Sepanjang tahun 2025 ini pemberitaan tentang belanja alutsista Indonesia sangat intens dan menggebu. Berbagai informasi tentang belanja investasi pertahanan Indonesia menggema luas. Misalnya pengadaan ratusan drone, peluru kendali dan 2 kapal cepat rudal dari Turkiye, rencana penambahan jet tempur Rafale, artileri Nexter dan kapal selam Scorpene dari Perancis. Kemudian kepastian lanjutan program jet tempur KFX/IFX bersama Korsel, dengan rencana produksi 48 unit untuk TNI AU. Dari Indo Defence yang digelar di JIExpo Kemayoran Jakarta tanggal 11-14 Juni 2025 berbagai kesepakatan bisnis alutsista terlihat dengan terang benderang.
Yang bernuansa spektakuler dalam pergelaran Indo Defence ini adalah MOU pengadaan 48 unit jet tempur gen 5 KAAN buatan Turkiye untuk Indonesia. Gemanya meluas ke seantero dunia karena Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan ikut mempublikasikannya. Dia merasa bangga dan bergembira dengan kesepakatan bisnis alutsista terbesar. Sebenarnya ini adalah format bahasa marketing komunikasi produsen alutsista sebagai publikasi unjuk performansi untuk membangun image merek. Kunci kepastian pengadaan alutsista adalah sign kontrak efektif dan bayar DP seperti kontrak 42 jet tempur Rafale.
Sama halnya dulu ketika India naksir Rafale Perancis. Lalu ada publikasi dari Dassault bahwa India akan memborong seratusan jet tempur Rafale. Nyatanya sampai hari ini hanya 36 Rafale yang menjadi aset angkatan udara India. Termasuk ada kabar kaget belum lama ini bahwa Indonesia akan membeli 42 jet tempur J10 Chengdu bekas dari China yang lagi naik daun karena mampu menjatuhkan Rafale India. Dalam bahasa marketing intelligence bisa saja publikasi ini untuk menguatkan pamor Chengdu yang sedang mencari ceruk pasar. Apalagi sedang menguat pamornya pada pertempuran India Pakistan baru-baru ini.
Dunia kita saat ini sedang tidak baik-baik saja. Sedang berada dalam proses transisi perubahan tatanan dunia dari unipolar ke multipolar. Selama 45 tahun lebih sejak perang dunia kedua usai, dunia berada dalam tatanan bipolar blok barat dan blok timur. Keduanya saling berhadapan dengan menggelar kekuatan militer besar yaitu NATO dan Pakta Warsawa. 35 tahun kemudian sejak Pakta Warsawa dan Uni Sovyet bubar tatanan dunia berubah menjadi unipolar. Dengan dominasi dan hegemoni AS bersama NATO. Mereka menguasai "tatakrama dan perilaku" berdasarkan cara pandang mereka. Perang Teluk jilid satu dan dua, serbuan ke Libya dan Afghanistan adalah simbol hegemoni dan arogansi AS bersama NATO berdasarkan pembenaran argumen versi barat. Kemudian China muncul sebagai kekuatan ekonomi dan militer raksasa. Lalu terbentuk kerjasana ekonomi BRICS, diikuti terbentuknya Aliansi Strategis Rusia, China, Iran dan Korea Utara. Menyusul hadir Pakta Aukus sebagai NATO nya Indo Pasifik.
Transisi tatanan dunia, dinamika kawasan, luasnya wilayah tanah air yang kaya sumber daya alam, posisi geostrategis dan geopolitik Indonesia termasuk perebutan sumber daya alam adalah pemicu percepatan penguatan investasi pertahanan Indonesia. Kekuatan pertahanan Indonesia saat ini baru sampai pada kriteria minimalis. Limabelas tahun program MEF TNI sejak tahun 2010 telah menghasilkan pertumbuhan kekuatan alutsista pengawal republik yang signifikan. Meski baru masuk kriteria minimal. Dan saat ini kita sedang mengupayakan pertumbuhan investasi pertahanan secara extraordinary agar mampu secepatnya memberikan daya tangkal kekuatan pertahanan yang setara dengan dinamika konflik kawasan dan luasnya wilayah teritori kita.
