Wednesday, December 23, 2020

Cerdas Menyikapi Dan Harus Dihadapi

Catatan perjalanan politik luar negeri Indonesia ke depan dan diplomasi militer yang menyertainya adalah cepat mengantisipasi dan cerdas memilih. AS telah menyatakan sikap tegas, jelas dan terang-terangan bahwa musuh utama jangka panjangnya adalah China. Arah strategi militernya adalah menuju head to head dengan China. Palagannya adalah Laut China Selatan (LCS). Palagan itu ada di depan halaman rumah kita. Sudah kuatkah pagar halaman rumah kita?

Persoalan di LCS bisa berimplikasi luas karena lawan tandingnya tidak tanggung-tanggung, si naga perkasa China. Timur Tengah seruwet apa pun persoalannya masih bisa terukur titik didih konfliknya. Tapi untuk LCS panasnya konflik bisa membuat semuanya game over. Bayangkan saja, begitu tegangnya suasana di lapangan antar dua armada gajah, bisa saja prajurit salah mendeteksi, salah pencet tombol, lalu meluncur peluru kendali balistik. Pihak yang disasar mendeteksi kemudian balas meluncurkan rudal. Perang terbuka bisa terjadi karena salah pencet tombol. Apalagi kalau yang diluncurkan rudal nuklir. Duh Gusti.

Itu sebabnya Menhan Prabowo bergeliat dan bergerak cepat. Dia lihat alutsista matra laut dan udara kita tidak sepadan dengan luasnya teritori dan panasnya konflik LCS. Harus ada tambahan berlipat untuk alutsista laut dan udara agar setidaknya sedikit bisa mengimbangi dan tidak kalah gertak. Kapal perang jenis fregat dan destroyer serta kapal selam senyap adalah kebutuhan alutsista yang harus segera ada. Termasuk puluhan jet tempur double enjine beserta ragam persenjataannya. Harus ada dan secepatnya.

AS sudah membidik Indo Pasifik, membidik China sebagai musuh jangka panjangnya. Di lokasi yang sama juga ada konflik semenanjung Korea dan Taiwan. Pergeseran kekuatan militernya sedang dilakukan. Perlahan tapi pasti Timur Tengah mulai ditinggalkan. Cerdiknya lagi AS berhasil melunakkan sikap negara-negara Arab untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Tercatat UEA, Bahrain, Sudan dan Marokko selama empat bulan terakhir ini sudah berdamai dengan musuh lahir bathinnya. Diprediksi Arab Saudi dan Oman menyusul. Dinamika permusuhan di Timur Tengah saat ini merubah peta konflik dari Arab-Israel ke Arab-Iran. Israel juga musuh utama Iran.

Jadi pusat konflik sekarang dan masa depan adalah Indo Pasifik utamanya LCS. Dan teritori kita di perairan Natuna bersinggungan dengan pusat konflik. Sudah siapkah kita. Jawabnya belum. Ujian diplomatik kita akan terus diuji dengan sindiran dan gertakan salah satu pihak. Kalau diplomat dan pejabat AS yang tandang ke Jakarta, pihak sono muring-muring dan menyindir. Demikian juga jika Beijing mengirim delegasi diplomasi, Washington mengingatkan pentingnya fungsi kemitraan.

Kemenlu harus bermain siasat cerdik, harus pintar berkomunikasi dengan kedua belah pihak yang berseteru. Ketika kita menolak landing take off pesawat pengintai strategis AS Poseidon di seluruh Lanud kita, China bersorak dan memuji Indonesia. Sebaliknya ketika Menlu dan Menhan AS ke Jakarta dalam waktu berdekatan, Beijing merepet soal kebersamaan ASEAN yang tidak perlu dicampuri negara yang jauh dari kawasan damai ini. Penting menjaga bandul tetap seimbang agar kita tidak terjebak oleh percaturan hegemoni dan penantang hegemoni. Tapi soal kita memperkuat garda nasional China tidak ambil pusing, sebaliknya AS sangat mengharapkan perkuatan militer kita.

