Air Fueling 2 Sukhoi milik TNI AU |
Ini menarik karena tanggal 3 September 2011 yang lalu Dirjen Rencana Pertahanan Kemhan Marsekal Muda Bonggas S. Silaen mempublikasikan berita bahwa 6 jet tempur Sukhoi Su27/30 segera datang akhir tahun ini yang sudah dilengkapi dengan persenjataan dan avioniknya. Biasanya proses dan kontrak pengadaan alutsista strategis selalu dikumandangkan dengan transparan misalnya proses pengadaan 16 pesawat Super Tucano dari Brazil dan 16 pesawat T-50 Golden Eagle dari Korsel. Juga proses pengadaan hibah 24 F16 dari AS yang kemudian belakangan berkembang bahwa jumlah hibahnya menjadi 30 unit termasuk upgradenya menjadi blok 52.
Demikian juga dengan alutsista jenis lain seperti pengadaan batch 2 tank amphibi BMP3F dari Rusia sebanyak 56 unit, pengadaan kapal cepat rudal, kapal trimaran, kapal LST, LPD oleh industri alutsista dalam negeri, instalasi rudal yakhont dan C802 jelas proses dan waktu penampakannya. Begitupun ada juga yang tak terpantau penampakan prosesnya tahu-tahu sudah datang di gerbang pangkalan TNI, menjadi kenyataan yang menyenangkan. Misalnya kedatangan 3 heli serbu jenis Mi35 dari Rusia dan yang terakhir kedatangan 6 Heli angkut kapasitas besar jenis Mi17 juga dari Rusia tahu-tahu sudah sampai di Pondok Cabe.
Kalaupun memang yang datang itu wujud pesawatnya akhir tahun ini patut kita sambut gembira karena itu berarti dalam waktu yang singkat pengadaan batch 3 jet tempur Sukhoi sejumlah 6 unit dapat terealisir cepat. Meskipun begitu jika yang terjadi kemudian adalah sign pengadaan 6 Sukhoi (bukan kedatangan barangnya) kita juga tak perlu sewot karena filosofi dari setiap statemen petinggi kemhan dan petinggi TNI tidak harus ditelan bulat-bulat. Ingat statemen Menhan Purnomo beberapa waktu lalu yang sempat membuat jiran sebelah tak tidur nyenyak. Menhan bilang bahwa TNI AU akan diperkuat dengan 180 Sukhoi untuk melengkapi 10 Skuadron tempur yang masing-masing terdiri dari 18 jet tempur. Berita ini menjadi headline news di media regional, running tex TV3 Malaysia sempat menayangkan pemberitaan itu yang tentu saja menghebohkan forum militer negeri itu.
Kondisi terkini sampai tahun 2014 yang memungkinkan kita memiliki 10 skuadron tempur itu bisa dipilah dengan kehadiran 2 Skuadron Sukhoi (32 unit), 3 Skuadron F16 (40 unit), 1 skuadron T-50 (16 unit), 1 skuadron Super Tucano (16 unit), 1 skuadron F5E (12 unit) dan 2 skuadron Hawk 100/200 (36 unit). Ini yang paling realistis. Nah setelah tahun 2014 bisa saja F5E diganti dengan keluarga Sukhoi terbaru atau penambahan skuadron tempur baru sampai mencapai 15-18 skuadron untuk menampung kedatangan minimal 50 jet tempur KFX produksi bersama Indonesia-Korea tahun 2018 serta jet tempur jenis lain. Bukankah TNI AU juga berminat dengan jet tempur Typhoon atau bahkan jet tempur F35 sebagaimana disampaikan oleh KSAU Marsekal TNI Imam Sufaat di beberapa media baru-baru ini.
Sejatinya memang tak perlu secara lugas dipublikasikan dan dipertontonkan pengadaan alutsista TNI terutama yang berkaitan dengan jumlah dan spesifikasi teknis termasuk jenis persenjataan berkualifikasi strategis. Ini bagian dari aura rahasia dan strategi militer yang perlu dijaga auratnya, transparan oke tapi jangan telanjang dong. Makanya pernyataan Dirjen Ranahan Kemhan tentang pengadaan 6 Sukhoi itu harus dilihat dalam konteks perspektif dan prediksi. Artinya kita pasti akan menambah 6 Sukhoi untuk melengkapi jet tempur Sukhoi yang berjumlah 10 unit saat ini menjadi 1 skuadron (16 unit). Tentang kapan datangnya atau kapan kontraknya biarlah waktu nanti yang akan menjawabnya. Yang terpenting dari semua ini kita menyambut hangat setiap kedatangan alutsista baru TNI yang dalam bulan-bulan dan tahun-tahun mendatang dipastikan akan panen raya alutsista. TNI telah ”berbuka puasa”, kita ucapkan selamat menikmati menu alutsista baru.
*******
Jagvane / 05 September 2011
No comments:
Post a Comment