Berbagai parameter dinamika kawasan berpotensi menjadi konflik dan perang terbuka. Termasuk berbagai contoh pertempuran di berbagai kawasan dan perkembangan teknologi alutsista. Maka percepatan untuk belanja investasi pertahanan negeri ini sangat diperlukan. Kita cermati pertumbuhan satuan tempur dan teritorial yang nyaris tak berkembang selama 50 tahun. Maka perlu pengembangan. Jumlah batalyon TNI AD misalnya hanya bertambah hitungan jari selama beberapa dekade ini. Batalyon artileri, arhanud, dan kavaleri TNI AD masih sangat kurang jika dibandingkan dengan luasnya wilayah. Air Defence System (ADS) kita perlu penguatan prioritas. Utamanya untuk lapis kedua infrastruktur satuan tembak peluru kendali surface to air jarak menengah.
Penambahan 100 batalyon teritorial TNI AD adalah bagian dari upaya untuk memastikan coverage kontrol pertahanan darat secara merata. Indonesia adalah negara kepulauan. Manajemen pertahanan internal pulau adalah bagian dari strategi pertahanan komprehensif bersama matra laut dan udara. Perkuatan matra udara dan laut adalah untuk memenuhi kriteria pre emptive strike. Doktrinnya berani masuk digebuk. Kalau sudah terlanjur masuk, matra darat yang akan menggebuk. Penambahan 100 batalyon teritorial TNI AD ini juga dalam upaya membangunkembangkan manajemen ketahanan pangan yang sedang diprioritaskan pemerintah. Kita ketahui pemerintah saat ini sedang berupaya untuk mencapai ketahanan pangan sebagai bagian dari kedaulatan pangan. Kementerian pertanian dan pertahanan bersinergi untuk percepatannya.
Manajemen tentara adalah manajemen komando. Perintah untuk ekstensifikasi dan intensifikasi lahan pertanian dan target yang ingin dicapai adalah "perintah tempur" yang harus dilaksanakan dan wajib terlaksana. Tugas ini masih berada dalam teritori operasi militer selain perang (OMSP) sesuai UU TNI. Dengan argumentasi ini kita meyakini program swasembada pangan bisa tercapai, dengan perekrutan sdm tentara yang disiplin dan sdm pertanian yang profesional. Saat ini Indonesia berhasil dengan program swasembada beras hanya dalam waktu 6 bulan sejak Nopember 2024. Sebuah prestasi yang patut diapresiasi. Perintah dan rantai komando Presiden, bersama kualitas seorang Menteri Pertanian dan Wamennya terbukti menghasilkan kinerja cemerlang.
Harus diakui bahwa sampai saat ini manajemen pertahanan kita belum kuat, masih minimalis. Sementara dinamika konflik dan pertempuran terjadi di berbagai kawasan. Tidak ada yang bisa menjamin bahwa di tahun-tahun mendatang tidak ada perang. Di Indo Pasifik ada Pakta AUKUS untuk melawan China. Panmunjom Korea, Nine Dash Line, dan Taiwan adalah hotspot bisul yang bisa meletus menjadi pertempuran hebat. Thailand dan Kamboja yang bukan hotspot, tiba-tiba saja bertempur oleh sebuah sebab perselisihan perbatasan. Padahal sesama anggota ASEAN, mestinya bisa dirundingkan sesuai karakter ASEAN. Pertempuran Thailand-Kamboja adalah contoh terkini bahwa konflik terbuka bisa terjadi dimana saja dan kapan saja.
