Saturday, June 22, 2024

Selamat Datang Network Centric Warfare

Satu program strategis dan prestisius dalam manajemen pertahanan Indonesia baru saja selesai dibangun. Adalah perusahaan teknologi software militer asal Yunani Scytalys yang selama 4 tahun ini dengan kontrak US$ 49 juta sukses membangun sistem koneksi data (data link) untuk seluruh matra TNI bersama seluruh satuan tempurnya. Scytalys membangun sistem komando terintegrasi dengan kemampuan berbagi informasi, perintah dan koneksi data secara cepat dan akurat dalam satu komando sinergi dan hirarki. Pekerjaan membangun sistem teknologi software militer terpadu ini selesai 12 Juni 2024 yang lalu. Jepang dan Korsel sudah lebih dulu mengadopsi network centric warfare produk Scytalys ini.

Sebagaimana kita ketahui, Indonesia saat ini sudah memiliki berbagai jenis alutsista strategis di seluruh matra TNI. TNI AU punya Jet Tempur Sukhoi, F16, T50, Hawk, Super Tucano, Hercules, Boeing Surveillance, Oerlikon Skyshield, Radar GCI, Radar Pasif, Satbak Rudal, Drone, Helikopter dan lain-lain. TNI AL punya aset mahal KRI Fregate, Korvet, Kapal Selam, Kapal Cepat Rudal, Landing Platform Dock, Landing Ship Tank, Penyapu Ranjau, Intelijen Bawah Air, Tanker, Helikopter anti kapal selam, Tank Amfibi, Roket Multi Laras RM Grad, Vampire dan lain-lain. Sementara TNI AD punya Main Battle Tank Leopard, Tank Marder, Tank Harimau, Panser Anoa, Badak, Ranpur M113, Roket Multi Laras Astross, Artileri M109, Artileri KH178, KH179, Artileri Nexter, Satbak Rudal Starstreak, Mistral, Helikopter Apache, Mi35, Mi17, Bell, Fennec, dan lain-lain. Semua yang disebut diatas adalah alutsista berkelas dan berteknologi.

Pada saat yang bersamaan kita juga sudah dan sedang memesan berbagai jenis alat pukul gahar di semua matra. Ada pesanan Jet Tempur Rafale, F15 Id, Kapal Perang Heavy Fregate Merah Putih, Kapal PPA Fincantieri, Fremm, Kapal Selam Scorpene Evolved, Pesawat MRTT,  AEW&C (early warning dan control), Satelit Militer, Radar GCI, Helikopter Black Hawk, Drone Anka, Bayraktar, Satbak Rudal Khan dan lain lain. Ini belum termasuk rencana pengadaan Missil Coastal, Kapal Selam Midget AI (artificial intelligence), Kapal Selam Interim,Jet Tempur IFX dan lain-lain. Semua pengadaan alutsista gahar yang akan menjadi aset investasi pertahanan Indonesia dengan teknologi terkini, menjadi bagian dari sistem interkoneksi data militer terpadu.

Dengan kata lain beragam jenis alutsista produk berbagai negara produsen ini dalam manajemen pertempuran modern harus bisa terintegrasi tanpa kecuali. Integrasi dalam sistem komunikasi dan informasi, koneksi data dan perintah komando. Bangunan military interoperability framework ini memadukan berbagai platform koneksi data di satuan tempur dengan berbagai jenis alutsista. Ini yang disebut dengan kemampuan network centric operation. Integrasi koneksi data dari yang bernama Link 16, Link 22, J-Reop, Link 11A/B, Link 1 pada akhirnya melahirkan kedaulatan data link untuk TNI. Indonesia akhirnya patut bangga karena mampu berdaulat penuh dalam sistem manajemen koneksi data militer. Standar koneksi data Indonesia (INDL) adalah hasil dari program SIK (Sistem Interoperabilitas Kodal) buatan Scytalys.

INDL adalah protokol software data link TNI yang canggih, anti sadap, anti jamming. Implementasi INDL berhasil mereformasi semua koneksi data parsial menjadi terpadu dalam satu komando pengendalian tempur. Sehingga akan menghasilkan respon cepat berdasarkan data, informasi dan sandi. Desain dan format strukturnya adalah C4ISR (command, control, communication, computers, intelligence, surveillance, reconnaissance). Semua strategi dan taktik dalam gambaran operasional di markas komando dan satuan tempur saat ini sudah mempunyai fasilitas pertukaran data dan informasi yang cepat, lancar, akurat dan steril. Semuanya dalam satu konektivitas teknologi software yang berkualitas.

