan segera muncul. Demikian juga alutsista lainya.teknologi terbaru pamungkas terbaik tetap akan disimpan rapat produsennya. WWajarlah sudah berapa modal R N D nya.Belajar dari sini menurut saya (maaf dan koreksi kalau salah) teknologi yg harus wajib dikuasai untuk menjawab tantangan kemajuan teknologi militer negara2 besar yg kadang suka sok jaguh itu adalah 1Teknologi ROKET DAN RUDAL. Indonesia harus mengusai teknologi ini secara mandiri.mulai dari baut mor sekrup jenis2 bahan bakarnya, hulu ledaknya (sukur2 kalau bisa buat nuklir) ,pemandu (seeker) dll harus dikuasai.Kenapa teknologi ini penting? Karena teknoligi ini sangat mumpuni dan mempunyai efek gentar yg tingi.buktinya korea utara bisa berkacak pinggang dari gonggongan gerombolan si barat karena mengusai teknologi rudal dan nuklir, iran mampu bersuara lantang menghadapi intimidasi amerik dan israel karena menguasai teknologi roket dan rudal.demikian juga pakistan dan india berpikir seribu kali untuk baku hantam habis2 an karena masing2 menguasai teknologi rudal dan nuklir.dan yg terbaru bagaimana hamas yg baru mengusai teknologi roket dan rudal cukup membuat israel ketar ketir dan menggigil padahal punya sistem pertahan rudal kelas wahid mulai dari jarak panjang david sling jarak menengah iron dome dan jarak pendek arrow head. Bahkan usa pun pernah berencana beli ke israel.2 yaitu teknologi drone. kemenangan mutlak azerbaijan atas armenia sudah membuktikan drone alutsista murah meriah yg mmeluluhlantak militer armenia.jadi kesimpulanya impor alutsista gahar nan mahal plus TOT remeh temeh yg akan mereka berikan rasanya belum cukup bagi pertahanan negara tanpa kita menguasai teknologi roket dan rudal.untuk alutsista yg belum mampu kita kuasai memang harus impor tidak bisa tidak bisa tidak.tapi jgn terlalu mengandalkan impor karena risikonya barang2nya di down grade seperti f15 yg rencana di beli indonesia tidak boleh dilengkapi dgn teknologi kunci nan canggih yaitu sistem pertahanan EPAWS.omong kosong orang yg bilang alutsista AS yg dijual ke indonesia tidak di downgrade. Resiko Ancaman embarga. Resiko diributin warga negara sendiri yg tidak kecipratan rezeki alutsista seperti si emak lampir tempo hari, si bos yg tergila2 jadi presiden mantan salah satu perwira Tni AL yg nyuruh segala kajian sebelum pembelian FREEM bergamini. Masak dia mengkaji kapalnya mau ditambatkan dimana? Anggaran darimana? Anggaran operasional mahal.pelatihan awaknya bagaimana? Nanti kapal nya rusak karena awak tidak terlatih dll yg tidak perlu. Jawaban untuk menjawab semua tantangan itu adalah teknologi Roket dan Rudal yg mumpuni. hamas yg diisolasi ketat israel aja bisa kenapa indonesia tidak?

INDONESIA MAH HEBAT said...

MRTT Airbus A330.
FMP(forum merah putih) cari aja di ig

Unknown said...

V22 Osprey..??

Ranjau Laut said...

All eyes on UERO,

Ranjau Laut said...

Nah jadi brp unit yg bakal diakuisisi Herky nya?
Mengingat di wishlist rapim kebutuhan peswat angkut medium. sebanyak 15 unit.
10 unit herky J sisanya A400

Ranjau Laut said...
This comment has been removed by the author.
Ranjau Laut said...

PT Nusantara Turbin Dan Propulsi
·
2j
Just posted a photo @ PT.Nusantara Turbin Dan Propulsi https://instagram.com/p/CQiqQGhgFeC/?utm_medium=twitter

Gimana ni bung jagarin,kali ini pihak LM yg berkunjung ke ntp terus loby2 indonesia,apakah ditikung atau diakuisisi juga kedepan,?

akromanYAPEPAM FOUNDATIONS said...

Selamat berdatangan alutsista canggih

black eagle said...

Apakah naptune sdh kontrak? Utk satuan mn bang Jag? Trus alutsista marinir jgn vmn BMP3F, Yg lebih gagar utk marinir dan penerbal belanja apa?