Perkuatan alutsista dan pengembangan organisasi militer Indonesia saat ini adalah sebuah kenicayaan. Dalam waktu dekat Kopassus TNI AD, Kopasgat TNI AU , Kormar TNI AL akan dipimpin panglima bintang tiga. Lantamal akan menjadi Komando Daerah Angkatan Laut (Kodaeral). Beberapa Air Force Base menjadi kelas A seperti Soewondo AFB Polonia Medan. Lima Kodam baru segera diresmikan. Yaitu Kodam XIX Tuanku Tambusai untuk provinsi Riau dan Riau Kepulauan. Kodam XX Radin Inten untuk provinsi Lampung dan Bengkulu. Kodam XXI Tambun Bungai untuk provinsi Kalsel dan Kalteng. Kodam XXII Tadulako untuk provinsi Sulteng dan Sulbar. Kodam XXIII Mandala Trikora untuk provinsi Papua Selatan. Penambahan Kodam ini selaras dengan penambahan 100 batalyon teritorial TNI AD. Sementara itu batalyon Armed Roket dan batalyon Kavaleri juga akan ditambah.
Investasi pertahanan adalah amanat konstitusi. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi kesejahteraan yang semakin meningkat, investasi pertahanan adalah bagian dari derap langkah yang seiring sejalan. Pertumbuhan ekonomi menghasilkan pertumbuhan GDP dan GNP. Perjalanan pertumbuhan kesejahteraan harus berada dalam payung perlindungan yang kuat dengan investasi pertahanan. Semuanya bermuara pada eksistensi dan keberlangsungan perjalanan bangsa. Kekuatan militer yang kita kembangkan adalah untuk memastikan bahwa wilayah teritori NKRI berada dalam genggaman manajemen pertahanan yang tangguh, modern dan bermarwah. Genggaman ini sejatinya adalah untuk memberikan jaminan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan. Bukankah dua hal ini yang menjadi bagian dari tujuan kita bernegara?
****
Jagarin Pane, 18 Juli 2025
22 comments:
Lapak sudah d buka sama Bang Haji jagarin , mari caci maki di persilahkan ,, pusing2 dll
Salah satu deal tarif trump 19 persen adalah pembelian 50 boeing SALAH SATUNYA adalah B 777 tidak menutup kemungkinan bisa F15 atau E7 bisa juga P8 dan chinnok
Dengan begini pemerintah punya dasar untuk pembelian F15 (ini lebih berkesan permintaan RI ketimbang Amerika bukan)
Caci maki? Yg bener itu silahkan shearing ilmu dan pengetahuan dunia militer baik yg manis maupun yg pahit, suka atau tidak suka yg namanya info dunia militer beserta teknologi militernya itu ada poin menguntungkan dan adabpoin merugikan, manis dan pahit maupun menguntungkan dan merugikan itu satu paket yg tidak bisa dipisahkan ibarat perang ada yg menang ada yg kalah atau gencatan senjata bertahun tahun lamanya seperti Korea Utara -Korea Selatan. Gencatan senjata itu biasanya adalah terobosan utk menghindari kekalahan yg memalukan karena anggaran perang hampir habis + stok gudang peluru senjata logistik menipis.
Perkembangan Alutsista TNI
Dengan melihat perkembangan Dunia dan situasi yg sdg terjd perubahan secara signifikan dan juga mengkhawatirkan shg perlu langkah" preemtive dan preventive guna mempersiapkan kondisi yg terburuk yaitu terjadinya situasi yg memanas atau perang. Kita beruntung memiliki Presiden yg paham betul utk membaca dan menganalisa ttg Geopolitik, geostrategis dan geoekonomi yg terjd perubahan dgn signifikan. Semoga yg ditulis atau dijelaskan oleh Bang Jagarin Pane pada tulisan diatas dpt diwujudkan oleh pemerintah guna mengantisipasi situasi yg tdk menentu....