Soal perairan Natuna, area tumpang tindih ada di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) nya. Indonesia berpendapat tidak ada titik singgung di ZEE Natuna. ZEE Indonesia sah dan diakui oleh hukum laut internasional. Sementara klaim China di LCS tidak diakui dunia. Datangnya rombongan kapal Coast Guard China area bermainnya di sektor tumpang tindih itu. Bukan di seluruh perairan Laut Natuna Utara. Artinya kita harus menyikapi segmen potensi konflik ini dengan proporsional. China tidak mengusik ZEE kita di Anambas, justru dengan Vietnam kita masih berselisih soal batasnya. Jelasnya biarlah AS yang menjadi tameng LCS karena dialah yang mampu mengerem ambisi teritori China.

Meskipun begitu kita harus bergerak cepat untuk memperkuat pagar teritori. ALKI 1 dan ALKI 2 diprediksi akan menjadi jalur ramai lintas laut militer AS dan Australia. Apalagi jika pangkalan Armada 1 AS yang mau dibentuk berada di Singapura. Wah rame dong. Singapura  ikut terlindungi.  TNI AL tentu harus terus bersiaga baik di jalur ALKI maupun Natuna. Kekuatan armada KRI mau tidak mau harus ditingkatkan dengan sejumlah kapal fregat dan destroyer secepatnya. Beruntunglah Iver Class sudah final menuju kontraknya, semoga bisa dibuat secara paralel dan serentak selesai. 

Sudah saatnya kita bergerak cepat dan lugas. Angkatan Laut dan Angkatan Udara patut mendapat pembaharuan alutsista. Sejumlah kapal perang kelas fregat sedang disiapkan. Selain Iver Class kelanjutan PKR 10514 batch 2  Martadinata Class sedang berproses. Pertemuan Presiden Jokowi dengan Raja Belanda Willem Alexander bulan Maret lalu sudah memperjelas arahnya. Fokus saja dulu pada 2 Iver Class dan 2 Martadinata Class. Kemudian untuk matra udara jet tempur Typhoon bisa jadi prioritas utama dilanjut Rafale dan atau F15. Setidaknya itulah harapan kita sepanjang MEF jilid tiga ini sampai tahun 2024. Realistis kan.

****

Jagarin Pane / 23 Desember 2020

70 comments:

Ranjau Laut said...

Artikel yg menarik.
Sangat realistis.

Bung jagarin

Ranjau Laut said...

Bung jagarin apa kita dah deal untuk pengadaan heli chinnok 12 unit

Jagarin Pane said...

Biasanya kontraknya sepi publikasi seperti nexter. Iver aja sepi publikasi pdhal katanya sdh teken kontrak.πŸ™‚πŸ™‚

INDONESIA BISA said...

Bung @jagarin seperti biasa di akhir tahun kok seperti tahun2 sebelumnya hawa2 nya di PHP in melulu yang paling kerasa di PHP in sign kontrak pembelian pespur... Jangan sampai desember ceria menjadi HALU

Ranjau Laut said...

Spt yg sudah bung jagarin bilang
Terkadang kontrak2 alutsista gk semua di publish.
Tau2 nnti beritanya bocor sndriπŸ˜„πŸ˜„

Ranjau Laut said...

Sptnya pikiran saya juga begitu
Terkadang pertemuan tertutup itu biasanya ada deal.

Ranjau Laut said...

Ketika terjadi bencana gempa bumi dan tsunami Aceh (2004) Indonesia mendapat pelajaran berharga.

Terbukti, begitu vitalnya peran heli Chinook yang dioperasikan oleh sejumlah negara dalam penanganan bencana secara tepat dan akurat.


Indonesia bahkan sampai menyewa 5 heli Chinook dari AS untuk memperlancar penanganan bencara alam di Aceh.

