Saturday, June 5, 2021

Menggenggam Asa Out Of The Box

Sepintas membaca Rancangan Perpres Pengadaan Alutsista yang memerlukan anggaran sebesar US $125 milyar, bola mata kita langsung membesar dan melotot lalu geleng-geleng kepala dengan berbagai komentar dan mimik: wow, luar biasa, amazing, gede amat dan sebagainya. Jumlah duit yang diperlukan sebanyak itu untuk program pengadaan alutsista sampai tahun 2045 sebenarnya biasa-biasa saja. Artinya selama lima "repelita"  setiap repelitanya disediakan dana 25 milyar dollar. Sekedar info ketika program strategis MEF (Minimum Essential Force) jilid satu dimulai tahun 2010 di era Presiden SBY dikucurkan dana US $ 15 milyar selama lima tahun dari pinjaman luar negeri (PLN).

Dalam pandangan kita rancangan Perpres itu adalah untuk memantapkan sebuah harapan besar yang untuk horizon hari ini boleh jadi dianggap sebagai ambisi berbumbu pedas tendensius. Namun dalam sudut lihat yang tak terlihat, out of the box, beyond visual range sebenarnya rancangan besar ini merupakan lompatan besar, luar biasa dan cerdas yang harus kita apresiasi. Belanja pertahanan bukan termasuk biaya habis pakai melainkan investasi bernilai puluhan tahun untuk menjaga eksistensi negara. Jadi melihat besarnya anggaran pertahanan bukan untuk menandingkannya sebagai Cost Against Revenue di APBN, tetapi untuk investasi membangun pagar dan benteng teritori negeri yang bermanfaat selama puluhan tahun ke depan.

Persoalan yang mengemuka dan menghangat di publik adalah anggaran belanja alutsista sebesar 125 milyar setara dengan 1.750 trilyun rupiah itu akan dibelanjakan seluruhnya sampai tahun 2024 dengan skema PLN. Pada sisi yang lain banyak kita yang tidak menyadari bahwa posisi kekuatan alutsista kita sampai saat ini belum sampai pada kriteria minimal apalagi mencukupi. Yang mau dikejar Kemenhan adalah ketertinggalan dan ketercukupan perolehan alutsista. Makanya diperlukan model belanja extra ordinary untuk segera mencukupi kebutuhan alutsista dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.  Lihat saat ini dinamika kawasan utamanya Laut China Selatan (LCS) sangat dinamis dan penuh ketegangan. Kabar terkini barusan16 jet tempur canggih China berparade di udara Sabah yang membuat Malaysia panas dingin lalu mengirim jet tempur Hawk untuk scramble. Jelas Hawk bukan tandingan jet tempur China.

Mari melihat dengan kacamata bening sudah sejauh mana kekuatan taring militer Indonesia saat ini. Meski sudah ada program MEF jilid satu sampai jilid tiga apakah kemudian kita lantas sudah merasa kuat dan hebat. Jawabnya jauh panggang dari api karena target minimum essential force belum tercapai sampai dino iki. Teritori Indonesia sangat luas, strategis dan penuh kandungan sumber daya alam atas air dan bawah air. Peta geografi negeri kepulauan ini membentang luas mempertemukan samudra Pasifik dan samudra Hindia. Namun alat pelindung teritorinya masih sangat kurang. Kekuatan militer kita untuk melindungi asset teritori yang luas dan kaya ini belum sepadan.

Oleh sebab itu rencana spektakuler Kementerian Pertahanan untuk menggelar program pengadaan alutsista secara terpadu, cepat dan sistematis melalui payung hukum Perpres mestinya kita sikapi dengan cara pandang beyond visual range, out of the box dan horizon terjauh. Program ini adalah untuk percepatan perolehan kualitas dan kuantitas alutsista. Kita berpacu dengan waktu untuk segera mendatangkan berbagai jenis alutsista strategis. Saat ini kita membutuhkan tambahan 5 skadron jet tempur, 8 kapal selam baru, 16 fregat baru. Dan itu harus bisa dipenuhi dalam lima tahun ke depan.

