Monday, April 20, 2020

Tetap Pasang Kuda-Kuda

China kembali memperlihatkan arogansi militernya meski dunia lagi "dianeksasi" musuh bersama Corona. Militer negeri itu mengerahkan kapal induk Liaoning dan sejumlah kapal striking forcenya di Laut China Timur (LCT) dekat Okinawa dan Selat Taiwan.

Tidak hanya di LCT tapi juga di Laut China Selatan (LCS) China memperlihatkan keangkuhan militernya. Belum lama berselang kapal nelayan Vietnam diseruduk dan ditenggelamkan di perairan Paracel LCS. Padahal negeri tirai bambu itu belum sembuh benar dari serangan virus mematikan Corona.

Pada saat yang sama kapal induk AS yang sedang bertugas di Pasifik Barat USS Theodore Roosevelt ditarik ke Guam. Dan kapal induk yang lain USS Ronald Reagan diistirahatkan di Yokosuka Jepang. Semua karena ratusan awaknya terkena virus Covid 19.  Maka pertunjukan militer China yang leluasa mengerahkan sejumlah kapal perang ke LCTdan LCS  adalah cermin ambisi militer yang buas.

Ketika ditinggal payung dua kapal induk AS yang "ditaklukkan" Covid 19,  betapa terasa telanjangnya LCT dan LCS. Artinya China memang hanya sepadan lawan AS. Kombinasi seluruh kekuatan militer di Asia Tenggara tidak dianggap gahar alias gak nendang bagi China. Makanya dia leluasa suka-suka hati mengerahkan kapal perangnya yang jumlahnya ratusan unit kemana dia suka.

Belum lagi soal pelebaran pengaruh. China sudah dan sedang membuat pengaruh di Kamboja, Laos dan Myanmar. Sementara Thailand tidak punya klaim konflik alias netral, Singapura juga. Maka sesungguhnya ASEAN tidak lagi kompak menyuarakan kata sepakat untuk melawan klaim China terhadap LCS.

Sopan santun militer dan ikut bersimpati atas tragedi wabah Corona yang diawali dari China, yang melanda dunia saat ini tidak diperlihatkan China. Ambisi militernya yang haus penguasaan sumber daya energi membuat semua negara di sekitarnya pasang kuda-kuda.

Maka bagi Indonesia persiapan pasang kuda-kuda adalah mempercepat perolehan alutsista yang berdaya gebuk besar. Misalnya untuk angkatan laut, Iver Class. Dan melanjutkan program Martadinata Class batch 2. Untuk angkatan udara percepat proses jet tempur F16 Viper. Fokus ini saja dulu karena memang sudah jauh-jauh hari dipersiapkan.

Selama lima tahun ini tidak ada penambahan alutsista strategis jet tempur dan KRI striking force. Yang ada hanya kedatangan alutsista dari proses rezim sebelumnya. Jet tempur Sukhoi SU35 hanya fatamorgana. PKR 10514 jalan ditempat alias hanya dua saja cukup kayak slogan KB.

Bagaimana mau pasang kuda-kuda kalau soal pengadaan alutsista strategis terkesan lambat. Mudah berputar haluan dan retorika menggebu kemudian diam nyaris tak terdengar. Seakan-akan semua sedang bersiap mendengar suara baling-baling Nagapasa Class. Dan yang terdengar justru jeritan Corona yang membuat dunia terhempas.

Rapatkan barisan, perkuat pagar teritori negeri gak pake lama. Beli alutsista strategis tanpa harus bertele-tele sesuai kebutuhan bukan sesuai selera. Tetap fokus pada physical distancing, stay at home mawon. Pertahanan negeri tetap bagian dari prioritas. Pertahanan negeri adalah investasi, jadi percepatlah dan istiqomahlah.

****
Semarang/ 15 April 2020
Jagarin Pane

20 comments:

Anonymous said...

Bang Jagarin, tulisan bagus. Mau tanya bang Jagarin, minimal jumlah ideal kapal perang TNI AL ituada berapa?

Anonymous said...


Inilah yang sangat ditakutkan jika dalam 5 tahun kemarin tidak menjalankan strategi yang sudah dibuat dalam MEF...

Laut Cina Selatan sangat potensial untuk menjadi konflik yang akan akan menyeret Indonesia. Kemungkinan besar wilayah kita pun bakal teraneksasi ambisi cina tersebut.

saya setuju saran bung Jagarin untuk 4 tahun kedepan:
realisasikan segera pembelian fregat minimal 2 kapal,
percepat pembelian F-16 Viper,
percepat pengganti SU 35 (F-15E atau F-35B),
penambahan 3 kasel, dan
percepat realisasi R-han


selain itu terus fokus penumpukan alutsista rudal jarak jauh dan pembangunan fregat serta destroyer.