Didorong oleh pengalaman berharga itu, pada tahun 2016 Kementerian Pertahanan RI menandatangai pembelian sebanyak 12 unit heli Chinook yang rencananya dikirim secara bertahap mulai tahun 2019. (Agustinus Winardi/Intisari)

Jadi byk alutsista yg tertunda ya tahun ini krn pandemi jika itu benar

Taming sari said...

Apa benar martadinata class dilanjut?
Kalo dilanjut selisih waktu dengan batch 1 jangan sampe 5 tahub

Unknown said...

Bung Jagarin, sepertinya kita telat sekali. Kalau sewaktu-waktu perang di LCS pecah, kan alutsista strategis yang dipesan oleh TNI datangnya lama. Bisa 4 sampai 5 tahunan.

Kalau menurut saya, Martadinata Class sebaiknya dijadikan kelas Corvette saja karena ukurannya kurang memberikan deterrent effect. Semoga selain Iver, pemerintah juga mengakuisisi FREMM Italia dan 30FFM Jepang. Dari sisi ukuran lebih mengintimidasi dan lebih sesuai dengan namanya yaitu Frigate, ya Real Frigate. Membangun kapal perang dan submarine kan butuh waktu tahunan.

Untuk Rafale ini sebenarnya jadi atau tidak ya? Kan membangunnya juga butuh waktu lama. Walau saya tahu pemerintah ada wacana mengakuisisi Typhoon, ini kan juga butuh minimal 1 tahun. Waktu yang lumayan. Kalau LCS pecah kurang dari setahun bisa bahaya. Alutsista kita saat itu sangat tidak memadai karena semua pesanan belum datang. Tapi semoga saja LCS aman dan tidak ada rudal yang menyasar ke wilayah kita, karena payung udara pun kita - you know- lah.

Ranjau Laut said...

Rafale pasti jadi disini pihak prancis butuh waktu sdikit biar final.
Kita bisa ikutin langkah Yunani yg kmrin 17 desember deal kontrak 18 rafale.dgn rincian
6 unit siap pakai/bekas
6 unit yg jarang dipakai jarang terbang
6 unit baru.

Seandainya klo kita ambil 36 kemungkinan besar bukan baru semua.dri 36 bisa 12 bekas siap pakai kondisi bgus.24 lagi baru

hendry said...

30 ffm jadi di ambil nggak ya bung jagarin? Kalau diambil lumayan bisa jadi medium frigate kita sedangkan untuk yang heavy frigate selain iver bisa di tΓ€mbah dengan fremm yang bergamini class dari italia katena dari segi ukuran , persenjataan dan sensor radar lebih mantul di bandingkan yang aqutane punya perancis dan plusnya lag harga bergamini clas lebih murah di banding aquatane.

Jagarin Pane said...

Dilanjut utk batch 2

Jagarin Pane said...

Chinook utk TNI AU

Jagarin Pane said...

Iver sudah kontrak. Tinggal mau dibangun dimana, PAL, DRU atau Koja Bahari

Taming sari said...

Untuk sumbernya bung jagarin dapat darimana?

Taming sari said...

Untuk 30FFM kemungkinan setelah tahun 2025 soalnya untuk AL Jepang aja belum semuannya selesai
Ditambah PAL lagi ada proyek iver yang kemungkinan selesai akhir 2025

Taming sari said...

Apakah mbah parchim nggak ada rencana untuk dipensiunkan?

Wiranagari said...

Gak akan pecah perang LCS,. Yg ada jualan senjata laris maniss.. huhuhuuuuuuiii

Insaflah manusia���������� said...

πŸ˜„................
Tenaga kurang omdo kenceng
Keinginan menggebu2 tapi nol
πŸ€ͺπŸ€ͺπŸ€ͺπŸ€ͺπŸ€ͺπŸ€ͺπŸ€ͺ

Ranjau Laut said...

Berati TNI AD tambahan nya dri Mi17 bung.

Aji said...