Kita belum sampai di target minimal meski sudah sampai di jilid tiga MEF. Dan ada kesan penguatan itu berjalan lambat, bertele-tele, dan setiap kedatangan alutsista pesanan itu "dijamin" terlambat.  Kekuatan militer kita dengan sejumlah alutsista yang dimiliki saat ini belum sampai memenuhi ukuran minimal yang dibutuhkan. Negeri yang luas teritorinya seluas benua Eropa hanya dijaga 2 skadron F16 dan 1 skadron Sukhoi. Ironi sekali.  Mestinya kekuatan angkatan udara standar untuk negeri ini ada di 10-12 skadron jet tempur penggentar tidak termasuk T50, Hawk dan Super Tucano. Itulah yang ingin dipenuhi dan dipercepat oleh Kemenhan.

Rencana besar Kemenhan ini selayaknya kita apresiasi. Sudah 12 tahun MEF berjalan dan selama waktu itu dinamika kawasan membuka cakrawala pandang kita bahwa semua negara yang berkonflik dengan China membangun kekuatan militernya. Sudah 12 tahun kita modernisasi kekuatan militer kita menuju kekuatan minimal, nyatanya persentase target belum memuaskan. Maka daftar belanja alutsista dengan membeli sekaligus dalam jumlah besar adalah untuk menjawab percepatan dan ketertinggalan itu. Kita harus cepat menghadirkan sejumlah alutsista strategis, gahar dan berteknologi canggih. Kita harus mengejar ketertinggalan kita.

Maka kita sambut Jepang untuk membangun bersama 8 kapal perang fregat Mogami Class dengan percepatan prosesnya. Sementara 2 Iver Class yang sudah teken kontrak bisa ditambah menjadi 6 unit. Kekuatan TNI AU dipercepat dengan tambahan 36 jet tempur Rafale dan 8 jet tempur F15. Harus segera direalisasikan. Kita tidak bisa lagi pakai cara-cara standar dalam pemenuhan kebutuhan alutsista, beli bertahap dan tetap kurang. Harus ada langkah yang bisa memenuhi asa out of the box, percepat proses pengadaan dan beli dalam jumlah besar dengan transfer teknologi. Sementara dua program strategis lainnya yaitu pengembangan jet tempur KFX / IFX dan kapal selam Changbogo dengan Korsel dilanjut lagi. Juga industri pertahanan dalam negeri tetap menjadi prioritas pengadaan. Kalau semua ini berjalan lancar maka diniscayakan matahari tahun 2025 akan bisa menyaksikan awal episode kehebatan revolusi modernisasi alutsista Indonesia.

****

Jagarin Pane / 5 Juni 2021

63 comments:

Unknown said...

Akhirnya artikelnya muncul juga
Terimakasih bung jagarin

Anonymous said...

Kalau di belikan sekaligus Sampai 2024, 10 tahun lagi muncul Alusista yang lebih canggih kita sdh gak mampu beli,

Aw said...

Aku dukung kalo anggaran militer untuk pengadaan alutsista dari hutang luar negeri,karena anggaran itu tidak membebani APBNP kita secara langsung , pembayaran bisa di lakukan lewat anggaran militer multiyears TNI setiap tahuny,seperti masa SBY dulu di anggarkan 150 triliun hutang luar negeri selama 5 tahun di luar anggaran militer TNI

Defent studies said...

Tp gak jg sign sampai saat ini..

Anonymous said...

Ditengah konflik 2 negara adidaya...Indonesia sbg negara besar sdh seharusnya memiliki kekuatan militer modern yg dapat diandalkan untuk menjaga NKRI dan kawasan

Jagarin Pane said...

Thx,

Aw said...

Kan Lom di ketuk palu DPR bro

Aw said...

Pengadaan sampai di 2024 itu di sertai TOT boss , target kita bukan beli lagi nanti tapi buat sendiri

Anonymous said...