INDONESIA MAH HEBAT said...

Inggris bantu pendanaan yang 5 unit kemarin

INDONESIA MAH HEBAT said...

Rafale udah gak akan tertikung mereka udah santai tinggal tunggu kontrak efektip. Plus persenjataan scalp.
F-16 bersaing untuk skadron kohanudnas.

INDONESIA MAH HEBAT said...

Mereka datang untuk tot herky

Unknown said...

Macan Asia mau bangkit dan menunjukan taringnya.
Jayalah Indonesiaku

Jagarin Pane said...

Sedang proses kanšŸ™

Jagarin Pane said...

Ayolah kita kawal dan kritisi bersama dgn semangat membangun konstruksi. Sy percaya dgn kemenhan karena mereformasi ke g2g, tentu banyak yang tergerus prosesnya.šŸ™‚šŸ™šŸ™

Jagarin Pane said...

Betul bung garuda

Jagarin Pane said...

Chinook lanjut, Osprey stopšŸ™‚šŸ’Ŗ

Anonymous said...

Bung Jagarin...

Sya hanya Mau bilang WOW...!
BRAVO...!!
MANTAP..!!

Ranjau Laut said...

Osprey tunda dulu,chinuk dan blackhawk ok

Ranjau Laut said...

Jayaa!!

WIRO 212 said...

Alhamdulilah,siapa yg tdk seneng membaca berita baik,siapa yg tak bahagia mendengar suara pemerintah ok dan ok tentang anggaran alutsista TNI yg nilainya tak tanggung2 .Yg seperti inilah sikap dan tindakan penting dilakukan untuk sebuah usaha yg dan sedang dijalankan pemerintah melalui menteri Pertahanan.Yg hrs diapresiasi adalah langkah yg di ambil p.PRABOWO menutup segala celah agar broker alutsista yg selama ini bergentayangan tak ada lagi leluasa bermain2.smoga semua berjalan sesuai yg direncanakan.terima kasih H.JAGARIN Ulasannya aq tunggu kbr2 baik selanjutnya ,Amiin
Wasalam

WIRO 212

Moon said...

Anggaran 298 triliun baru hanya untuk tahun 2021 ya om haji @jagarin , untuk tahun 2022 dst apa nanti anggaran PLN y beda lagi sampe tembus 1.760 triliun ???

Rahmad said...

Smpe tahun 2024

Unknown said...

Fanpage *World War Zone*

36 Rafale : 7 Bill USD
36 F 15EX : 5 Bill USD
6 FREMM+ 2 Maestrale : 6 Bill USD
4 Scorpene : 3-4 Bill USD ( Estimasi)

https://www.cnbcindonesia.com/opini/20210627212732-14-256337/tantangan-offset-rencana-akuisisi-jet-tempur-rafale-f-15

Mak Lampir said...

Ya kalau ga mau di embargo ya buat sendiri. Kalau belum bisa ya beli yg banyak serta TOT nya sesuai anggaran.sudah sewajarnya jika RI impor alutsista di downgrade. Karena kita Negara kita Jomblo alias tidak ke barat/ke timur.

Ranjau Laut said...

Bertahap

Ranjau Laut said...

Amiinn kanšŸ˜€

Moon said...

Harga Rafale jauh lebih mahal berbanding f15 apa karena offset yg di sepakati ?

INDONESIA MAH HEBAT said...

Harga rafale lebih mahal karena bareng persenjataannya+scalp. F-15 kemungkinan pengadaan senjata berbeda.

Ranjau Laut said...

Dgn harga segitu,sptnya sudah termasuk paket senjata

Ranjau Laut said...

Bandingkan dgn harga 36 rafale india USD 8,8 lbh mahal dri 36 rafale indo,krn india Request source code agar bisa di instal rudal brahmos dan BVRAAM.

Jdi harga 7B USD udah harga normal untuk indo,meliputi paket senjata,pelatihan,infras,10 tahun maintenance.

Unknown said...

Kabar baru dari Alman Helvas
@AHelvas
Correction:

There's possibility foreign loan cap for Indonesian defense acquisition program until FY2024 will raise. But even it raise, the cap won't bigger than US$50 billion. If the raise level is moderate, it will quite enough to finance some major weapon systems includes ammo.

https://twitter.com/AHelvas/status/1409389365273325580

Unknown said...

