Monday, June 22, 2020

Unjuk Kekuatan Hanya Saling Gertak


Gelar otot militer diperlihatkan antara dua kekuatan militer terhebat, AS dan China. Dan kali ini yang terbesar. Palagannya adalah mulai dari Selat Taiwan sampai Laut China Selatan (LCS). China menggelar kekuatan laut dan udaranya untuk menggertak Taiwan, Filipina, Malaysia dan Vietnam.

AS memandang ini sebagai tindakan "anggar jago" dan mentang-mentang. Maka dikirimlah 3 kapal induk sekaligus beserta dayang-dayangnya berupa puluhan destroyer, fregat, kapal selam dan ratusan jet tempur ke perairan Pasifik Barat. Konvoi itu telah sampai. Termasuk 8 kapal perang Australia ikut meramaikan suasana.

Sebagai antisipasi terhadap gelar kekuatan otot militer kedua raksasa itu, Indonesia bersiap diri siaga penuh di Natuna dengan penambahan kekuatan sejumlah KRI striking force. Juga skadron jet tempur di Koopsau satu diperintahkan siaga penuh terukur.

KRI Bung Tomo 357 dan armada lainnya
China, entah kenapa setelah sempoyongan mabuk Corona tiba-tiba membuka permusuhan terbuka di tiga front militer sekaligus. Dengan India di barat negerinya, dengan Taiwan di timur dan dengan sejumlah negara ASEAN di selatan negerinya. Apa karena gerah dengan sebab musabab Corona atau mau uji nyali kekuatan militernya.

Dengan India bahkan telah terjadi bentrok fisik yang meminta korban tewas puluhan pasukan kedua negara. Lucunya meski keduanya telah mengerahkan puluhan ribu pasukan dan alutsista, justru adu fisik ala primitif yang terjadi. Adu jotos antar tentara. Sangat memalukan.

Maka meskipun di teater LCS telah berkumpul sejumlah kapal perang, kapal induk, kapal selam dan jet tempur, kita meyakini tidak sampai terjadi perang terbuka antara China dan AS. Otot militer sejatinya dikerahkan untuk memberikan efek gentar, show of force. Saling gertak tapi juga ukur kekuatan. Bahasa militer adalah bahasa adrenalin. Bahasa ego negara yang berada dalam kendali bahasa diplomasi.

Sejatinya dunia kita sekarang sudah saling ketergantungan satu sama lain. Membangun kesejahteraan tidak bisa lepas dari hubungan ekonomi dan perdagangan antar negara. Saling membutuhkan. Bahkan dunia masa depan adalah bangunan digitalisasi online global, borderless.
Salah satu pangkalan militer di LCS
Yang menjadi pertanyaan mengapa China menjadi agresif dan cenderung buas belakangan ini. Semuanya soal teritori. Padahal pada saat yang bersamaan perang dagang dengan AS masih berlangsung seru. Apalagi dunia masih dilanda pandemi Covid19.

Utamanya soal batas teritori. Dengan India yang sudah dingin dengan kondisi status quo selama empat dekade. Tiba-tiba cepat berubah menjadi konflik panas membara. Aneh kan?  Dengan Taiwan juga sudah mulai unjuk kekuatan. Jet tempur China sudah berani menerobos wilayah udara Taiwan.

Adalah wajar jika kemudian AS dan anak asuhnya Australia tampil untuk unjuk kekuatan dengan mengerahkan 3 kapal induk sekaligus. Tindakan kasar China jelas tidak pantas dalam koridor Code of Conduct di LCS. Apapun alasannya tidak dibenarkan. Karena klaimnya di LCS tidak sah secara hukum internasional.

Tingkah konyol China ini dianggap dunia sebagai kurangnya semangat kecerdasan diplomasi alias kaku. Padahal dunia sudah sangat saling tergantung sama lain. Mestinya semua persoalan klaim teritori bisa diselesaikan di meja perundingan. Bukan berlagak sebagai preman lapak teritori.