US$125 milyar itu termasuk kecil jika mengacu berdasarkan PDB.
Saya pribadi tidak ada persoalan besar atau kecilnya anggaran, saya lebih mempersoalkan tentang kekhawatiran korupsi.
Sudah sepatutnya stiap pengeluaran dan pelaksanaan militer didampingi oleh KPK, BPK dan lainnya guna menjaga amanah dari rakyat dan dan panglima tertinggi.
Saya berharap banyak transparansi untuk dunia militer, penegakan hukum, kesehatan dan pendidikan.
Karena ketika Jepang kalah dalam PD 2, Kaisar Jepang kala itu hanya bertumpu kepada tenaga penegak hukum, tenaga pendidik dan tenaga kesehatan.
Intinya jika dapat mencontoh track record dari Jepant untuk dunia militer, penegak hukum, tenaga pendidik dan tenaga kesehatan di Republik Indonesia, saya yakin dengan segala kekurangan dan kelebihan kita, kita dapat jauh lebih maju dari keadaan saat ini.

Unknown said...

Niat baik kadang² banyak yg ribut....kasihan menhan kita ...semoga semua segera terwujud ....semoga indonesia jaya...

WIRO 212 said...

Biasa klau semua dipolitisi ya begini ,hanya bangsa kita selalu lempar opini sana sini ujung2nya untuk kepentingan partainya.Hanya yang punya jiwa besar nanti kelihatan
Wiro

Anonymous said...

Saya suka tulisan Bung Jagarin karena jauh dari politik sama sekali, beda jauh sama emak2 yang katanya lulusan S3 di Israel, karena komentarnya anak cucu kita yang menanggung hutangnya, yang menurut saya jelas itu kalimat politik. Karena sebesar apapun utang yang pernah Indonesia miliki, tidak pernah tuh pemerintah manapun dari dulu sampai sekarang secara resmi membebankannya kepada rakyat, pemerintah hanya membebankan wajib pajak sesuai dengan kemampuan dan kekayaannya masing2.

Pun disalah satu podcast youtube, setelah mengundang emak2 tsb, langsung mengundang mantan menseskab yang pernah terlibat langsung dalam pembuatan renstra, yang lucunya beliau menjelaskan tahapan2 renstra dibuat malah ditertawakan sama komen2 dibawahnya.

Saya tahu Bung Jagarin mencoba menjaga tulisannya as humble as possible dibawah tekanan hausnya pembaca artikel Bung Jagarin. Terima Kasih.

kampoeng biology said...

Bosen bro, mungkin ganti presiden baru terwujud. Ya mengaca dr MEF 2 sdah ketebak kedepannya

kampoeng biology said...

Bosen bro, mungkin ganti presiden baru terwujud. Ya mengaca dr MEF 2 sdah ketebak kedepannya

kampoeng biology said...
This comment has been removed by the author.
Anonymous said...

Sangat sulit dan dilematis pengutan alutsista indonesia. Padahal indonseia adadalah negara besar dan luas.alutsista sudah ketinggalan zaman. Giliran mau diperkuat secara instan dgn alutsista bekas tapi layak tempur banyak yg mencemooah dan menghujat.giliran disiapkan anggaran memadai untuk alutsista baru yg modern hujatan dan kritikan tidak kalah sadis. Negara lagi susah ekonomi morat apa urgensi anggaran sebesar itu, pilar negara tidak cuma militer. Ada juga pengamat militer yg sok tahu mengatakan anggaran sebesar itu mau beli apa? Mau Perang kemana?apa dia tidak tau situasi panas di laut natuna dan kepulaan natuna bisa di saja hilang digarong? Apa dia tidak tau prinsip picis pacem parabelum? Apa dia tidak tau betapa luas dan besarnya negara ini?betapa minimnya dan ketinggalanya alutsista yg ada sekerang? Apa tidak tau negara2 yg selalu melecehkan indonesia terus memperkuat militernya?padahal kemenhan dipenuhi oleh para jendral2 berprestasi yg telah pulang dari berbagai palagan membela dan mempertahankan negara ini.pengamat yg menentang anggaran ini apa prestasinya? Pendidikan militer apa yg sudah dia tempuh? Pangkat militer apa yg telah dia capai?palagan apa yg telah ia hadapi? Tes Masuk akademi militer pun dia tidak bakakan lulus boro2 jadi perwira militer.kritik itu yg sehat dan membangun dong. Yang perlu adalah pengawasan anggaran jangan sampai bocor, jangan sampai terjadi mark up pembelian alutista.mekanisme pengadaan alutsista harus melalui prosedur antar pemerintah G to G.kalau ada yg main2 dgn anggaran ini harus dihukum berat.itu yg perlu.rakyat meskipun hidup susah berhutang jutaan triliun pun akan rela asal murni untuk pengutan alutsista ini tidak dikorupsi karena nasionalisme bangsa indonesia sejati tidak perlu di ragukan lagi.