Negara Indonesia adalah negara yg rata rata tanahnya subur dan kandungan di dalam tanah juga aduhai dan menjanjikan buat suplai cuan cuan devisa negara yg besar serta lautnya pun juga banyak kandungan alamnya yg menjanjikan. Tapi dari orde lama sampai sekarang pun kok seperti rakyatnya hidup sengsara, yg kaya makin kaya dan yang susah makin susah, tingkat pengangguran tiap tahun makin banyak, dan yg paling tidak bisa diterima adalah lulusan S1 dan S2 juga banyak yg nganggur. Aneh rasanya kalau melihat ini, siapakah yg harus disalahkan? Sebetulnya rakyat Indonesia ini harus hidup makmur dan sejahtera karena tanahnya subur dan kekayaan alamnya yg banyak melimpah dan aduhai. Ternyata utk mengelolah kekayaan alam yg melimpah ini ternyata Indonesia tidak punya uang dan tidak punya SDMnya sehingga butuh investor asing yg celakanya para investor asing ini yg mengelolah dari hilir sampai ke hulu proyek yg didapatkannya dari pemerintah Indonesia sedang tenaga kerja asli Indonesia hanya sebagai buruh pabrik aja. Dan celakanya lagi sekarang pake outsourceing buat tenaga buruh pabrik, semakin susah tenaga kerja Indonesia di negara sendiri.
Kondisi begini siapa yg harus disalahkan? Siapa yg harus bertanggung jawab?
Mengurus management pertahanan dan investasi oertahanan itu tidak gampang karena ternyata pemerintah Indonesia tidak punya uang buat suatu investasi proyek serta nasib tenaga kerja Indonesia yg masih belum menjanjikan buat sandaran hidup.
Link basi..itu permasalahan Indonesia 2 dekade yg lalu sekarang bnyk SDH di kelola oleh perusahaan Indonesia sendiri jg sdmnya ato kerja sama dgn per asing
Kira hrs bersyukur bnyk perusahaan dan tenaga ahli Indonesia sendiri yg membangun dan mengelola kekayaan alamnya..gak seperti malassia yg perusahaanya sahaja yg namanya dlm negri tapi tenaga ahlinya semua orang asing ato exspert ini terjadi dlm segala bidang di sana..bahkan bikin kapal kecil aja di sana tenaga ahli dan karyawannya semua orang Indonesia
Oh betul tapi cuma nama PT nya saja tapi didalamnya semua orang luar negeri, kaga percaya? Coba lihat sendiri investasi besar besaran dari RRC lalu pernah coba kerja di Freeport? Lihat aja sendiri di dalamnya, sy dulu pernah kerja di sana jadi tau.
Oh iya betul semua yg anda komen tapi ada tapinya Indonesia kekurangan SDM di bidang teknologi militer terutamanya ya. Selain itu teknologi mengolah bahan mentah biji nekel menjadi bahan baku dasar utk industri batterai Litium belum ada SDMnya lalu mengolah bahan dasar tersebut menjadi baterai Litium juga belum ada SDMnya swhingga semuabpekerja masih pake pekerja RRC, lalu di pengeboran lepas pantai minyak, sebagian besar masihbpake tenaga kerja asing kecuali di kantor ousatnya sudah banyak pake pekerja lokal, sy pernah kerja di pertambangan minyak mentah lepas pantai di Fak Fak Papua sehingga tau jelas bukan omong kosong.
Lalu kapal perang baru TNIAL semuanya mau diinstal teknologi Turkey, barangnya tentu didatangkan langsung dari Turkey lalu dipasang di galangan kapal lokal dgn supervisi Turkey. Ini sy kasih tau ya yg namanya perusahaan lokal yg sudah go Internasional sudah dibuka sahamnya di bursa saham Internasional semua pekerjanya dari berbagai negara yg lulus test calon pegawai, nah di sinilah letak masalahnya dimana banyak calon tenaga lokal tidak diteeima kerja karena kalah saing kalah skill dgn calon tenaga kerja asing, saya bisa bilang karena sy mengalaminya saat melamar kerja di perusahaan minyak lokal tapi sudah go Internasional.