Gelar kekuatan militer China sesungguhnya hanya untuk gagah-gagahan. Untuk menakut-nakuti. Memang negara-negara di LCS mengambil sikap mengalah tetapi bibit kebencian utamanya di kalangan warga negaranya mulai tumbuh. Di India sudah terjadi demo besar dan ajakan boikot produk China.

Pergelaran kekuatan militer besar-besaran AS adalah balasan dan pesan kuat untuk China agar tidak bermain api di LCS . Tetapi situasi dan kondisi panas ini tidak sampai menimbulkan perang terbuka diantara kedua raksasa dunia ini. Percayalah. Resikonya sangat mengerikan.

Dan kita pun wajib bersiaga di Natuna dengan terukur. Maksudnya tetap waspada dan defensif menjaga perairan laut Natuna Utara. Kita harus menghadirkan armada Bakamla dan KRI setiap saat. Paling tidak kalau ada yang mulai intip-intip Natuna dan ternyata ada "satpamnya" bisa mengurungkan niatnya.

****
Jagarin Pane /21 Juni 2020

26 comments:

Ranjau Laut said...

Amerika itu gak kan brani lawan cina apalgi negara yg punya nuklir,kalaupun brani perang dgn cina amerika bakal kewalahan disini Korut akan ikut andil dan bisa saja korut dan Iran ambil kesempatan maju hancurkan pangkalan2 strategis amerika.

Anonymous said...

Anda salah bung.. amerika banyak sekutunya.. ketika negara negara besar di nato berkumpul bantu amerika.. pasti habis itu

Ranjau Laut said...

Nato aja kewalahan hadapai rusia

Jagarin Pane said...

Makanya gak bakalan jadi perang, paling saling ledek, gagah2anπŸ’ͺπŸ’ͺ

Anonymous said...

...bahkan terang2an Russia menantang NATO sendirian

ini yang Ane demen sama Russia

NATO ( ± 30 negara lach )










... Xixixixixixixi 😁

Anonymous said...

...walaupun Russia sekarang tak seluas UNI SOVIET dulu, tapi

dari segi Militer dan kecanggihan tekhnologi Alutsistanya MENGERIKAN yang sekarang di 3 matranya















... Xixixixixixixi 😁

Anonymous said...

...Luhut Pandjaitan: Boleh Investasi, Tapi Jangan Usik Wilayah RI
Tempo | 1 hour ago


TEMPO.CO, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memastikan akan terus menjaga kedaulatan maritim Indonesia, khususnya di kawasan perbatasan.

"Mengenai kedaulatan maritim, kita tidak pernah kompromi dengan siapa pun," ujar dia dalam rapat bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat, yang disiarkan secara daring, Senin, 22 Juni 2020.

Di Natuna, misalnya, Luhut mengatakan telah memberikan pesan secara kencang dan jelas kepada negara tetangga bahwa Indonesia tidak akan berkompromi terkait integritas wilayah Tanah Air. Ia pun menyatakan akan tegas terkait hal tersebut.

"Kita berteman boleh tapi jangan sampai ke sini, karena itu akan mengusik kita, kami akan tegas mengenai ini," ujar Luhut. "Kau boleh investasi di negeriku, tapi kalau soal territory integrity, kami tidak akan pernah diskusi mengenai itu."

Sebelumnya, Deputi Bidang Kedaulatan Maritim dan Enegi Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan pemerintah masih terus melakukan pengawasan kapal asing pencuri ikan alias illegal fishing di perairan Natuna. Sejumlah kapal pengawas tetap dioperasikan di sana.


Ingin hidup 100 tahun? Bersihkan pembuluh darah! Inilah caranya
NATURATENSI
"Bahkan beberapa waktu lalu dirjen (direktur jenderal) di sana telpon saya bertanya 'Pak Purbaya, ada treatment khusus gak ke negara tertentu, saya boleh enggak nangkap kapal dari negara ini?', saya bilang tangkap saja sebanyak-banyaknya tapi tidak perlu ngomong ke media sampai anda tangkap 100 kapal. Kira-kira begitu," ujar Purbaya dalam konferensi video, Selasa, 9 Juni 2020.