Yg di setujui bappenas cuma 20 billion...
kalau ada tambahan 30 billion anggap aja angin sorga.... šŸ˜ƒšŸ˜…šŸ˜†

Jagarin Pane said...

Thx

Ranjau Laut said...

Syukuri aja,

isan said...

Singapura dan Aussie ditawarin F35 masa Indonesia mau ditawarin F-16 padahal sdh banyak stock F-16. Apalagi nanti ada pesawat IFX. Minta F35 dikasih F16. Lebih baik beli banyak Rafale dgn offset rudal.

Ranjau Laut said...

Gak butuh f35 juga,

Ranjau Laut said...

It's expected Indonesia will acquire military aircraft before 2024. Indonesia has to spend Ministry of Finance's PSP for LIFT aircraft. If nothing change, South Korea may supply another T-50 LIFT aircraft for Indonesia. It's not clear yet whether it will equip with radar or not.

====

Bakal nambah T50 klo gt

Anonymous said...

The king of lip service *

BPK lapor ke presiden soal negara bisa tak mampu bayar hutang ( berita hari ini );

bagiku gak masalah soal hutang negara yg tembus 8000 triliun lebih katay sudah tembus 40% dari PDB meski ada yg bilang secara resmi baru 30% dari PDB ,kan pulau kita buanyak ada sekitar 17 ribu pulau ,bisa kan di jual untuk bayar hutang , mau Papua di jual silakan , pulau jawa di jual silakan , Sumatera , Kalimantan atau Sulawesi ,kita kan rakyat kecil yg penting bisa makan dan kerja nyari nafkah untuk keluarga itu sudah lebih dari cukup, kota yg memilih pemimpin ya terima apapun yg terjadi bagi bangsa ini ke depan

Kemungkinan untuk pengadaan alutsista akan mengalami ketersendatan juga karena keadaan keuangan negara yg semakin memprihatinkan untuk saat ini , defisit untuk APBNP setiap tahun bisa mencapai ratusan triliun , dan semoga negara Indonesia not end...������

Ranjau Laut said...

https://www.instagram.com/p/CQsFsnmgwqT/?utm_medium=copy_link

Prabowo-Florenceparly
Teken teken teken

Ranjau Laut said...

Penampakan penanda tanganan mitra strategis dua negara di Paris
Akun resmi dubes Perancis ☆

Baru saja Kedutaan besar Perancis menampilkan foto penanda tanganan kerjasama pertahanan di Paris.

Nampak menhan kedua negara menanda tangani kesepakatan mitra strategis dalam akun resmi dubes Perancis, Oliver Chambard.

Seperti diketahui Indonesia melirik pesawat Rafale sebanyak 36 unit dan 4 unit kapal selam Scorpene dari Perancis.

Bagaimana kelanjutannya, kita nantikan berita resmi kemhan atau media lokal lainnya.

Unknown said...

Kabar baik lagi nih.

Kemenhan menunjuk seorang pelobi pertahanan handal untuk memperoleh offset secara maksimal pada pengadaan F-15EX dari USA. Semoga bisa dapat offset sistem avionik dan sistem elektronika lainnya untuk membangun kemampuan Industri Pertahanan Dalam Negeri.

Link:
Indonesian defence minister appoints Qatar defense lobbyist in Washington to speed up defence deals

Consultant Christopher Ott, who represents the Qatari defence conglomerate Barzan in Washington, has been hired to facilitate US defence sales to Jakarta, whose position has become strategic in the context of growing tensions with China

IDR_Raphtalia

https://www.intelligenceonline.com/international-dealmaking/2021/06/29/indonesian-defence-minister-appoints-qatar-defense-lobbyist-in-washington-to-speed-up-defence-deals,109676396-art

Unknown said...

Semoga Aster 30 SAMP/T juga segera dieksekusi untuk ARHANUD.

Anonymous said...

Tidak harus buat sendiri kalau belum mampu. Tinggal cari penjual yg lain tapi jgn dihalangi. Celakanya kan ini beli ke si sam penggunaan harus dapat persetujuan dulu padahal udah beli. Kalau tidak manut diembargo. Beli rusia di sangsi.keterlaluan.habis itu masih ada yg nyiyir alutsista dari si sam tidak diembargo

Defent studies said...

Seharusnya pak jokowi damprat sekali2 uncle sam masa masih gtol nawarin f16 padahal cina calon lawan kita dah pada stealt..