Indonesia sebetulnya harus punya banyak SDM disegala bidang teknologi karena jumlah penduduk usia sekolah di Indonesia cukup besar, masalahnya muncul setelah lepas SMA SMK, banyak anak anak pintar otaknya cerdas selalu ranking 5 besar tapi tidak bisa melanjutkan study di Universitas lokal karena orang tuanya keuangannya terbatas sehingga langkahnya pun jadi terbatas. Pernah juga dapat beasiswa lokal tapi juga terbentur biaya makan sehari hari biaya kost dan biaya transportasi. Ini pernah terjadi pada teman saya waktu di SMA 78 Kemanggisan, sy punya teman sebut saja namanya si X, orangnya pintar selalu ranking 1 terus dari SMA kelas satu sampe lulus dapat PMDK juga dia di ITB jurusan Mesin kalo nggak salah urutan ke 15 tapi itu semua gagal total karena terhalang masalah biaya karena ortunya sopir bis PPD, sy pernah berjumpa dgn dia setelah puluhan tahun ternyata dia jadi supir bis malam antar kota antar provinsi pahala kencana karena sy naik bis tsb dan duduk persis dibelakannya.
Sebetulnya ada hal membanggakan yg pernah dilakukan Indonesia soal menyiapkan calon calon SDM berbagai disiplin ilmu.
Siapakah mereka itu? Saat menjelang thb1960 Soekarno membuka beasiswa sebesar besarnya bagi para mahasiswa/i berbagai Universitas lokal utk dikirim ke berbagai negara blok barat dan blok timur dgn biaya gratis karena semua ditanggung pemerintah pusat. B.J. Habibie termasuk salah satu mahasiswa ITB yg melamar dan dikirim ke jerman barat utk menekuni bidang aerodinamika pesawat terbang. Yg pernah saya dengar yg dikirim ke blok timur itu adalah yg mendalami bidang teknologi atom teknologi nuklir teknologi roket teknologi rudal teknologi radar teknologi komunikasi dan navigasi teknologi perangkat keras dan perangkat lunak yg ada di kapal perang dan pesawat tempur teknologi kapal selam teknologi bangun kapal perang teknologi mitraliur utk dasar pembuatan meriam canon dll, sepertinya 6g dikirim ke blok timur itu diarahkan utk industri pembuatan alat perang . Tapi sayang paska gestapu G30S PKI beasiswa tersebut bubar dibatalkan dan semua mahasiswa/i di blok barat ditarik pulang tapi mahasiswa/i di blok timur tidak bisa pulang ke tanah air karena pasportnya dicabut dibekukan oleh pemerintah RI. Tapi nasib beruntung meninpa para mahasiswa/i yg belajar si blok timur ini karena pemerintah lokal negara tersebut mau menerima para mahasiswa/i utk meneruskan kuliahnya sampai selesai S1 lalu dilanjutkan sampai lulus S2 dgn biaya negara lokal tersebut, setelah lulus para mahasiswa/i itu langsung diterima bekerja sehingga akhirnya para mahasiswa/i ini mendapatkan kewrganegaraan mereka yg baru, lalu di negara blok timur itulah para mahasiswa/i bisa hidup bisa berumah tangga dan bisa berkarya kerja sampai usia pensiun dan mereka semua tidak mau kembali lagi ke Indonesia karena sakit hati paspor mereka dicabut dan dibekukan pasca gestapu. Saya punya saksi matanya karena tante saya perawan tua dapat suami yg ex mahasiswa si blok timur tepatnya negara DDR saat itu dia menekuni bidang teknologi atom sampai jadi profesor di Universitas DDR, saat tembok berlin runtuh dan jerman jadi satu diia bertemu dgn BJ Habibie dan siajak pulang ke RI karena waktu itu usianya sudah 55TH, dia sudah beristri orang DDR dan Punya 3 orang anak, karena istri dan 3anaknya tidak mau diajak pindah ke RI, maka diceraikan dan ditinggal semua harta benda di DDR buat istri dan 3anaknya. Akhirnya dia dibiayai oleh BJ Habibie oulang ke tanah air serta dikasih pekerjaan di BPPT bidang teknologi atom, di sinilah dia bertemu dgn tante saya yg perawan tua lalu dinikainya, dari dialah sy baru tau soal ini semua era Soekarno . Dia kembali ke tanah air bareng BJ Habibie sekitar thn 1986.