Kepulauan Natuna adalah contoh implementasi INDL. Kepulauan garis depan Indonesia yang halaman ZEE nya "direcoki lidah naga" nine dash line, saat ini sudah mempunyai sistem pemantauan dan pengawasan berlapis. Ada tiga radar canggih "Bang Thomson, Mbak Vera NG dan Mas Weibel" yang saling melapis bersinergi. Keren kan. Ada skadron UAV / UCAV, ada patroli jet tempur dan KRI, ada Kapal Bakamla, ada Brigade Tempur Komposit Gardapati. Semua infrastruktur alutsista dalam berbagai satuan tempur ini sudah terkoneksi dalam INDL. Keseluruhan sistem ini beserta prajurit yang mengawakinya menjadi bagian dari Network Centric Warfare berada dalam satu komando Kogabwilhan Satu di Batam.

Sebenarnya TNI AD sudah lebih dulu memiliki koneksi data BMS (battle field management system). Dengan kemampuan BMS ini setiap mengadakan latihan militer, TNI AD menyertakan seluruh perangkat kesisteman satuan tempur antar kecabangan dalam format Brigade Tim Pertempuran (BTP). Didalamnya ada Batalyon Infanteri, Batalyon Artileri dan Batalyon Kavaleri. Untuk kota Semarang bahkan dapat menyertakan Batalyon Arhanud dan Penerbad TNI AD. Yon Arhanud 15 saat ini sudah memiliki Air Defence System, satuan tembak rudal SAM (surface to air) Starstreak. Sementara Penerbad menempatkan skadron helikopter serbu Apache dan Mi35 di Ahmad Yani Army Force Base. Unik juga ya ada Apache buatan AS bisa berlatih bersama Mi35 buatan Rusia. BMS ini sudah teruji dalam beberapa simulasi pertempuran selama beberapa tahun terakhir di Puslatpur TNI AD Baturaja Sumsel.

Kita mengapresiasi tercapainya program strategis Kemenhan ini. Bahwa bangunan kesisteman dan manajemen pertahanan yang terintegrasi adalah mutlak. Tidak lagi mengedepankan ego matra atau ego satuan tempur. Penting juga untuk menghindari terjadinya friendly fire alias nembak koncone dewe. Termasuk mestinya tidak lagi menganut doktrin militer "masuk dulu baru digebuk". Dan berganti dengan doktrin pre emptive strike "berani masuk digebuk". Misalnya berani ganggu Natuna ya kita gebuk. Network Centric Warfare jelas menjunjung kurikulum pre emptive strike, berani masuk digebuk. 

Kita sudah punya alat penggebuknya tapi masih kurang greget. Nah sekarang tinggal menunggu alat penggebuknya yang gahar untuk segera datang seperti Jet Tempur Rafale, Kapal Perang Heavy Fregate, Kapal Selam Serbu, Missil Coastal dan lain-lain. Kita sedang mempersiapkan filosofi Si Vis Pacem Parabellum, jika ingin damai bersiaplah untuk perang. Dengan tersedianya beragam jenis alutsista strategis dan gahar, pihak yang "suka bikin recok" menjadi segan. Setidaknya inilah yang disebut show of force dalam diplomasi militer. Intinya kita harus kuat secara militer karena dia adalah investasi pertahanan untuk eksistensi dan marwah negeri tercinta. Selamat datang Network Centric Warfare. 

****

Jagarin Pane / 22 Juni 2024


44 comments:

Anonymous said...

Apa ini bagian dr revolusi mental yg di contohkan ke generasi berikut nya??

Wijaya said...

Admin tolong dong berita opv90 radar utama, kok mandek berita nya apa ada korupsi nya atau proyek mangkrak atau proyek dibatalkan????

Anonymous said...

Bung JAGARIN..mntaapp skali..!!
Infonya bung negara ASEAN yg pnya NCW selain Indonesia..trmaksh sblmnya..

Anonymous said...

Bung Jagarin, kita masih tetap rencanakan pembelian pespur interim kan?

Anonymous said...

@bung jagarin

Jika terjadi konflik terbuka China vs Taiwan+barat yg tak lama lagi,bisakah pihak terkait negri ini mencegah eksodus penduduk dari 2 negri tsb,krn di ASEAN Indonesia lebih potensial sebagai tempat pengungsian, ketimbang malaysia
Apalagi vietnam,Myanmar dan philipina yg terlibat sengketa perbatasan dgn salah satu pihak yg berkonflik tsb,

Anonymous said...