Unknown said...

Maklum, namanya juga pedagang. Lagian tawaran Lockheed Martin akan sulit diterima Menhan kita, karena Menhan kita mengincar jet tempur bermesin ganda. Selama Prabowo menjabat, jangan harap F-16 Viper atau Kapal Selam Changbogo Class atau Fake Frigate buatan DAMEN Belanda bakal lolos.

Prabowo ini menurut saya Menhan terbaik dan paling visioner yang pernah dimiliki oleh Indonesia. Manuver, lobi dan strategi beliau dalam pengadaan alutsista bukan kaleng kaleng macam Menhan sebelumnya.

Anonymous said...

sangat disayangkan ada berita media lokal dan internasional yg msh meragukan kemampuan inhan domestik dlm menyerap ToT dan offset ...
harus dipahami bahwa kejeniusan anak bangsa sdh sejajar dg bangsa lain, pelaksanaan ToT dan offset sebenarnya tdk sulit, pada prakteknya semua disertai buku petunjuk detail + blue print pekerjaan malah plus technical assistant nya ... mudah kan? kalo perlu sekalian beli mesin produksi yg belum ada di inhan lokal.
jadi tdk perlu khawatir pelaksanaan ToT dan atau offset pasti bisa diserap dg cepat, tinggal potongan kue nya harus sebesar mungkin di dapat oleh industri pertahanan Indonesia.
Salam

Unknown said...

Lah, memang SDM INHAN kita belum mumpuni koq. Asal anda tahu, teknologi kunci alutsista seperti jet tempur, submarine, frigat, arhanud dll semua itu membutuhkan teknologi elektronik yang mumpuni. Kalau anda ikut Webinar pertahanan kemarin yang diselenggarakan oleh PT. Semar Sentinel, anda akan tahu di antara hal yang mempersulit transfer of technology itu adalah kesiapan SDM kita khususnya pada bidang fisika dan ilmu sains lainnya, walau memang tidak dipungkiri bahwa kita juga punya SDM di bidang tsb yang mumpuni. Tapi pertanyaannya, apakah SDM kita yang mumpuni itu semuanya terjun di bidang industri pertahanan? Kan enggak. Belum lagi fasilitas dan infrastruktur kita yang belum bisa mengakomodasi SDM tersebut.

Contoh saja F-35 yang kemarin rencananya mau diakuisisi. Ternyata gak bisa karena antriannya panjang. Kalaupun jadi di akuisisi, besar kemungkinan TOT akan terhambat karena kita tidak memiliki kesiapan dari sisi infrastruktur dan SDM yang mumpuni dan jumlahnya memadai. Secara teknologi F-35 itu teknologi tingkat tinggi yang untuk ukuran negara kita belum sanggup menerima TOT karena ya itu lagi masalah infrastruktur dan sarana pendukung untuk menerima teknologi tersebut.

Kita sebagai warga negara Indonesia wajib mendukung kemajuan dan kemandirian bangsa Indonesia khususnya di bidang teknologi pertahanan. Tapi jangan sampai kita menjadi kaum chauvinist dan kaum overproud yang gak melek realita. Mari kita budayakan melek literasi khususnya di bidang pertahanan dan keamanan supaya tidak mudah terpengaruh channel channel youtube militer yang abal abal kayak S*p* Bet*n*.

Kalau mau tambah informasi seputar alutsista, saya sarankan untuk mengikuti channel youtube di antaranya:

1. Sobat Militer
2. Indonesia Defence Review
3. Lycma Mil-Tech
4. Jejak Tapak News

Channel channel di atas adalah channel edukasi yang membahas masalah yang berkaitan dengan proses pengadaan alutsista, teknologi alutsista, sejarah dll.

Adapun channel macam Ob*lan P*n*s, Ind* Mag*z*ne dan semisalnya hanya sekedar channel hiburan saja. Tidak ada analisa dan nilai edukasi, hanya sekedar mengutip berita lokal saja seputar berita alutsista. Semoga bermanfaat.

Unknown said...

