Thursday, October 2, 2025

Korelasi Martabat Diplomasi Dan Kehormatan Militer

Sidang Majelis Umum PBB di New York AS tanggal 23 September 2025 dan rangkaian kegiatan didalamnya memperlihatkan kemampuan martabat diplomasi Indonesia. Pidato Presiden Indonesia Prabowo Subianto tegas dan lugas menggema. Orasi dan materi yang dikumandangkan mampu membangunkan kesadaran bersama tentang hakekat perdamaian. Khususnya tentang perdamaian Palestina-Israel, pentingnya memperkuat PBB sebagai lembaga untuk perdamaian dan kesejahteraan. Dan ini yang paling menghentak orasinya : Might cannot be right. Right must be right. Yang kuat tidak bisa selalu benar. Yang benar harus benar. Kalimat adrenalin ini diyakini mampu "menampar bathin" dua pemimpin arogan dunia, AS dan Israel. Sekaligus sebagai peluntur merasa paling benar.

Kita bisa saksikan berkali-kali para delegasi Sidang Umum PBB memberikan applause untuk Presiden Indonesia. Bahkan Presiden AS Donald Trump dalam pertemuan khusus dengan 8 pemimpin negara Arab dan Muslim menyampaikan pujian dan hormat pada Prabowo. Para pemimpin dunia pun angkat topi dan salut dengan isi pidato dan orasi Presiden kita. Raja Yordania memeluk Prabowo yang juga sahabat karibnya. Termasuk pidato PM Israel yang meyakini akan ada titik terang dari pidato Presiden Indonesia. Kehadiran Presiden Indonesia di forum tertinggi PBB menjadi sebuah misi diplomatik yang sukses dan menguatkan martabat Indonesia di mata dunia.

Lima Oktober 2025, TNI berulang tahun yang ke 80. Pencapaian usia sebilangan ini adalah salah satu evidence kehormatan militer yang mampu mengawal dan menjamin eksistensi Republik Indonesia. Kehormatan militer yang lain adalah tingkat kepercayaan rakyat Indonesia kepada institusi TNI adalah yang tertinggi bersama Presiden. Ini adalah hasil penelitian beberapa lembaga survey sepanjang tahun 2025. Kehormatan militer yang tidak kalah penting adalah kesediaan pemerintah dan DPR bersama komponen civil society lainnya untuk berinvestasi pertahanan, dalam rangka mengembangkuatkan TNI. 

Investasi pertahanan bersama pembangunan ekonomi kesejahteraan adalah dua sisi mata uang, satu kesatuan. Sebuah sinergitas yang harus seiring sejalan. Kondisi geopolitik dunia saat ini dan ke depan serta luasnya teritori yang harus dilindungi, mengharuskan Indonesia memperkuat pertahanan. Negeri kepulauan ini sangat strategis dan kaya dengan sumber daya alam. Potensi konflik masa depan salah satunya adalah memperebutkan sumber daya alam yang terbatas. Oleh karena itu investasi pertahanan negeri dengan 286 juta penduduk ini harus dipercepat. Untuk menjamin keberlangsungan pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesejahteraan dan eksistensi negara.

Kepemimpinan Presiden Prabowo saat ini dalam sudut pandang kita adalah tepat waktu dan tepat manfaat. Korelasinya adalah ketegasan dalam format leadership dan orasi. Kredit poinnya adalah keberanian untuk membongkar praktik-praktik korupsi raksasa. Korupsi skala trilyunan berhasil diungkap terang benderang. Kemudian kemampuannya melakukan diplomasi perdamaian di Sidang Umum PBB menjadi kebanggaan kita bersama. Lihatlah perkembangan terakhir di Gaza, sudah menampakkan titik terang perdamaian. Trump dan Netanyahu secara tersirat akhirnya mengikuti peta jalan perdamaian yang dikumandangkan Prabowo bersama Presiden Perancis dan Raja Arab Saudi. Solusi terbaik adalah dua negara Palestina dan Israel yang berdampingan damai. Semoga.