Jagarin Pane said...

Sebuah pencerahan yang luar biasa๐Ÿ‘๐Ÿพ๐Ÿ‘๐Ÿพ

Jagarin Pane said...

Kita ingin menguatkan narasi dan literasi positif dan konstruktif dengan semangat khusnudzon. Rancangan perpres itu sangat luarbiasa dan out of the box sementara yg tdk bisa melihat itu lalu komentar kemana2 mencerminkan sikap sedang cari muka.๐Ÿ™‚๐Ÿ™‚๐Ÿ™๐Ÿ™

Koteka said...

Setuju dgn opini ini ๐Ÿ‘๐Ÿ‘

Tambahan opini dari sy. Kita mendukung rencana yg memang keluar dari cara berpikir MENHAN" sebelumnya tapi intinya sebenarnya sama saja.

Maksudnya selama ini pengadaan ALUTSISTA disesuaikan dgn RAPBN yg disahkan sesuai renstra hankam setahun atau paling lama 5 tahun.
Pertimbangannya sdh jelas hindari konflik kepentingan politik dari oposisi. Dan itu terbukti setiap pergantian Presiden atau MenHan pengadaan alutsista juga kena dampaknya alias tdk jelas.

Yg dilakukan Prabowo adalah akumulasi anggaran utk 20 - 25 thn kedepan dgn Presiden yg blom jelas keberpihakannya terhadap apa yg Menhan / Presiden setujui / Kepres.

Dan ini beresiko rusuh politik dan saling menyalahkan dimasa depan.

Solusinya
DPR sekarang harus secara suara bulat,mayoritas partai mendukung kebijakan ini.
Salam NKRI ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ

Yg dilakukan

satriya wirang said...

anggaran sebesar itu menurut ku msh kurang.negara kita luas banyak sda yg belum digunakan .kita wajib mendukung rencana menhan .yg mempersulit itu mungkin pingin dpt bagian .rakyat sudah pandai. wong digembleng puluhan tahun .klw perlu kita turin semua biar pimimpin2 itu tahu rakyat juga ingin alutsista tni kuat.

Unknown said...

Sebagai rakyat yang taat bayar pajak, saya lebih ikhlas dan ridho jika 1,7 kuadtriliun utk dibelanjakan Alutsista2 gahar.. daripada digarong koruptor-koruptor yg ngakunya Pejabat Rakyat, membela kepentingan rakyat, atas nama rakyat.. ujung2nya nggarong duit rakyat .. setuju dg tulisan artikel H.Jagarin.. Pertahanan adalah investasi.. jika militer kita kuat dan gahar.. maka akan berbondong2 investor akan masuk ke RI. Terkait tingkat kepercayaan terhadap faktor keamanan aset2 yg akan dibangun investor2 tsb.
Kecewa jg dg komentar pengamat militer yg lg viral.. menyudutkan salah satu pihak.. yah namanya juga pengamat.. sama juga pengamat sepakbola.. bisanya hanya mengamati & mengomentari..belum tentu bisa main sepakbola..
Salam NKRI ����

Anonymous said...