Mana ada TOT yang mudah? Kalaupun mau TOT mana ada ceritanya negara yang mau kasih TOT bakal ngasih semua blueprint alutsista mereka. Apalagi ngasih teknologi inti. Memangnya TOT itu modelnya seperti resep masakan ya? Jangan mimpi. Ngasih teknologi inti, sama aja membunuh INHAN mereka. Mereka capek2 R&D dengan dana yang sangat besar, berpuluh puluh tahun, berkali kali gagal sampai akhirnya berhasil, mana ada mereka mau ngasih teknologi inti. Paling banter ya dikasih kemampuan MRO atau produksi part part atau onderdil biasa.

igfirli said...

akhir rafale dan F15 di borong juga

Anonymous said...

buat unknown 12.28 & 12.38

hehehe tks sdh reply, ternyata anda semua korban informasi yg salah besar, coba sering main ke PT. DI, Len Industri, Pindad dan Hariff di Bdg, semua ToT teknologi bisa diserap dg baik dan lancar, malah mampu development menjadi produk ciptaan mandiri ...
coba anda tanya mantan enggineer PT. DI yg dulu kerjakan offset F16 serial awal ... semua pake pelatihan di Amrik, di kasih buku nya malah di dampingi TA bule nya di Bandung.
Anda berdua kepikirannya ToT dan offset harus dikerjakan mulai dari bikin bahan material mentah sampai jadi parts???? hehehe ...
ToT dan offset dikerjakan hanya bagian atau section atau parts yg disetujui dlm kontrak pembelian sista, ingat bung ... material bahan baku masih dikirim dari produsen.
Salam hormat

Ayoeng said...

Bongkar pasang baut, kabel itu bagian dari perjanjian ToT. Kalo untuk buat pespur murni Indonesia memang belum akan mumpuni selamanya karena terkait dengan nilai investasi yg mahal. Tapi liat untuk Kapal perang kombatan, Kapal Selam, Tank, Indonesia sdh dpt membuat sendiri kan, tentunya ada bagian part "sensitive" yg memang harus didatangkan dari luar seperti kanon, mesin, radar, sensor, dll. Untuk pesawat tempur lama kelamaan PT DI juga akan punya produknya sendiri yg mulai dipelajari dari ToT F16 hingga IFX plus teknologi Sukhoi, Rafale & F15. Ingat produk SS V2 dari PT PINDAD juga merupakan buah hasil reverse engineering yang panjang & boleh dibilang sedikit berbau spionase. Oleh sebab itu untuk nego bagian ToT F15EX diperlukan pelobi asal Qatar selaku salah satu negara muslim yang dekat dengan AS.

Unknown said...

Alman Helvas said on his Twitter account:

Germany has offered Indonesia U209 Next Generation submarine in order to shorten the lead time. But Indonesia rejected the offer and preferred the latest generation of German made submarine. With this logic, Indonesia should reject the unlicensed copy of U209 as well. Isn't it?

Apakah ini pertanda Changbogo Class akan ditolak kemudian Indonesia akan mengakuisisi U214 atau U218? Hmmm, mari kita lihat manuver Mr. Prabowo selanjutnya. Semoga lobi-lobi beliau lancar semuanya.

Anonymous said...

U218 yg paling cocok utk sistem perang modern dan secara teknologi sdh termutakhir, TNI AL hrs dapatkan U218 utk mengejar kemajuan teknologi kasel di kawasan sekitar ...

Air force said...

Rencana anggatan pembelian kasel U214 & scorpen batal aja, ganti dgn U218 lgsg beli dr jerman, beli 12 unit full TOT PT PAL.. lompatan teknologi buat insinyur kita di PT PAL serta devisa tetap berputar di dalam negri

Unknown said...

Setuju sekali. Siapa tahu dapat lisensi seperti Turki yang bisa memproduksi sendiri U214.

Anonymous said...

Bang jagarin sekedar usul aja bang.akan lebih menarik kalau rumah abang analisis militer ini dikasih gambar foto ilustrasi dalam setiap postingan karya tulisan abang. Kuraaasa pun

Anonymous said...