Bung jagarin ifo dong kalau ada klewang class kita... kalau beneran dah jadi kan bisa nambah sfek deterjen kita nih... heheheh

HambaAllah said...

ya iyalah cina gak ambil pusing kita mau memperkuat garda nasional 😁. ibarat nya mereka itu gajah kita ini semut.kita ini mungkin aset militer nya tertinggal 50 tahun dengan cina 😁

Poeras said...

Motto Kita adalah "Mikir Mulu Beli Kagak"

Jagarin Pane said...

Kabar baik utk klewang jilid 2

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

Motto situ bacot mulu bayar pajak kagak

Ranjau Laut said...

IVer buat di PAL
PKR di Koja

Bagong said...

Realistis bung, jangan lupa ada satu list ketinggalan kontrak su 35 hehehe

Bagong said...

Nassam segera ditambah, beli juga aster 30 singa saja beli sampek 200 rudal, kita minim butuh 10 baterai lah aster 30, nassam minim 16 baterai, oerleikon dan rudal shorad tambah yg buanyak bingitz masing2 matra hrs punya, payung dah ok maka striking force pespur bisa digunakan leluasa

Ranjau Laut said...

Kontrak batch 2 ya hehe

Mak Lampir said...

Bung jagarin.tapi realitanya mamarika tidak mengakui ALKI kita.itu bagaimana?

black eagle said...

mainan satuan marinir ga ada yg gahar utk menghadapi china

Unknown said...

Itu sudah fix bangun PKR di Koja bro Nomad?

Aji said...

Tapi gak keliatan batang idungnya tu si klewang bung...? Kapan jadinya katanya akhir 2019 ampe 2020 gak ada kelanjutan kabarnya bung... barang kali bung jagarin bisa ngasih pencerahan... 😁😁

Wiranagari said...

Ada yo human torpedo.

ESSEN said...

sementara ini saya nyimak saja dulu. tidak mau berkomentar, sampai isu2 pembelian alutsista terealisasi.
walaupun itu dari satu jenis alutsista.

jangan jadi euforia yg premature, karena belum ada sama sekali yg terealiasasi.

Ranjau Laut said...

Tunggu mesin MAN dri swedia

Anonymous said...

Kalou lcs makin genting, caatsa pasti dibuka, karena as butuh teman yg kuat untuk lawan rrc

WIRO 212 said...

Jls ok klau untuk tni

Gus Endho said...

Semoga terealisasi dan bkn hanya wacana semata 🀭, sy pribadi berharap alutsista RI ada tambahan 36 pesawat tempur Dasault Rafale dan 24 F15 strike eagle dan Sukhoi 35 16 unit,Kapal destroyer 5 unit Iver Class 4 unit dan tambahan Kapal selam 10 unit sblm th. 2030 AamiinπŸ‘ŒπŸ™

Khp said...

Tersiar berita, di indomiliter, kita akan beli rudal neptune, apakah dapat tot sehingga memilih yg subsonic?

Ranjau Laut said...

Tanpa basa-basi, kami mengatakan bahwa Memorandum telah ditandatangani dengan Indonesia atas kesimpulan kontrak untuk pasokan RK-360 MC ′′ Neptune ′′ sistem rudal seluler lepas pantai dari Biro Desain Negara Luch. Dengan demikian, Indonesia mungkin menjadi pembeli asing pertama Neptunus, yang pada 23 Agustus 2020 diadopsi oleh Angkatan Bersenjata Ukraina.
Keinginan Indonesia untuk membeli kompleks ini menunjukkan dua hal. Pertama, hal itu berbicara tentang kepercayaan diri perwakilan Indonesia pada produsen senjata Ukraina. Karena mencari pembeli potensial seperti peralatan, yang tidak ada di pasukan negara asal, cukup sulit. Dan Angkatan Laut Ukraina akan menerima pembagian pertama Neptunes tahun depan.
Kedua, jika proyek tersebut berhasil, perusahaan Ukraina akan menerima dana yang dapat digunakan untuk menerapkan proyek-proyek lain yang dibutuhkan untuk memperkuat kemampuan pertahanan negara. Ini termasuk drone pengintaian Sokil-300, versi penerbangan rudal R-360 R-360, dan akhirnya, SAM Ukraina yang menjanjikan, yang membutuhkan $ 30-50 juta untuk membangun.
Selain perjanjian tentang ′′ Neptunus ", SE ′′ Progress ′′ juga memberikan semua syarat untuk kesimpulan kontrak untuk pasokan produk Ukraina lainnya - radar dan rudal pesawat.
Menurut perwakilan perusahaan, militer Indonesia memuji stasiun radar K 6E 90 dari Iskra. Radar sirkuler 3 D seluler ini dengan transistor transmitter dirancang untuk mendeteksi target yang terbang pada ketinggian rendah, sedang dan tinggi, serta memiliki karakteristik kompetitif yang sangat baik.

