Saturday, March 4, 2023

Aset KPC 40 M TNI AL Terbaru

TNI AL membangun kekuatan armadanya dengan pengadaan aset kapal perang striking force heavy fregate, light fregate, korvet, kapal selam, kapal cepat rudal, kapal cepat torpedo dan kapal patroli cepat. Untuk kapal patroli cepat  sebagai bagian dari sistem senjata armada terpadu (ssat) sampai hari ini TNI AL sudah memperoleh 19 unit. Dalam program minimum essential force sampai tahun 2024 target perolehan aset kapal patroli cepat adalah 24 unit. Semuanya adalah produksi industri pertahanan galangan kapal swasta nasional. Ini rinciannya, dan semuanya menyematkan nama ikan yang ada di perairan Indonesia :

1.    KRI Pari 849

2.    KRI Sembilang 850

3.    KRI Sidat 851

4.    KRI Cakalang 852

5.    KRI Tatihu 853

6.    KRI Layaran 854

7.    KRI Madidihang 855

8.    KRI Kurau 856

9.    KRI Torani 860

10.  KRI Lepu 861

11.  KRI Albakora 867

12.  KRI Bubara 868

13.  KRI Gulamah 869

14.  KRI Posepa 870

15.  KRI Escolar 871

16.  KRI Karotang 872

17.  KRI Mata Bongsang 873

18.  KRI Dorang 874

19.  KRI Bawal 875

Semakin berkibar merekah industri pertahanan galangan kapal swasta nasional kita untuk mewujudkan kemandirian produksi alutsista. Saat ini ada yang sedang membuat OPV, LST, BCM, KAL, ADRI dan lanjutan kapal patroli cepat. Ada juga yang sedang mempersiapkan pengerjaan modernisasi 41 KRI eksisting. Semua keberhasilan ini patut kita apresiasi.

****

Jagarin Pane

22 comments:

Anonymous said...

Itu PT. Pal sudah bisa design light fregate sigma martadinata class ukuran 106 meter lebih panjang satu meter dari sigma martadinata class

Anonymous said...

Mantap.. Selain KPc mudah2 an kcr juga di perbanyak

Anonymous said...

Kedepan TNI AL hrus mengakuisisi LPD 163M seperti pesanan UEA, dan Realisasi 3 LHD yg pernah dibuat mockup nya oleh PT PAL. masing-masing koarmada 1LHD



JALASVEVA JAYAMAHE

General Petrosa said...

KRI Dorang dan KRI Bawal bukannya KPC-60 ?

Anonymous said...

Info terbaru akhirnya kontrak tambahan 36 unit rafale sudah terjadi dengan anggaran 7 miliar dollar as, dan berita buruk y menhan menahan keuangan untuk akuisisi rudal balistik jarak pendek Khan dari turki, karena tot yg di berikan sedikit tidak sesuai harapan Indonesia, Semoga semua masalah dengan turki bisa secepatnya di selesaikan

Ayoeng said...

Klewang class gmn kelanjutannya ? China malah mau produksi kapal trimaran

Anonymous said...

Nice pencerahan terima kasih bung jagarin

black eagle said...

Tantangan dan ancaman masa depan sdh didepan mata kpn FREMM dan scorpane direalisasikan??..stop IKN stop beli mobil maung dan mobil listrik stop wacana nambah KODAM..... beli alutsista aja msh susah kok aneh2 aja kemenhan?

Pusing pusing said...

Masalah akuisisi rudal
Jauh sebelum ada konflik laut natuna, RI pernah mendekati RRC utk beli rudal C705 berikut ToT supaya rudal tersebut bisa diproduksi di RI tapi mengalami masalah karena RRC minta RI beli dulu 100 rudal C705 asli produk RRC baru rudal berikutnya bisa diproduksi di RI beserta ToT nya tapi ternyata RI tidak mau beli 100 rudal C705

Anonymous said...

Benaran ini beritanua

Pusing pusing said...

Kenapa ada kp28m lalu kp40m berikut kcr40m lalu ada kp60m berikut KCR60m? Jawabannya adalah di strategi perang TNIAL dimana komando armada bertanggung jawab terhadap batas batas teritorial serta zeee RI lalu Lantamal bertanggung jawab terhadap selat dan teluk teluk yg ada di wilayahnya lalu lanal bertanggung jawab terhadap pantai pantai yg jadi wilayahnya, makanya utk lanal diberi kapal kapal kp28m ke bawah lalu Lantamal diberi kapal kapal kcr KCP 40m dan 60m lalu komando armada diberi kapal kapal korvet fregat kapal selam dan lst lst bes6erta kapal tanker.

Pusing pusing said...

Di posisi lanal inilah benteng pertahanan terakhir tnial dalam menggempur dan menahan musuh supaya musuh tidak mendekat dan mendarat di bibir pantai, makanya lanal ini harus dipersenjatai dgn roket rudal permukaan rudal pertahanan udara meriamt penangkis serangan udara dan meriam Medan, disinilah peran utama marnir tnial dimainkan. Kondisi ini terjadi bila kapal kapal komando armada dan lantamal gagal total menahan musuh serta jet tempur tnaau gaga5l juga.

Pusing pusing said...

Dari gambaran sngkat di atas tadi, makanya Lantamal minimal harus diberi masing masing Lantamal yaitu 2unit KCP60m lalu kcp40m sebanyak 4unit lalu 1unit kcr40m lalu 1unit kcr60m lalu 1unit kapal cepat terpedo 40m. Ada 14 Lantamal di tnal sehingga total kapalnya ada dikisaran 110unit kapal

Pusing pusing said...

Lalu utk lanal tnial minimal harus diberi 4unit kcp28m.

Pusing pusing said...

4unit KCP 28m utk masing masing lanal tnial maksudnya.

Pusing pusing said...

Sebetulnya ada kapal perang yg pas banget utk masing masing lanal tnial yaitu tank boat Antasena bukan KCP28m.

nusantara said...

harga klewang 114 M, harga kcr 65 M beli satu klewang dpt 2 sementara bisa utk memenuhi kebutuhan dulu.

Pusing pusing said...

Itulah yg dinamakan pertahanan pantai dan di sini harus dilakukan bareng antara marinir tnial dgn tniad karena jumlah personel marinir tnial terbatas.

Pusing pusing said...

Tank boat Antasena
Bisa apa nggak ya tank boat Antasena dipasangi masing masing sisi kiri dan sisi kanan 1buah tabung terpedo SUT?
Kalo bisa maka inilah kapal cepat terpedo yg cocok buat masing masing Lantamal tnial, kenapa? Karena tank boat antasena kecepatannya dapat menyentuh 40 Knot.

Anonymous said...

kalaupun bisa, speed akan berkurang, BBm jadi boros, stabilitas tembakan juga akan berkurang. harus buat struktur body kapal yg baru, klau mau performanya tetap maksimal

Jagarin Pane said...

Tergantung kebutuhan user. Utk TNI AD misalnya adalah utk ralasuntai (rawa laut sungai pantai) jadi gak perlu torpedo. Marinir utk serbu pantai gak perlu toroedo.

Anonymous said...

Bilakah indonesia menamakan KRI yg paling menggetarkan dan di segani dgn nama KRI KALINYAMAT