Komentar-komentar kritis yang beredar terutama dari seorang akademisi militer yang disebut sebagai emak-emak diatas sepertinya memang karena salah paham dan belum sempat terjadi komunikasi tukar pikiran saja dengan pihak Kemenhan. Kalo dilihat dari link youtube di bawah dapat dimengerti runutannya kenapa beliau bisa sewot seperti itu.

https://www.youtube.com/watch?v=VWsqg5dyyQQ

Namun jika mendengarkan dengan baik yang dituturkan oleh bung Andi Widjajanto, pengamat militer senior yang oleh sang Ibu pengamat militer tersebut dianggap sebagai senior dan dosennya, maka kita baru bisa paham apa yang ditempuh oleh Pak Prabowo dan teman teman di Kemenhan adalah hal yang tujuan dan jalannya sudah baik dan tepat dalam rangka percepatan membangun postur tubuh TNI agar naik kelas jadi world class military.

Berikut uraian dari bung Andi Widjajanto, senior dan dosen dari sang Ibu pengamat militer tersebut

https://www.youtube.com/watch?v=NW_wbPin4Yk

Saya yakin jika kawan kawan disini juga ikut mendengarkan utuh dari awal sampai akhir penuturan bung Andi di link atas maka akan menjadi husnudzon kepada pak Prabowo dan tim Kemenhan.

Yang perlu dilakukan agar polemik ini berlalu adalah beliau-beliau semua (baik pengamat2 militer maupun Pak Prabowo dan tim dari Kemenhan serta TNI) duduk ngopi bareng sambil bertukar pikiran, insyaaAllah semua bisa seiring sejalan nanti.

Tidak hanya tekad besar, butuh kekompakan sebagai anak bangsa untuk menggapai cita-cita setinggi itu.
(malikidm)





Anonymous said...

Salam.

Maap saya hanya seorang pedagang yg dari kecil diajari kakek & orangtua saya berdagang.

Postur APBN 2021.

Tahun 2019 pendapatan negara 2.200 trilyun.

Tahun 2020 pendapatan negara turun mnjadi 1.700 trilyun turun skitar 500 Trilyun.

Tahun 2021 pendapatan negara turun mnjadi 1.200.000. ( estimasi turunnya sama 500 trilyun ).

Tahun 2022 pendapatan negara turun mnjadi 700 trilyun ( estimasi turunnya sama 500 trilyun ).

Kog turun terus pendapatan negara ingat selagi covid gak selesai maka jangan berharap pendapatan negara naik...setuju ya.

DISINI LETAK BAHAYA Jilid 1.

2021 hutang Indonesia 6.000 trilyun.
2022 hutang Indonesia 10.000 trilyun.

Pendapatan negara di tahun 2022 estimasi hanya 700 trilyun semntara untuk hutang 10.000 trilyun bayar bunga saja sdh 500 trilyun ( 71% )

Note : hitung persentase bukan pakai Produk domestik bruto ( PDB ) itu tipu pakai pendapatan negara ya.

Sadar diri lupakan saja alutista 1.760 trilyun bukan perioritas lihat Pengangguran berlimpah.Beras gak kebeli kelapaaran.Rumah sakit kekurangan obat dan ventilator.Angka covid makin tinggi krena jangan kan vitamin beras gak bisa beli.

"Sehina hinanya manusia adalah mati dalam keadaan berhutang sampai malaikat pun tak mau menerima ruhnya sebelum hutang dibayarkan oleh ahli waris didunia"

Ada bahaya jilid 2 dan 3 tapi entar saya ulas tunggu ada yg request lah.

Anonymous said...

Berarti dana cukup untuk membayar SU35 yg sudah ttd kontrak, karena tanpa SU35 bagaikan sayur asem tanpa asem ��

Anonymous said...