Ia mengatakan pengawasan kapal asing ilegal itu masih terus meskipun Kementerian Kelaturan dan Perikanan belum mengumumkan jumlah kapal asing yang ditangkap. "Ini masih berjalan terus. Mungkin KKP belum umumkan berapa yang ditangkap sampai jumlahnya signifikan," tutur Purbaya.

Purbaya pun berujar pengawasan di Laut Cina Selatan dan Papua kini semakin kuat dengan adanya sistem pengawasan menggunakan satelit langsung. Sehingga, pemerintah bisa mengetahui di dua perairan tersebut berapa banyak kapal asing yang masuk, baik secara legal maupun ilegal. Dengan demikian, penanganannya pun diklaim akan lebih mudah dari metode sebelumnya.

Dulu, kata Purbaya, kapal pengawas berangkat tanpa mengetahui titik-titik pencuri ikan. "Dulu kan kapal berangkat kalau dapat syukur kalau enggak ya sudah," ujarnya. Dengan metode anyar dan data pengawasan yang cukup lama, pola musiman pencuri ikan bisa diketahui. Sehingga kapal pengawas bisa langsung menuju titik kumpul kapal pencuri ikan.
















... Xixixixixixixi 😁

Anonymous said...

harus ada pihak ketiga di LCS yg punya kasel, cari gara gara nembak 1 torpedo ke kapal induk USA dan 1 torpedo ke kapal induk Cina ...... terjadilah perang beneran !!!
smoga cepetan terjadi Amrik vs China

Unknown said...

Izin bertanya, berapa buah baterai NASSAMS 2 yang dibeli Indonesia untuk tahun anggaran 2020-2024? Dan 1 baterai NASSAMS 2 yang dibeli Indonesia ada berapa buah mobil peluncur? Mohon infonya ya. Trims...

Anonymous said...


betul bung jagarin, cina ceroboh dan bodoh unjuk militer gagah2an di tiga front. Gagah2 tersebut tidak akan membuat ciut negara-negara sekitar karena secara hitung-hitungan cina bakal berdarah-darah.

yang ditakutkan cuma kalo ada rudal nuklir yang nyasar ke negara-negara tersebut.

setuju, perang tidak akan terjadi. cina tidak akan berani menderita

isan said...

Jika ingin kedamaian maka harus siap berperang. Jika pertahanan kita cukup memadai maka negara lain akan berpikir 2 kali untuk menyerang. Jika negara tsb mempunyai budget yang rendah maka contohlah korea utara, mereka mempunyai 2 senjata strategis yang membuat negara lain berpikir 2 kali untuk menyerang yaitu nuklir dan rudal. Jika budgetnya banyak maka contohlah cina, cina mengalokasikan banyak pembelanjaannya untuk militer. Dan kini terbukti alasan kenapa cina menaikkan belanja militernya dan membangun kekuatan militer yg sgt masiv dekade ini. India yg mempunyai dispute wilayah perbatasan dgn cina menurut saya kurang melakukan antisipasi thd musuh regionalnya shg baru2 ini mereka panik dan langsung melakukan pembelian alutsista siap perang ke Rusia. Belajar dari kondisi yg ada, Indonesia yg mempunyai lokasi strategis dan sumber daya alam yg melimpah buat perang tidak akan biaa menghindar dari peperangan walau kita senetral apapun. Jika pertahanan kita lemah maka Indonesia akan menjadi negara potensial utk dikuasai.

Air force said...

Paling tidak kalau ada yang mulai intip-intip Natuna dan ternyata ada "satpamnya" bisa mengurungkan niatnya.. Semoga satpam nya segera sadar diperkuat pentungan dan tameng yg bisa utk membela diri.. PKR martadinata class nambah 10 unit gtu biar PT.PAL dapat lebih ahli membuat kapal perang ini plus TNI AL makin gahar

Poeras said...

Maksudnya mungkin yg lain unjuk keluaran, Kita cukup banyak berdoa saja, alias tahu diri, sambil harap2 cemas. Efek telat MEF

Unknown said...

