Monday, November 25, 2019

Menyemai Asa Industri Pertahanan

Presiden Jokowi Senin tanggal 25 Nopember 2019 bertemu dengan sejumlah ilmuwan Indonesia yang sedang menimba riset dan teknologi di Korsel. Jokowi ke Korsel dalam rangka KTT ASEAN-Korsel.
Ratusan ilmuwan Indonesia bergabung dalam proyek teknologi jet tempur KFX/IFX dan pembuatan kapal selam Nagapasa Class di Korsel. Kedua proyek militer ini strategis, sangat prestisius dan sedang berada dalam paruh waktu perjalanannya.
Proyek transfer teknologi pembuatan kapal selam sudah dimulai sejak tahun 2013. Indonesia mengirim 113 ilmuwan ke Korsel. Saat ini sudah berhasil dibangun 3 kapal selam, dua di Korsel dan satu yang terakhir di PT PAL Surabaya.
KRI Nagapasa 403, produk transfer teknologi
Sekarang ini dan dalam waktu enam tahun ke depan dibangun lagi tiga kapal selam jenis yang sama sebagai kelanjutan "kuliah" transfer teknologi. Dengan itu diharapkan tahun 2025 nanti kita sudah dapat menguasai teknologi canggih pembuatan kapal selam.
Saat ini PT PAL sedang meng overhaul kapal selam KRI Cakra 401 sebagai bagian dari implementasi transfer teknologi. Selama ini kapal selam kita kalau mau di overhaul dibawa ke Jerman atau Korsel. Nah sekarang cukup di PT PAL saja.
Proyek strategis dan prestisius lainnya adalah pembangunan jet tempur gen 4.5 KFX/IFX. Kita mengirim banyak ilmuwan untuk program ini. Program strategis ini sudah dimulai sembilan tahun lalu dan diharapkan tujuh tahun kedepan sudah menghasilkan produk jet tempur.
Dalam proyek ini Indonesia urunan sebesar 20% dari nilai keseluruhan program US$ 8 milyar. Sayangnya dalam perjalanan pengembangan jet tempur ini kita menunggak iuran wajib tahunan. Saat ini Kemhan sedang mengkaji ulang. Kita berharap kerjasama akan berlanjut terus. Sudah lebih separuh jalan dan juga sudah keluar duit banyak. PT DI juga sudah mempersiapkan semuanya.
Kemarin baru saja diuji luncur Roket R-Han 122b produk Pindad dan kendaraan peluncurnya. Sukses. Semuanya produk dalam negeri. Belum lama berselang juga sudah diuji endurance produk kebanggaan Pindad lainnya yaitu Tank Harimau. Sukses.
KRI Clurit 641, kapal cepat rudal produk industri pertahanan nasional
Sekarang sudah dimulai produksi massal tank Harimau pesanan TNI AD. Selain itu Pindad juga sudah memproduksi lebih 300 unit Panser Anoa. Roket R-Han dan kendaraan peluncurnya segera diproduksi massal. Luar biasa.
PT PAL saat ini sedang mengerjakan proyek 3 kapal cepat rudal (KCR), 1 kapal jenis LPD rumah sakit dan upgrade KRI Malahayati 362. Jika overhaul KRI Cakra 401 selesai dilanjut dengan pembuatan kapal selam batch2 Nagapasa Class. Jadwalnya begitu padat dan ketat. Belum lagi jika proyek kapal perusak PKR berlanjut.
Sementara berbagai galangan kapal swasta nasional juga ikut kecipratan rezeki APBN Kemenhan. Ada yang buat kapal perang jenis LST, ada yang kebagian kapal patroli cepat, kapal logistik BCM, kapal Bakamla, KAL dan lain-lain. Semuanya sumringah.
Jadi apa yang diperintahkan Presiden Jokowi kepada Menhan Prabowo agar perolehan alutsista menomorsatukan produk industri pertahanan dalam negeri sejatinya sudah dan sedang berjalan.
Jika proyek jet tempur KFX/IFX dan kapal selam Nagapasa Class sukses maka lengkaplah berbagai jenis produk alutsista kita. Dan itu diharapkan bisa dicapai pertengahan dekade mendatang. Luar biasa.
Persemaian asa industri pertahanan kita sudah menghijau dimana-mana. Kebanggaan ini harus terus dikawal dengan amanah, istiqomah dan fathonah. Semangat bangga terhadap produk dalam negeri. Bahwa kita sudah bisa buat panser, tank, roket, rudal, kapal perang, kapal selam, jet tempur. Benar-benar membanggakan.
****

Solo 25 Nopember 2019
Jagarin Pane