Apa yang menarik selama tiga bulan terakhir ini jika kita berbicara tentang alutsista TNI. Jawabnya adalah semakin terang benderangnya jenis kelamin alutsista yang dipakaikan pada uniform Tentara Nasional Indonesia untuk menuju keperkasaan yang dipersyaratkan sebagai pengawal NKRI.
Dengan kerja keras dan kerja cerdas Kemhan dan TNI selama setahun ini - tentu saja dengan payung regulasi Undang-Undang – persemaian bibit alutsista mulai bertunas dan memberikan spirit bagi pengawal republik untuk melaksanakan tugasnya dengan percaya diri karena hasilnya adalah terciptanya ruang harga diri dan martabat bangsa untuk tidak diremehkan lagi oleh jiran pongah yang merasa lebih kuat dan hebat.
Ya, TNI dan Kemhan saat ini sedang menyemai dan menabur ‘sperma’ alutsista di segala tempat untuk sebuah tekad yang sudah dikumandangkan Menhan Purnomo, menghasilkan sosok dan postur TNI yang gagah perkasa dengan persenjataan lengkap dan modern. Beberapa contoh persemaian alutsista yang sudah diteken dan atau dicanangkan antara lain:
· Sign Kerjasama PAL dengan Schelde Belanda untuk membuat light fregat PKR sebanyak 10 unit
· Pengadaan 27 unit Kapal Cepat Rudal dengan galangan kapal dalam negeri
· Pembelian rudal C802 dari China untuk 27 unit KCR dan 15 Korvet Parchim
· Pengadaan 8 unit Kapal Cepat Trimaran dilengkapi rudal C705
· Pengadaan 11 Kapal Landing Ship Tank di PT PAL
· Tambahan 6 unit Sukhoi untuk melengkapi menjadi 1 skuadron (16 unit)
· Sign kontrak untuk persenjataan / rudal Sukhoi
· Up grade kemampuan tempur 4 Sukhoi eksisting batch 1
· Sign jual beli 16 unit pesawat tempur Super Tucano dari Brazil
· Pengadaan 16 unit pesawat tempur latih Yak130 dari Rusia
· Hibah seperempat harga 24 unit pesawat tempur F16 second dari AS
· Pembelian 6 pesawat tempur F16 gress dari AS
· Upgrade 10 pesawat tempur F16 eksisting
· Beli 2 Boeing dari Garuda untuk pesawat intai strategis
· Produksi 2000 rudal Pindad-Lapan jarak jangkau 150 km
· Pasang 5 radar Thales di Saumlaki, Timika, Merauke, Singkawang, Morotai
· Pengadaan 2 kapal selam dari Rusia
· Produksi bersama 4 kapal selam antara PAL dengan Jerman atau Kosel
· Pembelian tahap I 22 tank tempur modern dari Korea Selatan, opsi 100 unit
· Kerjasama produksi Pindad-Korsel membuat panser Canon sebanyak 50 unit
· Pengadaan 100 rudal Hanud jarak sedang pengganti S75
· Pengadaan 16 unit pesawat tempur SU35 BM pengganti F5E
· Pengadaan 12 unit pesawat Hercules second
· Penyelesaian Up grade 9 unit pesawat Hercules
· Pengadaan 6 unit pesawat angkut sedang C17J Spartan dari Italia
· Pengadaan 12 unit Helikopter EC725Cougar dari Perancis
· Penyelesaian kontrak 3 unit Helikopter Super Puma dengan PT DI
· Sign Kontrak pembuatan 28 Heli tempur Bell untuk Penerbad
· Pengadaan 12 unit UAV Fixed Wing
· Pengadaan 12 unit UAV Rotary Wing
· Pembelian lanjutan 1000 rudal panggul QW3 untuk Marinir dan Paskhas
· Produksi lanjutan Panser angkut personil (APC) Pindad
Dengan anggaran belanja khusus alutsista sebesar 150 trilyun rupiah yang sudah disetujui berama antara Pemerintah dan DPR untuk masa 5 tahun ke depan sangat diniscayakan akan menghasilkan panen raya alutsista mulai tahun 2011 dan puncaknya tahun 2014. Sementara pada bulan Nopember ini kita sedang menunggu kedatangan 17 tank amphibi BMP-3F dari Rusia dan berencana akan menambah lagi inventory BMP-3F sampai mencapai 100 unit.
Nah, agar proses menuju panen raya alutsista ini dapat berjalan sesuai harapan kita semua, perlu dilakukan penyemprotan terhadap hama-hama yang biasanya selalu ‘menemani’ jalannya proses tumbuh dan berkembangnya. Hama tanaman itu yang paling berat adalah tikus mark up dan wereng makelar yang selalu berupaya agar pengambil keputusan mengikuti kehendak si hama tadi.
Meskipun begitu kita meyakini (tak baik berburuk sangka) bahwa segala hal yang berkaitan menuju panen raya tadi akan berjalan sesuai tracknya sehingga pada tahun 2014 kekuatan minimum essential force dapat kita peluk dengan bangga sembari mengatakan kepda anak kandung kita TNI : Kamu sudah besar nak, kamu sekarang sudah perkasa, jalankan tugasmu dengan lugas. Jagalah ibu pertiwi dengan bangga karena itu adalah kewajibanmu.
Kemudian si anak kandung tadi berbisik pada ibu pertiwi sebelum pergi bertugas: Jangan lupa dengan kesejahteraan ananda ya Bu. Bukankah alutsista ini dibeli dengan harga mahal, dan itu mestinya juga setara dengan kesejahteraan ananda. Bukankah begitu Ibu pertiwi ?
*****
Jagvane
No comments:
Post a Comment