Anonymous said...

Filipina gak pake lama, tgl 21 des 2020 umumkan akan segera mendapatkan 2 kapal selam dari Perancis yg dipasok perusahaan Naval Group.

Indonesia jadi gak beli kapal selam dari Perancis, bung Jagarin? Jangan kelamaan mikirnya, LCS sudah benar2 didepan mata..

Lihat Filipina, sedang giat2nya memperkuat diri dan bergerak sangat cepat..

-Rudi-

WIRO 212 said...

Kok kayaknya tanpa publikasi atau emang diam2 biar tetangga nggak kaget?, totnya dptkan? Itu yg penting

Ranjau Laut said...

Sengaja tuh diam2 publikasi kontrak diam2 jg.
Apache jg dulu gt.

Pribumi NKRI said...

Mudah2an alutsista Gahar, Benar2 Lancar sampai datang semua di Republik Indonesia. Tetap Semangat

black eagle said...

bung jagarin..klo realisasi Pesawat AEW P8 posedon gmn? kpn nih realisasi utk brahmos dan Sosna S125 dan tambahan arhanud utk marinir?

Unknown said...

emang ada bu nomad. batch 1 aja blm terealisir

ione said...

mudah mudahan bukan maung yg diborong

ione said...

mudah mudahan bukan maung yg diborong

Defent studies said...

Sy krg stju dgm pndapat unknown di atas,bgm super powernya amirika ktk mnyrang vitnam,bebek blur bro..,aplg cina yg si penuhi senjata tua dan jiplakan..,yg perlu di waspadai adlh rudalnya..yg lain bobrok sm dgn mental prajuridnya..

Unknown said...

Ho oh ... kecuali kita juga punya rudal nuklir baru China ambil pusing . Mereka bisa nembak rudal nukkir dari negaranya ... lah kita ??? Kedepan harus di pertimbagkan lg agar negara ini punya rudal jangkauan ribuan kilometer . Indonesia negara besar dan luas masa kalah sama Pakistan, Korut yg punya rudal nuklir antar benua.

WIRO 212 said...

Bung H.Jagarin,maaf nih klau ngikuti berita alutsista tni kok banyak prosesnya lama sekali bahkan kadang2 gak jadi.apa birokrasinya emang rumit / masih aja yg main kayak dulu.trus antara kontrak pembeliannya juga cukup lama,bagaimana bung?

Wiro

Ranjau Laut said...

Tahun 2020 ini twrkesan lambat karena adanya pandemi tp semua berjalan lancar.

Ya said...

Mimpi aja dulu

Unknown said...

Bung jagarin bulan desember tinggal 2 hari lagi tapi blm ada deal kontrak alutsista yg woww...
apa mungkin desember ceria akan jd desember kelabu...

satriya wirang said...

semoga tercapai amin

ESSEN said...

info dari bung H.Jagarin itu sudah benar adanya, sebatas memberikan update informasi.

utk realisasinya kita sama sama menyimak perkembangannya. jangan terlalu euforia dan jangan pula pesimis.

semoga saja yang diinformasikan bung haji tercapai semuanya.