Semua berawal dari doktrin "Indonesia aman dari konflik untuk sekian puluh tahun ke depan"... "Musuh masuk baru kita gebuk"... Sehingga akhirnya Indonesia pun santai, berleha-leha dan tidak serius membangun kekuatan militer dari zaman orde baru. Dana riset untuk industri pertahanan yang kurang mendapat perhatian, tidak membangun industri pendukung dari hulu ke hilir yang mengakibatkan Indonesia masih bergantung pada komponen luar negeri. Apa sebenarnya yang salah pada Indonesia? Bukankah kita merdeka 4 tahun lebih dulu dari Cina? Tapi lihat sekarang lompatan teknologi Cina jauh di atas Indonesia. Para pemegang kebijakan memang dasarnya dari dulu tidak serius dan konsisten, belum lagi kasus korupsi yang mendarah daging di negeri ini. Wajar banyak orang yang pesimis Indonesia kelak bisa mandiri.

Unknown said...

Ditambah lagi pengadaan ALUTSISTA yang bertele-tele dan kebanyakan drama, jadilah doktrin pertahanan kita "SEDIA PAYUNG SETELAH BANJIR". Telat telat dan telat...

andy malang said...

China ini ibarat preman pasar

Anonymous said...

Prabowo Bertemu Wamenhan Rusia, Ini yang Dibahas
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
NEWS 24 June 2020 11:33

Menteri Pertahanan H. Prabowo Subianto memimpin Upacara Pelantikan, Pengangkatan Sumpah dan Serah Terima Jabatan (Sertijab) Rektor Universitas Pertahanan (Unhan), Rabu (15/4) di Aula Bhineka Tunggal Ika Kementerian Pertahanan, Jakarta. (twitter @Kemhan_RI)
Foto: Menteri Pertahanan H. Prabowo Subianto memimpin Upacara Pelantikan, Pengangkatan Sumpah dan Serah Terima Jabatan (Sertijab) Rektor Universitas Pertahanan (Unhan), Rabu (15/4) di Aula Bhineka Tunggal Ika Kementerian Pertahanan, Jakarta. (twitter @Kemhan_RI)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto mengadakan pembicaraan dengan Wakil Menteri Pertahanan Rusia Kolonel Jenderal Alexander Fomin di Rusia, Selasa (23/6/2020). Hal itu terjadi setelah sebelumnya Prabowo dikabarkan melakukan kunjungan ke Rusia.
"Selama pembicaraan, kedua pihak membahas masalah kerja sama militer dan teknis-militer dan menyatakan minat bersama untuk semakin memperkuat kerja sama bilateral di bidang ini," jelas Kementerian Pertahanan Federasi Rusia melalui pernyataan di websitenya dikutip Rabu (24/6/2020).



Baca: Prabowo Temui Wamenhan Rusia di Moskow, Bahas Sukhoi Su-35?
"Pertemuan itu diadakan dalam suasana yang bersahabat."

Lebih lanjut, lembaga itu mengatakan bahwa Prabowo akan hadir sebagai tamu terhormat pada perayaan yang didedikasikan untuk peringatan 75 tahun Kemenangan dalam Perang Patriotik Hebat tahun 1941-1945.

Kunjungan tersebut merupakan yang pertama selepas pandemi COVID-19 mulai menghantam dunia beberapa waktu lalu. Sebelumnya, pada awal tahun, Prabowo telah menemui Menhan Rusia Sergey Shoygu di kantor Kemenhan Rusia, Moskow.

Shoygu mengatakan pertemuan dengan Prabowo bermakna penting karena berlangsung jelang 70 tahun usia hubungan diplomasi antara Rusia dan Indonesia. Tidak hanya itu, Shoygu menyebut Kemenhan Rusia siap berpartisipasi dalam peringatan HUT ke-75 Proklamasi Kemerdekaan RI yang jatuh pada 17 Agustus 2020.

"Kementerian Pertahanan Rusia siap berpartisipasi dalam perayaan itu," ujarnya ketika itu.

Dalam pertemuan, kedua pihak mengutarakan keinginan untuk meningkatkan kerja sama bilateral, termasuk dari sisi militer. Shoygu pun berharap penandatanganan kemitraan strategis antara Rusia dan Indonesia dapat ditandatangani tahun ini.