Di tengah dinamika kondisi geopolitik saat ini dan ke depan yang sulit diprediksi, Prabowo hadir untuk memimpin republik kepulauan terbesar ini. Sejak menjadi Menteri Pertahanan visi dan misi besarnya untuk mengembangkuatkan postur tentara Indonesia terlihat menggebu. Mengapa sampai menggebu, karena selama ini harus kita akui perkuatan alutsista TNI ternyata belum memenuhi persyaratan minimal. Lima belas tahun kita perkuat TNI sejak tahun 2010 hanya untuk memenuhi kriteria pencapaian minimum essential force. Dan saat ini sebagai Presiden, Prabowo sedang berupaya mempercepat pertumbuhan investasi kekuatan pertahanan dengan program extra ordinary. Untuk menuju kekuatan militer yang proporsional dan setara dengan luasnya teritori Indonesia. Termasuk menambah seratusan batalyon TNI dan menguatkan Komponen Cadangan (Komcad) sebagai bagian dari pertahanan semesta.

Maka dalam minggu-minggu ke depan, bulan dan tahun berikutnya kita akan melihat kedatangan berbagai jenis alutsista untuk TNI. Seperti tambahan 6 jet latih tempur T50i dari Korsel dan 2 pesawat angkut berat A400M dari Spanyol bulan depan. Kemudian kedatangan bertahap 42 jet tempur Rafale dari Perancis awal tahun depan. KRI Prabu Siliwangi 321 dari Italia akan tiba Desember tahun ini. Ada juga kapal selam mini tanpa awak dan kapal perang LHD rancangan  PT PAL, pembangunan 2 kapal perang frigate merah putih oleh PT PAL dan pembangunan 2 kapal selam Scorpene di PT PAL kerjasama dengan Perancis. Yang lagi ramai dibahas rencana akuisisi kapal induk Italia Giuseppe Giribaldi. Penetapan anggarannra sudah turun dari Bappenas. Kemarin baru saja diresmikan kapal perang baru jenis kapal cepat rudal KRI Belati 622 produksi galangan kapal swasta nasional. Kapal ini sudah full armament dengan combat management system, meriam Leonardo dan persenjataan rudal Atmaca. Tumben komplit, biasanya FFBNW (fit for but not with).

TNI AD  sedang menunggu kedatangan 22 helikopter Black Hawk dari AS, dan pengiriman lanjutan rudal balistik KHAN dari Turkiye. Dari negerinya Erdogan ini kita akan menerima dalam jumlah besar berbagai jenis alutsista yaitu rudal anti kapal Atmaca, rudal surface to air Hisar (Trisula), rudal jelajah Cakir, drone Anka, drone Bayraktar, 2 fregat Istif Class, dan 2 kapal cepat rudal. Dari Jerman akan datang kapal hydro oceanography KRI Canopus 936. Juga 13 radar GCI dari Thales Perancis dan 12 radar GCI dari Retia Ceko. Kedua jenis radar ini bisa saling sinergitas dan menguatkan dalam manajemen interoperability. Dengan begitu blank spot sudah  tertutup. Seluruh teritori udara kita sudah tercover dan terintegrasi.

Investasi pertahanan memang memerlukan anggaran sangat besar dan multi year. Namun anggaran besar ini bukan untuk belanja habis pakai atau belanja konsumtif (cost/expense).Tetapi menjadi aset strategis pertahanan yang masa manfaatnya bisa mencapai puluhan tahun. Contohnya 3 kapal perang Fatahillah Class yang dibeli tahun 1980 dari Belanda masih aktif sampai sekarang. Salah satu tujuan berinvestasi pertahanan adalah untuk menguatkan marwah dan kehormatan militer kita. TNI yang profesional harus memiliki alutsista teknologi terkini yang terintegrasi dalam manajemen pertempuran modern network centric warfare. Inilah kehormatan militer yang sesungguhnya. TNI yang kuat dan disegani diniscayakan mampu menguatkan marwah diplomasi politik luar negeri kita yang bebas aktif dan dinamis. 

Martabat diplomasi sebuah negara bagaimanapun sangat berkorelasi dengan postur kekuatan militer dan kekuatan ekonomi yang dimiliki. Sudah banyak contohnya. Kemampuan Indonesia menguatkan martabat diplomasi dan politik luar negeri merupakan prestasi dan prestize. Sejalan dengan itu perkuatan militer kita adalah untuk menguatkan bargaining harga diri bangsa dalam dinamika diplomasi. Seperti potensi konflik Ambalat dan Laut China Selatan. Dalam dinamika diplomasi dan kehormatan militer berlaku cara pandang sederhana : Tampilan wajah diri boleh berseri dengan narasi, diskusi, orasi dan persuasi mencari solusi. Namun semua itu harus ditopang dengan adrenalin, tubuh atletis dan kemampuan bela diri. Ini yang disebut gagah dan simpatik. Korelasi martabat diplomasi dan kehormatan militer kita adalah seperti ini. Dirgahayu Tentara Nasional Indonesia. Selamat berulang tahun yang ke 80. TNI Prima-TNI Rakyat-Indonesia Maju.