Amiin

Ranjau Laut said...
This comment has been removed by the author.
Ranjau Laut said...

Amin
Sabar dikit lagi

WIRO 212 said...

Amiin ya Rob

satriya wirang said...

semua pemerhati saya mau tanya apa benar tni punya rudal yang disembunyikan waktu pres pertama .kt kk yang pejuang indo punya rudal yg menjangkau 2000km

satriya wirang said...

kt kkk rudal itu sanggup hancur kan setengah aust

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

@Unknown December 29, 2020 at 5:13 PM

REKAP ALUTSISTA 2019-2020

Kontrak Pengadaan Alutsista
- TNI-AD
1.IFV Kobra 8×8 :
- Dana : US$ 82 Million.
- Jumlah : 23 Unit.
- Pengguna : TNI-AD.
- Supplier : PT.Pindad.
- Tahun Anggaran : -.
- Tahun Kontrak : 2019.
- Tahun Datang : 2020-2022.

2.Black Hawk/Sejenis :
- Dana : Down Payment US$ 4,6 Million.
- Jumlah : Classified.
- Pengguna : TNI-AD.
- Supplier : US.
- Tahun Anggaran : 2021.
- Tahun Kontrak : Januari 2021-Desember 2022.
- Tahun Datang : -.

3.M3 Ampibious Rig/Sejenis :
- Dana : Down Payment US$ 12,8 Million.
- Jumlah : Classified.
- Pengguna : TNI-AD.
- Supplier : General Dynamics European Land Combat Systems.
- Tahun Anggaran : 2021.
- Tahun Kontrak : Januari 2021-Desember 2022.
- Tahun Datang : -.

4.Medium Tank Harimau Hitam :
- Dana : US$ 135 Million.
- Jumlah : 18 Unit.
- Pengguna : TNI-AD.
- Supplier : PT.Pindad.
- Tahun Anggaran : -.
- Tahun Kontrak : 2019.
- Tahun Datang : 2020-2023.

5.MV-22 Block C Osprey :
- Dana : US$ 2 Billion.
- Down Payment US$ 24,8 Million.
- Jumlah : 6-8 Unit.
- Pengguna : TNI-AD.
- Supplier : US.
- Tahun Anggaran : 2021.
- Tahun Kontrak : Januari-April 2021.
- Tahun Datang : -.

6.Tambahan Medium Tank Harimau Hitam/Sejenis (Ranpur Yon Kavaleri) :
- Dana : Down Payment US$ 20,3 Million.
- Jumlah : Classified.
- Pengguna : TNI-AD.
- Supplier : Classified.
- Tahun Anggaran : 2021.
- Tahun Kontrak : Januari 2021-Desember 2022.
- Tahun Datang : -.

