Thursday, July 11, 2019

Menggelar AYA dan AYU Di Bulan Yang Sama


Seiring dengan terus berdatangannya berbagai jenis alutsista TNI berkualitas, maka tuntutan untuk melakukan uji hebat dan uji canggih dilakukan secara berjenjang di semua matra TNI. Puncaknya adalah menggelar unjuk kerja latihan untuk setiap matra, dan puncak dari semua aktivitas itu adalah menggelar latihan gabungan TNI.

Pekan kedua dan ketiga bulan Juli ini dua matra TNI menggelar latihan militer skala besar di masing-masing matra di Jawa Timur. Angkatan laut menggelar kekuatannya  di Laut Jawa dengan serial Armada Jaya (AYA) yang sudah memasuki jilid ke 37. Sementara Angkatan Udara punya acara dengan waktu relatif sama, menggelar simulasi Angkasa Yudha (AYU) di Madiun, Malang dan Lumajang.

Semua puncak latihan internal matra TNI dilakukan setahun sekali. Untuk latihan gabungan TNI dengan model interoperability skala besar biasanya dilakukan 4 tahun sekali. Ini tidak termasuk latihan PPRC (Pasukan Pemukul Reaksi Cepat) yang waktunya sesuai kebutuhan di lapangan.  Jadi bisa setahun sekali bisa setahun dua kali dan seterusnya.
F16, alutsista strategis yang dimiliki Indonesia
Saat TNI AL sedang melakukan berbagai simulasi pertempuran laut dengan kekuatan puluhan KRI berbagai jenis dan ribuan prajurit Marinir.  Hari-hari ini terlihat kesibukan yang luar biasa di pangkalan utama TNI AL di Surabaya untuk embarkasi pasukan dan alutsista. Sementara lokasi latihan tempur ada di laut Jawa dan berakhir di pantai Situbondo.

Sementara itu TNI AU mengerahkan seluruh kekuatannya untuk AYU 2019. Ada jet tempur Sukhoi SU27/30, ada F16, ada Hawk, T50 dan Super Tucaco bersama dengan ribuan prajurit Paskhas dan sejumlah alutsista lain seperti radar, rudal, bom dll.  Ada 7 skadron tempur yang dilibatkan dalam Angkasa Yudha 2019. Rute latihan dari markas besar Iswahyudi AFB kemudian ada Abdul Rahman Saleh AFB dan area latihan tempur Lumajang.

Simulasi pertempuran pada hakekatnya adalah menguji kesiapan pasukan dan alutsista dengan berbagai model yang disiapkan. Untuk Armada Jaya, ada simulasi pertempuran laut antar kapal perang, anti serangan udara, anti kapal selam dan berakhir dengan serbuan pantai oleh pasukan Marinir.

Angkasa Yudha juga menampilkan pertempuran udara, misalnya antara F16 dan Hawk, Sukhoi dan F16, pengeboman bertubi-tubi, perebutan Air Force Base dan penerjunan pasukan. Yang menarik untuk kedua simulasi pertempuran laut dan udara kali ini adalah menggunakan metode dua pihak saling mengendalikan. Jadi seperti pertempuran yang sesungguhnya.

KRI Nagapasa 403, kapal selam terbaru Indonesia
Model interoperabilty berguna untuk saling koordinasi sekaligus menghindari friendly fire atar sesama pasukan. Termasuk juga model perang elektronika dan cyber army yang menjadi ciri khas pertempuran modern. Kurikulum latihan seperti ini mutlak harus kita kuasai karena kunci kemenangan pertempuran modern adalah asupan gizi intelijen dengan kekuatan teknologi pertempuran yang dimiliki.

Kapal-kapal perang yang kita miliki  sudah menyesuaikan dengan teknologi persenjataan yang modern, misalnya KRI Raden Eddy Martadinata 331 dan KRI I Gusti Ngurah Rai 332.  Tiga Kapal selam terbaru yang kita miliki juga sudah memiliki kualitas persenjataan dan teknologi pertempuran modern yang memadai.

Empat jet tempur Sukhoi SU27 dan Sukhoi SU30 yang dibeli pada era Presiden Megawati sudah diupgrade setara dengan adik kelasnya. 15 Jet latih tempur T50 sedang diupgrade dengan memasang radar tempurnya sehingga nantinya berubah menjadi fighter FA50. 10 Jet tempur F16 blok 15 sedang dalam tahap peningkatan kemampuan tempur.

Maka menggelar AYA dan AYU setiap tahun adalah dalam rangka menguji alutsista baru untuk dapat diketahui keunggulan teknologinya, daya tahannya dan kesiapan satuan tempur yang mengoperasikannya. Simulasi pertempuran sejatinya adalah pertempuran itu sendiri yang diskenariokan sebagai bagian dari unjuk kekuatan untuk percaya diri.

Ke depan ini dengan semakin banyaknya alutsista baru yang canggih berdatangan, tuntutan untuk mensinergikan berbagai jenis alutsista itu dalam satu model sinergitas interoperability mutlak diperlukan. Kesiapan itu sudah diperlihatkan melalui simulasi AYA dan AYU dan akan terus disempurnakan dalam tahun-tahun mendatang.

****
Jakarta, 11 Juli 2019
Jagarin Pane