Gmn kbr trimaran apa ada penambahan? Tank boat juga gmn apakah ada pembelian

Jagarin Pane said...

Perkiraan saya pending bukan cancelπŸ™

Jagarin Pane said...

Tdk sampai eksodus lah, jika china melakukan blietzkrig, AS akan kehilangan momentum.

Jagarin Pane said...

Singapura sdh punya

Anonymous said...

Pembelian pesawat tempur interin batal, gambaran jet tempur TNIAU masa depan adalah jet tempur baru rafael perancis sebanyak 42unit dan jet tempur KF21 Ri-Korsel sebanyak 48unit tahap 1 atau jet tempur rafael dan F15EX USA dgn jumlah unit yg belum diketaui, nah disinilah RI bingung mau pilih F15EX atau KF21 RI-Korsel lalu pengganti F16 TNIAU adalah F16 Viper cuma berapa unitnya belum tau

Anonymous said...

Utk tank boat antasena sebetulnya sangat cocok utk tnial guna ditugaskan di lantamal tnial, karena ada 14 buah lantamal tnial maka minimal 1 lantamal tnial kebagian 1unit tank boat antasena, utk kapal cepat rudal sekelas KRI Golok sepertinya TNIAL merasa kurang cocok, sepertinya TNIAL lebih cenderung fokus ke penambahan beberapa unit KCR60m buatan galangan kapal swasta bukan ke PT PAL lagi

Anonymous said...

Rusia +China berhasil mengalihkan mata dunia dari perang Rusia vs Ukraina ke perang Israel vs Hisbulah+Hamas sokongan Iran China dan Korea Utara sehingga membuat USA beserta NATO terkaget kaget karena harus membagi kosentrasi di kedua perang tersebut dan ini tidak gampang karena andaikata Ukraina menyerah kalah ke Rusia lalu Israel juga menyerah kalah ke Hisbulah+Hamas, maka inilah gambarannya yaitu USA+NATO juga kaga akan menang melawan Rusia+China bila perang China vs Taiwan terjadi.

Anonymous said...

Semoga tidak batal, karena pespur interim sangat penting untuk dimiliki Indonesia. Kondisi bagus dan cepat delivery nya

Saya usul untuk beli pespur interim:
a. 12 Mirage 2000-5 ex Qatar
b. 36 Mirage 2000-9 ex UEA
c. 40 Mirage ex Yunani
d. 40 F16 ex Yunani

Bung Jagarin, ini usulan saya ke Pak Prabowo.

Anonymous said...

Semoga tidak batal, karena pespur interim sangat penting untuk dimiliki Indonesia. Kondisi bagus dan cepat delivery nya

Saya usul untuk beli pespur interim:
a. 12 Mirage 2000-5 ex Qatar
b. 36 Mirage 2000-9 ex UEA
c. 40 Mirage 2000-9 ex Yunani
d. 40 F16 ex Yunani

Bung Jagarin, ini usulan saya ke Pak Prabowo. Cepat dibeli daripada nanti digunakan ukraina.

Anonymous said...

Bila dilihat mengintegrasikan seluruh software peralatan alatista militer yg ada bisa dibilang luar biasa dikarenakan tingkat kesulitan yg cukup tinggi seperti kita ketahui Indonesia mengadopsi paham gado gado dari teknologi standar NATO , sampai Rusia maupun china seperti rudal ,pespur maupun tank amphibi, radar dll dgn teknologi ncw buatan Yunani ini memudahkan dalam pengambilan keputusan secara cepat tepat karna menggunakan satu data yg sudah terintegrasi dan mengurangi resiko human error maupun kesalahan sistem, seperti kita ketahui kapal perang boleh sama tapi yg membedakan adalah sistem software yg mendukung semua senjata yg ada seperti rudal, torpedo ataupun senjata lainnya tpi sedikit disayangkan ncw yg sudah sangat mumpuni tidak atau belum / on progres dibarengi dgn peralatan tempur seperti pesawat tempur gen 4++/ gen 5 , kapal perang seperti fregate / destroyer yg paling canggih kelas KRI rem light fregate ataupun peralatan tempur darat yg belum merata dan yg paling krusial adalah radar yg belum mengcover seluruh wilayah NKRI bagaikan ruangan 10 kamar baru diisi sepertiganya memang harus step by step utk mengadakan alatista mudah2xan kebijakan/ komitmen pemerintah tidak berubah utk mengadakan alatista demi kejayaan NKRI...amiin

Anonymous said...

..,,,πŸ™πŸ™

mas_yun said...