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

- TNI-AL
1.BT-3F & BMP-3F :
- Dana : - BT-3F : US$ 67,2 Million.
- BMP-3F : US$ 108 Million.
- Jumlah : - BT-3F : 21 Unit.
- BMP-3F : 22 Unit.
- Pengguna : Marinir.
- Supplier : Russia.
- Tahun Anggaran : -.
- Tahun Kontrak : April 2019.
- Tahun Datang : 2021-2022.
2.Kasel Diesel Elektrik :
- Dana : Down Payment US$ 17,1 Million.
- Jumlah : Classified.
- Pengguna : TNI-AL.
- Supplier : Classified.
- Tahun Anggaran : 2021.
- Tahun Kontrak : Januari 2021-Desember 2022.
- Tahun Datang : -.
3.KCR 60-m :
- Dana : US$ 237,1 Million.
- Jumlah : 2.
- Pengguna : TNI-AL.
- Supplier : PT.PAL.
- Tahun Anggaran : -.
- Tahun Kontrak : Februari 2019.
- Tahun Datang : 2021-.
4.New OPV 90-m Class :
- Dana : US$ 340 Million.
- Down Payment US$ 19,5 Million.
- Jumlah : 4 Unit.
- Pengguna : TNI-AL.
- Supplier : PT DRU (Daya Radar Utama)/Sejenis.
- Tahun Anggaran : 2021.
- Tahun Kontrak : Januari 2021-Desember 2022.
- Tahun Datang : -.
5.MICA Bung Tomo Class :
- Dana : Down Payment US$ 2,1 Million.
- Jumlah : Classified.
- Pengguna : TNI-AL.
- Supplier : Classified.
- Tahun Anggaran : 2021.
- Tahun Kontrak : Juni 2020.
- Tahun Datang : -.
6.Mine Countermeasures Vessels (MCMV) Type MHV-60 (Frankenthal Class Modified) :
- Dana : US$ 204 Million.
- Jumlah : 2.
- Pengguna : TNI-AL.
- Supplier : Abeking & Rasmussen, JEjeRe KauMAN.
- Tahun Anggaran : -.
- Tahun Kontrak : Januari 2019.
- Tahun Datang : 2022.
7.Modernisasi Bung Tomo Class :
- Dana : Down Payment US$ 9 Million.
- Jumlah : 3.
- Pengguna : TNI-AL.
- Supplier : Classified.
- Tahun Anggaran : 2021.
- Tahun Kontrak : Januari 2021-Desember 2022.
- Tahun Datang : -.
8.PKR/Sejenis :
- Dana : Down Payment US$ 60,6 Million.
- Jumlah : Classified.
- Pengguna : TNI-AL.
- Supplier : Classified.
- Tahun Anggaran : 2021.
- Tahun Kontrak : Januari 2021-Desember 2022.
- Tahun Datang : -.
9.Radar dan C3 Kapal Patroli :
- Dana : US$ 41,9 Million.
- Jumlah : Classified.
- Pengguna : TNI-AL.
- Supplier : Belanda.
- Tahun Anggaran : -.
- Tahun Kontrak : Juni 2020.
- Tahun Datang : -.
10.Rudal Exocet MM 40 Blok 3 dan VL MICA:
- Dana : Down Payment US$ 4,6 Million.
- Jumlah : Classified.
- Pengguna : TNI-AL.
- Supplier : MBDA, Europe.
- Tahun Anggaran : 2021.
- Tahun Kontrak : Januari 2021-Desember 2022.
- Tahun Datang : -.
11.Senjata Gatling M134 P Kal.7.62 mm di KAL Koarmada dan Heli Escart Penerbal TNI AL :
- Dana : Down Payment US$ 3,2 Million.
- Jumlah : Classified.
- Pengguna : TNI-AL.
- Supplier : Classified.
- Tahun Anggaran : 2021.
- Tahun Kontrak : Januari 2021-Desember 2022.
- Tahun Datang : -.
12.SSM Exocet MM 40 Block 3 Bung Tomo Class:
- Dana : Down Payment US$ 6,7 Million.
- Jumlah : Classified.
- Pengguna : TNI-AL.
- Supplier : MBDA, Europe.
- Tahun Anggaran : 2021.
- Tahun Kontrak : Januari 2021-Desember 2022.
- Tahun Datang : -.
13.Tambahan BMP-3F :
- Dana : Down Payment US$ 8,3 Million.
- Jumlah : Classified.
- Pengguna : Marinir.
- Supplier : Russia.
- Tahun Anggaran : 2021.
- Tahun Kontrak : Januari 2021-Desember 2022.
- Tahun Datang : -.
14.Torpedo A244-S Mod 3:
- Dana : Down Payment US$ 2,7 Million.
- Jumlah : Classified.
- Pengguna : TNI-AL.
- Supplier : Whitehead Alenia Sistemi Subacquei S.p.A.(WASS), Italia.
- Tahun Anggaran : 2021.
- Tahun Kontrak : Januari 2021-Desember 2022.
- Tahun Datang : -.
15.Upgrade AS565 Panther ke Full Combat Mission Heli AKS:
- Dana : US$ 42,9 Million.
- Down Payment US$ 4,1 Million.
- Jumlah : 5.
- Pengguna : TNI-AL.
- Supplier : Classified.
- Tahun Anggaran : 2021.
- Tahun Kontrak : Januari 2021-Desember 2022.
- Tahun Datang : -.