Sehina2 nya manusia adalah dijajah dan didikte oleh bangsa asing karena pertahanan negara yg lemah. Lebih baik mati kelaparan atau mati dimedan laga dari pada hidup terhina di lecehkan,tanah air dicaplok asing dan kekayaan negara dirampas asing.yg berhutang adalah negara bukan individu,jadi kalau individu mati dia bukan lagi warga negara dan terlepas dari kewajiban hutang negara.jgn campur adukkan hutang negara dgn hutang individu.hutang2 pribadi yg dinikmati pribadi itu sendirilah yg menjadi beban ruh di saat sudah mati.Ajaran mana itu malaikat tidak mau menerima ruh orang berhutang sebelum hutangnya dibayar? Malaikat hanya petugas bukan dia yg menentukan mau atau tidaknya. coba2 mengaitkan dgn ajaran agama tapi ilmu agama masih minim.

Unknown said...

dengan anggaran sebesar itu harus mendapatkan alih teknologi yang besar sehingga 10 tahun lagi kita takperlu beli dari luar negeri tapi buat sendiri ( itu investasi yang perlu didukung ) Hutangnya ke UEA saja dilobi biar tidak ada bunga atau hanya imbal jasa

Anonymous said...

Sekalian aja pak di jelaskan bahaya jilid 2 dan jilid 3 nya biar gamblang bagi kita menilai situasi dan menimbang risiko

yohana said...

salam buat bung jagarin ...akhirnyya muncul juga artikelnya setelelah di tunggu tunggu...saya sangat suka artikel anda bung karena artikel anda selalu memberikan pandangan jauh kedepan dan selalu mencerahkan...beda dgn emak2 satu itu yah analisanya ngga jelas bikin pusing ngga berbobot bikin keributan saja..tapi ya nongol di tv terus heran saya

yohana said...

saran saya 2500 trilyun sampai deng 2045

Jagarin Pane said...

Thx atas atensinya๐Ÿ™‚๐Ÿ™

Anonymous said...

inilah kehebatan kita yg sllu disembunyikan ..dri negara lain....
pdhl tahun 2017 ada yg kehilngan pesawat dan 2006 ada yg kehilngan kapal selam ...yg ditebgglmkn oleh para pstriot garuda....sambil ngupi aj deh nyimaknya lebih mantap

Sawargi said...

Kalau boleh saya berkata kasar" mau duitnya berapa ke,mau duitnya dari mana ke,mau belinya bermasalah ke,mau beli barang bekas ke,atau mau bersekutu sama siapa ke,kalau perlu bersekutu dengan penghuni alam gaib pun gak jadi masalah, yg penting bisa membuat TNI lebih hebat dan kuat,karena bagi saya cuma 2 profesi di negri ini yg sering membuat saya merasa bangga...TENTARA DAN ATLIT OLAH RAGA.

Ranjau Laut said...

Bisa 2 skudaron Su35 bung๐Ÿ˜€

Ranjau Laut said...

Indonesia has just signed a major defense contract last week. Neither Indonesia nor OEM has a big win on the contract. Next challenge is about to secure program's financing. Inter-ministerial seamless coordination require. The devil in the details. Let's see what happen next.
6.12 PM · 8 Jun 2021·Twitter Web App

Kira2 ini apa ya?

Anonymous said...

Bung Jagarin

apakah bs diprediksikan. Alutsista apa aja yang akan diakuisisi oleh RI buat gambaran kekuatan militer kita.

Anonymous said...

Out of the box.

Saya sangat terkesan dengan narasi yg dibuat bung jagarin out of the box. Selalu memberi harapan bahwa alutista itu akan tiba di Tanah air dan terkadang harapan itu ya tinggal harapan...contohnya

Sama sama negara non blok Mesir dan India mreka bisa dengan berani membeli SU 35 dan India dengan Rudal S400 dari rusia meskipum dibayangi Catsa Amerika.

KFX/IFX yg terhutang sampai detik ini blum juga terbayarkan itu hanya yg Rp.20.Trilyun.