****

Jagarin Pane / 2 Oktober 2025

3 comments:

Pusing pusing said...

Jalur diplomasi memang sejak era bung Hata dan kawan kawan mahasiswa di Belanda memang jagonya karena merekalah saksi mata apa yg sedang terjadi di dunia internasional soal arti sebuah negara arti sebuah demokrasi arti sebuah negara kerajaan serta arti membina hubungan kenegaraan. Dari merekalah akhirnya ditemukan sebuah negara demokrasi yg cocok utk wilayah nusantara yg sedang dijajah koloni Belanda. Dari merekalah akhirnya ditemukan bahwa ternyata sebuah diplomasi itu sangat penting artinya sebagai solusi jitu mengatasi konflik yaitu diplomasi lebih berarti daripada hanya sekedar angkat senjata. Diplomasi juga bisa berperan sebagai win win solution bagi kedua pihak yg sedang konflik. Saat bung Hatta dan kawan kawannya di Belanda itu memang sedang menimba ilmu sebuah negara ilmu sebuah politik, disanalah mereja digodok hingga matang sehingga akhirnya mereka jadi paham arti sebuah diplomasi arti sebuah negara merdeka arti sebuah partai politik arti sebuah kerajaan arti sebuah demokrasi arti sebuah komunisme. Dari sejarah inilah, maka sebaiknya Indonesia sekarang maupun masa mendatang harus menjaga supaya tetap jago diplomasi di tingkat internasional.

Pusing pusing said...

Ada berita terbaru dari Italy bahwa Fremm Italy Navy batch 2 akan menjual bekas pakai 2 unit Fremm yaitu versi ASW 1 unit dan versi general purpose 1 unit yg masibg masing ditawarkan seharga USD 352 juta saja. Batch 1 Frem bekas pakai Italy Navy sudah dibeli oleh Yunani Navy. Sebaiknya Kemhan RI dan TNIAL membatalkan pembelian kapal induk bekas pakai Italy Navy dan diganti dgn pembelian Fremm bekas pakai Italy Navy batch 2 aja. Kenapa? Sama sama bekas tapi Fremm bekas pake Italy Navy ini masih muda belum tua tua amat masih operasional di Italy Navy sedang kapal induk bekas pakai Italy Navy sudah berumur 40th dan sudah dipensiunkan. Kalo soal biaya perbaikan dan perawatan 2 unit Fremm bekas pakai ini tentu masih lebih murah daripada perawatan dan perbaikan kapal induk tua yg sudah pensiun. Fremm bekas pakai ini masih operasional di Italy Navy sehingga bila jadi dibeli oleh TNIAL hanya tinggal meneruskan saja perawatan dan perbaikan rutin sesuai jadwal perawatan dan perbaikan di buku manual pabrik. Tidak perlu upgrade perangkat elektronik maupun senjata yg ada di kapal Fremm bekas pakai ini. Beda dgn kapal induk bekas yg udah pensiun, namanya sudahvpensiun kalo mau dihidupkan lagi pasti butuh perbaikan sana sini lalu butuh upgrade perangkat elektronik canggih yg sesuai dgn jaman sekarang karena teknologi kapal induk tua itu era 80an.

Pusing pusing said...

Jet tempur baru Rafale TNIAU yg dibeli sebanyak 42 unit dari Perancis seberulnya adalah pengganti armada jet Hawk 200 dan hawk 109 TNIAU. Utk F16 series TNIAU yg senanyak 33 unit + armada SU 27 dan SU 30 TNIAU yg sebanyak 16 unit bisa diganti dgn jet tempur baru gen 4,5 KF21 Boromae sebanyak 48 unit dgn catatan KF21 TNIAU ini harus dirakit di PT DI. Tujuannya adalah untuk terus mendukung proyek baru KF 21 gen 5 dan supaya Indonesia juga diikut sertakan dalam proyek baru tersebut sehingga masa depan jet tempur TNIAU gen 5 ada 2 yaitu KAAN Turkey dan KF21 gen 5 Korsel.