ANTI MALONDOG HALU BERAT said...

- TNI-AU
1.Chinook/Sejenis :
- Dana : Down Payment US$ 91,4 Million.
- Jumlah : Classified.
- Pengguna : TNI-AU.
- Supplier : US.
- Tahun Anggaran : 2021.
- Tahun Kontrak : Januari 2021-Desember 2022.
- Tahun Datang : -.

2.Viking Air CL-515/CL-415 :
- Dana : Classified.
- Jumlah : 7 unit.
- 1 unit CL-415EAF (Enhanced Aerial Firefighter).
- 2 unit Firefighting.
- 4 unit SAR.
- Pengguna : TNI-AU.
- Supplier : Viking Air, Toronto-mbek-Kanada.
- Tahun Anggaran : -.
- Tahun Kontrak : Juni 2019.
- Tahun Datang : 2024-.

3.Heli VVIP :
- Dana : Down Payment US$ 16 Million.
- Jumlah : Classified.
- Pengguna : TNI-AU.
- Supplier : Classified.
- Tahun Anggaran : 2021.
- Tahun Kontrak : Januari 2021-Desember 2022.
- Tahun Datang : -.

4.Herky/Sejenis :
- Dana : Down Payment US$ 77,2 Million.
- Jumlah : Classified.
- Pengguna : TNI-AU.
- Supplier : Classified.
- Tahun Anggaran : 2021.
- Tahun Kontrak : Januari 2021-Desember 2022.
- Tahun Datang : -.

5.Leonardo RAT 31 DL/M (360 km) Radar :
- Dana : US$ 26,6 Million.
- Jumlah : 1 Unit.
- Pengguna : Satrad 221 Ngliyep Malang.
- Supplier : Leonardo S.p.A., Italy.
- Tahun Anggaran : -.
- Tahun Kontrak : September 2019.
- Tahun Datang : 2021.

6.Rudal Sukhoi :
- Dana : Down Payment US$ 2,1 Million.
- Jumlah : Classified.
- Pengguna : TNI-AU.
- Supplier : Russia/Ukraina.
- Tahun Anggaran : 2021.
- Tahun Kontrak : Januari 2021-Desember 2022.
- Tahun Datang : -.

7.SU-35/Sejenis :
- Dana : Down Payment US$ 100,4 Million.
- Jumlah : Classified.
- Pengguna : TNI-AU.
- Supplier : Classified.
- Tahun Anggaran : 2021.
- Tahun Kontrak : Januari 2021-Desember 2022.
- Tahun Datang : -.

8.Upgrade T-50 Menjadi FA-50 :
- Dana : Down Payment US$ 27,5 Million.
- Jumlah : Classified.
- Pengguna : TNI-AU.
- Supplier : Opa Plastik.
- Tahun Anggaran : 2021.
- Tahun Kontrak : Januari 2021-Desember 2022.
- Tahun Datang : -.

Unknown said...

kok tdk disebutkan rafale atau typoon. apa memang sdh tidak ada lagi.

WIRO 212 said...

Apa itu sudah final? Trusr rafale,typoon,dan f 15nya

Rads said...

Apache gak ada rencana genepin 1 skdr bung jagarin?

black eagle said...

https://militermeter.com/tni-al-pilih-tank-amfibi-ringan-sprut-sdm1-untuk-tank-pt-76-yang-menua/

gmn kabar progres tank sprut sdm1 utk marinir kita

black eagle said...

trut TNI AU pesawat tanker dan AEW MRTT kapan bro?