BISAKAH INDO BERTAHAN DAN BERTEMPUR SELAMA 2 TAHUN...?
SEPERTI DI UKRAINA?

GEMPURWIRA said...

Pertanyaan nya perang sama siapa ?

Anonymous said...

Klo secara mental jangankan 2 tahun Ampe kiamat juga mampu dan tidak bisa dihitung secara matematika karna logikanya dari logistik Ama bahan bakar pling tahan juga 1 bulan ato kurang tapi lebih banyak indikator yg mengarah bangsa Indonesia mampu memberikan perlawanan dgn berbagai kondisi Ampe kiamat

Anonymous said...

Siapapun musuhnya .....πŸ™πŸ™

Anonymous said...

Assalamualaikum, Bung Haji Jagarin. Mohon informasi terbaru, apakah indonesia cancel IFX Boromae ataukah tetap ? Dan terkait dengan. 2 ilmuwan kita di Korsel yang sedang ditempatkan ditempatkan khusus di Korsel dan dilarang untuk balik le Indonesia, apakah ada perkembangan terbaru dan apakah menjadi pertimbangan bagi Indonesia untuk membatalkan kerjasama ntara Indonesia dengan Korsel?, bagaimana menurut Bang Haji, jika sebaiknya Indonesia memutuskan hubungan kerjasamw dengan Korsel, menjamin kehidupan dari keluarga 2 ilmuwan Indonesia yang dilarang balik ke Indonesia, dan membeli lisensi penuh jet tempur Su 35, Su 34, Su 57, helikopter milmi 28 Havoc, helikopter Aligator Ka 53, tank termobaric missile, S500 dan S400, pantsyir terbaru, tank pamghancur ranjang, pesawat angkut berat,peluncur satelit, lisensi kapal selam belgorod dan kapal selam kelas kilo dan kelas oscar II

Anonymous said...

Saya setuju dgn pndapat sampeyan kalo rakyat indonesia hidup seperti zaman orde lama, tapi sekarang kebanyakan rakyat indonesia udah melek uang yg artinya udah tau hidup ini harus punya uang, sekarang aja udah banyak rakyat indonesia yg memilih barang barang kredit buat memenuhi gaya hidupnya bahkan banyak yg dipaksakan memilih kredit walau sebetulnya tidak mampu melunasinya serta udah banyak yg mulai terjerumus ke KKN utk gaya hidupnya, banyak yg tidak mau hidup sederhana. Kalo Zaman orde lama hidup rakyat indonesia sederhana , tidak ada barang barang kredit sehingga tidak ada yg memaksakan gaya hidup

Anonymous said...

Mental rakyat indonesia yg hidup di zaman sekarang amat parah karena udah melek uang beda banget dgn rakyat indonesia yg hidup di zaman orde lama, orang yg udah melek uang itu tidak bisa diharapkan idealismenya kepada negara kalo tiba tiba terjadi perang terutama para pejabat beserta keluarganya yg hidup bermewah mewah hasil dari KKN, mereka pastinya memilih kabur keluar negeri menyelamatkan diri sendiri beserta keluarganya menghindari perang karena kaga mau hidup sederhana dan kaga mau hidup susah.

Anonymous said...

Kalo terjadi pecah perang di Indonesia ini pastilah yg terjadi akibat perang itu adalah hidup susah, nah yg mau hidup susah akibat oerang itu siapa? Orang Indonesia yg sebagian besar udah melek uang pastilah kaga siap utk hidup susah dan kaga mau hidup susah apalagi orang orang yg terjerumus di KKN, kalo udah begini jadinya pastilah akan dicari cara utk menghindari perang terbuka, karena kalo terjadi perang terbuka itu yg tidak diinginkan taitu bukan perangnya tapi akubat perangnya ygvmembawa bahkan menyeret siapapun utk hidup susah, pertanyaannya adalah siapkah rakyat Indonesia yg sudah melek uang utk kembali hidup susah bila terjadi perang terbuka di Indonesia?, kira kira begitu gambarannya ya

Jagarin Pane said...

Beli alutsista rusia kayaknya berat di sanksi. Soal IFX porsi teknologinya berkurang jadi porsi bayarnya juga berkurang. Utk 2 insinyur kita bisa diselesaikan secara diplomatik. Kesimpulannya Korsel bukan mitra ToT yang transparan. Bahkan cara ngelas kapal selam masih bagusan kita. Kasihan ks 403 dan 404.

Anonymous said...

Ada resiko kena hack/ retas ga ? Trus servernya ditaro di indo ?