Yaa bedalah bosku kalau senapan SS family itu hanya senjata ringan bos bukan senjata kelas berat punya efek penggentar yg tinggi dgn teknologi terkini bosku.seperti rudal kinzal KS baracuda,scorpene,su 57, typhone,f22 raptor,f35uss nimiz class dll itu apa mau mereka kasih TOT hight tech? TOT sensitif dan blue printnya? Jika kita beli sekalipun? . Mustahil.sedangkan teknologi tinggi dan sensitif di kfx/Ifx aja diblokir oleh LM untuk di berikan ke indonesia. Kalau f16 wajarlah dikasih sikit. pespur jadul ituu.produk kelas ringan semacam senapan SS aja untuk mengusainya perlu reserve enginering yg panjang dan rada2 bau spionase kata anda bos apalagi alutsista kelas berat yg punya daya hancur yg dahsyat.mana ada indonesia sudah buat sendiri kapal perang kombatan, kapal selam dan tank seperti tulisan anda diatas bos? Kapal selam cangbego class baru merakit itupun baru satu unit, kapal kRi RE martadinata class masih merakit itupun si belanda ingkar janji dgn TOTnya sehingga RI tidak mau lagi melanjutkan pembelian unit berikut atau beli kelas yg lebih tinggi fregat provinsi.akhirnya pilih frigate italia. Tank kaplan masih merakit. Gak percaya? Itu mesin harimau hitam dari inggris caterpilar, kubah meriam dan meriam dari belgia, sistim transmisi dari amerika.mesin kapal2 KCR dan rudalnya masih impor. INTINYA KITA HARUS LEBIH GIAT,BELAJAR LEBIH KERAS LAGI DAN LEBIH CERDIK UNTUK MENDAPATKAN TOT KUNCI DARI PRODUSEN.

Unknown said...

Bung Jagarin

mohon pencerahannya sekali lagi alutsista apa yg akan datang dan yg sdh deal as of today, spy ada gambaran MEF III ini sampai dimana dan perkembngannya sperti apa.. please banget Bung Jagarin šŸ™

Basmiteroris said...

Mef 3 bubar

Jagarin Pane said...

Sy menulis dan posting tulisan via hp sehingga kesulitan upload foto. Klo lewat laptop bisa tapi karena mobilitas postingnya via hp. Mhn dimaklumi.

Jagarin Pane said...

Mef 3 sdh kabur programnya karena sdh dilebur dgn program reformasi alutsista. Intinya mempercepat kehadiran alutsista lengkap seperti 36 rafale, 4 kapal selam, 5 herky, 25 radar gci,2 kapal pemburu ranjau, 6 pesawat amfibi, 16 fregat dll.

Jagarin Pane said...

Klo kfx jalan terus, namun sejak musibah 402 lanjutan u209 batch 2 kelihatannya tidak dilanjut.

Jagarin Pane said...

Iya untuk cetak pilot jet tempur yang bakalan rame berdatangan.

Ranjau Laut said...

Betul bgt @bung jagarin
Kita sudah terlambat,sekalian borong biar mempercepat kedatangan atau pengadaan modernisasi alutsista.

Cakep

Unknown said...

Menurut informasi dari admin Lightning II-chan, dari dana yang diajukan Menhan sebesar $124,9 Billion, yang disanggupi oleh Bapenas hanya $92,4 Billion dan hanya tinggal menunggu keputusan di Istana saja.

Walau seandainya hanya disanggupi $92,4 Billion, itu sudah termasuk besar. Semoga segera terealisasi untuk mengejar target MEF 2 yang keteteran saat dipimpin oleh Menhan RR.

Orang unik said...

Renungan pemakaian anggaran alutsista TNI:
Bila memang benar dikucurkan mulai tahun ini $US 20,7milyar serta tiap tahun berikutnya juga dapat alokasi yang sama jumlah uangnya dari pinjaman luar negri, maka pihak Kemhan harus benar benar teliti dalam pembelian alutsista tni yaitu alutsista mana yang paling urgent buat masing masing Matra TNI,dahulukan segera yang urgent buat masing masing Matra TNI,yang harus diingat adalah pasokan logistik harus oke dan stok banyak lalu perhatikan juga kemampuan service ringan kemampuan service sedang kemampuan service berat serta kemampuan modifikasi bila diperlukan suatu saat kelak,karena memenangkan perang salah satunya soal logistik harus oke serta kemampuan yang baru disebut tadi juga oke, jangan buru buru memilih alutsista yang gahar tapi kita kaga mampu supplay logistiknya serta tidak mampu soal servicenya,jadi harap diperhatikan bila ingin beli alutsista baru Gress tolong diperhatikan kemampuan stok+supplay logistiknya serta perhatikan juga kemampuan servicenya supaya alutista yang dibeli bisa mencapai kemampuan pakai sampai 30tahun.
Mudah mudahan berguna ya.

Unknown said...

Biaya operasional Rafale lebih murah dari F15 l,lebih mahal sukhoi...