The soekarno ruh said...

Salam

Hari ini naga yg dulu miskin kini sdh mnjadi naga api yg siap membakar negara manapun di LCS.

Dutarte president philipina dalam satu wawancara ditanya wartawan kenapa philipina tidak berperang dengan china ketika pulau yg sah secara international milik philipina dijadikan pangkalan militer oleh china.
Jawab dutarte bagaimana kita bisa melawan negara yg dalam hitungan menit rudal jelajahnya akan meluluhlantahkan philipina.

Cerita itu terjadi pada semua negara berkonflik Di LCS termasuk Indonesia.

Jarak antara Beijing dan Jakarta hanya 6800 km dan jarak rudal jelajah China DF-41 bisa menembakkan rudal dengan jarak 12.000 Km klau China memencet tombol rudal jelahahnya dalam hitungan menit Jakarta hancur.

Sementara Jakarta hanya punya perlindungan Oerlikon skyshield yg hanya mampu menembak drone dan skalipun Nasam hadir juga tak mampu menolong jakarta hancur

Negara dengan 250 juta hanya dilindungi dengan Tameng kaleng kaleng.

Rusia memiliki rudal jelajah TOPOL RT-2PM.India AGNI.Amerika MINUTEMAN.

Lihat India kmarin dia menembakkan Rudal Jelajah AGNI ke Orbit satelite dan mampu menembakan Satelitenya yg sdh tak terpakai hancur berkeping keping.
Tahukah kita jarak bumi ke orbit satelite itu untuk jarak terkecilnya 2000 Km dan teringginya 35000 Km.

Dimana posisi NKRI.
Kita sama dengan negara lainya di LCS hanya terbengong bengong lihat sang naga dan tak bisa berbuat apa apa.

Harapan masyarakat Asean Indonesia bisa mnjadi tameng penahan sang naga tapi lagi lagi Indonesia tidak bisa menolong maap brother asean saya terpaksa mesra dengan china..

Semua serba terlambat saya lihat bung jagarin dalam tulisannya selalu menghimbau percepat percepat alutista tapi ya saya cuma bisa bilang semua sdh terlambat.

Mengapa terlambat hari ini NKRI hanya mampu buat rudal RHAN jaraknya tembaknya hanya maksimal hanya 150 Km.

Selama berpuluh puluh tahun merdeka
Perang sdh didepan mata LCS sdh tinggal menunggu waktu minta tolong dengan paman Sam kecil kmungkinan mau perang di LCS klau sekarang kapak induk bolak balik di LCS hanya hadir krena polisi dunia.
Paman sam punya cerita buruk alias selalu kalah perang di Indopasifik.
Kalah dengan vietnam dan klah dengan korut saat perang korea.

Solusi apa buat NKRI ...gak ada solusi krena sebentar lagi krisis dan negara juga gak mampun beli alutista.
Fakta hari ini kmarin kita semua mngumpulkan ktp kk ke Rt untuk dapat sembako tapi hingga hari ini blum juga realisasi logikanya yg sembako aja gak ada uang apalagi alutista bro...

Siap siap puasa alutista

Jagarin Pane said...

200 kri utk 3 armada, itu idealnya.

Jagarin Pane said...

Luar biasa statement nya. Dan itulah kenyataannya. Anggaran sdh disediakan saja masih lemot. Contohnya SU35, sdh jauh2 hari dianggarkan. Coba klo thn 2017 sdh sign gak bakalan kena caatsa.

The soekarno ruh said...

Mkasih bang jagarin.

Tetap berkarya dengan tulisannya krena dengan itu anak bangsa tersadar betapa rapuhnya negara ini untuk pertahanan.

Thanks my bro.

MELON BESAR BUALNYA AJA said...
This comment has been removed by the author.
MELON BESAR BUALNYA AJA said...
This comment has been removed by the author.
MELON BESAR BUALNYA AJA said...