Anonymous said...

Gara gara dipolitisasi pembelian Mirage bekas gagal total ...padahal kita sangat membutuhkannya adakah pengganti ??? Soalnya kfx dan f15 minimal 4 / 5 thn itupun klo dalam prosesnya tidak ada kendala ..ni di Indonesia kebanyakan banyak omong tapi ga pernah dipikirin efek dari omongan itu yg penting ada bahan buat eksis di perpolitikan

Anonymous said...

Jangan kwatir para pemerhati militer, Indonesia tidak akan berperang sampai kapanpun karena memang yg duduk di pemerintahan kelas atas tidak ada yg mau perang karena mereka yakin bakalan percuma kalo berperang karena Indonesia belum mandiri 100% dalam menciptakan peralatan militer buat TNI terutama teknologi inti di dalam setiap peralatan militer.

Anonymous said...

Menciptakan dan membuat itu berbeda ya, kalo membuat itu seperti tukang jahit yg bahan bahan utk mendukung proses jahit menjahit bukan dibuat sendiri oleh tukang jahitnya, bahkan alat utk menjahit aja bukan dibuat sendiri oleh si tukang jahit , tukang jahit hanya membuat pola lalu memotong bahan sesuai pola lalu menyatukan bahan yg sudah dipotong sesuai pola melalui jahit menjahit menjadi pakaian yg siap dipake tapi kalo menciptakan itu lebih luas lagi dari sekedar tukang jahit yaitu pekerjaan tukang jahit+ semua bahan bahan utk menjahit termasuk peralatan utk menjahit dibuat sendiri oleh tukang jahit. Kira kira begitu gambarannya ya

Anonymous said...

Pembelian Mirage gagal malah yang Dateng korvet Pohang class sebiji .......kejutan neh

Pandu Kuper said...

Saya usul mending pesawat yang dari kfx dari kolsel di batalin
Lebih baik beli f15 x berat
Perbanyak rafale sedang
Gripen Ng ringan
Dan rudalnya meteor aja

Pandu Kuper said...

Jangan beli bekas
Yang penting gimana caranya
Galangan swasta dan negeri di padukan, karna kita sudah bisa kalau Matra laut, tinggal peluru kendali dan dron dari Turki yang perlu di pelajari

Pandu Kuper said...

Alaon alaon asal kelakon
Pelan pelan tapi pasti
Yang penting menejemen dan akutansinya bagus dan baik

Pandu Kuper said...

Perang sama demit bang gempurwira
Di Nusantara masih banyak demitnyaπŸ˜…πŸ˜πŸ˜‰

Pandu Kuper said...

Kalau memang mau buat elang besi suruh aja swasta,
Kan sudah ada info Global dengan desain I22 Sikatan
Ya memang butuh proses.
Yan mungkin paling lama 5 tahun.
Karna konsepnya sudah matang

Anonymous said...

Yg jadi pertanyaan apakah karena kita tidak punya duit untuk bayar atau karena korea tidak mau ngasih beberapa teknologi inti? Jadi malu karena sering jadi pemberitaan di luar bahwa kita terus2an telat bayar bahkan sampai minta di kurangin iyurannya seolah olah negara kita gak punya duit sampai sebegitunya

Anonymous said...

Kalau di anggap korea ingkar janji kenapa gak langsung keluar saja, dulu kita di bohongin ama menir belanda sekarang sama opa korea mungkin kedepannya sama prancis atau itali.

Anonymous said...

Mulur waktunya dikarenakan perubahan disain dan panjang dari 90 m menjadi 98 m tentu saja akan berubah semua skemanya baik dari biaya maupun disain enjeneringnya sehingga dari sisi pengadaan ada revisi perubahan rab dsb efeknya yg direncanakan cuman 1 THN menjadi 2 THN ++

Anonymous said...

Kita malah ditawarin kapal selam, destroyer plus rudalnya Ama China diskon gede gedean lagi ....πŸ˜‚πŸ˜‚

Anonymous said...

@GEMPURWIRA, Koq sampeyan disini jadi Indon, Biasanya kalo di situs defense-studies, sampeyan berperan jadi Malon yg kerjanya mengejek indo.

Anonymous said...

bro ! lama amat nulis judul baru, kami ini kayak makan obat sehari 3x buka hp, tapi belum ada yg baru, kangen bro ulasanmu

Anonymous said...

Gempurwira disini ke ?

Jagarin Pane said...

Gak ada. Hanya di defense studies.

Malaysia maling said...

Ada tadi satu udah tu nggak ada lagi