Warganet alutista sudah bisa menilai yg didepan mata saja SU 35 tidak dieksekusi apalagi yg masih diawang awang kami bisa percaya kepada pemimpin bangsa ini klau mereka punya keberanian membela merah putih kog bisa gak punya kemaluan dimedia asing dunia diberitakan indonesia hutang biaya KFX/IFX terus di lauching KFX dikorea hadir gmana ya cara berpikirnya..

Hadirkan SU 35 dan datangkan IFX baru kami benar benar percaya bahwa pemimpin bangsa ini memang punya nyali buat merah putih.
Klau sudah merah putih anggaran alutista 3.000 trilyun pasti kami setuju...mkasih bung narasinya.





Lakone said...

Ada banyak perbedaan pandangan disini seru sih kalo debat nya sehat.
Selama Kemenhan tidak/kurang transparan bakalan banyak yang gak setuju soalnya jelas rawan korup, sama sama tau lah KKN kita itu akut parah.
Tapi kalo Kemenhan mau lebih transparan saya yakin banyak yang setuju karena kita sama sama tau juga alutsista TNI parah banget apa lagi rakyat kita itu nasionalis.

Diskusi sehat kaya gini yang perlu kita jaga dan promosikan udah "susah" soalnya cari forum yang sehat.

Anonymous said...

Oooh rupanya ada pengamat sakit hati karena tidak diikutsertakan dalam rancangan rencana pembelian alutsista.tidak diikut sertakan berarti tidak kecipratan honor.marah,sakit hati berkoar2 di media membuat teori dan pertanyaan ini itu dll. Ha ha ha... Itu aja sebenarnya inti ribut2 soal anggaran pertahanan ini

Unknown said...

Nih, ada kabar baik dari Fincantieri Italia. 6 Frigate FREMM Class dan 2 Frigate Maestrale Class.

https://www.fincantieri.com/en/media/press-releases/2021/fincantieri-will-provide-8-vessels-to-indonesia/

Unknown said...

Kemudian ini kabar baik tentang 36 unit Dassault Rafale:

https://www.airspace-review.com/2021/06/10/kabar-baik-kemhan-dan-dassault-sudah-tandatangani-kontrak-awal-36-rafale/

Alhamdulillah akhirnya punya Menhan yang benar-benar peduli akan kekuatan pertahanan Indonesia.

Aw said...

Di Instagram defence 6 fremm Italia sudah kontrak tinggal nunggu kontrak efektif ,dan 36 Rafale sudah kontrak efektif pada Desember 2021 , benar gak ya ini

Unknown said...

Nama Lengkap Instagram nya apa? Yang lengkap dong...

Unknown said...

'Come Into Force'
Berharap Rafale F4 lengkap dg rudal2 strategisnya...

Aw said...

Maaf koreksi 6 fremm baru dan 2 lagi fregate bekas pakai Italia , jadi yang sudah TTD 8 fregate semuanya ,nah 2 lagi ini aku lupa namanya fregate class apa

Unknown said...

Maestrale class... ada di Navalnews

Unknown said...

@Aw: Nama Instagram nya apa nih? Defense apa? Yang lengkap dong kasih nama...

Aw said...

Defenseview

Aw said...
This comment has been removed by the author.
Unknown said...

36 Rafale,
2 Iver + 6 Fremm + 8 Mogami = 16 Frigate.. sesuai rilis saat Rapim TNI bulan2 kemaren

Unknown said...

FREMM masuk Frigate kelas berat 6700 ton, senjata & kemampuan multi misinya jg bagus.. US NAVY juga pake nih FREMM.. sdh pesan tahun lalu

Ranjau Laut said...

FREMM class

FREMM adalah program bersama antara Prancis dan Italia. Fregat jenis ini memiliki panjang 140 m dan lebar 20 m dengan perpindahan 6.000t. Kapal tersebut dapat menampung 108 perwira dan awak.

Fregat Italia ini dipersenjatai dengan sistem rudal SAAM Aster 15 untuk kemampuan pertahanan udara dan juga rudal anti kapal skimming laut Teseo Mk2 (versi ekspor, Otomat Mk2). Keduanya dipasok oleh MBDA.