Artikelnya bagus...Merurut Pandangan saya Kalau Kita Punya Rudal jelajah aja... sepertinya agak beranilah menghadapi jikalau cina agresif dengan kita.... Rudal Jelajah Yang bisa untuk diajak kerjasama Hanya Korsel (Kalau Mereka bersedia) Sebab teknologi Rudal ini jarang negara yang Bersedia untuk diajak kerjasama,,,hehehe... Pakistan. Iran,dan Korut mereka Dekat dengan Cina.. Hanya Korsel dengan Rudal Hyunmoo 3Cnya Dengan skema Beli Rudal Hyunmoo 3 (Walaupun Jaraknya 1500 Km ini cukup bagus mempertahan diri jika diserang) sekalian ToTnya... Jika kita tidak bisa membuat Rudal sendiri kedepannya.. Ketika diserang Maka Akan kehabisan amunisi.. Karena Membeli Kuantitasnya terbatas... Jadi Berusaha keraslah kita bagaimana mendapat teknologi Rudal Jelajah ini dalam 5 Tahun Kedepan ...semoga pimpinan kita terinspirasi

Rahmad said...

Apalagi tahun ini anggaran pertahanan di potong paling banyak sekitar 8.1T gara gara covid 19

Hmmmm ngelus dadanya di tambahin saja😓

Anonymous said...

Jangan lupa beli juga tambahan heli tempur apache dan viper untuk jaga natuna

isan said...

Cukup memprihatinkan sekali realisasi pengadaan alutsista saat ini terutama alutsista kelas berat nyaris tidak ada realisasi. Disisi lain anggaran negara malah dihabiskan untuk mark up besar-besaran proyek tim khusus presiden. Sungguh ironi dan tragis. Kenapa harus anggaran pertahanan yg dipotong kenapa bukan proyek2 mercusuar spt ini yg dihapuskan. Dunia mau perang dunia ketiga tetapi kita malah masih mikirin kantong sendiri.

Gus Endho said...

Pemerintah sepertinya kurang serius dlm mewujudkan kekuatan militer yg mempunyai daya pukul tinggi..mereka tdk bercermin bahwa untuk menjadi negara yg kuat n disegani dan memiliki bargaining power maka hrs di payungi dg Alutsista Canggih n Gahar, sungguh ironis sejak pengadaan di MEF III yg di gadang2 akan mempunyai daya gentar tinggi nyatanya smpai saat ini blm terealisasi dan seperti jalan di tempat sementara LCS panas dingin, jgn smpek kejadian seperti Natuna terulang kedua kalinya krn Kedaulatan Negara di ats segala2nya segeralah sign n datangkan alutsista canggih n modern demi harkat n martabat NKRI bravo TNI

Ranjau Laut said...

Kalo mau gahar TNI cukup beli hanud jarak menengah krn lebih efektif lbh murah pas dikantong ketimbang beli hanud jarak jauh besar biaya mahal.
Saran saya harga yg pas terjangkau di kantong menhan ya spt
Hanud BUK mk3 viking jangkauan 70km ketinggian 35km harga murah.atau
Aster 30 Sampt.
Masing hanud tempatkan di wilayah strategis spt Natuna,biak,kupang,nunukan,ibukota baru masing2 2 baterei.
Khusus ibukota Nasams2 dgn 2 batrei.
Dan untuk pesisir pantai klo bisa beli P800 bastion/onix anti kapal.
Semoga aja terwjjud

Ranjau Laut said...

Kayaknya gak mungkin ya bro klo kita punya rudal jelajah krn negara kita bukan agresor kita negara non blok.
Yg kita butuhkan hanya rudal pertahanan yg mumpuni spt hanud jarak menengah BUK Mk3 viking,aster 30,s350e vityas atau THaad dah semua hanud disebar di tmpt straregis wilayah barat timur dan tengah.

Ranjau Laut said...

Boleh juga klo bisa tambah jg Mi35 dan aster 30 atau Buk mk3

Ranjau Laut said...

Nah Hanud nasams 2 sudah ada bro suatu yg bikin kita bangga punya hanud jarak menengah.

Ranjau Laut said...

Tenang TNI gak tidur bro.
Setelah Nasams 2 berlanjut ke hanud yg lbh strong hehe.
Klo Natuna khusus dijaga hanud juga spt Aster 30,BUK Mk3 viking
Dan pesisir pantai dijaga p800 bastion anti ship missile.
Itu baru gahar

Ranjau Laut said...

Tiap kapal kelas frigat di install Yakhont.
Ditambah Hanud jarak sedang yg murah aja aster30 Buk mk3 hehhe
Sambil tunggu RX 450 dri lapan

Ranjau Laut said...

Saya punya Ide klo anggaran tahun depan naik TNI AL hrus perbanyak LPD ideal tiap armada ada 4 LPD dan tiap LPD di isnstal di modif bisa bawa rudal Yakhont atau S Kalibr spt halnya KRI oswald pasti PtPAL yakin bisa.
Kapal selam kita juga pasang rudal S kalibr. Tiap kpal KCR bawa rudal c705.
Jika Iver class jadi wajib di pasang rudal yakhont.