"Kami memandang Indonesia sebagai salah satu partner penting Rusia di kawasan Asia Pasifik. Interaksi antara kedua negara dibangun berdasarkan persahabatan dan saling percaya. Kami mencatat hal itu merupakan prasyarat untuk membawa hubungan bilateral kedua negara ke level kemitraan strategis," kata Shoygu.

Sebagai tanggapan, Prabowo mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan Shoygu. Ia pun menyebut Indonesia ingin terus meningkatkan hubungan dengan Rusia.

Baca: Saat Luhut & Prabowo Bahas Rare Earth yang Jadi Rebutan Dunia
Setelah itu, kabar perihal rencana pembelian 11 unit Sukhoi Su-35 senilai US$ 1,14 miliar mencuat. Namun kelanjutan rencana tak terdengar kala Covid-19 jadi pandemi global.

Namun di akhir Mei, via laman stasiun televisi milik Kementerian Pertahanan Rusia, Zvezda, Rosoboronexport (perwakilan negara untuk ekspor/impor produk dan teknologi pertahanan Rusia) merilis informasi terkait Sukhoi Su-35.

Perusahaan itu meyakinkan mampu memenuhi kebutuhan Indonesia akan pesawat tempur multiguna tersebut. Tidak hanya itu, Rosoboronexport menjanjikan siap memenuhi apapun permintaan Indonesia terkait Sukhoi Su-35.

"Kami yakini ini adalah pilihan terbaik untuk meningkatkan kemampuan tempur angkatan udara Indonesia," tulis Rosoboronexport seperti dikutip Zvezda awal Juni ini.

Dalam pemberitaan itu, Rosoboronexport turut menyinggung Amerika Serikat (AS). Menurut mereka, upaya AS menekan negara-negara lain, termasuk Indonesia, untuk membatalkan akuisisi Sukhoi Su-35 tidak dapat diterima dan merupakan "manifestasi dari kompetisi yang tidak adil".

... Xixixixixixixi 😁

Anonymous said...

...yang dibutuhkan oleh Indonesia adalah 2 Heavy Figther, yaitu;

1. Heavy Figther untuk pertempuran jarak DEKAT

2. Heavy Figther untuk pertempuran jarak JAUH















... Xixixixixixixi 😁

Anonymous said...

...untuk Heavy Figther jarak dekat tentu akan mengutamakan Manuver yang GILA dan BERBAHAYA bagi musuh

dan

...untuk Heavy Figther jarak jauh tentu akan mengutamakan STEALHT, radar AESA dan data LINK untuk berbagi kepada kawanan...dimana letak gerombolan musuh berada













... Xixixixixixixi 😁

BELAJAR BAHASA said...

info menarik

Unknown said...

ada juga info menarik. pernah baca baru baru ini ketika bpk prabowo ke rusia. ada tulisan mengenai pembelian su 35. katanya harga yg disetujui 1.1 tapi ini juga ada berita pembelian pesawat seharga 15. mungkin ada para pembaca atau bung jagarin bisa release infonya

Anonymous said...

... US$ 1,1 Milyar sama dengan ± Rp 15,6 Trilyun kalau Rupiahnya = 14.200

ini kemungkinan beli 11 unit Su-35 Flanker E dengan FULL COMBAT dan juga Mesin Cadangan

atau bisa juga

memang belinya lebih dari 11 unit mengingat harga sebenarnya 1 unit Su-35 Flanker E itu dibawah Rp 1 Trilyun / unit












... Xixixixixixixi 😁

Anonymous said...

Semoga belinya full 1 squadron (16 biji). Kali aja diskon kan jadi harganya masuk budget 15,6 triliun

Jagarin Pane said...

Hahaahaaa, iya benerπŸ™‚πŸ™‚

Unknown said...

Sekutu as tdk bodoh.ikut as berperang dgn cina.krn as itu merasa paling sok kuasai stlh berperang klu pun menang.krn perang ini hnya menguntungkan as.menyingkirkan cina dr persaingan global.belajar lagi tong

Unknown said...

As itu bagaikan rampok berjubah militer