Teseo Mk2 menggunakan panduan inersia yang diperbarui dengan perintah dan memiliki jangkauan hingga 55 km. Dua sistem peluncuran vertikal DCNS Sylver A43 dipasang di setiap kapal.

Fregat ini juga dilengkapi dengan sistem senjata anti-kapal selam segala cuaca Milas milik MBDA. Milas, turunan dari Otomat Mk2, membawa dan melepaskan torpedo ringan seperti MU-90 dekat dengan kapal selam musuh yang ditunjuk. Posisi kapal selam ditunjukkan oleh sonar kapal atau aset lain seperti helikopter ASW atau pesawat patroli maritim.

Suite sonar kapal mencakup sonar yang dipasang di lambung Thales Type 4110. Ia juga dilengkapi dengan sonar derek aktif frekuensi sangat rendah Thales Type 4929.

Selain itu, fregat ini memiliki radar array bertahap multifungsi G-band EMPAR dari Selex Sistemi Integrati adalah radar kendali tembakan untuk sistem rudal. Sistem infrared search-and-track (IRST) kapal adalah sistem pengawasan akuisisi diam Galileo Avionica (SASS).

Aw said...

Berita y jelas kontrak awal untuk 36 jet Rafale berarti ada tambahan Rafale berikut y ,karena keinginan menhan 48 unit sebagai offset tot

Unknown said...

Bukannya Dassault Aviation mensyaratkan minimal 36 unit Rafale untuk mendapatkan kemampuan MRO dan offset? Apa benar ada rencana menambah Rafale menjadi 48 unit? Boleh share linknya. Trims.

Unknown said...

SU 35,Rafale,Fremm punya satu persamaan yaitu sama sama belum kontrak efektif... ๐Ÿ˜ƒ๐Ÿ˜…๐Ÿ˜†

Aw said...

Kalo sudah MOU kemungkinan di akuisisi 80% nan , di bandingkan cuma minat , su35 kalo tidak ada masalah di caatsa mungkin sudah seliweran di ruang udara kita , politik luar negeri kita masih rapuh tidak sekuat India dan China yang cuek bebek meski di ancam Amerika , pengalaman pahit di embargo senjata seperti y yang membuat kita jadi ambigu ( tekanan psikologis ๐Ÿ˜€๐Ÿ˜€๐Ÿ˜€)

Unknown said...

Yang pasti kedaulatan mahal harganya

Bagong said...

Anggaran besar sudah masuk 36 rafale, ane pesen nambah 2 skadron su 35, 1 skadron su 30+27, 1 skadron f 15, dan 2 skadron viper plus beli rudalnya yg banyak

Anonymous said...

Dpr K 1 di isi oleh orang2 yg UMUM dan tidak paham bahwa negara KUAT ITI WAJIB..!!!
Mereka malah sibuk membahas hal2 yg tidak penting sama sekali..

Sungguh mirissss !

Anonymous said...

Hehehehe...calo lah..kek ga tau aja tujuan doi

Anonymous said...

THAT'S TRUE , Bro..!!!

Anonymous said...

Ok, pesanan anda akan kami antar pake go pat alias go ketupat !

isan said...

Cukup bagus utk mengamankan anggaran di beberapa tahun kedepan dan ada payung hukum supaya kebijakan pertahanan tidak berubah mengikuti politik. Anggaran ini memakai anggaran multi years dan bersifat pinjaman luar negeri shg tidak terpengaruh atas pendapatan negara yg sedang menurun akhir ini. Bahkan bila dibandingkan dgn GDP PPP sangat kecil sekali.

Unknown said...

Maklum ilmunya dapet dari beasiswa Israel, mindset Ala Yahudi sedikit banyak berpengaruh, buktinya begitu dipertemukan dengan Menhan langsung senyap, apa perlu aib masa lalu suaminya dibuka, tentu tdk etis bukan!?