Maaf salah nulis, bukan thb1986 tapi 1994 kalo kaga salah.
Investasi pertahanan kuncinya ada di keuangan negara, seberapa kuatkah keuangan negara tiap tahun. Kekuatan keuangan negara ini bersumber dari pemasukan uang ke kas negara bisa dari pajak bisa dari pinjaman dalam negeri bisa dari pinjaman luar negri bisa dari penjualan obligasi bisa dari penjualan stok emas atau stok dollar yg disimpan di BI dll investasi pertahanan diperlukan utk membiayai sejumlah proyek pembelian alat perang baru atau bekas langsung dari luar negeri atau bisa juga utk retrofit MRO alutsista tuasupaya segar kembali seperti waktu masih baru gress atau utk mendanai proyek strategis alutsista yg sedang dikembangkan di BUMN yg tergabung dalam defens id. Pemasukan uang ke kas negara harus kuat pula utk selalu mendukung investasi pertahanan.
Managemen pertahanan itu bersumber dari penyediaan SDM yg memadai yg skillnya harus sesuai dgn bidang teknologi yg menjadi tugasnya. SDM yg kurang atau lemah dipastikan tidak akan dicapai menegament pertahanan seperti yg diharapkan. Kuncinya ada di penyiapan calon calon SDMnya. Jaman Soekarno penyiapan calon calon SDM adalah dgn mengirim para mahasiswa/i ke luar negeri dgn beasiswa pemerintah pusat setelah lulus S1 dan S2 baru mereka ditarik pulang ke tanah air utk bekerja di industri BUMN atau industri swasta tapi di jaman sekarang rata rata yg direkrut adalah dari para pegawai tetap sebuah BUMN yg tergabung dalam Defens Id utk dikirim ke luar negeri belajar seperti ToT OPV PPA class kapal perang RI yg dikirim belajar ke Italy adalah pegawai tetap PT PAL. Demikian juga ToT Rafale Perancis yg dikirim belajar ke Perancis adalah pegawai tetap PT DI.
Utk para mahasiswa/i yg lkuliah diluar negeri karena biaya sendiri atau biaya kedutaan besar suatu negara rata rata setelah lulus mereka langsung bekerja di negara tersebut karena gaji yg menjanjikan daripada pulang ke tanah air gajinya kecil bekerja di perusahaan swasta. Makanya SDM Indonesia selalu kurang alias tidak bisa memenuhi target ya salah satunya masalah ini.
Itu beritanya udh jaman baheula ..copy pastnya kejauhan bos
Unt teknologi SDM indo udh banyak TPI masih krj di luar....tinggal pemangku kebijakan yg bias ambilalih..👃
Iya, itu hanya contoh, wong sy aja sekarang umur 60th cuma shearing info aja.
Penyiapan SDM yg bagus utk calon calon SDM di BUMN khususnya yg tergabung dalam Defens ID adalah seperti era Soekarno karena yg direkruit itu para mahasiswa/i seliruh Universitas di Indonesia yg otaknya ok punya bisa dilihat dari nilai akademiknya tiap smester, dari merekalah sebenarnya ujung tombak SDM Indonesia berbagai teknologi dan disiplin ilmu lalu setelah mereka lulus S1 harus lanjut ke S2 gratis biaya negara yg kuliahnya ditempat yg sama , nah setelah lulus S2 barulah mereka ditarik kembali ke tanah air utk langsung bekerja di pindustri indistri milik BUMN atau milik swasta tentu dgn stasus langsung karyawan tetap sampai usia pensiun. Itu yg paling bagus menurut saya.
Maaf yg dimaksud SDM INDO itu siapa ya? INDO MELAYU atau INDOCHINA ya? Kalo Indonesia ya harus ditulis Indonesia atau RI atau NKRI, gitu ya nurut saya. Karena jaman sy masih remaja saat itu di sekolah sekolah SMP maupun di SMA maupun di TVRI yg namanya INDO itu bukan Indonesia tapi INDO MELAYU atau INDOCHINA awas jangan salah nulis singkatan ya.
Lapaknya bung jagarin langsung penuh sesak dengan komen2nya pusing2...bung pusing2 ini PENGACARA yah ? Maksudnya pengangguran banyak acara 😁😁😁...kok bisa2nya kalau bikin komen panjangnya melebihi dari artikelnya bung jagarin.
Yaa namanya juga udah tua, jaman muda dulu kalau kasih info ya seperti itu kaga ada yg singkat, kalo kaga berkenan ya mohon maaf. Memang sy pengacara pengangguran banyak acara karena udah pensiun.
Investasi pertahanan utk TNIAL amat diperlukan terutama soal biaya pembelian yg tidak murah utk alutsista matra laut. Masalah di Indonesia setiap pengadaan kapal peeang baru rata rata belinya adalah kosongan sulu baru kemudian hari kalo ada anggaran lagi barulah diinstal perangkat elektronik dan persenjataannya. Inilah yg membuat TNIAL kapal perang barunya rata rata tidak siap tempur. Hal seperti ini sebaiknya dihentikan, segera memulai setiap pembelian kapal perang baru utk TNIAL sudah harus lengkap dan siap tempur saat baru diluncurkan dari galangan kapal, disinilah baru terlihat nyata apakah kapal perang baru ini benar benar bagus atau tidak dan ini kelihatan saat diuji coba melaut dan test test perangkat elektronik beserta persenjataan yg ada di kapal perang baru. Kenapa? Karena menyangkut garansi dari galangan kapal soal keandalan kapal perang baru yg dibuatnya. Beda kalo belinya kosongan, maka kaga ada garansi pabrik galangan kapal dan galangan kapal tidak bertanggung jawab nantinya bila perangkat elektronik beserta persenjataannya yg diinstal kemudian hari ternyata tidak memuaskan user. Di sinilah terlihat bahwa investasi pertahanan beserta management pertahanan amburadul. Nah kalau sudah begini salah siapa? Termasuk kapal perang baru TNIAL dari Italy berjenis OPV PPA class tidak ada rudal permukaan ke permukaan juga tidak ada rudal pertahanan udara karena belum ada anggarannya. Galangan kapal Italy tidak akan bertanggung jawab soal rudal rudal itu nantinya bila sudah diinstal karena baru keluar anggaran dikemudian hari ternyata tidak memuaskan user. Intinya kebiasaan beli kosongan dulu harus segera dihentikan. Biasakan beli kapal perang sudah lengkap semuanya saat baru diluncurkan dari galangan kapal pembuatnya. Supaya saat serah terima kapal perang baru ke pihak user kapal perang barunya sudah siap tempur ready use. Ini baru namanya investasi dan management pertahanan yg terukur terkontrol dgn baik tidak amburadul seperti beli kosongan.
Sudah waktunya Kemhan RI membuang jauh jauh kebiasaan beli alat perang kosongan, segera fokus beli alat perang yg sudah lengkap dan siap tempur saat serah terima dari pihak produsen ke user sehingga tidak membuang buang waktu menunggu terlalu lama anggaran berikutnya utk instal perangkat elektronik tempur maupun instal persenjataan. Setiap peralatan tempur yg dibeli audah harus lengkap dan ready use saat masih ditangan produsen, tujuannya supaya tidak mengecewakan saat nantinya bertugas.itulah namanya tanggung jawab atas garansi produk dari pihak produsen sebelum proses serah terima. Pihak pengguna atau user atau TNI sudah terlihat mempraktekkan investasi beserta management pertahanan yg bagus terencana terukur dan seimbang sehingga tidak ada kata lagi yg mengecewakan. Bila diuji coba tempur saat masih sitangan produsen ternyata kurang memuaskan user berarti alat tempur itu tidak bagus sehingga bisa dibatalkan pembeliannya jangan diteruskan lagi karena kasihan bagi para prajurit TNI yg memakainya .
Post a Comment